Anda di halaman 1dari 11

BAB III

RANCANGAN AKTUALISASI

3.1 Identifikasi Isu


Untuk menyusun rancangan kegiatan aktualisasi, maka saya akan
menjelaskan jabatan saya. Jabatan saya adalah Pengelola tata ruang di
Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Bangka Barat. Adapun
uraian tugas pokok dan fungsi saya sebagai Pengelola tata ruang di
Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Bangka Barat adalah
sebagai berikut:
a. Membantu kepala bidang Penataan Ruang dan Jasa Konstruksi dalam
bidang tugasnya;
b. Menyelenggarakan Penyusunan usulan rencana kerja dan anggaran
tahunan seksi Perencanaan Penataan Ruang;
c. Menyelenggarakan Penyusunan bahan peraturan zonasi (zoning map
dan zoning teks) sebagai penjabaran dari rencana umum dan rinci tata
ruang;
d. Menyiapkan bahan legislasi untuk produk rencana tata ruang;
e. Melaksanakan koordinasi dan fasilitasi penyusunan rencana tata ruang;
f. Menyelenggarakan Penyusunan data base penataan ruang;
g. Menyusun Rencana Detail Tata Ruang (RDTR);
h. Melakukan pengembangan dan penyebarluasan sistem informasi
perencanaan tata ruang;
i. Menyiapkan penyusunan dan pelaksanaan rencana dan program kerja,
bahan koordinasi dan pengkajian kebijakan teknis pada Seksi
Perencanaan Penataan Ruang;
j. Melaksanakan Pembinaan, Pengawasan dan Pengendalian di Seksi
Perencanaan Penataan Ruang;
k. Menyiapkan pengumpulan, pengolahan, dan analisis data Seksi
Perencanaan Penataan Ruang;

32
l. memberikan saran dan pertimbangan kepada kepala bidang penataan
ruang dan jasa konstruksi tentang langkah-langkah dan tindakan yang
perlu diambil dalam melaksanakan tugasnya.
Ada beberapa masalah atau isu yang terjadi di Dinas Pekerjaan
Umum dan Penataan Ruang Kabupaten Bangka Barat. Adapun isu-isu
tersebut dapat diidentifikasikan sebagai berikut:
1. Tidak adanya penerapan SOP RDTR (Rencana detail Tata Ruang) di
lingkungan Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang,
2. Rendahnya Pengetahuan ASN akan pentingnya bebas polusi dari asap
rokok terhadap lingkungan sekitar kantor,
3. Tidak adanya penerapan prinsip dasar 3T(Tepat Waktu, Tepat Ukuran,
Tepat Sasaran),
4. Kurangnya disiplin ASN terhadap penerapan sistem finger print untuk
absensi kepegawaian.
Identifikasi isu tersebut diinpetarisir ke dalam 3 Prinsip ASN yaitu
Manajemen ASN, Pelayanan Publik dan Whole of Government (WoG).
Langkah selanjutnya adalah mengkonsultasikan isu yang telah
teridentifikasi pada rekan kerja, atasan/Kepala Seksi dan coach untuk
kemudian dianalisis sehingga terpilih sebuah isu utama yang akan
diangkat.

3.2 Isu Yang Diangkat


Dari identifikasi isu yang dikemukakan diatas, isu yang akan diangkat
adalah “Tidak adanya penerapan SOP RDTR (Rencana detail Tata
Ruang) di lingkungan Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang”. Isu
yang dipilih menjadi isu yang perlu dicarikan pemecahan masalahnya.
Jika isu tersebut tidak bisa segera dipecahkan maka akan mengakibatkan
hal-hal sebagai berikut:
1. Penyusunan RDTR tidak sistematis dan tidak terukur.

33
3.3 Kegiatan Pemecahan Isu
Kegiatan ini dilakukan terkait dengan belum adanya RDTR di
lingkungan Dinas Pekerjaan Umum and Penataan Ruang di Kabupaten
Bangka Barat, maka dari itu sebelum penyusunan RDTR dilakukan ,
disusun lah terlebih dahulu SOP penyusunan RDTR. Berdasarkan isu
yang saya angkat SOP itu sendiri adalah dokumen yang berkaitan dengan
prosedur yang dilakukan secara kronologis untuk menyelesaikan suatu
pekerjaan yang bertujuan untuk memperoleh hasil kerja yang paling efektif
dari para pekerja dengan biaya yang serendah-rendahnya. SOP biasanya
terdiri dari manfaat, kapan dibuat atau direvisi, metode penulisan
prosedur, serta dilengkapi oleh bagan flowchart di bagian akhir memiliki
fungsi sebagai memperlancar tugas petugas/pegawai atau tim/unit kerja ,
Sebagai dasar hukum bila terjadi penyimpangan, Mengetahui dengan
jelas hambatan-hambatannya dan mudah dilacak, Mengarahkan
petugas/pegawai untuk sama-sama disiplin dalam bekerja, Sebagai
pedoman dalam melaksanakan pekerjaan rutin.
Berdasarkan hal tersebut, penyusun hendak memberikan Standar
operasional prosedur kepada para pegawai. Maka gagasan pemecahan
isu yang diusulkan adalah Pembuatan SOP Penyusunan RDTR (Rencana
detail Tata Ruang) sebagai bentuk acuan standar ASN dalam bekerja di
Lingkungan Dinas PU dan Penataan Ruang Pemerintah Kabupaten
Bangka Barat.

