Anda di halaman 1dari 85

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRODUKSI

TAMBAK UDANG WINDU SISTEM TRADISIONAL


DI KALIMANTAN UTARA

OLEH:
MUHAMMAD RIVALDI
15401020073

JURUSAN EKONOMI PEMBANGUNAN


FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS BORNEO TARAKAN
TARAKAN
2019
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRODUKSI
TAMBAK UDANG WINDU SISTEM TRADISIONAL
DI KALIMANTAN UTARA

Muhammad Rival di

Skripsi
Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Ekonomi
Pada
Universitas Borneo Tarakan

JURUSAN EKONOMI PEMBANGUNAN


FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS BORNEO TARAKAN
TARAKAN
2019

i
ABSTRAK
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRODUKSI
TAMBAK UDANG WINDU SISTEM TRADISIONAL
DI KALIMANTAN UTARA

Muhammad Rivaldi
Jafar Sidik Salim, S.E., M.Si
Budidaya udang windu sistem tradisional di Kalimantan Utara ini
sangat dibutuhkan untuk mendorong ekspor dari sektor bagian perikanan dan
dapat meningkatkan pertumbuhan perekonomian sehingga dapat
mempenggaruhi pembangunan di Daerah Kalimantan Utara. Hasil dari
budidaya udang windu dalam sistem tradisional ini juga dapat menyediakan
permintaan udang windu yang sangat tinggi yang dapat dikonsumsi oleh
masyarakat lokal sehingga produksi budidaya udang windu dalam sistem
tradisional ini harus ditingkatkan.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh jumlah bibit,
luas lahan, jumlah tenaga kerja, pemupukan lahan, pemberian pestisida, dan
pemeliharaan terhadap produksi budidaya udang windu sistem tradisional
yang ada di Kabupaten Bulungan dan Kabupaten Tana Tidung. Jenis
penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan menggunakan metode
analisis regresi linear berganda. Data diolah menggunakan Eviews9 dan
responden sebanyak 52 responden sebagai sampel dengan menggunakan
metode random sampling dari 110 populasi.
Hasil dari penelitian ini bahwa secara parsial (uji t), bahwa jumlah bibit,
luas lahan, pemberian pestisida, dan pemeliharaan berpengaruh nyata
terhadap produksi, sedangkan jumlah tenaga kerja, dan pemupukan lahan
tidak berpengaruh secara nyata. Secara serempak (uji f), bahwa jumlah bibit,
luas lahan, jumlah tenaga kerja, pemupukan lahan, pemberian pestisida, dan
pemeliharaan berpengaruh nyata terhadap produksi budidaya udang windu
sistem tradisional ini. Persamaan regresi LnY = -7,629541 + 0,681558 (X1) +
0,729861 (X2) + 0,212685 (X3) + 0,055199 (X4) + 0,264375 (X5) + 0,390764
(X6) + e, dan R2 sebesar 0,755886 hal ini menunjukan bahwa sebesar 75%
variabel terikat (produksi) dapat dijelaskan oleh variabel bebas (jumlah bibit,
luas lahan, jumlah tenaga kerja, pemupukan lahan, pemberian pestisida, dan
pemeliharaan). Sedangkan sisanya 25% dipengaruhi oleh variabel bebas
lainnya yang belum dimasukan ke dalam model.
Kata Kunci : Jumlah bibit, Luas lahan, Jumlah tenaga kerja, Pemupukan lahan,
pemberian pestisida, pemeliharaan, Produksi Budidaya Udang
Windu.

v
ABSTARCT

ANALYSIS FACTORS THE INFLUENCE OF PRODUCTION WINDU


SHRIMP IN TRADITIONAL SYSTEM
IN NORTH KALIMANTAN

Muhammad Rivaldi
Jafar Sidik Salim, S.E., M.Si
Windu shrimp cultivation in the traditional system in North Kalimantan
is urgently needed to encourage exports from the fisheries sector and it can
increase economic growth so it can affect the development in the North
Kalimantan Region. The results of the cultivation of Windu shrimp in this
traditional system can also provide a very high demand for Windu shrimp that
can be consumed by the local community so the production of Windu shrimp
in this traditional system must be increased.
The purpose of this research was to determine the effect of the number
of seedlings, land area, the number of labourers, fertilizing the land, providing
pesticides, and maintaining the production of Windu shrimp cultivation in the
traditional system that exists in the District of Bulungan and Tana Tidung
Regency. This type of research is a quantitative research using multiple linear
regression analysis methods. Data were processed using Eviews9 and 52
respondents were sampled using a random sampling method from 110
populations.
The results of this research partially (t-test), that the number of
seedlings, land area, pesticide application, and maintenance have a significant
effect on production, while the amount of labour and fertilizing the land has
no significant effect. Simultaneously (test f), that the number of seedlings,
land area, the amount of labour, fertilizing the land, administering pesticides,
and maintaining a significant effect on the production of Windu shrimp
cultivation in this traditional system. LnY regression equation = -7,629541 +
0,681558 (X1) + 0,729861 (X2) + 0,212685 (X3) + 0,055199 (X4) + 0,264375
(X5) + 0,390764 (X6) + e, and R2 of 0,755886, it shows that 75% of the
dependent variable (production) can be explained by the independent
variables (number of seedlings, land area, amount of labour, land fertilization,
pesticide application, and maintenance). While the remaining 25% is
influenced by other independent variables that have not been included in the
model.
Keywords : Number of seedlings, Area of land, Number of labourers, Fertilization
of land, provision of pesticides, maintenance, Production of Windu
Shrimp Cultivation.

vi
RIWAYAT HIDUP

Muhammad Rivaldi, Lahir pada tanggal 03 Maret 1996


di Kota Tarakan, Kalimantan Utara. Merupakan anak kedua
dari empat bersaudara, dari ayah bernama Ridwan dan ibu
bernama Agustinawati dan mempunyai kakak bernama Risna
Handayani, dan adik bernama Rini Handayani, dan
Muhammad Riswandri. Bertempat tinggal di Jalan
Mulawarman Rt. 24 Karang Anyar Pantai, Tarakan Barat.

Penulis pernah bersekolah di SD Negeri 003 Tarakan dan lulus pada tahun
2009. Lalu melanjutkan ke sekolah SMP Negeri 7 Tarakan dan lulus pada tahun
2012. Dan melanjutkan ke sekolah SMKN 2 Tarakan dengan Jurusan Teknik
Mesin dan lulus pada tahun 2015.

Setelah lulus SMK penulis melanjutkan kuliah di salah satu Perguruan


Tinggi di Kota Tarakan yaitu Universitas Borneo Tarakan, dan diterima melalui
jalur MANDIRI. Selama masa perkuliahan penulis juga pernah aktif di organisasi
internal kampus yaitu UKM Olahraga Penulis juga pernah mengikuti program
Kuliah Kerja Nyata (KKN) di Desa Tanjung Karang, Kabupaten Nunukan,
Sebatik.

vii
KATA PENGANTAR

Puji syukur dipanjatkan kehadiran Allah SWT yang telah memberikan


Rahmat serta Hidayah-Nya sehingga Penulis dapat menyusun skripsi ini sebagai
salah satu syarat untuk menyelesaikan studi dan memperoleh gelar Sarjana
Ekonomi pada Fakultas Ekonomi Universitas Borneo Tarakan. Terima kasih
kepada Bapak Jafar Sidik Salim selaku dosen pembimbing yang telah banyak
membantu dalam menyelesaikan skripsi ini dan Bapak Syaiful Anwar dan Ibu
Sulistya Rini Pratiwi selaku dosen penguji I dan II yang telah membantu dalam
memberikan masukan maupun saran di dalam penulisan skripsi ini.
Ucapan terima kasih juga penulis sampaikan kepada:
1. Bapak Prof. Adri Patton, M.Si. selaku Rektor Universitas Borneo Tarakan
2. Bapak Dr. Syaiful Anwar, S.E., M.Si. selaku Dekan Fakultas Ekonomi
Universitas Borneo Tarakan dan sekaligus menjadi dosen penguji baik
ujian proposal maupun ujian hasil.
3. Bapak Jafar Sidik Salim, S.E., M.Si selaku pembimbing penulis, terima
kasih atas bimbingan, dan nasihatnya serta dorongan yang telah diberikan
kepada penulis mulai dari awal hingga penyelesaian penulisan skripsi ini.
4. Ibu Nurjannatul Hasanah, S.E., M.M selaku Wakil Dekan I Fakultas
Ekonomi Universitas Borneo Tarakan.
5. Ibu Dr. Witri Yuliawati, S.E., M.Si selaku Wakil Dekan II Fakultas
Ekonomi Universitas Boreno Tarakan.
6. Bapak Dr. Pither Palungan, S.E., M.Si., selaku ketua Jurusan Ekonomi
Pembangunan Fakultas Ekonomi Universitas Borneo Tarakan.
7. Ibu Sulistya Rini Pratiwi, S.E., M.Sc selaku Sekertaris Jurusan Ekonomi
Pembangunan Fakultas Ekonomi Universitas Borneo Tarakan dan
sekaligus menjadi dosen penguji baik ujian proposal maupun ujian hasil.
8. Bapak/Ibu Dosen Fakultas Ekonomi yang telah memberikan ilmu dan
pengetahuan serta pengalaman yang sangat berguna dan bermanfaat
kepada penulis selama ini. Beserta seluruh Staf Fakultas Ekonomi yang
banyak membantu dalam proses akademik.
viii
9. Kedua orang tua saya Bapak Ridwan dan Ibu Agustinawati terima kasih
atas doa dan motivasi yang diberikan kepada peneliti selama ini dan selalu
bisa mengembalikan semangat peneliti.
10. Saudara penulis kakak Risna dan adik Rini, dan Andri terima kasih telah
menjadi semangat dan senantiasa memberi dukungan serta doa terbaik
untuk penulis.
11. Teman-teman Fakultas Ekonomi, Khususnya angkatan Moneter Lokal
B/angkatan 2015.
12. Sahabat-sahabatku para pejuang skripsi, Abd Aziz, Faizal, Mega, Wira,
Fajar Maulana, Hendrik Dani, Stevenly dan Nizal terima kasih atas
bantuan dan motivasi selama ini dan Sahabat-sahabatku Juansyah,
Agusman, Danu, Martin, Robet, Aswan, Trisatya, Ferdy, Hery dan
sekaligus teman dalam penelitian selama ini.
13. Kepada Triwinarni telah membantu memberikan semangat dan motivasi
kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan penelitian ini.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kata sempurna, hal ini
dikarenakan keterbatasan yang ada pada penulis, baik dari sumber data,
pengalaman maupun pengetahuan. Harapan penulis semoga Skripsi ini dapat
berguna bagi seluruh Mahasiswa atau Masyarakat yang memerlukan.

Tarakan, 24 Oktober 2019

Penulis

ix
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL .............................................................................................. i


PERNYATAAN ORISINALITAS ....................................................................... ii
HALAMAN PENGESAHAN .............................................................................. iii
HALAMAN PENGUJI ........................................................................................ iv
ABSTRAK ..............................................................................................................v
ABSTRACT .......................................................................................................... vi
RIWAYAT HIDUP ............................................................................................. vii
KATA PENGANTAR ........................................................................................ viii
DAFTAR ISI ...........................................................................................................x
DAFTAR TABEL............................................................................................... xiii
DAFTAR GAMBAR/GRAFIK ......................................................................... xiv
DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................xv
BAB I PENDAHULUAN .......................................................................................1
1.1 Latar Belakang.........................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah....................................................................................2
1.3 Tujuan Penelitian .....................................................................................3
1.4 Manfaat Penelitian ...................................................................................3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ............................................................................4
2.1 Landasan Teori ........................................................................................4
2.1.1 Produksi .......................................................................................4
2.1.2 Teori Produksi..............................................................................4
2.1.3 Fungsi Produksi ...........................................................................5
2.1.4 Faktor Produksi ............................................................................6
2.1.5 Bibit .............................................................................................9
2.1.6 Luas Lahan .................................................................................10
2.1.7 Tenaga Kerja ..............................................................................11
2.1.8 Pemupukan Lahan......................................................................11
2.1.9 Pemberian Pestisida ...................................................................12
2.1.10 Pemeliharaan..............................................................................13
2.2 Tinjauan Empiris ...................................................................................14

x
2.3 Definisi Konsep .....................................................................................19
2.4 Hipotesis ................................................................................................20
2.5 Kerangka Penelitian ...............................................................................20

BAB III METODE PENELITIAN .....................................................................22


3.1 Desain Penelitian ...................................................................................22
3.2 Objek, Lokasi Penelitian, Dan Waktu Penelitian ..................................22
3.3 Populasi Dan Sampel .............................................................................23
3.4 Data Penelitian.......................................................................................24
3.4.1 Jenis Dan Sumber Data ..............................................................24
3.4.2 Teknik Pengumpulan Data.........................................................24
3.5 Definisi Oprasional Dan Pengukuran Variabel .....................................25
3.6 Metode Analisis .....................................................................................26
3.6.1 Uji Asumsi Klasik ......................................................................27
3.6.2 Regresi Linier Berganda ............................................................29

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN..............................................................32


4.1 Gambaran Umum Objek Penelitian .......................................................32
4.1.1 Gambaran Umum Wilayah Kabupaten Bulungan dan Tana
Tidung ........................................................................................32
4.1.2 Iklim Kabupaten Bulungan dan Tana Tidung............................32
4.2 Deskriptif Variabel Penelitian ...............................................................33
4.2.1 Responden Berdasarkan Hasil Produksi ....................................33
4.2.2 Responden Berdasarkan Jumlah Bibit .......................................34
4.2.3 Responden Berdasarkan Luas Lahan .........................................35
4.2.4 Responden Berdasarkan Jumlah Tenaga Kerja .........................35
4.2.5 Responden Berdasarkan Pemupukan Lahan ..............................36
4.2.6 Responden Berdasarkan Pemberian Pestisida ...........................36
4.2.7 Responden Berdasarkan Pemeliharaan ......................................37
4.3 Hasil Analisis Data ................................................................................38
4.4 Hasil Uji Asumsi Klasik ........................................................................38
4.4.1 Hasil Uji Normalitas ..................................................................38
4.4.2 Hasil Uji Multikolinieritas
4.4.3 Hasil Uji Heteroskedastisitas .....................................................39
4.5 Hasil Regresi Linier Berganda ..............................................................40
4.6 Pengujian Hipotesis ...............................................................................42
4.6.1 Uji t (Parsial) .............................................................................42
4.6.2 Uji F (Simultan) .........................................................................44
4.6.3 Koefisien Determinasi (R2) .......................................................45

xi
4.7 Pembahasan ...........................................................................................45
4.7.1 Hasil Uji t (Parsial) ....................................................................46
4.7.2 Hasil Uji F (Simultan) ...............................................................49
4.7.3 Koefisien Determinasi (R2) .......................................................49

BAB V SIMPULAN .............................................................................................50


5.1 Simpulan ................................................................................................50
5.2 Keterbatasan Penelitian .........................................................................50
5.3 Saran ......................................................................................................51
DAFTAR PUSTAKA ...........................................................................................52
LAMPIRAN

xii
DAFTAR TABEL

Nomor Judul Halaman

4.1 Distribusi Responden Menurut Hasil Produksi Dalam


Satuan Satu Kali Produksi……………………………. 33

4.2 Distribusi Responden Menurut Jumlah Bibit Dalam


Satuan Satu Kali Produksi……………………………. 34

4.3 Distribusi Responden Menurut Luas Lahan Budidaya


Udang Windu…………………………………………. 35

4.4 Distribusi Responden Menurut Jumlah Tenaga Kerja


Dalam Satuan Satu Kali Produksi…………………….. 35

4.5 Distribusi Responden Menurut Pemupukan Lahan


Dalam Satuan Satu Kali Produksi…………………….. 36

4.6 Distribusi Responden Menurut Pemberian Pestisida


Dalam Satuan Satu Kali Produksi…………………….. 37

4.7 Distribusi Responden Menurut Pemeliharaan Dalam


Satuan Satu Kali Produksi……………………………. 37

4.8 Hasil Uji Multikolinieritas……………………………. 39

4.9 Hasil Uji Heteroskedastisitas…………………………. 40

4.10 Hasil Analisis Regresi Linier Berganda………………. 40

xiii
DAFTAR GAMBAR/GRAFIK

Nomor Judul Halaman

2.1 Kerangka Penelitian ...................................................... 21


4.1 Hasil Uji Normalitas ..................................................... 38

xiv
DAFTAR LAMPIRAN
Nomor Judul Halaman

1. Kuesioner Penelitian ......................................................... 54

2. Data Hasil Kuesioner ........................................................ 57

3. Tabel Titik Kritis Distribusi t ............................................ 63

4. Tabel Distribusi F .............................................................. 65

5. Hasil Uji Asumsi Klasik .................................................... 67

6. Hasil Uji Regresi Linier Berganda .................................... 68

7. Dokumentasi...................................................................... 69

xv
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Indonesia adalah salah satu negara berkembang yang sumber daya
alamnya cukup berlimpah terutama di bagian prikanan. Di Indonesia juga
banyak petani tambak yang membudidayakan udang tambak secara
teradisional salah satunya budidaya udang windu. Budidaya udang windu
secara tradisional adalah budidaya yang bergantung lebih kepada alam karena
tidak mengandalkan teknologi yang moderen. Udang windu adalah primadona
dalam sektor prikanan yang banyak diminati oleh masyarakat dalam negeri
maupun luar negeri. Indonesia juga salah satu negara pengekspor udang
terbanyak dari berbagai dunia. Indonesia mengekspor udang ke negara-negara
Amerika Serikat, Jepang, Tiongkok, dan Malaysia.
Komoditas udang masih menjadi primadona untuk ekspor hasil prikanan
dari keseluruhan ekspor prikanan yang mencapai hingga sekitar 5 miliar dollar
AS, Tujuan ekspor udang terbesar di Indonesia adalah Amerika Serikat (AS).
Tahun sebelumnya ekspor udang terbesar ke Amerika Serikat (AS) dikuasai
India, tetapi pada saat tahun 2016 ekspor udang dari Indonesia nomor satu di
Amerika Serikat (AS). Ekspor udang mencapai 1,8 miliar dollar AS, dengan
volume 180.000 ton, selama ini produksi udang budidaya merupakan
penyumbang terbesar ekspor udang nasional mencapai 80 persen budidaya
yang sisanya dari prikanan tangkap (Kementrian Kelautan dan Prikanan, 2018).
Kalimantan Utara juga termasuk daerah yang banyak membudidayakan
udang windu tambak secara tradisional. Banyaknya petani budidaya udang
windu tambak secara tradisional di Kalimantan Utara pada tahun 2013
berjumlah 4.252 petani budidaya udang windu, berbeda dengan tahun lalu 2012
dengan jumlah lebih banyak dengan jumlah 4.255 petani budidaya udang
windu. Petani budidaya udang windu di Wilayah Kabupaten Bulungan
berjumlah 2.555 petani budidaya udang windu sedangkan di Wilayah
Kabupaten Tana Tidung 1.255 petani budidaya udang windu (Badan Pusat
Statistik Kalimantan Utara, 2015).
1
2

