Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH PENDIDIKAN AGAMA

“SYARAT-SYARAT AGAMA DAN CIRI-CIRI AGAMA

Dosen Pengapuh:

Muhammad Awaludin

Disusun oleh :
1.SENTIA SEPTIANI

2.SAZA SYIFA AULIYA

3.SISKA GUSTINA

4.RIPO ANDI SAPUTRA

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN SAPTA BAKTI BENGKULU

PRODI REKAM MEDIS DAN INFORMASI KESEHATAN


KATA PENGATAR
Segala puji bagi ALLAH SWT, yang telah memberikan rezeki yang berlimbah yang
berupa harta yang dititipkan kepada manusia sebagai amanah dimuka bumi.shalawat seta
salamsenantiasa tercurahkan kepada junjungan kita, Nabi Muhammad SAW manusia pilihan
yang telah menyampaikan wahyu kepada umatnya yang dapat menerangi kehidupan umat islam
hingga akhir zaman.

Penulisan makalah “SYARAT-SYARAT AGAMA DAN CIRI-CIRI AGAMA” ini


diajukan untuk memenuhi tugas kelompok pada mata kuliah pendidikan agama. Kami sebagai
penulis menyadari memiliki keterbatasan pengetahuan dan wawasan dalam menyusun kalimat,
atau tata bahasa dan ejaan yang dipakai dalam menyelesaikan makalah ini. Namun berkat
bantuan berbagai pihak, serta usaha kami dalam menulis akhirnya makalah ini bisa selesai tepat
waktu

Kami sebagai penulis meminta maaf apabila dalam penulisan makalah ini banyak
ditemukan berbagai kekurangan dan kelemahan, karena kesempurnaan itu adalah milik allah.
Oleh karena itu sumbangan,saran,keritik pendapat yang sehat dan membangun sangatlah kami
harapkan agar makalah ini menjadi hasil karya ilmiah yang baik.Tidak lupa pula kami mohon
ampunan kepada ALLAH SWT atas segala dosa yang pernah kami lakukan.
DARTAR ISI

HALAMAN JUDUL…………………………………………………… 1

KATA PENGANTAR…………………………………………………. 2

DAFTAR ISI…………………………………………………………… 3

BAB I PENDAHULUAN……………………………………………... 4

Latar belakang………………………………………………. 4

Rumusan masalah………………………………………….. 5

Tujuan penulisan…………………………………………… 5

BAB II PEMBAHASAN……………………………………………... 6

1.Arti Agama………………………………………………… 6

2.Syarat Agama…………………………………………….. 7

3.Ciri Agama………………………………………………… 7

BAB III PENUTUP…………………………………………………… 12

Simpulan…………………………………………………….. 12

Saran…………………………………………………………. 13

DAFTAR PUSTAKA………………………………………………… 14
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Sejarawan yang memiliki banyak pengalaman mempelajari agama telah menemukan bahwa
Islam berasal dari kota Madinah dan Mekah pada awal abad ke-7 Masehi. Islam dimulai sekitar
600 tahun setelah Kekristenan dan merupakan yang termuda dari semua agama besar yang
dipraktikkan saat ini.

Muslim memandang nabi seperti Yesus, Daud, Musa, Ibrahim, Nuh, dan Adam sebagai pencetus
Islam.Muhammad adalah tokoh penting Islam dan "pencetus" karena dialah yang mengaku telah
menerima visi malaikat yang mendorongnya untuk menulis Alquran. Yang paling penting dari
semua kitab suci Islam, Alquran dipandang sebagai kata-kata yang sudah ada sebelumnya dari
Allah yang diturunkan kepada Muhammad.

Secara khusus, agama didefinisikan sebagai suatu sistem keyakinan yang dianut dan tindakan-
tindakan yang diwujudkan oleh suatu kelompok atau masyarakat dalam menginterpretasi dan
memberi tanggapan terhadap apa yang dirasakan dan diyakini sebagai yang gaib dan suci.

agama Islam yang di mulai dari turunnya wahyu pertama pada tahun 610M yang diturunkan
kepada rasul yang terakhir yaitu Muhammad bin Abdullah di Gua Hira, (Arab Saudi) sampai
dengan sekarang.

