Anda di halaman 1dari 17

LITERATURE REVIEW: CEMARAN BAKTERI

PATOGEN PENYEBAB KERACUNAN PADA


DAGING AYAM DI PASAR TRADISIONAL

NASKAH PUBLIKASI

Disusun Oleh :

Wisnu Anggara
1711304145

PROGRAM STUDI SARJANA TERAPAN


TEKNOLOGI LABORATORIUM MEDIS
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS ‘AISYIYAH
YOGYAKARTA
2021
ii
LITERATURE REVIEW: CEMARAN BAKTERI
PATOGEN PENYEBAB KERACUNAN PADA
DAGING AYAM DI PASAR TRADISIONAL1)

Wisnu Anggara2), Dhiah Novalina3)

ABSTRAK

Daging merupakan bahan makanan yang penting untuk memenuhi kebutuhan


nutrisi.Daging ayam memiliki rasa yang enak, tekstur yang lembut dan harga yang
relatif murah. Daging ayam sendiri sangat rawan terhadap bahaya biologis. Bakteri
merupakan penyebab utama penurunan kualitas daging segar. Suatu produk hewani
dapat dikatakan aman apabila tidak mengandung bakteri patogen yaitu bakteri yang
menimbulkan gangguan kesehatan bagi manusia yang memakannya. Kontaminasi
bakteri patogen pada bahan pangan asal hewani seperti daging ayam merupakan
masalah kesehatan yang perlu mendapat perhatian.Semakin banyak jumlah
mikroba awal dalam daging, maka semakin cepat pula kerusakannya. Penelitian ini
bertujuan untuk memperoleh gambaran kualitas bakteriologis daging ayam yang
dijual di pasar tradisional. Metode yang digunakan penelitian ini menggunakan
metode literature review yaitu dengan mencari artikel maupun jurnal penelitian,
penelusuran literatur menggunakan database Google Scholar dan PubMed. Hasil
yang diperoleh menunjukan bahwa dari 11 jurnal yang diteliti ditemukan jenis
bakteri patogen penyebab keracunan pada daging ayam yang dijual di pasar
tradisional yaitu 63,63% terdapat cemaran Eschericia coli, 45,45% terdapat
cemaran Salmonella sp., 27,27% terdapat cemaran Staphylococcus aureus, dan
18,18% terdapat Coliform, dimana tingkat cemaran tertinggi 1x109 CFU/g terhadap
bakteri Salmonella sp. dan Eschericia coli dengan kadar cemaran 6x106 CFU/g.

Kata kunci : Daging Ayam, Pasar Tradisional, Bakteri Penyebab Keracunan


Kepustakaan : 2011-2021

Keterangan:
1)
Judul Skripsi
2)
Mahasiswa Universitas ‘Aisyiyah Yogyakarta
3)
Dosen Universitas ‘Aisyiyah Yogyakarta

iii
A A LITERATURE REVIEW: PATHOGEN
BACTERIAL CONTAMINATION CAUSES TO
POISON IN CHICKEN MEAT IN TRADITIONAL
MARKETS1)
Wisnu Anggara2), Dhiah Novalina3)

ABSTRACT

Meat is an important food ingredient for human beings to meet their nutritional
needs. One of the alternatives is a chicken meat which has a good taste, soft texture
and relatively cheap price. Chicken meat itself is very vulnerable to biological
hazards. Bacteria are the main cause of decreased quality of fresh meat. An animal
product is safe if it does not contain pathogenic bacteria, a kind of bacteria that
cause health problems for humans who eat it. Contamination of pathogenic bacteria
in foodstuffs of animal origin such as chicken meat is a serious health problem that
needs attention. The more the number of initial microbes in the meat, the faster it
will spoil. This study aims to obtain an overview of the bacteriological quality of
chicken meat sold in traditional markets. The method in this study employed the
literature review method by searching for articles and research journals from
Google Scholar and PubMed databases. The results showed that from 11 journals
studied, it was found that the types of pathogenic bacteria that cause poisoning in
chicken meat sold in traditional markets were 63,63% contained Eschericia coli
contamination, 45,45% contained Salmonella sp., 27.27% contained
contamination. Staphylococcus aureus, and 18.18% had Coliform, in which the
highest level of contamination was 1x109 CFU/g against Salmonella sp. and
Eschericia coli with contamination levels of 6x106 CFU/g.

