1. Wahyu
a. Apa yang kalian ketahui tentang wahyu? Sebutkan karakter wahyu yang ada didalam Al-Qur’an!
b. Menurut kalian, bagaimana proses turunnya Al-Qur’an? Sebutkan dan jelaskan beserta ayat Al-
Qur’an yang menerangkannya.
c. Mengapa nilai-nilai Islam harus ditransformasikan dalam kehidupan? Jelaskan!
2. Konsep Keberagaman Dalam Membangun Persatuan Umat
a. Mengapa terjadikeberagaman di Indonesia? Tolong jelaskan dari sisi historis keberagamaan!
b. Bagaimana cara membangun ukhuwah Islamiyyahdalam perbedaan berdasarkan Al-Qur’an surat al-
Hujarat ayat 10 dan hadits Bukhari? Yang diriwayatkan oleh Abdullah Ibn Umar yang isinya bahwa
sesuangguhnya seorang muslim bersaudara kepada sesama orang muslim, tidak boleh menganiayanya
dan tidak boleh dibiarkan dianiaya oleh orang lain dan siapa menyampaikan hajat saudaranya, niscaya
Allah menyampaikan hajatnya. Jelaskan dengan logika yang baik sesuai realita yang ada di sekitar
kalian!
c. Sebutkan dan jelaskan macam-macam ukhuwah Islamiyah!
d. Salah satu sikap yang bisa membantu tercapainya ukhuwah Islamiyyah adalah sikap toleransi. Apakah
yang kalian pahami tentang sikap toleransi, dan bagimana sikap toleransi terhadap sesama Muslim
dan non Muslim dalam kehidupan bermasyarakat, tolong jelaskan dengan logika yang baik!
3. Zakat
a . Apakah definisi zakat?
b. Sebutkan landasan hukum pelaksanaan zakat!
c. Sebutkan macam-macam zakat dan nishabnya!
d. Sebutkan ashnaf zakat!
e. Apakah tujuan dan hikmah zakat?
4 . Sejarah Peradapan Islam
a. Bagaimana kondisi masyarakat Makkah saat datangnya Islam?
b. Tulis dengan ringkas nama kedua orangtua Rasulullah SAW, nama paman, nama kakek, ibu
persusuan, isteri-isteri nabi, dan anak-anak Rasulullah SAW!
FM-UDINUS-BM-04-15/R0
c. Kapan nabidiangkat menjadi Rasul (sebutkan tahun dan usia Rasulullah SAW), berapa lama dakwah
di Makkah, tahun berapa Rasulullah hijrah ke Madinah, dan berapa lama Rasulullah di Madinah
sampai beliau meninggal?
5. Pajak
a. Sebutkan dasar hukum pengertian pajak menurut Undang-undang Republik Indonesia!
b. Apakah arti istilah-istilah perpajakan dibawah ini:
> Wajib pajak
> Self assessment
> Objek pajak
> Official assessment
> Withholding system
c. Sebutkan sumber-sumber pendapatan negara pada masa Rasulullah!
NIM : B11.2021.07426
JAWAB :
1. WAHYU
a. Wahyu dalam konteks Islam merujuk pada komunikasi ilahi yang diberikan oleh Allah kepada Nabi
Muhammad melalui Malaikat Jibril . Wahyu adalah cara Allah menyampaikan petunjuk, perintah, dan
pengetahuan-Nya kepada manusia. Al-Qur'an, kitab suci dalam Islam, adalah hasil dari wahyu ini yang
disampaikan secara bertahap kepada Nabi Muhammad selama periode 23 tahun.
b. Proses turunnya AI-Qur'an, yaitu pengungkapan wahyu kepada Nabi Muhammad, terjadi selama
periode 23 tahun. Proses ini melibatkan interaksi antara Allah dan Nabi Muhammad melalui Malaikat
Jibril. Berikut adalah beberapa ayat Al-Qur'an yang menjelaskan proses turunnya wahyu:
1. Surah Al-Qadr (Ayat 1):
"Inna anzalnahu fee laylatil qadr." (Sesungguhnya Kami telah menurunkannya (Al-Qur'an) pada
malam Al-Qadr.)
Ayat ini menjelaskan bahwa AI-Qur'an diturunkan pada malam Al-Qadr (malam kemulian) secara
keseluruhan.
