Anda di halaman 1dari 10

See discussions, stats, and author profiles for this publication at: https://www.researchgate.

net/publication/352169989

Melihat Eksistensialisme Soren Kierkegaard Pada Komunitas Muslim Biker


Indonesia (MBI) Jakarta

Article · June 2021

CITATIONS READS

0 368

1 author:

Denia Asyafira
Brawijaya University
3 PUBLICATIONS 0 CITATIONS

SEE PROFILE

All content following this page was uploaded by Denia Asyafira on 06 June 2021.

The user has requested enhancement of the downloaded file.


MELIHAT EKSISTENSIALISME SOREN KIERKEGAARD PADA
KOMUNITAS MUSLIM BIKER INDONESIA (MBI) JAKARTA

Denia Asyafira
deniaasyafira@student.ub.ac.id

ABSTRAK
Tulisan ini ini dilatarbelakangi atas munculnya fenomena komunitas motor yang melakukan
revolusi terhadap kegiatan komunitasnya dan sejalan dengan paham eksistensialisme Soren
Kierkegaard. Penggalian data dilakukan dengan cara observasi dan beberapa data sekunder yang
mendukung penelitian ini, seperti internet dan jurnal-jurnal. Hasil dari penelitian ini menunjukkan
bahwa komunitas MBI berkolerasi dengan tiga tahap eksistensialisme Soren Kierkegaard, tiga
tahap tersebut yaitu tahap estetis, tahap etis, dan tahap religius.
Kata Kunci: Eksistensialisme, Komunitas, Muslim biker Indonesia

ABSTRACT
This paper is motivated by the emergence of the phenomenon of the motorcycle community which
revolutionized its community activities and is in line with the existentialism of Soren Kierkegaard.
Data mining is done by means of observation and some secondary data that supports this research,
such as the internet and journals. The results of this study indicate that the MBI community is
correlated with three stages of Soren Kierkegaard's existentialism, the three stages are the aesthetic
stage, the ethical stage, and the religious stage.
Keywords: Existentialism, Community, Indonesian Muslim Biker

