Anda di halaman 1dari 4

KARYA ILMIAH

CALON GURU MOTIVATOR LITERASI


TINGKAT NASIONAL 2021

KESULITAN SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL CERITA PADA


MATA PELAJARAN MATEMATIKA

THOMAS EDISON KABU

Saya seorang guru di sebuah sekolah swasta di pulau Timor tepatnya di SMA
Swasta PGRI Mnelalete, Kabupaten Timor Tengah Selatan, Nusa Tenggara Timur.
Sudah berjalan tiga tahun saya mengabdi sebagai tenaga pendidik yang mengasuh mata
pelajaran matematika, baik itu matematika wajib maupun matematika peminatan. Kita
semua tahu bahwa mata pelajaran matematika merupakan salah satu mata pelajaran
yang sering ditakuti oleh sebagian siswa, baik itu siswa di tingkat, SD, SMP maupun
SMA. Hal yang serupa juga tidak terlepas dari kami yang berada di SMAS PGRI
Mnelalete. Ketika saya duduk bercerita dengan siswa tentang cara belajar mereka dan
saya juga bertanya tentang apa saja kesulitan mereka dalam belajar, mereka mengatakan
bahwa mereka tidak pernah belajar mandiri di rumah karena tidak mengerti jika
mencoba untuk belajar sendiri. Mereka juga mengatakan bahwa, matematika merupakan
materi yang sangat abstrak dan lebih banyak hitungan sehingga mereka kesulitan dalam
memahaminya.

Berdasaran pengalaman saya selama mengajar di sekolah ini, permasalahan yang


saya hadapi selama ini adalah siswa masih mengalami kesulitan dalam menyelesaikan
soal cerita pada pembelajaran matematika. Jika soal yang diberikan dalam bentuk
bilangan atau hitungan langsung, maka mereka dapat menyelesaikannya dengan tepat
dan benar. Namun mereka masih bingung atau sulit menyelesaikan soal cerita yang
diberikan dalam bentuk pernyataan atau cerita kontekstual yang berkaitan dengan
kehidupan sehari-hari seperti materi logika, program linear, dimensi tiga, trigonometri,
geometri dan lain-lain. Ketika saya bercerita dengan mereka diluar jam pelajaran,
mereka mengatakan bahwa mereka tidak bisa mengubah sebuah cerita kedalam bentuk
matematika. Mereka masih merasa bingung untuk menentukan apa yang diketahui serta
apa yang ditanyakan dalam bentuk soal cerita tersebut kedalam bentuk baku
matematika. Hal ini diakibatkan karena rendahnya kemampuan literasi matematis siswa.
Oleh karena itu, perlu adanya peningkatan dan pengembangan kemampuan literasi
matematis siswa melalui gerakan literasi.
Dampak yang terjadi adalah rendahnya prestasi belajar atau nilai matematika
siswa. Sebagian besar siswa yang tidak dapat menyelesaikan soal-soal cerita dalam
bentuk quis maupun penilaian harian, mengakibatkan nilai tes matematikanya rendah
dan juga tidak mencapai kriteria ketuntasan minimal (KKM). Sebagian besar siswa
yang nilainya tidak mencapai KKM menyebabkan ketidak tuntasan belajar matematika
siswa baik itu secara individual maupun secara klasikal.

Strategi yang saya terapkan untuk mengatasi masalah di atas adalah membangun
gerakan literasi untuk meningkatkan kemampuan literasi matematis siswa dengan cara
membiasakan mereka untuk membaca dan mengolah informasi. Memang langkah
seperti ini tidak mudah karena motivasi belajar dan latar belakang siswa itu berbeda-
beda. Saya mengawali langkah ini dengan cara melakukan pendekatan kepada siswa
secara individu dan juga klasikal. Pada awalnya lumayan sulit untuk duduk bercerita
dan berdiskusi bersama siswa tentang literasi, sebab mereka cepat merasa bosan dan
malas. Namun saya terus menerus melakukan pendekatan, memberikan motivasi,
semangat dan juga inspirasi yang membangun semangat mereka agar mereka terus
belajar terutama membiasakan mereka untuk banyak membaca.

