Anda di halaman 1dari 41

KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA

REPUBLIK INDONESIA KANTOR WILAYAH PAPUA BARAT

SPESIFIKASI TEKNIS
PENGADAAN JASA KONSTRUKSI
PEMBANGUNAN LANJUTAN LEMBAGA PEMASYARAKATAN
KELAS III TEMINABUAN TAHUN ANGGARAN 2023

TAHUN ANGGARAN 2023


SPESIFIKASI TEKNIS
PENGADAAN JASA KONSTRUKSI
PEMBANGUNAN LANJUTAN LEMBAGA PEMASYARAKATAN KELAS III
TEMINABUAN TAHUN ANGGARAN 2023
1. Pendahuluan
A Umum
1. Setiap pelaksanaan konstruksi fisik bangunan gedung
negara yang dilakukan oleh kontraktor pelaksana harus
menghasilkan kontruksi yang baik pula, agar rencana teknis
yang telah disiapkan dan digunakan sebagai dasar
pelaksanaan konstruksi dapat berlangsung tepat mutu, tepat
waktu, tepat biaya, dan tertib administrasinya.

2. Pelaksanaan konstruksi harus dilakukan oleh penyedia jasa


kontraktor pelaksana yang kompeten, dan dilakukan secara
penuh waktu dengan menempatkan tenaga-tenaga ahli di
lapangan sesuai kebutuhan dan kompleksitas pekerjaan.

3. Kontraktor Pelaksana bertujuan secara umum menghasilkan


pembangunan yang baik sesuai dengan dokumen lelang baik
dari segi biaya, mutu dan waktu kegiatan pelaksanaan.
B Maksud Dan Tujuan
1. Spesifikasi Teknis ini merupakan petunjuk bagi
Kontraktor Pelaksana yang memuat masukan, azas,
kriteria, proses dan keluaran yang harus dipenuhi dan
diperhatikan serta diinterprestasikan kedalam pelaksanaan
tugas.

2. Melaksanakan Pekerjaan Konstruksi dengan baik sesuai


dengan spesifikasi yang direncanakan dalam rangka
menyediakan sarana dan prasarana sesuai dengan Prioritas
Nasional Tahun 2023.

3. Dengan penugasan ini diharapkan Kontraktor Pelaksana


dapat melaksanakan tanggung jawabnya dengan baik untuk
menghasilkan keluaran yang memenuhi sesuai Spesifikasi
Teknis ini.
C Sasaran Kegiatan Sasaran dari kegiatan konstruksi ini adalah terwujudnya
bangunan Lembaga Pemasyarakatan Kelas III Teminabuan
yang lebih baik dalam segi pelayanannya sehingga dapat
merubah karakter narapidana menjadi lebih biak serta
memenuhi syarat dokumen lelang serta hasil pembangunan
yang sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
D Lokasi Pekerjaan Lokasi Pekerjaan berada di Teminabuan, Kabupaten Sorong
Selatan Provinsi Papua Barat.
E Sumber Pendanaan Biaya untuk melaksanakan pekerjaan fisik ini dibebankan
pada Daftar lsian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) Lembaga
Pemasyarakatan Kelas III Teminabuan Tahun Anggaran 2023
dengan pagu anggaran sebesar Rp. 13.897.500.000 (Tiga
Belas Milyar Delapan Ratus Sembilan Puluh Tujuh Juta Lima
Ratus Ribu Rupiah);
Dan Harga Perkiraan Sendiri (HPS): Rp. 13.897.500.000 (Tiga
Belas Milyar Delapan Ratus Sembilan Puluh Tujuh Juta Lima
Ratus Ribu Rupiah).

F Nama Dan Organisasi Nama Pejabat Pembuat Komitmen : HASAN ARONGGEAR


Pejabat Pembuat
Komitmen
2. Data Penunjang
G. Data Dasar
A. Untuk melaksanakan tugasnya Kontraktor Pelaksana harus
mencari informasi yang dibutuhkan selain dari informasi
yang diberikan oleh Pengguna Jasa, Konsultan Perencana
Maupun Konsultan Manajemen Konstruksi termasuk
melalui Kerangka Acuan Kerja ini.

B. Kontraktor Pelaksana harus memeriksa kebenaran


informasi yang digunakan dalam pelaksanaan tugasnya,
baik yang berasal dari Instansi terkait, Konsultan
Perencana, Konsultan Pengawas maupun yang dicari
sendiri.
H Ketentuan Dan
Peraturan 1. Undang Undang Pemerintah Republik Indonesia Nomor 28
Tahun 2002 Tentang Bangunan Gedung;

2. Undang Undang Nomor 2 Tahun 2017 Tentang Jasa


Konstruksi;

3. Peraturan Presiden Nomor 16 Tahun 2021 tentang


Perubahan atas Peraturan Presiden Nomor 16 Tahun 2018
Tentang Pengadaan Barang / Jasa Pemerintah;

4. Peraturan pemerintah.Republik Indonesia Nomor 29 tahun


2000 tentang penyelenggaraan Jasa konstruksi;

5. Keputusan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan


Rakyat Nomor 22/PRT/M/2018 Tentang Pembangunan
Gedung Negara;

6. Keputusan Menteri Pekerjaan Umum No.


29/PRT/M/200 Tentang Pedoman Persyaratan Teknis
Bangunan Gedung;

7. Peraturan LKPP No. 12 Tahun 2021 Tentang Pedoman


Pelaksanaan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah Melalui
Penyedia;

8. Keputusan Menteri Kehakiman Dan Hak Asasi Manusia RI


NOMOR M.01.PL.01.01 Tahun 2003 Tentang Pola
Bangunan Unit Pelaksana Teknis Pemasyarakatan

3. Ruang Lingkup
I Kegiatan Yang Lingkup kegiatan berupa Pembangunan Lanjutan Lembaga
Dilaksanakan
Pemasyarakatan Kelas III Teminabuan. Adapun pekerjaan-
pekerjaan dalam lingkup kegiatan tersebut antara lain:
1. Pekerjaan Gedung Kantor Teknis;
2. Pekerjaan Blok Hunian;
3. Pekerjaan Pos Jaga;
4. Pekerjaan Pagar Tembok Antar Bangunan;
5. Pekerjaan Sarana dan Prasarana
K Lingkup Kegiatan 1. PEMBANGUNAN KANTOR TEKNIS
a. Pekerjaan Persiapan
b. Pekerjaan Tanah Dan Pondasi
c. Pekerjaan Beton
 Pekerjaan Beton Lantai I
 Pekerjaan Beton Lantai II
d. Pekerjaan Pasangan
 Pekerjaan Pasangan Lantai I
 Pekerjaan Pasangan Lantai II
e. Pekerjaan Kusen Pintu Jendela Ventilasi
 Pekerjaan Kusen Pintu Jendela dan BV Lantai I
 Pekerjaan Kusen Pintu Jendela dan BV Lantai II
f. Pekerjaan Keramik
 Pekerjaan Keramik Lantai I
 Pekerjaan Keramik Lantai II
g. Pekerjaan Langit Langit
 Pekerjaan langit-Langit Lantai I
 Pekerjaan langit-Langit Lantai II
h. Pekerjaan Pengecatan
 Pekerjaan Pengecetan Lantai I
 Pekerjaan Pengecetan Lantai II
i. Pekerjaan Elektrikal
 Pekerjaan Elektrikal Lantai I
 Pekerjaan Elektrikal Lantai I
j. Pekerjaan Plumbing Dan Sanitair
 Pekerjaan Plumbing dan Sanitair Lantai I
 Pekerjaan Plumbing dan Sanitair Lantai II
k. Pekerjaan Kap/Atap2

2. PEKERJAAN BLOK HUNIAN


a. Pekerjaan Persiapan
b. Pekerjaan Tanah Dan Pondasi
c. Pekerjaan Beton
d. Pekerjaan Pasangan
e. Pekerjaan Kusen Pintu Jendela Ventilasi
f. Pekerjaan Langit Langit
g. Pekerjaan Pengecatan
h. Pekerjaan Elektrikal
i. Pekerjaan Plumbing Dan Sanitair
j. Pekerjaan Kap/Atap

3. PEKERJAAN POS JAGA


a. Pekerjaan Persiapan
b. Pekerjaan Tanah Dan Pondasi
c. Pekerjaan Beton
d. Pekerjaan Pasangan
e. Pekerjaan Kusen Pintu Jendela Ventilasi
f. Pekerjaan Langit Langit
g. Pekerjaan Elektrikal
h. Pekerjaan Kap/Atap

4. PEKERJAAN PAGAR TEMBOK ANTAR


BANGUNAN
a. Pekerjaan Persiapan
b. Pekerjaan Tanah Dan Pondasi
c. Pekerjaan Beton
d. Pekerjaan Pasangan
e. Pekerjaan Pengecatan

5. PEKERJAAN SARANA DAN PRASARANA


a. Pekerjaan Persiapan
b. Pekerjaan Tanah Dan Pondasi
c. Pekerjaan Beton
L Peralatan Utama 1. Excavator (1 Unit), Kapasasitas 80 HP, disertai dengan
bukti Foto Nomor Seri, Foto Fisik Alat, dan Invoice Alat;
2. Truk Concrete Mixer (1 Unit), Kapasitas 7M3,
disertai dengan bukti Foto Plat Nomor, Nomor Mesin,
Nomor Rangka Kendaraan dan Foto Fisik Kendaraan;
3. Concrete Mixer/Molen (2 Unit), Kapasitas 0,3 m3
disertaia Foto Fisik Alat;
4. Dump truck (2 Unit), Kapasitas 4 ton, disertai dengan
Foto Fisik Alat

Catatan :
Peralatan yang digunakan harus memiliki Pajak dan
STNK yang masih aktif, dan surat kepemilikan atau bukti
penyewaan dari pihak lain apabila peralatan disewa.
M Personil Inti Untuk melaksanakan tujuan kegiatan, Kontraktor Pelaksana
harus menyediakan tenaga yang baik, ditinjau dari segi
lingkup pekerjaan maupun tingkat kompleksitas pekerjaan.
Tenaga yang ditugaskan dipersyaratkan harus memiliki
Sertifikat Keahlian di bidang masing-masing (SKA/SKK
yang masih berlaku) dan wajib memiliki Nomor Pokok
Wajib Pajak (NPWP), dan (KTP). Serta dilengkapi dengan
Curiculum Vitae (CV) dan Referensi.
Tenaga :
No. Posisi Tenaga Ahli Kualifikasi
dan Jumlah
1. Ahli K3 Konstruksi, 1 orang Berpendidikan minimal Sarjana
Teknik Sipil (S1), memiliki
Sertifikat Keahlian Ahli Muda K3
Konstruksi (603), berpengalaman di
bidangnya minimal 3 tahun

2. Pelaksana Bangunan Berpendidikan minimal


Gedung/Pekerjaan Gedung, SMA/SMK, memiliki Sertifikat
1 Orang Keterampilan Pelaksana Bangunan
Gedung/Pekerjaan Gedung - Kelas I
(022), berpengalaman di bidangnya
minimal 3 tahun
N Persyaratan Kualifikasi 1. Ijin Usaha Jasa Konstruksi (IUJK) yaitu Nomor Induk
Beruhasa (NIB) berbasis risiko sesuai PP No 5 Tahun
2021 dengan kode KBLI :
I. Memiliki KBLI (41011) Konstruksi Gedung
Hunian, Kualifikasi Risiko Menengah Tinggi
II. Memiliki KBLI (41012) Konstruksi Gedung
Perkantoran, Kualifikasi Risiko Menengah Tinggi
III. Memiliki KBLI (41019) Konstruksi Gedung
Lainnya, Kualifikasi Risiko Menengah Tinggi
IV. Memiliki KBLI (42204) Konstruksi Bangunan
Sipil Elektrikal, Kualifikasi Risiko Menengah
Tinggi
2. Memiliki SBU (BG009) Jasa Pelaksana Untuk
Konstruksi Bangunan Gedung Lainnya, Kualifikasi
Kecil;
3. Memiliki Izin Persetujuan Kesesuaian Kegiatan
Pemanfaatan Ruang Untuk Kegiatan Berusaha
(PKKPR);
4. Memiliki NPWP Perusahaan;
5. Memiliki Status Valid keterangan Wajib Pajak (KSWP);
6. Telah Melunasi SPT Tahun 2022;
7. Memiliki pengalaman sejenis dalam kurun waktu 4
(empat) tahun terakhir.

