Anda di halaman 1dari 5

Klasifikasi produk bisa dilakukan atas berbagai macam sudut pandang.

Berdasarkan tangibility,
produk dapat diklasifikasikan ke dalam dua kelompok utama, yaitu:

1. Barang (Goods) Barang merupakan produk yang berwujud fisik, sehingga bisa dilihat,
diraba/disentuh, dirasa dipegang, disimpan, dipindahkan, dan mengalami perlakuan fisik lainnya.
Ditinjau dari aspek durabilitas, terdapat dua macam barang, yaitu:

a. Barang Tidak Tahan Lama (Nondurable Goods)

Barang tidak tahan lama adalah barang berwujud yang biasanya habis dikonsumsi dalam satu
atau beberapa kali pemakaian. Dengan kata lain, umur ekonomisnya dalam kondisi pemakaian
normal kurang dari satu tahun. Contohnya adalah sabun, minuman dan makanan ringan, kapur
tulis, gula, dan garam. Oleh karena barang jenis ini dikonsumsi dengan cepat (dalam waktu
singkat) dan frekuensi pembeliannya sering terjadi, maka strategi yang paling tepat adalah
menyediakannya di banyak lokasi, menerapkan mark-up yang kecil, dan mengiklankannya
secara gencar untuk mendorong konsumen agar men- cobanya dan sekaligus untuk
membentuk preferensi.

b. Barang Tahan Lama (Durable Goods)

Barang tahan lama merupakan barang berwujud yang biasanya bisa bertahan lama de- ngan
banyak pemakaian (umur ekonomisnya untuk pemakaian normal adalah satu tahun atau
lebih). Contohnya antara lain TV, lemari es, mobil, komputer, dan lain-lain. Umum- nya jenis
barang ini membutuhkan personal selling dan pelayanan yang lebih dibandingkan barang
tidak tahan lama, memberikan margin laba yang lebih be membutuhkan jaminan/garansi
tertentu dari penjualnya. Manual tentang cara penggunaan, dan perawatan produk acapkali
dibutuhkan.

2. Jasa (Services)

Jasa merupakan aktivitas, manfaat atau kepuasan yang ditawarkan untuk dijual. Jasa ber-
cirikan intangible, inseparable, variable, dan perishable. Contohnya bengkel reparasi, salon
kecantikan, kursus, hotel, lembaga pendidikan, dan lain-lain.

Klasifikasi Produk Konsumen (B2C-Business-to-Consumer Products)

Selain berdasarkan durabilitas dan tangibility, produk umumnya juga diklasifikasikan


berda- sarkan siapa konsumennya dan untuk apa produk tersebut dikonsumsi. Berdasarkan
kriteria ini, produk dapat dibedakan menjadi produk konsumen akhir (consumer products atau
B2C products) dan produk bisnis (industrial products, organizational products, business products
atau B2B products).

Produk konsumen adalah produk yang dikonsumsi untuk kepentingan konsumen akhir
sendiri (individu dan rumah tangga), bukan untuk tujuan bisnis. Umumnya produk konsumen
dapat diklasifikasikan menjadi empat jenis, yaitu convenience products, shopping products,
specialty products, dan unsought products. Klasifikasi ini didasarkan pada kebiasaan konsu- men
dalam berbelanja, yang dicerminkan dalam tiga aspek berikut: (a) usaha yang dilakukan
konsumen untuk sampai pada keputusan pembelian, (b) atribut-atribut yang digunakan konsu-
dalam pembelian, dan (c) frekuensi pembelian."

1. Convenience Products

Convenience products merupakan barang dan jasa yang pada umumnya memiliki frekuensi
pembelian tinggi (sering dibeli), dibutuhkan dalam waktu segera, dan hanya memerlukan
usaha yang minimum (sangat kecil) dalam pembandingan dan pembeliannya. Contoh conve-
nience good antara lain rokok, sabun, pasta gigi, baterai, permen, dan surat kabar.
Sedangkan contoh convenience service meliputi gerai ritel 24 jam, jasa fotokopi, dan
laundry. Kunci sukses dalam pemasaran convenience products meliputi: lokasi,
kenyamanan, kemudahan transaksi, dan visibility. Convenience products sendiri masih dapat
dikelompokkan menjadi tiga jenis, yaitu staples, impulse products, dan emergency products.

a. Staples adalah produk yang dibeli konsumen secara reguler atau rutin, misalnya sabun
mandi, pasta gigi, shampoo, laundry, beras, telur, mie instan, dan bensin.

b. Impulse products merupakan produk yang dibeli tanpa perencanaan terlebih dahulu atau-
pun usaha-usaha mencarinya. Biasanya impulse products tersedia dan dipajang di banyak
tempat yang tersebar, sehingga konsumen tidak perlu repot-repot mencarinya. Contohnya
permen, coklat, majalah, snack, serta jasa cuci motor dan mobil. Biasanya impulse goods
dipajang di dekat konter pembayaran pasar swalayan.

c. Emergency products adalah produk yang dibeli bila kebutuhan spesifik dirasa konsumen
sangat mendesak atau tak terduga, misalnya payung dan jas hujan di musim hujan; jasa
tambal ban; jasa Unit Gawat Darurat di rumah sakit; obat-obatan P3K (Pertolongan
Pertama Pada Kecelakaan); serta asthma inhalers.