Islam telah dikenal di Indonesia pada abad pertama Hijriyah atau 7 Masehi, meskipun dalam


frekuensi yang tidak terlalu besar hanya melalui perdagangan dengan para
pedagang muslim yang berlayar ke Indonesia untuk singgah untuk beberapa waktu. Pengenalan
Islam lebih intensif, khususnya di Semenanjung Melayu dan Nusantara, yang berlangsung
beberapa abad kemudian.
B. Rumusan Masalah

Dari latar belakang diatas dapat kami ambil rumusan masalahnya sebagai berikut :

1. Apa pengertian dengan agama ?

2. Jelaskan syarat-syarat agama ?

3. Jelaskan ciri-ciri agama ?

C. Tujuan Penulis

Setiap kegiatan pasti mempunyai tujuan yang hendak di capai, demikian juga yang
dilakukan oleh penyusun dalam pembuatan makalah ini. Adapun tujuan penulisan makalah
ini ialah :

1.untuk mengetahui pengertian agama

2.untuk mengetahui syarat-syarat agama

3.untuk mengetahui ciri-ciri agama


BAB II

PEMBAHASAN

1.PENGERTIAN AGAMA

Agama adalah sistem yang mengatur kepercayaan serta peribadatan kepada Tuhan Yang
Mahakuasa serta tata kaidah yang berhubungan dengan budaya, dan pandangan dunia yang
menghubungkan manusia dengan tatanan kehidupan. Banyak agama memiliki mitologi, simbol,
dan sejarah suci yang dimaksudkan untuk menjelaskan makna hidup dan asal-usul kehidupan
atau alam semesta. Dari keyakinan mereka tentang kosmos dan sifat manusia, orang-orang
memperoleh moralitas, etika, hukum agama, atau gaya hidup yang disukai. Menurut beberapa
perkiraan, ada sekitar 4.200 agama di dunia

Banyak agama yang mungkin telah mengorganisir perilaku, kependetaan, mendefinisikan


tentang apa yang merupakan kepatuhan atau keanggotaan, tempat-tempat suci, dan kitab suci.
Praktik agama juga dapat mencakup ritual, khotbah, peringatan atau pemujaan tuhan, dewa atau
dewi, pengorbanan, festival, pesta, trance, inisiasi, cara penguburan, pernikahan, meditasi, doa,
musik, seni, tari, atau aspek lain dari kebudayaan manusia. Agama juga mungkin mengandung
mitologi.[2]
Kata agama kadang-kadang digunakan bergantian dengan iman, sistem kepercayaan, atau
kadang-kadang mengatur tugas. Namun, menurut ahli sosiologi Émile Durkheim, agama berbeda
dari keyakinan pribadi karena merupakan "sesuatu yang nyata social”. Émile Durkheim juga
mengatakan bahwa agama adalah suatu sistem yang terpadu yang terdiri atas kepercayaan dan
praktik yang berhubungan dengan hal yang suci. Sebuah jajak pendapat global 2012 melaporkan
bahwa 59% dari populasi dunia mengidentifikasi diri sebagai beragama, dan 36% tidak
beragama, termasuk 13% yang ateis, dengan penurunan 9 persen pada keyakinan agama dari
tahun 2005.[5] Rata-rata, wanita lebih religius daripada laki-laki.[6] Beberapa orang mengikuti
beberapa agama atau beberapa prinsip-prinsip agama pada saat yang sama, terlepas dari apakah
atau tidak prinsip-prinsip agama mereka mengikuti cara tradisional yang memungkinkan untuk
terjadi unsur sinkretisme.
Dalam agama islam pokok utamanya ialah bahwa kita harus mengenal Allah, yakni kita
wajib percaya bahwasanya dialah tuhan yang sesungguhnya, dan tidak ada tuhan lain yang patut
disembah kecuali dia, Allah Yang Maha Pencipta Dialah yang mesti ada, Yang awal dan tiada
bermula dan yang akhir tiada berkesudahan,tiada sesuatupun yang menyerupai-Nya,Mahaesa
dalam ketuhanan-Nya,sifat-Nya maupun af’al (pekerjaan)Nya, yang maha hidup lagi berdiri
sendiri, Maha mendengar dan Maha Melihat, Mahakuasa atas segala sesuatu
Apabila berkehendak atas sesuatu, Dia hanya berkata, “jadilah!” maka jadilah apa yang
dikehendaki-Nya itu.Dan Dia pun bercakap-cakap,tidak bisu, serta terjauh dari sifat kekurangan.
Tegasnya, Allah itu maha sempurna, dan maha suci dia dari sifat-sifat tercela.
2.SYARAT-SYARAT AGAMA
Tapi sistem kepercayaan yang di yakini oleh umat, siapapun umatnya kalau dia memiliki
kepercayaan, maka itu di sebut agama Allah. Tetapi bagaimana kemudian, sebuah keyakinan itu
bisa menjadi agama, setidaknya ada 5 syarat :