3.4 Rencana dan Tahapan Kegiatan


Kegiatan yang diusulkan dalam menyelesaikan isu diatas adalah :
1. Melakukan konsultasi dengan Kepala Seksi terkait kegiatan
aktualisasi, kegiatan yang akan dilakukan:
a.Bertemu dan membuat jadwal untuk bimbingan dengan kepala seksi
(Kasi).
b.Menjelaskan kepada kepala seksi (Kasi) tentang kegiatan apa saja
yang dilakukan.

34
c.Berdiskusi dan meminta saran serta masukan dari Kepala seksi
(Kasi).
d.Meminta persetujuan Kepala Seksi tentang kegiatan yang akan
dilaksanakan.
2. Persiapan mengumpulkan dasar-dasar pembuatan SOP
RDTR(Rencana Deatil Tata Ruang) :
a. Penyusunan Kerangka Acuan Kerja (KAK).
b. Penentuan metodologi yang digunakan
c. Penganggaran kegiatan penyusunan RDTR
d. Pemahaman terhadap Kerangka Acuan Kerja
e. Persiapan teknis pelaksanaan penyusunan
3. Sosialisasi Penerapan SOP RDTR(Rencana Detail Tata Ruang):
a.Melakukan koordinasi dengan kepala seksi.
b.Pelaksanaan Sosialisasi Kepada pegawai ASN
c.Mengadakan sesi tanya jawab seputar penerapan SOP RDTR di
lingkungan Kantor Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang
Kab. Bangka Barat.
4. Pelaksanaan perumusan konsep SOP RDTR(Rencana Detail Tata
Ruang):
a.Mengadakan perumusan RDTR.
b.Mengacu pada RTRW dan petunjuk pelaksanaan bidang penataan
ruang.
c.Memperhatikan RPJP dan RPJM kab/kota.
5. Pembuatan SOP dalam bentuk print out:
a. Berkoordinasi dengan kepala seksi .
6. Evaluasi hasil dari penerapan SOP RDTR:
a. Berkoordinasi dengan Kepala Seksi mengenai hasil evaluasi
kegiatan.
b. Membuat Form evaluasi kegiatan
c. Melaksanakan evaluasi kegiatan
d. Membuat laporan evaluasi kegiatan

35
e. Mewawancara rekan – rekan di Kantor mengenai testimoni
kegiatan yang telah dilaksanakan.

3.5. Relevansi Kegiatan dengan Nilai Dasar dan Kedudukan dan


Peran ASN
1. Melakukan konsultasi dengan Kepala Seksi terkait kegiatan
aktualisasi.

a.Bertemu dan membuat jadwal untuk bimbingan dengan kepala seksi


 Etika Publik (Hormat) dalam membuat jadwal bimbingan dengan
atasan, saya memprioritaskan jadwal atasan saya dan
menyesuaikan untuk menghormati atasan.
 Nasionalisme(Kerja sama) Melakukan kerjasama dengan atasan
merupakan contoh nilai etika publik dalam berorganisasi.

b. Menjelaskan kepada Kepala Seksi tentang kegiatan apa saja yang


dilakukan.
 Akuntabilitas (Kejelasan) Menjelaskan proses kegiatan.
 Etika Publik (Hormat) Kegiatan ini merupakan contoh sikap hormat
kita kepada atasan.

c. Berdiskusi dan meminta saran serta masukan dari kepala seksi.