PENDAHULUAN seperti kepekaan, pengertian, pemahaman,


Menurut Heidegger dalam jurnal perkataan atau pembicaraan. Yang dimaksud
(Shofa, 2012) manusia itu terbuka bagi dengan mengerti dan memahami ialah bahwa
dunianya dan sesamanya. Kemampuan manusia dengan kesadarannya akan berdaya
seseorang untuk bereksistensi dengan hal-hal di natara benda-benda lainnya harus berbuat
di luar dirinya karena memiliki kemampuan sesuatu untuk menggunakan kemungkinan-
kemungkinan yang ada pada dirinya dan suatu aliran filsafat yang bersifat tekhnis,
memberi manfaat pada dunia dalam yang terjelma dalam bermacam-macam
kemungkinan-kemungkinannya. system, yang satu berbeda dengan yang lain.
Bagi Heidegger, untuk mencapai Sedangkan, Gabriel Marcel dan
manusia yang utuh maka manusia itu harus Martin Buber memiliki perspektif yang sama
merealisasikan segala potensinya, meski tentang eksistensi manusia. Bagi keduanya,
dalam kenyataannya seseorang itu tidak eksistensi manusia hanya dapat dihayati
mampu meealisasikan semua itu, ia tetap melalui komunikasi dialogis terhadap sesama
berusaha sekuat tenaga dan manusia. Tetapi arus dialogis ini harus antara
mempertanggungjawabkan atas potensi yang Aku-Engkau, bukan Aku-Dia.
belum teraktualisasikan. Sama dengan Menurut Padmo Adi dalam
konsep ada dan non-ada, konsep ‘ada’ dalam tulisannya, Kierkegaard mengajari kita
dunia juga merupakan konsep yang bagaimana menjadi ksatria iman yang
fundamental bagi para eksistensialis dalam bereksistensi sesuai esensi. Seseorang yang
rangka menerangkan gejala keberadaan hendak bereksistensi sesuai esensi harus
manusia. Konsep ‘ada’ dalam dunia yang melakukan lompatan eksistensi bahkan
diperkenalkan oleh Heidegger ini lompatan iman.” Kierkegaard membagi
mengandung impilkasi bahwa manusia hidup eksistensi menjadi 3 tahap, yaitu tahap
dan atau mengungkapkan keberadannya pertama disebut tahap estetis. Tahap estetis
dengan meng-ada di dalam dunia. ialah tahap kehidupan manusia dengan
Manusia memang juga berdiri sendiri, kebiasaan yang buruk. Tahap kedua disebut
akan tetapi ia mengambil tempat di tengah- dengan tahap etis, tahap ini lebih tinggi
tengah dunia sekitarnya. Manusia tidak daripada tahap estetis, manusia pada tahap ini
termasuk “yang berada”, tetapi ia “berada”. mulai menemukan titik ketenangan dalam
Keberadaan manusia inilah yang disebut hidupnya, namun tahap ini bukan tahap yang
Dasein, yang disana. Berada berarti diinginkan manusia. Maka dari itu, manusia
menempati atau mengambil tempat. Untuk harus melompat ke tahap yang lebih tinggi
itu manusia harus keluar dari dirinya dan yaitu tahap religius. Tahap ini
berdiri di tengah-tengah segala “yang menggambarkan bahwa manusia lebih
berada”. Ajaran eksistensialisme tidak hanya mendekatkan diri dengan Tuhannya, dan
satu. Sebenarnya eksistensialisme adalah hidup hanya untuk Tuhannya. Inilah tahap
puncak dari eksistensialisme menurut eksistensialisme membicarakan tentang
Kierkegaard. eksistensi seorang individu khususnya relasi
Pada kesempatan kali ini, penulis antara individu dengan sistem, ada dan
ingin membahasakan fenomena komunitas absurditas, esensi dan makna sebuah pilihan
Muslim Biker Indonesia (MBI) melalui keputusan, pengalaman, dan intensionalitas.
pemikiran Kierkegaard. Penulis merasa Aliran filsafat ini booming setelah Perang
bahwa komunitas Muslim Biker Indonesia Dunia II oleh Martin Heidegger dan
atau yang biasa disebut MBI sangat sesuai menyebar secara luas di seluruh Eropa,
dengan pemikiran Kierkegaard. bahkan dunia.
Menurut Kierkegaard manusia tidak
EKSISTENSIALISME pernah hidup sebagai “Aku umum” tetapi
