Anda di halaman 1dari 7

PENDALAMAN MATERI

( LEMBAR KERJA RESUME MODUL )

A. Judul Modul : TEORI BELAJAR DAN PEMBLAJARAN


B. Kegiatan Balajar : TEORI HUMANISTIK, KONSTRUKTIVISTIK, DAN TEORI BELAJAR
SOSIAL SERTA PENERAPANNYA DALAM KEGIATAN
PEMBELAJARAN (KB 2)
C. Refleksi :

No. BUTIR REFLEKSI RESPON/JAWABAN

1 Konsep (Beberapa A. TEORI BELAJAR HUMANISTIK


Istilah dan Definisi) 1. Pengertian Belajar Menurut Teori Humanistik
di KB 2 a. Humanisme
adalah pemikiran filsafat yang mengedepankan nilai dan
kedudukan manusia serta menjadikannya sebagai kriteria
dalam segala hal.[1] Humanisme telah menjadi sejenis
doktrin beretika yang cakupannya diperluas hingga
mencapai seluruh etnisitas manusia, berlawanan dengan
sistem-sistem beretika tradisional yang hanya berlaku bagi
kelompok-kelompok etnik tertentu.
(https://id.wikipedia.org/wiki/Humanisme)
b. Teori Belajar Humanistik
Secara garis besar teori belajar humanistik adalah teori
belajar bertujuan menghasilkan hal baik bagi kemanusiaan
supaya bisa mencapai aktualisasi diri dan membuat orang
mampu mengenali diri sendiri.
(https://www.gramedia.com/literasi/teori-belajar-humanistik/)
c. Tujuan utama para pendidik dalam teori ini;
Adalah membantu peserta didik untuk mengembangkan
dirinya, yaitu membantu masing-masing individu untuk
mengenal diri mereka sendiri sebagai manusia yang unik
dan membantu dalam mewujudkan potensi-potensi yang
ada dalam diri mereka.
d. Kesimpulan teori belajar Humanistik;
Adalah suatu teori dalam pembelajaran yang mengedepan-
kan bagaimana memanusiakan peserta didik agar mampu
secara mandiri mengembangkan potensi dirinya.
2. Teori Belajar Menurut Para Ahli Humanistik
a. Carl R Rogers
Menurut Carl R Rogers belajar yang sebenarnya tidak dapat
berlangsung bila tidak ada keterlibatan intelektual maupun
emosional peserta didik.
Dua ciri belajar menurut Rogers:
1) Belajar bermakna;
Terjadi jika dalam proses pembelajaran melibatkan
aspek pikiran dan perasaan peserta didik.
2) Belajar tidak bermakna.
Proses pembelajaran melibatkan aspek pikiran akan
tetapi tidak melibatkan aspek perasaan peserta didik.
Peranan Guru dalam kegiatan belajar menurut Rogers:
1) Memantu menciptakana iklim kelas yang kondusif agar
peserta didik bersifat positif terhadap belajar.
2) Membantu peserta didik untuk memperjelas tujuan
belajaranya dan memberikan kebebasan kepada
peserta didik untuk belajar.
3) Membantu peserta didik untuk memanfaatkan
dorongan dan cita-cita mereka sebagai kekuatan
pendorong belajar.
4) Menyediakan berbagai sumber belajar kepada peserta
didik.
5) Menerima pertanyaan dan pendapat, serta perasaan
dari berbagai peserta didik sebagaimana adanya.
b. Arthur Combs
o Meaning (makna/arti) adalah dasar yang sering
digunakan dan belajar terjadi apabila mempunyai arti
bagi individu.
o Menurut Combs yang terpenting dalam pembelajaran
adalah bagaiman membuat peserta didik memperoleh
arti bagi pribadinya dari materi pelajaran tersebut dan
menghubungkannya dengan kehidupannya.
c. Abraham Maslow
1) Terori Maslow yang terkenal adalah teori tentang
Hierarchy of Needs (Hirarki Kebutuhan).
Menurutnya manusia termotivasi untuk memenuhi
kebutuhan-kebutuhan hidupnya. Kebutuhan-kebutuhan
tersebut memiliki tingkatan atau hirarki, mula yang
paling rendah (bersifat dasar/fisiologis) sampai yang
paling tinggi (aktualisasi diri)
2) Tingkatan kebutuhan menurut Maslow:
a) Kebutuhan fisiologis,
b) Kebutuhan akan rasa aman dan keselamatan.
c) Kebutuhan untuk diterima dan dicintai.
d) Kebutuhan akan penghargaan,
e) Kebutuhan akan aktualisasi diri.
3) Self actualization menurut istilah Maslow adalah
pemenuhan dirinya sendiri dan realisasi dari potensi
pribadi.
4) Menurut teori humanisme, proses belajar harus dimulai
dan ditujukan untuk kepentingan memanusiakan
manusia, yaitu mencapai aktualisasi diri, pehaman diri,
dan realisasi diri peserta didik yang belajar secara
obtimal.
d. Pandangan Jurgen Habermas terhadap Belajar
1) Belajar baru akan terjadi jika ada interaksi antara
individu dengan lingkungannya. Lingkungan belajar
dimaksud adalah lingkungan alam maupun lingkungan
sosial sebab diantar keduanya tidak dapat dipisahkan.
Tiga tipe belajar menurut Habermas;
1) Belajar teknis (technical learning)
Adalah tipe belajar agar seseorang dapat berinteraksi
dengan lingkungan alamnya secara benar.
2) Belajar Praktis (practical learning)
Adalah tipe belajar agar seseorang agar seseorang dapat
berinteraksi dengan lingkuangan sosialnya.
3) Belajar Emansipatoris (emancipator learning)
Belajar dengan menekankan upaya agar seseorang
mencapai suatu pemahaman dan kesadaran yang tinggi
akan terjadinya perubahan atau trans formasi budaya
dalam lingkungan sosialnya.
3. Prinsip-prinsip Teori Belajar Humanistik
Beberapa prinsip belajar humanistik yang penting menurut
Rogers
a. Manusi itu memiliki keinginan alamiah untuk belajar, meliki
rasa ingin tahu alamiah terhadap dunianya, dan keinginan
yang mendalam untuk mengeksplorasi dan asimilasi
pengalaman baru.
b. Belajar akan cepat dan lebih bermakna bila bahan yang
dipelajari relevan dengan kebutuhan peserta didik.
c. Belajar dapat ditingkatkandengan mengurangi ancaman
dari luar.
d. Belajar secara partisipatif jauh lebih efektif dari pada belajar
secara pasif dan orang belajar lebih baik banyak bila belajar
atas pengarahan diri sendiri.
e. Belajar ata prakarsa sendiri yang melibatkan keseluruahan
pribadi, pikiran maupun perasaan akan lebih baik dan
tahan lama, dan;
f. Kebebasan, kreatifitas, dan kepercayaan diri dalam belajar
dapat ditingkatkan dengan evaluasi diri orang lain tidak
begitu penting.
4. Aplikasi Teori Belajar Humanistik dalam Kegiaran Belajar
Dalam penerapannya dalam kegiatan pembelajaran Teori
Humanistik menggunakan pendekatan “student centered”
yakni pendekatan yang menjadikan siswa sabagai pusat
pembelajaran, artinya siswa sebagai objek dan sekaligus subjek
dalam pembelajaran. Guru berfungsi sebagai fasilitator dan
motivator agar siswa mau belajar.
B. TEORI BELAJAR KONSTRUKTIVISME
1. KonsepBelajar Mengurut Konstruktifistik
a. Teori konstruktivisme merupakan sebuah teori yang
memberikan kebebasan terhadap manusiayang ingin
belajar atau mencari kebutuhannya dengan kemampuan
menemukan keinginan atau kebutuhannya tersebut
dengan bantuan orang lain.
b. Dalam konstruktivisme, pembelajaran direpresentasikan
sabagai proses konstruktif di mana siswa membangun
ilustrasi internal pengetahuan, interpretasi pandangan
pribadi.
c. Teori belajar konstruktivisme mengakui bahwa siswa hanya
dapat menginterprestasikan informasi kedalam pikirannya
dalam konteks pengalaman sendiri, pada kebutuhan,
latarbelakang dan minatnya.
d. Konstruktivisme memandang belajar lebih dari sekedar
menerima dan memproses informasi yang disampaiakan
oleh guru maupun teks, tetapi pembelajaran adalah
mengkonstruksi pengetahuan yang bersifat aktif dan
personal.
2. Proses Mengkonstruksi Pengetahuan
Kemampuan-kemampuan yang diperlukan dalam proses
mengonstruksi pengetahuan:
a. Kemampuan mengingat dan mengungkapkan kembali
pengalaman.
b. Kemampuan membandingkan dan mengambil keputusan
akan kesamaan dan perbedaan.
c. Kemampuan untuk lebi menyukai suatu pengalaman yang
satu dari pada yang lain.
Faktor-faktor yang mempengaruhi proses mengkonstruksi
pengetahuan ialah konstruksi pengetahuan seseorang yang
telah ada, domain pengalaman dan jaringan struktur kognitif
yang dimilikinya.
3. Proses Belajar Menurut Teori Konstruktivisme
Proses belajar dipandang dari pendekatan konstruktivistis,
bukan sebagai perolehan informasi yang berlangsung satu arah
dari luar kearah dalam diri siswa, melainkan sebagai pemberian
makna oleh siswa kepada pengalamannya melalui proses
asimilasi dan akomadasi yagn bermuara pada pemutakhiran
struktur kognitif.
Peranan Siswa
Konsep dasar konstruktivistik memandan siswa sebagai pribadi
yang sudah memiliki kemampuan awal sebelum mempelajari
sesuatu. Kemampuan awal tersebut akan menjadi dasar dalam
mengonstruksi pengetahuan yang baru. Oleh sebab itu
meskipun kemampuan awal tersebut masih sangat sederhana
atau tidak sesuai dengan pendapat guru, sebaiknya diterima
dan dijadikan dasar pembelajaran dan pembimbingan.
Peranan Guru
Peranan guru dalam terori konstruktivistik adalah membantu
agar proses pengkonstruksian belajar oleh siswa berjalan
lancer. Guru tidak menstransferkan pengetahuan yang
dimilikinya, melainkan membantu siswa untuk membentuk
pengetahuannya sendiri. Guru dituntut untuk lebih memahami
jalan pikiran atau cara pandang siswa dalam belajar.
Peranan kunci guru adalah sebagai pengendali yang meliputi:
a. Menumbuhkan kemandirian dengan menyediakan
kesempatan untuk mengambil keputusan dan bertindak
b. Menumbuhkan kemampuan mengambil keputusan dan
bertindak dengan meningkatkan pengetahuan dan
ketrampilan siswa
c. Menyediakan sistem dukungan yang memberikan
kemudahan belajar agar siswa mempunyai peluang optimal
untuk berlatih.
Sarana Belajar
Karena yang menjadi peranan utama dalam kegiatan belajar
adalah aktifitas siswa dalam mengkonstruksi pengetahuannya
sendiri, maka segala sesuatu seperti bahan, media, peralatan,
lingkuangan dan fasilitas lainnya disediakan untuk membantu
pembentukan tersebut.
4. Konstruksi Pengetahuan Menurut Lev Vygotsky (1896 – 1934)
a. Teori belajar kokonstruktivistik merupakan teori belajar
yang sering disebut sebagai teori belajar sosiokultur
merupakan teori belajar yang titik tekan utamanya adalah
pada bagaimana seseorang belajar dengan bantuan orang
lain dalam suatu zona keterbatasan dirinya yaitu zona
proksimal Development (ZPD) atau Zona perkembangan
proksimal dan mediasi.
b. Vygotsky berpendapat menggunakan alat berfikir akan
menyebabkan terjadinya perkembangan kognitif dalam diri
seseorang.
c. Menurut Vygotsky kegunaan alat berfikir adalah:
a. Membantu memecahkan masalah
b. Memudahkan dalam melakukan tindakan
c. Memperluas kemampuan
d. Melakukan sesuatu sesuai dengan kepastianya.
1. Hukum Genetika tentang Perkembangan
Menurut Vygots perkembangan seseorang melewati dua
tataran.Tataran sosial (intrpsikologi dan intermental) dan
tataran psikologi (intrapsikologis). Dimana tataran sosial
dilihari dari tempat tergentukanya lingkungan sosial
seseorang dan tataran psikologi yaitu dari dalam diri orang
yang bersangkutan.
Zona Perkembangan Prosimal
“Zona perkembangan prosimal mendefinisikan fungsi-fungsi
tersebut yang belum pernah matan,tetapi dalam proses
pematangan. Fungsi-fungsi tersebut akan matang dalam
situasi embrionil pada waktu itu. Fungsi-fungsi tersebut dapat
diistilahkan sebagai “kuncup” atau “bunga” perkembangan
yang dibandingkan dengan “buah”perkembangan.
2. Mediasi
Mediasi merupakan tanda-tanda atau lambang-lambang
yang digunakan seseorang untukmemahami sesuatu di luar
pemahamannya
5. Aplikasi Teori Belajar Konstruktivistik dalam Kegiatan
Pembelajarn
Implikasi dari penerapan teori belajar konstruktivistik dalam
kegiatan pembelajaran:
a. Proses pembelajaran harus menggunakan pendekatan
student centered, dimana fungsi guru hanya sebagai
fasilisator yang bisa mendorong siswa untuk menemukan
sendiri potensi yang dimiliknya.
b. Proses pembelajaran tidak terlalu beroriantasi pada hasil,
tapi pada bagaimana siswa memperoleh pengetahuan.
c. Guru harus memberikan kebebasan kepda siswa untuk
menggunakan pengalaman dan pemahamannya untuk
berfikir;
d. Guru harus mengembangkan pembelajaran yang
kolaboratif;
e. Guru harus menghindari pola pembelajaran yang
memberikan ekenan kepda siswa untuk bertindak sesuai
dengan apa yang dikehendaki okeh guru;
f. Guru harus membantu siswa menginternalisasi dan
mentransformasi informasi baru;
g. Guru harus memfasilitasi siswa agar di bisa belajar dengan
sumber yang tidak berbatas pad apa yang diberikan oleh
guru.

C. TEORI BELAJAR SOSIAL


1. Konsep Belajar Menurut Teori Belajar Sosial
a. Teori konsep belajar sosial adalah perluasan teori belajar
perilaku yang tradisional (behavioristik) yang
dikembangakan oleh Bandura.
b. Asumsi paling awal yang mendasari teori pembelajaran
sosial Bandura adalah menusia cukup fleksibel dan sanggup
mempelajari bagaimana kecakapan bersikap maupun
berperilaku. Titik pembelajaran dari semua ini adalah
pengalaman-pengalaman tak terduga (vicarious
experience).
c. Asumsi awal yang memberi isi sudut pandang teori Bandura
adalah:
1) Pembelajaran pada hakekatnya berlangsung melalui
proses peniruan (imitation) atau pemodelan (modeling)
2) Dalam proses imitation atau modeling tersebut,
individu dibahami sebgai pihak yang memainkan peran
aktif dalammenentukan perilaku mana yang hendak
ditiru dan bagaimana frekwensi serta itensitas peniruan
yang hedak dijalankannya.
3) Imitation dan modeling adalah jenis pembelajaran
perilaku tertentu yang dilakukan tanp harus melalui
pengalaman langsung.
4) Dalam imitation dan modeling terjadi penguatan tidak
langsung terhadap perilaku tertentu yang sama
efektifnya;
5) Mediasi internal sangat penting dalam pembelajaran,
2. Aplikasi Teori Belajar Sosial terhadap Kegiatan Pembelajaran
Ada beberapa implikasi yang harus diperhatikan dalam
penerapan teori belajar sosial yaitu:
a. Guru harus menampilkan contoh perilaku yang baik dan
yang buruk dari tokoh-tokoh yang dikenal oleh siswa,
b. Dalam menentukan model, karakteristik model perlu diper-
hatikan karena akan mempengaruhi efektif tidaknya
modelingitu untuk siswa.
c. Observasi adalah kegiatan pembelajaran yang paling utama
dilakukan oleh siswa sehingga penggunaan media
pembelajaran yang bisa merangsang inderawi siswa untuk
mengamati secara maksimal menjadi penting untuk
diperhatikan.
d. Mengamati perilaku orang lain lebih penting, dibandingkan
dengan sendiri, karena siswa akan lebih mudah
mempelajari konsekuensi-konsekuensi dari pengalaman
orang dibndingkan dengan konsekuensi-konsekuensi yang
dialami sendiri.
e. Reinforcement bukanlah syarat yang utama untuk
terjadinya proses pembelajaran karena yang paling penting
adalah mengamati model-model yang harus terus menerus
diperkutat.

2 Daftar Materi pada - Proses mengkonstruksi pengetahuan


KB 2 yang Sulit - Cara mengaplikasikan teori belajar dengan tepat dalam
Dipahami pembelajaran.
3 Daftar Materi yang
Sering Terjadi -
Miskonsepsi dalam
Pembelajaran

Anda mungkin juga menyukai