Oleh:
1. Prayoga Surya
NIM 2007035944
2. Alvina Nathasya Putri
NIM 2007026250
Menyetujui
1
Gambar 2 Proses Pencetakan Arang Briket Manual
Ditinjau dari segi efisiensi bisa dibilang masih sangat kurang dengan proses
manual tersebut, Proses pencetakan hingga pembentukan briket masih yang
terbilang sederhana akan tetapi membutuhkan banyak tenaga kerja dan proses
waktu yang lama. Agar dalam proses pencetakan briket ini tidak membutuhkan
banyak tenaga dan waktu yang terbilang lama, maka salah satu alternatifnya
adalah dengan menciptakan sebuah alat bantu mesin pecetak arang briket otomatis
dengan menggunakan Screw extruder yang dapat dioperasikan oleh masyarakat
dengan harapan dapat meningkatkan produktifitas, mempersingkat waktu
pencetakan briket serta dapat dikembangkan oleh pelaku usaha mikro kecil
menengah itu sendiri. Mesin pencetak arang briket dapat dilihat pada gambar 3.
Gambar 3 Mesin
2
3. Tujuan
Tujuan yang ingin dicapai dalam pembuatan Mesin Pencetak Briket Dengan
Pemotong Otomatis ini adalah:
1. Membuat mesin pencetak briket dari tempurung kelapa dengan ukuran
5cm x 5cm x 5cm (Dery dan Azan, 2022).
2. Memperoleh mesin pencetak briket dari tempurung kelapa dengan
pemotong otomatis (Dery dan Azan, 2022).
4. Manfaat
Adapun Manfaat dari hasil pembuatan mesin pencetak briket dari tempurung
kelapa adalah sebagai berikut:
1. Mahasiswa dapat menerapkan ilmu yang sudah diperoleh selama kuliah
dan melatih keterampilan dalam proses produksi.
2. Sebagai prototype mesin yang dapat dikembangkan bagi masyarakat yang
memproduksi briket dari tempurung kelapa.
5. Batasan Masalah
Adapun batasan masalah dalam pembuatan mesin pencetak briket dari
tempurung kelapa ini adalah sebagai beriku:
1. Kapasitas mesin yang akan dibuat yaitu : 10Kg/jam (Dery dan Azan,
2022)
2. Membuat ukuran briket dengan dimensi yaitu : 5cm x 5cm x 5cm.
3. Bahan yang digunakan untuk briket yaitu : tempurung kelapa, tepung
kanji, perekat.
4. Anggaran biaya yang diperlukan dalam pembuatan mesin pencetak arang
briket dari tempurung kelapa
6. Tinjauan Pustaka
6.1 Tempurung kelapa
3
Tempurung kelapa merupakan limbah padat dari hasil olahan kelapa yang
telah diambil daging kelapa untuk mendapatkan santan (coconut milk).
Tempurung kelapa pada umumnya digunakan untuk bahan bakar, keperluan
rumah tangga atau souvenir (Bambang, 2021).
Tempurung kelapa memiliki sifat difusi termal yang baik dibandingkan
dengan bahan lain seperti kayu sehingga menjadikannya memiliki peluang besar
sebagai bahan bakar pengganti. Kualitas tempurung kelapa yang baik adalah yang
tua dan kering. Karena itu dilakukan proses pengeringan (penjemuran). Indikasi
tempurung kelapa tua ditunjukkan oleh warna tempurung itu sendiri.
6.2 Pengenalan Arang
Arang adalah residu hitam berisi karbon tidak murni yang dihasilkan dengan
menghilangkan kandungan air dan komponen volatil dari hewan dan tumbuhan.
Arang umumnya didapatkan dengan memanaskan kayu, gula, tulang dan benda
lain. Arang yang hitam, ringan, mudah hancur,dan menyerupai batu bara ini terdiri
dari 85% sampai 98% karbon, sisanya adalah abu atau benda kimia lainnya.