Produksi dari budidaya udang windu tambak sistem tradisional ini yang
ada di Kalimantan Utara pada tahun 2013 dengan jumlah 14.245 ton, berbeda
dengan tahun sebelumnya yang lebih banyak hasil produksinya pada tahun
2012 dengan jumlah 20.525 ton. Petani budidaya udang windu yang ada di
Kabupaten Bulungan menyumbang jumlah produksi pada tahun 2013 sebesar
3.735 ton, sedangkan di Kabupaten Tana Tidung menghasilkan produksi
sebesar 5.227 ton lebih banyak dibandingkan dengan Kabupaten Bulungan
(Badan Pusat Statistik Kalimantan Utara, 2015).
Banyak faktor yang dapat mempengaruhi hasil dari produksi budidaya
udang tambak sistem tradisional diantaranya adalah jumlah bibit, luas lahan,
jumlah tenaga kerja, pemupukan lahan, pemberian pestisida dan pemeliharaan.
Berdasarkan kajian studi-studi tersebut, model penelitian dalam penelitian ini
merupakan rekonstruksi dari model-model penelitian sebelumnya yang
disesuaikan dengan keadaan pada objek penelitian yang dilakukan pada sektor
prikanan yaitu budidaya udang windu tambak sistem tradisional di Wilayah
Kabupaten Bulungan dan Tana Tidung.
Pemilihan variabel dalam penelitian ini didasarkan pada pengamatan
penulis yang diyakini, faktor-faktor jumlah bibit, luas lahan, jumlah tenaga
kerja, pemupukan lahan, pemberian pestisida dan pemeliharaan yang
mempengaruhi produksi budidaya udang windu tambak sistem tradisional.
Berdasarkan uraian latar belakang tersebut, maka peneliti tertarik untuk
meneliti mengenai “Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Produksi
Tambak Udang Windu Sistem Tradisional di Kalimantan Utara”.

1.2 Rumusan masalah


Berdasarkan latar belakang masalah di atas maka rumusan masalah
dalam penelitian ini yaitu, Bagaimanakah pengaruh jumlah bibit, luas lahan
tambak, jumlah tenaga kerja, pemupukan lahan, pesmberian pestisida dan
pemeliharaan. terahadap hasil produksi dari tambak udang windu sistem
tradisional di Wilayah Kabupaten Bulungan dan Tana Tidung?
3

1.3 Tujuan Penelitian


Berdasarkan perumusan masalah yang telah diuraikan diatas, maka
tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh jumlah bibit, luas
lahan tambak budidaya, jumlah tenaga kerja, pemupukan lahan, pemberian
pestisida dan pemeliharaan. terhadap hasil produksi dari tambak udang windu
sistem tradisional di Wilayah Kabupaten Bulungan dan Tana Tidung.

1.4 Manfaat Penelitian


Penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat ganda yaitu, manfaat
secara teorotis maupun praktis:
1.4.1 Manfaat Teoritis
Secara teoritis, hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi
pengetahuan kepada petani tambak udang windu sistem tradisional mengenai
apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi produksi, usaha tambak udang
windu sistem tradisional di Kabupaten Bulungan dan Tana Tidung.
1.4.2 Manfaat Praktis
1. Bagi pembaca, sebagai bahan referensi bagi pengembangan penulisan
selanjutnya dan pengembangan ilmu pengetahuan di waktu yang akan
datang.
2. Bagi petani tambak udang windu, penelitian ini dapat memberikan
informasi untuk mengembangkan usahanya, ataupun dapat mengurangi
faktor yang mempengaruhi produksi pada petani tambak udang windu
yang ada di Wilayah Kabupaten Bulungan dan Tana Tidung.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Landasan Teori
2.1.1 Produksi
Menurut Indra Mahardika (2018), produksi adalah proses
mempergunakan unsur-unsur produksi dengan maksud menciptakan faedah
untuk memenuhi kebutuhan manusia. Terdapat dua kebutuhan manusia yaitu
barang-barang dan jasa. Barang adalah alat penemuan kebutuhan manusia yang
tampak. Jasa adalah alat penemuan kebutuhan manusia yang tidak tampak tapi
dapat dirasa. Sedangkan barang ekonomi adalah barang-barang yang diperoleh
dengan mengorbankan sesuatu.
Menurut Rozalinda (2016), produksi adalah kegiatan manusia untuk
menghasilkan barang dan jasa yang dikemudian dimanfaatkan oleh konsumen.
Secara teknis, produksi adalah proses mentrasformasikan input menjadi output.
Produksi merupakan penyediyaan barang dan jasa dengan memperhatikan nilai
keadailan bagi masyarakat.
Menurut Agung (2008), produksi adalah hasil dari suatu proses atau
aktivitas ekonomi dengan memanfaatkan beberapa masukan (input). Kegiatan
produksi tersebut adalah mengkombinasikan berbagai input untuk
menghasilkan output dan setiap variabel input dan output mempunyai nilai
yang positif.
2.1.2 Teori Produksi
Menurut Sukirno (2016), teori produksi yang sederhana mengambarkan
tentang hubungan diantara tingkat produksi suatu barang dengan jumlah tenaga
kerja yang digunakan untuk menghasilkan berbagai tingkat produksi barang
tersebut. Dalam analisis tersebut dimisalkan bahwa faktor-faktor produksi
lainnya adalah tetap jumlahnya, yaitu modal dan tanah jumlahnya dianggap
tidak mengalami perubahan. Satu-satunya faktor produksi yang dapat diubah
jumlahnya adalah tenaga kerja.
Indra Mahardika (2018), teori produksi dibedakan pada dua pendekatan
yang pertama yaitu, teori produksi dengan satu faktor berubah teori produksi
4
5

menggambarkan tentang hubungan antara tingkat produksi suatu barang


dengan jumlah tenaga kerja yang digunakan untuk menghasilkan berbagai
tingkat produksi barang tersebut. Sedangkan yang kedua yaitu, teori produksi
dengan dua faktor berubah teori produksi menggambarkan tentang hubungan
antara tingkat produksi suatu barang dengan dua jenis faktor produksi (tenaga
kerja dan modal) dapat diubah digunakan untuk menghasilkan berbagai tingkat
produksi tersebut.
Menurut Rozalinda (2016), teori produksi yang sederhana selalu
menggambarkan tentang hubungan diantara tingkat produksi suatu barang
dengan jumlah tenaga kerja yang digunakan untuk menghasilkan berbagai
tingkat produksi barang tersebut. Dalam analisis tersebut dimisalkan, bahwa
faktor-faktor produksi lainnya adalah tetap jumlahnya, yaitu modal, jumlah
tanah, dan teknologi dianggap tidak mengalami perubahan. Satu-satunya faktor
produksi yang dapat diubah adalah tenaga kerja.
2.1.3 Fungsi Produksi
Menurut Sukirno (2016), fungsi produksi hubungan di antara faktor-
faktor produksi dan tingkat produksi yang diciptakan dinamakan fungsi
produksi. Faktor-faktor produksi dikenal juga dengan istilah input dan jumlah
produksi selalu juga disebut sebagai output. Fungsi produksi selalu dinyatakan
dalam bentuk rumus, yaitu seperti berikut:
Q = f (K,L,R,T)
Dimana K adalah jumlah stok modal, L adalah jumlah tenaga kerja dan ini
meliputi berbagai jenis tenaga kerja dan keahlian keusahawan, R adalah
kekayaan alam, sedangkan Q adalah jumlah produksi yang dihasilkan oleh
berbagai jenis faktor produksi tersebut, yaitu secara bersama digunakan untuk
memproduksi barang yang sedang dianalisis sifat produksinya.
Menurut Ali Ibrahim Hasyim (2017), fungsi produksi adalah sumber
daya yang ada dalam perekonomian untuk menghasilkan kapasitas produksi
nasional (barang dan jasa) berasal dari sumber daya manusia, sumber daya
alam, dan sumber daya modal. Ketiga sumber daya secara matamatis
menghasilkan kualitas barang dan jasa.
6

Qm = f(LF,A,K)
Dimana Qm = kualitas barang dan jasa, LF = sumber daya manusia, A =
sumber daya alam, K = sumber daya modal, dan f = fungsi.
Menurut Indra Mahardika (2018), fungsi produksi adalah suatu
hubungan matematis yang mengambarkan suatu cara dimana jumlah dari hasil
produksi tertentu tergantung dari jumlah input tertentu yang digunakan. Suatu
fungsi produksi memberikan keterangan mengenai jumlah output yang
mungkin diharapkan apabila input-input dikombinasikan dalam suatu cara
yang khusus. Fungsi produksi umumnya ditulis sebagai Y = f (X), dimana Y
menunjukan hasil produksi; f sebelum tanda kurung menyatakan ‘tergantung’
yaitu’suatu fungsi dari’; dan huruf X menunjukan suatu input yang digunakan.
Apabila jumlah input yang digunakan lebih dari 1 maka fungsi produksi
tersebut dapat di tuliskan: Y = f(X1,X2…,Xn); di maka X1,X2…Xn
merupakan jenis input yang digunakan.
2.1.4 Faktor Produksi
Menurut Indra Mahardika (2018), Faktor-faktor produksi (sumber daya
alam) adalah benda-benda yang disediakan oleh alam atau diciptakan oleh
manusia yang dapat digunakan untuk memproduksi barang-barang dan jasa-
jasa. Faktor-faktor produksi yang tersedia dalam perekonomian akan
menentukan sampai di mana suatu negara dapat menghasilkan barang dan jasa.
Faktor produksi yang tersedia dalam perekonomian dibedakan menjadi 4 jenis,
yaitu:
1. Tanah dan Sumber Alam
Faktor produksi yang disediakan alam, meliputi tanah, berbagai jenis
barang tambang, hasil hutan dan sumber alam lainnya yang dapat
dijadikan modal. Kekayaan alam meliputi:
1) Tanah dan keadaan iklim.
2) Kekayaan hutan.
3) Kekayaan dibawah tanah (bahan pertambangan).
7

4) Kekayaan air, sebagai sumber tenaga penggerak untuk


pengangkutan, sebagai sumber bahan makanan (perikanan),
sebagai sumber perairan lain-lain.
Keadaan alam, khusus tanah dipengaruhi oleh:
1) Luas tanah
2) Mutu tanah
3) Keadaan iklim
Sumber-sumber alam merupakan dasar untuk kegiatan di sektor
pertanian, kehewanan, perikanan, dan di sektor pertambangan. Sektor-
sektor itu lazim disebut produksi primer (industri pabrik dipandang
sebagai produksi sekunder).
2. Tenaga Kerja
Tenaga kerja adalah semua yang bersedia dan sanggup bekerja.
Golongan ini meliputi yang bekerja untuk kepentingan sendiri, baik
angota-angota keluarga yang tidak menerima bayaran berupa uang
maupun mereka yang bekerja untuk gaji dan upah. Juga yang
menganggur, tetapi yang sederhananya bersedia dan mampu untuk
bekerja.
Berdasarkan umur tenaga kerja dibagi tiga:
1) Penduduk dibawah usia kerja yaitu dibawah 15 tahun.
2) Golongan antara 15 – 64 tahun.
3) Golongan yang sebenarnya melebihi umur kerja, diatas 65 tahun.
Faktor produksi berupa tenaga kerja ini adalah manusia/ SDM
yang mempunyai keahlian dan keterampilan yang dibedakan 3
golongan, yaitu:
1) Tenaga kerja kasar
Tenaga yang tidak berpendidikan atau berpendidikan rendah dan
tidak memiliki keahlian dalam suatu bidang pekerjaan (contoh:
tukang sapu jalanan, kuli bangunan dll).
2) Tenaga kerja terampil
8

Tenaga kerja yang memiliki keahlian dari pelatihan atau


pengalaman kerja (contoh: monir mobil, tukang kayu, perbaikan
TV dan lain-lain).
3) Tenaga kerja terdidik
Tenaga kerja yang memiliki pendidikan cukup tinggi dan ahli
dalam bidang tertentu (contoh: dokter, akuntan, insinyur, dll).
3. Modal
Faktor produksi berupa benda yang diciptakan manusia akan
digunakan untuk memproduksi barang-barang dan jasa-jasa yang
mereka butuhkan (contoh: bangunan pabrik, mesin-mesin dan
peralatan pabrik, alat-alat angkutan, dll). Setiap waktu ada persediaan
barang-barang yang ditanam digudang-gudang atau toko-toko yang
sudah siap untuk dijual. Semua bahan-bahan mentah dan barang-
barang selesai yang ada dalam persediaan tadi disebut stock
(inventory).
4. Keahlian Keusahawanan (pengelolaan)
Faktor produksi ini berbentuk keahlian dan kemampuan usaha untuk
mendirikan dan mengembangkan keterampilan berupa benda yang
diciptakan manusia dan digunakan untuk memproduksi barang-
barang dan jasa-jasa yang mereka butuhkan. Keahlian keusahawanan
meliputi kemahirannya mengkoordinasi berbagai sumber atau faktor
produksi tersebut secara efektif dan efisien, sehingga usahanya
berhasil dan berkembang serta dapat menyediakan barang dan jasa
untuk masyarakat. Tugas pengelolaan adalah untuk mengatur ketiga
faktor produksi diatas untuk kerja sama dalam proses produksi.
Peranan pengelolaan (skills), yaitu memimpin usaha-usaha yang
bersangkutan, mengatur organisasinya dan menaikan mutu tenaga
manusia untuk mempergunakan unsur-unsur modal dana lam dengan
sebaik-baiknya.
9

