Mengumpulkan data
Menentukan masalah yang ada pada pasien sesuai data
Meramalkan kemungkinan penyulit yang akan terjadi
Melakukan persiapan untuk mencegah penyulit yang akan terjadi
Menentukan status fisik pasien
Menentukan tindakan anestesi
PROGNOSIS ASA
- ASA 1
Pasien tidak memiliki kelainan organik maupun sistemik selain penyakit yang akan dioperasi.
- ASA 2
Pasien yang memiliki kelainan sistemik ringan sampai dengan sedang selain penyakit yang
akan dioperasi. Misalnya diabetes mellitus yang terkontrol atau hipertensi ringan
- ASA 3
Pasien memiliki kelainan sistemik berat selain penyakit yang akan dioperasi, tetapi belum
mengancam jiwa. Tidak mengancam jiwa, dan mengganggu aktivitas. Misalnya diabetes
mellitus yang tak terkontrol, asma bronkial, hipertensi tak terkontrol
- ASA 4
Pasien memiliki kelainan sistemik berat yang mengancam jiwa selain penyakit yang akan
dioperasi. Misalnya asma bronkial yang berat, koma diabetikum
- ASA 5
Pasien dalam kondisi yang sangat jelek dimana tindakan anestesi mungkin saja dapat
menyelamatkan tapi risiko kematian tetap jauh lebih besar. Misalnya operasi pada pasien
koma berat. Dalam 24 jam akan mengalami kematian
- ASA 6
Pasien yang telah dinyatakan telah mati otaknya yang mana organnya akan diangkat untuk
kemudian diberikan sebagai organ donor bagi yang membutuhkan.
ASA 1 : Penderita normal dan sehat (Pasien Penyakit bedah tanpa disertai penyakit sistemik)
ASA 2 : Pasien penyakit bedah diesrtai dengan penyakit sitemik ringan sampai sedang
ASA 3: Pasien Penyakit bedah dengan penyakit sistemik berat yang disebabkan karena
bebrbagai penyebab tetapi tidak mengancam jiwanya atau yang masih masih berkemapuan
dengan membatasi aktifitasnya.
ASA 4 : Dengan penyakit sistemik Bera yang secara langsung mengancam kehidupanya ( yang
sudah tidak berdaya dan membahayakan bagi hidupnya)
ASA%
ASA 5 : Pasien dengan penyait sistemik berat yang sudah tidak berdaya dan membahayakan bagi
hidunya.
Untuk operasi darurat, di belakang angka diberi huruf E (emergency) atau D (darurat), mis:
operasi apendiks diberi kode ASA 1.E
3. Tujuan premedikasi?
Premedikasi adalah tindakan pemberian obat-obatan pendahuluan dalam rangka pelaksanaan
anastesia.
Tujuan (Buku kamar bius): (SEDATIF-ANALGETIK-RELAKSAN)
Pasien Tidur, nyaman, tidak nyeri (sakit), tenang, rasa takutnya berkurang, tidur
Mengurangi nyeri/sakit saat anestesi dan pembedahan
Mempermudah Induksi
Mengurangi dosis dan efek samping anestetika
Menambah khasiat anestetika
Menurunkan refleks” vagal yang tidak diinginkan. (CARI REFLEK VAGAL) (muntah,
bradikadi dan parasimpatis) => muntah kasih antimimetik (Ondansentron,
metroklopramid, domperidon) , Parasimpatis (SA anti kolinergik)
OBAT PREMEDIKASI :
Efek samping:
- proses pembuangan panas akan terganggu, terutama pada anak-anak sehingga
terjadi febris dan dehidrasi
- LES relaksasi
- Perubahan denyut jantung
- Midriasis dan siklopegia
- Naik suhu
- Sekresi jalan napas kering
Diberikan jika anestesi dilakukan dengan anestetika dengan efek hipersekresi, mis:
dietileter atau ketamin
CONTOH :
Atropin => 0,01 – 0,02 mg/kgbb
- Menembus barir lipid dan plasenta
- Efek cardiovagolitic
Skopolamin => 0,3 mg IM
Pengaruh kuat terhadap SSP