 Etika Publik (Tanggung jawab) Kegiatan ini merupakan contoh sikap
hormat kita kepada atasan.

d. Meminta persetujuan Kepala Seksi tentang kegiatan yang akan


dilaksanakan.
 Nasionalisme (Musyawarah) Dalam melakukan setiap tindakan kita
harus menanyakan persetujuan dari atasan.
Kontribusi Terhadap Visi dan Misi Organisasi
Dengan melakukan koordinasi dengan atasan langsung terkait dengan
rencana kegiatan yang akan dilaksanakan maka diharapkan dapat
menghasilkan kegiatan yang tepat yang dapat meningkatkan pelayanan di

36
kantor dinas pekerjaan umum dan penataan ruang sehingga diharapkan
dapat berkonstribusi dalam mendukung terwujudnya Visi Kabupaten
Bangka Barat Pembangunan yang berkesinambungan dengan
lingkungan hidup yang lestari dan diharapkan juga dapat berkontribusi
mendukung Misi Kabupaten Bangka Barat yaitu Mewujudkan Kelestarian
Lingkungan untuk Mendukung Pembangunan yang Berkelanjutan.

2. Persiapan mengumpulkan dasar-dasar pembuatan SOP


RDTR(Rencana Deatil Tata Ruang)
a. Penyusunan Kerangka Acuan Kerja (KAK).

 Akuntabilitas (Kejelasan) Dalam melakukan pengumpulan data


yang ada bersifat jelas
b. Penentuan metodologi yang digunakan

 Komitmen Mutu (Efektif) Menentukan metodologi yang akan


digunakan untuk melakukan penyusunan SOP secara efektif.
c. Penganggaran kegiatan penyusunan RDTR

 Komitmen Mutu (Efektif) Menentukan metodologi yang akan


digunakan untuk melakukan penyusunan SOP secara efektif.
d. Pemahaman terhadap Kerangka Acuan Kerja

 Akuntabilitas (Kejelasan) Memahami kerangka acuan kerja


dengan jelas.
e. Persiapan teknis pelaksanaan penyusunan

 Akuntabilitas (Tanggung Jawab) Akuntabilitas (Kejelasan)


Memahami kerangka acuan kerja dengan jelas.

Kontribusi Terhadap Visi dan Misi Organisasi


Dengan melakukan koordinasi dengan atasan langsung terkait dengan
rencana kegiatan yang akan dilaksanakan maka diharapkan dapat
menghasilkan kegiatan yang tepat yang dapat meningkatkan pelayanan di

37
kantor dinas pekerjaan umum dan penataan ruang sehingga diharapkan
dapat berkonstribusi dalam mendukung terwujudnya Visi Kabupaten
Bangka Barat Pembangunan yang berkesinambungan dengan
lingkungan hidup yang lestari dan diharapkan juga dapat berkontribusi
mendukung Misi Kabupaten Bangka Barat yaitu Mewujudkan Kelestarian
Lingkungan untuk Mendukung Pembangunan yang Berkelanjutan.

3. Sosialisasi Penerapan SOP


a. Melakukan koordinasi dengan kepala seksi

 Etika Publik (Hormat) Kegiatan ini merupakan contoh sikap


hormat kita kepada Kepala Seksi

b.Pelaksanaan Sosialisasi Kepada pegawai ASN

 Etika Publik (komunikasi) Koordinasi merupakan kegiatan yang


mengedepankan komunikasi.

c.Mengadakan sesi tanya jawab seputar penerapan SOP RDTR di


lingkungan Kantor Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang
Kab. Bangka Barat.

 Nasionalisme (Musyawarah)Berdiskusi dengan melakukan sesi


tanya jawab dengan para rekan kerja serta atasan.

Kontribusi Terhadap Visi dan Misi Organisasi


Dengan melakukan koordinasi dengan atasan langsung terkait dengan
rencana kegiatan yang akan dilaksanakan maka diharapkan dapat
menghasilkan kegiatan yang tepat yang dapat meningkatkan pelayanan di
kantor dinas pekerjaan umum dan penataan ruang sehingga diharapkan
dapat berkonstribusi dalam mendukung terwujudnya Visi Kabupaten
Bangka Barat Pembangunan yang berkesinambungan dengan
lingkungan hidup yang lestari dan diharapkan juga dapat berkontribusi
mendukung Misi Kabupaten Bangka Barat yaitu Mewujudkan Kelestarian
Lingkungan untuk Mendukung Pembangunan yang Berkelanjutan.

38
4. Pelaksanaan perumusan konsep SOP
a.Mengadakan perumusan RDTR

 Akuntabilitas (Kejelasan)Menjelaskan proses kegiatan.

b.Mengacu pada RTRW dan petunjuk pelaksanaan bidang penataan


ruang

 Komitmen Mutu (Efektif) Membuat RDTR sesuai dengan


petunujuk yang ada secara efektif.

c. Memperhatikan RPJP dan RPJM kab/kota

 Akuntabilitas (Kejelasan) Melaksanakan proses kegiatan


dengan memperhatikan RPJP dan RPJM.