2.1.5 Bibit
Menurut Candhika (2014), Penebaran dilakukan pada saat suhu udara
masih dingin (pagi atau sore hari), lakukan sesegera mungkin dengan perkiraan
suhu air dalam kantong sama dengan air di tambak, yaitu dengan melakukan
aklimatisasi padat tebar tambak tradisional 1 – 4 ekor/m2.
Menurut Kordi (2011), pada tambak yang dikelola secara ekstensif, padat
penebaran sangat rendah. Persiapan tambak sudah dilakukan dengan
pengeringan, pengapuran dan pemupukan. Penebaran dengan menggunakan
bibit yang ukuran seragam dengan kepadatan 8 – 10 ekor/m2.
Menurut Suyanto (2009), pada tambak tradisional atau sederhana,
kebanyakan udang dipelihara dengan kepadatan rendah, antara 1 – 5 ekor/m2
lantaran pakannya hanya tergantung dari pakan alami yang tumbuh disitu,
pakan tambahan juga tidak diberikan.
Menurut Jimmy (2010), penebaran bibit dilakukan setelah
pemberantasan hama setelah itu di susul dengan pengapuran dan selanjutnya
proses pemupukan kemudian air ditampung selama 3 hari setelah itu baru
melakukan penebaran. Bibit yang baru datang sebelum ditebar di dalam tambak
terlebih dahulu dilakukannya proses adaptasi bibit atau penyesuaian suhu,
kantong plastik bibit dibuka kemudian kantong plastik tersebut diapung
dipermukaan air selama 10 menit setelah itu lakukan penebaran secara
perlahan.
Menurut Widigdo (2013), penebaran bibit yang harus di perhatikan juga
seperti suhu pada air. Kami selalu mengusahakan agar air dalam kantong
pengangkut bibit sama dengan suhu air tambak. Ini dapat dilakukan dengan
mengapungkan kantong bibit dipermukaan air tambak. Selama 30 menit hingga
1 jam. Untuk itulah bibit selalu dilakukan pada pagi hari agar selama
pengadaptasian suhu tersebut tidak terjadi peningkatan suhu air didalam
kantong akibat sengatan matahari. Setelah suhu diperkirakan sama, karet
penutup kantong dibuka dan kemudian dicampurkan air tambak kedalam
kantong plastik perlahan-lahan hingga volume air didalam kantong plastik
10

bertambah + 50 persen. Kemudian tuangkan bibit kedalam tambak secara


perlahan sambil diamati kondisi bibit.
Bibit yang digunakan oleh petani tambak udang windu yang ada di
Kabupaten Bulungan dan Tana Tidung adalah bibit lokal dan membelinya
dipenjualan pembibitan yang ada di Kota Tarakan.
2.1.6 Luas Lahan
Menurut Jimmy Cahyadi (2010), lahan merupakan penentu dari faktor
produksi komoditas pertanian. Secara umum dikatakan, semakin luas lahan
(yang digarap/ditanami), maka semakin besar jumlah produksi yang dihasilkan
oleh lahan tersebut. Lahan sebagai salah satu faktor produksi yang merupakan
pabriknya hasil pertanian yang mempunyai kontribusi yang cukup besar dalam
usaha tani.
Menurut Daniel (2004), lahan adalah tanah yang digunakan untuk usaha
pertanian. Penggunaan lahan sangat tergantung pada keadaan dan lingkungan
lahan berada. Lahan Tambak adalah sebuah kolam yang dibangun untuk
membudidayakan udang, baik udang air tawar, air payau, maupun air asin.
Udang merupakan salah satu jenis hewan penyaring sehingga kualitas air
(Keasaman dan kadar garam) sangat menentukan hasil yang didapatkan oleh
petambak. Lahan sebagai sarana produksi merupakan bagian dari faktor
produksi. Luas penguasaan lahan Tambak merupakan sesuatu yang sangat
penting dalam proses produksi ataupun usahatani dan usaha pertanian. Dalam
usaha tani misalnya pemilikan atau penguasaan lahan sempit sudah pasti
kurang efisien dibanding lahan yang lebih luas. Semakin sempit lahan usaha,
semakin tidak efisien usaha tani yang dilakukan.
Menurut Suyanto (2009), bentuk dan petakan tambak berukuran tidak
teratur, luasnya antara 3 – 10 ha/petak. Biasanya setiap perpetakan mempunyai
saluran keliling (caren) selebar 5 – 10 m di sepanjang keliling petakan sebelah
dalam. Kadang-kadang di bagian tengah (pelataran) dibuat saluran (caren) dari
sudut ke sudut (diagonal). Ke dalaman caren 30 – 50 cm. bagian pelataran
hanya dapat berisi air 30 – 40 cm saja.
11

Luas lahan juga sebagai sarana atau wadah produksi budidaya tambak
udang sistem tradisional yang ada di Wilayah Kabupaten Bulungan dan Tana
Tidung luas lahan juga merupakan bagian dari faktor produksi. Luas
penguasaan lahan Tambak merupakan sesuatu yang sangat penting dalam
proses produksi budidaya udang windu secara tradisional karna sistem ini lebih
menghandalkan luas lahan berbeda dengan tambak modern atau insentif yang
tidak mengandalkan luas lahannya.
2.1.7 Tenaga Kerja
Menurut Rozalinda (2016), tenaga kerja adalah segala kegiatan manusia
baik jasmani maupun rohani yang dicurahkan dalam proses produksi untuk
menghasilkan barang dan jasa maupun faedah suatu barang. Tenaga kerja
merupakan faktor produksi yang diakui oleh setiap sistem ekonomi baik
ekonomi islam, kapitalis, dan sosialis.
Menurut Soekarwati (2013), setiap proses produksi diperlukan tenaga
kerja yang cukup memadai. Jumlah tenaga kerja yang diperlukan perlu
disesuaikan dengan kebutuhan sampai tingkat tertentu sampai jumlahnya
optimal. Jumlah tenaga kerja yang diperlukan ini memang masih banyak
dipengaruhi dan dikaitkan dengan kualitas tenaga kerja, jenis kelamin,
musiman dan upah tenaga kerja.
Menurut UU No. 13 Bab 1 pasal 1 ayat 2 tahun 2003 tentang
ketenagakerjaan, tenaga kerja adalah setiap orang yang mampu melakukan
pekerjaan guna menghasilkan barang dan/atau jasa baik untuk memenuhi
kebutuhan sendiri maupun untuk masyarakat.
Menurut Mulyadi (2014), tenaga kerja adalah penduduk dalam usia kerja
(berusia 15-65 tahun) atau jumlah seluruh penduduk dalam suatu negara yang
dapat memproduksi barang dan jasa. Jika ada permintaan terhadap tenaga kerja
mereka mau berpatisipasi dalam aktivitas tersebut.
2.1.8 Pemupukan Lahan
Menurut Rusmiyati (2013), pemupukan dalam kegiatan budidaya udang
harus diberi pemupukan. Pemupukan dimaksudkan untuk mempercepat
pertumbuhan pakan alami. Jenis pakan alami yang baik untuk udang windu
12

adalah kelekap, karna kelekap terdiri dari tiga campuran alga / ganggang dan
berbagai binatang rentik seperti pemupukan pada dasar tambak dapat
menumbuhkan kelekap, dan pemupukan pada air dapat menumbuhkan
plankton, dan terakhir pemupukan lumut dapat menumbuhkan lumut yang
diperlukan untuk proses pembesaran udang.
Menurut Candhika (2014), pemupukan tanah dasar dengan
menggunakan pupuk organik. Pupuk organik berasal dari tanaman atau kotoran
hewan yang telah diberi pelakuan dan teksturnya seperti tanah serta tidak
berbau lagi. Pupuk ditebar merata di seluruh dasar tambak dengan dosis
500kg/ha. Fungsinya memperbaiki tekstur tanah. Selain itu pupuk organik yang
telah terfementasi ini berfungsi sebagai pakan untuk zooplankton. Kelipatan
zooplankton cukup, menjadi pakan alami bibit udang windu yang akan ditebar.
Menurut Widigdo (2013), pemupukan ditambak, pertama melarutkan
terlebih dahulu pupuk tersebut. Rendamlah pupuk urea di ember yang terpisah
dengan menggunakan air tambak secukupnya. Bila pupuk sudah larut
kemudian larutkan ke dalam tambak dipetak yang baru saja diisi air. Dengan
perlakuan tersebut diatas, air akan berwarna hijau kekuningan atau kecoklatan
4 hari setelah aplikasi pupuk dasar dan akan menjadi lebih pekat 3 hari
kemudian setelah diaplikasikan pupuk susulan. Kemudian pada saat tersebut
air telah siap menerima bibit.
Menurut Soetomo (2000), Pemupukan dimaksudkan untuk
meningkatkan kesuburan tanah, yang mengakibatkan suburnya makanan alami
bagi udang windu, terutama berupa klekap, lumut yang tumbuh pada pelataran
tambak maupun yang hidup sebagai plankton. Hal ini mengingat udang akan
cepat besar bila mana di dalam tambak tersedia makanan yang bermutu dan
dalam jumlah yang cukup.
2.1.9 Pemberian pestisida
Pemberian pestisida juga dilakukan oleh petani tambak udang windu
sistem tradisional yang berada di Wilayah Kabupaten Bulungan dan Tana
Tidung ini agar mengurangi hama yang memakan udang windu pada saat
pemeliharaan didalam tambak. Pestisida yang digunakan oleh petani tambak
13

ini adalah saponin sebagai pembersih hama dari tambak budidaya yang berada
di Wilayah Kabupaten Bulungan dan Tana Tidung. Bagi petani budidaya udang
windu pemberian saponin ini agar ikan-ikan yang memakan udang windu di
dalam tambak akan mati dan dapat mengurangi hama sehingga pemeliharaan
udang windu di dalam tambak lebih aman dan bisa meningkatkan hasil
produksi.
Menurut Anto (2014), penggunaan racun juga digunakan sebagai alat
untuk membasmi hama pada tambak. Saponin adalah salah satu racun tambak,
dengan dosis 150-200 kg per ha tambak akan dapat secara efektif membunuh
ikan-ikan buas dan karena racun saponin bereaksi 50 kali lebih kuat terhadap
ikan dari pada terhadap udang, maka saponin akan meracuni dan memberantas
ikan-ikan ditambak, tanpa mempengaruhi udang yang di pelihara.
Menurut Mustafa (2007), pemberantasan hama awal dengan
menggunakan pestisida organik yaitu saponin secara nyata berpengaruh
terhadap produktivitas tambak. Peningkatan dosis saponin juga dapat
meningkatkan produktivitas tambak. Ada pembudidaya yang hanya
mengaplikasikan saponin sebanyak 11 kg/ha dan hanya diaplikasikan pada
saluran keliling, sehingga peluang munculnya hama seperti ikan mujair cukup
besar yang pada akhirnya menjadi penyaing bagi organisme akuatik yang
dipelihara.
Menurut Ruzkiah (2013), pemanfaatan saponin pada tambak adalah
untuk pembasmian hama yang bertujuan membunuh benih ikan liar yang
terlanjur masuk ke dalam tambak atau tandon. Namun ada beberapa hal penting
yang harus diperhatikan dalam pembasmian hama di dalam tambak yaitu
pembasmian hama dilakukan setelah beberapa hari (4 hari) sejak pengisian air,
untuk menjamin telur dari hama telah menetas, sehingga meningkatkan
efektivitas pemusnahan hama.
2.1.10 Pemeliharaan
Menurut Candhika (2014), pemeliharaan tambak dengan monitoring
kualitas air buangan didepan pintu air masuk dan mulut sungai secara rutin
setiap bulan. Pastikan sampah terkumpul dan sediakan tempat pembuangan
14

sampah. Pembuangan limbah beracun, berbahaya dan berbau contohnya


mercury pada batrai. Tidak melakukan pembasmian rumput pada tanggul
selama proses pemeliharaan udang. Hindari melakukan penggalian tanah pada
saat pemeliharaan udang berlangsung karna akan melepaskan kandungan besi
tanah dan menurunkan ph perairan. Lakukan penanaman mangrove pada
pematang tambak dengan jenis tanaman yang sesuai sehingga tidak merusak
konstruksi pematang dan tidak memicu hewan pembawa penyakit untuk
tinggal diarea pematang.
Menurut Widigdo (2013), pemeliharaan tambak dalam proses budidaya
udang perlunya pembersihan dilakukan dengan jalan pengeringan,
pengangkatan lumpur, dan pengapuran. Salah satu kriteria utama untuk
menyatakan apakah perlakuan-perlakuan tersebut dianggap cukup, dan dasar
tambak telah siap diairi adalah dengan mengukur Ph dan redoks potensial tanah
dasar.
Menurut Soetomo (2000), Dalam usaha mempertahankan kehidupan dan
memacu pertumbuhan udang diperlukan pemenuhan segala kebutuhan yang
sesuai dengan sifat biologis udang windu dan adanya lingkungan yang
menunjang sehingga udang windu merasa aman, tenang, dan berkecukupan
dalam hidupnya.
Menurut Laura Febrina (2006), Pemeliharaan petak tambak dikuras
airnya kemudian tanah dasar diangkat lumpurnya dan di “teplok” pada sisi-sisi
tanggul. Hal ini dilakukan untuk menutup kemungkinan adanya lubang-lubang
perembesan sekaligus untuk memperbaiki tanggul. Setelah lumpur diangkat,
tanah dasar tambak dan pelataran tambak diratakan dan digemburkan dengan
menggunakan cangkul. Setelah itu, lahan tambak dijemur selama 1 minggu.

2.2 Tinjauan Empiris


1. Rizki Utami, Tavi Supriana, Rahmanta Ginting (2014), dengan judul
Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Produksi Tambak Udang Sistem
Ekstensif Dan Sistem Intensif studi kasus Kecamatan Secanggang, Kabupaten
Langkat. Tujuan penelitian ini adalah untuk (1) Menganalisis perbedaan biaya
15

produksi budidaya tambak udang sistem ekstensif dan sistem intensif, (2)
Menganalisis perbedaan pendapatan budidaya tambak udang sistem ekstensif
dan sistem intensif dan (3) Menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi
produksi tambak udang sistem ekstensif dan sistem intensif di daerah penelitian.
Metode pengambilan sampel yang digunakan adalah Metode Sensus, yaitu
seluruh populasi merupakan sampel dalam penelitian, dengan ukuran sampel
adalah 23 petambak.
Penelitian ini menggunakan analisis uji beda rata-rata (Independent Sample
T Test) dan analisis regresi linier berganda dengan metode estimasi OLS
(Ordinary Least Square). Dari hasil penelitian diperoleh: (1) biaya produksi
budidaya tambak udang sistem intensif lebih tinggi dibandingkan biaya produksi
budidaya tambak udang sistem ekstensif, (2) pendapatan budidaya tambak udang
sistem intensif lebih tinggi dibandingkan pendapatan budidaya tambak udang
sistem ekstensif dan (3) luas lahan, pakan, padat tebar, tenaga kerja dan teknologi
berpengaruh nyata terhadap produksi tambak udang sistem ekstensif dan sistem
intensif.
2. Bima Dwi Fortuna, Lily Fauzia, Salmiah (2012), dengan judul Analisis
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Produksi Budidaya Tambak Udang Sistem
Alam (Studi Kasus: Kelurahan Belawan Sicanang, Kecamatan Medan Belawan,
Kota Medan, Provinsi Sumatra Utara). Tujuan penelitian ini adalah untuk
mengidentifikasi proses budidaya tambak udang sistem alam, untuk
menganalisis biaya produksi dan pendapatan usaha budidaya tambak udang dan
untuk menganalisis faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi produksi tambak
udang sistem alam. Metode analisis data menggunakan metode deskriptif dan
metode Regresi Linier Berganda. Hasil penelitian diperoleh: Proses Budidaya
tambak udang sistem alam terdiri dari pengolahan lahan, pemberian pestisida,
pemupukan, pemeliharan, pemberi pakan dan pemanenan. Secara parsial (t-
hitung); luas lahan dan pakan berpengaruh nyata terhadap produksi udang sistem
alam. Sedangkan pendidikan, pengalaman dan padat penebaran tidak
berpengaruh nyata terhadap produksi udang sistem alam. Secara serempak (F-
hitung) semua variabel bebas berpengaruh nyata terhadap produksi udang sistem
16

alam, R2 sebesar 0,662, hal ini menujukkan bahwa sebesar 66,2% variabel
terikat (produksi) dapat dijelaskan oleh variabel bebas (pendidikan, pengalaman,
luas lahan, padat penebaran, pakan). Sedangkan sisanya 33,8% dipengaruhi oleh
variabel bebas lainnya yang belum dimasukkan kedalam model.
3. Wa Yuni, Budiyanto, dan Irdam Riani (2018), dengan judul Faktor-faktor
yang Mempengaruhi Produksi Budidaya Udang Vaname (Litopenaeus
vannamei) di Kecamatan Tinanggea Kabupaten Konawe Selatan. Penelitian ini
bertujuan untuk menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi produksi
budidaya udang vaname di Kecamatan Tinanggea Kabupaten Konawe Selatan.
Penelitian dilaksanakan di Desa Asingi dan Desa Panggoosi Kecamatan
Tinanggea. Penentuan sampel menggunakan teknik sampel acak sederhana
sebanyak 40 orang pembudidaya udang vaname. Data diperoleh melalui
wawancara dengan menggunakan kuesioner. Analisis data menggunakan regresi
non linier. dengan tingkat signifikan α = 0,1. Hasil analisis menunjukkan bahwa
faktor-faktor produksi budidaya udang vaname yang secara simultan
berpengaruh nyata terhadap hasil produksi budidaya udang vaname adalah input
jumlah benur, luas lahan, pakan, pupuk, tenaga kerja (HKP) dan teknik
budidaya. Secara parsial input jumlah benur dan tenaga kerja (HKP)
berpengaruh nyata, namun input luas lahan, pakan, pupuk dan teknik budidaya
berpengaruh tidak nyata terhadap produksi budidaya udang vaname.
4. Wira (2010), dengan judul Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi
Produksi Udang Windu di Kecamatan Bengkalis Kabupaten Bengkalis. Tujuan
dari penelitian ini adalah untuk mengetahui secara empiris apakah tenaga kerja
mempengaruhi tingkat produksi udang windu, untuk mengetahui secara empiris
apakah mesin dan teknologi mempengaruhi produksi udang windu, untuk
mengetahui secara empiris apakah bahan baku mempengaruhi tingkat produksi
udang windu, untuk mengetahui secara empiris apakah pengawasan
mempengaruhi tingkat produksi udang windu. Dalam penelitian ini
menggunakan sumber data primer dan sekunder dengan populasi sebanyak 176
orang karyawan dan sebagai sampel sebanyak 64 orang yang diambil dengan
menggunakan metode Random Sampling yaitu pengambilan sampel yang
17