Glikopirolat
2. Hipnotik –Sedatif
Barbiturat : Fenobarbital (luminal) => anak ( 3-5 mg/kgbb) dan Dewasa (100-
200mg)
- menimbulkan sedasi (cukup dalam) , Analgesik (ringan), dan
- menghilangkan kekhawatiran sebelum operasi
- depresan lemah nafas dan silkulasi
- Depresi korteks serebri cukup kuat
- mual muntah jarang
Benzodiazepine :
Diazepam (5-10 mg atau premed 0,2 mg/kgbb, induksi 0,2-0,6mg/kgbb)
Anti kolinergik lemah , tak berkhasiat analgetik
Amnesia Anterograd
Midazolam (Premed 0,07-0,2 mg/kgbb IM , Induksi 0,15 - 0,45 mg/kg IV, Drips IV
0,03 -0,2 mg/kg/jam)
- Hipnotik – Sedatif
- Amnesia like anterograd
- Antropin like effect => HR naik
- Pelmas otot ringan => anti kejang
- Vasodilatasi Ringan => Kolaps
- Cepat melewati Barirer Plasenta
3. Analgetik-Narkotik
Mophin 10x lebih kuat dibanding Petidihin, fentanyl 100x dari petidhin
- TUJUAN : Premedikasi, analgetik, suplemen anetesia atau analgetik,
analagetik pada tindakan endosskopi dan lainnya Suplemen sedasi dan anlagetik di
ICU
Morphin
- Efek pada SSP : Depresi kesadaran, ansietas, sensasi nyeri, dan depresi respirasi
- STIMULASI PUSAT MUNTAH
- Depresi tonus vaskuler dan peristaltik (Hipotensi dan konstiapasi)
- Stimulasi bronkokonstriksi, bowel sfingter, biliary spasme, eroctor pylorym,
falopiian spasme
- HATI” PADA PASIEN ASMA
-
Pethidin
- Efek samping : berkeringat hipotensi, vertigo, mual-muntah, berkeringan euforia,
mulut kering ggn penglihatan, palpitasi, disforia, sinkop, sedasi
- Waktu paruh 5 jam,
- Kadar puncak di plasma dalam 45 menit, kadar dalam plasma menurun cepat
dalam 1-2 jam pertama kemudian penurunan kemabali lambat,
- 80 % hati dan 5-10% di ekresi utuh di ginjal
- Efektivitas lebih >> dari codein, tapi lebih <<< dari morfin
- Lebih efektif terhadap nyeri neuropatik
- Meninmbulkan efek => analgesia sedasi, euforia, depresi napas dan efek sentral
- Dosis : Premed (25-100 mg) ATAU (1-2 mg/kg bb)
Analgesia post op (50-100 mg IM/IV)
Mengurangi takipneu selama anastesi ( 10-20mg IV)
Pain Relief in Labour (75-100 mg IM)
Fentanyl
- Lebih poten,
- Onset (IV dalam 30 detik dan IM < 8 menit)
- Efek Puncak (IV 5-15 mnt dan IM < 15 menit)
- Durasi (IV 30-60 menit dan IM 1-2 jam )
- Efek samping : Kekakuan otot, mata miosis, Hipotensi , Bradikardi, Depresi
pernapasan, pusing, kabur, kejang, mual emesis pengosongan lambung tertunda,
spasem traktus biliaris.
- Dosis : Analgesi (25 -100 mcg) atau (0,7-2 mcg/kgbb)
Induksi : 5 -40 Mcg/kg
Suplemen : 2-20 MCG/KG iv
Sifat fentanil ?
Analgetik masuk (fentanyl) => Propofol (kenapa di pilih dari yang lain)=> tertidur, napas kita
bisa kontrol dan kuasai napas=> Pelumpuh otot (NON DEPOLARISASI paling banyak di
gunakan Artacurium histamin rilis Kontra indikasi Pasien Asma, apalagi cepat muncul ruam
kemerahan) DAN (DEPOLARISASI : SUKSINIKOLIN sudah tidak beredar di indonesia) =>
Intubasi => maintanace (sevofluran dan isovluran)
Yang bisa di pake induksi (sevo, halotan (bronkodilator), desfluran) karena ada sifat yang
mendukung yaitu tidak iritatif.
Fentanil (opiod narkotik) lebih lebih populer : tidak meninggalkan sisa obat metabolik
100 x lebih kuat dari morfin
Morfin kerjanya lebih lama, tapi depresi pernapasan kuat, konstipasi kuat, histamin rilis.