Pemilihan penyedia jasa pada pekerjaan Pembangunan


Lanjutan Lembaga Pemasyarakatan Kelas III Teminabuan
Tahun Anggaran 2023 mengikuti ketentuan tender terbatas yaitu
pelaku usaha harus merupakan pelaku usaha Orang Asli Papua
(OAP).
Untuk perusahaan yang bukan merupakan pelaku usaha
Orang Asli Papua (OAP) wajib melakukan kemitraan dengan
pengusaha lokal (OAP) melalui kerjasama operasi/kemitraan
dan harus disahkan Notaris.
O. Persyaratan Kuaifikasi 1. Memiliki Nomor Induk Berusaha (NIB)
Subkontrak
2. Memiliki SBU SP004 Pekerjaan tanah, Galian dan
Timbunan dengan Kode KBLI (41019) kualifikasi
Kecil atau SBU PL004 Pekerjaan Tanah dengan kode
KBLI (43120), Kualifikasi Kecil.
3. Memiliki Status Valid keterangan Wajib Pajak (KSWP)
4. Memiliki NPWP Perusahaan
5. Pemilihan penyedia jasa Subkontrak pada pekerjaan
Pembangunan Lanjutan Pada Lembaga
Pemasyarakatan Kelas III Teminabuan Tahun
Anggaran 2023 mengikuti ketentuan tender terbatas
yaitu diwajibkan menggunakan perusahaan Spesialis
dan pelaku usaha harus merupakan pelaku usaha Orang
Asli Papua (OAP).
No. Jenis Pekerjaan yang wajib disubkontrakkan
Pekerjaan Spesialis pada Pekerjaan Utama
(kepada Penyedia Jasa Pekerjaan Konstruksi kualifikasi Menegah/Besar)
1.
2.
Dst
Pekerjaan bukan Pekerjaan Utama
(kepada Penyedia Jasa Pekerjaan Konstruksi Spesialis SP004/PL004)
1. Pekerjaan Galian Tanah Untuk Pondasi Gedung Kantor Teknis
2. Pekerjaan Galian Tanah Untuk Pondasi Blok Hunian
3. Pekerjaan Galian Tanah Untuk Pondasi Pos Jaga
4. Pekerjaan Galian Tanah Untuk Pondasi Pagar Antar Bangunan
P Identifikasi Jenis Dalam Pelaksanaan Kegiatan Pembangunan Lanjutan
Bahaya
Lembaga Pemasyarakatan Kelas III Teminabuan Tahun
Anggaran 2023 perlu dilakukan identifikasi dini mengenai
bahaya yang mengancam kesehatan dan keselamatan
pekerja, antara lain:
TINGKAT
RESIKO
JENIS/TYPE IDENTIFIKASI (KECIL/
NO
PEKERJAAN JENIS BAHAYA
SEDANG/
TINGGI)
1 Pernapasan terganggu
Pekerjaan
akibat debu hasil KECIL
Persiapan
pembersihan
2 Pernapasan terganggu
Pekerjaan Lantai akibat debu semen dan KECIL
keramik

3 Spesifikasi Teknis i
cidera tertindih batu,
Pekerjaan Dinding SEDANG
pernapasan terganggu
akibat emisi gas dari cat
4 Tertimpa material
Pekerjaan Plafond plafond, mata terkena SEDANG
percikan api dari gerinda

5 Pekerjaan Besi Jari tersayat dan mata


terkena percikan api dari
SEDANG
pemakaian gerinda
potong

6 Pekerjaan Kusen, Jari terkena palu,


Pintu dan Jendela pernapasan terganggu SEDANG
akibat emisi gas cat

7 Pekerjaan Sanitary Pelubangan dinding


dan Fitting dengan bor tangan dapat
membahayakan tangan, SEDANG
debunya merusak
pernapasan

8 Pekerjaan Pernapasan terganggu


Plumbing dengan lem pipa KECIL

9 Pekerjaan Instalasi Tersetrum aliran listrik


Penerangan TINGGI

Q Jangka Waktu 8 bulan (240 hari ) kalender


Penyelesaian Pekerjaan
Bulan
No Uraiaan Pekerjaan
1 2 3 4 5 6 7 8
1 Pekerjaan Persiapan
2 Pekerjaan Arsitektur
3 Pekerjaan MEP
Serah Terima Pertama
4 PHO

R Keluaran 1. Laporan Harian.


2. Laporan Mingguan
3. Laporan Bulanan.
4. Shop Drawing
5. Photo Dokumentasi

4. LAPORAN

S Laporan Harian Laporan Harian Memuat :


Laporan harian proyek adalah sebuah laporan kegiatan pada
proyek konstruksi, yang mana berguna sebagai bentuk
pertanggungjawaban dari kontraktor pelaksana dalam rentan
waktu satu hari.
T Laporan Mingguan Laporan mingguan proyek adalah salah satu syarat administrasi
teknik yang wajib dibuat oleh pihak perusahaan kontraktor
pelaksana. Laporan ini terdiri dari berbagai macam informasi di
dalamnya termasuk laporan progres atau laporan kemajuan
pekerjaan

U Laporan Bulanan Laporan Bulanan berisikan progress kemajuan pekerjaan yang


dibuat tiap bulannya untuk memberikan pertanggungjawaban
kepada pengguna jasa

V Shop Drawing Shop Drawing berisi gambar – gambar rencana kerja yang
dibuat oleh Kontraktor sebelum memulai pekerjaan.

W As Built Drawing As Build Drawing beriri gambaran akhir dari pekerjaan yang
telah dikerjakan oleh kontraktor.

X Dokumentasi Kegiatan Photo-photo dokumentasi kegiatan Pelaksanaan konstruksi

5. HAL – HAL LAIN

Y Produksi Dalam Negeri Semua kegiatan jasa konsultansi berdasarkan SPESIFIKASI


TEKNIS ini harus dilakukan di dalam wilayah Negara
Republik Indonesia kecuali ditetapkan lain dalam angka
4 SPESIFIKASI TEKNIS dengan pertimbangan
Z Program Kerja A. Sebelum melaksanakan tugasnya, konsultan Manajemen
Konstruksi harus segera menyusun:

1. Program kerja, termasuk jadwal kegiatan secara detail


2. Alokasi tenaga ahli yang lengkap (disiplin dan
jumlahnya). Tenaga- tenaga yang diusulkan oleh
kontraktor pelaksana harus mendapatkan persetujuan
dari Kuasa Pengguna Anggaran (KPA)/Pejabat
Pembuat Komitmen (PPK).
3. Konsep penanganan pelaksanaan pekerjaan.
B. Program kerja secara keseluruhan harus mendapatkan
persetujuan dari Pejabat Pembuat Komitmen (PPK), setelah
sebelumnya dipresentasikan oleh pelaksana dan mendapatkan
persetujuan dari dari Pengelola Teknis dan Pengelola
Kegiatan.
AA Pedoman Pengumpulan Pengumpulan data lapangan harus memenuhi persyaratan
Data Lapangan
berikut:
1) Sumber data resmi dari Instansi Pemerintah, SKPD Provinsi
dan Kabupaten serta lembaga lain yang dapat
dipertanggungjawabkan dan mempunyai kredibilitas
terhadap data yang dikeluarkan;
2) Data yang dikumpulkan harus valid dan kredibel;
3) Sedapat mungkin data merupakan data yang terbaru dan
terkini sesuai dengan ketersediaan data yang ada.

PENYUSUN

Pejabat Pembuat Komitmen


(PPK)

HASAN ARONGGEAR
NIP. 19660427 199203 1 001
RENCANA KERJA DAN SYARAT -
SYARAT

PEMBANGUNAN LANJUTAN LEMBAGA


PEMASYARAKATAN KELAS III TEMINABUAN
TAHUN ANGGARAN 2023

TAHUN ANGGARAN 2023


BAB I
SYARAT-SYARAT UMUM
A. Dokumen ini disusun berdasarkan Peraturan Presiden Republik Indonesia
Nomor 16 Tahun 2018 tentang Pekerjaan konstruksi/Jasa Pemerintah, dan
Permen PUPR Nomor 14 tahun 2020 tentang Standar dan Pedoman Pengadaan
Jasa Konstruksi melalui Penyedia

B. Dalam dokumen ini dipergunakan pengertian, istilah dan singkatan sebagai


berikut:

- Pekerjaan Konstruksi : seluruh pekerjaan yang berhubungan


dengan pelaksanaan konstruksi bangunan atau
pembuatan wujud fisik lainnya;
- Kontrak Harga Satuan : Kontrak pengadaan barang/jasa atas
penyelesaian seluruh pekerjaan dalam batas
waktu tertentu, berdasarkan harga satuan yang
pasti dan tetap untuk setiap satuan/unsur
pekerjaan dengan spesifikasi teknis tertentu,
yang volume pekerjaannya masih bersifat
perkiraan sementara, sedangkan pembayarannya
didasarkan pada hasil pengukuran bersama
atas volume pekerjaan yang benar-benar
telah dilaksanakan oleh penyedia
barang/jasa;
- HPS : Harga Perkiraan Sendiri adalah hasil perhitungan
seluruh volume pekerjaan dikalikan dengan
Harga Satuan ditambah dengan seluruh beban
pajak dan keuntungan;
- HEA : Harga Evaluasi Akhir adalah penyesuaian atau
normalisasi harga terhadap harga penawaran
dalam proses pengadaan barang/jasa dimana
unsur preferensi harga telah diperhitungkan
berdasarkan capaian TKDN dan status
perusahaan;
- Kemitraan/KSO : Kerja sama usaha antar penyedia yang masing-
masing pihak mempunyai hak, kewajiban dan
tanggung jawab yang jelas berdasarkan
perjanjian tertulis;
- LDP : Lembar Data Pemilihan adalah data yang
memuat ketentuan dan informasi yang spesifik
sesuai dengan jenis pekerjaan antara lain
meliputi penyusunan, penyampaian, pembukaan,
kriteria dan tata cara penilaian dokumen
penawaran, pengumuman pemenang,
sanggahan, dan sanggahan banding;
- LDK : Lembar Data Kualifikasi adalah data yang
memuat ketentuan dan informasi yang spesifik
sesuai dengan kualifikasi yang diperlukan
penyedia barang/jasa antara lain dalam
menyiapkan, mengisi formulir isian kualifikasi,
dan melengkapi pakta integritas;
- AHSP : Analisa Harga Satuan Pekerjaan adalah uraian
perhitungan kebutuhan biaya tenaga kerja,
bahan dan peralatan untuk mendapatkan harga
satu satuan jenis pekerjaan tertentu.
- Pra-RK3 : Pra Rencana Keselamatan dan Kesehatan Kerja
(K3) Konstruksi adalah dokumen pra rencana
penyelengaraan Keselamatan dan Kesehatan
Kerja Konstruksi bidang pekerjaan umum yang
dibuat oleh Penyedia Jasa dalam mengajukan
penawaran.