Secara etimologi, Eksistensialisme sebagai “aku individual” dan tidak diasalkan
berasal dari kata eksistensi, berasal dari kata kepada yang lain. Hanya manusia yang
exist. Kata exist berasal dari bahasa ex: keluar bereksistensi. Bereksistensi berarti bertindak
dan sister: berdiri. Jadi, eksistensi berarti sesuai dengan pilihan saya sebagai individu
berdiri dengan keluar dari diri sendiri. yang bereksistensi. Eksistensi manusia
Eksistensialisme adalah filsafat yang bukanlah suatu “ada” yang statis, melainkan
memandang segala gejala dengan berpangkal suatu “menjadi” yang di dalamnya
kepada eksistensi. Pada umumnya kata terkandung suatu perpindahan yaitu dari
eksistensi berarti keberadaan, akan tetapi “kemungkinan” ke “kenyataan.” Oleh karena
dalam filsafat eksistensialisme, ungkapan itu, Kierkegaard menawarkan tiga tahapan
eksistensi mempunyai arti yang khusus. agar manusia bisa menjadi manusia yang
Eksistensi adalah cara manusia berada di otentik. Tiga tahapan itu yaitu tahap estetis
dunia. Cara manusia berada di dalam dunia (the aesthetic stage), tahap etis (the ethical
berbeda dengan cara berada benda-benda. stage) dan tahap religius (the religious stage).
Benda-benda tidak sadar akan 1. Tahap estetis (the aesthetic stage)
keberadaannya, tak ada hubungan antara Dalam tahap ini, manusia lebih
benda yang satu dengan benda yang lainnya cenderung pada nafsu duniawi. Jadi,
meskipun benda-benda itu berdampingan. kesenangan yang hendak dikejar berupa
Menurut Kierkegaard dalam jurnal kesenangan duniawi. Yang paling berbahaya,
(Adi, 2010) menyatakan bahwa pada tingkat ini manusia dapat diperbudak
oleh kesenangan nafsu. Eksistensi tahap menginginkan adanya aturan karena aturan
estetis dapat digambarkan sebagai kehidupan membimbing dan mengarahkannya, terutama
tanpa menilai mana yang baik (good) dan ketika hidup dalam kebersamaan. Untuk
yang jahat (evil). Kierkegaard memaparkan menerangkan situasi ini secara mudah,
bahwa manusia estetis memiliki jiwa dan Kierkegaard memberikan kiasan bahwa pada
pola hidup berdasarkan pada keinginan- tahap ini seperti pernikahan. Karena jika
keinginan pribadinya, naluriah dan seseorang telah berani mengambil keputusan
perasaannya. Bisa disimpulkan bahwa untuk menikah ketika maka manusia telah
manusia estetis sangat egois, mementingkan berani memberikan batas pada dirinya sendiri.
diri sendiri. Akan tetapi tahap ini pun memiliki
Menurut Kierkegaard, manusia dapat sebuah kelemahan yaitu ketika seseorang
keluar dari tahap estetis ini jika telah telah mematuhi aturan dan nilai yang berlaku,
mencapai titik keputusasaan. Ketika manusia maka masalah yang muncul adalah konteks
estetis mencari kepuasan secara terus aturan itu. Sampai akhirnya mereka juga
menerus dan tidak kunjung menemukannnya, sadar bahwa hidup secara etis bukanlah hidup
maka diposisi seperti itulah manusia dapat yang paling mulia. Karena mereka menjalani
berputus asa (despair). Pada akhirnya, ia kehidupan berdasarkan kesesuaian norma
harus berani dan tegas untuk memutuskan yang berlaku dalam masyarakat, bukan pada
apakah tetap dalam keputusasaan atau tidak, kesesuaian dengan tuhan. Mereka tidak
yakni dengan meloncat pada eksistensi yang sanggup menjalankan semua norma yang ada
lebih tinggi. sehingga muncul lah perasaan bersalah yang
2. Tahap etis (the ethical stage) menimbulkan keputusasaan. Pada akhirnya
Tahap etis ialah tahap lanjut dari manusia pada tahap etis kembali terjerat
estetis. Tahap ini dinilai lebih tinggi daripada dalam situasi keputusasaan dan merasa hidup
tahap sebelumnya yang hanya berakhir pada ini gersang, tidak bergairah, dan tidak