Pasien epidural => morfin bisa pake. Epidural bisa kateter kecil (continous) bisa ditambahkan
dan post op bisa pertahankan dan mainkan dosis maintance sampe 5 hari ( dengan morfin jika
mau lama, atau lokal anastesi)
4. Tranquilizer (antihistamin)
- Mempunyai efek sedatif, antihistamin, antimemtik, pengatur suhu
- Efek samping : Pyramidal exitasi, ikterik, agranulositosis, fotosensitif, pigmen
retinopati, hipotensi letargi, depresi respirasi naik dan perpanjang bila di berikan
bersama narkotik
- Kontraindikasi : riwayat kejang, eeg epileptic form dan epilepsi
5. Antiemetik
- Bedah saraf, laparasckopi, operasi mata, cito
- Ondan sentron 4-8mg IV dewasa
- Metocloropamide 10 mg iv dewasa
6. Profiklasis Aspirasi ( H2 bloker mengurangi isi labumbung) => Ranitidin, Anatasid
7. Neuroleptik
Droperidol
Dehydrobenzperidol => 0,1 – 0,15 mg/kg IV
5. Prinsip Anastesi ?
Pasien rilex, tenang, tidak cemas, nyaman, dan tidak nyeri
6. Induksi adalah?
=> membuat pasien tidak sadar atau tertidur sebelum anastesia
=> Teknik Induksi (Inhalasi, Intrvena, Campuran)
OBAT OBAT INHALASI :
a. N2O
b.
7. Sifat obat propofol dan ketamin? Apa keuntungan dan kerugian pada pegunaan ketamin
dan propofol?
Sesuai buku dr. Harry
Intinya ketamin lebih untung pada OP dengan pasien yang sedang dalam keadaan syok dan sesak
karena ketamin menimbulkan vasodilatasi
PROPOFOL KETAMIN
Merupakan Campuaran Emulsi lemak Merupakan rapid acting non barbiturat genaral
berwarna Putih anastesia
Obat Induksi (memiliki mula kerja yang cepat)
Efeknya adalah hipnotik (tidak mempunyai Memiliki sifat analgesik (sangat kuat, dan
efek analgetik maupun relaksasi obat) hipnotik kurang), anestetik, dan kataleptik
dengan kerja singkat
Kerugian : Keuntungan :
Bekerja lebih cepat daripada Tiopental Efek deperesi pernapasan ringan dan
(Mula kerja 11 detik) hanya sematara
Konfusi pasca bedah minimal Menimbukan efek dilatasi (merupakn
Mual muntah pasca bedah minima obat pilihan pada pasien asma)
Metabolisme : cepat dan lengkap oleh Memiliki sifat simpatomimetik =>
hepar, sebagian besar di eliminasi oleh Meningkatkan tekanan darah (20-25%)
ginjal dan denyut jantung, CO (20%)
Tidak mempengaruhi fungsi hepar Jarang terjadi Aritmia
Kerugian : Kerugian :
Suntikan IV sering menyebaban nyeri Kurang disukai sebagai induksi anestesia
sehingga beberapa detik sebelumnya dapat karena :
diberikan lidokain 1mg/KgBB secara IV Takikardi
TIO Menurun Hipertensi
Gula darah sedikit menurun Hipersaliva => perlu atropin
Efek antimimetik dan potensiasi dengan Nyeri Kepala
vekuronium Pasca anastesia dapat menimbulkan :
Mual muntah
Pandangan Kabur
Mimpi buruk (DISOIASI ANESTESI)
KI : Hipersensitivitas, Hipertensi
Ketamin => harus diberikan, sebaiknya
sebelumnya dberikan SEDASI midazolam atau
diazepam dengan dosis 0,1mg/kgBB IV
Mengurangi saliva => sulfat atropin 0,01
mg/kgBB
Dosis : Dosis :
Induksi: (2-2,5 mg/KgBB) Induksi: (1-2 mg/KgBB IV atau 1-2
Pemeliharaan untuk anestesia IV Total : mg/KgBB IM), hamil (0,25-0,75 mg/Kg
infus IV 4-12mg/KgBB/jam IV)
IV drips : Nafas Kontrol ( 1-2
Mg/kg/jam), Nafas Spontan : 2-3
mg/kg/jam
Sediaan : Proanes 1% MCT/LCT (20ml => Sediaan : Vial 100mg/ml
10mg/1ml)
- - Nistagmus
- Brnkodilator => cock buat pasien asma
- Katalepsi => Mata tetap terbuka
- Halusinasi
8. Konsep Nyeri
Nyeri : pengalaman sensoris dan emosional yang tidak menyenangkan, yang
berikatan dengan kerusakan jaringan atau cenderung akan terjadi kerusakan
jaringan atau suatu keadaan yang menunjukan kerusakan jaringan.