C. Pelelangan menggunakan Metode Pelelangan Pascakualifikasi 1 (satu) file dengan


Biaya Terendah Jenis Kontrak Harga Satuan. Pelelangan/Seleksi ini terbuka dan
dapat diikuti oleh semua peserta yang berbentuk badan usaha atau
kemitraan/KSO.

D. Ruang Lingkup Pekerjaan


Instansi/Lembaga/Satker : Lembaga Permasyarakayan Kelas III Teminabuan;
Alamat : Jl. S. Konjol No. 03, Teminabuan;
Sumber Dana : APBN Tahun 2023;
Nama Paket : Pembangunan Lanjutan Lapas Kelas III
Teminabuan Tahun Anggaran 2023;
Uraian Singkat : Pekerjaan Gedung Kantor Teknis, Pekerjaan Blok
Hunian, Pekerjaan Pos Jaga, Pekerjaan Pagar
Tembok Antar Bangunan, Pekerjaan Sarana Dan
Prasarana;
Lokasi Pekerjaan : Jl. S. Konjol No. 03, Teminabuan

E. Persyaratan Kualifikasi dan Teknis Penyedia


Sebagai persyaratan pelaksanaan pemilihan penyedia jasakonstruksi, maka
ditentukan beberapa persyaratan Penyedia antara lain:

1. Persyaratan Kualifikasi
a. Kualifikasi Umum
1) Memiliki Ijin Usaha Jasa Konstruksi (IUJK) yaitu Nomor Induk Beruhasa
(NIB) berbasis risiko sesuai PP No 5 Tahun 2021 dengan kode KBLI :
2) Memiliki KBLI (41011) Konstruksi Gedung Hunian, Kualifikasi Risiko
Menengah Tinggi
3) Memiliki KBLI (41012) Konstruksi Gedung Perkantoran, Kualifikasi
Risiko Menengah Tinggi
4) Memiliki KBLI (41019) Konstruksi Gedung Lainnya, Kualifikasi Risiko
Menengah Tinggi
5) Memiliki KBLI (42204) Konstruksi Bangunan Sipil Elektrikal, Kualifikasi
Risiko Menengah Tinggi
6) Memiliki SBU (BG009) Jasa Pelaksana Untuk Konstruksi Bangunan
Gedung Lainnya, Kualifikasi Kecil;
7) Memiliki Izin Persetujuan Kesesuaian Kegiatan Pemanfaatan Ruang
Untuk Kegiatan Berusaha (PKKPR);
8) Memiliki NPWP Perusahaan;
9) Memiliki Status Valid keterangan Wajib Pajak (KSWP);
10) Telah Melunasi SPT Tahun 2022;
11) Memiliki pengalaman sejenis dalam kurun waktu 4 (empat) tahun
terakhir.

Pemilihan penyedia jasa pada pekerjaan Pembangunan Lanjutan


Lembaga Pemasyarakatan Kelas III Teminabuan Tahun Anggaran 2023
mengikuti ketentuan tender terbatas yaitu pelaku usaha harus
merupakan pelaku usaha Orang Asli Papua (OAP).
Untuk perusahaan yang bukan merupakan pelaku usaha Orang Asli
Papua (OAP) wajib melakukan kemitraan dengan pengusaha lokal
(OAP) melalui kerjasama operasi/kemitraan dan harus disahkan Notaris.

b. Kualifikasi Untuk Penyedia Jasa Subkontraktor


1. Memiliki Nomor Induk Berusaha (NIB)
2. Memiliki SBU SP004 Pekerjaan tanah, Galian dan Timbunan dengan
Kode KBLI (41019) kualifikasi Kecil atau SBU PL004 Pekerjaan
Tanah dengan kode KBLI (43120), Kualifikasi Kecil.
3. Memiliki Status Valid keterangan Wajib Pajak (KSWP)
4. Memiliki NPWP Perusahaan
5. Pemilihan penyedia jasa Subkontrak pada pekerjaan Pembangunan
Lanjutan Pada Lembaga Pemasyarakatan Kelas III Teminabuan Tahun
Anggaran 2023 mengikuti ketentuan tender terbatas yaitu diwajibkan
menggunakan perusahaan Spesialis dan pelaku usaha harus
merupakan pelaku usaha Orang Asli Papua (OAP).
No. Jenis Pekerjaan yang wajib disubkontrakkan

Pekerjaan Spesialis SP004 / PL004

1. Pekerjaan Galian Tanah Untuk Pondasi Gedung Kantor Teknis

2. Pekerjaan Galian Tanah Untuk Pondasi Blok Hunian

3. Pekerjaan Galian Tanah Untuk Pondasi Pos Jaga

4. Pekerjaan Galian Tanah Untuk Pondasi Pagar Antar Bangunan

2. Persyaratan Teknis
a. Memiliki kemampuan menyediakan personil manajerial;
No Jabatan Juml Pendidika Pengalam Sertifikat

1 Ahli K3 1 S1 – 3 tahun memiliki Sertifikat


Konstruksi /Ahli orang Teknik Sipil Keahlian Ahli Muda
Keselamatan K3 Konstruksi
Konstruksi (603).
2 Pelaksana 1 SMA/SMK 3 tahun memiliki Sertifikat
Bangunan orang Keterampilan
Gedung/Pek Pelaksana
erjaan Bangunan
Gedung Gedung/Pekerjaan
Gedung - Kelas I
(022).
Masing-masing personil dilengkapi dengan, Ijasah, NPWV, KTP,
Curiculum Vitae, dan pengalaman dapat dibuktikan kebenarannya
berdasarkan Surat Keterangan Referensi Kerja.

b. Memiliki kemampuan menyediakan peralatan;


Calon penyedia mampu untuk menyediakan daftar peralatan yang
digunakan antara lain:

Nama
No Jumlah Kapasitas
Peralatan
1. Excavator 1 unit 80 HP
2. Dump Truck 2 unit 4 Ton
3. Truk Concret Mixer 1 unit 4 Ton
4. Concrete Mixer/Molen 3 unit 0.3m3

c. Menyampaikan identifikasi RKK yang ditentukan PPK;


Calon penyedia mengajukan identifikasi RKK yang ditentukan oleh PPK
dengan format yang ditentukan dalam LDK.
BAB II
URAIAN RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT

1. Persyaratan Umum
a. Spesifikasi Umum
1) Kontraktor diwajibkan mempelajari secara seksama seluruh Gambar Kerja
serta Uraian Pekerjaan dan Persyaratan Pelaksanaan Teknis, seperti yang
akan diuraikan dalam Buku ini.
2) Apabila terdapat ketidak jelasan, perbedaan-perbedaan atau kekurangan
informasi dalam pelaksanaan, Kontraktor diwajibkan mengadakan
pertemuan dengan Direksi/Konsultan Pengawas untukmendapat kejelasan
pelaksanaan.

b. Lingkup Pekerjaan
1) Pekerjaan yang harus dilaksanakan sesuai yang dinyatakan dalam Gambar
Kerja serta Uraian Pekerjaan dan Persyaratan Teknis.
2) Menyediakan tenaga kerja yang ahli, bahan-bahan, peralatan berikutalat
bantu lainnya.
3) Mengadakan pengamanan, pengawasan dan pemeliharaan terhadap
bahan, alat-alat kerja maupun hasil pekerjaan selama masa pelaksanaan
berlangsung sehingga seluruh pekerjaan selesai dengan sempurna.
4) Pekerjaan pembersihan dan pengamanan dalam Tapak Bangunan sebelum
pelaksanaan dan setelah Pekerjaan Pembangunan Lanjutan Lembaga
Pemasyarakatan Kelas III Teminabuan T.A 2023, Item pekerjaan secara
garis besar yaitu :

 PEMBANGUNAN KANTOR TEKNIS


• PEKERJAAN PERSIAPAN
• PEKERJAAN TANAH DAN PONDASI
• PEKERJAAN BETON
- Pekerjaan Beton Lantai I
- Pekerjaan Beton Lantai II
• PEKERJAAN PASANGAN
- Pekerjaan Pasangan Lantai I
- Pekerjaan Pasangan Lantai II
• PEKERJAAN KUSEN PINTU JENDELA VENTILASI
- Pekerjaan Kusen Pintu Jendela dan BV Lantai I
- Pekerjaan Kusen Pintu Jendela dan BV Lantai II
• PEKERJAAN KERAMIK
- Pekerjaan Keramik Lantai I
- Pekerjaan Keramik Lantai II
• PEKERJAAN LANGIT LANGIT
- Pekerjaan langit-Langit Lantai I
- Pekerjaan langit-Langit Lantai II
• PEKERJAAN PENGECATAN
- Pekerjaan Pengecetan Lantai I
- Pekerjaan Pengecetan Lantai II
• PEKERJAAN ELEKTRIKAL
- Pekerjaan Elektrikal Lantai I
- Pekerjaan Elektrikal Lantai I
• PEKERJAAN PLUMBING DAN SANITAIR
- Pekerjaan Plumbing dan Sanitair Lantai I
- Pekerjaan Plumbing dan Sanitair Lantai II
• PEKERJAAN KAP/ATAP2

 PEKERJAAN BLOK HUNIAN


• PEKERJAAN PERSIAPAN
• PEKERJAAN TANAH DAN PONDASI
• PEKERJAAN BETON
• PEKERJAAN PASANGAN
• PEKERJAAN KUSEN PINTU JENDELA VENTILASI
• PEKERJAAN LANGIT LANGIT
• PEKERJAAN PENGECATAN
• PEKERJAAN ELEKTRIKAL
• PEKERJAAN PLUMBING DAN SANITAIR
• PEKERJAAN KAP/ATAP

 PEKERJAAN POS JAGA


• PEKERJAAN PERSIAPAN
• PEKERJAAN TANAH DAN PONDASI
• PEKERJAAN BETON
• PEKERJAAN PASANGAN
• PEKERJAAN KUSEN PINTU JENDELA VENTILASI
• PEKERJAAN LANGIT LANGIT
• PEKERJAAN ELEKTRIKAL
• PEKERJAAN KAP/ATAP

 PEKERJAAN PAGAR TEMBOK ANTAR


BANGUNAN
• PEKERJAAN PERSIAPAN
• PEKERJAAN TANAH DAN PONDASI
• PEKERJAAN BETON
• PEKERJAAN PASANGAN
• PEKERJAAN PENGECATAN

 PEKERJAAN SARANA DAN PRASARANA


• PEKERJAAN PERSIAPAN
• PEKERJAAN TANAH DAN PONDASI
• PEKERJAAN BETON

2. Gambar Dokumen
Apabila terdapat ketidak jelasan, kesimpangsiuran, perbedaan dan ketidak
sesuaian dan keragu-raguan diantara setiap Gambar Kerja, Kontraktor
diwajibkan melaporkan kepada Direksi/Konsultan Pengawas untuk memastikan
gambar yang dijadikan acuan. Hal tersebut di atas tidakdapat dijadikan alasan dari
Kontraktor untuk memperpanjang / mengklaim biaya maupun waktu pelaksanaan.