Pada umumnya arang digunakan sebagai pengganti mesiu, kini arang
banyak dimanfaatkan untuk dijadikan bahan media gambar, seni rupa dan
sebagainya. Sebagian besar masyarakat umumnya menggunakan arang untuk
memasak sehari- hari, pemakaian arang juga dapat merusak pada kesehatan
karena karbon monoksida yang dihasilkan (Fadhillah dkk, 2022). Arang dapat
dilihat pada gambar 4.
4
Gambar 4 Arang.
Arang merupakan bahan padat yang berpori dan merupakan hasil
pembakaran dari bahan yang mengandung unsur karbon. Sebagian besar dari pori-
porinya masih tertutup dengan hidrokarbon dan senyawa organic lainnya (Balai
Penelitian dan Pengembangan Industri, 1984).
Berdasarkan bahan baku yang digunakan maka arang dapat dibedakan
menjadi:
1. Arang tumbuh-tumbuhan (vegetable charcoal), mengandung 60%
karbon.
2. Arang tempurung kelapa (coconut charcoal), mengandung 80% karbon.
3. Arang gula (sugar charcoal), didapatkan dari hasil penyulingan gula.
4. Arang kayu (wood charcoal), mengandung 80% karbon.
5. Arang tulang (animal charcoal), didapatkan dari pembakaran atau
penyulingan tulang hewan.
6. Arang batu bara (coses) diperoleh dari pembakaran batu bara.
7. Arang minyak bumi (furnace black) didapatkan dari hasil pembakaran
minyak bumi pada kapur parbrik.
Secara umum ciri-ciri arang yang baik adalah bewarna hitam, tidak
mengandung kotoran, bila dipatahkan maka bekas patahannya akan mengkilat,
bila dijatuhkan pada benda keras akan bordering, dan bila dibakar tidak cepat
habis serta menyemburkan api bewarna biru (Naibaho, 1991).
5
Peristiwa terbentuknya arang dapat terjadi dengan cara memanasi secara
langsung terhadap bahan berkarbon didalam timbunan, kilen,oven, atau diudara
terbuka. Untuk menghasilkan arang umumnya bahan baku dipanaskan dengan
suhu diatas 500 C. Faktor yang berpengaruh terhadap proses karbonisasi adalah
kecepatan pemanasan dan tekanan. Pemanasan yang cepat sukar untuk mengamati
tahapan karbonisasi yang terjadi dan rendemen arang yang dihasilkan dan
rendemen arang yang dihasilkan rendah. Sedangkan pemakaian tekanan yang
tinggi akan mampu meningkatkan rendemen arang (Hendra, 1999 dalam Mastarin
2002).
Salah satu jenis arang yaitu arang tempurung kelapa, arang ini berbahan
dasar tempurung kelapa. Pemanfaatan arang tempurung kelapa ini termasuk cukup
strategis sebagai sektor usaha. Hal ini karena jarang masyarakat yang
memanfaatkan tempurung kelapanya. Selain dimanfaatkan dengan dibakar
langsung, tempurung kelapa dapat dijadikan sebagai bahan dasar briket arang.
Tempurung kelapa yang akan dijadikan arang harus dari kelapa yang tua,
karena lebih padat dan kandungan airnya lebih sedikit dibandingkan dari kelapa
yang masih muda. Harga jual arang tempurung kelapa terbilang cukup tinggi.
Karena selain berkualitas tinggi, untuk mendapatkan tempurung kelapanya juga
terbilang sulit dan harganya cukup mahal.
6.3 Briket
Briket adalah sumber energi yang berasal dari biomassa yang dapat
digunakan sebagai energi alternatif pengganti, minyak bumi, minyak gas, batu
bara, dan energi lainnya yang berasal dari fosil. Briket dapat dibuat dari bahan
baku yang banyak kita temukan dalam kehidupan sehari-hari seperti tempurung
kelapa, sekam padi, arang sekam, serbuk kayu (serbuk gergaji), bongkol jagung ,
dan lain sebagainya.