dilakukan secara acak. Analisis data yang digunakan adalah analisis deskriptif
kuantitatif. Untuk mempengetahui besarnya hubungan variabel bebas dengan
variabel terikat digunakan model analisis Regresi Linear Berganda. Dari
penelitian ini yang dilakukan dengan uji statistik, dapat disimpulkan bahwa
variabel bebas dalam penelitian ini memiliki hubungan yang cukup erat dengan
variable terikat.
R2 sebesar 0.230 artinya yang menunjukan sebesar 23% variabel terikat
yang dapat dijelaskan oleh variabel bebas, sedangkan sisanya 77% di pengaruhi
oleh variabel bebas lainnya yang belum dimasukan kedalam model. Produksi
udang windu dipengaruhi oleh empat variabel dalam penelitian ini. Dengan
menggunakan alat bantu komputer SPSS versib 15 maka, Selanjutnya dilakukan
juga uji parsial (uji-t) Adapun t-hitung dari masing masing variabel adalah
tenaga kerja (X1) 1.513, mesin dan teknologi (X2) 1.297, bahan baku (X3) -
2.848, pengawasan (X4) 1.515. faktor yang mempengaruhi paling besar adalah
tenaga kerja sedangkan faktor bahan baku tidak berpengaruh positif.
5. Erni Mulyani (2015), dengan judul Analisis Faktor-Faktor Produksi Usaha
Budidaya Udang Vaname pada Perusahaan Budidaya Ikan di Provinsi Jawa
Timur tahun 2015. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis faktor-faktor
produksi yang memengaruhi usaha budidaya udang vaname di perusahaan
budidaya ikan di Jawa Timur. Faktor-faktor produksi yang dimaksud adalah
tenaga kerja, luas tambak, banyak benih dan banyak pakan yang digunakan
untuk budidaya udang. Penelitian ini menggunakan data hasil Survey
Perusahaan Budidaya Ikan tahun 2015. Metode analisis yang digunakan adalah
analisis Regresi Linier Berganda dengan pendekatan fungsi produksi Cobb-
Douglas. Hasil analisis memperlihatkan bahwa banyak pakan dan banyak benih
yang ditebar merupakan faktor yang berpengaruh signifikan pada produksi
udang vaname, sedangkan luas tambak dan tenaga kerja tidak berpengaruh
signifikan pada produksi udang vaname.
6. Akhmad Mustafa, dan Erna Ratnawati (2007), dengan judul Faktor-faktor
Dominan yang Mempengaruhi Produktivitas Tambak di Kabupaten Pinrang,
Sulawesi Selatan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor
18

dominan yang berpengaruh terhadap produktivitas tambak di Kabupaten


Pinrang. Metode digunakan yaitu Regresi Berganda. Metode penelitian yang
diaplikasikan adalah metode survai, termasuk untuk mendapatkan data primer
dari produksi, status pembudidaya dan pengelolaan tambak yang dilakukan
melalui pengajuan kuisioner kepada responden secara terstruktur. Pada
penelitian ini dilakukan pengamatan dan pengukuran 79 peubah, ternyata hanya
37 peubah di antaranya yang secara nyata dapat digunakan untuk memprediksi
produktivitas tambak di Kabupaten Pinrang. Nilai R2 yang didapatkan adalah
0,99 yang menunjukkan bahwa 99% produktivitas tambak di Kabupaten Pinrang
dapat dijelaskan oleh 37 peubah tersebut dan hanya 1% produktivitas tambak
ditentukan oleh peubah lainnya. produksi tambak (Y), tekstur tanah (X1),
konsentrasi PO4 tanah (X2), umur pembudidaya tambak (X3), tinggi pematang
(X4), perbaikan pintu air (X5), ukuran bandeng yang ditebar (X6), persentase
ganti air (X7), bulan penebaran (X8), konsentrasi Fe air (X9), lama pengeringan
dasar tambak (X10), padat penebaran udang windu (X11), dosis pupuk SP-36
susulan (X12), konsentrasi padatan tersuspensi total air (X13), dosis pupuk KCl
awal (X14), waktu penebaran (X15), pH f tanah (X16), TAA (total actual acidity)
tanah (X17), pemberantasan hama awal (X18), sistem ganti air (X19), dosis pupuk
urea susulan (X20), asal mula lahan (X21), jumlah pintu air tambak (X22), luas
tambak (X23), suhu air (X24), konsentrasi PO4 air (X25), jumlah tenaga kerja
(X26), keduk teplok (X27), pH air (X28), dosis kapur susulan (X29), konsentrasi
NO2 air (X30), tinggi air (X31), status pemilikan lahan (X32), bahan pintu air (X33),
dosis pupuk urea awal (X34), jumlah tanggungan pembudidaya tambak (X35), pHf
–pHFox tanah (X36), konsentrasi Fe tanah (X37). Dari sembilan peubah faktor
status pembudi daya, ternyata hanya 4 peubah yang dapat mempengaruhi secara
nyata produktivitas tambak di Kabupaten Pinrang yaitu: umur pembudi daya,
jumlah tenaga kerja yang digunakan dalam budi daya tambak, status pemilikan
lahan tambak, dan jumlah tanggungan dari pembudi daya tambak. Dari 11
peubah faktor kondisi tambak hanya 5 peubah asal lahan tambak, luas tambak,
jumlah pintu air, bahan dari pintu air, dan tinggi pematang tambak yang
berpengaruh nyata terhadap produktivitas tambak. Di antara 31 peubah
19

pengelolaan tambak, ada 16 peubah di antaranya yang memberikan pengaruh


yang nyata terhadap produksi tambak. Peubah tersebut meliputi: pengeringan
dasar tanah tambak, keduk teplok, perbaikan pintu air, pemberantasan hama
awal, pemupukan urea awal, pemupukan KCl awal, padat penebaran udang
windu, ukuran bandeng yang ditebar, bulan penebaran, waktu penebaran, tinggi
air, persentase ganti air, sistem ganti air, pemupukan urea susulan, pemupukan
SP-36 susulan, dan pengapuran susulan. Dari 11 peubah kualitas air, ternyata
hanya 6 peubah di antaranya yang memberikan pengaruh yang nyata terhadap
produksi tambak yaitu, konsentrasi Fe air, kosentrasi padatan tersuspensi total
air, suhu air, konsentrasi PO4, pH air, konsentrasi NO2 air. Dari 17 peubah
kualitas tanah, ternyata hanya 6 peubah di antaranya yang memberikan pengaruh
yang nyata terhadap produksi tambak di Kabupaten Pinrang dengan urutan dari
yang paling besar pengaruhnya yaitu: tekstur, PO4, pHF, TAA, pHF-pHFOX, n
Fe tanah.

2.3 Definisi Konsep


Untuk memberikan gambaran secara jelas dalam penelitian ini, maka di
definisikan konsepnya sebagai berikut:
1. Produksi (Y)
Produksi adalah proses mempergunakan unsur-unsur produksi dengan
maksud menciptakan faedah untuk memenuhi kebutuhan manusia (Agung
2008, Rozalinda 2016, Indra Mahardika 2018).
2. Bibit (X1)
Pada tambak yang dikelola secara ekstensif, padat penebaran bibit sangat
rendah (Suyanto 2009, Jimmy 2010, Kordi 2011, Widigdo 2013, Candhika
2014).
3. Luas Lahan (X2)
Lahan merupakan penentu dari faktor produksi komoditas pertanian (Daniel
2004, Suyanto 2009, Jimmy 2010).
20

4. Tenaga Kerja (X3)


Tenaga kerja adalah segala kegiatan manusia baik jasmani maupun rohani
yang dicurahkan dalam proses produksi untuk menghasilkan barang dan
jasa maupun faedah suatu barang (Soekarwati 2013, Mulyadi 2014,
Rozalinda 2016).
5. Pemupukan lahan (X4)
Pemupukan dimaksudkan untuk mempercepat pertumbuhan pakan alami
(Soetomo 2000, Widigdo 2013, Rusmiyati 2013, Candhika 2014).
6. Pemberian pestisida (X5)
Pemberantasan hama awal dengan menggunakan pestisida peningkatan
dosis saponin juga dapat meningkatkan produktivitas tambak (Mustafa
2007, Ruzkiah 2013, Anto 2014).
7. Pemeliharaan (X6)
Pemeliharaan tambak dalam proses budidaya udang perlunya pembersihan
dilakukan dengan jalan pengeringan, pengangkatan lumpur, dan pengapuran
(Soetomo 2000, Laura Febrina 2006, Widigdo 2013, Candhika 2014).

2.4 Hipotesis
Berdasarkan kajian teori dan penelitian yang relevan, maka hipotesis
dalam penelitian ini yaitu, diduga bahwa jumlah bibit, luas lahan, jumlah
tenaga kerja, pemupukan lahan, pemberian pestisida dan pemeliharaan
mempengaruhi produksi budidaya udang windu tambak sistem tradisional yang
ada di Wilayah Kabupaten Bulungan dan Tana Tidung.

2.5 Kerangka Penelitian


Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui seberapa besar faktor
pengaruh tingkat bibit, luas lahan tambak, jumlah tenaga kerja, pemupukan
lahan, pemberian pestisida dan pemeliharaan pada produksi budidaya udang
windu tambak sistem tradisional di Wilayah Kabupaten Bulungan dan Tana
Tidung.
21

Jumlah Bibit
(X1)

Luas Lahan
(X2)

Jumlah tenaga Kerja


Produksi
(X3)
(Y)
Pemupukan Lahan
(X4)

Pemberian Pestisida
(X5)

Pemeliharaan
(X6)

Gambar 2.1 Kerangka Penelitian


BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Desain Penelitian
Metode pendekatan yang dilakukan dalam penelitian ini yaitu metode
pendekatan kuantitatif. Metode kuantitatif dilakukan dengan cara
mengumpulkan data berupa angka. Data yang berupa angka tersebut kemudian
diolah dan dianalisis untuk mendapatkan suatu informasi ilmiah dibalik angka-
angka tersebut (Martono, 2012).
Alat ukur dalam penelitian kuantitatif adalah kuesioner, dan dokumentasi
untuk memperoleh data dari petani tambak udang windu, jumlah bibit, luas
lahan tambak, jumlah tenaga kerja, pemupukan lahan, pemberian pestisida, dan
pemeliharaan terhadap pada hasil produksi tambak udang windu sistem
tradisional di Wilayah Kabupaten Bulungan dan Tana Tidung.
Penelitian ini mengunakan metode analisis regresi linier berganda
dimana untuk mengetahui hubungan dan pengaruh variabel bebas
(Independent) dan varibel terikat (Dependent). Penelitian ini terdiri dari enam
variabel bebas (Independent) yaitu bibit (X1), luas lahan tambak udang (X2),
jumlah tenaga kerja (X3), pemupukan lahan (X4), pemberian pestisida (X5) dan
pemeliharaan (X6). Sedangkan variabel terikat (Dependent) adalah produksi
tambak udang windu (Y).

3.2 Objek, Lokasi Penelitian, Dan Waktu Penelitian


Objek dalam penelitian ini adalah petani tambak udang windu yang
mempunyai lahan di Wilayah Kabupaten Bulungan dan Tana Tidung dan
petani tambak tersebut yang berdomisili di Kota Tarakan. Penelitian ini
berlokasi di Kota Tarakan yang melibatkan petani tambak udang windu yang
berdomisili di Kota Tarakan, Penelitian ini untuk mengetahui pengaruh bibit,
luas lahan, jumlah tenaga kerja, pemupukan lahan, pemberian pastisida dan
pemeliharaan terhadap tambak udang windu sistem tradisional yang ada di
Wilayah Kabupaten Bulungan dan Tana Tidung. Penelitian ini telah dilakukan
pada bulan juni dan juli selama dua bulan 2019.

22
23

3.3 Populasi Dan Sampel


Populasi merupakan salah satu unsur penting dalam penelitian. Populasi
adalah sekumpulan objek penelitian yang menjadi pusat perhatian peneliti
untuk memperoleh berbagai data atau informasi yang dibutuhkan. Pengertian
populasi menurut Sugiyono (2009), Populasi adalah wilayah generalisasi yang
terdiri atas obyek subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu
yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik
kesimpulannya. Populasi dalam penelitian ini adalah petani budidaya udang
windu tambak sistem tradisional yang berdomisili di Kota Tarakan. Menurut
survei yang dilakukan oleh peneliti petani budidaya udang windu di kedua
kabupaten ini berjumlah 110 orang yang dijadikan populasi dalam penelitian
ini.
Menurut Sugiyono (2009), Untuk penelitian, sampel adalah bagian-
bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi. Sampel
merupakan bagian dari populasi, dalam menentukan sampel sebenarnya ada
ketentuan untuk berapa persen atau berapa sampel yang harus diambil dari
populasi yang ada. Jumlah populasi dari kedua kabupaten ini berjumlah 110
orang petani budidaya udang windu yang berdomisili di Kota Tarakan yang
masih aktif. Peneliti ini mengambil sampel dengan mengunakan rumus Slovin.
𝑁
𝑛 = 1+ 𝑁𝑒 2 Dimana : n = Jumlah Sampel

N = Jumlah Populasi
e = Tingkat Kesalahan 10%
Berdasarkan rumus slovin maka perhitungan untuk menentukan sampel
dalam penelitian ini sebagai berikut :
110
𝑛 = 1+ 110 (0,1)2
110
𝑛 = 1+(110×0,01)
110
𝑛 = 1+1,1
24

110
𝑛= 2,1

𝑛 = 52,38

Dari hasil perhitungan diatas maka dapat diketahui jumlah sampel dalam
penelitian ini sebanyak 52 sampel. Teknik pengambilan sampel dengan
menggunakan metode Random Sampling, yaitu pengambilan yang dilakukan
secara acak.

3.4 Data Penelitian


3.4.1 Jenis Dan Sumber Data
Berdasarkan judul yang dipilih oleh penulis maka jenis data yang akan di
perlukan oleh penulis dalam melakukan penelitian yaitu:
1. Data Sekunder
Data sekunder merupakan sumber data penelitian yang diperoleh peneliti
secara tidak langsung melalui media perantara (diperoleh dan dicatat oleh
pihak lain). Data sekunder umumnya berupa bukti, catatan atau laporan
historis yang telah tersusun dalam arsip (data dokumenter) yang
dipublikasikan dan yang tidak dipublikasikan. Dalam hal ini data diambil dari
Badan Pusat Statistik Kalimantan Utara.
2. Data Primer
Data Primer merupakan sumber data penelitian yang diperoleh secara
langsung dari sumber aslinya tanpa melalui perantara. Data primer diambil
melalui membagikan kuesioner. Dalam penelitian ini yang menjadi
narasumber adalah Petani tambak udang windu yang tinggal di Kota Tarakan
yang mempunyai usaha budidaya udang windu di wilayah Kabupaten
Bulungan dan Tana Tidung.
3.4.2 Teknik Pengumpulan Data
Penelitian ini menggunakan sumber data yang diperoleh secara lisan dan
tertulis. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini
meliputi:
25

1. Kuesioner
Kuesioner adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara
memberi pertanyaan tertulis kepada responden untuk dijawab. Pada penelitian
ini, kuesioner digunakan untuk mengambil data tentang jumlah bibit, luas lahan
tambak, jumlah tenaga kerja, pemupukan lahan, pemberian pestisida dan
pemeliharaan.
2. Dokumentasi
Dokumentasi digunakan untuk memperoleh informasi tentang situasi pada
waktu pengambilan data dari petani tambak udang windu, serta informasi
lainnya yang tercatat dalam bentuk lainnya yang berupa catatan, agenda, dan
gambar. Dokumentasi digunakan untuk melengkapi data yang telah diperoleh
melalui kuesioner dan wawancara dengan cara meminta data kepada pihak-
pihak yang terkait baik berupa arsip atau dokumen.

