Berdasarkan KMK :
- J01 (Sinusitis akut/Rhinosinositis) (p.517)
- J02.9 Faringitis akut, unspecified ( hal 423 )
- J03 Tonsilitis Akut (hal 435)
- J04.0 Laringitis Akut (hal 433) (ga masuk karena bukan saluran
pernafasan atas)
- J20.9 Bronkitis Acute, unspecified(441)
Berdasrkan ICD-10 WHO
Acute upper respiratory infections (J00-J06)
J00 Acute nasopharyngitis [common cold]
J01 Acute sinusitis
J02 Acute pharyngitis
J03 Acute tonsillitis
J04 Acute laryngitis and tracheitis
J05 Acute obstructive laryngitis [croup] and epiglottitis
J06 Acute upper respiratory infections of multiple and unspecified sites
-laringitis
Para influenza(tipe 1,2,3), adenovirus, virus influenza A dan B, RSV, virus
campak, rhinovirus, S.aureus, Streptococcus pyogenes, S. pneumoniae,
Haemofilus influenzae,Branhamella Catarrhalis
-tonsilitis
Virus dan bakteri bisa menyebabkan tonsilitis. Umumnya GABHS. kalo
virus yaitu virus pilek ( adenovirus, influenza, coronavirus , parainfluenza
virus), herpes simplex virus,, and Epstein-Barr virus.
GABHS(streptococcus pyogenes) bakteria: mekanisme
- melalui M protein yg menyebabkan virulensi, yg akan difagosit oleh
makrofag. M protein strukturnya bisa menyerupai bagian tubuh kita
shgga bisa menyerang tubuh kita, persendian→ rhematic fever, post
streptococcal glomerolunefritis (tjd peradangan pd glomerolus shgga
terganggu proses filtrasi bisa ada darah di urin, dan bias menyerang
antibodi yaitu jantung bisa membentuk rhematoid heart disease.
- Mengeluarkan eksotoksin yang bisa menyebabkan Scarlett fever, yang
gejalanya angioedema(lidah bengkak), rash di tubuh, dan demam),
Sinusitis
Itis itu inflamasi, tdk selalu dikarenakan infeksi.
Kapan curiga pasien infeksi bakteri? Dilihat dari 7-10 hari tidak ada perbaikan
gejalanya, atau dalam 7 hari itu tiba” memburuk setelah membaik (double
sickening), trus dilihat ada eksaserbasi, trus trdpt sekurang”nya 3 gejala di bwh ini
sehingga langsung diberikan antibiotik. Klo membaik ya udah cukup diberi terapi
simptomatik
CRP bisa berikatan dengan bagian ttntu dari patogen, misal s Pyogen, itu berikatan
dgn filamen di peptidoglikan bakteri dengan CRP, brrti klo banyak bakteri S Pyogen
maka CRP nya tinggi
- Laringitis
Infeksi pada laring menyebabkan aktivasi APC spt makrofag yang akan
mempresentasikan antigen ke sel T helper. Set T herper mengaktivasi sel B sehingga
menghasilkan antibodi thdp virus, antibodi juga bisa menyerang laring → inflamasi
laring
- Sinusitis
Dimulai dari infeksi saluran respiratori akibat virus → tjd inflamasi mukus →
obstruksi di sinus ostia(saluran yg mengosongkan sinus). Sekresi mukus
terhambat, perlawanan fisik terganggu, bakteri berpoliferasi.
- Tonsilitis
Virus menyerang tonsil → reaksi inflamasi akibat sitokin.
Baktdri S pyogen menyerang epitel tonsil → penetrasi ke lapisan mukosa di
nasal dan oral caivty → kolonisasi terjadi ketika bakteri berikatan dengan
protein di permukaan tonsil melalui LTA→ respons inflamasi
- Faringitis
Adanya gangguan sistem imun sehingga bakteri di orofaring bisa berkoloni
menyebabkan infeksi.
