784 1261 1 SM
784 1261 1 SM
ABSTRAK
sekarang masih eksis dan/ atau dikenal (Soekanto, 1993). Pengelolaan suatu
oleh masyarakat luas. organisasi berkait erat dengan
Jika dilihat dari sejarahnya, manajemen. Menurut Koontz &
Mangkunagaran berdiri sejak tanggal 16 aDonnel ( 1997) manajemen
maret 1757 masehi sebagai daerah berhubungan dengan pencapaian
Kadipaten pecahan Keraton Surakarta. sesuatu tujuan yang dilakukan
Berdirinya Pura Mangkunagaran karena dengan orang-orang lain.
desakan keras dari Raden Mas Said Manajemen yang dikemukakan itu
melalvii peperangan yang sangat dititikberatkan pada usaha meman
panjang dan melelahkan (tahun1741- faatkan orang-orang lain dalam
1757). Hasil dari jerih payah Raden Mas pencapaian suatu tujuan.
Said melalui peperangan itu lah, Untuk mencapai tujuan tersebut,
akhirnya Raden Mas Said diberi daerah orang-orang di dalam organisasi harus
sendiri yang akhirnya dinobatkan jelas wewenang, tanggung jawab dan
sebagai Adipati bergelar Pangeran tugas pekerjaannya. Di sisi lain yang
Adipati Mangkunagara atau kurang lebih masih mempunyai
Mangkunagara I (Ricklefs, 1978; Radjiman, pengertian yang berkait, dike mukakan
1984). Mengenai siapa sebenarnya Raden oleh Makharita (dalam Handayaningrat,
Mas Said itu, Raden Mas Said adalah 1986) bahwa manajemen adalah
putra sulung Kanjeng Gusti Pangeran pemanfaatan sumber-sumber yang
Arya Adipati (KGPAA) Mangkunagara di tersedia atau yang berpotensial di dalam
Kartasura, kemudian dikenal sebagai pencapaian tujuan. Di sini manajemen itu
Raden Mas Arya Pangeran Suryakusuma dititikberatkan pada usaha menggunakan
atau Pangeran Samber nyawa, yang / meman-faatkan sumber yang tersedia
kemudian menjadi Adipati bergelar atau yang berpontensi dalam pencapaian
Pangeran Adipati Mangkunagara I itu tujuan.
(Reksa Pustaka Mangkunagaran, 1970). Dalam pemahaman lebih lanjut ada
Permasalahan yang diangkat yang menggunakan istilah dengan
dalam penelitian ini, difokuskan pada menyebutnya sebagai management
struktur organisasi yang diciptakan oleh resources (sumber/ sarana manajemen)
pihak Pura Mangkunagaran hingga dengan pengertian, orang, uang,
menjadikan seni budaya material, peralatan, metode, waktu, dan
Mangkunagaran tetap terpelihara. prasarana lainnya seperti tanah, gedung,
Berkait dengan itu dipermasalahkan pula dan alat-alat. Degenaars (dalam
bagaimana pengelolaan organisasi seni di Handayaningrat, 1986) memberikan
Pura mangkunagaran hingga seni budaya penjelasan, manajemen seperti ini sebagai
Mangkunagaran hingga sekarang masih suatu proses yang berhubungan dengan
dikenal oleh masyarakat luas" bimbingan kegiatan kelompok dan
Pemahaman struktur organi sasi berdasarkan atas tujuan yang jelas yang
dalam ilmu sosial berhubungan erat harus dicapai dengan menggunakan
dengan aspek statis dari suatu sumber-sumber tenaga manusia dan
organisasi yang di dalamnya merupakan sumber-sumber tenaga yang bukan
posisi-posisi yang/ di mana masing- tenaga manusia. Titik berat manajemen
masing dari posisi tersebut mengambil seperti ini lebih fokus
peran
pada bimbingan kegiatan kelompok, yang pada satu bagian akan membawa
pencapaian tujuanya lebih banyak perubahan pula terhadap bagian yang lain.
menggunakan sumber daya manusia Asumsi dasarnya adalah setiap struktur
sekalipun sumber-sumber daya lainnya dalam sistem sosial, fungsional terhadap
tidak diabaikan. yang lain. Secara ekstrim penganut teori
Terry (1986) menjelaskan, ini beranggapan bahwa semua peristiwa
manajernen seperti itu lebih menekankan dan semua struktur adalah fungsional bagi
suatu proses yang membeda-bedakan suatu masyarakat. Kalau terjadi konflik,
atas peren canaan, pengorganisasian, penganut teori ini memusatkan
pengge rakan pelaksanaan dan perhatiannya kepada masalah bagaimana
pengawasan, dengan memanfaatkan baik cara menyelesaikannya sehingga
ilmu maupun seni, agar dapat masyarakat tetap dalam keseimbangan.