- Fx Nyeri : Proteksi (menghindar), defensif (immoblisasai supaya nyeri
berkurang), penunjang diagnostik (mengetahui lokasi daerah mana yang
terganggu)
- 4 Proses Nyeri : Transduksi (Stimulus), Transmisi (Salurkan inmpuls dari saraf
seonsorik perifer ke medulla spinalis) , Modulation (Megatur Intensitas nyeri),
Persepsi (hasilkan perasaan subjektif yang di kenal dengan nyeri)
- Pembagian nyeri
1. Nosiseptif (rangasangan nosiseptor oleh adanya kerusakan
jaringan)
2. Neurogenik (ggn pd jalur sensorik di semua tingkat dari saraf tepi
atau pusat)
3. Psikogenik ( sumber nyeri tidak terdekteksi)
- Nyeri Akut ( somatik dan viseral) , Kronik (menetap melampauai proses
penyembuhan 1-6 bulan)
- Derajad Nyeri => (VAS), Verbal rating sacale, NRS, Wong Beker
- Prinsip Penanganan
9. Pembagian analgetik?
Parasetamol => komponen besic multimodal analgesi (tidak mencegah agregasi trombosit)
metabolisme di hati sehingga tidak diiritasi lambung, NSAID (mencegah agregasi trombosit) =>
menambah ggn perdarahan.
Moltimodal analgesia (Seperti drip fentanil atau petidin dan di ikuti ketoralac atau antarin
injeksi)
*di buku dr. Harry Aspirin di General analgetik tapi dokter bilang BUKAN
8. Kenapa lebih memilih fenthanil dari pada phetidin? Kenapa dr. Anest jarang pakai tramadol?
Karena efek analgetik fenthanil lebih maksimal dan efek samping minimal
Tramadol kinerja obat menembus sawar barrier otak sehingga menyebabkan peningkatan resiko
mual muntah pasien. Jadi kesannya kita memberikan anti nyeri pada pasien namun membuat
pasien itu muntah (Sembuhin tapi membuat sakit baru)
1. N20
- gas yang berbau, berpotensi rendah (MAC 104%), tidak mudah terbakar dan relatif
tidak larut dalam darah
- Efek :
o Analgesik sangat kuat setara morfin
o Hipnotik sangat lemah
o Tidak ada sifa relaksasi sama sekali
o Pemberian anestesia dengan N2O harus disertai O2 minimal 25%. Bila murni
N2O = depresi dan dilatasi jantung serta merusak SSP
o jarang digunakan sendirian tetapi dikombinasi dengan salah satu cairan anestetik
lain seperti halotan dan sebagainya
2. Halotan
- Tidak berwarna, mudah menguap, Tidak mudah terbakar/meledak, Berbau harum tetapi
mudah terurai cahaya
- Keutungan :
o Induksi cepat dan lancar
o Pemulihan relatif lebih cepat
o Tidak Menimbulkan mual dan muntah
o
- Kerugian :
o Batas keamanan sempit (mudah overdosis)
o Efek analgesi dan relakssasi kurang => perlu dikombinasikan dengan obat lain
o HIPOTENSI (krna depresi miokard dan vasodilatasi) dan HEPATOTOKSIK
o Mahal
o Aritmia jantung
3. Eter
- tidak berwarna, sangat mudah menguap dan terbakar, bau sangat merangsang
- iritasi saluran nafas dan sekresi kelenjar bronkus
- margin safety sangat luas
- murah
- analgesi sangat kuat
- sedatif dan relaksasi baik
- memenuhi trias anestesi
- teknik sederhana
4. Enfluran
- Turunan eter, cair, tidak berwarna , tidak iritatif, agak harum, lebih cepat dan stabil
dibandingkan dengan halotan.
isomer isofluran
tidak mudah terbakar, namun berbau.
Dengan dosis tinggi diduga menimbulkan aktivitas gelombang otak seperti kejang (pada
EEG).
Efek depresi nafas dan depresi sirkulasi lebih kuat dibanding halotan dan enfluran lebih
iritatif dibanding halotan.
5. Isofluran
Halogenasi Eter
cairan bening, berbau sangat kuat, tidak mudah terbakar dalam suhu kamar
Iritatif jalan napas => batuk dan tahan napas
menempati urutan ke-2, dimana stabilitasnya tinggi dan tahan terhadap penyimpanan
sampai dengan 5 tahun atau paparan sinar matahari.
Dosis pelumpuh otot dapat dikurangi sampai 1/3 dosis jika pakai isofluran
6. Sevofluran
tidak terlalu berbau (tidak menusuk), efek bronkodilator sehingga banyak dipilih untuk
induksi melalui sungkup wajah pada anak dan orang dewasa.
Cair, bening, tidak eksplosif, tidak berbua, tidak iritatif
tidak pernah dilaporkan kejadian immune-mediated hepatitis
Baik untuk indukasi
Proses dan pemulihannya paling cepat dari semua obat-obat anastesia inhalasi yang ada
saat ini
7. Desfluran
Halogenasi eter
- Sama dengan isofluran
- Mudah menguap
Anak :
a. Alternatif, bila iv line blm terpasang
b. Sevoflurane & Halothan
Sevoflurane induksi halus, iritasi minimal
- efek analgesia kuat sekali. Terutama utk nyeri somatik, tp tidak utk nyeri visceral
- Efek hipnotik kurang
- Efek relaksasi tidak ada
- Refleks pharynx & larynx masih ckp baik batuk saat anestesi refleks vagal
- disosiasi mimpi yang tidak enak, disorientasi tempat dan waktu, halusinasi, gaduh
gelisah, tidak terkendali. Saat pdrt mulai sadar dpt timbul eksitasi
- Aliran darah ke otak, konsentrasi oksigen, tekanan intracranial (Efek ini dapat diperkecil
dengan pemberian thiopental sebelumnya)
- TD sistolik diastolic naik 20-25%, denyut jantung akan meningkat. (akibat peningkatan
aktivitas saraf simpatis dan depresi baroreseptor). Cegah dengan premedikasi opiat,
hiosin.
- dilatasi bronkus. Antagonis efek konstriksi bronchus oleh histamine. Baik untuk
penderita-penderita asma dan untuk mengurangi spasme bronkus pada anesthesia umum
yang masih ringan.
- Dosis berlebihan scr iv depresi napas
- Pd anak dpt timbulkan kejang, nistagmus
- Meningkatkan kdr glukosa darah + 15%
- Pulih sadar kira-kira tercapai antara 10-15 menit
- Metabolisme di liver (hidrolisa & alkilasi), diekskresi metabolitnya utuh melalui urin
- Ketamin bekerja pd daerah asosiasi korteks otak, sedang obat lain bekerja pd pusat
retikular otak
Indikasi:
Untuk prosedur dimana pengendalian jalan napas sulit, missal pada koreksi jaringan
sikatrik pada daerah leher, disini untuk melakukan intubasi kadang sukar.
Untuk prosedur diagnostic pada bedah saraf/radiologi (arteriograf).
Tindakan orthopedic (reposisi, biopsy)
Pada pasien dengan resiko tinggi: ketamin tidak mendepresi fungsi vital. Dapat dipakai
untuk induksi pada pasien syok.
Untuk tindakan operasi kecil.
Di tempat dimana alat-alat anestesi tidak ada.
Pasien asma
Kontra Indikasi
Bentuk cairan, emulsi isotonik, warna putih spt susu dgn bhn pelarut tdd minyak kedelai
& postasida telur yg dimurnikan.
Kdg terasa nyeri pd penyuntikan dicampur lidokain 2% +0,5cc dlm 10cc propolol
jarang pada anak karena sakit & iritasi pd saat pemberian
Analgetik tdk kuat
Dpt dipakai sbg obat induksi & obat maintenance
Obat setelah diberikan didistribusi dgn cepat ke seluruh tubuh.
Metabolisme di liver & metabolit tdk aktif dikeluarkan lwt ginjal.
Saat dipakai utk induksi juga dapat tjd hipotensi karena vasodilatasi & apnea sejenak
Efek Samping
bradikardi.
nausea, sakit kepala pada penderita yg mulai sadar.
Ekstasi, nyeri lokal pd daerah suntikan
Dosis berlebihan dapat mendepresi jantung & pernapasan
Sebaiknya obat ini tidak diberikan pd penderita dengan ggn jalan napas, ginjal, liver,
syok hipovolemik.
3. Thiopental
4. Pentotal
Zat dr sodium thiopental. Btk bubuk kuning dlm amp 0,5 gr(biru), 1 gr(merah) & 5 gr.
Dipakai dilarutkan dgn aquades
Lrt pentotal bersifat alkalis, ph 10,8
Lrt tdk begitu stabil, hanya bs dismp 1-2 hr (dlm kulkas lebih lama, efek menurun)
Pemakaian dibuat lrt 2,5%-5%, tp dipakai 2,5% u/ menghindari overdosis, komplikasi >
kecil, hitungan pemberian lebih mudah
Obat mengalir dlm aliran darah (aliran ke otak ↑) efek sedasi&hipnosis cepat tjd, tp
sifat analgesik sangat kurang
TIK ↓
Mendepresi pusat pernapasan
Membuat saluran napas lebih sensitif thd rangsangan
depresi kontraksi denyut jantung, vasodilatasi pembuluh darah hipotensi. Dpt
menimbulkan vasokontriksi pembuluh darah ginjal
tak berefek pd kontraksi uterus, dpt melewati barier plasenta
Dpt melewati ASI
menyebabkan relaksasi otot ringan
reaksi. anafilaktik syok
gula darah sedikit meningkat.
Metabolisme di hepar
cepat tidur, waktu tidur relatif pendek
Dosis iv: 3-5 mg/kgBB
Kontraindikasi
syok berat
Anemia berat
Asma bronkiale menyebabkan konstriksi bronkus
Obstruksi sal napas atas
Penyakit jantung & liver
kadar ureum sangat tinggi (ekskresinya lewat ginjal)
Fasikulasi + -
Hiperkalemi + -
Durasi
Ultrashort (5-10 menit): suksinilkolin
Short (10-15 menit) : mivakurium
Medium (15-30 menit) : atrakurium, vecuronium
Long (30-120 menit) : tubokurarin, metokurin , pankuronium, pipekuronium,
doksakurium, galamin
Antikolinesterase
Untung : Untung:
- px nyaman -Tidak perlu pemantauan ketat (pasien sadar =
- untuk px tidak kooperatif airway aman)
- untuk px alkoholic yang membutuhkan obat - Kalo ada sakit dia bisa omong
anastesi lebih lanjut - Sisi Ekonomi lebih murah
- komplikasi neurologi dan sirkulask terhindar - Keluhan dapat terdeteksi
- pemberian obat anastesi dapat berulang - Pemulihan lebih cepat
- Memungkinkan melakukan untuk op lama - Resiko aspirasi kecil
- untuk op yang luas
- Kontrol penuh ventilasi pasien
Rugi Rugi:
- Pengawasan ketat - Resiko komplikasi neurologi dan sirkulasi
- Sisi ekonomi lebih banyak ( biaya obat - Pasien tidak nyaman
banyak) - tidak bisa dalam waktu yang lama
- Sulit evaluasi keluhan (px tidak sadar) - tidak mampu untuk op lama dan luas
- Pemulihan lama - Sulit pada pasien tidak kooperatif
- Resiko aspirasi besar (PASIEN CITO) => - Pemberian obat anest tidak dapat berulang
tidak puasa - Kelainan neurologis
- resiko gagal napas
- sulit evaluasi penkes karena penyakit (ggn
SSP) atau karen DPO
Kontraindikasi :
- Gangguan Koagulasi atau yang
mendapat terapi antikoagulan
- Pasien menolak
- Hipovolemi berat, syok
- TIK naik
MINMAL TROMBOSIT : 75.000
Komplikasi :
- Total blok (blok spnial tingggi)
- Hipotensi
- Baradikardi
- Trauma pembuluh darah
- Trauma saraf
- Mual Muntah
Cari lagi untung dan rugi semua karena b jawab itu dr. bilang MASIH KURANG
--> kompensasi anak kurang baik, dari mengikuti perintah mengatur pola napas, lebih cepat
panik, VT kecil
*Sorry idk
12. Pasien laki" 60thn dengan BB 65kg rencana op dan dipuasakan 10jam. Berapakah
cairan puasa dibutuhkan?
Cairan puasa : 2cc x BBx lama puasa (jam)
= 2x65x10
= 1300cc
-) 50% jam I operasi = 650cc
-) 25% jam II operasi = 325cc
-) 25% jam III operasi = 325cc
Untuk pergantian cairannya 1300cc (cairan pengganti puasa)+ Cairan Maintanence + Vollume
Blode Loss
BE = Base Excess = jumlah asam basa yang harus ditambahkan supaya pH darah
meningkat
15. Tatalaksana Syok Hipovolemik sesuai algoritma dan BHD pada kasus (Nanti dokter
kasih kasus cerita)
tidak bergerak 0
depresi 1
perlu bantuan 0
pucat 1
sianosis 0
berubah 20 – 30% 1
tidak bereaksi 0
tidak bergerak 0
perlu bantuan 0
Kesadaran : menangis 2
tidak bereaksi 0