6
Pembuatan briket dilakukan dengan proses penekanan atau pemadatan yang
bertujuan untuk meningkatkan nilai kalor persatuan luas dari suatu biomassa yang
akan digunakan sebagai energi alternatif, sehingga dengan ukuran biomassa yang
relatif kecil akan dihasilkan energi yang besar. Selain itu bentuk biomassa menjadi
lebih seragam , sehingga akan lebih mudah dalam proses penyimpanan dan
pendistribusian (Fadhilla dkk, 2022). Briket arang dapat dilihat pada gambar 5.
7
alami dan segar, serta kurangnya abu dan tahan lama. Adapun kelebihan lain dari
briket adalah briket lebih tahan lama waktu simpannya bila disbanding dengan
arang biasa (Pari, 2002).
8
kurang penting. Tapi setelah melalui pengalaman dan praktek yang banyak dan
waktu yang lama, maka sekarang penggunaan proses proses pengelasan dan
penggunaan konstruksi-konstruksi las merupakan hal yang umum di semua negara
di dunia, terwujudnya standar-standar teknik pengelasan akan membantu
memperluas ruang lingkup pemakaian sambungan las dan memperbesar ukuran
bangunan konstruksi yang dapat dilas. Dengan kemajuan yang dicapai saat ini,
teknologi las memegang peranan penting dalam masyarakat industri modern,
dalam pengelasan ada beberapa tipe atau cara seperti SMAW, GMAW, SAW,
FRICTION WELDING, dan LAER WELDING (Burhanudin, 2014).
Sambungan las adalah pertemuan dua tepi atau permukaan benda yang
disambung dengan proses pengelasan. Jenis sambungan tergantung pada faktor-
faktor seperti ukuran dan profil batang yang bertemu di sambungan, jenis
pembebanan, besarnya luas sambungan yang tersedia untuk pengelasan, dan biaya
relatif dari berbagai jenis las. Sambungan las terdiri dari lima jenis dasar dengan
berbagai macam variasi dan kombinasi yang banyak jumlahnya. Kelima jenis
dasar ini adalah sambungan sebidang (butt), lewatan (lap), tegak (T), sudut, dan
sisi. Jenis-jenis sambungan las dapat dilihat pada gambar 7.
9
Motor listrik adalah alat untuk mengubah energi listrik menjadi energi
mekanik. Begitu dengan sebaliknya yaitu alat untuk mengubah energi mekanik
menjadi energi listrik yang biasanya disebut dengan generator atau dynamo. Pada
motor listrik yang tenaga listrik diubah menjadi tenaga mekanik. Menurut sumber
tegangan yang digunakan , motor listrik dapat dibedakan menjadi dua, yaitu motor
listrik AC dan DC (Bagia Nyoman dan Parsa Made, 2018).
Dalam memahami sebuah motor, penting untuk mengerti apa yang
dimaksud dengan beban motor listrik. Beban mengacu kepada keluaran tenaga
putar/torsi sesuai dengan kecepatan yang dibutuhkan. Beban umumnya dapat
dikategorikan kedalam tiga kelompok, yaitu:
10
Rumus dan cara menghitung daya motor listrik sebagai berikut:
a. Rumus Daya Motor Listrik jika diketahui Torsi (T) dan
Kecepatan Sinkron (Ns) motor.