3.5 Definisi Operasional Dan Pengukuran Variabel


Definisi operasional adalah definisi yang didasarkan atas sifat-sifat
variabel yang diamati, Secara operasional variabel dalam penelitian ini dapat
didefinisikan sebagai berikut:
1. Produksi
Produksi tambak udang windu di Wilayah Kabupaten Bulungan dan Tana
Tidung yang menghasilkan hasil produksi/hasil panen. Produksi
dinyatakan dalam satuan Hasil panen (kg), yang dinyatakan dengan
variabel Y.
2. Penebaran Bibit
Menunjukan bahwa bibit yang digunakan oleh petani budidaya udang
windu ini yaitu bibit lokal yang digunakan pada petani budidaya udang
windu sistem tradisional yang ada di wilayah Kabupaten Bulungan dan
Tana Tidung. Satuan yang digunakan adalah (ekor). Variabel yang
digunakan dalam tingkat bibit ini adalah X1.
26

3. Luas Lahan
Luas lahan yaitu jumlah lahan untuk usaha produksi tambak udang di
Kabupaten Bulungan dan Tana Tidung. Dalam penelitian ini peneliti
mengunakan lahan tanpa memandang dari mana diprolehnya atau status
tanah tersebut. luas lahan yang digunakan per kegiatan untuk usaha tambak
dalam satuan hektare (ha). Variabel yang digunakan dalam tingkat luas
lahan adalah X2.
4. Jumlah Tenaga Kerja
Jumlah tenaga kerja yang terlibat dalam oprasi budidaya ini selama satu
priode atau satu kali panen. Satuan yang digunakan satuan (jiwa). Variabel
yang digunakan dalam tenaga kerja adalah X3.
5. Pemupukan Lahan
Pemupukan agar tingkat kesuburan lahan tambak atau dasar tambak dapat
subur sehingga dapat menumbuhkan makanan alami pada udang. Satuan
yang digunakan (kg). variabel yang digunakan dalam pemupukan lahan
adalah X4.
6. Pemberian Pestisida
Untuk mengurangi hama udang yang ada didalam tambak petani tambak
mengunakan pestisida agar udang didalam tambak lebih sehat dari hama.
Satuan yang digunakan (kg). Variabel yang digunakan dalam pemberian
pestisida adalah X5.
7. Pemeliharaan
Untuk memelihara kondisi tambak yang mempengaruhi produksinya
seperti penutupan bocor tanggul, pembersihan siput, pembersihan lumut.
Satuan yang digunakan (Jam). Variabel yang digunakan dalam
pemeliharaan ini adalah X6.

3.6 Metode Analisis


Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis
regresi linier berganda dilakukan dengan bantuan komputerisasi menggunakan
program Eviews 9. Analisis regresi ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh
27

variabel independen terhadap variabel dependen baik secara persial maupun


secara simultan. Sebelum melakukan uji linier berganda, metode
mensyaratkan untuk melakukan uji asumsi klasik guna mendapatkan hasil yang
baik. Tujuan pemenuhan asumsi klasik ini dimaksudkan agar variabel bebas
sebagai estimator atas variabel terikat tidak bias (Ghozali, 2011).
3.6.1 Uji Asumsi Klasik
Uji asumsi klasik dilakukan karna model regresi perlu memperhatikan
adanya penyimpangan-penyimpangan atas asumsi klasik, karna pada dasarnya
uji asumsi klasik tidak terpenuhi maka variabel-variabel yang menjelaskan
akan tidak efisien. Pengujian asumsi klasik dalam penelitiian ini meliputi uji
normalitas, dan uji heteroskedastisitas dan apakah data dalam penelitian ini
sudah dalam berdistribusi secara normal atau belum (Widarjono, 2005).
1. Uji Normalitas
Uji normalitas untuk menguji apakah nilai residual pada model persamaan
regresi terdistribusi normal atau tidak. Uji normalitas residual metode OLS
secara formal dapat dideteksi dengan metode dikembangkan oleh Jarque-
Bera. Pengujian ini dilakukan dengan melihat nilai Jarque-Bera (J-B Test).
Kriteria pengujian distribusi data dengan metode ini adalah sebagai berikut:
a. Uji hipotesis
H0 : nilai residual berdistribusi normal
Ha : nilai residual tidak berdistribusi normal
b. Pada output Eviews adalah sebagai berikut
1) Jika nilai prob. J-B > (0,1), Maka nilai residual berdistribusi normal
(terima H0, tolak Ha).
2) Jika nilai prob. J-B < (0,1), Maka nilai residual tidak berdistribusi
normal (terima Ha, tolak H0).
2. Uji Multikolinearitas
Menurut Ghozali (2006), deteksi multikolinearitas bertujuan untuk
mendeteksi apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel
bebas (independent). Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi
korelasi diantara variabel independen. Jika variabel independen saling
28

berkorelasi, maka variabel-variabel ini tidak orthogonal. Variabel orthogonal


adalah variabel independen yang nilai korelasi antar sesama variabel
independen sama dengan nol. Untuk mendeteksi ada atau tidaknya
multikolinearitas dalam model regresi adalah sebagai berikut:
1. Nilai R2 yang dihasilkan oleh suatu estimasi model regresi sangat tinggi,
tetapi secara individual variabel-variabel bebas tidak signifikan
mempengaruhi variabel terikat.
2. Menganalisis matriks korelasi variabel-variabel bebas. Jika antar
variabel bebas ada korelasi yang cukup tinggi (umumnya di atas 0,90)
mengindikasikan ada multikolinearitas. Tidak adanya korelasi yang
tinggi antar variabel independen tidak berarti bebas dari
multikolinearitas, karena dapat disebabkan adanya efek kombinasi dua
atau lebih variabel independen.
3. Multikolinearitas terdapat juga dilihat dari nilai tolerance dan variance
inflation factor (VIF). Ukuran ini menunjukkan setiap variabel bebas
mana yang dijelaskan oleh variabel bebas lainya. Tolerance mengukur
variabilitas variabel independen yang terpilih yang tidak dijelaskan oleh
variabel independen lainya. Tidak terjadi Multikolinearitas, jika nilai
tolerance lebih besar 0,10 dan melihat nilai VIF jika nilai VIF lebih
kecil dari 10,00 tidak terjadi multikolinearitas.
3. Uji Heteroskedastisitas
Heterokedastisitas adalah keadaan dimana variabel gangguan memilki
varian yang tidak sama (konstan). Dalam suatu model apabila ditemukan
adanya masalah heteroskedastisitas, maka model persamaan regresi akan
menjadi tidak efisien meskipun tidak bias dan konsisten. Untuk mendeteksi
adanya gejala heteroskedastisitas dalam model penelitian ini dilakukan
dengan metode Uji White (White Test) dengan melihat nilai Chi-square.
a. Uji hipotesis
H0 : Tidak ada heteroskedastisitas
Ha : Ada heteroskedastisitas
29

b. Pada output Eviews adalah sebagai berikut:


1) Jika nilai Prob. Chi-square > (0,1), maka tidak ada
heteroskedastisitas (terima H0, tolak Ha).
2) Jika nilai Prob. Chi-square < (0,1), maka terdapat heteroskedastisitas
(tolak H0, terima Ha).
3.6.2 Regresi Linier Berganda
Alat analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis regresi
linier berganda, yaitu untuk mengetahui hubungan dan pengaruh variabel-
variabel independen variabel bebas (X), terhadap variabel dependen variabel
terikat (Y).
Untuk memberikan gambaran yang lebih jelas maka dapat dinyatakan
dengan persamaan sebagai berikut:
Y = B0 + B1 X1 + B2 X2 + B3 X3 + B4 X4 + B5 X5 +B6 X6 …. + Bn Xn
Keterangan :
Y = Produksi X4 = Pemupukan lahan
X1 = Penebaran Bibit X5 = Pemberian pestisida
X2 = Luas lahan X6 = Pemeliharaan
X3 = Jumlah tenaga Kerja B0 = Konstanta
3.6.3 Pengujian Hipotesis
Pengujian hipotesis statistik dalam penelitian ini meliputi pengujian
hipotesis secara parsial (uji-t), pengujian hipotesis secara serempak (uji-F), dan
pengujian ketetapan perkiraan (R2).
1. Uji t (Parsial)
Menurut Widarjono (2005), Uji-t digunakan untuk menguji apakah
variabel bebas secara parsial mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap
variabel terikat. Langkah-langkah yang dilakukan adalah:
1. Hipotesis yang akan digunakan:
H0: β1= 0 artinya tidak ada pengaruh yang signifikan dari variabel bebas
terhadap variabel terikat.
Ha: β2 ≠ 0 artinya ada pengaruh yang signifikan dari variabel bebas
terhadap variabel terikat.
30

2. Untuk menerima atau menolak hipotesis tersebut dilakukan dengan


membandingkan thitung dan ttabel. Nilai ttabel dilihat berdasarkan taraf
derajat bebas atau signifikansi α = 10%, (n-k-1), (n = jumlah data dan
k = jumlah variabel).
3. Dasar pengambilan keputusan untuk pengujian hipotesis yang diajukan
adalah sebagai berikut: t-hitung > t-tabel, maka hipotesis nol ditolak
dan hipotesis alternatif diterima, t-hitung < t-tabel, maka hipotesis nol
diterima dan hipotesis alternatif ditolak.
2. Uji F (Simultan)
Menurut Widarjono (2005), Uji-F digunakan untuk menguji apakah
variabel bebas secara simultan mempunyai pengaruh yang signifikan
terhadap variabel terikat. Uji-F ditujukkan untuk mengukur tingkat
keberartian hubungan secara keseluruhan koefisien regresi dari variabel bebas
terhadap variabel terikat. Langkah-langkah yang dilakukan adalah:
1. Hipotesis yang akan digunakan:
H0: β1= 0 artinya variabel bebas secara simultan tidak memiliki
pengaruh yang signifikan terhadap variabel terikat.
Ha: β2 ≠ 0 artinya variabel bebas secara simultan memiliki pengaruh
yang signifikan terhadap variabel terikat.
2. Untuk menerima atau menolak hipotesis tersebut dilakukan dengan
membandingkan F-hitung dan F-tabel. Nilai F-tabel dilihat berdasarkan
taraf signifikansi α = 10%, (n-k-1), (n = jumlah data dan k = jumlah
variabel).
3. Dasar pengambilan keputusan untuk pengujian hipotesis yang diajukan
adalah sebagai berikut: F-hitung > F-tabel, maka hipotesis nol ditolak
dan hipotesis alternatif diterima, F-hitung < F-tabel, maka hipotesis nol
diterima dan hipotesis alternatif ditolak.
3. Koefisien Determinasi (R2)
Koefisien determinasi (R2) mengukur seberapa jauh kemampuan model
dalam menerangkan variabel-variabel dependen. Baik atau tidaknya suatu
model ditentukan oleh nilai yang memenuhi 0 < R2 < 1. Nilai R2 yang
31

mendekati satu berarti variabel-variabel independen mampu memberikan


hampir semua informasi yang dibutuhkan dalam menerangkan variasi
variabel dependen, dan sebaliknya R2 yang nilainya kecil berarti kemampuan
variabel-variabel independen dalam menerangkan variasi variabel dependen
amat terbatas. Nila R2 = 1 maka semua titik-titik observasi akan berada pada
garis regresi (Ghozali, 2011).
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Gambaran umum objek penelitian
4.1.1 Gambaran umum wilayah Kabupaten Bulungan dan Tana Tidung
Kabupaten Bulungan adalah salah satu Kabupaten di Provinsi
Kalimantan Utara, Indonesia. Ibu kota Kabupaten Provinsi Kalimantan Utara
ini terletak di Kabupaten Bulungan. Kabupaten Bulungan dari letak
astronomisnya berada di antara 116004’41’’-117057’56’’ bujur timur,
sedangkan lintang utara terletak antara 2009’19’’-3034’49’’. Kabupaten
Bulungan berbatas wilayah di bagian Sebelah Utara, Kabupaten Tana Tidung
dan Kabupaten Nunukan. Sebelah Timur, Laut Sulawesi dan Kota Tarakan.
Sebelah Selatan Kabupaten Berau. Luas wilayah Kabupaten Bulungan
13.181,92 km2 yang terdiri dari 10 kecamatan, 81 desa dan 6 kelurahan. Tiga
kecamatan terluas dikabupaten bulungan yaitu kecamatan peso 3.142,79 km 2,
kecamatan sekatak 1.993,98 km2, kecamatan tanjung palas 1.755,54 km2.
Kabupaten Tana Tidung adalah salah satu Kabupaten di Provinsi
Kalimantan Utara, Indonesia. Kabupaten Tana Tidung ini termasuk Kabupaten
termuda di Kalimantan utara. Kabupaten Tana Tidung ini pada tahun 2017
jumlah penduduknya 23.639 jiwa. Letak posisi Kabupaten Tana Tidung ini 30
12 ‘02’’-30 46 ‘ 41’’ Lintang Utara dan 1160 42 ‘50’’ -1170 49’ 50’’ Bujur
Timur. Letak secara geografis Kabupaten Tana Tidung ini di Kalimantan
Utara, dan di sebelah Utara berbatasan dengan Kabupaten Nunukan, Sebelah
Timur berbatasan dengan laut Sulawesi, Kabupaten Bulungan dan Kota
Tarakan. Sebelah selatan berbatasan dengan Kabupaten Bulungan. Dan
disebelah Barat berbatasan dengan Kabupaten Malinau. Kabupaten ini terdiri
dari 5 Kecamatan yaitu, Kecamatan Betayau, Kecamatan Muruk Rian,
Kecamatan Sesayap Hilir, Kecamatan Tana Lia dan 32 Desa.
4.1.2 Iklim Kabupaten Bulungan dan Tana Tidung
Secara umum Kabupaten Bulungan memiliki iklim dengan rata-rata suhu
24,10 C-32,80 C. Curah hujan di Kabupaten Bulungan pada tahun 2017 pada

32
33

umumnya berkisar 181 sampai dengan 412 mm/bulan (Badan Pusat


Statistik Kabupaten Bulungan, 2017).
Secara umum Kabupaten Tana Tidung ini memiliki iklim dengan rata-
rata 21,80 C-35,40 C Pada tahun 2008. Sedangkan curah hujan pada tahun 2008
berkisar antara 151 mm sampai 376,99 mm. Dengan kelembaban udara tercatat
relative tinggi berkisar antara 83% sampai 87% dengan rata-rata selama tahun
2008 adalah 85%.

4.2 Deskriptif Variabel Penelitian


Responden dalam penelitian ini adalah petani tambak yang ada di
Wilayah Kota Tarakan dan mempunyai usaha budi daya udang windu di
Kabupaten Bulungan dan Tana Tidung. Untuk memberikan gambaran yang
lebih jelas tentang hasil kuesioner dari responden, maka penjelasannya sebagai
berikut:
4.2.1 Responden Berdasarkan Hasil Produksi
Berdasarkan data penelitian dari penyebaran kuesioner maka diperoleh
data responden berdasarkan hasil produksi dari budi daya udang windu dalam
satu priode dapat dilihat pada tabel dibawah ini, sebagai berikut:
Tabel 4.1
Distribusi Responden Menurut Hasil Produksi Dalam Satuan
Satu Kali Produksi

Hasil Produksi (Kg) Jumlah (Orang) Persentasi (%)


200 - 300 8 15%
301 - 400 3 6%
401- 500 12 23%
501 - 600 15 29%
601 - 700 14 25%
701 - 800 1 2%
Total 52 100%

Sumber : Data diolah, 2019


Tabel 4.1 menunjukan data mengenai hasil produksi tambak bahwa
sebagian responden mempunyai hasil produksi/panen 200 Kg s/d < 300 Kg
sejumlah 8 orang atau 15 %, sama dengan jumlah responden yang mempunyai
hasil produksi/panen 301 Kg s/d < 400 Kg dengan jumlah sebanyak 3 orang atau
34

6 %, dan jumlah responden yang mempunyai hasil produksi/panen 401 Kg s/d


< 500 Kg dengan jumlah sebanyak 12 orang atau 23%, dan jumlah responden
mempunyai hasil produksi/panen 501 Kg s/d < 600 Kg dengan jumlah 15 orang
atau 29%, dan jumlah responden mempunyai hasil produksi/panen 601 Kg s/d
< 700 Kg dengan jumlah 13 orang atau 25%, dan jumlah responden mempunyai
hasil produksi/panen 701 Kg s/d < 800 Kg dengan jumlah 1 orang atau 2%.
4.2.2 Responden Berdasarkan Jumlah Bibit
Berdasarkan data penelitian dari penyebaran kuesioner maka diperoleh
data responden berdasarkan jumlah penebaran bibit dari budi daya udang
windu dalam satu priode dapat dilihat pada tabel dibawah ini, sebagai berikut:
Tabel 4.2
Distribusi Responden Menurut Jumlah Bibit Dalam Satuan Satu
Kali Produksi
Bibit (Ekor) Jumlah (Orang) Persentasi (%)
100.000 - 110.000 14 27%
110.000 - 120.000 20 38%
121.000 - 130.000 5 10%
131.000 - 140.000 10 19%
141.000 - 150.000 3 6%
Total 52 100%
Sumber : Data diolah, 2019
Tabel 4.2 menunjukan data mengenai jumlah bibit bahwa sebagian
responden mengunakan bibit dalam satu kali produksi/panen sebanyak 100.000
ekor s/d < 110.000 ekor dengan jumlah sebanyak 14 orang atau 27 %, dan
jumlah responden mengunakan bibit dalam satu kali produksi/panen 111.000
ekor s/d < 120.000 ekor dengan jumlah 20 orang atau 38 %, dan jumlah
responden mengunakan bibit dalam satu kali produksi/panen sebanyak 121.000
ekor s/d < 130.000 ekor sebanyak 5 orang atau 10 %, dan jumlah responden
mengunakan bibit dalam satu kali produksi/panen sebanyak 131.000 ekor s/d <.
140.000 ekor sebanyak 10 orang atau 19 %, dan jumlah responden mengunakan
bibit dalam satu kali produksi/panen sebanyak 141.000 s/d < 150.000 ekor
dengan jumlah sebanyak 3 orang atau 6 %.
35

4.2.3 Responden Berdasarkan Luas Lahan


Berdasarkan data penelitian dari penyebaran kuesioner maka diperoleh
data responden berdasarkan luas lahan dari budi daya udang windu dalam satu
priode dapat dilihat pada tabel dibawah ini, sebagai berikut:
Tabel 4.3
Distribusi Responden Menurut Luas Lahan Budidaya Udang
Windu
Luas Lahan (Ha) Jumlah (Orang) Persentasi (%)
10 14 27%
11 4 8%
12 2 4%
13 8 15%
14 15 29%
15 9 17%
Total 52 100%
Sumber : Data diolah, 2019

Tabel 4.3 menunjukan data mengenai luas lahan tambak sebagian


responden memiliki luas lahan tambak sebesar 10 Ha dengan jumlah 14 orang
atau 27%, dan jumlah luas tambak responden ada juga 11 Ha dengan jumlah 4
orang atau 8%, dan jumlah luas tambak responden ada 12 Ha dengan jumlah 2
orang atau 4%, dan jumlah luas tambak responden ada 13 Ha dengan jumlah 8
orang atau 15%, dan jumlah luas tambak responden ada juga 14 Ha dengan
jumlah 15 orang atau 29%, dan ada juga jumlah luas lahan tambak responden
mencapai 15 Ha dengan jumlah 9 orang atau 17%.