Kontribusi Terhadap Visi dan Misi Organisasi


Dengan melakukan koordinasi dengan atasan langsung terkait dengan
rencana kegiatan yang akan dilaksanakan maka diharapkan dapat
menghasilkan kegiatan yang tepat yang dapat meningkatkan pelayanan di
kantor dinas pekerjaan umum dan penataan ruang sehingga diharapkan
dapat berkonstribusi dalam mendukung terwujudnya Visi Kabupaten
Bangka Barat Pembangunan yang berkesinambungan dengan
lingkungan hidup yang lestari dan diharapkan juga dapat berkontribusi
mendukung Misi Kabupaten Bangka Barat yaitu Mewujudkan Kelestarian
Lingkungan untuk Mendukung Pembangunan yang Berkelanjutan.

5. Pembuatan SOP dalam bentuk print out


a.Berkoordinasi dengan kepala seksi

 Etika Publik (komunikasi) Kordinasi merupakan kegiatan yang


mengedepankan komunikasi.

Kontribusi Terhadap Visi dan Misi Organisasi


Dengan melakukan koordinasi dengan atasan langsung terkait dengan
rencana kegiatan yang akan dilaksanakan maka diharapkan dapat

39
menghasilkan kegiatan yang tepat yang dapat meningkatkan pelayanan di
kantor dinas pekerjaan umum dan penataan ruang sehingga diharapkan
dapat berkonstribusi dalam mendukung terwujudnya Visi Kabupaten
Bangka Barat Pembangunan yang berkesinambungan dengan
lingkungan hidup yang lestari dan diharapkan juga dapat berkontribusi
mendukung Misi Kabupaten Bangka Barat yaitu Mewujudkan Kelestarian
Lingkungan untuk Mendukung Pembangunan yang Berkelanjutan.

6. Evaluasi hasil dari penerapan SOP RDTR


a.Berkoordinasi dengan Kepala Seksi mengenai hasil evaluasi
kegiatan

 Etika Publik (komunikasi)Kordinasi merupakan kegiatan yang


mengedepankan komunikasi.

b. Membuat Form evaluasi kegiatan

 Akuntabilitas (Transparan) Kegiatan ini dilakukan dengan


keterbukaan tanpa ada sesuatu yang ditutup-tutupi.

c. Melaksanakan evaluasi kegiatan

 Akuntabilitas (Integritas) Kegiatan ini menunjukan sikap integritass


kita terhadap laporan yang telah kita buat.

d. Membuat laporan evaluasi kegiatan

 Anti korupsi (Jujur) Kegiatan ini merupakan contoh sikap jujur


karna pada saat memberikan testimony mereka akan mengatakan
hal yang sebenarnya.

e.Mewawancara rekan – rekan di Kantor mengenai testimoni


kegiatan yang telah dilaksanakan.

 Etika Publik (komunikasi) Kegiatan wawancara ini merupakan


contoh komunikasi antara rekan kerja yang ada di kantor dengan

40
data yang telah dibuat.

Kontribusi Terhadap Visi dan Misi Organisasi


Dengan melakukan koordinasi dengan atasan langsung terkait dengan
rencana kegiatan yang akan dilaksanakan maka diharapkan dapat
menghasilkan kegiatan yang tepat yang dapat meningkatkan pelayanan di
kantor dinas pekerjaan umum dan penataan ruang sehingga diharapkan
dapat berkonstribusi dalam mendukung terwujudnya Visi Kabupaten
Bangka Barat Pembangunan yang berkesinambungan dengan
lingkungan hidup yang lestari dan diharapkan juga dapat berkontribusi
mendukung Misi Kabupaten Bangka Barat yaitu Mewujudkan Kelestarian
Lingkungan untuk Mendukung Pembangunan yang Berkelanjutan.

3.6. Jadwal Kegiatan Bimbingan Dengan Kepala Seksi

Bulan Mei
No Kegiatan
1 2 3 4
1 Melakukan koordinasi dengan
atasan membahas rencana kegiatan
dan meminta persetujuan.
2 Mengumpulkan penyusunan SOP
3 Merancang SOP
4 Sosialisasi kegiatan SOP

5 Pengesahan SOP

6 Membuat SOP dalam bentuk print


out

7. Evaluasi SOP

8. Laporan

Tabel 3.1 Jadwal kegiatan bimbingan dengan kepala seksi

41
42

Anda mungkin juga menyukai