Anda di halaman 1dari 12

Sumber Daya Manusia Dalam ...

(Anisa Sri RestanƟ)

SUMBER DAYA MANUSIA DALAM PENGEMBANGAN


PERPUSTAKAAN : Studi Pemikiran Lasa Hs.
Anisa Sri Restanti
Pustakawan UPT Perpustakaan Universitas Jenderal Soedirman
anisasrirestanti@gmail.com

Dewasa ini perpustakaan telah mengalami kemajuan yang cukup pesat. Perpustakaan bukan
sekedar tempat mengelola buku dan terbitan lain, namun juga mengelola sumber informasi
dengan memanfaatkan teknologi informasi. Perkembangan pemahaman khususnya manajemen
perpustakaan di Indonesia tentu saja tidak terlepas dari peran aktif para pustakawan ataupun
pemerhati dunia kepustakawanan. Lasa Hs merupakan salah satu pustakawan yang telah banyak
melontarkan pemikiran kepustakawanan dalam bentuk buku, kamus, ensiklopedi, makalah, artikel,
dan lainnya. Dengan produktivitas itu, beliau mampu menunjukkan bahwa pustakawan mampu
berprestasi sejajar dengan jabatan fungsional lain.Dengan prestasi ini beliau mampu menduduki
jabatan fungsional pustakawan utama, golongan IV/e dan purna tugas pada umur 65 tahun dengan
angka kredit/prestasi nyata. Tujuan penelitian ini, untuk mengetahui pemikiran Lasa Hs. mengenai
manajemen sumber daya manusia dalam kepustakawanan. Penelitian ini merupakan penelitian
dokumen. Metode pengumpulan data menggunakan studi literatur dan wawancara. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa; (1) pemikiran Lasa Hs. menempatkan sumber daya manusia merupakan pilar
utama dalam kegiatan perpustakaan; (2) fungsi manajemen sumber daya manusia menurut Lasa
Hs. mencakup penyediaan staf, pengembangan sumber daya manusia, kompensasi, keselamatan
dan kesehatan; (3) Lasa Hs. mempunyai pemikiran ke depan mengenai sumber daya manusia
perpustakaan. Hal ini terlihat dari adanya kompetensi khusus yang harus dimiliki oleh pustakawan.
Dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa peningkatan sumber daya manusia perlu mendapat
perhatian utama karena sumber daya ini merupakan sumber daya bergerak, sedangkan sumber
daya lain merupakan benda mati. Oleh karena itu, sumber daya manusia ini dapat dikembangkan
dan ditingkatkan kemampuannya, yang hasilnya diharapkan mampu meningkatkan produktivitas
dan kinerja perpustakaan. Pemikiran tentang manajemen sumber daya manusia perpustakaan ini
terus dikembangkan melalui berbagai artikel, makalah, dan penulisan buku Manajemen Sumber
Daya Manusia.
Kata kunci: Manajemen sumber daya manusia, Pustakawan, Lasa Hs.

Pendahuluan Dalam pengertian ini, perpustakaan diidentikkan


dengan ruangan, koleksi, penyimpanan, dan
Perpustakaan merupakan istilah yang
pemanfaatan. Selain itu yang perlu digaris
tentu saja tidak asing lagi bagi masyarakat.
bawahi adalah dalam menyimpan buku dan
Perpustakaan identik dengan tempat
terbitan lainnya menurut tata susunan tertentu
penyimpanan buku-buku. Pemahaman tersebut
hal ini dapat dimaknai bahwa dalam pengelolaan
tidak dapat disalahkan sepenuhnya. Hal ini terjadi
perpustakaan tidak sekedar disimpan dan
karena ketidaktahuan oleh sebagian masyarakat
dimanfaatkan.
tentang makna sebuah perpustakaan. Satu
hal yang kita ingat seperti yang disampaikan Tidak ada yang abadi dalam dunia ini
Sulistyo-Basuki (1991:3) menyatakan bahwa kecuali perubahan itu sendiri. Pepatah ini
perpustakaan adalah sebuah ruangan, bagian menyiratkan bahwa hidup ini dinamis dan
sebuah gedung, ataupun gedung itu sendiri inovatif, artinya selalu mengalami perubahan
yang digunakan untuk menyimpan buku dan dari waktu ke waktu. Begitu juga dalam dunia
terbitan lainnya menurut tata susunan tertentu kepustakawanan. Dewasa ini perpustakaan
untuk digunakan pembaca, bukan untuk dijual. telah mengalami kemajuan yang cukup pesat.
Perpustakaan bukan sekedar tempat mengelola
41
Vol. 6 No. 1 Tahun 2015 : 41-52 ISSN 1979 - 9527
buku dan terbitan lain, namun juga mengelola menulis lebih dari 200 artikel dan 200 judul lebih
sumber informasi dengan memanfaatkan makalah hasil pemikiran beliau telah dimuat di
teknologi informasi. Dalam hal ini Lasa Hs media cetak Yogyakara, Surakarta, Semarang,
(2008) menyatakan bahwa perpustakaan Surabaya, Bogor, Jakarta, Riau. Selain itu, juga
merupakan sistem informasi yang didalamnya telah menulis lebih dari 45 judul buku bidang
terdapat aktivitas pengumpulan, pengolahan, kepustakawanan, penulisan, agama Islam, dan
pengawetan, pelestarian dan penyajian serta Kemuhammadiyahan yang telah diterbitkan
penyebaran informasi. Informasi meliputi oleh 15 penerbit.
produk intelektual dan artistik manusia. Dalam
Berdasarkan latar belakang tersebut,
melaksanakan aktivitas tersebut diperlukan ilmu
penulis tertarik untuk mengetahui bagaimana
pengetahuan yang diperoleh melalui pendidikan
pemikiran Lasa Hs. mengenai manajemen
formal atau nonformal di bidang perpustakaan,
perpustakaan khususnya tentang manajemen
dokumentasi dan informasi. Dalam pengertian
sumber daya manusia dalam kepustakawanan.
ini perpustakaan dititik beratkan pada sistem
Adapun tujuan penelitian ini, untuk mengetahui
dan informasinya, meskipun juga memerlukan
pemikiran Lasa Hs. mengenai manajemen
tempat. Artinya sistem kepustakawanan harus
sumber daya manusia dalam kepustakawanan.
selalu berubah dan informasi kenyataan juga
selalu berkembang. Perubahan ini memerlukan Manajemen Sumber Daya Manusia
sumber daya manusia yang akan menggerakkan
perubahan itu. Kalau sumber daya manusia Manajemen merupakan bagian paling
sendiri tidak berubah (pendidikan, jumlah, penting dari ilmu administrasi, yaitu merupakan
kompetensi, dan cara berpikir dan berperilaku) inti administrasi. Secara sederhana administrasi
maka sangat mungkin perpustakaan juga sulit itu mengandung pengertian sebagai “suatu
berubah alias stagnan. proses penyelenggaraan kegiatan yang dilakukan
oleh dua orang atau lebih untuk mencapai tujuan
Perpustakaan ditinjau dari segi yang telah ditentukan”. Sementara manajemen
perkembangan budaya, dapat merupakan agen merupakan pengendalian dan pemanfaatan
perubahan (agent of change). Hal itu dapat semua faktor dan sumber daya (Sutarno,
dimungkinkan dan dapat dimengerti, karena 2006). Pengertian manajemen telah banyak
di perpustakaan terkumpul dan tersimpan dibahas para ahli. Pendapat James F. Stoner
banyak sekali informasi, ilmu pengetahuan, (1982), yang dikutip oleh Handoko (1993:8)
sejarah, filsafat dan penemuan serta pemikiran dalam Lasa Hs (2009: 199) menyatakan
dari masa lalu (Sutarno, 2006). Dari berbagai bahwa manajemen merupakan proses
pengertian tersebut dapat dipahami bahwa perencanaan, pengorganisasian, pengarahan,
pengertian perpustakaan memiliki unsur yang dan pengawasan para anggota dan sumber
sama yakni kegiatan menghimpun, mengolah, daya lainnya untuk mencapai tujuan organisasi
dan memberdayakannya untuk dimanfaatkan yang telah ditetapkan. Di sini James F. Stoner
oleh masyarakat. Pengelolaan informasi di menekankan bahwa manajemen bertitik berat
perpustakaan tersebut akan lebih berdaya guna pada proses dan sistem. Oleh karena itu,
dan berhasil guna mana kala para pelakunya apabila dalam sistem dan proses perencanaan,
disamping menguasai ilmu perpustakaan, juga pengorganisasian, pengarahan, penganggaran,
mengerti, memahami, dan mampu menerapkan dan pengawasan itu kurang baik, maka proses
manajemen perpustakaan (Sutarno, 2006). manajemen itu secara keseluruhan juga kurang
Perkembangan pemahaman mengenai baik.
manajemen perpustakaan di Indonesia, tentu saja Sementara itu, O.R. Terry, yang dikutip
tidak terlepas dari peran aktif para pustakawan oleh Hadi (1990:2) dalam Lasa Hs (2008),
ataupun pemerhati dunia kepustakawanan. menyatakan bahwa manajemen adalah usaha
Para tokoh tersebut telah menyumbangkan pencapaian tujuan yang telah ditetapkan dengan
pemikirannya sehingga wawasan masyarakat menggunakan keahlian orang lain. Dalam hal ini,
lebih terbuka. Lasa Hs. merupakan salah satu Terry tidak menjelaskan unsur-unsur apa saja
pustakawan yang termasuk produktif telah yang diperlukan manajemen agar dalam proses

42
Sumber Daya Manusia Dalam ... (Anisa Sri RestanƟ)
pencapaian tujuan berjalan lancar. Selanjutnya, kebijakan dan praktik yang dibutuhkan seseorang
Qalyubi (2003) mengutip pengertian manajemen untuk menjalankan aspek “orang” atau sumber
dalam Ensiklopedi Nasional Indonesia vol.16 daya manusia dari posisi seorang manajemen,
disebutkan bahwa manajemen merupakan meliputi perekrutan, penyaringan, pelatihan,
proses perencanaan, pengorganisasian, pengimbalan, dan penilaian. Oleh karena
dan pengawasan sumber daya manusia dan itu, SDM memainkan peran penting dalam
sumber-sumber lain untuk mencapai tujuan perusahaan-perusahaan jasa. Sebagaimana
ataupun sasaran secara efektif dan efisien. dikemukakan wakil presiden dari sumber daya
Dalam pengertian ini, manajemen dikatakan manusia pada Toyota Motor Manufacturing di
baik, apabila suatu organisasi/ lembaga memiliki Georgetown, Kentucy dalam Dessler (1997):
tujuan dan sasaran yang jelas serta diketahui oleh
“orang berada dibalik sukses. Mesin tidak
semua yang terlibat dengan kegiatannya. Untuk
memiliki gagasan baru, memecahkan
itu disusun langkah-langkah kegiatan untuk
masalah, atau menangkap peluang. Hanya
mencapai tujuan dengan memanfaatkan segala
orang yang terlibat dan berfikir dapat
sumber (manusia, dana, sarana, kesempatan,
melakukan perbedaan….setiap pabrik mobil
sumber alam, dan lainnya) secara optimal
di A.S pada dasarnya memiliki mesin yang
agar efektif dan efisien. Kegiatan dan elemen-
sama. Tetapi bagaimana orang dimanfaatkan
elemen yang mendukung perlu diorganisasi
dan dilibatkan itu sangat berbeda dari
agar tidak tumpang tindih satu dengan yang
perusahaan ke perusahaan. Angkatan kerja
lain. Kemudian, dalam pelaksanaannya perlu
memberikan kepada perusahaan mana saja
dilakukan kepemimpinan dan pengawasan.
sisi kompetitif yang sejati.”
Dari penjelasan tersebut, dapat dipahami
Menurut Mondy (2008), manajemen
bahwa pendefinisian manajemen terdapat dua
sumber daya manusia merupakan pemanfaatan
kelompok. Kelompok pertama pendefinisian
para individu untuk mencapai tujuan-tujuan
manajemen yang menekankan pada kegiatan
organisasi. Selanjutnya, perpustakaan
manajemen. Para ahli yang masuk kelompok
sebagai institusi dengan produk “jasa” akan
ini adalah Heinz Weinrich dan Harorld Kosutz
memiliki kinerja yang baik apabila ditunjang
yang dalam bukunya Management: A global
dengan manajemen sumber daya manusia
perspective menyatakan bahwa management
yang memadai. Berkenaan dengan hal ini
is the process designing and maintaining
terdapat empat kompetensi yang harus dimiliki
environment in which individuals, working
oleh SDM untuk mengelola perpustakaan
together in groups, efficiency accomplish
yaitu philosophical competencies, technical
selected aims. Pendapat ini didukung oleh
competences, professional competencies, dan
Paul Hersey, Kenneth H. Blancard, Andrew N.
personal competencies (The Tampa Bay Library
Sziloggi, dan Bernard Keys. Kelompok kedua,
Concortium, 2002 dalam Chon, 2005).
pendefinisian manajemen yang menekankan
pada fungsi manajemen, antara lain adalah Fungsi Manajemen Sumber Daya Manusia
George Terry yang menyatakan bahwa
management is a distict process consisting of Setiap individu atau orang-orang yang
planning, organizing, actuating, and controlling, terlibat dalam manajemen sumber daya
performed to determine and accomplish stated manusia mengembangkan dan bekerja melalui
objectives by the use of human beings and other sistem manajemen sumber daya manusia yang
resources. Pendapat ini juga didukung oleh Don terintegrasi. Fungsi-fungsi manajemen sumber
Heleroegel, James A.I. Stones, dan Donald . daya manusia, meliputi:
Mosky (Qalyubi, 2003). a. Penyediaan staf, merupakan proses yang
menjamin suatu organisasi untuk selalu
Dalam manajemen, manusia merupakan
memiliki jumlah karyawan yang tepat
salah satu sumber daya yang dapat berfungsi
dengan keahlian-keahlian yang memadai
untuk mencapai tujuan. Hal ini seperti yang
dalam pekerjaan-pekerjaan yang tepat untuk
dinyatakan Dessler (1997), bahwa manajemen
mencapai tujuan organisasi. Penyediaan staf
sumber daya manusia (SDM) merupakan
mencakup analisis pekerjaan, perencanaan

43
Vol. 6 No. 1 Tahun 2015 : 41-52 ISSN 1979 - 9527
sumber daya manusia, perekrutan, dan a. Dokumen
seleksi. Dokumen digunakan sebagai sumber
b. Pengembangan sumber daya manusia, data dimanfaatkan untuk menguji,
merupakan pendekatan formal yang menafsirkan, bahkan untuk meramalkan
digunakan oleh organisasi untuk memastikan (Moleong, 2007). Peneliti menelusuri dan
bahwa orang-orang dengan kualifikasi dan mengkaji literatur primer berupa sumber
pengalaman-pengalaman yang memadai data utama dari hasil karya tokoh yang diteliti
tersedia ketika dibutuhkan. Fungsi ini yakni Lasa Hs., dan juga dokumen hasil
meliputi pelatihan dan pengembangan karya selain tokoh yang berkaitan dengan
dan juga aktivitas-aktivitas perencanaan pokok bahasan penelitian.
dan pengembangan karier individu,
b. Wawancara
pengembangan organisasi, serta manajemen
Peneliti melakukan wawancara
dan penilaian kinerja.
tidak terstruktur kepada tokoh yang
c. Kompensasi, mencakup semua imbalan total
diteliti. Wawancara ini digunakan untuk
(kompensasi finansial langsung, kompensasi
menemukan informasi yang bukan baku,
finansial tidak langsung/ tunjangan,
hasil wawancara ini menekankan penafsiran
kompensasi nonfinansial) yang diberikan
kembali, pendekatan baru, pandangan ahli,
kepada para karyawan sebagai timbal balik
atau perspektif tunggal. Pelaksanaan tanya-
untuk jasa mereka.
jawab mengalir seperti dalam percakapan
d. Keselamatan dan kesehatan, kedua aspek
sehari-hari (Moleong, 2007).
dari pekerjaan tersebut penting karena para
karyawan yang bekerja dalam lingkungan
Teknik pengolahan data
yang aman dan menikmati kesehatan yang
baik akan cenderung lebih produktif dan Dalam pengolahan data, peneliti
memberikan manfaat jangka panjang bagi melakukan:
organisasi. a. Mengumpulkan data dan memeriksanya
e. Hubungan kekaryawanan dan perburuhan, terutama dari segi kelengkapan, kejelasan,
suatu perusahaan dituntut oleh hukum untuk keakuratan dan kesesuaian dengan bahasan
mengakui serikat pekerja dan berunding penelitian.
dengannya dengan iktikad baik jika para b. Mengklasifikasi dan mensistemasi data
karyawan perusahaan yang bersangkutan dalam paparan yang direncanakan.
menginginkan serikat pekerja mewakili c. Melakukan analisa lebih lanjut terhadap data
mereka (Mondy, 2008). yang telah diklasifikasikan tersebut sehingga
diperoleh kesimpulan.
Metode penelitian
d. Selanjutnya menggunakan teknik
triangulation, yaitu dengan mengumpulkan
Desain penelitian
berbagai informasi tentang berbagai
Penelitian ini merupakan penelitian hal dari berbagai sudut pandang dan
dokumen (historical research) yakni penelitian memeriksa pandangan seseorang dengan
terhadap literatur yang selama ini terkumpul di hasil penelitian, atau sebaliknya meminta
perpustakaan. Menurut Hillway dalam Hartinah persetujuan (konfirmasi) hasil penelitian
(2013) salah satu kelompok penelitian terhadap kepada orang yang ditelitinya (Pendit, 2003).
dokumen penelitian adalah penelitian biografi.
Penelitian ini dilakukan terhadap literatur yang Pembahasan
relevan dengan permasalahan yang dikaji dan
dapat menunjang pemecahan pokok-pokok Riwayat Hidup Lasa Harsana
masalah.
Kehidupan Awal dan Pendidikan Dasar
Metode pengumpulan data Lasa Hs, dilahirkan di Boyolali pada 1
Metode pengumpulan data yang digunakan Januari 1948. Sebagai anak pertama dari tiga
adalah: bersaudara. Pendidikan awal beliau dapatkan

44
Sumber Daya Manusia Dalam ... (Anisa Sri RestanƟ)
dari kedua orang tuanya, dilanjutkan ke Sekolah Institut Pertanian (1983-2006), dosen D3 Ilmu
Rakyat Islam Mambaul ’Ulum di Boyolali. Perpustakaan FISIPOL UGM, dosen D3 dan
Selanjutnya melanjutkan sekolah ke Madrasah S1 Ilmu Perpustakaan Fakultas Adab UIN SUKA
Tsanawiyah Al-Islam di Boyolali, yang kemudian (1999-sekarang). Beliau pernah menjadi dosen
meneruskan sekolah Madrasah ‘Aliyah Al-Islam Manajelen Ilmu Perpustakaan Pascasarjana
di Surakarta. Selama mengikuti pendidikan di UGM, dan Kajian Ilmu Perpustakaan IIS
Al-Islam ini, beliau juga menjadi santri Pondok Pascasarjana UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta
Pesantren Nirbitan Surakarta. Pendidikan (2009-2011). Dosen Agama Islam Diploma
berkarakter Islam dan dengan menjaga Agribisnis Fakultas Teknologi Pertanian UGM
konsistensi, hingga saat ini beliau bersosok (2002-2011), dan sampai kini masih menjadi
religius. Tutor mata kuliah Ilmu Perpustakaan FISIPOL
Universitas Terbuka Surakarta dan DIY.
Pendidikan kesarjanaannya ditempuh
pada program studi Bahasa Arab Fakultas Dalam organisasi profesi, beliau pernah
Sastra dan Kebudayaan (sekarang Fakultas menjadi anggota pengurus IPI DIY (1990-
Ilmu Budaya) Universitas Gadjah Mada 1993), anggota pengurus Majelis Pustaka dan
(UGM) Yogyakarta tahun 1979. Kemudian Informasi PP Muhamadiyah (1995-2000), Wakil
beliau memperoleh pendidikan dan latihan Ketua Forum Perpustakaan Perguruan Tinggi
perpustakaan di UGM tahun 1973, penataran Indonesia/FPPTI DIY (2003-2006), anggota
Perpustakaan Kopertis wilayah V DIY, Program Pengurus Lembaga Pustaka dan Informasi
Sertifikat Ahli Perpustakaan Fakultas Sastra UI PP Muhammadiyah (2005-2010), Wakil Ketua
Jakarta, magang Pengelolaan Terbitan Berkala Lembaga Pustaka dan Informasi PDM kota
di UPT Perpustakaan ITB Bandung, Penataran Yogyakarta (2005-2010), anggota Pengurus
Tim Penilai Angka Kredit Pustakawan Tk. Majelis Pustaka & Informasi PP Muhamadiyah
Nasional di Perpusnas RI Jakarta. Sedangkan (2011-2015), pendiri Himpunan Pengelola
gelar Magister Sains Manajemen Perpustakaan Perpustakaan Sekolah Muhamadiyah Kota
dari Pascasarjana UGM tahun 2002. Yogyakarta, dan Ketua Forum Silaturahim
Perpustakaan Perguruan Tinggi Muhammadiyah
Pengalaman dan Basis Pemikiran (2012-2016). Kegiatan itu masih ditambah
Profesi sebagai pustakawan ditekuni sebagai anggota Pengurus Dewan Perpustakaan
sejak tahun 1972 dan dikukuhkan sebagai DIY, dan asesor. Juga sebagai anggota Tim
pustakawan utama pada tahun 2007 di UPT Penilai Angka Kredit Pusakawan UII, dan
Perpustakaan UGM Bulaksumur Yogyakarta. pernah menjadi anggota Tim Penilai Angka
Beliau pernah bekerja di Perpustakaan Fakultas Kredit Pustakawan UGM maupun UPN, serta
Teknologi Pertanian UGM (1972-Oktober 2006). pernah menjadi anggota Tim Perumus Standar
Perpustakaan Akademi Arsitektur YKPN (1975- Nasional Perpustakaan Sekolah dan Perguruan
1980), Perpustakaan Fakultas Sastra dan Tinggi Perpustakaan Nasional RI, serta sebagai
Kebudayaan UGM, Perpustakaan Fakultas narasumber berbagai seminar dan juri lomba
Kehutanan UGM, dan Perpustakaan Institut kepustakawanan DIY dan Jawa Tengah.
Pertanian Yogyakarta (1983-2008). Ia pernah Di bidang redaksional, pernah menjadi
menjabat sebagai Kepala Bidang Pelayanan redaksi buletin Al Fata, Al Fikr, Agritech (Fakultas
Perpustakaan UGM (November 2006- Teknologi Pertanian UGM), Media informasi
Januari 2012). Kini beliau mendapat amanah (Perpustakaan Pusat UGM), Berkala Ilmu
sebagai Kepala Perpustakaan Universitas Perpustakaan dan Informasi (Perpustakaan
Muhammadiyah Yogyakarta (UMY). Pusat UGM), Palmisest (Jurusan Ilmu
Selain pustakawan, beliau juga pernah Perpustakaan FISIPOL UNAIR Surabaya),
berprofesi sebagai guru SMP Muhammadiyah Mentari (PDM kota Yogyakarta, dan reviewer
Depok Sleman Yogyakarta (1972-1973), dosen jurnal UNILIB (Direktorat Perpustakaan UII
Agama Islam di Akademi Manajemen Putra Yogyakarta).
Jaya (1985-1990), dosen Agama Islam di

45
Vol. 6 No. 1 Tahun 2015 : 41-52 ISSN 1979 - 9527
Filsafat Hidup Angka Kredit dan Pengumpulannya (Wahana
Informasi Perpusdokinfo, Vol. 18, Ed. Juli 2014).
Membaca tanpa menulis ibarat orang
pincang berjalan, membaca saja tidak cukup Adapun karya tulis dalam bentuk buku
harus diseimbangkan dengan menulis. Menulis sebanyak 45 judul, diterbitkan oleh 15 penerbit
sama saja menuangkan ide yang didapat dari dan ada masih terdapat beberapa judul dalam
membaca. Menulis tanpa membaca ibarat orang bentuk draff. Adapun judul buku hasil pemikiran
buta berjalan, untuk bisa menulis harus banyak beliau antara lain Ensiklopedi Muhammadiyah
membaca. Dengan membaca akan mendapatkan (karya bersama, Rajagrafindo, 2005), Kamus
banyak ide untuk menulis. Sehingga beliau ingin Istilah Perpustakaan (Kanisius, 1990, 1993,
menjadi orang yang “awas” dan bisa berjalan Gadjah Mada University Press, 1998), Membina
sehingga bisa bergerak cepat. Ide kecil akan jadi Perpustakaan Sekolah Islam dan Madrasah
apa-apa bila diperjuangkan namun ide besar (dicetak 10.000 eks. Oleh Adicita Karya Nusa,
tidak akan jadi apa-apa kalau hanya disimpan di 2004), Manajemen Perpustakaan (Gama Media,
otak. 2005), Petunjuk Pengelolaan Perpustakaan
Masjid (Gadjah Mada University Press, 1998),
Membaca dan menulis merupakan dua
Manajemen Perpustakaan Sekolah (Pinus, 2007),
kegiatan yang saling terkait ibarat dua keping
Manajemen Perpustakaan Sekolah/ Madrasah
mata uang sebagai media pengembangan
(Ombak, 2013), Seratus Tokoh Muhammadiyah
pemikiran dan pengabadian ilmu dan nama.
(karya bersama, MPI PP Muhammadiyah, 2015),
Maka beliau selalu berpesan dalam bentuk
dan Manajemen dan Standardisasi Perpustakaan
tulisan pada buku-bukunya atau pembatas
Sekolah/ Madrasah Muhammadiyah (MPI PDM
baca dengan tulisan “Jangan Tidur Sebelum
Kota Yogyakarta, 2015). Adapun naskah buku
Membaca. Jangan Mati Sebelum Menulis”.
yang dalam penyelesaian antara lain Kamus
Tulis menulis merupakan penyebaran ide, Kepustakawanan Indonesia (ditulis 352 halaman
pemikiran, ilmu, dan informasi yang bisa tembus satu spasi) dan Manajemen Sumber Daya
dimensi waktu, geografis, ras, dan agama. Maka Manusia Perpustakaan (172 halaman satu
ilmuwan dan profesional (termasuk pustakawan) spasi).
yang tidak menulis ibarat burung bersayap satu
yang hanya bisa hinggap dari ranting satu ke Kritikan Penulisan
ranting lain atau dari satu pohon ke pohon lain.
Menulis pada dasarnya adalah
Hal ini tentunya berbeda dengan ilmuwan dan
melontarkan ide secara luas dan tidak perlu
profesional yang memiliki tulisan ibarat burung
minta ijin kepada siapapun termasuk kepada
bersayap dua yang mampu terbang lintas benua.
atasan langsung, apalagi bila atasan langsung
itu tidak pernah menulis dan tidak mengetahui
Hasil Karya
seluk beluk penulisan. Disadarinya bahwa ide
Lasa Hs. mulai aktif menulis sejak remaja. yang dilontarkan pasti menimbulkan pro dan
Pada awalnya beliau banyak menulis dengan kontra. Hal ini merupakan suatu kewajaran
topik keagamaan. Seiring perjalanan waktu bahwa dalam kehidupan ini tentu ada perbedaan
beliau konsen pada empat topik penulisan yaitu pendapat, selera, dan keinginan.
religi (agama), kepustakawanan, penulisan, dan
Namun demikian, mengingat bahwa
manajemen. Sampai saat ini telah lebih dari dua
tulisan merupakan media pertukaran informasi
ratus artikel hasil pemikiran beliau dimuat di
keilmuan maka sewajarnya apabila penolakan
media cetak Yogyakarta, Surakarta, Semarang,
ide itu juga dalam bentuk tulisan. Kalau yang
Surabaya, Bogor, Jakarta, dan Riau. Beberapa
ditolak itu tulisan berbentuk buku, semestinya
artikel tersebut antara lain Peran Informasi
ketidaksetujuan itu juga ditulis dalam bentuk
IPTEK Dalam Alih Informasi (Media Informasi, IV
buku. Demikian pula dengan artikel yang
(2) Juni 1997), Celah-Celah Tulisan Pustakawan
tentunya juga ditolak melalui artikel atau minimal
(Media Pustakawan, IV (3) September 1997),
dalam bentuk resensi.
Pengembangan Karir dan Profesi Pustakawan
(Buletin Perpustakaan, (2) April 1997), Dibalik Dengan cara seperti itu akan lebih fair
dan menunjukkan sikap ilmiah sebagai seorang

46
Sumber Daya Manusia Dalam ... (Anisa Sri RestanƟ)
akademisi atau profesional. Melalui buku dan dikelola dengan berdaya guna dan berhasil guna,
artikel penolakan ide itu yang ditulis secara sehingga keberadaannya di tengah-tengah
ilmiah dan dengan metode penulisan ilmiah masyarakat mampu menyeleksi, menghimpun,
itu, pembaca akan mengetahui dan memilih mengolah, memelihara sumber informasi
ide mana yang baik, rasional, ilmiah, dan dapat dan memberdayakan dengan memberikan
dipertanggung jawabkan. layanan, serta nilai tambah bagi mereka yang
membutuhkannya.
Memang sebagian besar penulis merasakan
dan mendengar orang lain berkomentar tentang Sementara itu, Abdul Rahman Saleh
karya-karya mereka. Para penulis terkenalpun sedikit berbeda dengan pemikiran tersebut,
sering mendapatkan cemoohan “kalau cuma dalam pemikirannya menitik beratkan pada
gitu, kalau saya mau menulis pasti lebih baik”. fungsi manajemen. Pengertian manajemen
Namun realita menunjukkan bahwa mereka yang dalam Saleh (2011: 1.31) disebutkan bahwa
berkomentar itu tidak pernah menulis bahkan manajemen diartikan sebagai pengendalian dan
sampai purna tugaspun tak secuwilpun artikel pemanfaatan semua faktor dan sumber daya
yang muncul di media cetak tingkat lembaga yang menurut suatu perencanaan diperlukan
apalagi tingkat nasional. untuk mencapai atau menyelesaikan suatu
tujuan tertentu.
Pemikiran Lasa Hs tentang Manajemen
Selanjutnya menurut Lasa Hs. maju
Perpustakaan dan Sumber Daya Manusia
mundurnya suatu lembaga sangat dipengaruhi
Perpustakaan sebagai unit informasi oleh sistem manajemen. Peningkatan sumber
akan memiliki kinerja yang baik apabila dikelola daya manusia (SDM) perlu mendapat perhatian
dengan manajemen yang memadai. Dengan utama karena sumber daya ini merupakan
adanya manajemen yang baik, semua aktivitas sumber bergerak, sedangkan sumber daya
perpustakaan akan mengarah pada upaya lain merupakan benda mati. Oleh karena itu,
pencapaian tujuan kegiatan perpustakaan akan sumber daya manusia ini dapat dikembangkan
mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Dalam dan ditingkatkan kemampuannya, yang hasilnya
mendefinisikan manajemen perpustakaan Lasa diharapkan mampu meningkatkan produktivitas
Hs (2013) menyatakan bahwa manajemen dan kinerja perpustakaan. Seluruh SDM yang
perpustakaan adalah segala usaha pencapaian dimiliki perpustakaan perlu diatur sedemikian
tujuan perpustakaan dengan memanfaatkan rupa, dalam hal ini di sebut “Manajemen Sumber
sumber daya manusia, informasi, ilmu Daya Manusia”.
pengetahuan, sistem, sumber dana, sarana
Manajemen Sumber Daya Manusia menurut
prasarana, dan sumber daya lain dengan tetap
Dessler (1997:2) adalah kebijakan dan praktik
memperhatikan fungsi, peran, dan keahlian.
yang dibutuhkan seseorang untuk menjalankan
Untuk mencapai tujuan perpustakaan diperlukan
aspek “orang” atau sumber daya manusia dari
sumber daya manusia dan nonmanusia antara
posisi seorang manajemen, meliputi perekrutan,
lain berupa sumber dana, teknik, fisik, alam,
penyaringan, pelatihan, pengimbalan, dan
informasi, ide, peraturan, maupun teknologi
penilaian. Manulang (1987:14 dalam Lasa, 2008:
informasi. Sumber daya ini dikelola melalui
63) menyatakan bahwa manajemen personalia
proses manajemen yang meliputi perencanaan,
adalah seni dan ilmu untuk memperoleh,
pengorganisasian, kepemimpinan, dan
memajukan, dan memanfaatkan tenaga kerja
pengawasan yang menghasilkan produk
sehingga tujuan organisasi dapat direalisasikan
(barang/ jasa).
dan sekaligus menimbulkan kegairahan bekerja
Dari definisi tersebut terlihat Lasa Hs bagi para pekerja.
menekankan pada kegiatan manajemen.
Perencanaan sumber daya manusia atau
Pendapat ini didukung oleh Sutarno NS (2006)
perencanaan tenaga kerja merupakan upaya
bahwa manajemen perpustakaan merupakan
rekruitmen untuk mendapatkan sumber daya
salah satu kajian tentang apa dan bagaimana
manusia yang cakap, memiliki motivasi tinggi,
cara-cara yang dapat dilakukan, baik melalui
dan mampu bekerja dengan cermat untuk
teori maupun praktik agar perpustakaan dapat

47
Vol. 6 No. 1 Tahun 2015 : 41-52 ISSN 1979 - 9527
mengintegrasikan berbagai sistem tenaga a. Perpustakaan dikelola oleh tenaga
kerja yang menyeluruh dari suatu organisasi perpustakaan sekurang-kurangnya satu
(Lasa, 2008). SDM perpustakaan dapat terdiri orang
atas pejabat fungsional pustakawan, pejabat
b. Apabila perpustakaan sekolah/
fungsional lain (dosen, arsiparis, pranata
madrasah itu memiliki lebih dari enam
komputer), dan tenaga administrasi. Mereka
rombongan belajar, maka sekolah/
merupakan pilar utama dalam kegiatan
madrasah diwajibkan memiliki tenaga
perpustakaan. Maju mundurnya suatu
perpustakaan sekurang-kurangnya dua
perpustakaan tergantung pada kualitas sumber
orang
daya manusia yang terlibat.
c. Kualifikasi tenaga perpustakaan sekolah/
Kebutuhan SDM untuk perpustakaan
madrasah minimal diploma dua bidang
perlu direncanakan dengan mempertimbangkan
ilmu perpustakaan
faktor-faktor jenis kegiatan, kualitas dan kuantitas
tenaga, spesialisasi, pemanfaatan teknologi d. Gaji tenaga perpustakaan tidak tetap
informasi, dana, dan tingkat pendidikan. minimal setara dengan upah minimum
Oleh karena itu, kebutuhan SDM antara satu regional (UMR)
perpustakaan dengan perpustakaan yang lain (SNP 007:2011)
tidak sama. Menurut Lasa Hs. perkembangan
2. Perpustakaan sekolah lanjutan pertama/
perpustakaan perguruan tinggi terlihat lebih
Madrasah Tsanawiyah
nyata dibanding perpustakaan sekolah/
madrasah. Beliau merasa mendengar “tangisan” a. Perpustakaan dikelola oleh tenaga
perpustakaan tersebut. Karena hal ini, Lasa Hs. perpustakaan sekurang-kurangnya satu
menyampaikan pemikirannya mengenai SDM orang
perpustakaan sekolah/ madrasah dimungkinkan b. Apabila perpustakaan sekolah/ madrasah
terdiri guru, pustakawan, tenaga fungsional lain, itu memiliki lebih dari enam rombongan
dan karyawan. Guru berperan sebagai mediator belajar, maka sekolah diwajibkan
antara perpustakaan-kepala sekolah/ madrasah, memiliki tenaga perpustakaan sekolah
perpustakaan-guru, dan perpustakaan-siswa. sekurang-kurangnya dua orang.
Pustakawan bertugas untuk melaksanakan
c. Kualifikasi tenaga perpustakaan sekolah/
kegiatan perpustakaan seperti pengadaan,
madrasah minimal diploma dua bidang
pencatatan, klasifikasi, pengkatalogan,
ilmu perpustakaan
penjajaran, pengawetan, dan pemberdayaan
perpustakaan. Karyawan terdiri dari tenaga d. Gaji tenaga perpustakaan tidak tetap
administrasi bertugas melaksanakan kegiatan minimal setara dengan upah minimum
administrasi dan membantu pelaksanaan regional (UMR)
kegiatan perpustakaan pada umumnya seperti (SNP 008: 2011)
pelabelan, sirkulasi, pembuatan statistik,
3. Perpustakaan sekolah lanjutan atas/
dan lainnya. Apabila orang yang menangani
Madrasah ‘Aliyah
perpustakaan sekolah belum memenuhi
syarat diploma maka disebut sebagai tenaga a. Perpustakaan dikelola oleh tenaga
perpustakaan. perpustakaan sekurang-kurangnya satu
orang
Untuk memacu perkembangan
perpustakaan sekolah perlu dibuatkan standar b. Apabila perpustakaan sekolah/ madrasah
minimal kebutuhan pustakawan (minimal diploma itu memiliki lebih dari enam rombongan
dua perpustakaan), guru pustakawan, dan belajar, maka sekolah diwajibkan
tenaga administrasi untuk tiap jenjang sekolah. memiliki tenaga perpustakaan sekolah
Berikut adalah hasil pemikiran Lasa, Hs yang sekurang-kurangnya dua orang
tertuang dalam Standar Nasional Perpustakaan, c. Kualifikasi tenaga perpustakaan sekolah/
antara lain: madrasah minimal diploma dua bidang
1. Perpustakaan Sekolah Dasar/ Madrasah ilmu perpustakaan
Ibtidaiyah
48
Sumber Daya Manusia Dalam ... (Anisa Sri RestanƟ)
d. Gaji tenaga perpustakaan tidak tetap penyimpanan, penyediaan jasa informasi.
minimal setara dengan upah minimum Ketiga, kompetensi pendidikan, yakni
regional (UMR) kemampuan mendorong dan membimbing
orang lain (siswa, guru, karyawan) untuk mandiri
(SNP 009: 2011)
dalam akses informasi dan pemanfaatan bahan
4. Kepala perpustakaan sekolah/ madrasah informasi dalam upaya peningkan kualitas diri.
akan mendukung kelancaran kegiatan Keempat, kompetensi pelayanan, antara lain
perpustakaan apabila memenuhi syarat diharapkan memiliki kompetensi memahami
antara lain: dan memberikan pelayanan yang tepat kepada
guru dan siswa sesuai tujuan pembelajaran.
a. Kualifikasi kepala perpustakaan sekolah Selanjutnya kompetensi ilmu pengetahuan,
adalah tenaga perpustakaan sekolah perpustakaan sebagai sumber ilmu pengetahuan
atau tenaga kependidikan dengan harus dikelola dengan ilmu perpustakaan dan
pendidikan minimal diploma dua di ilmu-ilmu lain yang terkait seperti ilmu informasi,
manajemen, statistik, komputer, psikologi,
bidang ilmu perpustakaan dan informasi
komunikasi, dan lainnya.
atau diploma dua bidang lain yang sudah
memperoleh sertifikat pendidikan di Untuk memperoleh SDM yang berkualitas
bidang ilmu perpustakaan dan informasi perlu dilakukan perekrutan secara terbuka, selektif,
dari lembaga pendidikan terakreditasi objektif dan memenuhi standar kompetensi.
Artinya untuk pustakawan seharusnya memiliki
b. Kepala perpustakaan sekolah
pendidikan formal minimal diploma dua bidang
harus memiliki sertifikat kompetensi
ilmu perpustakaan, dokumentasi, dan informasi.
perpustakaan yang dikeluarkan oleh
Di samping itu, mereka juga harus memiliki
lembaga sertifikasi terakreditasi
kemampuan manajerial, kemandirian, inovatif,
c. Gaji kepala perpustakaan sekolah dinamis dan mampu bekerja sama. Pemikiran
minimal setara dengan standar gaji guru ini sesuai dengan PP RI no. 24 tahun 2014 Ps.
sesuai dengan jenjang kepangkatan 34 (1) disebutkan bahwa pustakawan harus
(SNP 007, 008, 009:2011) memiliki kompetensi profesional dan kompetensi
personal. Perekrutan dapat dilakukan dengan
Agar perpustakaan sekolah lebih maju penjaringan melalui tes, pengangkatan orang
dan berfungsi optimal, maka diperlukan guru dalam, pengangkatan orang yang pernah
pustakawan. Guru pustakawan adalah guru magang, dan mutasi.
sekolah yang mendapatkan pendidikan atau
pelatihan bidang perpustakaan minimal berbobot Penempatan pegawai harus disesuaikan
30 SKS. Posisi guru pustakawan sebagai agen dengan kriteria perekrutan semula tentang
perubahan, memengaruhi, dan mengarahkan pendidikan, keahlian, pengalaman, dan
seluruh komponen sekolah mencapai kualitas kemampuan mereka. Penempatan yang
pendidikan, dan membentuk lingkungan sekolah kurang sesuai akan berakibat manajemen
yang kondusif untuk melakukan proses belajar. kurang efektif dan kurang efisien. SDM yang
Oleh karena itu, guru pustakawan hendaknya telah ada hendaknya selalu dikembangkan
memiliki lima kompetensi. Pertama, kompetensi dengan pendidikan, pelatihan dan magang.
personal, adalah kompetensi yang harus dimiliki Kompensasi perlu diberikan kepada pegawai
seseorang yang berupa kemampuan individu dengan maksud mengikat, mempertahankan,
dalam berkomunikasi dan bekerjasama untuk memotivasi, dan memenuhi peraturan yang
menciptakan nilai lebih dari penyelenggaraan berlaku. Kompensasi langsung dapat berupa
suatu kegiatan. Kompetensi ini diperoleh melalui tunjangan isteri, tunjangan anak, tunjangan hari
pendidikan, pengalaman dan bersifat kepribadian. raya, dan lainnya. Kompensasi tidak langsung
Kedua, kompetensi manajemen, dengan ini dapat berupa asuransi kesehatan, jaminan hari
guru pustakawan diharapkan antara lain mampu tua, dan lainnya. Selain kompensasi SDM harus
memahami visi, misi, tujuan, dan perencanaan diberikan imbalan sebagai konsekuensi logis dari
SDM, anggaran, koleksi dan pemberdayaan pelaksanaan tugas, kewajiban, dan wewenang.
perpustakaan, memahami koordinasi kegiatan Apabila dari segi keuangan belum memungkinkan
perpustakaan seperti pengolahan, penjajaran, untuk mengangkat pustakawan secara fulltime,

49
Vol. 6 No. 1 Tahun 2015 : 41-52 ISSN 1979 - 9527
kiranya dapat ditempuh dengan pengangkatan organisasi perlu dilakukan perekrutan
model paruh waktu. Dengan demikian seorang secara terbuka, selektif, dan objektif.
pustakawan dalam satu minggu dapat menangani Penempatan pegawai harus disesuaikan
beberapa perpustakaan sekolah. Dengan cara dengan kriteria perekrutan semula tentang
ini, perpustakaan sekolah semakin lama akan pendidikan, keahlian, pengalaman, dan
tertata sesuai ilmu perpustakaan. kemampuan mereka. Selanjutnya SDM yang
telah ada hendaknya selalu dikembangkan
Agar pelaksanaan tugas dan kewajiban
dengan pendidikan, pelatihan, dan magang.
dapat lancar perlu adanya perlindungan
Dari pemaparan tersebut terlihat fungsi
dan hak dalam bentuk keselamatan kerja,
manajemen sumber daya manusia menurut
kesehatan kerja dan kesejahteraan pegawai.
Lasa, Hs. yakni mencakup penyediaan staf,
Dalam upaya penciptaan keselamatan kerja
pengembangan sumber daya manusia,
perlu diperhatikan tentang prinsip keselamatan,
kompensasi, keselamatan dan kesehatan.
antara lain: mencegah dan mengurangi
Hal ini mendukung pernyataan Mondy
kecelakaan seperti kebakaran, peledakan,
(2008).
dan reruntuhan; memelihara kebersihan,
kesehatan, dan ketertiban. Selanjutnya dalam Lasa Hs., mempunyai pemikiran ke
lingkungan kerja perlu dicegah jangan sampai depan mengenai sumber daya manusia
terjadi stress, penekanan, sakit mental dan perpustakaan, hal ini terlihat dari harapannya
lainnya yang menyebabkan menurunnya terhadap standar kompetensi pustakawan
kinerja karyawan. Penurunan kinerja berarti yaitu adanya kompetensi khusus.
mengurangi produktivitas lembaga. Dalam hal Kompetensi khusus hanya bisa diwujudkan
ini perlu adanya pembinaan agama dan moral dengan adanya dukungan kurikulum dalam
bagi mereka. Selain gaji, kesejahteraan pegawai pendidikan kepustakawanan. Kedepannya
perlu diperhatikan. Mereka memerlukan kompetensi khusus ini menjadi “pustakawan
rekreasi, bonus, simpan pinjam, dan lainnya. spesialis”, contohnya pustakawan dengan
Hal semacam ini besar pengaruhnya terhadap kemampuan Arab Gundul seperti halnya
kinerja karyawan. dokter spesialis mata, dan seterusnya. Dalam
mewujudkan pemikiran ini perlu dukungan
Analisis Pemikiran Lasa Harsana tentang kurikulum, diperlukan semacam pendidikan
Manajemen Sumber Daya Manusia profesi sebagai kelanjutan pendidikan strata
a. Analisis Pemikiran satu ilmu perpustakaan (seperti halnya
Pemikiran Lasa Hs menempatkan syarat pendidikan profesi lain: dokter,
sumber daya manusia merupakan pilar notaris, perawat, dan seterusnya). Setelah
utama dalam kegiatan perpustakaan. Maju selesai pendidikan strata satu untuk menjadi
mundurnya suatu perpustakaan tergantung seorang perawat diharuskan mengikuti
pada kualitas sumber daya manusia yang pendidikan profesi, hal ini hendaknya bisa
terlibat. Hal ini sesuai dengan pernyataan diterapkan dalam bidang kepustakawanan.
Wakil Presiden dari Sumber Daya Manusia Selanjutnya untuk menjamin kualitas
pada Toyota Motor Manufacturing di pustakawan, hendaknya ada peninjauan
Georgetown, Kentucy dalam Dessler (1997) ulang mengenai kebijakan yang menimbulkan
“orang berada dibalik sukses”. adanya pustakawan “abu-abu” yakni
Syarat kompetensi untuk menjadi pustakawan yang berpendidikan D2, D3,
pustakawan, selain kompetensi profesi ataupun S1 bukan ilmu perpustakaan namun
dan kompetensi personal sesuai yang memiliki gelar Magister Ilmu Perpustakaan.
diamanahkan Undang-Undang Nomor 43 Peninjauan ulang juga perlu dilakukan pada
Tahun 2007 tentang perpustakaan, Lasa model pendidikan penyetaraan. Dimana
Hs menambahkan untuk menjadi SDM seorang yang memiliki Diploma atau Sarjana
yang berkualitas, seseorang harus memiliki S1 bidang lain lalu mengikuti pendidikan dan
kompetensi manajemen dan kompetensi pelatihan perpustakaan selama sekian bulan,
pelayanan. Untuk mencapai tujuan lalu mereka disetarakan dengan lulusan

50
Sumber Daya Manusia Dalam ... (Anisa Sri RestanƟ)
Diploma atau Sarjana ilmu perpustakaan Harapan Lasa Hs terhadap dunia
dan mereka diangkat sebagai pustakawan. kepustakawanan, antara lain:
Demikian pula dengan model sertifikasi • Setelah perkembangan teknologi saat
Kepala Perpustakaan Sekolah yang hanya ini, telah banyak pula pustakawan
melalui pelatihan sekian hari, lalu mereka berpendidikan S1 maupun S2, bahkan
diangkat sebagai kepala perpustakaan lulusan luar negeri, beliau berharap
sekolah. Hal ini jelas bertentangan generasi ini lebih produktif dalam menulis
dengan peraturan pemerintah tersebut karya tulis sehingga citra pustakawan
dan ini merupakan penggusuran profesi semakin baik di mata masyarakat.
pustakawan.
• Harapan bagi universitas penyelenggara
b. Kontribusi pemikiran Lasa Hs bagi Dunia pendidikan formal ilmu perpustakaan
Kepustakawanan dan informasi untuk bisa melahirkan
Adapun kontribusi pemikiran Lasa Hs pustakawan berkompetensi khusus.
bagi dunia kepustakawanan, antara lain: Misalnya pustakawan perpustakaan
Islam dengan kemampuan Arab gundul.
• Lasa Hs telah mencurahkan
Saat ini terjadi kendala dalam pengolahan
pemikirannya melalui tulisan yang dapat
koleksi dengan tulisan Arab gundul.
digunakan sebagai referensi yang tentu
Harapan kedepannya kompetensi khusus
saja bermanfaat bagi perkembangan
ini menjadi “pustakawan spesialis”.
kepustakawanan di Indonesia, yang salah
Seperti halnya dokter spesialis mata,
satu kasil karya bidang kepustakawanan
dan seterusnya.
adalah Kamus Istilah Perpustakaan yang
menjadi trademark Lasa Hs. dan kini • Secara pribadi Lasa Hs berharap untuk
terus direvisi terus berkarya untuk memberikan manfaat
yang lebih luas bagi kepustakawanan.
• Berperan serta dalam penyusunan
Standar Nasional Perpustakaan Sekolah.
Kesimpulan
• Megembangkan profesi pustakawan
Pemikiran Lasa Harsana dalam
dengan menjadi Tim Penilai Jabatan
mendefinisikan manajemen, Lasa Hs
Fungsional Pustakawan, menjadi
menekankan pada kegiatan manajemen
pengurus organisasi kepustakawanan,
didukung oleh pemikiran Sutarno NS. Sementara
dan lainnya
itu pemikiran Lasa Hs berbeda dengan
• Berperan dalam pengembangan definisi manajemen yang disampaikan oleh
pendidikan formal dan nonformal bidang Abdul Rahman Saleh. Lasa Hs menempatkan
perpustakaan di Yogyakarta, seperti sumber daya manusia merupakan pilar utama
Diklat Papustak Gama (dirintis oleh Ibu dalam kegiatan perpustakaan. Hal ini sesuai
Sawittri-Soeharto), ikut berperan serta dengan pernyataan Wakil Presiden dari
lahirnya Diploma Ilmu Perpustakaan Sumber Daya Manusia pada Toyota Motor
Fakultas Adab UIN Sunan Kalijaga, Manufacturing di Georgetown, Kentucy dalam
mengajar, sebagai tutor dll. Dessler, 1997 “orang berada dibalik sukses”.
• Membina dan mengembangkan Fungsi manajemen sumber daya manusia
penulisan kepustakawanan antara menurut Lasa, Hs, yakni mencakup penyediaan
lain menjadi redaksi berbagai terbitan staf, pengembangan sumber daya manusia,
kepustakawanan, dan memotivasi kompensasi, keselamatan dan kesehatan. Hal
pustakawan, mahasiswa ilmu ini mendukung pernyataan Mondy, (2008).
perpustakaan, dan petugas perpustakaan Selanjutnya, peningkatan sumber daya manusia
untuk menulis dan menulis di bidang (SDM) perlu mendapat perhatian utama karena
kepustakawanan atau bidang lain. sumber daya ini merupakan sumber bergerak,
sedangkan sumber daya lain merupakan benda
c. Harapan Lasa Hs terhadap Dunia
mati. Oleh karena itu, sumber daya manusia
Kepustakawanan

51
Vol. 6 No. 1 Tahun 2015 : 41-52 ISSN 1979 - 9527
ini dapat dikembangkan dan ditingkatkan
kemampuannya, yang hasilnya diharapkan
mampu meningkatkan produktivitas dan kinerja
perpustakaan.

Daftar Pustaka

Chon, John M. dan Ann L. Kelsey. 2005. Staffing


the modern library : a how-to-do-it manual.
New York: Neal-Schuman Publisers
Dessler, Gary. 1997. Manajemen Sumber Daya
Manusia. Jakarta: Prenhallindo
Hartinah, Sri. 2013. Materi Pokok Metode
Penelitian Perpustakaan. Tangerang
Selatan: Universitas Terbuka
Indonesia. Undang-Undang no. 43 tahun 2007
tentang Perpustakaan
Lasa Hs. 2008. Manajemen Perpustakaan.
Yogyakarta: Gama Media
----------. 2009. Manajemen Perpustakaan
Sekolah. Yogyakarta: Pinus
----------.2013. Manajemen Perpustakaan
Sekolah/ Madrasah Revisi. Yogyakarta:
Ombak
----------. 2009. Kamus Kepustakawanan
Indonesia. Yogyakarta: Pustaka Publ.Book.
Moleong, Lexi J. 2007. Metodologi Penelitian
Kualitatif edisi revisi. Bandung: Remaja
Rosdakarya
Mondy, R.Wayne. 2008. Manajemen Sumber
Daya Manusia. Jakarta: Erlangga
Pendit, Putu Laxman. 2003. Penelitian Ilmu
Perpustakaan dan Informasi:suatu pengantar
diskusi epistimologi dan metodologi. Jakarta:
JIP-FSUI
Saleh, Abdul Rahman dan Rita Komalasari. 2011.
Materi Pokok Manajemen Perpustakaan.
Jakarta: Universitas Terbuka
Sulistyo-Basuki. 1991. Pengantar Ilmu
Perpustakaan. Jakarta: Gramedia
Sutarno NS. 2006. Manajemen Perpustakaan.
Jakarta: Sagung Seto
Qalyubi, Syihabuddin. 2003. Dasar-dasar Ilmu
Perpustakaan dan Informasi. Yogyakarta:
Fak. Adab jurusan Ilmu Perpustakaan dan
Informasi

52

Anda mungkin juga menyukai