3. Shop Drawing
a. Kontraktor wajib membuat shop drawing untuk detail khusus yang belum
tercakup lengkap dalam Gambar Kerja/Dokumen Kontrak Maupun yangdiminta
oleh Direksi/Konsultan Pengawas/Perencanaan.
b. Dalam Shop Drawing ini harus jelas dicantumkan dan digambarkan semua data
yang diperlukan termasuk pengajuan contoh bahan, keterangan produk,
cara pemasangan dan spesifikasi/persyaratan khusus sesuaidengan spesifikasi
pabrik.
4. Ukuran
a. Pada dasarnya semua ukuran dalam Gambar Kerja Arsitektur adalah ukuran
jadi seperti dalam keadaan selesai.
b. Kontraktor tidak dibenarkan merubah atau mengganti ukuran yang
tercantum di dalam Gambar Pelaksanaan/Dokumen Kontrak tanpa
sepengetahuan Direksi.

5. Sarana Kerja
a. Kontraktor wajib memasukkan identitas, nama, jabatan, keahlian masing -
masing anggota kelompok kerja pelaksana dan inventarisasi peralatan yang
dipergunakan dalam pekerjaan ini.
b. Kontraktor wajib memasukkan identifikasi tempat kerja (workshop) dan
peralatan yang dimiliki dimana pekerjaan pemborong akan dilaksanakan serta
jadwal kerja.
c. Penyediaan tempat penyimpanan bahan/material di lapangan harus aman dari
segala kerusakan, kehilangan dan hal-hal yang dapat mengganggu pekerjaan
lain yang sedang berjalan serta memenuhi persyaratan penyimpanan bahan
tersebut.

6. Standard Yang Dipergunakan


Semua pekerjaan yang akan dilaksanakan harus mengikuti Standar yang berlaku
di Indonesia, Standard Industri Kontruksi, Peraturan Nasional lainnya yang ada
hubungannya dengan pekerjaan, antara lain :
a. NI-2 (PBI-1971) Peraturan Beton Indonesia (1971)
b. PUBI – 1982 Persyaratan Umum Bahan Bangunan di Indonesia
c. NI-3 PMI PUBB 1 Peraturan Umum Bahan Bangunan di Indonesia
d. NI-8 Peraturan Semen Portland Indonesia
e. NI-4 Persyaratan Cat Indonesia
f. SKSNI S-05 - 1990 Spesifikasi Ukuran Kayu Untuk Bangunan
g. NI-10 Bata Merah Sebagai Bahan Bangunan
h. PUIL-2000 Peraturan Umum Instalasi Listrik
i. Peraturan Teknis lain yang berlaku di Indonesia.

7. Syarat Bahan
Semua bahan yang digunakan dalam pekerjaan ini harus dalam keadaanbaik
tidak cacat, sesuai dengan spesifikasinya yang diminta dan bebas darinoda lainnya
yang dapat mengganggu kualitas maupun penampilan.
a. Untuk pekerjaan khusus/tertentu, selain harus mengikuti standard yang
dipergunakan juga harus mengikuti persyaratan Pabrik yang bersangkutan
b. Semua bahan sebelum dipasang harus disetujui secara tertulis oleh Direksi /
Konsultan Pengawas / Perencana
c. Contoh bahan yang akan digunakan harus diserahkan kepada Direksi
/Konsultan Pengawas / Perencana sebanyak empat buah dari satu bahan
yang ditentukan untuk menetapkan standard of appearence.
d. Paling lambat waktu penyerahan contoh bahan adalah dua minggu setelah
penandatanganan SPMK.

8. Pelaksanaan Pekerjaan
a. Semua ukuran dan posisi termasuk pemasangan patok-patok di Lapangan
harus tepat sesuai Gambar Kerja.
b. Sebelum memulai pelaksanaan pekerjaan, Kontraktor wajib meneliti
Gambar Kerja dan melakukan pengukuran kondisi lapangan.
c. Setiap bagian dari pekerjaan harus mendapat persetujuan terlebih dahulu
dari Direksi / Konsultan Pengawas sebelum memulai pelaksanaan pekerjaan
tersebut.
d. Semua pekerjaan yang sudah selesai terpasang, apabila perlu harus
dilindungi dari kemungkinan cacat yang disebabkan oleh pekerjaan lain.
e. Kontraktor tidak boleh mengklaim sebagai pekerjaan tambah bila terjadi
Kerusakan suatu pekerjaan akibat keteledoran Kontraktor, Kontraktor harus
memperbaikinya sesuai dengan keadaan semula.
f. Memperbaiki suatu pekerjaan yang tidak sesuai dengan persyaratan yang
berlaku/Gambar pelaksanaan atau Dokumen Kontrak.
g. Penunjukan Tenaga Ahli oleh Direksi / Konsultan Pengawas yang sesuai
dengan kegiatan suatu pekerjaan.
h. Semua pengujian bahan, pembuatan atau pelaksanaan di Lapangan harus
dilaksanakan oleh Kontraktor.
BAB III
SYARAT – SYARAT PELAKSANAAN

PASAL 1

PEKERJAAN PEMBERSIHAN DAN PERSIAPAN

A. Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan ini meliputi Sebagai Berikut:
1. Pembersihan Lokasi
Sebelum memulai Pekerjaan di lapangan hal yang pertama dilakukan adalah
membersihkan area/wilayah yang akan di tempati bekeja atau tempat mendirikan
bangunan.
2. Bangsal kerja dan gudang bahan
Kantor Direksi Lapangan merupakan bangunan sementara dengan kontruksi
rangka kayu, dinding multiplek/Triplex tebal 4 mm, penutup atap seng
gelombang, lantai beton tumbuk diplester, diberi pintu/jendela secukupnya
untuk penghawaan/pencahayaan dengan perlengkapan:
 Ukuran luas kanto pemborong, los kerja serta tempat penyimpanan bahan,
diserahkan pada pemborong dengan tidak mengabaikan keamanan dan
kebersihan dan bahaya kebakaran.
 Khusus untuk penempatan bahan-bahan seperti: pasir, krikil, harus dibuatkan
kotak simpan yang dipagari dinding papan yang cukup rapat sehingga masing-
masing bahan tidak tercampur.
 Pemborong harus membuat gudang tempat penyimpanan peralatan dan
material yang harus bebas dari hujan.
 Pemborong harus membuat drainage sementara selama pelaksanaan
pekerjaan berlangsung, baik untuk pengeringan air hujan maupun untuk
pengeringan air tanah, sehingga dapat menjamin terhindarnya proyek dari
kemungkinan genangan air yang mengganggu kelancaran pekerjaan maupun
lingkungan sekitar daerah kerja.
 Pemborong harus menjamin keamanan proyek, baik untuk barang barang
milik Pemborong sendiri maupun milik pemberi tugas.
3. Pekerjaan Pasangan Bowplank
Sebelum melakuakan Galian Pondasi hal pertama yang harus dilakukan adalah
pengukuran dan pemasangan Bowplank agar memudahkan dalam Pekerjaan
galian tanah dan pasangan pondasi.
4. Papan proyek
Membuat dan memasang Papan Nama Proyek yang memuat tentangidentitas
proyek dan mencantumkan besar anggaran pelaksanaan proyek, waktu mulai
proyek, dan waktu penyelesaian

proyek kemudian tempat dan lokasi pemasangan papan nama proyek akan
dikoorninasi dengan Konsultan Pengawas.
5. Penyediaan Air dan Daya Listrik untuk bekerja
Air untuk bekerja harus disediakan Kontraktor. Air harus bersih, bebas dari bau,
Lumpur, Minyak dan Bahan Kimia lainnya yang merusak. Penyediaan air sesuai
dengan petunjuk dan persetujuan Direksi / Konsultan Pengawas. Listrik untuk
bekerja harus disediakan Kontraktor.

PASAL 2

PEKERJAAN TANAH

A. Lingkup Pekerjaan
1. Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan/ peralatan
peralatan dan alat-alat bantu yang diperlukan untuk terlaksananya pekerjaan
ini dengan baik.
2. Pekerjaan ini meliputi seluruh pekerjaan galian pondasi untuk pekerjaan sub
struktur, seperti yang disebutkan/ditunjukkan dalam gambar atau sesuai dengan
petunjuk Direksi / Konsultan Pengawas, termasuk, pekerjaan pekerjaan lain
sesuai gambar yang memerlukan galian.
3. Juga termasuk pengamanan galian dan cara-cara pelaksanaannya (jika ada),
terutama untuk galian yang membahayakan bangunan eksisting dan pekerja.

B. Syarat-syarat Pelaksanaan
1. Kedalaman galian pondasi dan galian-galian lainnya harus sesuaidengan
keterangan yang tercantum dalam gambar.
2. Apabila penggalian melebihi kedalaman yang telah ditentukan, maka Pemborong
harus mengisi/mengurugi kembali daerah tersebut dengan bahan pondasi yang
sama untuk daerah yang besangkutan. Misalnya untuk daerah pondasi batu kali,
pengisian/pengurugan kelebihan galian harus dilakukan dengan pondasi batu
kali.
3. Pengurugan/Pengisian kembali bekas galian harus dilakukan selapis demi selapis,
dan ditumbuk sampai padat sesuai dengan yang disyaratkan pada poin
pembahasan mengenai “Pekerjaan Urugan”. Pekerjaan Pengisian/Pengurugan
kembali ini hanya boleh dilakukan setelah diadakan pemeriksaaan dan
mendapatkan persetujuan tertulis dari Direksi / Konsultan Pengawas.
4. Pemborong harus memperhatikan pengamanan terhadap dinding tepi galian agar
tidak longsor dengan memberikan suatu dinding penahanatau penunjang
sementara atau lereng yang kuat, agar tidak membahayakan bangunan lain dan
pekerja.

5. Semua tanah kelebihan yang berasal dari pekerjaan galian, setelah mencapai
jumlah tertentu harus segera disingkirkan dari halaman pekerjaan pada setiap
saat yang dianggap perlu dan atas petunjuk Direksi / Konsultan Pengawas.