2. Surah Al-Isra' (Ayat 106):
"Dan (Al-Qur'an) ini adalah suatu bacaan yang Kami turunkan dan perintahkan kepadamu
(Muhammad), bukanlah kamu mengetahuinya sebelumnya. Dan tidaklah kamu dan umatmu berhak
mendapat petuniuk kecuali sebagaimana Allah member petunjuk kepada orang yang telah (hidup)
sebelummu."
Ayat ini menggambarkan bahwa Al-Qur'an adalah wahyu baru yang diberikan kepada Nabi
Muhammad, bukan sesuatu yang telah diketahuinya sebelumnya. Hal in menekankan bahwa Nabi
Muhammad dan umatnya hanya akan mendapatkan petunjuk dari Allah sebagaimana petunjuk yang
diberikan kepada umat-umat sebelumnya.
3.Surah Al-Shura (Avat 51):
"Dan tidaklah mungkin bagi manusia (Muhammad) untuk berkata-kata (menerima wahyu) kepada
Allah, kecuali (melalui wahyu) wahyu (yang diterima) atau di balik hijab, atau dengan diutusnya
seorang utusan (Malaikat), lalu diwahyukan-Nya dengan seizin-Nya apa yang Dia kehendaki.
Sesungguhnya Dia Maha Tinggi lagi Maha Bijaksana."
Ayat ini menjelaskan bahwa manusia, termasuk Nabi Muhammad, tidak dapat berbicara langsung
kepada Allah, kecuali melalui wahyu yang diterima atau melalui perantara Malaikat. Wahyu tersebut
diberikan dengan seizin Allah sesuai dengan kehendak-Nya.
1. Surah Al-Najm (Ayat 3-4):
"Dan sungguh, (Muhammad) melihatnya (Jibril) di fuk yang terang. Dan dia (Muhammad) tidaklah
enggan dan tidak melampaui batas."
Avat ini merujuk pad penglihatan Nabi Muhammad terhadap Malaikat
Jibril ketika wahyu diterima. Penglihatan ini terjadi dalam keadaan sadar dan jelas, di mana Nabi
Muhammad melihat Malaikat Jibril di ufuk yang terang.
c. Nilai-nilai Islam harus ditransformasikan dalam kehidupan karena Islam adalah agama yang
mengajarkan panduan lengkap untuk kehidupan manusia. Islam tidak hanya berfokus pada ritual
ibadah semata, tetapi juga memberikan petunjuk tentang bagaimana mengatur hubungan dengan
Allah, dengan sesama manusia, dan dengan lingkungan sekitar.
Berikut adalah beberapa alasan mengapa nilai-nilai Islam harus ditransformasikan dalam kehidupan:
1. Panduan hidup yang komprehensif: Islam memberikan panduan tentang berbagai aspek
kehidupan, termasuk moralitas, etika, sosial, ekonomi, politik, dan lingkungan. Dengan menerapkan
nilai-nilai Islam, seseorang dapat menjalani kehidupan yang seimbang dan harmonis di semua
bidang.
2. Kesejahteraan individu dan masyarakat: Nilai-nilai Islam mendorong kebaikan, keadilan, kasih
sayang, kedermawanan, dan rasa tanggung jawab sosial. Dengan menginternalisasi dan
mengamalkan nilai-nilai ini, individu dapat mencapai kedamaian, kebahagiaan, dan kesejahteraan
diri sendiri, serta berkontribusi pada kesejahteraan masyarakat secara keseluruhan.
3. Memperkuat hubungan dengan Allah: Islam mengajarkan ketaatan kepada Allah dan membangun
hubungan yang kuat antara manusia dengan Sang Pencipta. Dengan mengamalkan nilai-nilai
seperti iman, tawakal (percaya sepenuhnya kepada Allah), dan ibadah yang ikhlas, seseorang dapat
memperkuat ikatan spiritual dengan Allah dan meraih kebahagiaan serta ketenangan batin.
4. Membentuk moralitas yang kuat: Islam mendorong perilaku yang jujur, adil, amanah, dan
berbelas kasih. Dengan mentransformasikan nilai-nilai ini dalam kehidupan sehari-hari, seseorang
dapat membangun karakter yang kuat dan bermoral. Hal ini membantu dalam membentuk individu
yang berintegritas tinggi dan masyarakat yang adil dan harmonis.