4.2.4 Responden Berdasarkan Jumlah Tenaga Kerja


Tabel 4.4
Distribusi Responden Menurut Jumlah Tenaga Kerja Dalam
Satuan Satu Kali Produksi
Tenaga Kerja (Jiwa) Jumlah (Orang) Persentasi( %)
2 23 44%
3 23 44%
4 6 12%
Total 52 100%

Sumber : Data diolah, 2019


36

Berdasarkan data penelitian dari penyebaran kuesioner maka diperoleh


data responden berdasarkan jumlah tenaga kerja dari budi daya udang windu
dalam satu priode dapat dilihat pada tabel diatas ini:
Tabel 4.4 diatas menunjukan data mengenai jumlah tenaga kerja sebagian
responden mempunyai bantuan tenaga kerja sebesar 2 Jiwa dengan jumlah 23
orang atau 44%, dengan responden tenaga kerja sebesar 3 Jiwa dengan jumlah
23 orang atau 44%, dengan responden tenaga kerja 4 Jiwa dengan jumlah 6
orang atau 12%.

4.2.5 Responden Berdasarkan Pemupukan Lahan


Berdasarkan data penelitian dari penyebaran kuesioner maka diperoleh
data responden berdasarkan pemupukan lahan dari budi daya udang windu
dalam satu priode dapat dilihat pada tabel dibawah ini, sebagai berikut:
Tabel 4.5
Distribusi Responden Menurut Pemupukan Lahan Dalam Satuan
Satu Kali Produksi
Pemupukan Lahan (Kg) Jumlah (Orang) Persentasi (%)
100 - 200 33 63%
201 - 300 13 25%
301 - 400 6 12%
Total 52 100%

Sumber : Data diolah, 2019

Tabel 4.5 menunjukan data mengenai pemupukan lahan tambak ini


selama satu produksi/panen sebagian responden mengunakan pemupukan
lahan sebesar 100 Kg s/d < 200 Kg dengan jumlah 33 orang atau 63%, dan
responden mengunakan pemupukan lahan dalam satu kali produksi/panen
sebesar 201 Kg s/d < 300 Kg dengan jumlah 13 orang atau 25%, dan responden
mengunakan pemupukan lahan dalam satu kali produksi/panen sebesar 301 Kg
s
/d < 400 Kg dengan jumlah 6 orang atau 12%.

4.2.6 Responden Berdasarkan Pemberian Pestisida


Berdasarkan data penelitian dari penyebaran kuesioner maka diperoleh
data responden berdasarkan pemberian pestisida dari budi daya udang windu
dalam satu priode dapat dilihat pada tabel dibawah ini, sebagai berikut:
37

Tabel 4.6
Distribusi Responden Menurut Pemberian Pestisida Dalam
Satuan Satu Kali Produksi
Pemberian Pestisida (Kg) Jumlah (Orang) Persentasi (%)
50 - 200 51 98%
201 - 350 1 2%
Total 52 100%
Sumber : Data diolah, 2019

Tabel 4.6 menunjukan data mengenai pemberian pestisida di tambak


dalam satu kali produksi/panen responden ini mengunakan pestisida sebanyak
50 Kg s/d < 200 Kg dengan jumlah 51 orang atau 98%, dan responden
mengunakan pestisida dalam satu kali produksi/panen sebanyak 201 Kg s/d <
350 Kg dengan jumlah 1 orang atau 2%.
4.2.7 Responden Berdasarkan Pemeliharaan
Berdasarkan data penelitian dari penyebaran kuesioner maka diperoleh
data responden berdasarkan pemeliharaan tambak dari budi daya udang windu
dalam satu priode dapat dilihat pada tabel dibawah ini, sebagai berikut:
Tabel 4.7
Distribusi Responden Menurut Pemeliharaan Dalam Satuan Satu
Kali Produksi
Pemeliharaan (Jam) Jumlah (Orang) Persentasi (%)
180 - 280 18 35%
281 - 380 33 62%
381 - 480 1 2%
Total 52 100%
Sumber : Data diolah, 2019

Tabel 4.7 menunjukan data mengenai pemeliharaan pada tambak udang


windu ini responden ini melakukan pemeliharaan dalam satu kali
produksi/panen sebanyak 180 Jam s/d < 280 Jam dengan jumlah 18 orang atau
35%, dan responden melakukan pemeliharaan dalam satu kali produksi/panen
sebanyak 281 Jam s/d < 380 Jam dengan jumlah 33 orang atau 62%, dan
38

responden melakukan pemeliharaan tambak dalam satu kali produksi/panen


sebanyak 381Jam s/d < 480 Jam dengan jumlah 1 orang atau 2%.

4.3 Hasil Analisis Data


Berdasarkan data yang telah dikumpulkan dari hasil penelitian yaitu
variabel bebas (Independent) yaitu Jumlah Bibit (X1), Luas lahan (X2), Jumlah
tenaga kerja (X3), Pemupukan lahan (X4), Pemberian pestisida (X5),
Pemeliharaan (X6). Sedangkan variabel terikat (Dependent) adalah Produksi
(Y) dan untuk mengetahui pengaruh signifikan serta untuk membuktikan
hipotesis sementara yang dikemukakan sebelumnya, pembahasan dan analisis
data-data dilakukan dengan mengunakan komputerisasi statistik melalui
program aplikasi Eviews9.

4.4 Hasil Uji Asumsi Klasik


4.4.1 Uji Normalitas
Uji normalitas berguna untuk membuktikan data dari sampel yang
dimiliki berasal dari populasi berdistribusi normal atau data populasi yang
dimiliki berdistribusi tidak normal. Model regresi yang baik adalah memiliki
nilai residual yang berdistribusi normal.
Gambar 4.1
Hasil Uji Normalitas
Berdasarkan gambar 4.1 dibawah, hasil uji normalitas menunjukan nilai
Prob. J-B 0,267999. Dari hasil pengujian diperoleh nilai Prob. J-B > 0,1
sehingga dapat dikatakan nilai residual data pada model persamaan regresi
berdistribusi normal.
12
Series: Residuals
Sample 1 52
10 Observations 52

8 Mean -2.51e-15
Median 0.009576
Maximum 0.394537
6 Minimum -0.477048
Std. Dev. 0.184768
Skewness -0.516337
4
Kurtosis 3.386092

2 Jarque-Bera 2.633546
Probability 0.267999
0
-0.5 -0.4 -0.3 -0.2 -0.1 0.0 0.1 0.2 0.3 0.4

Sumber : Data diolah, 2019


39

Uji normalitas pada penelitian ini menggunakan Histogram Normality


Test dengan melihat nilai probabilitas Jarque-Bare. Apabila nilai hasil
pengujian prob. J-B diperoleh nilai yang lebih besar dari a = 0,1 berarti residual
data sudah berdistribusi normal.
4.4.2 Uji Multikolinieritas

Tabel 4.8
Hasil Uji Multikolinieritas
Variabel Coefficient Uncentered Centered
Variance VIF VIF
C 16,02957 21543,34 NA
X1 0,128142 23616,43 2,433579
X2 0,073467 631,2975 2,452131
X3 0,032676 42,54121 2,730916
X4 0,009313 332,1153 3,042165
X5 0,012517 374,3418 2,083155
X6 0,030344 1366,380 1,102099

Sumber : Output Eviews9, 2019

Pengujian multikolinieritas berfungsi bertujuan untuk mendeteksi


apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas
(independent). Pengujian multikolinieritas dapat dilakukan dengan
menghitung VIF (Variance Inflation Factor). Apabila nilai VIF <10,00 maka
tidak terjadi multikolinieritas.

Berdasarkan tabel 4.8 diatas, nilai VIF seluruh variabel bebas


(Independent) atau variabel jumlah bibit (X1), luas lahan (X2), jumlah tenaga
kerja (X3), pemupukan lahan (X4), pemberian pestisida (X5), pemeliharaan (X6)
nilainya < 10,00, sehingga dapat disimpulkan bahwa model persamaan regresi
telah terbatas dari masalah multikolinieritas atau tidak adanya korelasi antar
variabel bebas (Independent).

4.4.3 Uji Heteroskedastisitas


Pengujian heteroskedastisitas berfungsi untuk mengetahui apakah
variabel ganguan memiliki varian yang tidak sama (konstan). Identifikasi ada
tidaknya gejala heteroskedastisitas melalui Uji White Heteroskedasticity.
40

Apabila nilai Prob. Chi-square yang diperoleh lebih besar dari α = 0,1 berarti
variabel gangguan memiliki varian yang sama (konstan).
Tabel 4.9
Hasil Uji White Heteroskedastisitas
F-Statistic 1,463400 Prob. F(27,24) 0,1746
Obs*R-squared 32,35011 Prob. Chi-square(27) 0,2194
Scaled explained SS 28,90355 Prob. Chi-square(27) 0,3656
Sumber : Data diolah, 2019

Berdasarkan table 4.9 diatas, menunjukan bahwa nilai prob. Chi-square


sebesar 0,2194 > 0,1, sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak ditemukan
adanya heteroskedastisitas pada model persamaan ini.

4.5 Hasil Regresi Linier Berganda


Tabel 4.10
Koefisien Regresi Linier Berganda
Variabel Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.
C -7,629541 4,003694 -1,905625 0,0631
X1 0,681558 0,357970 1,903954 0,0633
X2 0,729861 0,271048 2,692736 0,00990
X3 0,212685 0,180764 1,176587 0,2455
X4 0,055199 0,096504 0,571982 0,5702
X5 0,264375 0,111881 2,363007 0,0225
X6 0,390764 0,174196 2,243240 0,0299
R-squared 0,755886 Mean dependent var 6,183269
Adjusted R-squared 0,723338 S.D. dependent var 0,373965
S.E. of regression 0,196701 Akaike info criterion -0,289617
Sum squared resid 1,741103 Schwarz criterion -0,026949
Log likelihood 14,53004 Hannan-Quinn criter -0,188916
F-statistic 23,22338 Durbin-Watson stat 1,163931
Prob(F-statistic) 0,000000
Sumber, Output Eviews9, 2019
Berdasarkan table 4.10 tujuan pengunaan regresi berganda bertujuan
dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh jumlah bibit (X1), luas
lahan (X2), jumlah tenaga kerja (X3), pemupukan lahan (X4), pemberian
41

pestisida (X5), pemeliharaan (X6) terhadap hasil produksi tambak udang (Y) di
Kabupaten Bulungan dan Tana Tidung sebagai berikut.
Berdasarkan pengolahan data table 4.10 diatas, dapat diketahui
persamaan regresi linier berganda adalah sebagai berikut:
LnY = 𝜷0 + β1LnX1 + β2X2 + β3X3 + β4X4 + β5X5 + β6X6 + e
LnY = -7,629541 + 0,681558 + 0,729861 + 0,212685 + 0,055199 + 0,264375
+ 0,390764 + e
Makana dari persamaan regresi yang terbentuk adalah sebagai berikut:
1. 𝛽0 = -7,629541
Menunjukkan bahwa jika semua variabel jumlah bibit (X 1), luas lahan
(X2), jumlah tenaga kerja (X3), pemupukan lahan (X4), pemberian
pestisida (X5), pemeliharaan (X6), sama dengan nol atau dianggap konstan
atau tidak mengalami perubahan, maka rata-rata hasil produksi mengalami
kenaikan sebesar -7,629541.
2. 𝛽1 = 0,681558
Menunjukkan bahwa setiap peningkatan jumlah bibit sebesar satu-
satuan maka akan meningkatkan hasil produksi sebesar 0,681558.
3. 𝛽2 = 0,729861
Menunjukkan bahwa setiap bertambahnya luas lahan sebesar satu-
satuan maka akan meningkatkan hasil produksi sebesar 0,729861.
4. 𝛽3 = 0,212685
Menunjukkan bahwa setiap bertambahnya jumlah tenaga kerja sebesar
satu-satuan maka akan meningkatkan hasil produksi sebesar 0,212685.
5. 𝛽4 = 0,055199
Menunjukkan bahwa setiap bertambahnya pemupukan lahan sebesar
satu-satuan maka akan meningkatkan hasil produksi sebesar 0,055199.
6. 𝛽5 = 0,264375
Menunjukkan bahwa setiap meningkatnya pemberian pastisida sebesar
satu-satuan maka akan meningkatkan hasil produksi sebesar 0,264375.
42

7. 𝛽6 = 0,390764
Menunjukkan bahwa setiap meningkatnya pemeliharaan sebesar satu-
satuan maka akan meningkatkan hasil produksi sebesar 0,390764.

4.6 Pengujian Hipotesis


4.6.1 Uji t (Parsial)
Hasil uji t dapat dilihat pada nilai thitung (dalam kolom t-statistic) dan nilai
Prob. thitung (dalam kolom Prob.) dalam tabel 4.10. Berdasarkan tabel 4.10 hasil
uji t diuraikan sebagai berikut:
1. Pengaruh Jumlah Bibit (X1) Terhadap Hasil Produksi (Y).
Hipotesis:
- H0: β1 = 0, tidak ada pengaruh dari jumlah bibit (X1) terhadap hasil
produksi (Y).
- Ha: β1 ≠ 0, ada pengaruh dari jumlah bibit (X1) terhadap hasil produksi
(Y).
Berdasarkan tabel 4.10, hasil perhitungan untuk variabel jumlah bibit
diperoleh nilai thitung sebesar 1,903954 dengan signifikansi sebesar 10%
dan df (degree of fredoom) sebesar 44, diperoleh nilai ttabel sebesar
1,30109. Maka thitung 1,903954 > ttabel 1,30109 dan Prob. thitung X1 0,0633 <
0,1. Sehingga dapat disimpulkan bahwa H0 ditolak dan Ha diterima, artinya
secara parsial bahwa jumlah bibit berpengaruh signifikan terhadap hasil
produksi.
2. Pengaruh Luas Lahan (X2) Terhadap Hasil Produksi (Y).
Hipotesis:
- H0: β1 = 0, tidak ada pengaruh dari luas lahan (X2) terhadap hasil
produksi (Y).
- Ha: β1 ≠ 0, ada pengaruh dari luas lahan (X2) terhadap hasil produksi
(Y).
Berdasarkan tabel 4.10, hasil perhitungan untuk variabel luas lahan
diperoleh nilai thitung sebesar 2,692736 dengan signifikansi sebesar 10%
dan df (degree of fredoom) sebesar 44, diperoleh nilai ttabel sebesar
43

1,30109. Maka thitung 2,692736 > ttabel 1,30109 dan Prob. thitung X2 0,00990
< 0,1. Sehingga dapat disimpulkan bahwa H0 ditolak dan Ha diterima,
artinya secara parsial bahwa luas lahan berpengaruh signifikan terhadap
hasil produksi.
3. Jumlah Pengaruh Jumlah Tenaga Kerja (X3) Terhadap Hasil
Produksi (Y).
Hipotesis:
- H0: β1 = 0, tidak ada pengaruh dari jumlah tenaga kerja (X3) terhadap
hasil produksi (Y).
- Ha: β1 ≠ 0, ada pengaruh dari jumlah tenaga kerja (X3) terhadap hasil
produksi (Y).
Berdasarkan tabel 4.10, hasil perhitungan untuk variabel jumlah tenaga
kerja diperoleh nilai thitung sebesar 1,176587 dengan signifikansi sebesar
10% dan df (degree of fredoom) sebesar 44, diperoleh nilai ttabel sebesar
1,30109. Maka thitung 1,176587 < ttabel 1,30109 dan Prob. thitung X3 0,2455 >
0,1. Sehingga dapat disimpulkan bahwa H0 diterima dan Ha ditolak, artinya
secara parsial bahwa jumlah tenaga kerja tidak berpengaruh secara
signifikan terhadap hasil produksi.
4. Pengaruh Pemupukan Lahan (X4) Terhadap Hasil Produksi (Y).
Hipotesis:
- H0: β1 = 0, tidak ada pengaruh dari pemupukan lahan (X4) terhadap hasil
produksi (Y).
- Ha: β1 ≠ 0, ada pengaruh dari pemupukan lahan (X4) terhadap hasil
produksi (Y).
Berdasarkan tabel 4.10, hasil perhitungan untuk variabel pemupukan lahan
diperoleh nilai thitung sebesar 0,571982 dengan signifikansi sebesar 10%
dan df (degree of fredoom) sebesar 44, diperoleh nilai ttabel sebesar
1,30109. Maka thitung 0,571982 < ttabel 1,30109 dan Prob. thitung X4 0,5702 >
0,1. Sehingga dapat disimpulkan bahwa H0 diterima dan Ha ditolak, artinya
secara parsial bahwa pemupukan lahan tidak berpengaruh secara
signifikan terhadap hasil produksi.
44