Langkah pertama yang saya lakukan adalah ketika saya masuk mengajar dan ada
siswa yang masuk terlambat, maka hukumannya adalah berdiri didepan kelas dan
membacakan beberapa ayat kitab suci. Langkah kedua, saya meminta mereka untuk
menulisakan diari atau kegiatan keseharian mereka dalam sebuah buku dan ketika saya
duduk bercerita dengan mereka, saya meminta mereka untuk membacakannya. Langkah
ketiga, saya memberikan bahan bacaan kepada mereka untuk membacanya dan
menuliskan kembali dalam bentuk rangkuman. Langkah keempat, saya menceritakan
kepada mereka suatu masalah kontekstual, saya meminta mereka untuk mengolah
informasi dari cerita yang telah saya ceritakan dan menuliskannya dalam bentuk cerpen.
Cara-cara seperti ini terus saya lakukan, dan dapat membantu saya dalam meningkatkan
kemampuan literasi matematis siswa, sehingga mereka mampu menyelesaikan soal-soal
matematika yang berbentuk cerita.

Strategi dan langkah-langkah pendekatan yang telah saya terapkan, terdapat


peningkatan kemampuan literasi matematis siswa. Dengan adanya penerapan strategi
ini, banyak siswa yang mengalami perubahan, seperti sudah membiasakan dirinya
belajar mandiri, mengatur waktu belajarnya sendiri, mengembangkan budaya baca serta
dapat menyelesaikan masalah-masalah kontekstual yang berkaitan dengan matematika.
Gerakan literasi yang saya lakukan sangat membantu siswa dalam mengembangkan
minat baca mereka dan juga meningkatkan daya pikir mereka tentang mengolah sebuah
informasi dalam belajar matematika.
Berdasarkan pratik baik gerakan literasi yang telah saya lakukan untuk
meningkatkan kemampuan literasi atau kecapakan siswa, terdapat suatu perubahan yang
cukup baik yang dilihat dari kemampuan siswa dalam mengolah informasi dan
mengimplementasikannya dalam menyelesaikan soal cerita matematika. Marilah kita
membungun budaya baca bagi siawa-siswa kita, walaupun sangat sulit dalam
memulianya, namun tetap meyakini bahwa kita pasti akan mendapatkan hasil yang baik.
Saya mengasuh mata pelajaran matematika, tatepi dalam keseharian saya, saya tetap
mensosialisasikan tentang budaya baca, sebab saya meyakini bahwa hanya dengan
membaca, akan meningkatnya kemampuan literasi mereka dalam hal memahami sebuah
informasi, mengolah informasi dan mengimplementasikannya dalam praktik nyata.

Profil singkat dari saya:

Thomas Edison Kabu, lahir di Tukfenu, 21 Februari 1996. Saat ini, saya berprofesi
sebagai seorang guru matematika di SMAS PGRI Mnelalete. Selain menjadi tenaga
pendidik, saya juga merupakan seorang pegiat literasi. Saya mendirikan sebuah
komunitas gerakan literasi dengan nama Taman Bacaan Masyarakat (TBM)
Cendekiawan Soe.
LEMBAR PERNYATAAN ORISINALITAS KARYA

(Diisi oleh calon Guru Motivator Literasi)

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya:

Nama : Thomas Edison Kabu

Sekolah Tempat Mengajar : SMAS PGRI Mnelalete

No. WA/HP : 0813-4649-6485

Judul Tulisan : Kesulitan Siswa dalam Menyelesaikan Soal Cerita pada


Mata Pelajaran Matematika

Dengan ini saya menyatakan bahwa tulisan yang saya sertakan dalam penulisan
karya pada seleksi Program Guru Motivator Literasi adalah benar-benar hasil karya saya
sendiri dan terbebas dari unsur plagiasi serta belum pernah dimuat di manapun.

Apabila di kemudian hari ternyata tulisan saya tidak sesuai dengan pernyataan
ini, saya bersedia tulisan saya dieliminasi dan dituntut sesuai dengan peraturan
perundang-undangan yang berlaku. Demikian pernyataan ini dibuat dengan sebenarnya.

Soe, 22 Agustus 2021

Yang Menyatakan

Thomas Edison Kabu

Anda mungkin juga menyukai