P = (T x Ns) / 5252
Keterangan:
P = Daya (HP)
T = Torsi (Nm)
Ns = Kecepatan Motor Listrik ( RPM)
5252 = Nilai konstanta (ketetapan) untuk daya motor dalam
satuan HP
11
V = Tegangan Listrik (V)
I = Arus Listrik (A)
Cos ᵠ = Faktor Daya
6.6 Poros
Poros adalah suatu bagian stasioner yang beputar, biasanya berpenampang
bulat dimana terpasang elemen-elemen seperti roda gigi (gear), pully, flywheel,
engkol, sprocket dan elemen pemindah lainnya. Poros bisa menerima beban
lenturan, beban tarikan, beban tekan atau beban puntiran yang bekerja sendiri-
sendiri atau berupa gabungan satu dengan lainnya (Akbar, 2012). Atau dengan
12
kata lain, poros adalah komponen alat mekanis yang mentransmisikan gerak
berputar dan daya. Poros merupakan salah satu bagian terpenting dari mesin.
Hampir semua mesin meneruskan tenaga bersama-sama dengan putaran.
Poros merupakan salah satu bagian yang terpenting dari setiap mesin.
Hampir semua mesin meneruskan tenaga bersama-sama dengan putaran. Peranan
utama dalam transmisi seperti itu dipegang oleh poros (Sularso dan Suga
Kiyokatsu, 2004). Daya instan yang ditransmisikan poros adalah hasil perkalian
torsi T dengan kecepatan sudut ω (ω dalam radian per satuan waktu). Poros 2D
dapat dilihat pada gambar 9.
Gambar 9 Poros
a. Poros Transmisi
Poros transmisi merupakan poros yang mengalami pembebanan puntir
(torsi), pembebanan lentur murni maupun kombinasi dari pembebanan
torsi dengan lentur.
b. Poros Spindel
13
Poros spindle adalah poros transmisi yang memiliki dimensi lebih
pendek dengan pembebanan puntir saja, contohnya pada mesin
perkakas.
c. Poros Gandar
Poros gandar merupakan poros yang tidak berputar dengan kata lain
yang berputar adalah rodanya yang biasa kita jumpai pada roda kereta
api (Fredy dkk, 2009).
14
tegangan bila diameter poros diperkecil (poros bertangga) atau bila
ada poros mempunyai alur pasak harus diperhatikan. Sebuah poros
harus direncaanakan hingga cukup kuat untuk menahan beban diatas.
b. Kekakuan poros
Meskipun sebuah poros mempunyai kekuatan yang cukup tetapi jika
lenturan atau defleksi puntirnya terlalu besar akan mengakibatkan
ketidaktelitian (pada mesin perkakas) atau getaran dan suara
(misalnya pada turbin dan kotak roda gigi).
c. Putaran kritis
Bila putaran suatu mesin dinaikkan pada suatu harga putaran tertentu
dapat terjadi getaran yang luar biasa besarnya. Putaran ini disebut
putaran kritis. Hal ini dapat terjadi pada turbin, motor torak, motor
listrik, dan sebagainya serta dapat mengakibatkan kerusakan pada
bagian-bagian lainnya sehingga poros harus direncanakan rupa
hingga putaran kerjanya lebih rendah dari putaran kritisnya.
d. Korosi
Apabila terjadi kontak langsung antara poros dengan fluida korosif
maka dapat mengakibatkan korosi pada poros tersebut, misalnya
propeller shaft pada pompa air. Oleh karena itu pemilian bahan-
bahan poros (plastik) dari bahan yang tahan korosi perlu mendapat
prioritas utama.
e. Bahan poros
Poros untuk mesin umum biasanya dibuat dari baja batang yang
ditarik dingin dan difinis, baja karbon konstruksi mesin (disebut
bahan S-C) yang dihasilkan dari ingot yang di“kill” (baja yang
15
dideoksidasikan dengan ferrosilicon dan dicor; kadar karbon
terjamin).
Poros yang dipakai untuk meneruskan putaran tinggi dan beban berat
umumnya dibuat dari baja paduan dengan pengerasan kulit yang sangat tahan
terhadap keausan. Beberapa diantaranya adalah baja khrom nikel, baja khrom,
dan sebagainya namun pemakaian baja khusus tidak selalu dianjurkan jika
alasannya hanya putaran tinggi dan beban berat (Hamnashri, 2020).