5. Pengaruh Pemberian Pestisida (X5) Terhadap Hasil Produksi (Y).


Hipotesis:
- H0: β1 = 0, tidak ada pengaruh dari pemberian pestisida (X5) terhadap
hasil produksi (Y).
- Ha: β1 ≠ 0, ada pengaruh dari pemberian pestisida (X5) terhadap hasil
produksi (Y).
Berdasarkan tabel 4.10, hasil perhitungan untuk variabel pemberian
pestisida diperoleh nilai thitung sebesar 2,363007 dengan signifikansi
sebesar 10% dan df (degree of fredoom) sebesar 44, diperoleh nilai ttabel
sebesar 1,30109. Maka thitung 2,363007 > ttabel 1,30109 dan Prob. thitung X5
0,0225 < 0,1. Sehingga dapat disimpulkan bahwa H0 ditolak dan Ha
diterima, artinya secara parsial bahwa pemberian pestisida berpengaruh
signifikan terhadap hasil produksi.
6. Pengaruh Pemeliharaan (X6) Terhadap Hasil Produksi (Y).
Hipotesis:
- H0: β1 = 0, tidak ada pengaruh dari pemeliharaan (X6) terhadap hasil
produksi (Y).
- Ha: β1 ≠ 0, ada pengaruh dari pemeliharaan (X6) terhadap hasil
produksi (Y).
Berdasarkan tabel 4.10, hasil perhitungan untuk variabel pemeliharaan
diperoleh nilai thitung sebesar 2,243240 dengan signifikansi sebesar 10%
dan df (degree of fredoom) sebesar 44, diperoleh nilai ttabel sebesar
1,30109. Maka thitung 2,243240 > ttabel 1,30109 dan Prob. thitung X6 0,0299 <
0,1. Sehingga dapat disimpulkan bahwa H0 ditolak dan Ha diterima, artinya
secara parsial bahwa pemeliharaan berpengaruh signifikan terhadap hasil
produksi.
4.6.2 Uji F (Simultan)
Hasil uji F dapat dilihat pada nilai Fhitung (dalam kolom F-statistic).
Hipotesis:
- H0: β1: β2: β3: β4: β5: β6: = 0, tidak ada pengaruh dari jumlah bibit (X1),
luas lahan (X2), jumlah tenaga kerja (X3), pemupukan lahan (X4),
45

pemberian pestisida (X5), pemeliharaan (X6), terhadap hasil


produksi tambak (Y).
- Ha: β1: β2: β3: β4: β5: β6: ≠ 0, ada pengaruh dari jumlah tenaga kerja
(X1), luas lahan (X2), tenaga kerja (X3), pemupukan lahan (X4),
pemberian pestisida (X6), terhadap hasil produksi tambak (Y).
Berdasrkan tabel 4.10, dapat diketahui Fhitung sebesar 23,22338 dengan
signifikansi sebesar 10% dan df (degree of fredoom) sebesar 44, diperoleh nilai
Ftabel sebesar 1,91. Fhitung 23,22338 > Ftabel 1,91 dan Prob. Fhitung 0,000000 < 0,1.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa maka H0 ditolak dan Ha diterima, artinya
secara simultan jumlah bibit (X1), luas lahan (X2), jumlah tenaga kerja (X3),
pemupukan lahan (X4), pemberian pestisida (X5), pemeliharaan (X6)
berpengaruh signifikan terhadap hasil produksi tambak (Y).
4.6.3 Koefisien Determinasi (R2)
Nilai koefisien determinasi dapat dilihat pada nilai R-Square.
Berdasarkan tabel 4.10, dapat dilihat bahwa nilai R-Square adalah sebesar
0,755886 yang menunjukkan bahwa proporsi pengaruh variabel X1, X2, X3, X4,
X5, X6 terhadap Y sebesar 75,5886%. Artinya, jumlah bibit, luas lahan, jumlah
tenaga kerja, pemupukan lahan, pemberian pestisida, dan pemeliharaan
memiliki pengaruh terhadap hasil produksi tambak sebesar 75,5886%.
Sedangkan sisanya 24,4114% disebabkan oleh faktor-faktor lain yang tidak
dimasukkan kedalam model penelitian.

4.7 Pembahasan
Pembahasan ini akan dijelaskan apakah jumlah bibit, luas lahan, jumlah
tenaga kerja, pemupukan lahan, pemberian pestisida, dan pemeliharaan secara
parsial maupun simultan berpengaruh terhadap hasil produksi tambak dan
untuk membuktikan hipotesis sementara.
46

4.7.1 Hasil Uji t (Parsial)


1. Jumlah Penebaran Bibit berpengaruh signifikan terhadap hasil
produksi tambak.
Hasil uji t menunjukkan nilai thitung > ttabel (1,903954 > 1,30109)
dan Prob. thitung lebih kecil dari taraf signifikan (0,0633 < 0,1). Artinya,
secara parsial jumlah bibit berpengaruh signifikan terhadap hasil
produksi tambak udang. Pada umumnya petani yang menebarkan bibit
udang dengan jumlah semakin banyak ke dalam tambak akan
menghasilkan penen yang banyak juga dan dapat mempengaruhi hasil
produksi tambak sistem tradisional yang ada di Kabupaten Bulungan
dan Tana Tidung. Hal ini didukung dengan hasil penelitian terdahulu
yang dilakukan oleh Rizki Utami, Tavi Supriana, Rahmanta Ginting
(2014), dengan judul Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi
Produksi Tambak Udang Sistem Ekstensif Dan Sistem Intensif studi
kasus Kecamatan Secanggang, Kabupaten Langkat. Hasil dari
penelitian ini menunjukan bahwa padat tebar berpengaruh nyata
terhadap produksi tambak udang sistem ekstensif.
2. Luas Lahan berpengaruh signifikan terhadap hasil produksi
tambak.
Hasil uji t menunjukkan nilai thitung > ttabel (2,692736 > 1,30109)
dan Prob. thitung lebih kecil dari taraf signifikan (0,00990 < 0,1).
Artinya, secara parsial luas lahan berpengaruh signifikan terhadap
hasil produksi tambak udang. Pada umumnya lahan untuk budidaya
sangat penting karena adanya lahan dan sumber daya alam akan
mempengaruhi hasil produksi budidaya udang windu tambak sistem
tradisional di Kabupaten Bulungan dan Tana Tidung semakin luas
lahan maka akan meningkatkan hasil produksi. Hal ini didukung
dengan hasil penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Akhmad
Mustafa, dan Erna Ratnawati (2007), dengan judul Faktor-faktor
Dominan yang Mempengaruhi Produktivitas Tambak di Kabupaten
47

Pinrang, Sulawesi Selatan. Hasil dari penelitian ini bahwa luas tambak
berpengaruh nyata terhadap produktivitas tambak.
3. Jumlah Tenaga Kerja Tidak berpengaruh signifikan terhadap
hasil produksi tambak.
Hasil uji t menunjukkan nilai thitung < ttabel (1,176587 < 1,30109)
dan Prob. thitung lebih besar dari taraf signifikan (0,2455 > 0,1).
Artinya, secara parsial jumlah tenaga kerja tidak berpengaruh
signifikan terhadap hasil produksi tambak udang. Dimana budidaya
udang windu tambak sistem tradisional di Kabupaten Bulungan dan
Tana Tidung memiliki luas yang besar dan sistem tambak ini lebih
tergantung kepada alam sehingga variabel jumlah tenaga kerja ini
disimpulkan tidak ada pengaruh secara signifikan terhadap hasil
produksi tambak. Hal ini didukung dengan hasil penelitian terdahulu
yang dilakukan oleh Erni Mulyani (2015), dengan judul Analisis
Faktor-Faktor Produksi Usaha Budidaya Udang Vaname pada
Perusahaan Budidaya Ikan di Provinsi Jawa Timur tahun 2015. Hasil
dari penelitian ini bahwa tenaga kerja tidak berpengaruh signifikan
pada produksi.
4. Pemupukan Lahan tidak berpengaruh signifikan terhadap hasil
produksi tambak.
Hasil uji t menunjukkan nilai thitung < ttabel (0,571982 < 1,30109)
dan Prob. thitung lebih besar dari taraf signifikan (0,5702 > 0,1).
Artinya, secara parsial pemupukan lahan tidak berpengaruh signifikan
terhadap hasil produksi tambak udang. Tambak udang di wilayah
Kabupaten Bulungan dan Tana Tidung menggunakan pupuk yang
sedikit sementara memiliki lahan yang luas, sehingga pupuk yang
digunakan tidak bekerja maksimal hasilnya sehingga tidak
berpengaruh pada hasil produksinya. Hal ini didukung dengan hasil
penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Wa Yuni, Budiyanto, dan
Irdam Riani (2018), dengan judul Faktor-faktor yang Mempengaruhi
Produksi Budidaya Udang Vaname (Litopenaeus vannamei) di
48

Kecamatan Tinanggea Kabupaten Konawe Selatan. Hasil dari


penelitian ini bahwa pupuk berpengaruh tidak nyata terhadap hasil
produksi budidaya udang vaname.
5. Pemberian Pestisida berpengaruh signifikan terhadap hasil
produksi tambak.
Hasil uji t menunjukkan nilai thitung > ttabel (2,363007 > 1,30109)
dan Prob. thitung lebih kecil dari taraf signifikan (0,0225 < 0,1). Artinya,
secara parsial pemberian pestisida berpengaruh signifikan terhadap
hasil produksi tambak udang. Dimana tambak sistem tradisional
menggunakan pestisida sebelum penabur bibit, untuk mengatasi ikan-
ikan yang masuk ke dalam tambak yang akan memakan bibit pada saat
penebaran bibit. Hal ini didukung dengan hasil penelitian terdahulu
yang dilakukan oleh Akhmad Mustafa, dan Erna Ratnawati (2007),
dengan judul Faktor-faktor Dominan yang Mempengaruhi
Produktivitas Tambak di Kabupaten Pinrang, Sulawesi Selatan. Hasil
dari penelitian ini bahwa pemberian pestisida secara nyata
berpengaruh terhadap produktivitas tambak.
6. Pemeliharaan berpengaruh signifikan terhadap hasil produksi
tambak.
Hasil uji t menunjukkan nilai thitung > ttabel (2,243240 > 1,30109)
dan Prob. thitung lebih kecil dari taraf signifikan (0,0299 < 0,1). Artinya,
secara parsial pemeliharaan berpengaruh signifikan terhadap hasil
produksi tambak udang. Pemeliharaan juga sangat perlu dilakukan
seperti memperbaiki tangul yang bocor, membersihkan lumut,
memperbaiki jaring sehingga dapat meningkatkan hasil produksi
tambak. Hal ini didukung dengan hasil penelitian terdahulu yang
dilakukan oleh Wira (2010), dengan judul Analisis Faktor-Faktor
Yang Mempengaruhi Produksi Udang Windu di Kecamatan
Bengkalis Kabupaten Bengkalis. Hasil dari penelitian ini bahwa pada
variabel pengawasan berpengaruh signifikan terhadap produksi.
49

4.7.2 Hasil Uji F (Simultan)


Hasil uji F menunjukkan nilai Fhitung > Ftabel (23,22338 > 1,91) dan Prob.
Fhitung lebih kecil dari taraf signifikan (0,000000 < 0,1). Artinya, secara
simultan jumlah bibit, luas lahan, jumlah tenaga kerja, pemupukan lahan,
pemberian pestisida, dan pemeliharaan berpengaruh signifikan terhadap hasil
produksi tambak.
4.7.3 Koefisien Determinasi (R2)
Dari hasil perhitungan yang dilakukan menggunakan Eviews9 diperoleh
R2 = 0,755886 artinya variabel jumlah bibit (X1), luas lahan (X2), jumlah tenaga
kerja (X3), pemupukan lahan (X4), pemberian pestisida (X5), dan pemeliharaan
(X6) dapat menerangkan variabilitas sebesar 75% dari variabel hasil produksi
tambak udang (Y). Sedangkan sisanya 25% diterangkan oleh sebab-sebab lain
yang tidak terdapat dalam model.
BAB V
SIMPULAN
5.1 Simpulan
Berdasarkan hasil dan pembahasan yang telah dilakukan pada bab
sebelumnya, maka dapat ditarik beberapa kesimpulan mengenai pengaruh
jumlah bibit, luas lahan, jumlah tenaga kerja, pemupukan lahan, pemberian
pestisida, dan pemeliharaan terhadap produksi usaha tambak udang di
Kabupaten Bulungan dan Tana Tidung. Adapun kesimpulan yang bisa di ambil
adalah sebagai berikut:
Hasil dari penelitian ini bahwa secara parsial (uji t), bahwa jumlah bibit,
luas lahan, pemberian pestisida, dan pemeliharaan berpengaruh nyata terhadap
produksi, sedangkan jumlah tenaga kerja, dan pemupukan lahan tidak
berpengaruh secara nyata. Secara serempak (uji f), bahwa jumlah bibit, luas
lahan, jumlah tenaga kerja, pemupukan lahan, pemberian pestisida, dan
pemeliharaan berpengaruh nyata terhadap produksi budidaya udang windu
sistem tradisional ini. Persamaan regresi LnY = -7,629541 + 0,681558 (X1) +
0,729861 (X2) + 0,212685 (X3) + 0,055199 (X4) + 0,264375 (X5) + 0,390764
(X6) + e, dan R2 sebesar 0,755886 hal ini menunjukan bahwa sebesar 75%
variabel terikat (produksi) dapat dijelaskan oleh variabel bebas (jumlah bibit,
luas lahan, jumlah tenaga kerja, pemupukan lahan, pemberian pestisida, dan
pemeliharaan). Sedangkan sisanya 25% dipengaruhi oleh variabel bebas
lainnya yang belum dimasukan ke dalam model.

5.2 Keterbatasan Penelitian


Penelitian ini telah diusahakan dan dilaksanakan sesuai dengan prosedur
ilmiah, namun demikian masih memiliki keterbatasan yaitu:
1. Faktor-faktor yang mempengaruhi produksi tambak udang dalam
penelitian ini hanya terdiri dari enam variabel yaitu jumlah bibit, luas
lahan, jumlah tenaga kerja, pemupukan lahan, pemberian pestisida dan
pemeliharaan. Sedangkan masih banyak faktor yang bisa dijadikan

50
51

variabel yang mempengaruhi produksi tambak udang di Kabupaten


Bulungan dan Tana Tidung.
2. Dalam penelitian ini hanya meneliti produksi tambak udang di wilayah
Kabupaten Bulungan dan Tana Tidung, penelitian ini tidak meneliti
produksi selain tambak udang windu misalnya ikan dan kepiting.

