Anda di halaman 1dari 2

"Penguatan implementasi kurikulum merdeka di Raudatul Athfal"

Pengembangan Implementasi Kurikulum Merdeka pada Raudhatul Athfal (RA) ini memuat tentang;
penyusunan KurikulumPembelajaran (ATP), Modul Ajar, Pembelajaran dan Asesmen, serta Proyek
Operasionaal RA, menyusun Tujuan Pembelajaran (TP), Alur Tujuan Penguatan Profil Pelajar Pancasila
dan Profil Pelajar Rahmatan lil Alamin (P5 PPRA). Panduan ini juga sudah diadaptasi dengan prinsip
inklusifitas dalam layanan pendidikan di RA. Hal ini sejalan dengan arah kebijakan pendidikan Islam
inklusif yang komitmen memberikan layanan pendidikan tanpa diskriminasi dan setara untuk semua
anak bangsa.

Implementasi Kurikulum Merdeka (IKM) di Raudhatul Athfal (RA) mengacu pada kerangka dasar
kurikulum dan struktur kurikulum yang menjadi Keputusan Menteri Agama Nomor 347 tahun 2022
tentang Pedoman Implementasi Kurikulum Merdeka pada Madrasah dan Keputusan Direktur Jenderal
Pendidikan Islam Nomor 3211 tahun 2022 tentang Capaian Pembelajaran Pendidikan Agama Islam dan
Bahasa Arab Kurikulum Merdeka pada Madrasah. Pengembangan kurikulum merdeka di RA dilakukan
dengan prinsip diversifikasi sesuai dengan karakteristik RA, potensi daerah dan kondisi anak serta
melibatkan komite madrasah.

Kurikulum madrasah mengemban dua amanat besar, yaitu; 1) bagaimana membekali peserta didik
kompetensi dan keterampilan hidup agar bisa menghadapi tantangan di zamannya, dan 2) bagaimana
mewariskan karakter budaya dan nilai-nilai luhur kepada generasi penerus bangsa agar peran generasi
kelak tidak terlepas dari akar budaya dan nilai luhur bangsa. Untuk menjalankan dua amanat besar
tersebut, maka kurikulum harus selalu dinamis berkembang untuk menjawab tuntutan zaman.

Dengan demikian, kurikulum madrasah tidak boleh hanya fokus kepada pengetahuan apa yang harus
dikuasai peserta didik, namun lebih penting adalah membekali peserta didik kompetensi, ketertampilan
hidup (life skill) dan cara berpikir-bersikap untuk mengantisipasi dan menyikapi situasi yang selalu
berubah. Kurikulum merdeka akan memandu memberikan pilihan-pilihan untuk membentuk karakter,
menumbuhkan keberanian berpikir kritis, kreatif dan inovatif harus terus dikembangkan. Di samping itu,
nilai-nilai agama sebagai ruh lembaga Pendidikan Islam mesti ditanamkan secara terintegrasi sejalan
dengan implementasi kurikulum itu sendiri. Sehingga nilai religiusitas mewarnai cara berpikir, bersikap
dan bertindak para warga madrasah dalam menjalankan praksis dan kebijakan pendidikan.

Kurikulum merdeka memberikan titik tekan kepada peserta didik. Peserta didik menjadi sentral utama
penerima manfaat kebijakan kurikulum merdeka. Keberhasilan kurikulum merdeka di madrasah akan
diukur sejauh mana kurikulum ini mengubah suasana kelas lebih membahagiakan peserta didik, aktifitas
pembelajaran lebih bergairah, secara efektif dan efisien meningkatkan capaian hasil belajar lebih
bermakna. Pada gilirannya perubahan suasana kebatinan kelas tersebut dapat membentuk karakter
peserta didik, membekali kompetensi dan keterampilan hidup yang dibutuhkan pada kehidupan di
zamannya.
Kondisi ideal tersebut tidak cukup dicapai hanya melalui perbaikan kurikulum, tapi juga guru dan
komponen lain dalam ekosistem pendidikan madrasah juga menentukan. Karena itu, saya mengajak
kepada semua stakeholder madrasah untuk bergotong royong secara bersama-sama memaksimalkan
ikhtiar dan mengoptimalkan perannya demi memberi layanan pendidikan yang bermutu, relevan dan
berdaya saing.

Anda mungkin juga menyukai