Keywords : Chicken Meat, Traditional Market, Bacteria, Contamination


References : 2011-2021

Explanation:
1)
Title
2)
Student of Universitas ‘Aisyiyah Yogyakarta
3)
Lecturer at Universitas ‘Aisyiyah Yogyakarta

iv
PENDAHULUAN bahan pangan asal hewani seperti
daging ayam merupakan masalah
Daging merupakan bahan makanan
kesehatan yang perlu mendapat
yang penting untuk memenuhi
perhatian.Semakin banyak jumlah
kebutuhan nutrisi pada seseorang.
mikroba awal dalam daging, maka
Selain kaya akan protein, daging juga
semakin cepat pula kerusakannya (
mengandung asam amino esensial yang
Fardiaz,1993).
seimbang dan lengkap. Daging ayam
Tahun 2017, Badan Pengawas
memiliki rasa yang enak, tekstur yang
Obat dan Makanan (BPOM) mencatat
lembut dan harga yang relatif murah.
57 pemberitaan media tentang
Karena alasan tersebut ayam lebih
keracunan makanan. Sementara itu,
banyak diminati masyarakat
pada tahun yang sama, 53 kasus
dibandingkan daging sapi. Struktur
keracunan makanan dilaporkan oleh 34
daging ayam sama seperti daging
BPOM di seluruh Indonesia.
hewan lainnya, sangat kompleks dan
Berdasarkan pada penyebabnya, kasus
sangat beragam. Lemak pada daging
keracunan makanan yang dilaporkan
ayam kebanyakan ditemukan pada
disebabkan oleh bakteri,bahan
bagian bawah kulit. Kandungan asam
kimia,dan sejumlah penyebab lain yang
lemak tak jenuhnya juga lebih tinggi
belum diketahui dengan jelas.
dari daging hewan lainnya (Lukman,et
Penyebab keracunan makanan
al., 2009).
berdasarkan presentase sebanyak
Bakteri merupakan penyebab utama
45,28% disebabkan oleh
penurunan kualitas daging segar. Suatu
bakteri,virus,dan parasit, 7,55%
produk hewani dapat dikatakan aman
disebabkan oleh bahan kimia, dan
apabila tidak mengandung bakteri
28,30% dari penyebab yang tidak
patogen yaitu bakteri yang
diketahui. Perkiraan jumlah orang yang
menimbulkan gangguan kesehatan bagi
terpapar adalah 5.293, dengan 2041
manusia yang memakannya.
orang sakit dan 3 meninggal.
Kontaminasi bakteri patogen pada
Berdasarkan data tersebut diketahui