keputusasaan dan kekecewaan. Tahap etis ini bermakna.
dianggap lebih menjanjikan untuk Kierkegaard memiliki argumentasi
memperoleh kehidupan yang lebih tersendiri dengan menyatakan hal tersebut.
menenangkan. Dalam tahap etis (the ethical Menurutnya keputusasaan bukanlah sesuatu
stage), manusia merasa hidup dengan orang hal yang final. Dalam arti keputusasaan akan
lain harus mempunyai aturan. Ia benar-benar menjadi titik dasar kesadaran yang menuju
kehidupan yang lebih cerah. Pengertian menjelaskan bahwa satu-satunya cara atau
kehidupan cerah dalam perspektif jalan untuk sampai kepada Tuhan adalah
Kierkegaard adalah kebersatuan antara kepercayaan atau iman (faith). Dengan kata
manusia dengan Tuhannya. Dapat dikatakan lain, tahap ini adalah tahap untuk berserah
bahwa keputusasaan awal dari kehidupan diri kepada Tuhan dan percaya kepadaNya.
yang sebenarnya. Manusia yang menyadari Seseorang yang hidup secara religius, dia
keputusasaannya akan memilih untuk menjadi seorang ksatria iman.
meloncat ke tahap lebih tinggi yang disebut
Kierkegaard sebagai tahap religius. KOMUNITAS MUSLIM BIKER
3. Tahap religious (the religious stage) INDONESIA (MBI)
Keputusasaan bukanlah sebuah final Komunitas Muslim Biker Indonesia
dalam kehidupan, namun itu adalah sebuah (MBI) berdiri sejak 22 Oktober 2017 dan
jalan menuju permulaan yang sesungguhnya. menjadi wadah dalam meningkatkan ilmu
pada dasarnya manusia menganggap bahwa agama Islam, keimanan, ibadah, dan amal
keputusaaan adalah sebuah penderitaan sholeh untuk para member komunitas dan
mendalam yang dialaminya, bahkan jika club motor di Indonesia demi menegakkan
mereka tidak menyadarinya maka akan Tauhid dan ketaatan kepada
benar-benar menyudutkan manusia pada Allah Subhanahu Wa Ta'ala.
jurang kehancuran. Kesadaran untuk Sekretaris Jendral MBI mengatakan
berbenah ini dimaksudkan adalah kemauan berdirinya komunitas ini berasal dari
dari dalam diri untuk sadar akan inisiasinya dan beberapa rekan sesama biker.
kekurangannya dan menyerahkan diri pada “Sebelum ada MBI, para bikers udah sering
Tuhan. Ia mengakui bahwa ada realitas berkumpul. Terutama motor-motor
Tuhan yang sebagai penopang. besar. Kemudian, lama-kelamaan kita
Individu pada tahap ini benar-benar merasa ada yang kurang, kok begini-begini
yakin bahwa Tuhan dapat menghapuskan aja, ingin kegiatan ini ada manfaat dan
penderitaan dan keputusasaan manusia. berbeda dari biasa” tuturnya. Lalu, setelah
Harapan besar pada tahap ini adalah tuhan. berkumpul dan berdiskusi tercetuslah ide
Maka dari itu, Kierkegaard memberi istilah untuk membuat sebuah wadah bagi teman-
pada situasi seperti ini sebagai loncatan teman biker yang ingin hijrah menjadi yang
kepercayaan (the leap of faith). Kierkegaard lebih baik. “Dari situlah lahir Muslim Biker
Indonesia, sebagai komunitas untuk kita bisa Komunitas ini juga menjadi
mempelajari agama Islam secara benar dan penyelenggara kajian rutin setiap bulan dan
kaffah” tambahnya. Secara kongkrit MBI disesuaikan dengan kebutuhan. Kajian-kajian
memiliki beberapa misi, yaitu: yang kerap diadakan mendapat respon positif
1. Meningkatakan persaudaraan (ukhuwah) dari berbagai kalangan baik para biker
antar member MBI pada khususnya dan maupun masyarakat luas. Agenda lainnya
kepada para bikers pada umumnya. yaitu mengadakan rihlah ke beberapa tempat,
dengan mengajak ustadz untuk tadabbur alam.
2. Meningkatkan wawasan tentang sejarah
Selain itu, ada juga dauroh bagi anggota dan
perjuangan Islam dan tempat-tempat
bagi pengurus.
bersejarah Islam di Indonesia dan di dunia.