C. Pekerjaan Urugan Pasir Bawah Pondasi


Sebelum melakukan Pekerjaan Pasangan Batu kosong, pasir harus di urug di
bawah pasangan batu kosong.
PASAL 3

PEKERJAAN PONDASI

A. Penjelasan Umum
Meliputi pemasangan pondasi bangunan dan entrance yang dicantumkan dalam
gambar diikuti berdasarkan tinggi peil dan dimensiukuran dan berdasarkan petunjuk
direksi / pengawas.

1. Lingkup Pondasi
Pondasi yang dipasang berasal dari material batu gunung yang bermutu baik
yang tidak mengandung lumpur.

2. Ketentuan-ketentuan dalam melaksanakan pekerjaan seperti yang dijelaskan


sebagai berikut:
 Pasangan pondasi batu kosong tebalnya dibuat minimun 20 cm sesuai gambar
rencana.
 Untuk pondasi dipakai batu gunung yang berkualitas baik, keras, tidak polos
dan permukaannya tajam. Batu gunung yang dipakai harus dipecah-pecah
sehingga diameternya antar 30 cm dan minimum 10 cm. Pasangan batu
gunung untuk pondasi ini harus dipasang dengan adukan 1 PC: 4 psr yang
diaduk matang. Ukuran kedalaman, dan lebarpondasi batu gunung dibuat
sesuai gambar rencana.
 Batu gunung harus disusun sedemikian rupa sehingga dudukannya kokoh
serta terikat baik satu sama lainnya dengan adukan. Untuk keperluan
kemudahan pemasangan pipa saluran air bersih, air hujan kabel-kabel dan
lain-lain yang menembus pondasi dapat dipasang bahan lunak yang mudah
dibuka. Dimensi pondasi batu gunung disesuaikan dengan gambar rencana.
Tidak diperkenankan melakukan pelubangan pada sloef dan pondasi.

3. Urugan Pilihan Peninggian Lantai


Setelah melakukan Pekerjaan pondasi selanjutnya yang harus dilakukan
adalah pengurugan peninggian lantai, yaitu pengurugan urugan pilihan sampai
level dengan muka pondasi.

PASAL 4

PEKERJAAN BETON

A. Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat-
alat bantu lainnya serta pengangkutan yang dibutuhkan untuk menyelesaikan semua
pekerjaan beton berikut pembersihannya sesuai yang tercantum dalam gambar, baik
untuk pekerjaan Struktur Bawah/Pondasi maupun Struktur Atas.

B. Peraturan-peraturan
Kecuali ditentukan lain dalam persyaratan selanjutnya, makasebagai dasar
pelaksanaan digunakan peraturan sebagai berikut:
1. Tata cara Perhitungan Struktur Beton untuk Bangunan Gedung (SNI 1726 -
2002).
2. Peraturan Perencanaan Tahan Gempa Indonesia untuk Gedung 1983.
3. Pedoman Perencanaan untuk Struktur Beton Bertulang Biasa dan Struktur
Tembok Bertulang untuk Gedung 1983.
4. Persyaratan Umum Bahan Bangunan di Indonesia (PUBI-1982)-NI-3.
5. Peraturan Portland Cement Indonesia 1972 (NI-8).
6. Mutu dan Cara Uji Semen Portland (SII 0013-81).
7. Mutu dan Cara Uji Agregat Beton (SII 0052-80).
8. Baja Tulangan Beton (SII 0136-84).
9. Peraturan Bangunan Nasional 1978.
10. Peraturan Pembangunan Pemerintah Daerah Setempat.
11. Petunjuk Perencanaan Struktur Bangunan untuk Pencegahan Bahaya Kebakaran
pada Bangunan Rumah dan Gedung (SKBI- 2.3.53.1987 UDC:699.81:624.04).

C. Persyaratan Bahan
1. Portland Cemen
 Portland cement yang digunakan adalah jenis-jenis yang memenuhi
ketentuan-ketentuan dalam NI-1 atau menurut standard portland cement
yang digariskan oleh Asosiasi SemenIndonesia.
 Semen yang digunakan harus berkualitas baik dan pada saat digunakan
harus dalam keadaan fresh (belum mula mengeras).
 Untuk menjaga mutu semen, cara penyimpanan harus mengikuti syarat-
syarat penyimpangan bahan tersebut.
2. Air Yang digunakan harus memenuhi syarat-syarat PBI 1971. air tawar yang
dipakai harus bersih, tidak mengandung minyak, asam Alkali bahan- bahan
organis dan bahan-bahan lain yang dapat menurunkan mutu beton.

 Kerikil/batu pecah harus mempunyai gradasi yang baik, tidak porous,


memenuhi syarat kekerasannya. Kerikil tidak boleh mengandung lumpur
lebih dari 1% ditentukan terhadap berat kering. Apabila kadar lumpur
melampaui 1%, maka kerikil harus dicuci.
3. Pasir
 Pasir yang dipakai harus memenuhi syarat-syarat PBI 1971.
 Pasir yang dipakai dapat berupa pasir alam, atau pasir buatan yang
dihasilkan oleh alat-alat pemecah batu. Pasir harus terdiri dari butir-butir
yang tajam dan keras mempunyai gradasi yang baik, tidak porous cukup
syarat kekerasannya.
 Pasir tidak boleh mengandung lumpur lebih dari 5% ditentukan terhadap
berat kering. Jika kadar lumpur lebih besar dari 5% maka pasir halus dicuci.
Seluruh pekerjaan beton sesuai dengan ketentuan - ketentuan yang
disyaratkan, termasuk mutu beton, kekuatan. Toleransi dan penyelesaiannya.
Semua pekerjaan yang dihasilkan harus sesuai dengan syarat-syarat Pekerjaan dan
mutu yang sebanding dengan standard yang umum berlaku.
D. PENGECORAN BETON
1. Beton tidak bertulang/beton tumbuk / Rabat beton dibuat dengan adukan. 1 PC :
PSR : 5 KR, dipergunakan untuk lantai kerja, lantai alas keramik untuk lantai kerja,
lantai alas keramik, dan rabatbeton, ukurandisesuaikan dengan gambar.
2. Beton Bertulang dibuat dengan adukan 1PC : 2 PSR : 3 KR, dipergunakan untuk
pekerjaan Sloof, Kolom, dan Ringbalk.

Pengecoran beton dapat dilakukan setelah cara pemasangan pembesian disetujui


oleh Direksi Pelaksanaan secara tertulis dan tersedia cukup bahan, peralatan serta
tenaga kerja.

E. Pekerjaan Besi Beton:


1. Besi beton yang dipakai bermutu U-24. (SI.1). Ukuran-ukurannya diameter besi
beton yang terpasang harus sesuai dengan gambar rencana, sedangkan perubahan
diameter tulangan harus dengan persetujuan Direksi/Pengawas. Penggantian
diameter tulangan tidak diperkenankan.
2. Besi beton bekas dan yang sudah berkarat tidak diperkenankan dipakai dalam
konstruksi. Besi beton harus bebas dari sisik, karat dan lain-lain lapisan yang dapat
mengurangi daya lekatnya pada beton.
3. Ikatan besi beton harus rapih dan kuat, bahan untuk pengikat adalah kawat beton
dengan diameter minimum 1 mm.
4. Untuk mendapatkan jaminan akan kualitas besi yang diminta, maka di samping
adanya sertifikat dari pabrik, juga diminta harus ada sertifikat darilaboratorium.

F. Bekesting dan Acuan:


1. Sebelum penulangan beton dikerjakan harus terlebih dahulu dibuat bekesting atau
pun acuan yang kokoh dan rapat, sehingga air semen tidak bocor.
2. Bekesting harus dibuat sesuai dengan ukuran beton yang akan dilaksanakan.
3. Bahan bekesting dapat dibuat dari kayu terenteng tebal 2 cm atau multiplex.
4. Pembukaan bekesting ataupun acuan harus teratur.

PASAL 5

PEKERJAAN DINDING

A. Lingkup Pekerjaan
1. Penjelasan Umum
Meliputi bahan dan alat-alat bantu yang dibutuhkan untuk mendapatkan hasil yang baik
berdasarkan petunjuk direksi/ pengawas.

2. Ruang Lingkup
Meliputi Pekerjaan Pasangan Dinding pada sesuai gambar rencana Pekerjaan Plesteran
meliputi semua dinding dan seluruh dinding secara detail yang disebutkan / ditunjuk
dalam gambar rencana atau sesuai petunjuk direksi /pengawas.
B. Bahan
1. Batu bata yang digunakan batu bata ringan lokal dengan kualitas terbaik yang
disetujui Perencana/Konsultan.
2. Semen yang digunakan harus berkualitas baik dan pada saat digunakan harus
dalam keadaan fresh (belum mulai mengeras).
3. Pasir yang berkualitas baik, tidak kotor sehingga menghasilkan hasil yang bagus.
4. Air Yang digunakan harus memenuhi syarat-syarat PBI 1971. Air tawar yang dipakai
harus bersih, tidak mengandung minyak, asam Alkali bahan – bahan organis dan
bahan-bahan lain yang dapat menurunkan mutu beton.
Ketentuan-ketentuan dalam melaksanakan pekerjaan seperti yang dijelaskan
sebagai berikut:
1. Pasangan dinding harus mempergunakan batu bata kualitas baik, yang tidak mudah
patah. Sebelum batu bata direndam terlebih dahulu ke dalam air hingga jenuh. Siar-
siar dinding batu harus dibersihkan sedalam 1cm.
2. Batu bata yang pecah-pecah tidak diperkenankan dipasang. Batu bata yang dapat
digunakan dengan toleransi pecah pada waktu penerimaan maksimal sebesar 5cm.
3. Ketentuan Pasangan dinding batu bata:
4. Pasangan Batu bata biasa menggunakan adukan 1 PC: 4 PSr.

C. Pelaksanaan
1. Pasangan batu bata, dengan menggunakan campuran yang kualitas bagus.
2. Setelah bata terpasang dengan aduk, siar-siar harus dikerok rata dan dibersihkan
dengan sapu lidi dan kemudian disiram air.
3. Pasangan dinding batu bata sebelum diplester harus dibasahi dengan air terlebih
dahulu dan siar-siar telah dikerok serta dibersihkan.
4. Setelah pekerjaan plesteran selesai tidak diperkenankan untuk langsung diaci
atau di pasang keramik dinding, tunggu 48 jam setelah kelembaban air keluar
dalam dinding/berkeringat kering.
5. Pemasangan dinding bata dilakukan bertahap, setiap tahap terdiri maksimum 8 -
10 lapis setiap harinya, diikuti dengan cor kolom praktis.
6. Bidang dinding 1/2 batu yang luasnya lebih besar dari 12 m2 ditambahkan kolom
dan balok penguat (kolom praktis) dengan ukuran 11 x 11 cm, dengan tulangan
pokok 4 diameter 12 mm, beugel diameter 8 mm jarak 15 cm.
7. Pembuatan lubang pada pasangan untuk perancah/steiger sama sekali tidak
diperkenankan.
8. Tidak diperkenankan memasang batu bata ringan yang patah 2 (dua) melebihi
dari 2%. Bata yang patah lebih dari 2 tidak boleh digunakan.
9. Pasangan bata untuk dinding 1/2 batu harus menghasilkan dinding finish setebal
13cm dan untuk dinding 1 batu finish adalah 25 cm. Pelaksanaan pasangan harus
cermat, rapi dan benar-benar tegak lurus.
PASAL 6

PEKERJAAN LANTAI

A. Penjelasan umum
Meliputi bahan dan alat-alat bantu yang dibutuhkan untuk mendapatkan hasil
yang baik berdasarkan petunjuk direksi / pengawas.