menyelesaikan tujuan yang telah Teori ini juga mengakui, selain ada fungsi
ditetapkan sebelumnya. Fungsi dari itu juga ada disfungsi. Ada fungsi manifes
semua menurut Terry sebagaimana pula (fungsi yang diharapkan) ada juga fungsi
Sugandha (1986) mempunyai pengertian laten (fungsi yang tidak diharapkan).
yang hampir sama dengan prosesnya, Peristiwa yang ada dalam kelompok
yaitu : perencanaan, pengorganisasian, sosial/ masyarakat adalah fungsional
pengumpulan sumber, pengen-dalian dalam artian positif dan negatif.
kerja, dan pengawasan. Kelompok sosial/ Masyarakat dilihat
Berkait dengan pemahaman dan/ dalam kondisi dinamika dalam kese-
atau konsep struktur organisasi serta imbangan.
pengelolaan suatu organisasi, ada satu
B. Metode Penelitian
teori yang secara dominan akan
digunakan untuk menjawab dan/ atau Penelitian ini menggunakan
menjelaskan permasalahan pene-litian metode kualitatif, yaitu seluruh data yang
ini, yakni teori struktural fungsional dari ada dideskripsikan dalam bentuk kata-
Robert K. Merton sebagaimana kata yang kata-kata itu tidak diangkakan
dikemukakan oleh Ritzer (dalam seperti lazimnya dalam penelitian
Alimandan, 1992). Teori ini menekankan kuantitatif. Cara kerja dan berpikir untuk
kepada keteraturan dan mengabaikan mendapatkan data yang benar pun melalui
konflik serta perubahan-perubahan proses kerja dan berpikir induktif bukan
dalam masyarakat. Konsep-konsep deduktif sebagaimana halnya yang
utamanya adalah fungsi, disfungsi, dilakukan dalam penelitian kuantitatif.
fungsi laten, fungsi manifes, dan Penentuan lokasi, sasaran kajian, teknik
keseimbangan. pengumpulan data, dan langkah analisis
Menurut teori ini, masya rakat/ data secara umum akan dijelaskan berikut
lembaga/ organisasi atau apapun dalam ini.
suatu kehidupan kelompok di masyarakat 1. Lokasi Penelitian
meru-pakan suatu sistem sosial yang
terdiri atas bagian-bagian atau elemen Lokasi penelitian ini adalah Pura
yang saling berkaitan dan saling menyatu Mangkunagaran. Alasan pemilihan tempat
dalam keseimbangan. Perubahan yang ini karena yang
terjadi
menyebakan seni Gaya Mangkunagaran dan Huberman (dalam Rohidi, 1992 dan
masih tetap eksis sampai sekarang. Nasution, 19%). Langkah yang
2. Sasaran Kajian digunakan terdiri dari: 1) pengumpulan
data, 2) reduksi data, 3) penyajian data,
Sasaran kajian dalam penelitian dan 3) verifikasi yang bergerak terus
ini adalah mengenai struktur organiasi sebagai suatu proses siklus sampai
dan pengelolaan organisasi seni di Pura setiap poin kecil yang dianggap sebagai
Mangku-nagaran. Struktur organisasi hasil penelitian diyakini kebenarannya.
meliputi bagian-bagian yang saling Keabsahan data dilakukan dengan
berhubtingan antara satu dengan triangulasi, yakni mencocokkan data dari
lainnya sehingga mewujudkan suatu hasil wawancara, observasi, dan
struktur organisasi yang kokoh. dokumentasi.
Pengelolaan organisasi seni berkait
dengan manajemen yang ada pada C. Hasil Penelitian Dan Pembaha san
organisasi di Pura Mangkunagaran yang Sebagai upaya memberikan
menjadikan Seni Mangku nagaran tetap gambaran hasil penelitian secara jelas
eksis dan/ atau dikenal oleh masyarakat mengenai struktur organisasi dan
luas sampai saat sekarang. pengelolaan organisasi seni di Pura
3. Teknik Pengumpulan Data Mangkunagaran, maka antara hasil
penelitian yang berkait dengan struktur
Teknik pengumpulan data yang organisasi dan pengelolaan organisasi seni
digunakan dalam penelitian ini adalah akan disajikan secara terpisah. Namun
wawancara, observasi, dan demUcian perlu diberikan suatu
dokumentasi. Dalam wawancara ini yang penjelasan di sini bahwa, hasil
diwawancarai adalah sebagian dari para penelitian yang disajikan ini nanti tidak
kerabat dan abdi dalem yang terlibat akan dibahas secara khusus meng
dalam struktur organisasi dan aktif gunakan bab terpisah sebab hasil
dalam kepengurusan di Pura Mangku- penelitian yang dipaparkan telah
nagaran serta sebagian dari komunitas menggunakan pijakan konsep dan teori
di lingkungan Pura Mangkunagaran sebagaimana yang dituangkan dalam
yang tidak ikut terlibat secara langsung pendahuluan. Pendeknya, pembahasan
dalam struktur organisasi resmi di Pura hanya akan tampak implisit di dalam hasil
Mangkunagaran. Observasi dilak penelitian.