2. Shopping Products Shopping products adalah produk yang dalam proses pemilihan dan
pembeliannya dibandingkan oleh konsumen di antara berbagai alternatif yang tersedia.
Kriteria perbandingan tersebut meliputi harga, kualitas, warna, dan model. Contohnya alat-
alat rumah tangga, pakaian, dan mebel. Shopping products terdiri atas dua jenis, yaitu:

a. Homogeneous shopping products merupakan shopping products yang oleh konsumen


dipersepsikan serupa dalam hal kualitas tetapi berbeda signifikan dalam hal harga
Dengan demikian, konsumen berusaha mencari harga yang termurah dengan cara
membandingkan harga di satu toko dengan toko lainnya. Contohnya adalah DVD
shopping products dan heterogeneous shopping products. player, TV, mesin cuci, jasa
penerbangan, komputer personal, dan kulkas.
b. Heterogeneous shopping products adalah shopping products yang aspek karakteristik atau
fiturnya dianggap lebih penting oleh konsumen daripada aspek harganya. De ngan kata
lain, konsumen mempersepsikannya berbeda dalam hal kualitas dan fitur produk.
Contohnya, perlengkapan rumah tangga, mebel, pakaian, jasa child care, dan paket
liburan.

3. Specialty Products

Specialty products adalah produk yang memiliki karakteristik dan/atau identifikasi merek
yang unik bagi sekolompok konsumen tertentu, sehingga mereka bersedia melakukan usaha
khusus untuk membelinya. Umumnya jenis specialty products terdiri atas ba rang-barang
mewah dengan merek dan model spesifik, seperti mobil Bentley, tas Her- mes, arloji Rolex,
busana rancangan Dolce & Gabbana, perhiasan Tiffany, dan lain-lain. Untuk specialty
services, contohnya meliputi: Ritz-Carlton resorts, financial advice, legal counsel, dan
operasi plastik.

4. Unsought Products Unsought products merupakan produk yang tidak diketahui konsumen
atau kalaupun sudah diketahui, tetapi pada umumnya belum terpikirkan untuk membelinya.
Ada dua jenis unsought products, yaitu regularly unsought products dan new unsought
products.

a. Regularly unsought products adalah produk yang sebetulnya sudah ada dan diketahui
konsumen, tetapi tidak terpikirkan untuk membelinya. Contohnya ensiklopedia, asuransi
jiwa, batu nisan, jasa kremasi, tanah kuburan, dan panti jompo.

b. New unsought products adalah produk yang benar-benar baru dan sama sekali belum
diketahui konsumen. Jenis produk ini merupakan hasil inovasi dan pengembangan produk
baru, sehingga belum banyak konsumen yang mengetahuinya.

Setiap perusahaan perlu memahami bahwa kriteria sebuah produk termasuk jenis yang
products, sehingga untuk membeli TV ia akan mendatangi beberapa toko sebelum memutuskan
mana, tergantung pada masing-masing individu. Anna mungkin menganggap TV sebagai
shopping untuk membeli TV merek apa. Akan tetapi, bagi Evi mungkin TV merupakan specialty
products dan ia hanya mau memberi TV bermerek Sony.

Klasifikasi produk terhadap produk spesifik dapat berubah seiring dengan semakin lamanya
produk bersangkutan tersedia di pasar. Sebagai contoh, pada waktu pertama kali diperkenalkan,
smartphone Blackberry merupakan specialty products. Saat ini dengan semakin banyaknya me-
rek-merek lainnya, smartphone Blackberry sudah merupakan shopping products bagi berbagai
kalangan masyarakat di Indonesia.
Klasifikasi Produk Bisnis (B2B = Business-to-Business Products)

Produk bisnis adalah barang dan jasa yang dikonsumsi oleh konsumen bisnis
(konsumen antara, konsumen organisasional, atau konsumen industrial) untuk
keperluan selain dikonsumsi 2 Untuk diubah, diproduksi menjadi barang lain
kemudian dijual kembali (oleh produsen). langsung, yaitu:

a. Untuk diubah, diproduksi menjadi barang lain kemudian dijual kembali (oleh produsen)
b. Untuk dijual kembali (oleh pedagang) tanpa dilakukan transformasi fisik (proses
produksi)
Konsumen bisnis adalah tipe konsumen yang profesional. Mereka menekankan aspek
rasionalitas dan efektivitas biaya dalam keputusan pembelian. Oleh karena itu, klasifikasi
produk bisnis lebih didasarkan pada pemakaian produk ketimbang perilaku pembelian
konsumen. Secara garis besar, terdapat enam macam produk bisnis. antara lain:

1. Installations
Specialty products dalam konteks produk bisnis disebut installations. Tipe ini
mencakup inves- tasi modal untuk pabrik baru, mesin berat, dan sistem
telekomunikasi. Pembelian pesawat Boeing 787 Dreamliner oleh Qantas merupakan
contoh installations bagi maskapai pener- bangan kebanggaan Australia tersebut.
Oleh karena pembelian installations membutuhkan dana besar dan pemakaiannya pun
berlangsung dalam periode yang relatif lama, maka pro- ses pembeliannya melibatkan
banyak pembuat keputusan. Biasanya negosiasi berlangsung lama dan melewati
berbagai tahapan. Keahlian teknis dan customization merupakan aspek krusial dalam
pembelian installations.

2. Accessory equipment
Yang termasuk dalam kategori ini adalah produk yang memfasilitasi produksi atau
operasi tetapi tidak menjadi bagian dari produk akhir. Contohnya adalah komputer
desktop, prin- ter, power tools, smartphones, dan cell phones. Dibandingkan
installation, harga accessory equip- ment lebih murah. Kendati tergolong capital
investment dan konsumen lazimnya melakukan depresiasi biaya selama beberapa
tahun, umumnya usia pemakaian accessory equipment lebih singkat dibandingkan
installation. Kualitas dan layanan memainkan peran penting, namun harga berpotensi
menjadi pertimbangan utama dalam keputusan pembelian tipe produk ini.

3. Component parts and process materials


Component parts and process materials merupakan item produk yang menjadi bagian
dari produk akhir, baik yang tak mengalami perubahan bentuk dan sifat, maupun yang
melebur dalam produk jadi. Secara garis besar, tipe ini meliputi process materials
(seperti benang, se- men, dan kawat) dan component parts (seperti motor kecil dan
ban). Biasanya process materials masih perlu diolah lagi, misalnya benang ditenun
menjadi kain. Sifat process materi- terstandarisasi mengakibatkan harga dan
keandalan pemasok menjadi faktor pem- als yang belian yang paling penting.
Sementara itu, component parts seluruhnya masuk ke dalam produk jadi tanpa
mengalami perubahan bentuk dan sifat, misalnya ban dipasang sepenuhny pada mobil
atau sepeda motor, dan chip semikonduktor dipasang di komputer.

4. Raw materials
Raw materials terdiri atas produk pertanian (seperti beras, buah-buahan, sayur-sayura
kapas, susu, telur, daging sapi, dan seterusnya) dan produk kekayaan alam (di
antarany minyak bumi, batu bara, tembaga, biji besi, rotan, dan kayu). Raw materials
seluruhnya ata Konsumen bisnis lebih mengutamakan faktor keandalan dalam
menyampaikan produk dalam sepenuhnya masuk ke dalam produk jadi. Harga jarang
menjadi keputusan utama pembelian kuantitas dan kualitas yang ditetapkan.

5. MRO (Maintenance, Repair, Operating) Supplies


MRO supplies merupakan tipe convenience products bagi konsumen bisnis. Supplies
mencer- minkan pengeluaran rutin yang digunakan dalam operasi perusahaan sehari-
hari. Tipe pro duk ini tidak menjadi bagian dari produk akhir. MRO terdiri atas tiga
macam: (1) mainte nance item, seperti sapu, filter, dan lampu; (2) repair item, seperti
mur dan baut yang diguna kan untuk mereparasi peralatan; dan (3) operating supplies,
seperti kertas dan cartridge printer, baterai untuk mouse, dan alat tulis. Produk-produk
seperti ini umumnya relati terstandarisasi dan tingkat kompetisi harga amat intensif.
Akan tetapi, konsumen bisnis tidak banyak mencurahkan waktu dalam pembuatan
keputusan pembelian MRO supplies Pesanan biasa dilakukan via telepon, email, fax,
atau lewat wiraniaga pedagang grosir setempat.

6. Business services
Kategori produk ini mencakup produk intangible yang dibeli perusahaan untuk
memfasilitasi proses produksi dan operasi. Beberapa contoh di antaranya: jasa
finansial, jasa leasing, jasa rental peralatan dan kendaraan, asuransi, jasa keamanan,
jasa legal, jasa akuntansi, jasa perpajakan, biro iklan, jasa riset, dan konsultasi
manajemen.

Anda mungkin juga menyukai