B. Ruang lingkup
Meliputi pekerjaan rabat lantai dan pekerjaan lantai keramik secara detail
yang disebut / ditunjuk dalam gambar rencana atau sesuai petunjuk direksi/
konsultan pengawas.

C. Bahan
1. Semen potrland
2. Pasir pasang
3. Air
4. Kerikil
5. Keramik

D. Pelaksanaan
Ketentuan-ketentuan dalam melaksanakan pekerjaan seperti yang dijelaskan
sebagai berikut:
1. Rabat lantai
 Bahan dasar semen dan pasir yang digunakan seperti yang dipersyaratkan
pada bahan-bahan dasar bangunan. Campuran yang digunakan 1 pc: 3ps :
5kr.
 Sebelum dicor diberi dahulu lapis alas dengan pasir urug setebal 5 cm. Disiram
air dan ditimbris dengan luas maximum bidang pasir + 9 m2.
 Apabila lapis pasir telah cukup padat, dilapisi kemudian dengan adukan 1 pc:
3 ps :5 kr setebal 8 cm / Sesuai Kebutuhan.
 Setelah berumur + 3 hari/betul-betul kering lalu kemudian diaci dengan air
semen. Selama proses pengeringan lantai tidak boleh dimuati beban.
 Pekerjaan lantai harus rata air.
 Bilamana terjadi keretakan yang bukan struktur, maka lantai dilapisi dengan
aci.
 Bilamana terjadi keretakan structural maka lantai harus dibongkar.

2. Lantai keramik
 Lantai Keramik yang digunakan adalah lantai keramik dengan ukuran yang
tersedia pada gambar rencana, kecuali dipersyaratkan lain.
 Adukan yang digunakan sebagai perekat 1 pc : 5 ps.
 Pemasangan seluruh ubin harus rata air.
 Aduk terisi padat serta lot, siku dan waterpassnya baik.
 Tebal siar setebal 1mm, setiap perpotongan siar membentuk 2 garis lurus
yang saling tegak lurus.
 3 x 24 jam setelah pemasangan selesai, siar diisi dengan air semen kental
sesuai dengan warna ubin dan seluruh siar terisi padat.
 Pada semua semen masih belum kering, lantai dibersihkan sampaitidak ada
noda semen pada lantai.

PASAL 7

PEKERJAAN KOSEN DAN PINTU

A. Penjelasan umum
Meliputi bahan dan alat-alat bantu yang dibutuhkan untuk mendapatkan hasil
yang baik berdasarkan petunjuk direksi / pengawas.

B. Ruang lingkup
Meliputi pekerjaan kosen pintu dan jendela, daun pintu dan jendela, pekerjaan
pasangan kaca jendela, secara detail yang disebut /ditunjuk dalam gambar rencana
atau sesuai petunjuk direksi/ konsultan pengawas.

C. Bahan yang diguanakan untuk pembuatan kosen pintu dan jendela


Menggunakan Besi dan Alumuniumyang ada dalam gambar rencana atau yang
disetujui direksi/konsultan pengawas.

D. Tahapan pekerjaan
Kusen dipasang sebelum tembok dikerjakan atau sebagian tembok dikerjakan.
1. Bahan-bahan diatas harus memenuhi persyaratan meliputi:
 Bebas dari cacat
 Lurus dan Rapih
 Kuat dan Tidak kerops
 Anti Karat
2. Menggukan Bahan yang sesui digambar atau yang telah disetuji direksi /konsultan
pengawas.

E. Ketentuan - ketentuan dalam melaksanakan pekerjaan seperti


yangdijelaskan sebagai berikut:
1. Bentuk dan letak pintu sesuai dengan gambar.
2. Tidak ada bagian - bagian atau sudut-sudut yang cacat.
3. Kusen - kusen terpasang dengan kuat pada tembok.
4. Daun tidak terpuntir dan dapat dibuka atau ditutup dengan lancar.
5. Kunci - kunci, penggantung dapat dipergunakan dengan lancar dan baik.
6. Penyelesaian bersih dan merata serta tidak terdapat cacat seperti pada bagian yang
disambung.
PASAL 8
PEKERJAAN KUDA – KUDA DAN KAP ATAP

A. Penjelasan umum
Meliputi bahan dan alat-alat bantu yang dibutuhkan untuk mendapatkan hasil
yang baik berdasarkan petunjuk direksi / pengawas.

B. Ruang lingkup
Meliputi pekerjaan tenaga kerja, bahan, dan alat-alat bantu yang diperlukan,
sehingga konstruksi selesai dilaksanakan. Bagian pekerjaannya adalah pekerjaan
kuda-kuda yang terbuat dari baja ringan, gording dan rangka atap, atap spandec.

C. Persyaratan bahan
1. Untuk rangka kuda-kuda kayu termasuk gording menggunakan kayu kelas I.
2. Ukuran kayu yang tertera dalam gambar merupakan ukuran terpasang. Kayu
harus betul-betul kering, tidak keropos, lurus, tidak caca/bermata
3. Untuk atap seng gelombang mengunakn BJLS 30
4. Untuk seng plat menggunakan BJLS 30

D. Persyratan pelaksanaan
1. Ukuran kayu:
 Kaki kuda-kuda ukuran 5/10 cm
 Skoor – ukuran 5/10 cm
 Nok – ukuran 5/10 cm
 Balok gapit – ukuran 2 x 5/10 cm
 Gording – ukuran 5/10 cm
 Lispalank kayu – ukuran 2/20 cm

2. Ukuran seng :
 Seng gelombang – ukuran Bjls 30
 Seng pelat – ukuran Bjls 30
 Semua kayu untuk kontruksi kuda-kuda dan gording diawetkan dengan
residu. Pengecetan dengan residu harus dilakukan 2 x sehingga
menghasilkan warna yang merata pada seluruh permukaan kayu.
 Kontruksi rangka harus dibuat sesuai dengan gambar detail, untuk ukuran
kayu maupun cara penyambungannya.
 Sambungan kayu harus dibuat dengan rapi/presisi dan penuh keahlian
dengan memperhatikan peraturan yang disyaratkan dalam SNI 7973 2013
Spesifikasi desain untuk kontruksi kayu.
 Konstruksi samungan konstruksi kuda-kuda harus dilengkapi baut dan besi
strip/plat 4 x 0,4 cm

 Rangka atap dilaksanakan dengan kayu ukuran 5/10 cm dipasang dengan


ukuran yang ditetapkan dalam gambar. Hasil akhir pasangan harus rata dan
tidak bergelombang.
 Konstruksi sambungan kayu harus rapi, tidak longgar, ikatandiperkuat.
 Bahan yang dipakai adalah seng BJLS 30 yang telah memenuhi syarat SII.
 Lembaran seng tersebut dipakukan di Gording dengan paku seng.
 Sambungan antara seng harus diberi jarak l5 cm.
 Kemiringan atap adalah 30 derajat, kecuali disyaratkan lain.
PASAL 9
PEKERJAAN PLAFON DAN RANGKA

A. Penjelasan umum
Meliputi bahan dan alat-alat bantu yang dibutuhkan untuk mendapatkan hasil yang
baik berdasarkan petunjuk direksi / pengawas.

B. Ruang lingkup
Meliputi pekerjaan rangka langit-langit dan pasangan plafon sesuai gambar atau
sesuai dari direksi / pengawas.
1. Pasangan Tripleks
Bahan penutup Langit-langit tripleks, yang digunakan adalah tripleks tebal 4 mm
atau ukuran lain sesuai gambar atau setaraf Ex. Dalam negeri jenis dengan
ukuran, bentuk dan pola pemasangan sesuai dengan gambar untuk itu. Mutu kayu
lapis (Multiplek/Plywood/Teakwood) harus kualitas terbaik menurut standarisasi
Departemen Perdagangan/Departemen Perindustrian.

C. Bahan yang digunakan


1. Rangka langit-langit :
 Menggunakan kayu kelas II atau III atau yang dipersyaratkan lainnya yang
sesuai gambar.
 Paku 5-7 cm
2. Plafon:
 Tripleks Uk. 122 x 244 cm tebal 4 mm
 Paku tripleks

D. Persyaratan pekerjaan
1. Rangka langit-langit:
 Rangka plafon dibuat dari kayu klas II produksi setempat 5/10 untuk rangka
tembok, dan kayu klas II untuk lainnya dengan bentuk serta cara
pemasangan sesuai dengan gambar untuk itu.
 Seluruh rangka kayu diserut kasar tetapi rata dan lurus dengan
menggunakan mesin serut dan pada bagian bawahnya diserut halus dan
pemasangan dengan menggunakan sistim klos yang dibuat darireng ukuran
5 x 5 cm dan paku serta seluruh rangka digantungkan dengan baik pada
rangka kuda-kuda.
 Pola pemasangan rangka langit-langit sesuai dengan gambar untuk itu dan
setelah rangka langit - langit terpasang, bidang permukaanrangka harus
rata, lurus, waterpas dan tidak ada bagian-bagian yangbergelombang.
 Seluruh permukaan kayu rangka langit-langit dicat dengan menggunakan cat
Plafon.
 Apabila bahan penutup langit-langit dipasang dengan diberi naad/skoneng
antara unit-unit bahan langit-langit, maka bagian bawah rangka langit-langit
yang nantinya terlihat terlebih dahulu dirapikan dengan dempul atau diberi
lapisan triplek yang dipasang dengan baik dansambungan-sambungan unit
tripleknya rata dan halus, sedemikian rupa sehingga setelah langit-langit
terpasang, naad terlihat rapi dan tidak ada celah-celah pada sambungan
rangka langit-langit.
 Pada pertemuan dengan dinding, maka dipasangi profil kayu tebal 1,5 cm
dengan sisi-sisi sesuai dengan gambar.
 Ketentuan teknis lebih lanjut harus mengikuti petunjuk-petunjuk pada
gambar kerja atau spesifikasi teknis dari produsen /pabrik.

PASAL 10
PEKERJAAN KUNCI DAN PENGGANTUNG

A. Lingkup pekerjaan
1. Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja pemasangan/ penyetelan, bahan-
bahan, perlengkapan daun pintu/ daun jendela dan alat-alat bantu lainnya untuk
melaksanakan pekerjaan hingga tercapainya hasil pekerjaan yang baik dan
sempurna.

2. Pemasangan alat penggantung dan pengunci dilakukan meliputi seluruh


pemasangan pada daun pintu kayu seperti yang dintunjuk / disyaratkan dalam
detail gambar.