5
nilai Attack Rate (AR) sebesar 38,56% sp. negatif per 25 g, Escherichia coli
dan Case Fatality Rate (CFR) sebesar maksimum 1x10¹ CFU/g, dan
0,15% (BPOM,2017). Campylobacter sp. negatif per 25 g .
Kontaminasi pada daging ayam Keracunan dapat mengganggu
dapat terjadi saat di rumah potong, di kesehatan manusia itu sendiri yang
tempat penjualan, saat proses apabila tidak tertangani dapat berakibat
pengolahan makanan dan akan tetap fatal,yaitu kematian. Maka dari itu
masih hidup berkembang biak apabila perlu dilakukan pengujian cemaran
proses pemasakan tidak sempurna atau bakteri patogen pada daging ayam
tidak terlalu matang. Tempat yang dibeli masyarakat dari pasar
pemotongan hewan merupakan tradisional. Berdasarkan uraian di atas
penentu dari proses kontaminasi bakteri peneliti tertarik untuk mengidentifikasi
patogen pada daging ayam Daging bakteri patogen yang mencemari
merupakan media yang cocok bagi daging ayam beserta menganalisiS
pertumbuhan mikroba. Hal ini tingkat cemarannya yang dijual di pasar
disebabkan tingginya kandungan air, tradisional.
lemak dan protein yang terkandung di
dalam daging. Sehingga dengan METODE
demikian daging sangat mudah Penelitian ini menggunakan metode
mengalami kerusakan dengan adanya literature review. Literature review
bakteri yang terkandung didalamnya yaitu metode yang sistematis, eksplisit
(Naomi, 2011). dan reprodusibel untuk melakukan
Menurut Standar Nasional identifikasi, evaluasi dan sintesis
Indonesia (SNI) Nomor 32924 Tahun terhadap karya hasil penelitian dan
2009, persyaratan maksimum mutu pemikiran yang sudah dihasilkan oleh
mikrobiologi yaitu untuk Coliform para peneliti. Pada penelitian ini akan
maksimum 1x10² dengan satuan dilakukan seleksi hasil pencarian
CFU/g, Staphylococcus aureus literatur diantaranya hanya memuat
maksimum 1x10² CFU/g, Salmonella sumber yang dapat diunduh secara full

6
text , tidak lebih dari 10 tahun terakhir menggunakan database Google Scholar
dan memuat kata kunci pencarian pada dan Pubmed.
judul atau ringkasan penelitian dengan

PICO Kata Kunci


Population Chicken Meat
Intervention Traditional Market
Comparation (-)
Outcome Pathogenic Bacteria

HASIL Daging ayam yang dijual di


Hasil dari literature review ini pasar tradisional umumnya berasal
diperoleh dengan cara membandigkan dari Rumah Potong Ayam (RPA)
hasil artikel atau jurnal penelitian tradisional. RPA diyakini menjadi
melalui internet. Artikel atau jurnal faktor utama terjadinya kontaminasi
penelitian ini diperoleh dari database bakteri, karena proses penyembelihan
seperti Google Scholar dan PubMed. yang berlangsung di RPA sangat
Pencarian literatur didasarkan pada menentukan tingkat kontaminasi
kata kunci yang ditentukan berdasarkan mikroba pada daging ayam. Hal ini
metode PICO (Population atau Patient, bisa terjadi karena kurang
Intervention, Comparison, Outcome). memperhatikan kebersihan dan standar
Setelah pencarian artikel dan jurnal proses pemotongan, seperti alat potong
penelitian tersebut didapatkan, maka (pisau) yang kurang higienis, air untuk
akan dilakukan proses pemilahan judul mencuci daging jarang/tidak diganti
dan abstrak sesuai dengan topik karena petugas yang kurang
penelitian yang dilakukan. memahami aspek kebersihan daging
ayam tersebut beserta tempat penataan
PEMBAHASAN pada kios itu sendiri. Selain itu, daging

7
ayam merupakan media yang sangat Salmonella sp. ,Staphylococcus aureus
mudah terkontaminasi dengan dan Coliform yang diduga menjadi
berbagai mikroba dari lingkungan penyebab keracunan. Berikut tabel
(Buckle et al., 1987). Beberapa jenis jenis bakteri yang mencemari daging
bakteri patogen sebagai indikator ayam
dalam hal ini adalah Escherichia coli,

Jurnal Peneliti/Tahun Jenis bakteri

1 A Nurmasytha,et al,/ 2021 Eschericia coli

2 Dewi Sartika,et al,/ 2016 Salmonella sp.

Eschericia coli

Salmonella sp.
3 Ulfa Dwi Karisma,et al,/ 2021

Staphylococcus aureus

4 Jumriani Ibrahim, et al,/ 2017 Staphylococcus aureus

Eschericia coli
5 Setyawan,et al,/ 2017
Coliform

Eschericia coli

6 Kadek Dwi Ariesthi/ 2019


Salmonella sp.

Coliform

Eschericia coli
Anak Agung Diah Apriyanti,et
7
al,/ 2020
Salmonella sp.

8
8 Ni Made Raningsih,et al,/ 2018 Eschericia coli

9 Irene Banjar,et al,/ 2015 Salmonella sp.

10 M C Kuncara,et al,/2021 Staphylococcus aureus

11 Dwi Rosa Selfiana,et al,/2017 Eschericia coli

Berdasarkan penelitian di atas bakteri yang paling banyak ditemukan


ditemukan gambaran jenis bakteri pada daging ayam pada penelitian
patogen penyebab keracunan yang tersebut adalah Eschericia coli.
terdapat pada daging ayam yang dijual a. Bakteri Eschericia coli
di pasar tradisional, baik bakteri gram Cemaran bakteri Escherichia
positif maupun bakteri gram negatif. coli disebakan oleh letak dari lapak
Bakteri gram positif yang ditemukan penjual yang yang berada di dekat jalan
pada daging ayam adalah dan lapak dalam kondisi terbuka
Staphylococcus aureus, sedangkan sehingga sangat besar kemungkinan
bakteri gram negatif yang ditemukan untuk terjadi kontaminasi oleh debu
pada daging ayam adalah Eschericia yang berterbangan di area pasar, tempat
coli, Salmonella sp. ,dan Coliform. Hal peletakan daging ayam yang kurang
ini terutama disebabkan oleh perbedaan dengan alas yang kurang memadai
komposisi dinding sel. Bakteri gram bahkan ada yang tidak menggunakan
positif adalah bakteri yang dilapisi alas beserta pada saat pendistribusian
peptidoglikan tebal dalam satu lapisan atau pengangkutan daging masih
membran. Bakteri gram negatif adalah menggunakan gerobak sorong,dan juga
bakteri yang dinding selnya tersusun untuk kebersihan sanitasi pada seluruh
atas lapisan lipopolisakarida atau jurnal yang meneliti bakteri
endotoksin (Jawetz, 2005).. Jenis Escherichia coli tersebut,para

9
pedagang kurang memperhatikan aspek dapat terjadi pada proses
tersebut dan juga suhu penyimpanan penyembelihan, udara, penyimpanan
daging yang kurang sesuai sehingga yang lama dan penyimpanan daging
juga turut mempengaruhi tingginya ayam yang tidak dijaga higienitasnya
cemaran bakteri Escherichia coli (Ibrahim,et al,2017). Hal ini sesuai
Suardana, et al. (2005). Peningkatan dengan pendapat Soeparno (2005) yang
kontaminasi Escherichia coli akan mengemukakan bahwa untuk
menurunkan kualitas daging, mengurangi pencemaran diperlukan
membuatnya tidak dapat dikonsumsi sistem sanitasi yang baik untuk sanitasi.
yang apabila tetap dikonsumsi dapat Besarnya cemaran mikroba pada
menyebabkan keracunan pada manusia daging akan menentukan kualitas dan
dengan gejala seperti diare. umur simpan daging tersebut.Beberapa
b. Bakteri Staphylococcus aureus penyakit yang dapat disebabkan oleh
Cemaran Staphylococcus aureus infeksi Staphylococcus aureus adalah
dapat terjadi karena sanitasi yang tidak mastitis, dermatitis (radang kulit), dan
memadai dalam cara pengolahan di infeksi saluran pernapasan,impetigo,
tempat pengolahan, seperti pada saat abses, sindrom syok toksik dan gejala
proses penerimaan dan pengangkutan, keracunan makanan seperti mual,
penyembelihan, perendaman air panas muntah dan diare (Afifurrahmann,et
dan pencabutan bulu, pengeluaran al.,2014).
jeroan pendinginan dan pemotongan. c. Bakteri Salmonella sp.
Penyebab cemaran bakteri ini dilihat Kontaminasi daging ayam oleh
dari faktor internal (endogen) dan Salmonella sp. di pasar tradisional
faktor lingkungan (eksogen). Jika disebabkan oleh penggunaan dari air
daging ayam yang disembelih bekas yang digunakan untuk mencuci
sebelumnya telah terinfeksi bakteri, daging tersebut. Kemudian daging
baik dari ternaknya sendiri atau dari ayam yang telah dicuci tidak disimpan
kandang yang tidak didesinfeksi dalam wadah, tetapi diletakkan di lantai
dengan benar. Kontaminasi internal dan saat proses pmbesihan sehingga

10
limbah yang dihasilkan karkas dapat dapat terjadi melalui tangan penjual,
berupa darah, bulu, feses dan jeroan. pemotongan yang tidak sehat, sehingga
dapat mencemari ayam. Salmonella sp. bakteri dari alat pemotong dapat
dapat menjadi kontaminan pada berpindah ke daging, air yang
makanan dapat melalui udara, air, digunakan untuk membersihkan
tanah, sisa tinja manusia dan hewan, daging, atau alat pemotong yang
atau makanan hewan (Arifah, 2010). mungkin telah terkontaminasi, atau
Infeksi Salmonella sp. dapat bahkan daging itu sendiri (Arnia &
menyebabkan salmonellosis yang dapat Warganegara 2013). Bakteri coliform
merusak saluran pencernaan sehingga mengontaminasi makanan dapat
dapat menimbulkan keracunan dengan menyebabkan keracunan apabila
gejala kram perut, diare, dan muntah terkonsumsi dengan gejala kram perut,
setelah 12 hingga 72 jam pasca infeksi mual atau muntah, dan diare berdarah.
(Suwandono,et al., 2005). Tingginya jumlah total koloni
d. Bakteri Coliform bakteri yang terdapat pada sampel
Kontaminasi coliform dapat daging ayam dari pasar tradisional
disebabkan oleh banyak faktor, antara lainnya disebabkan karena penanganan
lain higiene dan personal hygiene yang tidak tepat, kondisi daging yang
selama produksi daging ayam. Menurut ditumpuk dengan daging lain, kondisi
(Setyawan, et al.,2017), air yang tidak penyimpanan tanpa pendingin dan
pernah diganti untuk pencucian daging udara terbuka yang memungkinkan
yang satu ndengan yang lain dan proses membuat kondisi daging semakin
penyembelihan dapat menyebabkan cocok untuk pertumbuhan bakteri pada
kontaminasi mikroba yang tinggi. daging ayam potong baik bakteri
Selain itu, proses pemisahan jeroan dari pembusuk maupun patogen (Bakara, et
daging yang salah dapat menyebabkan al.,2014).
kontaminasi coliform, karena jeroan Berikut tingkat cemaran bakteri
mengandung banyak coliform. pada daging ayam yang dijual di pasar
Pencemaran bakteri coliform juga

11
tradisional disajikan pada tabel berikut
ini :

12
Tingkat
Syarat
cemaran Keteranga
Jurnal Peneliti/Tahun Jenis bakteri SNI
bakteri n
(CFU/g)
(CFU/g)
1 A Nurmasytha, et al, / 2021 Eschericia coli 1x101 1,26x104 TMS
2 Dewi Sartika, et al, / 2016 Salmonella sp. Negatif 1x109 TMS
Eschericia coli 1x101 6x106 TMS
Ulfa Dwi Karisma, et al, /
3 Salmonella sp. Negatif 2,85x106 TMS
2021
Staphylococcus aureus 1 x 102 1,45x106 TMS
Jumriani Ibrahim, et al, /
4 Staphylococcus aureus 1 x 102 2x104 TMS
2017
Eschericia coli 1x101 1,15x106 TMS
5 Setyawan, et al, / 2017
Coliform 1x102 5,7x106 TMS
Eschericia coli 1x101 Negatif MS
6 Kadek Dwi Ariesthi/ 2019 Salmonella sp. Negatif Negatif MS
Coliform 1x102 1x103 TMS

Anak Agung Diah Eschericia coli 1x101 1,2x106 TMS


7
Apriyanti, et al, / 2020 Salmonella sp. Negatif Negatif MS
Ni Made Raningsih, et al, /
8 Eschericia coli 1x101 8,4x101 TMS
2018
9 Irene Banjar, et al, / 2015 Salmonella sp. Negatif 1,7x102 TMS

10 M C Kuncara, et al, /2021 Staphylococcus aureus 1 x 102 6,7x102 TMS


Dwi Rosa Selfiana ,et
11 Eschericia coli 1x101 3,41x102 TMS
al,/2017
Keterangan : TMS (Tidak Memenuhi Syarat), MS (Menuhi Syarat)

13
Perbedaan jumlah koloni pada menjual dagangannya di ruang
setiap sampel menunjukkan bahwa terbuka, sehingga sangat rentan
tingkat higiene dan sanitasi masing- terhadap tingginya kontaminasi
masing pedagang daging ayam patogen. Menurut Romanda, et al
berbeda. Kondisi masing-masing (2017) dalam hal mendukung
tempat penjualan juga menjadi faktor perilaku kebersihan lingkungan dan
penyebab perbedaan jumlah total personal hygiene pedagang, perlu
bakteri. Perbedaan jumlah koloni disediakan fasilitas pendukung yang
bakteri pada setiap sampel juga memadai, seperti menyediakan
dipengaruhi oleh suhu, baik selama tempat khusus untuk penjualan
penyimpanan maupun selama produk daging ayam, menyediakan
distribusi (Lawrie,2003). air ledeng bersih, tempat mencuci
Pasar tradisional merupakan tangan beserta sabun beserta
tempat yang memiliki risiko tinggi pelindung diri yang digunakan
terhadap kontaminasi bakteri, pedagang saat melakukan transaksi
terutama cemaran bakteri patogen penjualan.
yang dapat menyebabkan keracunan.
Daging ayam yang dijual di pasar KESIMPULAN
tradisional dan rumah potong ayam Berdasarkan hasil dan
juga merupakan lokasi yang dapat pembahasan, peneliti menyimpulkan
mengakibatkan tingginya bahwa ditemukan bakteri patogen
kontaminasi. Kontaminasi bakteri Eschericia coli, Salmonella sp.,
patogen pada daging ayam di pasar Staphylococcus aureus dan Coliform
tradisional lebih tinggi daripada ayam sebagai penyebab keracunan pada
di pasar modern. Hal ini dikarenakan daging ayam yang dijual di pasar
kebersihan pasar modern lebih baik tradisional. Uji tingkat cemaran
dari pasar tradisional. Daging ayam bakteri patogen pada daging ayam
yang dijual di pasar modern dikemas yang dijual di pasar tradisional
dalam kemasan yang cukup higienis ditemukan nilai cemaran tertinggi
beserta disimpan pada suhu rendah. sebesar 1x109 CFU/g terhadap bakteri
Pasar tradisional pada umumnya
Salmonella sp. dan Eschericia coli Makanan 2017. Jakarta: Badan
Pengawas Obat dan Makanan
sebesar 6x106 CFU/g.
Bakara. V. F. S., M. Tafsin., dan
Hasnudi. 2014. Analisis Bakteri
SARAN
Salmonella sp. Pada Daging Ayam
Berdasarkan penelitian Potong yang Dipasarkan Pada
Pasar Tradisional dan Pasar
literature review mengenai cemaran
Modern di Kota Medan. Jurnal
bakteri patogen penyebab keracunan Peternakan Integratif Vol.3(1):
71-83.
pada daging ayam yang dijual di pasar
tradisional perlu dilakukan penelitian Buckle R.A., Edward G.H. Fleet and M.
Wooton M. 1987. Ilmu Pangan.
lebih lanjut meneliti jenis bakteri lain
(Penerjemah H. Purnomo Adiono).
penyebab keracunan yang terdapat UI Press. Jakarta.
pada daging ayam selain dari yang
Fardiaz, Srikandi. 1993. Analisis
telah diteliti di atas Mikrobiologi Pangan. Erlangga,
Jakarta
DAFTAR PUSTAKA
Ibrahim, J., Kiramang K., & Irmawaty.
(2017). Tingkat Cemaran Bakteri
Afifurrahman., Samadin, K.H., Aziz,
Staphylococcus aureus pada
S., 2014, Pola Kepekaan Bakteri
Daging Ayam yang Dijual Di
Staphylococcus aureus terhadap
Pasar Tradisional Makassar.
Antibiotik Vancomycin di RSUP
Jurnal Ilmu dan Industri
Dr. Mohammad Hoesin
Peternakan, 3(3), 169-181
Palembang, MKS, No. 4, 267.
Jawetz, E., Melnick, J.L. & Adelberg,
Arifah IN. 2010. Analisis mikrobiologi
E.A., 2005, Mikrobiologi
pada makanan. Surakarta
Kedokteran., Edisi XXII, 327-335,
(Indonesia): Program Studi
362-363, Penerbit Salemba
Teknologi Hasil Pertanian
Medika, Jakarta
Fakultas Pertanian Universitas
Sebelas Maret.
Lawrie. 2003. Ilmu daging.
(Penerjemah A. Parakkasi dan
Arnia, Warganegara E. 2013.
Yudha A). Universitas Indonesia
Identifikasi kontaminasi bakteri
Press, Jakarta.
coliform pada daging sapi segar
yang dijual di pasar sekitar Kota
Lukman. D. W. dkk, 2009. Higiene
Bandar Lampung. Med Jurnal
Pangan. Bagian Kesmavet.
Lampung Univ. 2:43-50..
Departemen Ilmu Penyakit Hewan
dan Kesmavet. Fakultas
Badan Pengawas Obat dan Makanan
Kedokteran Hewan IPB.
(BPOM)., 2017. Laporan Tahunan
Badan Pengawas Obat dan

15
Naomi, D. M. 2011. Analisis
Mikrobiologis Karkas Ayam
Broiler Beku yang Beredar Di
Pasar Tradisional Halmahera
Utara. Jurnal Penelitian Vol VI
No. 1.

Romanda, F. (2016). Hubungan


Personal Hygiene Dengan
Keberadaan Escherichia Coli Pada
Makanan di Tempat Pengolahan
Makanan (TPM) Buffer Area
Bandara Adi Soemarmo Surakarta.
Jurnal Biomedika, 8(1), 1-15.

Setyawan., I.M. Lindawati., & Miwada.


(2017). Evaluasi Tingkat Cemaran
Mikroba pada Daging Ayam yang
Dipasarkan Di Beberapa Pasar di
Kota Denpasar. Journal of
Tropical Animal Science, 1(2),
148-154
Soeparno. (2005). Ilmu dan Teknologi
Daging. Cetakan ke-4. Gadjah
Mada University Press,
Yogyakarta.

Suardana, I. W., 2005, Identifikasi


Escherichia coli O157:H7 dan
Shiga toxin Escherichia coli
(STEC) Pada Feses Sapi, Daging
Sapi, dan Feses Manusia Di
Kabupaten Badung Propinsi Bali

Suwandono, A.M. Destri dan


Simanjuntak, C., (2005).
Salmonellosis dan Surveillans
demam tifoid yang disebabkan
Salmonella di Jakarta Utara.
Disampaikan dalam Lokakarya
Jejaring Intelijen Pangan – BPOM
RI, Jakarta, 25 Januari 2005

16
17

Anda mungkin juga menyukai