3. Meningkatkan skill riding, attitudes, dan


wawasan terhadap motor pada anggotanya. ANTARA EKSISTENSIALISME DAN
KOMUNITAS MBI
Hal itu direpresentasikan dalam berbagai
Jika dikaitkan dengan
agenda serta program yang telah digulirkan.
eksistensialisme menurut Kierkegaard,
MBI memiliki tiga agenda pokok
komunitas Muslim Biker Indonesia sangat
yakni Touring, Gathering, dan Caring.
sesuai dengan teorinya. Paham
Adapun sasaran dari tiga agenda pokok
eksistensialisme Kierkegaard terbagi
tersebut yaitu biker dan masyarakat luas.
menjadi 3 tahap, ketiga tahapan tersebut
Dalam riwayatnya, MBI pernah mengundang
dialami oleh komunitas MBI.
semua club motor baik Harley Davidzon
Tahap pertama yang dialami oleh
Club Indonesia maupun yang lainnya.
komunitas MBI adalah ketika awal merintis
“Alhamdulillah mereka terbuka menerima
komunitas, dimana mereka menghabiskan
undangan. Mau mendengarkan kajian. Itulah
waktu untuk mengejar kesenangan duniawi,
bentuk syiar kita. Akhirnya dengan kajian ini
seperti riding bebas, hingga mereka
membuka hidayah dan mengerti beginilah
menemukan titik kejenuhan dan mencoba
Islam yang benar dan kaffah sehingga
melakukan hal baru selain riding semata.
semangat untuk perbaikan diri. Sehingga
Manusia bisa keluar dari eksistensi ini jika ia
esoknya mau datang ke kajian-kajian kita,”
merasa tidak menemukan titik kepuasaan dan
ucap salah satu anggota MBI.
berujung keputusasaan. Sehingga ia harus
melakukan lompatan eksistensi. Begitu pula lompatan terakhir yaitu tahap religius atau
dengan komunitas MBI, anggota komunitas lompatan iman.
merasa kegiatan yang mereka jalani selama Tahap religious, tahap ini merupakan
ini tidak membawa banyak kebermanfaatan tahap terakhir dari teori Kierkegaard, pada
selain sebagai wadah penyalur hobi, sehingga tahap ini manusia membenahi diri agar
mereka melakukan sebuah revolusi kegiatan menjadi pribadi yang lebih baik dengan
dan melakukan lompatan eksistensi. menyerahkan diri kepada Tuhan. Individu
Lompatan ini tereksekusi ketika mereka pada tahap ini benar-benar yakin bahwa
melakukan kajian rutin dan perlahan-lahan Tuhan dapat menghapuskan penderitaan dan
menjadi tempat hijrah bagi para biker agar keputusasaan manusia. Tahap ini juga
menjadi lebih baik. Ketika mereka dialami oleh komunitas MBI, hal tersebut
melakukan lompatan berarti komunitas MBI tercermin melalui motivasi anggota
telah berada di tahap kedua yaitu tahap etis. komunitas dalam melakukan berbagai
Tahap etis ini dianggap lebih macam agenda, salah satu anggota
menjanjikan untuk memperoleh kehidupan menyampaikan “Kita kan lahir untuk
yang lebih menenangkan. Kierkegaard beribadah, dan perjalanan hidup ini
mengimplementasikan tahap ini pada dikerjakan untuk menggapai cita cita
pernikahan. Pernikahan dianggap salah satu tertinggi yaitu masuk surga,” jelasnya.
cara agar berani untuk memberikan batas Mereka melakukan hal-hal terpuji di jalan
pada dirinya dengan orang lain. Tahap ini Tuhan dan menyerahkan dirinya hanya untuk
juga dilalui oleh komunitas MBI, yaitu saat Tuhan. Kierkegaard memberi istilah pada
mereka melakukan kegiatan sosial, santunan situasi seperti ini sebagai loncatan
anak yatim, bantuan bagi korban bencana, kepercayaan (the leap of faith). Kierkegaard