16
Gambar 10 Pulley dan V-belt
Keuntungan dari mesin yang menggunakan pulley dan v-belt ini adalah tidak
menimbulkan suara berisik, biaya perawatan yang relatif lebih murah
dibandingkan dengan penggerak yang menggunakan gear dan rantai, sedangkan
kerugian yaitu tenaga yang dihasilkan tidak begitu kuat seperti menggunakan
transmisi dengan roda gigi. v-belt terbuat dari karet yang dirancang sedemikian
rupa hingga penampang membentuk trapezium (Haris, 2021).
17
6.8 Screw Conveyor
Screw conveyor merupakan salah satu elemen terpenting dari rancangan
mesin pencetak briket. Screw conveyor meneruskan adonan briket menuju
pencetak dan pemotong (Dery dan Azan, 2022).
Definisi dari Screw conveyor ini merupakan salah satu jenis alat pemindah
bahan yang berbentuk ulir dan berfungsi memindahkan material curah serta dapat
pula untuk mencampurkan, memampatkan material yang dipindahkan dengan
merubah tipe ulir. Bagian utamanya adalah poros yang dilengkapi screw yang
berputar dalam casing, poros tersebut dapat berputar dikarnakan tenaga dari motor
yang terletak pada sisi luar casing. Alat ini pada dasarnya berbentuk mirip sekrup
(Abdul, 2018). Screw conveyor dapat dilihat pada Gambar 11
18
Kelendutan yang terjadi dapat menyebabkan getaran pada mesin. Untuk
menunjang kinerja mesin screw conveyor pemilihan bantalan sangat mendukung
sekali sehingga memperoleh umur mesin yang lebih Panjang (Arian dkk, 2020).
b. Ribbon Screw
Digunakan untuk memindahkan material yang sifatnya lengket
dan menggumpal. Seperti terlihat pada gambar 13
19
Gambar 13 Ribbon Screw
20
6.8.2 Perbedaan Vertical dan Horizontal Screw Conveyor
Perbedaan yang ada pada vertical screw dan Horizontal screw
conveyor adalah:
a. Casingnya berbentuk silindris dengan alat pengumpat dibagian
bawah dan tempat pengeluaran material dibagian atas.
b. Tidak ada intermediate bearing.
c. Jarak pemindahannya lebih pendek.
d. Gaya aksial lebih besar karena semua bagian vertical yang
berputar merupakan gaya aksial yang harus diterima oleh
bantalan aksial (Farid, 2014).
7. Metodologi
Pada bab ini akan dibahas secara detail mengenai perencanaan dan
pembuatan alat, secara keseluruhan proses pembuatan dan penyelesaian proyek
akhir ini. digambarkan dalam diagram alir dapat dilihat pada gambar 14 dibawah
ini.
21
Tidak
Pembuatan Komponen
Mulai k
Mesin
Pengukuran Dimensi
Komponen Mesin
Studi Literatur
Apakah Mesin
Dapat Berfungsi?
Perencanaan Proses
Pembuatan Mesin Ya
Simpulan
Selesai
22
Perencanaan alat, seperti dilaksanakannya pembuatan rangka, screw
conveyor, hopper, cover screw conveyor, cover output, dudukan pisau pemotong
dengan proses pengelasan dan permesinan, poros dibuat dengan proses
pembubutan. Lalu dilakukannya pengukuran dimensi dengan cara mengukur sudut
pada rangka dan juga komponen lainnya.
Dan setelah melaksanakan pengukuran dimensi maka selanjutnya melakukan
perakitan pada setiap komponen yang telah dibuat, setelah itu lakukan pengujian
pada mesin yang telah selesai dirakit dan jika mesin tidak berjalan sesuai dengan
perencanaan maka lakukan pengecekan pada dimensi setiap komponen yang telah
dibuat.