B. Persyaratan bahan
1. Semua “hardware” yang digunakan harus sesuai dengan ketentuan yang
tercantum dalam buku Door and Window Schedule, bila terjadiperubahan atau
pengantian “hardware” akibat dari pemilihan merek, kontraktor wajib melaporkan
hal tersebut kepada perencana dan pengawas, untuk mendapatkan persetujuan.
Semua anak kunci harus dilengkapi dengan tanda pengenal dari pelataluminium
berukuran 3 x 6 cm dengan tebal 1 mm
2. Harus disediakan lemari penyimpan anak kunci dengan “Backed Enamel
3. Finish” yang dilengkapi dengan kait-kaitan untuk anak kunci lengkap dengan
nomor pengenalnya.
4. Perlengkapan pintu dan jendela
Untuk ketentuan perincian type dan jenis perengkapan yang digunakan
secara detail terdapat pada Door Schedule dan Door Detail.
1. Pekerjaan kunci dan pengangan pintu :
 Semua pintu menggunakan peralatan kunci sesuai standar/ atau sesuai
perencana
 Untuk daun jendela kaca dipakai pengunci merk sesuai standar atau sesuai
perencana dan pengawas
 Semua kunci-kunci tanam terpasang dengan kuat pada rangka daun pintu.
Dipasang setinggi 1050 cm dari lantai, atau sesuai petunjuk perencana dan
pengawas.
2. Pekerjaan engsel :
 Untuk pintu-pintu panel pada umumnya menggunakan engsel pintu,
dipasang sekurang-kurangnya tiga buah untuk setiap daun dengan
menggunakan sekrup kembang dengan warna yang sama dengan warna
engsel, jumlah engsel yang dipasang harus diperhitungkan menurut beban
berat daun pintu, tiap engsel memikul maksimal 20kg.

 Untuk jendela digunakan engsel yang sesuai perencana dan pengawas


C. Persyaratan peaksanaan
1. Engsel atas dipasang 28 cm (as) dari permukuaan atas pintu
2. Engsel bawah dipasang 32 cm (as) dari permukaan bawah pintu
3. Engsel tengah dipasang ditengah-tengah antara kedua engsel tersebut
4. Seluruh perangkat kunci harus bekerja dengan baik, untuk itu harusdilakukan
pengujian secara kasar dan halus.
5. Tanda pengenal anak kunci harus dipasang sesuai dengan pintunya

Pasal 11
PEKERJAAN CAT DAN FINISHING

A. Cat Dinding
1. Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan ini meliputi pengadaan tenaga kerja, bahan-bahan, biaya,
peralatan dan alat-alat bantu yang diperlukan dalam pelaksanaan pekerjaan ini,
hingga dapat tercapai hasil pekerjaan yang bermutu baikdan sempurna :
 Pengecatan kayu dinding dan plafond dilakukan pada bagian luar dan dalam
serta pada seluruh detail yang disebutkan / ditunjukkan dalamgambar.
 Semua permukaan dinding pasangan batu bata ringan dan permukaan beton
yang tampak (exposed) seperti tercantum dalam Gambar Kerja.

2. Bahan:
 Cat tembok eksterior:
Bahan dasar dari resin emulsi acrylic kualitas baik, yang cocok untuk
pemakaian eksterior, dengan formula anti weather Technology, Warna tahan
lama dengan colour protect, tahan terhadap lumut dan jamur sertatahan
kelupas dan anti kapus. Produk ex-Niipon Paint atau setara.
a) Lapisan Pertama :
• Cat dasar jenis Alkali Penetrating Primer (EASYPRIME). Setara
dengan wall sealer 5400 produk Nippon Paint.
• Pelaksanaan pekerjaan dengan roller.
• Ketebalan lapisan 25 – 40 micron atau daya sebar per liter 13 –15
m2.
• Tunggu selama minimum 24 jam sebelum pelaksanaan pelapisan
berikutnya.
• Warna bening (transparan).

b) Lapisan Kedua dan Ketiga :


• Cat jenis Exterior Emulsion Paint formula anti weather Technology
• Pelaksanaan pekerjaan dengan roller.
• Ketebalan lapisan 25 – 40 micron atau daya sebar per liter 11-17
m2per lapis.
• Tenggang waktu antara pelapisan minimum 12 jam.
• Warna ditentukan kemudian.

 Cat tembok Interior


Bahan dasar resin kopolimer vinyl acrilik yang berkualitas tinggi dari jenis cat
tembok interior setara vinilex fresh Nippon Paint. atau setara.
a) Lapisan Pertama :
• Cat dasar jenis Alkali Penetrating Primer (EASYPRIME).
• Pelaksanaan pekerjaan dengan roller.
• Ketebalan lapisan 25–40 micron atau daya sebar per liter 13–15 m2.
• Tunggu selama minimum 24 jam sebelum pelaksanaan pelapisan
berikutnya.
• Warna bening ( transparan ).

b) Lapisan Kedua dan Ketiga :


• Cat jenis Interior vinilex fresh Nippon Pain.
• Pelaksanaan pekerjaan dengan roller.
• Ketebalan lapisan 25-40 micron atau daya sebar per liter 11-17 m2
perlapis.
• Tenggang waktu antara pelapisan minimum 12 jam.
• Warna ditentukan kemudian.

B. Cat logam/ kayu :


Bahan dari jenis synthetic enamel super gloss kualitas utama, interior &exterior
gloss paint. Produk SEIV, Nippon Paint.
1. Lapisan Pertama :
 Pekerjaan cat primer / dasar dilaksanakan sebelum komponen bahan/material
logam terpasang.
 Cat primer SEIV.
 Tunggu selama minimum 6 jam sebelum pelaksanaan pelapisan berikutnya.
 Pelaksanaan pekerjaan dengan kuas.

2. Lapisan Kedua :
 Cat dasar jenis Undercoat.
 Tunggu selama minimum 6 jam sebelum pelaksanaan pelapisan berikutnya.
 Pelaksanaan pekerjaan dengan kuas.

3. Lapisan Ketiga dan Keempat :


 Pelaksanaan dengan kuas
 Tenggang waktu antara pelapisan Pengendalian seluruh pekerjaan ini, harus
memenuhi ketentuan- ketentuan dari pabrik yang bersangkutan dan
memenuhi persyaratan pada PUBI 1982 pasal 54 dan NI-4.

C. Pelaksanaan :
1. Semua bidang pengecatan harus betul-betul rata, tidak terdapat cacat
2. (retak, lubang dan pecah-pecah).
3. Pengecatan tidak dapat dilakukan selama masih adanya perbaikan pekerjaan
pada bidang pengecatan.
4. Bidang pengecatan harus dalam keadaan kering serta bebas dari debu, lemak,
minyak dan kotoran-kotoran lain yang dapat merusak atau mengurangi mutu
pengecatan.
5. Seluruh bidang pengecatan diplamur dahulu sebelum dilapis dengan cat dasar,
bahan plamur dengan cat yang digunakan.
6. Pengecatan dilakukan setelah mendapat persetujuan dari Direksi serta jika
seluruh pekerjaan instalasi di dalamnya telah selesai dengansempurna.
7. Sebelum bahan dikirim ke lokasi pekerjaan, Kontraktor harus
menyerahkan/mengirimkan contoh bahan dari beberapa macam hasil produk
kepada Direksi. Selanjutnya akan diputuskan jenis bahan dan warna yang akan
digunakan. Direksi akan menginstruksikan kepada Kontraktor selama tidak lebih
dari 7 (tujuh) hari kalender setelah contoh bahan diserahkan.
8. Contoh bahan yang telah disetujui, akan dipakai sebagai standard untuk
pemeriksaan/penerimaan setiap bahan yang dikirim oleh Kontraktor ke tempat
pekerjaan.
9. Sebelum pekerjaan dapat dimulai atau dilakukan, percobaan- percobaan bahan
dan warna harus dilakukan oleh Kontraktor untuk mendapatkan persetujuan
Perencana dan Direksi. Pengerjaan harus sesuai dengan ketentuan-ketentuan
yang disyaratkan oleh pabrik yang bersangkutan.

10. Hasil pengerjaan harus baik, warna dan pola texture merata, tidak terdapat noda-
noda pada permukaan pengecatan. Harus dihindarkan terjadinya kerusakan
akibat dari pekerjaan-pekerjaanlain.
11. Bila terjadi ketidak-sempurnaan atau kerusakan dalam pengerjaan, Kontraktor
harus memperbaiki/mengganti dengan bahan yang sama mutunya tanpa adanya
tambahan biaya.
12. Kontraktor harus menggunakan tenaga-tenaga kerja terampil/berpengalaman
dalam pelaksanaan pekerjaan pengecatan tersebut, sehingga dapat tercapainya
mutu pekerjaanyang baik dan sempurna.

D. Pekerjaan Finishing kayu


1. Yang termasuk pekerjaan ini adalah seluruh bidang-bidang pekerjaan kayu yang
terlihat didalam bangunan utama, termasuk daun pintu, panil-panil lis-lis, railing
kayu, pekerjaan interior. serta bagian-bagian lain yang ditentukaan dalam
gambar.
2. Semua permukaan kayu yang hendak dicat, dibersihkan dari debu minyak dan
kotoran yang mungkin melekat.
3. Sesudah betul-betul bersih, digosok dengan amplas kayu, agar supaya seluruh
permukaan kayu rata dan licin, tidak lagi terdapat serat kayu yang tidak rata
pada permukaan kayu tersebut.

4. Apabila seluruh permukaaan kayu sudah licin, pori-pori kayu harus ditutup
dengan dempul kayu secukupnya, kemudian digosok dengan kain sampai halus
dan rata.
5. Permukaan kayu yang telah diplamur dengan dempul tersebut, dihaluskan
dengan amplas Duco yang halus, kemudian debu bekas amplas tersebut
dibersihkan.
6. Permukaan kayu selanjutnya dicat menggunakan meni.
7. Pekerjaan menie dilakukan dengan menggunakan kwas, dilakukan lapis,
sedemikan rupa sehingga bidang kayu tertutup sempurna dengan lapisan menie.
8. Dibutuhkan 2 - 3 lapis cat dengan sempurna sehingga diperoleh permukaan yang
halus dan rata.
PASAL 12
PEKERJAAN CAT DAN FINISHING

A. Persyaratan Umum Pekerjaan Elektrikal


1. Pemborong harus menawar seluruh lingkup pekerjaan yang dijelaskan baik dalam
spesifikasi ini ataupun yang tertera dalam gambar-gambar, dimana bahan-bahan
dan peralatan yang digunakan sesuai dengan ketentuan-ketentuan pada
spesifikasi ini. Bila ternyata terdapat perbedaan antara spesifikasi bahan dan atau
peralatan yang dipakai dengan spesifikasi yang dipakai pada BAB ini, merupakan
kewajiban Pemborong untuk mengganti bahan atau peralatan tersebut sehingga
sesuai dengan ketentuan pada BAB ini tanpa adanya ketentuan tambahan biaya.

2. Pada dasarnya semua bahan dan peralatan harus sesuai dengan ketentuan yang
tertera pada peraturan-peraturan seperti :
 Persyaratan Umum Instalasi Listrik (PUIL) 2000.
 Peraturan Instalasi Listrik (PIL)

 Syarat-Syarat Penyambungan Listrik (SPLN)


 Standard Lain: AVE Belanda, VDE/DIN Jerman, IEC Standard, JIS Jepang,
NFC Perancis, NEMA USA.
 Petunjuk dari pabrik pembuat peralatan
 Peraturan lainnya yang dikeluarkan oleh instansi yang berwenang, seperti
TELKOM, Dit.Jen.Bina Lindung, PLN dan Pemerintah Daerah setempat.