sanakan dengan melihat wujud nyata
dari suatu kegiatan organisasi. 1. Struktur Organisasi Pura
Dokumentasi diambil dari gambar- Mangkunagaran
gambar, catatan-catatan, dan rekaman Organisasi Pura Mangku nagaran
yang berkait dengan kegiatan di Pura dikelompokkan menjadi 4 bagian, yaitu
Mangkunagaran. bagian Sekretariat, bagian Kabupaten
4. Teknik Analisis dan Keabsahan Data Mandrapura, Kantor Kawedanan Satria,
dan Kantor Reksa Budaya.
Analisis data dilakukan dengan
mengikuti alur analisis Miles a. Bagian Sekretariat
Sekretariat, dipimpin oleh
seorang koordinator dan dibantu
tersebut menjadi lebih hidup, megah, lengkap dengan gamelan dan pengrawit
ada nuansa estetiknya dari gemulainya yang dikirim langsung dari Pura
tarian yang bercorak gaya\ Mangkunagaran.
Mangkunagaran, menye nangkan, serta 5) Pertukaran Budaya
menghibur. Dalam acara pertukaran budaya,
3) Hibturan/ Tontonan Mangkunagaran juga mengirimkan
Sebeharnya seni tari gaya kontingen tari. Penguiman pertama,
Mangkunagaran difungsikan se-bagai pada tahun 1989 ke Paris dengan
tontonan atau hiburan tersebut materi tari putri bedaya Bedah
pelaksanaannya di masyarakat umum Madiun dan wireng Bandawala.
maupun di Pura Mangkunagaran sendiri Kedua, tahun 2005 ke Maroko dengan
menyatu dengan kepentingan yang lain. materi tari Bandabaya, Kelana Topeng,
Ketika Pura Mangkunagaran dan atau srimpi Muncar, gambyong Retna Kusuma,
masyarakat umum menye-lenggarakan dan sendratari Panji Sekartaji.
upacara dengan menggunakan tari ini Selain fungsi tari yang telah
misalnya, masyarakat atau siapa pun mengalami perkembangan, materi
yang terlibat di dalamnya tidak melihat tarinya pun juga telah mengalami
kesakralannya. Yang dilihat adalah perkembangan. Perkembangan materi
gemulainya gerak para penari, tari, terutama terletak pada iringan yang
gemerlapnya busana yang dikena-kan digunakan untuk mengiringi tari gaya
penari kecantikan para penari putri baik Mangkunagaran. Hal ini dikarenakan
kecantikan alami maupun kecantikan untuk memudahkan siswa dalam belajar
karena pengaruh rias, kemolekan dasar-dasar tari gaya Mangkunagaran.
tampilan dipadu dengan alunan gamelan Beberapa bentuk tari yang
yang mengiringi tari tersebut, dan lain dicoba oleh tetindih untuk dasar-dasar
sebagainya. tari gaya Mangkunagaran yang
4) Festival menggunakan iringan bukan gaya
Seni tari gaya Mangkunagaran Mangkunagaran, adalah tari Bondan,
selain difungsikan untuk upacara- tari Golek Sulung Dayung, dan tari
upacara sakral dan non sakral di Pura Golek Montro. Jelasnya, ketiga tari
Mangkunagaran, untuk upacara tersebut gayanya adalah gaya tari
perkawinan bagi masyarakat umum, Mangkunagaran tetapi iringan yang
suguhan wisata, dan lain sebagainya, digunakan gaya Surakarta. Selain itu
perkembangan sampai saat ini telah salah seorang penari dari Pura juga
sampai pada mengikuti festival keraton. telah menyusun tari wireng Bisma dan
Pe-ngiriman tari gaya Mangkunagaran Srikandi dengan mencoba mengko-
pada acara festival keraton telah tiga kali laborasikan tari gaya Mangunagaran
dilakukan. Pertama, di Cirebon dengan dengan tari gaya Surakarta.
menyajikan materi tari Wirun dan tari
Srimpi Muncar. Kedua, di Jakarta c. Menyebarluaskan
dengan menyajikan tari bedaya Bedah Dalam usaha menyebar-luaskan
Madiun dan srimpi Muncar. Ketiga, di tari gaya Mangkunagaran, pihak Pura
Bali dengan menyajikan tari srimpi melalui sub struktur Langen Praja tidak
Muncar yang dipentaskan secara hanya
Manajemen.Jakarta:Gunung Agung