Saya seorang guru di sebuah sekolah swasta di pulau Timor tepatnya di SMA
Swasta PGRI Mnelalete, Kabupaten Timor Tengah Selatan, Nusa Tenggara Timur.
Sudah berjalan tiga tahun saya mengabdi sebagai tenaga pendidik yang mengasuh mata
pelajaran matematika, baik itu matematika wajib maupun matematika peminatan. Kita
semua tahu bahwa mata pelajaran matematika merupakan salah satu mata pelajaran
yang sering ditakuti oleh sebagian siswa, baik itu siswa di tingkat, SD, SMP maupun
SMA. Hal yang serupa juga tidak terlepas dari kami yang berada di SMAS PGRI
Mnelalete. Ketika saya duduk bercerita dengan siswa tentang cara belajar mereka dan
saya juga bertanya tentang apa saja kesulitan mereka dalam belajar, mereka mengatakan
bahwa mereka tidak pernah belajar mandiri di rumah karena tidak mengerti jika
mencoba untuk belajar sendiri. Mereka juga mengatakan bahwa, matematika merupakan
materi yang sangat abstrak dan lebih banyak hitungan sehingga mereka kesulitan dalam
memahaminya.
Strategi yang saya terapkan untuk mengatasi masalah di atas adalah membangun
gerakan literasi untuk meningkatkan kemampuan literasi matematis siswa dengan cara
membiasakan mereka untuk membaca dan mengolah informasi. Memang langkah
seperti ini tidak mudah karena motivasi belajar dan latar belakang siswa itu berbeda-
beda. Saya mengawali langkah ini dengan cara melakukan pendekatan kepada siswa
secara individu dan juga klasikal. Pada awalnya lumayan sulit untuk duduk bercerita
dan berdiskusi bersama siswa tentang literasi, sebab mereka cepat merasa bosan dan
malas. Namun saya terus menerus melakukan pendekatan, memberikan motivasi,
semangat dan juga inspirasi yang membangun semangat mereka agar mereka terus
belajar terutama membiasakan mereka untuk banyak membaca.
Langkah pertama yang saya lakukan adalah ketika saya masuk mengajar dan ada
siswa yang masuk terlambat, maka hukumannya adalah berdiri didepan kelas dan
membacakan beberapa ayat kitab suci. Langkah kedua, saya meminta mereka untuk
menulisakan diari atau kegiatan keseharian mereka dalam sebuah buku dan ketika saya
duduk bercerita dengan mereka, saya meminta mereka untuk membacakannya. Langkah
ketiga, saya memberikan bahan bacaan kepada mereka untuk membacanya dan
menuliskan kembali dalam bentuk rangkuman. Langkah keempat, saya menceritakan
kepada mereka suatu masalah kontekstual, saya meminta mereka untuk mengolah
informasi dari cerita yang telah saya ceritakan dan menuliskannya dalam bentuk cerpen.
Cara-cara seperti ini terus saya lakukan, dan dapat membantu saya dalam meningkatkan
kemampuan literasi matematis siswa, sehingga mereka mampu menyelesaikan soal-soal
matematika yang berbentuk cerita.
Thomas Edison Kabu, lahir di Tukfenu, 21 Februari 1996. Saat ini, saya berprofesi
sebagai seorang guru matematika di SMAS PGRI Mnelalete. Selain menjadi tenaga
pendidik, saya juga merupakan seorang pegiat literasi. Saya mendirikan sebuah
komunitas gerakan literasi dengan nama Taman Bacaan Masyarakat (TBM)
Cendekiawan Soe.
LEMBAR PERNYATAAN ORISINALITAS KARYA
Dengan ini saya menyatakan bahwa tulisan yang saya sertakan dalam penulisan
karya pada seleksi Program Guru Motivator Literasi adalah benar-benar hasil karya saya
sendiri dan terbebas dari unsur plagiasi serta belum pernah dimuat di manapun.
Apabila di kemudian hari ternyata tulisan saya tidak sesuai dengan pernyataan
ini, saya bersedia tulisan saya dieliminasi dan dituntut sesuai dengan peraturan
perundang-undangan yang berlaku. Demikian pernyataan ini dibuat dengan sebenarnya.
Yang Menyatakan