B. Persyaratan Teknis Pekerjaan Elektrikal


1. Gambar-gambar rencana dan spesifikasi (persyaratan) ini merupakan suatu
kesatuan yang saling melengkapi dan sama mengikatnya.
2. Gambar-gambar sistim ini menunjukkan secara umum tata letak dariperalatan,
sedang pemasangan harus dikerjakan dengan memperhatikan kondisi dari
bangunan yang ada.
3. Gambar-gambar arsitek dan struktur/sipil harus dipakai sebagai referensi untuk
pelaksanaan dan detail "finishing" instalasi.
4. Sebelum pekerjaan dimulai, Pemborong harus mengajukan gambar kerja dan
detail kepada Konsultan Pengawas untuk dapat diperiksa dan disetujui terlebih
dahulu. Dengan mengajukan gambar-gambar tersebut, Pemborong dianggap
telah mempelajari situasi dari instalasiyang berhubungan dengan instalasi ini.
5. Pemborong instalasi ini hendaknya bekerja sama dengan Pemborong instalasi
lainnya, agar seluruh pekerjaan dapat berjalan dengan lancar sesuai dengan
waktu yang telah ditetapkan.
6. Koordinasi yang baik perlu ada, agar instalasi yang satu tidak menghalangi
kemajuan instalasi yang lain
7. Apabila pelaksanaan instalasi ini menghalangi instalasi yang lain, maka semua
akibatnya menjadi tanggung jawab pemborong.
C. Pelaksanaan Pemasangan:
1. Sebelum pelaksanaan pemasangan instalasi ini dimulai, pemborong harus
menyerahkan gambar kerja dan detailnya kepada Konsultan Pengawas dalam
rangkap 4 (empat) untuk disetujui.
2. Pemborong harus mengadakan pemeriksaan ulang atas segala ukuran dan
kapasitas peralatan yang akan dipasang, apabila ada sesuatu yang diragukan,
pemborong harus segera menghubungi Direksi. Pengambilan ukuran dan atau
pemilihan kapasitas peralatan yang salah akan menjadi tanggung jawab
pemborong.
3. Pemborong instalasi ini harus melakukan semua testing dan pengukuran yang
dianggap perlu untuk mengetahui apakah keseluruhan instalasi dapat berfungsi
dengan baik dan dapat memenuhi semua persyaratanyang ada.

4. Test elektrikal beban penuh selama 3 x 24 jam, harus disaksikan oleh


Direksi/Konsultan Pengawas dan bila terjadi kerusakan atau kesalahan harus
diperbaiki atas tanggungjawab Pemborong.

5. Semua bahan dan perlengkapannya yang diperlukan untuk mengadakan testing


tersebut merupakan tanggung jawab Pemborong.
6. Hasil Pengujian dituangkan dalam Berita Acara sebagai Syarat Penyerahan
Pertama.

D. Gambar-Gambar Rencana
1. Gambar - gambar rencana menunjukan tata letak secara umum dariperalatan
yaitu kabel, panel, lampu dan lainya.
2. Penyesuaian harus dilaksanakan di lapangan, karena keadaan sebenarnya dari
lokasi, jarak-jarak dan ketinggian ditentukan oleh kondisi di lapangan.

E. Gambar-Gambar Terlaksana:
Kontraktor harus membuat catatan-catatan yang cermat dari pelaksanaan dan
penyesuaian di lapangan. Catatan-catatan tersebut harus dituangkan dalam satu set
gambar, sebagai gambar sesuai pelaksanaan (as built drawing). As built Drawing
harus segera di serahkan kepada pengawas setelah pekerjaan selesai beserta blue
printnya sebanyak tiga set.

F. Standar Dan Peraturan:


1. Seluruh pekerjaan instalasi harus mengikuti standar dalam Persyaratan Umum
Instalasi Listrik (PUIL) 2000 atau standar-standar internasional yang tidak
bertentangan dengan PUIL 2000.
2. Di samping standar dan peraturan-peraturan tersebut diatas, harus diikuti pula
peraturan dan hokum setempat yang ada hubunganya dengan pekerjaan-
pekerjaan tersebut diatas.

G. Penerangan Dan Kotak - Kontak:


Lampu dan armature harus sesuai dengan yang dimaksud dalam gambar detail
elektrikal:
1. Semua armatur yang terbuat dari bahan metal harus mempunyai terminal
pembumian.
2. Semua lampu flourecent dan lampu discharge dikompensasi dengankapasitor
3. Reflector harus mempunyai pemantul yang baik
4. Box tempat ballast, starter, terminal block harus cukup besar dan harus dibuat
sedemikian rupa sehingga panas yang ditimbulkan tidak mengganggu
kelangsungan kerja dan umur teknis komponen lampu. Ventilasi dalam box harus
cukup.
5. Kabel-kabel dalam saluran harus diberikan saluran atau klem-klem tersendiri
sehingga tidak menempel pada ballast.

6. Box terbuat dari plat baja dengan ketebalan minimum 0,5 mm dicat warna dasar
tahan karat, kemudian dicat akhir dengan cat oven warna Putih atau warna lain
yang disetujui.
7. Ballast harus mempunyai dudukan yang kuat dalam lampu, tetapi mudah untuk
dibuka dan diangkat.
8. Ballast harus dari satu merk yang setara dengan Phillips, Nais, Atco, Shcwabe
atau setara.
9. Tabung lampu fluorescent harus dari merk Phillips, type TLD no 54.
10. Armature lampu pijar terdiri dari dudukan dan diffuser.
11. Lubang-lubang untuk ventilasi harus ada dan ditutup dengan kasa nylon untuk
mencegah masuknya serangga. Diffuser terpasang dalam dudukan dengan ulir,
tidak boleh memakai paku skrup.

12. Armature lampu dari merk Artolite, Philips atau setara.


13. Lampu penerangan yang dipakai adalah Lampu 18 Watt atau sesuaigambar.
14. Kabel instalasi
 Pada umumnya kabel instalasi kotak-kontak dan penerangan haruskabel inti
tembaga dengan insulasi PVC, satu inti atau lebih (NYY, NYM, NYFGBY atau
NYA). Kabel harus mempunyai penampang minimum 2,5 mm2.
 Kode warna insulasi kabel harus memenuhi ketentuan dalam PUILsebagai
berikut:
a) Fasa R, S, T : merah, kuning, hitam
b) Netral : biru
c) Pembumian : hijau dan kuning
 Sambungan kabel harus di buat baik secara listrik dengan menggunakan
konus penyambungan (lasdop) plastic atau konektor lain yang di setujui
pengawas.
 Sambungan kabel hanya boleh dilakukan dalam kotak penyambungan (T-
doos).
 Di dalam pipa tidak boleh ada sambungan kabel.
 Untuk kabel instalasi Stop kontak lantai menggunakan kabel jenis NYM 3 x
2,5 mm2.
15. Pipa instalasi pelindung kabel
 Pipa instalasi pelindung kabel yang dipakai adalah PVC conduit khusus untuk
instalasi listrik. Pipa, elbow, junction box dan kelengkapan lainnya harus
sesuai antara satu dan lainya.
 Diameter yang dipakai adalah 20 mm dan 25 mm.
 Pipa flexible harus dipasang untuk melindungi kabel antara junction box dan
armature lampu. PVC conduit setara merk : EGA, Clipsal atausetara.

16. Pemasangan lampu-lampu:


 Semua fixture penerangan dan perlengkapan-perlengkapan harusdipasang
oleh tukang-tukang yang berpengalaman dengan cara yang harus disetujui
Oleh pengawas dan seperti ditunjukan dalamgambar.
 Pada waktu diselesaikan pemasangan fixture penerangan, seluruhnya harus
dalam keadaan yang baik dan siap untuk bekerja dalam kondisi sempurna
serta bebas dari semua cacat/kekurangan.
 Pada waktu pemeriksaan akhir semua fixture dan semua perlengkapan harus
siap menyala.
 Semua fixture dan perlengkapan harus bersih dari debu, plester dan lain-lain.
 Semua reflector, kaca, panil pinggir atau bagian-bagian lain yang rusak
sebelum pemeriksaan akhir harus diganti oleh kontraktor tanpa biaya
tambahan.

17. Sakelar dan kotak-kontak biasa :


 Kecuali tercatat atau dipersyaratkan lain, tinggi pemasangan saklar adalah
150 cm dari permukaan lantai dan untuk kotak-kontak biasa harus 40 cm dari
permukaan lantai.
 Apabila ada lebih dari lima sakelar dinding atau kotak-kontak biasa
ditempatkan pada lokasi yang sama, maka dua deret kotak-kontak tunggal,
ganda atau multi gangs harus dipasang satu di atas yang lain dan titik tengah
deretan tersebut harus berada 1,45 cm di atas permukaan lantai. Kotak-
kontak biasa dekat pintu atau jendela harus dipasang 20 cm dari pinggir
kusen dari sisi kunci seperti ditunjukan dalam gambar-gambar arsitektur,
kecuali ditunjukan lain olehpengawas.
 Stop kontak harus mempunyai terminal phase, netral dan grounding
 Kotak sambung (Junction Box) untuk saklar dan stop kontak harus dari Bahan
Metal yang mempunyai Terminal Grounding, dipasang pada kedalaman tidak
kurang dari 3,5 cm sehingga diperoleh pemasangan saklar atau stop kontak
yang rapi. Junction Box harusmempunyai Terminal Grounding.

18. Pengujian :
 Pengujian seluruh system diselenggarakan setelah seluruh pekerjaan selesai.
Pengujian system terdiri
dari :
a) Pengujian sambungan-sambungan
b) Pengujian tahanan isolasi tiap sikrit
c) Pengujian tahanan pembumian
d) Pengujian pemberian tegangan Paling lambat 2 minggu sebelum
pengujian dilaksanalkan, kontraktor harus sudah mengajukan jadwal dan
prosedur pengujian kepada pengawas untuk mendapatkan persetujuan.
 Pengujian harus disaksikan oleh pengawas.
 Kontraktor harus membuat catatan hasil pengujian. Segala biaya untuk
penyelenggaraan pengujian ditanggung oleh kontraktor.
 Kontraktor harus melakukan general test penerangan selama 3 x 24 jam
Paling lambat 2 minggu sebelum pengujian dilaksanalkan, kontraktor harus
sudah mengajukan jadwal dan prosedur pengujian kepada pengawas untuk
mendapatkan persetujuan.

PASAL 13
PEKERJAAN AKHIR

Pekerjaan pembersihan adalah usaha untuk membersihkan area proyek dari hal-
hal yang tidak termasuk dalam pekerjaan atau barang yang sudah tidak terpakai. Lokasi
proyek harus sudah dalam keadaan bersih pada saat penyerahan pertama maupun dalam
waktu pemeliharaan sampai waktu penyerahan secara administrative dari segala hal yang
dapat menggangguoperasional bangunan.

Anda mungkin juga menyukai