1. Harus memiliki Tuhan yang di sembah. Kepercayaan bisa di katakan sebagai agama, Jika
kepercayan itu mempunyai Tuhan yang di sembah.
2. Harus memiliki Nabi
3. Harus memiliki Rasul
4. Harus memiliki kitab suci
5. Harus memiliki umat. Buat apa ada Tuhan, Nabi, Rasul, Kitab Suci, jika tidak ada umatnya.
Umat inilah yang kemudian menjadi salah satu juga penentu keyakinan sebagai agama.

3 . CIRI-CIRI AGAMA

1. Melanjutkan Tradisi Tauhid

Ajaran Islam sebenarnya telah ada sejak Nabi Adam, dilanjutkan oleh Nabi Nuh, Ibrahim, Daud,
Musa, Isa dan terakhir yang dibawa oleh Rasulullah Muhammad SAW. sampai sekarang ini. 

Rangkaian tersebut merupakan mata rantai sejarah yang membuktikan kesempurnaan Dinul
Islam yang diturunkan Allah untuk menguatkan tradisi tauhid, yaitu perintah untuk hanya
mengakui dan menyembah kepada-Nya.

Hal ini sebagaimana Firman Allah dalam Al-Qur'an Surat Al-Anbiyaa' ayat 25 sebagai berikut :

‫سو ٍل إِاَّل نُو ِح ٓى إِلَ ْي ِه أَنَّ ۥهُ ٓاَل إِ ٰلَهَ إِٓاَّل أَنَ ۠ا فَٱ ْعبُدُو ِن‬ َ ‫َو َمٓا أَ ْر‬
ُ ‫س ْلنَا ِمن قَ ْبلِ َك ِمن َّر‬

Artinya : "Dan Kami tidak mengutus seorang rasul pun sebelum kamu melainkan Kami
wahyukan kepadanya : "Bahwasanya tidak ada Tuhan (yang berhak) melainkan Aku, Maka
sembahlah olehmu sekalian akan Aku."

Dengan ajaran tauhid, manusia akan mendapatkan kebahagiaan di dunia maupun di akhirat,
karena tauhid merupakan tujuan utama dari Dinul Islam, sebagaimana do'a yang selalu kita
lantunkan setiap saat terutama setelah shalat, yaitu :

َ ‫سنَةً َوقِنَا َع َذ‬


‫اب ٱلنَّا ِر‬ َ ‫سنَةً َوفِى ٱ ْل َءا ِخ َر ِة َح‬
َ ‫َو ِم ْن ُهم َّمن يَقُو ُل َربَّنَٓا َءاتِنَا فِى ٱل ُّد ْنيَا َح‬

Artinya : "Ya Tuhan kami, berilah kami kebaikan di dunia maupun kebaikan di akhirat, serta
peliharalah kami dari siksa neraka." (QS. Al Baqarah : 201)

2. Menyempurnakan Agama yang Terdahulu


Dalam sejarah jauh sebelum Islam datang, di bumi ini sudah terdapat beragam agama dengan
macam-macam kitab sucinya, yang pada dasarnya terbagi menjadi 2 jenis agama, yaitu Agama
Samawi (Agama Langit) yang datangnya dari suatu kekuatan ghaib, dan Agama Ardhi
(Agama Bumi) yang datangnya dari suatu benda yang nampak, yang dipercayai
mempunyai kekuatan.