Dengan mentransformasikan nilai-nilai Islam dalam kehidupan sehari-hari, individu dan masyarakat
dapat mencapai keselarasan antara aspek spiritual dan materi, antara hubungan dengan Allah dan
hubungan dengan sesama manusia. Ini membawa manfaat tidak hanya bagi individu itu sendiri,
tetapi juga bagi masyarakat secara keseluruhan, menciptakan harmoni, kedamaian, dan kemajuan
dalam kehidupan bermasyarakat.
a. Keberagaman di Indonesia dapat dijelaskan dari sisi historis keberagamaan. Indonesia adalah
negara yang terdiri dari ribuan pulau dengan beragam suku, budaya, dan agama. Keberagaman
agama di Indonesia dimulai sejak zaman kerajaan Hindu-Buddha seperti Kutai, Majapahit, dan
Sriwijaya, diikuti oleh masuknya agama Islam pada abad ke-13 melalui perdagangan dengan dunia
Arab dan penyebaran Islam oleh pedagang dan ulama. Selanjutnya, agama-agama lain seperti
Kristen, Katolik, Hindu, dan Buddha masuk ke Indonesia melalui interaksi dengan bangsa-bangsa
kolonial Eropa seperti Portugis, Spanyol, Belanda, dan Inggris.
b. Untuk membangun ukhuwah Islamiyyah (persaudaraan Islami) dalam perbedaan, Al-Qur'an surat
Al-Hujurat ayat 10 dan hadits yang diriwayatkan oleh Abdullah Ibn Umar memberikan panduan
penting. Ayat dan hadits tersebut menekankan pentingnya saling menghormati, melindungi, dan
membantu sesama Muslim.
Dalam logika yang baik dan sesuai realita sekitar, ukhuwah Islamiyyah dapat dibangun dengan
memahami bahwa perbedaan adalah bagian alami dari kehidupan. Setiap individu memiliki keunikan
dan perbedaan dalam pemahaman, budaya, dan karakter. Namun, sebagai Muslim, kita diberi
tuntutan untuk melihat satu sama lain sebagai saudara seiman. Kita harus menghormati perbedaan
tersebut, tidak menganiaya sesama Muslim, dan siap membantu saat ada saudara yang
membutuhkan.
Membangun ukhuwah Islamiyyah juga melibatkan komunikasi yang baik dan pemahaman yang
mendalam tentang keyakinan, praktik, dan pandangan hidup sesama Muslim. Dalam konteks
masyarakat multikultural, penting untuk melihat keberagaman sebagai kekayaan yang memperkaya
kita, bukan sebagai pemisah atau sumber konflik.
1. Ukhuwah Iman (persaudaraan berdasarkan iman): Persatuan dalam keyakinan kepada Allah,
Nabi Muhammad sebagai rasul terakhir, dan ajaran-ajaran Islam.
2. Ukhuwah Islam (persaudaraan dalam Islam): Persatuan dalam menjalankan ibadah, menjaga
kesucian agama, dan memperjuangkan kepentingan umat Islam secara keseluruhan.
3. Ukhuwah Akhlak (persaudaraan berdasarkan akhlak): Persatuan dalam membangun akhlak yang
baik, saling menghormati, dan menjaga tata krama dalam berinteraksi.
4. Ukhuwah Ijtima'iyyah (persaudaraan sosial): Persatuan dalam membantu sesama Muslim dalam
hal kebutuhan sosial, ekonomi, dan kesejahteraan umum.
d. Sikap toleransi adalah sikap menghormati, menerima, dan menghargai perbedaan antara individu
atau kelompok dalam kehidupan bermasyarakat. Dalam konteks Muslim dan non-Muslim, sikap
toleransi melibatkan sikap saling menghormati kebebasan beragama, menghormati keyakinan dan
praktik agama yang berbeda, serta menjaga kedamaian dan kerukunan antarumat beragama.
Dalam kehidupan bermasyarakat, sikap toleransi terhadap sesama Muslim berarti menghormati
perbedaan dalam praktik ibadah, pemahaman, dan budaya. Ini melibatkan saling mendukung dan
membantu tanpa mengkritik atau memaksakan pandangan atau tindakan tertentu kepada orang lain.
Terhadap non-Muslim, sikap toleransi berarti memberikan ruang dan kebebasan beragama,
menghormati hak-hak mereka, dan menjaga hubungan yang harmonis. Ini termasuk menghindari
diskriminasi, pelecehan, atau kekerasan terhadap mereka berdasarkan agama atau keyakinan.
Sikap toleransi memperkuat ukhuwah Islamiyyah dan mendorong kerukunan antarumat beragama.
Dengan saling menghormati dan menghargai perbedaan, kita dapat membangun masyarakat yang
inklusif, adil, dan harmonis di mana setiap individu, terlepas dari agama mereka, dapat hidup dalam
kedamaian dan saling mendukung.
3.ZAKAT
a. Zakat adalah salah satu dari lima rukun Islam dan merupakan kewajiban bagi umat Muslim yang
mampu secara finansial. Secara harfiah, zakat berarti "pembersihan" atau "penyucian". Dalam
konteks zakat, itu mengacu pada memberikan sebagian harta yang telah mencapai nishab (batas
minimum) kepada golongan yang berhak menerimanya untuk tujuan kebaikan sosial dan spiritual.
b. Landasan hukum pelaksanaan zakat terdapat dalam Al-Qur'an dan hadits. Beberapa ayat dalam
Al-Qur'an yang mengatur tentang zakat antara lain Surah Al-Baqarah (ayat 43, 83, 110, 177), Surah
Al-Imran (ayat 92), dan Surah At-Tawbah (ayat 60). Hadits-hadits dari Nabi Muhammad juga
menjelaskan kewajiban dan aturan zakat, seperti hadits riwayat Bukhari dan Muslim.
d. Ashnaf zakat adalah kelompok atau golongan yang berhak menerima zakat. Terdapat delapan
ashnaf zakat yang diakui:
1. Fakir: Orang yang sangat miskin dan tidak memiliki cukup harta untuk memenuhi kebutuhan
dasarnya.
2. Miskin: Orang yang memiliki sedikit harta, tetapi tidak mencukupi kebutuhan hidupnya.
3. Amil: Orang yang ditugaskan untuk mengumpulkan, mengelola, dan mendistribusikan zakat.
4. Muallaf: Orang-orang non-Muslim yang berpotensi masuk Islam atau mereka yang baru saja
masuk Islam yang membutuhkan dukungan dan bantuan.
5. Hamba sahaya: Orang yang ingin memerdekakan dirinya dari perbudakan dengan membantu
membayar harga kemerdekaannya.
6. Gharimin: Orang yang memiliki hutang dan kesulitan melunasi utangnya.
7. Fisabilillah: Orang yang berjuang di jalan Allah, termasuk pejuang dalam perang atau
perjuangan lainnya yang bertujuan mempertahankan agama dan keadilan.
8. Ibnu Sabil: Musafir yang terjebak di tempat yang bukan tempat tinggalnya dan membutuhkan
bantuan untuk memenuhi kebutuhan dasarnya.
a. Saat datangnya Islam, kondisi masyarakat Makkah sangat dipengaruhi oleh praktik keagamaan
yang beragam, termasuk penyembahan berhala dan praktik-praktik penyembahan lainnya.
Masyarakat Makkah pada saat itu juga terbagi menjadi beberapa suku, seperti suku Quraisy yang
menjadi suku terkemuka di kota tersebut. Sistem sosial juga didasarkan pada hierarki sosial yang
didasarkan pada status keturunan dan kekayaan.
c. Nabi Muhammad diangkat menjadi Rasul pada tahun 610 Masehi ketika beliau berusia sekitar 40
tahun. Dakwah Nabi Muhammad di Makkah berlangsung selama 13 tahun, dari tahun 610 Masehi
hingga tahun 622 Masehi. Pada tahun 622 Masehi, Rasulullah hijrah ke Madinah dalam peristiwa
yang dikenal sebagai Hijrah. Nabi Muhammad tinggal di Madinah selama sekitar 10 tahun sampai
wafatnya pada tahun 632 Masehi.
5.PAJAK
Sumber-sumber pendapatan ini digunakan untuk membiayai pengeluaran negara, termasuk untuk
keperluan sosial, pembangunan, pertahanan, dan kesejahteraan umat.