- Bronkitis
Penyakit self-limiting. Adanya infeksi di trakea dan bronki menyebabkan
membran mukus hiperemic dan edema sehingga tjd peningkatan sekret
bronkus, juga terjadi destruksi epitel respiratori dari ringan ke berat sehingga
mempengaruhi aktivitas mukosiliari.
5. Berdasarkan teori, sebutkan pilihan terapi (termasuk antibiotik jika
diperlukan) untuk ISPA dan bronkitis berdasarkan area infeksinya!
- Beta laktam spt
- penisilin G, V (GOOD→ streptococci S.pneumonia)
- Nacfilin, oxacilin, dikoksasilin, kloksasilin, metisilin (GOOD →
Streptococci)
- Amoxicilin, ampiciln (GOOD → Streptococci)
- Piperacilin, ticarcilin (GOOD→ Streptococci)
- Ampicilin/sulbaktam, amoksisilin/clavulanat, piperasilin/tazobaktam
(GOOD → Streptococci)
- Generasi 1 Sefalosporin : cefazolin, cefalezin, cefadroxil (GOOD →
Streptococci, MSSA)
- Generasi 2 Sefalosporin : cefuroxime, cefoxitin, cefotetan, cefprozil,
cefaclor (GOOD→ Haemophilus, Neisseria, Moderate → Streptococci)
- Generasi 3 Sefalosporin :ceftriaxone, cefotaxime, cefixime, kecuali
ceftazidime (GOOD → Streptococci)
- Generasi 4 Sefalosporin L cefepime (GOOD → Streptococci)
- Anti MRSA Sefalosporin : Ceftaroline (GOOD → Streptococci)
- Sefalosporin dan Beta laktamase Inhibitor kOmbinasi :
ceftolozane/tazobactam (Moderate → Streptococci)
- Imipenem/cilastatin, meropenem, ertapenem (GOOD → Streptococci)
- Glikopeptida
- Vankomisin, telavancin (GOOD → Streptococci)
- Oritavancin, Dalbavancin (GOOD → Streptococci)
- Aminoglikosia
- Gentamisin, tobramisin, amikasin (Moderate → Streptococci)
- Oxazolidinone
- Linezolid, Tedizollid (GOOD → Streptococci yaitu S Pneumoniae)
- Streptogramin
- Quinupristin,dalfopristin (GOOD → Streptococci)
- Lipopetida siklik
- Daptomisin (GOOD → Streptococci)
Sinusitis
Obatnya ikut di korea
- Antibotiknya : amoxicilin atau amoxicillin/clavulanate. Clavulanate adalah
beta laktamase inhibitor yang akan dikorbankan untuk enzim beta laktamase
yang dhihasilkan oleh bakteri gram negatif sehingga cc beta laktam masih
aman. Slain clavulanate ada tazobactam, apibactam, sulbaktam. Amber
class (A-F)
Reaksi alergi tipe 1,anafilaksis igE mediated reaction, reaksinya/onsetnya cepat bisa
muncul dlm bbrpa jam stlh minum obat, jangan dikasi beta laktam krna takut
Steven Johnson syndrome. Kalo alergi tipe 4, hipersensitifitas (yg merah”) pake
doksisikklin, quinolon atau klindamisin, ini onset/reaksinya lama karena dimediasi
oleh T-cell
Kalau sudah 3 hari tidak membaik memakai lini pertama maka lanjut ke lini
kedua. Dosisnya lebih tinggi dari lini pertama klo KMK, kalo di Korea prefer untuk
change obat soalnya dari ADR lebih dikit
Rhinitis
Faringitis akut
Eritromisin g dipake Korea, krna bnyak interaksi. Korea pake Azito tp lebih mahal
Laringitis Akut
Tonsilitis Akut
Metisoprinol : immunomodulator tok ini, meningkatkan sistem imun doang
Bronkitis
7. Sebutkan pilihan terapi ISPA dan bronkitis berdasarkan panduan terapi
'Antibiotic Use in Adults with Acute Upper Respiratory Tract Infections!
- faringotonsilitis
- sinusitis/rhinosinusitis
Terapinya 5-10 hari, klo 7 hari membaik boleh stop
- Influenza
Gejala (demam, bersin, batuk, sakit tenggorokan, hidung meler, nyeri
sendi dan badan, sakit kepala, lemah badan hilang).
- Pemeriksaan lab
- Leukosit
- Faringitis Akut
Efektifitas (Rhinitis)
1. Gejala
2. Pemeriksaan lab
Efektifitas (BRONKITIS)
1. Gejala
-
- Pemeriksaan lab
a. Sputum dengan pengecatan gram tidak diperoleh leukosit PMN
dan bakteri
b. Foto thoraks tidak ada tubular shadow*bayangan gari-garis
paralel keluar dari hilus menuju apex paru dan corakan paru
yang bertambah)
Semuanya demam
Pembeda :
- Tonsilitis : nyeri saat menelan, hot potato voice
- Sinusitis : Keluar dari sekret hidung/pilek
- Faringitis : batuk
- Bronkitis : bunyi mengi
Virus :
- Influenza virus 30%
- RSV (Respiratory syncytial virus) 15%
- Rhinovirus (corona virus) 12%
- Adenovirus 10%
- Metapheumovirus 8%
- Parainfluenza virus 5%
Mekanik Ventilator membantu lewat tekanan dari luar supaya ada pertukaran
CO2 di alveoli yg berisi cairan tadi. Akibatnya sudah melewati pertahanan fisik
kita, kalo udara bersih gppa, penggunaan ventilator lebih dari 2 hari bisa jadi
pneumonia, dan karena ini kuman dari rumah sakit kondisinya lebih parah,
karena kumannya lebih resisten.
Paru-paru ada yg 2 lobus(kiri) dan ada yang 3 lobus. TB milier(TB yang parah
bercaknya ada di seluruh paru). Di video, parah pneumonia nya karena
menyerang lebih dari 1 lobul, ada banyak bercaknya. PPOK : kembang kempis
alveoli terganggu akibat obstruksi, sesak jadine sehingga salah satu terapinya
adalah latihan nafas supaya alveoli tetap terbuka
4. Sebutkan dan jelaskan tools yang dapat digunakan untuk menilai tingkat
keparahan pneumonia komunitas! Sertakan interpretasi hasil yang
diperoleh dari perhitungan!
Penilaian tingkat keparahan pneumonia komunitas ditentukan dengan
menggunakan :
1.PSI sistem skoring untuk mengidentifikasi risiko tingkat keparahan yang
rendah pada pasien pneumonia komunitas. PSI lebih superior daripada
CURB65/CRB65 karena apliklabilitasnya, CRB65 lebih ke pasien outpatient dan
tidak memerlukan pemeriksaan darah.
- Pada PSI terdapat 20 variabel skor. Total skor dapat digunakan untuk
memprediksi total angka kematian dalam 30 hari.
- PSI terdapat Secara umum untuk pengobatan rawat jalan dianjurkan untuk
kelompok PSI I-II, kelompok PSI III untuk pasien rawat jalan atau rawat inap
tergantung situasi dan kelompok PSI IV-V dianjurkan untuk pasien rawat inap.
IV lebih ke non severe
V yang severe
2. CURB 65 sistem scorning yang digunakan untuk mengidentifikasi tingkat
keparahan pasien
- Pada CURB 65 terdapat 6 skor :
• C : Confusion
• U : Urea >7 mmol/L (= BUN >19 mg/dL)
• R : Respiratory rate ≥30/min
• B : Blood pressure, sistolik <90 mmHg atau diastolic ≤60 mmHg
• 65 :Umur ≥ 65 tahun