Dalam Pengantar Buku Agama Islam, Ibrahim Lubis mengatakan bahwa, sebelum Islam telah
ada agama di Mesir, Hindu dan Budha di India, Majusi di Iran, Kong Hu Chu di Tiongkok,
Shinto di Jepang, Yahudi di Israel dan Nasrani di Palestina.

Akan tetapi dalam perkembangannya, agama-agama tersebut mempunyai kelemahan dan


keterbatasan masing-masing, yaitu di antara lain agama tersebut hanya diperuntukkan bagi umat
tertentu, sebagaimana tersebut di atas, agama yang berkembang di Iran misalnya, tidak dapat
diterima di India dan Israel, begitu sebaliknya.

Sedangkan Agama Islam, mempunyai ajaran dan misi yang dapat diterima oleh berbagai suku
dan bangsa di dunia ini, hal ini sebagaimana difirmankan Allah dalam Al-Qur'an Surat Al-
Furqan ayat 1, sebagai berikut :

‫تَبَا َر َك ٱلَّ ِذى نَ َّز َل ٱ ْلفُ ْرقَانَ َعلَ ٰى َع ْب ِد ِهۦ لِيَ ُكونَ لِ ْل ٰ َعلَ ِمينَ نَ ِذي ًرا‬

Artinya : "Maha Suci Allah yang telah menurunkan Al-Furqaan (Al-Qur'an) kepada hamba-
Nya, agar dia menjadi pemberi peringatan kepada seluruh alam."

Hukum-hukum yang terdapat dalam agama-agama tersebut berbeda-beda. Hal itu disebabkan,
kitab-kitab mereka selalu dirubah sesuai dengan kehendak pemimpin mereka, dan yang sedang
berkuasa saat itu, apabila pemimpinnya berganti, maka kitab mereka bisa akan berubah lagi
sewaktu-waktu, begitu seterusnya.

Taurat, telah diganti oleh para pengikut Nabi Musa sesuai dengan hawa nafsu mereka, sehingga
sampai periode berikutnya, keaslian Taurat tidak pernah ditemukan.

Begitu juga Injil oleh pengikut Nabi Isa, ajaran- ajaran yang suci banyak dirubah sesuai dengan
kehendak mereka, sehingga sudah tidak ada lagi Ahli Kitab (orang yang mengikuti injil yang
asli) yang berarti, injil yang sekarang ada adalah hasil dari campuran rekayasa Umat Kristiani.

Berbeda dengan Al-Qur'an, sejak Zaman Nabi Muhammad SAW. sampai sekarang, tidak ada
perubahan

sedikit pun, baik isi maupun kandungannya, baik kuantitas maupun kualitasnya, hal ini sudah
dijamin keasliannya oleh Allah SWT., sebagaimana Firman-Nya dalam Al-Qur'an, Surat Al-Hijr
ayat 9 sebagai berikut :

ِّ ‫إِنَّا نَ ْحنُ نَ َّز ْلنَا‬


  َ‫ٱلذ ْك َر َوإِنَّا لَهۥُ لَ ٰ َحفِظُون‬
Artinya : "Sesungguhnya Kami-lah yang menurunkan Al-Qur'an, dan Sesungguhnya Kami
benar-benar memeliharanya."

3. Agama Fitrah

Apabila seseorang mengamalkan ajaran Islam, dengan penuh keikhlasan hanya mengharap Ridla
Allah SWT. Maka, orang tersebut akan mendapatkan kedamaian, kebahagiaan dan kemuliaan di
dalam hatinya dan kehidupannya.