8.2.1 Alat
Adapun alat yang digunakan pada proyek akhir ini dapat dilihat pada
tabel 1.
Tabel 1 Alat
23
1 Mesin Bubut Mesin Bubut Universal
Type G.P.W.Z 350
Voltage : 220V
24
5 Mesin Bor Model : RYU 16mm
Volt : 220V
Ukuran : 16mm
25
8.2.2 Bahan
Adapun bahan yang digunakan pada proyek akhir ini dapat dilihat pada
tabel 2
Tabel 2 Bahan
26
4 Pillow Block Pillow Block Bearing
Bearing UCP203 Diameter
25,4mm
27
7 Motor DC Daya : ½ Hp
1400 Rpm
220V
50Hz
8 Elektroda 6013
Diameter : 2,6mm
9. Jadwal Kegiatan
28
Mengurus Surat Izin
2 Peminjaman Lab
3 Beli Bahan
4 Pembuatan Rangka
5 Pembuatan Hopper
Pembuatan Poros
6 dan Screw Press
Pembuatan Cover
7 Screw Press
Perakitan komponen
8 yang sudah siap
Pengujian Alat
9 Pencetak Briket
10 Selesai
11 Kesimpulan
10. Biaya
Untuk kelancaran dalam proses dan hasil penelitian ini memerlukan biaya
pada peralatan dan bahan yang dapat di lampirkan pada tabel 4 dibawah.
Tabel 4 Biaya Proyek Akhir
NO Nama Komponen Unit Harga Satuan Harga
1 Besi Siku 2 Btg Rp.148.000 Rp.296.000
2 Besi As Poros 1 Btg Rp.90.000 Rp.90.000
3 Pelat 2mm 1 Lembar Rp.780.000 Rp.780.000
4 Pulley 1 psg Rp.115.000 Rp.115.000
5 V-belt 1 Buah Rp.25.000 Rp.25.000
6 Besi Pipa 1 Buah Rp.400.000 Rp.400.000
7 Elektroda 1 Pack Rp.250.000 Rp.250.000
8 Pillow Bearing Blok 2 Buah Rp.60.000 Rp.120.000
9 Baut dan Mur 1 Bgks Rp.10.000 Rp.10.000
29
10 Motor 1 Unit Rp.1.500.000 Rp.1.500.000
Jumlah Rp.3.586.000
30
DAFTAR PUSTAKA
Hatami, A,. dan Perayoga, D. 2022. Rancangan Dan Simulasi Mesin Pencetak Briket
Dari Tempurung Kelapa. Politeknik Manufaktur Negeri Bangka Belitung.
Arisandi, D,. dan Novianti, F. 2022. Rancang Bangun Mesin Pencetak Arang.
Politeknik Manufaktur Negeri Bangka Belitung.
Lukum, H,. dan Arif, I. 2012. Briket Arang Dan Arang Aktif Dari Limbah Tongkol
Jagung. Jurusan pendidikan kimia, Universitas Negeri Gorontalo.
Iryana, B. 2014. Makalah Pengelasan SMAW. Jurusan Teknik Mesin, Institut Sains
dan Teknologi AKPRIND Yogyakarta.
Bagia, N., dan Parsa M. 2018. Motor-Motor Listrik. Kupang : CV.Rasi Terbit.
Sularso., & Suga, K. 2004. Dasar Perencanaan dan Pemilihan Elemen Mesin.
Jakarta: PT. Pradnya Paramita.
Rahman, A. 2017. Prototype Screw Conveyor Mesin Pendaur Ulang Pasir Cetak
10Ton/Jam. Fakultas teknik mesin, Universitas Muhammadiyah Jakarta.
Zakari, F. 2014. Analisa Reaksi Gaya Screw Conveyor Pada Rancang Bangun Mesin
Penggiling Beras Skala Rumah Tangga. Fakultas teknik mesin, Institut
Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya.