Anda di halaman 1dari 6

PENDALAMAN MATERI

(Lembar Kerja Resume Modul)

A.Judul Modul : TEORI BELAJAR HUMANISTIK, KONSTRUKTIVISTIK, DAN


TEORI BELAJAR SOSIAL SERTA PENERAPANNYA DALAM KEGIATAN
PEMBELAJARAN
B. Kegiatan Belajar : (KB 2)
C. Refleksi : Setelah membaca tentang ketiga teori pembelajaran ini, saya
merasa bahwa masing-masing memiliki pandangan yang unik dan memberikan wawasan
yang berharga tentang bagaimana pendidikan dapat dipahami dan diimplementasikan.
Ketiga teori ini memberikan perspektif yang berbeda tentang bagaimana siswa belajar
dan bagaimana pendidikan seharusnya diarahkan. Saya percaya bahwa penggabungan
elemen-elemen dari ketiga teori ini dapat menciptakan lingkungan pembelajaran yang
lebih seimbang dan mendukung perkembangan siswa secara holistik. Dalam prakteknya,
pengajar dapat memilih pendekatan yang paling sesuai dengan konteks dan karakteristik
siswa mereka.

TEORI BELAJAR HUMANISTIK,


KONSTRUKTIVISTIK, DAN TEORI BELAJAR
SOSIAL SERTA PENERAPANNYA DALAM
KEGIATAN PEMBELAJARAN

Teori Belajar Teori Belajar Teori Belajar


Humanistik Konstruktivisme Sosial

1. Pengertian Belajar 1. Konsep Belajar Menurut 1. Konsep Belajar Menurut


Menurut Teori Humanistik Konstruktivistik Teori Belajar Sosial
2. Pengertian Belajar 2. Proses Mengkonstruksi 2. Pengaruh Model
Menurut Teori Humanistik Pengetahuan
3. Fungsi Penguatan
3. Fokus pada pengembangan
3. Peran Siswa
pribadi siswa 4. Pengaruh Kognitif
4. Pemahaman individu yang
4. Peran Guru
5. Albert Bandura
belajar 5. Aplikasi Teori Belajar
5. Prinsip-prinsip Teori Konstruktivisme
Belajar Humanistik

6. Aplikasi Teori Belajar


Humanistik
NO BUTIR REFLEKSI RESPON/JAWABAN
Konsep Teori Belajar Humanistik: Teori Belajar Humanistik
adalah pendekatan dalam pembelajaran yang menekankan
pengembangan pribadi siswa dengan mengedepankan
pandangan positif tentang potensi manusia dan aktualisasi diri.
Teori ini menganggap bahwa siswa memiliki dorongan alamiah
untuk belajar dan berkembang secara penuh sebagai individu
unik. Beberapa istilah dan konsep yang terkait dengan Teori
Belajar Humanistik adalah sebagai berikut:
1. Pengertian Belajar Menurut Teori Humanistik: Teori
Humanistik berfokus pada pemahaman individu yang
belajar. Tujuan utama pendidikan adalah membantu
peserta didik mengembangkan diri mereka sendiri
sebagai manusia yang unik dan mewujudkan potensi-
potensi dalam diri mereka. Proses belajar harus
berpusat pada siswa sebagai individu.
2. Teori Belajar Menurut Para Ahli Humanistik:
• Carl R. Rogers: Rogers menekankan pentingnya
motivasi belajar yang bersumber dari dalam diri
peserta didik. Guru harus berperan sebagai
fasilitator yang menciptakan iklim positif untuk
belajar.
Konsep (Beberapa istilah • Arthur Combs: Combs berfokus pada
1
dan definisi) di KB bagaimana guru harus memahami persepsi
siswa terhadap dunia mereka. Guru harus
membantu siswa menjalin koneksi antara
materi pelajaran dengan kehidupan mereka.
• Abraham Maslow: Maslow membawa konsep
hierarki kebutuhan ke dalam pendidikan,
menekankan bahwa siswa harus merasa aman
dan memiliki kebebasan untuk
mengaktualisasikan diri mereka sendiri.
3. Prinsip-prinsip Teori Belajar Humanistik: Beberapa
prinsip penting dalam Teori Belajar Humanistik
termasuk keinginan alamiah untuk belajar, belajar yang
bermakna, partisipasi aktif siswa, penghargaan
terhadap inisiatif siswa, kebebasan, kreativitas, dan
evaluasi diri.
4. Aplikasi Teori Belajar Humanistik dalam Kegiatan
Pembelajaran: Dalam praktiknya, pendekatan
humanistik mendorong pembelajaran berpusat pada
siswa. Guru berperan sebagai fasilitator yang
menciptakan lingkungan yang kondusif untuk belajar.
Pembelajaran difokuskan pada pemahaman,
pengembangan diri, dan actualization potensi siswa.
Konsep Teori Belajar Konstruktivisme: Teori Belajar
Konstruktivisme adalah pendekatan dalam pembelajaran yang
menekankan peran aktif siswa dalam membangun pengetahuan
mereka sendiri melalui interaksi dengan lingkungan dan
pengalaman mereka. Beberapa istilah dan konsep yang terkait
dengan Teori Belajar Konstruktivisme adalah sebagai berikut:
1. Konsep Belajar Menurut Konstruktivistik:
Konstruktivisme berpandangan bahwa siswa tidak
hanya menerima informasi dari luar, tetapi mereka
membangun pengetahuan mereka sendiri dengan
merancang makna dari pengalaman mereka.
Pengetahuan dipahami sebagai konstruksi aktif oleh
siswa.
2. Proses Mengkonstruksi Pengetahuan: Proses
pembelajaran konstruktivisme melibatkan siswa dalam
memproses informasi secara aktif, mengasimilasi
pengetahuan baru ke dalam pengetahuan yang telah
ada, dan akomodasi pengetahuan mereka berdasarkan
pengalaman baru. Interaksi sosial juga dianggap penting
dalam pembentukan pengetahuan.
3. Peran Siswa: Siswa dalam pendekatan konstruktivistik
adalah pembangun aktif pengetahuan mereka sendiri.
Mereka aktif dalam menyusun konsep dan memberikan
makna terhadap informasi yang mereka terima.
4. Peran Guru: Guru dalam konstruktivisme berperan
sebagai fasilitator pembelajaran. Mereka menciptakan
lingkungan yang merangsang siswa untuk aktif
berpartisipasi dalam proses konstruktif mereka. Guru
membantu siswa mengembangkan keterampilan kritis
dan pemecahan masalah.
Dalam praktiknya, Teori Belajar Konstruktivisme
menekankan penggunaan metode pembelajaran yang
memungkinkan siswa untuk mengeksplorasi, merancang, dan
membuat makna dari konsep-konsep yang dipelajari. Dalam
pendidikan konstruktivistik, guru mendukung pembelajaran
berbasis proyek, diskusi kelompok, dan tugas-tugas yang
mendorong pemecahan masalah.
Penting untuk diingat bahwa kedua pendekatan ini memiliki
nilai dan aplikasi masing-masing dalam pendidikan, dan
seringkali pendekatan yang efektif tergantung pada konteks dan
tujuan pembelajaran yang spesifik.
Teori Belajar Sosial, yang dikembangkan oleh Albert
Bandura, memiliki beberapa konsep kunci dan aplikasi dalam
kegiatan pembelajaran. Di bawah ini, saya akan membahas
konsep belajar menurut Teori Belajar Sosial dan aplikasinya
dalam pembelajaran:
Konsep Belajar Menurut Teori Belajar Sosial: Teori Belajar
Sosial, juga dikenal sebagai teori pembelajaran sosial atau teori
pembelajaran melalui pemodelan, adalah perluasan dari teori
belajar perilaku tradisional. Teori ini menekankan pentingnya
pengaruh sosial dan peran proses kognitif dalam pembelajaran.
Beberapa konsep kunci dalam teori ini meliputi:
1. Pembelajaran melalui Peniruan (Imitation/Modeling):
Teori ini menekankan bahwa manusia dapat belajar
melalui pengamatan dan peniruan perilaku orang lain.
Ini berarti individu dapat memahami,
menginternalisasi, dan mengadaptasi perilaku yang
mereka lihat pada orang lain.
2. Pengaruh Model: Model-model atau tokoh yang
diamati memiliki pengaruh yang signifikan. Siswa
cenderung meniru perilaku model-model yang mereka
anggap memiliki status yang tinggi, kompeten, atau
kuat. Ini berarti pemilihan model yang tepat dalam
pembelajaran sangat penting.
3. Fungsi Penguatan (Reinforcement): Penguatan tidak
selalu harus bersifat langsung. Dalam pembelajaran
melalui peniruan, penguatan dapat berupa motivasi
internal yang timbul karena pengamatan terhadap
konsekuensi dari perilaku yang diamati. Ini juga
mencakup penguatan informasional yang membantu
individu memahami perilaku yang paling adaptif.
4. Pengaruh Kognitif: Teori ini mengakui pentingnya
proses kognitif, seperti perhatian, pemrosesan
informasi, pengingatan, analisis, dan pengambilan
keputusan, dalam pembelajaran. Individu harus aktif
dalam mengkonstruksi pemahaman mereka tentang
perilaku yang diamati.
Teori Belajar Sosial Albert Bandura menunjukkan betapa
pentingnya pengaruh sosial dalam pembelajaran. Melalui
pemodelan perilaku positif dan memberikan perhatian pada
aspek-aspek kognitif dalam proses pembelajaran.
Dalam materi ini, beberapa konsep dan aspek mungkin
menjadi sulit dipahami atau memerlukan pemahaman lebih
mendalam. Berikut adalah beberapa poin yang mungkin
merupakan bagian yang sulit:
Konsep Hierarki Kebutuhan Abraham Maslow: Pemahaman
Daftar materi pada KB
2 tentang hierarki kebutuhan Maslow dapat menjadi rumit bagi
yang sulit dipahami
beberapa orang. Konsep ini menguraikan tingkat kebutuhan
manusia mulai dari kebutuhan dasar seperti makanan dan
tempat tinggal hingga kebutuhan psikologis seperti
penghargaan dan aktualisasi diri. Memahami bagaimana
konsep ini dapat diaplikasikan dalam pendidikan dan
bagaimana guru dapat membantu siswa mencapai berbagai
tingkat kebutuhan ini bisa menjadi tantangan.
Perbedaan antara Teori Belajar Humanistik dan Teori Belajar
Konstruktivisme: Dua teori ini memiliki pandangan yang
berbeda tentang bagaimana siswa belajar. Memahami
perbedaan inti antara fokus pada pengembangan diri dan
aktualisasi diri dalam Teori Belajar Humanistik, dan peran aktif
siswa dalam membangun pengetahuan mereka sendiri dalam
Teori Belajar Konstruktivisme bisa menjadi kompleks.
Pengaruh Sosial dalam Teori Belajar Sosial: Konsep
pembelajaran melalui peniruan atau pemodelan dalam Teori
Belajar Sosial Albert Bandura mungkin memerlukan
pemahaman yang lebih mendalam tentang bagaimana proses
ini terjadi dan bagaimana guru dapat memanfaatkannya dalam
pengajaran.
Pemahaman tentang Peran Guru dalam Setiap Teori:
Memahami perbedaan peran guru sebagai fasilitator dalam
Teori Belajar Humanistik, pembangun lingkungan dalam Teori
Belajar Konstruktivisme, dan model dalam Teori Belajar Sosial
mungkin memerlukan pemahaman yang lebih dalam tentang
bagaimana pendidikan diimplementasikan dalam setiap teori
ini.
Dalam konteks materi ini, ada beberapa konsep yang
sering mengalami miskonsepsi dalam pembelajaran, terutama
ketika kita berbicara tentang Teori Belajar Humanistik, Teori
Belajar Konstruktivisme, dan Teori Belajar Sosial. Beberapa
miskonsepsi yang umum mungkin termasuk:
Teori Belajar Humanistik:
1. Kepercayaan bahwa pendekatan humanistik sama
dengan kurangnya struktur: Beberapa orang mungkin
salah paham dan mengira bahwa pendekatan
humanistik dalam pembelajaran kurang menekankan
struktur dan disiplin. Padahal, dalam pendekatan
Daftar materi yang sering humanistik, struktur dan disiplin tetap diperlukan,
3 mengalami miskonsepsi
dalam pembelajaran tetapi dengan penekanan pada pengembangan pribadi
siswa.
2. Pemahaman bahwa hanya motivasi internal yang
penting: Meskipun motivasi internal adalah fokus
utama dalam Teori Belajar Humanistik, bukan berarti
motivasi eksternal atau lingkungan tidak memiliki peran
penting dalam pembelajaran. Ini adalah miskonsepsi
yang perlu diperbaiki.
Teori Belajar Konstruktivisme:
1. Pemahaman yang salah tentang peran guru: Beberapa
orang mungkin berpikir bahwa dalam pendekatan
konstruktivis, guru tidak memiliki peran penting atau
hanya berperan sebagai pengamat. Padahal, guru
berperan sebagai fasilitator yang membimbing siswa
dalam membangun pengetahuan mereka sendiri.
2. Kurangnya perhatian terhadap fakta dan pengetahuan
yang ada: Miskonsepsi ini mengasumsikan bahwa
pendekatan konstruktivis mengabaikan pengetahuan
yang telah ada dan hanya fokus pada pembangunan
pengetahuan baru oleh siswa. Ini tidak benar karena
konstruktivisme menggabungkan pengetahuan yang
ada dengan pembangunan pengetahuan baru.
Teori Belajar Sosial:
1. Keterbatasan pada pembelajaran melalui peniruan:
Salah satu miskonsepsi adalah berpikir bahwa
pembelajaran melalui peniruan adalah satu-satunya
cara dalam Teori Belajar Sosial. Padahal, teori ini juga
mengakui pentingnya proses kognitif dan penguatan
dalam pembelajaran.
2. Kepentingan hanya pada perilaku eksternal:
Miskonsepsi ini mengasumsikan bahwa Teori Belajar
Sosial hanya berfokus pada perilaku yang terlihat secara
fisik. Namun, teori ini juga mencakup aspek kognitif
dalam pembelajaran.
Mengidentifikasi miskonsepsi-miskonsepsi ini dan
membantu siswa untuk memahami konsep-konsep ini dengan
benar adalah bagian penting dari pendekatan pengajaran yang
efektif. Dengan memahami miskonsepsi ini, pengajar dapat
merancang pembelajaran yang lebih efektif dan membantu
siswa mengembangkan pemahaman yang lebih baik tentang
teori-teori pembelajaran ini.

Anda mungkin juga menyukai