Sedangkan yang dimaksud agama fitrah yaitu, syariat Islam yang diamalkan oleh manusia, dapat
menopang fitrah manusia dan kebutuhan dasarnya, yaitu menjaga agama, menjaga jiwa,
menjaga keturunan, menjaga harta, dan menjaga akal.

Dalam ajaran Islam, penjagaan tersebut dinamakan Maqashid Al-Khamsah. Dengan


mengamalkan dan menjaga kelima hal tersebut, diharapkan manusia mencapai kebahagiaan
hidup, baik di dunia maupun di akhirat.

4. Pendorong Kemajuan

Manusia harus mencurahkan segenap potensinya, untuk memikirkan hikmah penciptaan langit,
bumi beserta isinya, dengan seluruh keteraturan dan ketelitiannya. 

Dengan memaksimalkan akal dan pikiran, manusia dapat menemukan sesuatu yang luar biasa,
dan penemuan tersebut semata-mata adalah untuk menuju hidup yang sesuai dengan misi tauhid,
yaitu membebaskan manusia dari makhluk yang hina dan rendah martabatnya.

Dalam Al-Qur'an, Allah menantang manusia untuk memperhatikan dan merenungkan segala
hasil ciptaan-Nya, sebagaimana dalam Surat Yunus ayat 101 yang berbunyi ;

َ‫ض‌ؕ َو َما ت ُۡغنِى ااۡل ٰ ٰيتُ َوالنُّ ُذ ُر ع َۡن قَ ۡو ٍم اَّل يُ ۡؤ ِمنُ ۡون‬
ِ ‫ت َوااۡل َ ۡر‬
ِ ‫قُ ِل ا ْنظُ ُر ۡوا َما َذا ِفى السَّمٰ ٰو‬

Artinya : “Katakanlah, "Perhatikanlah apa yang ada di langit dan di bumi. Tidaklah
bermanfaat tanda kekuasaan Allah dan Para Rasul yang memberi peringatan bagi orang-orang
yang tidak beriman."

Perintah yang di atas tersebut, karena Allah menciptakan semua ini, bukanlah sesuatu yang sia-
sia, sebagaimana Firman Allah dalam Surat Ali Imran ayat 191 yang berbunyi ;

ُ ‫َربَّنَا َما َخلَ ْقتَ ٰ َه َذا ٰ َب ِطاًل‬


َ ‫س ْب ٰ َحنَ َك فَقِنَا َع َذ‬
‫اب ٱلنَّا ِر‬

Artinya: "Ya Tuhan kami, tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia. Maha Suci Engkau,
maka peliharalah kami dari siksa neraka."
Dalam pandangan Islam, manusia adalah makhluk merdeka dan bebas memilih dalam
kehidupannya, karena Allah memberikan potensi yang sama kepada seluruh manusia, yaitu
potensi positif dan negatif, kebaikan dan kejelekan.

Walaupun pilihan tersebut, akan mengakibatkan dia harus siap mempertanggungjawabkan apa
yang menjadi pilihannya.

Yang diharapkan dalam Islam adalah justru dengan kebebasan tersebut, manusia dapat lebih
kreatif dalam mengelola dan memakmurkan bumi, sebab tanpa kreatifitas, manusia akan stagnan
dan tidak berkembang maupun berubah nasibnya, sebagaimana dalam Al-Qur'an Surat Ar-Ra'du
ayat 11 yang berbunyi ;
‫هّٰللا‬
ِ ُ‫اِنَّ َ اَل يُ َغيِّ ُر َما بِقَ ۡو ٍم َح ٰتّى يُ َغيِّ ُر ۡوا َما بِا َ ۡنف‬
ؕ‌ۡ‫س ِهم‬

Artinya : "Sesungguhnya Allah tidak merubah keadaan sesuatu kaum, sehingga mereka
merubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri."

Dorongan untuk meningkatkan kreatifitas tersebut, dikarenakan ajaran dan syariat Islam, tidak
mengatur secara rinci dan detail hal-hal yang berhubungan dengan kehidupan dunia, termasuk
perkembangan budaya dan peradabannya.

Dalam Al-Qur'an, hanya memberikan garis besarnya saja, manusia-lah yang diberikan kebebasan
dan wewenang untuk menjabarkannya secara mendetail, sejauh tidak menyimpang dari apa yang
ada dalam Al-Qur'an dan Hadits Nabi.

5. Mengintegrasikan Iman, Ilmu dan Amal

Iman merupakan dasar, ilmu adalah apa yang diketahui serta cara melakukan dan amal
merupakan implementasi atau pelaksanaan dari apa yang diyakini (iman) dan dari apa
yang diketahuinya (ilmu).

Jadi, ketiga unsur tersebut merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan untuk beramal
dan beribadah, seseorang harus mempunyai iman yang kuat serta mengetahui ilmu dari apa yang
diamalkannya.

Allah SWT. berjanji untuk meninggikan derajat di sisi-Nya, sebagaimana Firman-Nya dalam
Surat Al-Mujadilah ayat 11 yang berbunyi ;
‫هّٰللا‬
ٍ ‫ؕ‌ يَ ۡرفَ ِع ُ الَّ ِذ ۡينَ ٰا َمنُ ۡوا ِم ۡن ُكمۡ ۙ َوالَّ ِذ ۡينَ اُ ۡوتُوا ۡال ِع ۡل َم َد َر ٰج‬
‫ت‬

Artinya : "Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antara kamu dan orang-orang
yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat."

Dalam usaha memperkuat dan memperdalam keyakinan, diperlukan ilmu pengetahuan yang luas.
Karena tanpa ilmu, seseorang akan terjerumus kepada hal-hal yang justru merusak iman, dan
secara otomatis, amal yang dikerjakan juga tidak bermakna ibadah, hal tersebut dikarenakan
seseorang tidak menguasai ilmunya.

Untuk itu, memperdalam ilmu adalah sesuatu yang harus dilakukan, baik ilmu agama, maupun
ilmu-ilmu umum yang dapat mengantarkan manusia menjadi paham dan mengerti atas apa yang
diyakini kebenarannya dan apa yang dilakukan.

Sehingga dapat tercapailah kebahagiaan dan keselamatan hidup, dari dunia sampai akhirat kelak.
Perintah memperdalam ilmu, sebagaimana Firman Allah dalam Surat Ar-Rahman ayat 33,
sebagaimana berikut :

‫س ْل ٰطَ ٍن‬ ۟ ‫ض فَٱنفُ ُذ‬


ُ ِ‫وا ۚ اَل تَنفُ ُذونَ إِاَّل ب‬ ِ ‫ت َوٱأْل َ ْر‬ ۟ ‫ستَطَ ْعتُ ْم أَن تَنفُ ُذ‬
َّ ‫وا ِمنْ أَ ْقطَا ِر ٱل‬
ِ ‫س ٰ َم ٰ َو‬ ِ ‫ٰيَ َم ْعش ََر ٱ ْل ِجنِّ َوٱإْل ِ ن‬
ْ ‫س إِ ِن ٱ‬

Artinya : "Hai Jama'ah Jin dan Manusia, jika kamu sanggup menembus (melintasi) penjuru
langit dan bumi, maka lintasilah, (niscaya) kamu tidak dapat menembusnya melainkan dengan
kekuatan."

Dengan dikuasainya ilmu pengetahuan, manusia akan mempunyai peradaban, maju dan
mundurnya peradaban manusia, ditentukan secara signifikan oleh ilmu pengetahuan yang
berkembang pada suatu zaman dan era manusia saat itu.

Dalam sejarah, Dinul Islam menunjukkan betapa ilmu pengetahuan sangat penting, hal ini
terbukti dari para sahabat dan tabi'in yang banyak menciptakan dan menemukan ilmu
pengetahuan, seperti ilmu matematika oleh Al-Khwarizmi, ilmu kedokteran oleh Ibnu
Shina, ilmu sosiologi oleh Ibnu Khaldun, dan lain-lain.

Ilmu pengetahuan yang bersumber dari wahyu Allah yang berupa qauliyah (Firman Allah
dalam ayat-ayat Al-Qur'an) maupun kauniyah (Tanda Kebesaran Allah yang berupa alam
semesta), kedudukannya sejajar

dengan ajaran agama, apalagi dalam menghadapi zaman akhir ini, agama dan ilmu pengetahuan
sangat penting untuk dikuasai.

Ricard Gregory dalam Bukunya, Religion in Science and Civilization mengatakan, bahwa agama


dan ilmu pengetahuan adalah dua faktor utama yang mempengaruhi perkembangan
insani di seluruh tahap-tahap peradaban.

Rasulullah SAW. sendiri pernah bersabda : "Mencari ilmu adalah kewajiban bagi orang
Islam laki-laki maupun perempuan." (HR. Bukhari dan Muslim).

6. Memberikan Pedoman Hidup bagi Manusia

Islam tidak hanya mengatur hubungan manusia dengan Tuhannya (Hablum Minallah), yang
menyangkut masalah pengabdian (ibadah) makhluk pada Sang Khalik-nya, akan tetapi Islam
juga mengatur hubungan manusia dengan manusia yang lain (Hablum Minannas), yang artinya
Dinul Islam juga merupakan jalan hidup (way of life) yang dapat dijadikan sumber aturan sebagai
pedoman oleh umat manusia.

Pedoman dan petunjuk yang digunakan untuk memecahkan dan mencari jalan keluar dari
masalah- masalah yang dihadapinya. Selain itu, hubungan manusia dengan manusia (mu'amalah)
meliputi pada banyak sektor kehidupan dari agama, politik, sosial, budaya, ekonomi, pertahanan
dan keamanan.

Dengan ajaran Islam, diharapkan semua aspek tersebut menjadi terarah dan dilakukan hanya
mencari Ridha Allah SWT., sebaliknya manusia yang menggunakan ajaran selain Islam, bahkan
tidak bertuhan, maka kehidupannya akan kering dan tak jelas arah tujuannya.
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Jadi, dari pembahasan diatas dapat kami simpulkan dalam makalah ini adalah, secara garis
besar, Agama adalah system yang mengatur kepercayaan serta peribadatan kepada Tuhan
Yang Mahakuasa serta tata kaidah yang berhubungan dengan budaya, dan pandangan dunia
yang menghubungkan manusia dengan tatanan kehidupan.

Jadi agama islam dengan ajaran sucinya memberikan pedoman bagi semua manusia, dalam
segala aspek kehidupannya, dan dengan mengamalkannya ajaran islam,tujuan hidupnya akan
tercapai yaitu kebahagiaan di dunia akhirat.

B. SARAN

Semoga Makalah ini dapat menambah sedikit ilmu kita tentang apa-apa saja syarat-syarat
agama dan ciri-ciri agama . dan semoga kita dapat mengambil manfaatnya

Dalam penyusunan makalah ini, penyusun sudah berusaha memaparkan dan menjelaskan
materi dengan semaksimal mungkin, tapi tidak menutup kemungkinan adanya kekeliruan dalam
penyusunan, baik segi materi, maupun penyusunannya, oleh karena itu penyusunan mengarapkan
sumbangsih pembaca untuk menyempurnakan makalah selanjutnya, dan harapan bagi penyusun,
semoga makalah ini dapat memberi manfaat dalam proses evaluasi pendidikan.
DAFTAR PUSTAKA

https://id.wikipedia.org/wiki/Agama

https://www.kompasiana.com/vitafatma/5d8e2980097f36621549ae42/pemahaman-
terhadap-agama

Drs. A. Munir dan Drs. Sudarsono, S. H. M. SI. (1992). Dasar-dasar agama islam .
Jakarta : Rineka Cipta.

https://www.sakolaku.com/2020/11/ciri-khas-karakter-agama-islam.html

Anda mungkin juga menyukai