sunnatan massal, dan lainnya. Dengan menjelaskan bahwa satu-satunya cara atau
adanya kegiatan tersebut, akhirnya membuat jalan untuk sampai kepada Tuhan adalah
para anggota MBI merasa memiliki kepercayaan atau iman (faith). Dengan kata
keterikatan batin antar sesama anggota lain, tahap ini adalah tahap untuk berserah
maupun masyarakat luas. Tidak sampai situ, diri kepada Tuhan dan percaya kepadaNya.
komunitas MBI akhirnya melakukan Saat ini MBI telah beranggotakan sekitar
lompatan lagi maka mereka berada di 4000 orang di 26 chapter yang ada di
Indonesia dan ada beberapa daerah lain yang
menunggu chapternya untuk segera lompatan iman. Ada tiga ranah eksistensi:
diresmikan. Komunitas Muslim Biker ranah estetis, ranah etis, dan ranah religius.
Indonesia (MBI) menjadi panutan bagi
Orang yang hidup secara estetis suatu
banyak orang.
hari akan merasa bosan. Jika seseorang
menyadari bahwa dia bosan oleh karena
KESIMPULAN kehidupan estetis yang dia miliki, dia harus
melakukan lompatan eksistensi. Dia harus
Komunitas Muslim Biker Indonesia
memilih dan berkomitmen dengan satu cara
atau yang lebih dikenal dengan MBI pada
hidup. Setelah “melompat‟, dia akan hidup
awalnya mengadakan berbagai agenda atau
secara etis. Dengan “melompat‟ seseorang
program seperti modifikasi massal, kopdar,
melepas dirinya yang lama dan tidak sejati
ataupun touring. Namun kini mereka
dan secara otomatis mendapat dirinya yang
memiliki tujuan yang lebih dari sekadar
baru dan sejati. Seseorang memilih hidupnya,
menjalankan hobi. Menariknya, tak hanya
bagaimana seseorang akan menjalani
kesenjangan, MBI yang sudah berdiri sejak
hidupnya. Seseorang bertanggung jawab atas
22 Oktober 2017 ini berkomitmen untuk
hidup yang dipilihnya.
menjadi wadah dalam meningkatkan ilmu
Ada sebuah lompatan yang sulit
agama Islam, keimanan, ibadah dan amal
dimengerti oleh orang lain meski dia
sholeh untuk para member komunitas dan
mengimaninya. Kierkegaard menamainya
club motor di Indonesia demi menegakkan
lompatan iman. Ketika seseorang secara etis
Tauhid dan ketaatan kepada
memilih panggilan hidupnya sendiri,
Allah Subhanahu Wa Ta'ala.
panggilan Tuhan, dia hidup secara religius.
Kierkegaard dengan Dia hidup di dalam iman. Dia menjalani
eksistensialismenya mengajari kita hidupnya hanya untuk Tuhan. Terkadang
bagaimana menjadi ksatria iman yang orang lain tidak mampu memahaminya.
bereksistensi sesuai esensi. Seseorang yang Namun, dia mengimani apa yang dia jalani
hendak bereksistensi sesuai esensi harus adalah benar. Tatkala seseorang hidup secara
melakukan lompatan eksistensi bahkan religius, dia menjadi seorang ksatria iman.
DAFTAR PUSTAKA

Adi, P. (2010). Eksistensialisme - antara


Kierkegaard dan Sartre. 29 April, 1.
https://www.kompasiana.com/kalongge
dhe/54ffbbc0a33311576350fc55/eksist
ensialisme-antara-kierkegaard-dan-
sartre

Agus. (2019). Komunitas Muslim Biker


Indonesia: Bersyiar Sambil Touring
Motor. Go Muslim.
https://www.gomuslim.co.id/read/komu
nitas/2019/08/11/13943/-p-komunitas-
muslim-biker-indonesia-bersyiar-
sambil-touring-motor-p-.html

Shofa, M. (2012). Manusia Dalam


Perspektif Eksistensialisme [Institut
Agama Islam Negeri Sunan Ampel
Surabaya].
https://core.ac.uk/download/pdf/160021
271.pdf

View publication stats

Anda mungkin juga menyukai