5.3 Saran
Berdasarkan kesimpulan penelitian ini maka dapat dikemukakan saran-
saran sebagai berikut:
1. Untuk petani budidaya udang windu yang ada di Kalimantan Utara
sebaiknya lebih memperhatikan jumlah penebaran bibit, luas lahan,
pemberian pestisida dan pemeliharaan agar dapat meningkatkan produksi
dari budidaya udang windu ini.
2. Untuk kepada peneliti selanjutnya diharapkan dapat menambah faktor-
faktor yang mempengaruhi produksi budidaya udang windu ini agar hasil
yang diperoleh lebih baik lagi.
DAFTAR PUSTAKA
Agung, Pasay, dan Sugiharso. 2008. Teori Ekonomi Mikro: Suatu Analisis Produksi
Terapan. Jakarta: PT.Raja Grafindo Persada.
Asaf Ruzkiah, Athirah Admi, Ratnawati Erna. 2013. Faktor Pengelolaan Tambak
Yang Mempengaruhi Produktivitas Tambak di Kabupaten Indramayu
Provinsi Jawa Barat. Makassar: Universitas Muhammadiyah Makassar.
Anto.2014. Kategori Racun Pemberantas Hama di Tambak Udang. Makassar:
Dalam https://www.banyudadi.com/racun-pemberantas-hama-di-tambak-
udang/. (Diakes 19 oktober 2019).
Akhmad Mustafa, dan Erna Ratnawati. 2007. Faktor-faktor Dominan yang
Mempengaruhi Produktivitas Tambak di Kabupaten Pinrang, Sulawesi
Selatan.Pinrang:http://ejournalbalitbang.kkp.go.id/index.php/jra/article/view
/2146 (Diakses 23 oktober 2019).
Badan Pusat Statistik. 2015. Produksi Perikanan Menurut Sub Sektor Perikanan
dan Kabupaten/Kota. Kalimantan Utara.
Cahyadi Jimmy. (2010). Budidaya Udang Windu Di Tambak Tradisional. Tarakan:
UB Press.
Rozalinda. 2016. Ekonomi Islam: Teori dan Aplikasinya pada Aktivitas Ekonomi.
Jakarta: PT. Raja Grafindo.
Daniel, M. 2004. Pengantar Ekonomi Pertanian. Jakarta: PT. Bumi Aksara.
Fortuna Dwi Bima, Fauzia Lily, Salmiah. 2012. Analisis Faktor-faktor yang
Mempengaruhi Produksi Budidaya Tambak Udang Sistem Alam. Medan:
Universitas Sumatra Utara.
Ghozali, Imam. (2006). Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program SPSS.
Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro.
Hasyim Ali Ibrahim. 2017. Ekonomi Makro. Depok: PT. Kharisma Putra Utama.
Kordi H. Ghufran. 2011. Budi Daya 22 Komoditas Laut Untuk Konsumsi Lokal dan
Ekspor. Yogyakarta: ANDI OFFSET.
Laura Febrina. 2006. Analisis Optimasi Faktor-Faktor Produksi Dan Pendapatan
Usaha Budidaya Udang Windu: Kabupaten Karawang.
Mulyadi, S. 2014. Ekonomi Sumber Daya Manusia Dalam Prespektif
Pembangunan. Jakarta: Rajawali Pers.
Mulyani Erni. 2015. Analisis Faktor-faktor Produksi Usaha Budidaya Udang
Vanamme Pada Perusahaan Budidaya Ikan. Jawa Timur.
Putra Mahardika Indra. 2018. Pengantar Mikro Ekonomi. Yogyakarta: Quadrant.

52
53

Rusmiyati Sri. 2013. Pintar Budidaya Udang Windu. Yogyakarta: Pustaka Baru
Press.
Rizki Utami. Tavi Supriana. Rahmanta Ginting. (2014). Analisis Faktor-Faktor
Yang Mempengaruhi Produksi Tambak Udang Sistem Ekstensif Dan Sistem
Intensif: Kabupaten Langkat. Langkat: Universitas Sumatra Utara.
Suyanto Rachmatun S. dan Takarina Purbani Enny. 2009. Panduan Budidaya
Udang Windu. Jakarta: Penebar Swadaya.
Sukirno Sandono. 2016. Mikroekonomi Teori Pengantar. Jakarta: PT. Raja
Grafindo Persada.
Soetomo, H.A. 2000. Teknik Budidaya Udang Windu. Bandung: Sinar Baru
Algensindo.
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 13 Bab 1 Pasal 1 Ayat 2 Tahun 2003
Tentang Ketenagakerjaan. 2005: Jakarta.
Widigdo Bambang. 2013. Betambak Udang Dengan Teknologi Biocrete. Jakarta:
PT. Kompas Media Nusantara.
Wira. 2010. Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Produksi Udang Windu.
Pekanbaru: Universitas Islam Negri Sultan Syarif Kasim Pekanbaru.
Yuni Wa, Budiyanto, Riani Irdam. 2018. Faktor-faktor yang Mempengaruhi
Produksi Budidaya Udang Vanamme (Litopenaeus vannamei) di Kecamatan
Tinanggea Kabupaten Konawe Selatan. Kabupaten Konawe. Universitas
Halu Oleo.
Yusuf Candhika. 2014. Budidaya Udang Windu (Penaeus Monodon) Tambak
Tradisional dan Semi Insentif. Jakarta: PT. Maginete Kreasindo.
Lampiran 1. Kuesioner Penelitian

DAFTAR PERTANYAAN (KUESIONER) RESPONDEN

Pengantar :

 Mohon daftar pertanyaan ini di isi dengan benar.


 Hasil dari daftar pertanyaan ini akan digunakan sebagai bahan penulisan
skripsi.
 Keterangan yang Bapak/Saudara berikan akan saya jaga kerahasiaanya.
 Penulis mengucapkan terima kasih atas perhatian yang Bapak/Saudara
berikan karena telah menjawab pertanyaan ini dengan benar.

IDENTITAS RESPONDEN

Nama :

Usia :

Alamat :

Wilayah Budidaya Udang :

Pendidikan Terakhir :

Lama Bekerja :

Jumlah Tanggungan :

Penghasilan Sekali Produksi :

PERTANYAAN :

LATAR BELAKANG RESPONDEN


1. Sebelum Menjadi petani budidaya udang windu, apakah bapak/saudara
pernah bekerja sebelumnya ?
a. Pernah
b. Tidak
2. Jika pernah, bapak/saudara pernah bekerja dimana ?.......................................
3. Apa alasan bapak/saudara bekerja menjadi petani budidaya udang
windu?.............................................................................................................
Bibit (X1)
1. Berapakah jumlah penebaran bibit bapak/saudara dalam satu kali
produksi/panen (Ekor) ?...................................................................................
2. Berapakah harga bibit lokal dalam satu ekornya bapak/saudara membelinya
(Rp) ?...............................................................................................................
Luas Lahan (X2)
1. Berapakah luas lahan tambak budidaya udang windu tambak sistem
tradisional bapak/saudara (Ha) ?......................................................................
2. Apakah bapak/saudara memiliki lahan ini dibagi-bagi menjadi perpetak atau
tidak dibagi, jika ya berapa petak (Ya/Tidak) ?................................................
3. Apakah mengunakan alat berat dalam membuat tambak tradisional ini
(Ya/Tidak) ?.....................................................................................................
4. Berapakah biaya jika bapak/saudara menggunakan alat berat dalam membuat
tambak budidaya udang windu sistem tradisional ini (Rp) ?............................
Tenaga Kerja (X3)
1. Berapakah jumlah tenaga kerja bapak/saudara gunakan dalam melakukan
budidaya udang windu ini (Jiwa) ?..................................................................
2. Berapakah gaji tenaga kerja per orangnya dalam satu kali produksi/panen
(Rp)?...............................................................................................................
Pemupukan Lahan (X4)
1. Berapa banyak bapak/saudara mengunakan pupuk dalam sekali
produksi/panen (Kg) ?....................................................................................
2. Apa nama pupuk yang bapak/saudara gunakan ?............................................
3. Berapa lama waktu dalam sekali melakukan pemupukan lahan (Jam)
?......................................................................................................................
4. Berapakah biaya pemupukan lahan dalam satu kali produksi/panen (Rp)
?......................................................................................................................
Pemberian Pestisida (X5)
1. Apakah bapak/saudara mengunakan pestisida (Ya/Tidak) ?...........................
2. Jenis pestisida apa yang bapak/saudara gunakan?...........................................
3. Berapa banyak bapak/saudara gunakan pestisida dalam satu kali
produksi/panen (Kg)?.....................................................................................
4. Berapakah biaya pengunaan pestisida ini dalam satu kali produksi/panen
(Rp) ?..............................................................................................................
Pemeliharaan (X6)
1. Berapa lamakah bapak/saudara dalam melakukan pemeliharaan tambak
dalam satu hari (Jam) ?...................................................................................
Produksi (Y)
1. Berapakah size udang yang bapak/saudara dapatkan dalam satu kali
produksi/panen terakhir ?...............................................................................
2. Berapakah hasil produksi/panen bapak/saudara dapatkan dalam satu kali
periode(Rp)?...................................................................................................
3. Berapakah biaya ransun/oprasional yang digunakan dalam satu kali
produksi (Rp) ?...............................................................................................
Lampiran 2. Data Hasil Kuesioner
Tabel Kuesioner

No Umur Pendidikan Lama Bekerja (Tahun) Wilayah Tambak Jumlah bibit (Ekor) (X1) Luas lahan (Ha) (X2) Jumlah tenaga kerja (Jiwa) (X3) Pemupukan Lahan (Kg) (X4) Pemberian Pastisida (Kg) (X5) Pemeliharaan (Jam) (X6) Produksi (Kg) (Y)
1 49 SMP 7 Kab. Bulungan 150.000 14 3 300 350 360 600
2 51 SD 5 Kab. Bulungan 130.000 14 2 100 150 270 500
3 52 SD 8 Kab. Bulungan 120.000 12 2 100 150 360 500
4 40 SD 4 Kab. Tana Tidung 130.000 14 2 150 150 450 550
5 49 SD 10 Kab. Bulungan 120.000 11 2 150 100 360 450
6 55 SD 10 Kab. Bulungan 140.000 15 3 350 150 360 700
7 46 SMP 6 Kab. Bulungan 110.000 13 2 100 100 360 500
8 50 SD 6 Kab. Bulungan 120.000 10 2 100 100 270 500
9 41 SMP 5 Kab. Bulungan 130.000 12 2 100 100 360 450
10 56 SD 4 Kab. Tana Tidung 120.000 14 3 200 100 360 600
11 51 SD 10 Kab. Bulungan 140.000 13 3 200 150 270 650
12 40 SMA 4 Kab. Tana Tidung 120.000 11 3 200 100 360 550
13 45 SD 5 Kab. Bulungan 150.000 14 3 250 100 270 650
14 35 SMA 5 Kab. Tana Tidung 110.000 14 3 100 100 360 500
15 50 SD 6 Kab. Bulungan 120.000 13 3 250 150 360 650
16 44 SD 4 Kab. Tana Tidung 130.000 15 2 100 100 270 550
17 38 SMP 3 Kab. Tana Tidung 120.000 14 2 100 100 360 550
18 42 SD 5 Kab. Tana Tidung 100.000 10 3 150 75 360 350
19 45 SMP 3 Kab. Tana Tidung 100.000 10 2 100 50 270 250
20 38 SMP 2 Kab. Tana Tidung 140.000 15 3 300 150 360 650
21 53 SMA 9 Kab. Bulungan 110.000 14 3 300 100 270 600
22 52 SD 7 Kab. Tana Tidung 120.000 14 3 300 100 360 650
23 54 SD 12 Kab. Tana Tidung 150.000 15 3 350 150 270 700
24 38 SMP 3 Kab. Tana Tidung 110.000 10 2 100 50 360 250
25 35 SMP 2 Kab. Tana Tidung 100.000 10 2 100 50 360 200
26 48 SD 7 Kab. Bulungan 140.000 14 3 150 100 360 550
27 51 SD 8 Kab. Bulungan 110.000 14 3 100 150 360 450
28 35 SMP 3 Kab. Bulungan 120.000 15 4 300 100 360 600
29 52 SD 9 Kab. Tana Tidung 130.000 13 3 100 100 360 550
30 40 SMA 3 Kab. Bulungan 100.000 10 2 100 100 270 200
31 45 SD 5 Kab. Bulungan 120.000 10 2 150 75 270 200
32 35 SMP 4 Kab. Tana Tidung 120.000 10 2 100 100 270 250
33 38 SMP 3 Kab. Bulungan 140.000 14 4 300 100 360 650
34 48 SMP 3 Kab. Bulungan 120.000 13 2 100 100 360 550
35 54 SD 9 Kab. Bulungan 120.000 15 4 350 150 360 700
36 38 SMP 3 Kab. Bulungan 100.000 10 2 100 100 360 500
37 49 SD 9 Kab. Tana Tidung 120.000 10 2 150 150 270 500
38 42 SMP 4 Kab. Bulungan 140.000 14 3 350 150 360 750
39 51 SD 7 Kab. Bulungan 120.000 13 3 300 100 360 600
40 48 SD 3 Kab. Tana Tidung 140.000 14 4 300 150 270 650
41 52 SD 4 Kab. Bulungan 100.000 10 2 100 75 360 250
42 48 SD 5 Kab. Tana Tidung 120.000 10 3 150 100 270 400
43 41 SD 3 Kab. Tana Tidung 120.000 13 2 200 150 270 500
43 41 SD 3 Kab. Tana Tidung 120.000 13 2 200 150 270 500
44 54 SD 5 Kab. Bulungan 140.000 13 3 250 150 270 650
45 45 SMP 5 Kab. Tana Tidung 100.000 11 2 100 50 180 200
46 49 SD 7 Kab. Bulungan 120.000 14 3 300 150 360 600
47 41 SD 2 Kab. Tana Tidung 120.000 15 4 350 150 360 600
48 50 SD 5 Kab. Tana Tidung 110.000 10 2 150 100 360 450
49 53 SD 9 Kab. Tana Tidung 100.000 10 2 100 75 360 350
50 42 SMP 4 Kab. Tana Tidung 140.000 15 4 350 150 270 700
51 52 SD 8 Kab. Tana Tidung 120.000 11 3 100 100 360 550
52 47 SD 4 Kab. Tana Tidung 140.000 15 3 250 150 360 650
Lampiran 3. Nilai LN
Tabel Nilai LN

No Jumlah bibit (X1) Luas lahan (X2) Jumlah tenaga kerja (X3) Pemupukan lahan (X4) Pemberian pestisida (X5) Pemeliharaan (X6) Produksi (Y)
1 11.92 2.64 1.10 5.70 5.86 5.89 6.40
2 11.78 2.64 0.69 4.61 5.01 5.60 6.21
3 11.70 2.48 0.69 4.61 5.01 5.89 6.21
4 11.78 2.64 0.69 5.01 5.01 6.11 6.31
5 11.70 2.40 0.69 5.01 4.61 5.89 6.11
6 11.85 2.71 1.10 5.86 5.01 5.89 6.55
7 11.61 2.56 0.69 4.61 4.61 5.89 6.21
8 11.70 2.30 0.69 4.61 4.61 5.60 6.21
9 11.78 2.48 0.69 4.61 4.61 5.89 6.11
10 11.70 2.64 1.10 5.30 4.61 5.89 6.40
11 11.85 2.56 1.10 5.30 5.01 5.60 6.48
12 11.70 2.40 1.10 5.30 4.61 5.89 6.31
13 11.92 2.64 1.10 5.52 4.61 5.60 6.48
14 11.61 2.64 1.10 4.61 4.61 5.89 6.21
15 11.70 2.56 1.10 5.52 5.01 5.89 6.48
16 11.78 2.71 0.69 4.61 4.61 5.60 6.31
17 11.70 2.64 0.69 4.61 4.61 5.89 6.31
18 11.51 2.30 1.10 5.01 4.32 5.89 5.86
19 11.51 2.30 0.69 4.61 3.91 5.60 5.52
20 11.85 2.71 1.10 5.70 5.01 5.89 6.48
21 11.61 2.64 1.10 5.70 4.61 5.60 6.40
22 11.70 2.64 1.10 5.70 4.61 5.89 6.48
23 11.92 2.71 1.10 5.86 5.01 5.60 6.55
24 11.61 2.30 0.69 4.61 3.91 5.89 5.52
25 11.51 2.30 0.69 4.61 3.91 5.89 5.30
26 11.85 2.64 1.10 5.01 4.61 5.89 6.31
27 11.61 2.64 1.10 4.61 5.01 5.89 6.11
28 11.70 2.71 1.39 5.70 4.61 5.89 6.40
29 11.78 2.56 1.10 4.61 4.61 5.89 6.31
30 11.51 2.30 0.69 4.61 4.61 5.60 5.30
31 11.70 2.30 0.69 5.01 4.32 5.60 5.30
32 11.70 2.30 0.69 4.61 4.61 5.60 5.52
33 11.85 2.64 1.39 5.70 4.61 5.89 6.48
34 11.70 2.56 0.69 4.61 4.61 5.89 6.31
35 11.70 2.71 1.39 5.86 5.01 5.89 6.55
36 11.51 2.30 0.69 4.61 4.61 5.89 6.21
37 11.70 2.30 0.69 5.01 5.01 5.60 6.21
38 11.85 2.64 1.10 5.86 5.01 5.89 6.62
39 11.70 2.56 1.10 5.70 4.61 5.89 6.40
40 11.85 2.64 1.39 5.70 5.01 5.60 6.48
41 11.51 2.30 0.69 4.61 4.32 5.89 5.52
42 11.70 2.30 1.10 5.01 4.61 5.60 5.99
43 11.70 2.56 0.69 5.30 5.01 5.60 6.21
44 11.85 2.56 1.10 5.52 5.01 5.60 6.48
45 11.51 2.40 0.69 4.61 3.91 5.19 5.30
46 11.70 2.64 1.10 5.70 5.01 5.89 6.40
47 11.70 2.71 1.39 5.86 5.01 5.89 6.40
48 11.61 2.30 0.69 5.01 4.61 5.89 6.11
49 11.51 2.30 0.69 4.61 4.32 5.89 5.86
50 11.85 2.71 1.39 5.86 5.01 5.60 6.55
51 11.70 2.40 1.10 4.61 4.61 5.89 6.31
52 11.85 2.71 1.10 5.52 5.01 5.89 6.48
Lampiran 4. Tabel Titik Kritis Distribusi t

Pr 0,25 0,10 0,05 0,025 0,01 0,005 0,001


df 0,50 0,20 0,10 0,050 0,02 0,010 0,002
1 1,00000 3,07768 6,31375 12,70620 31,82052 63,65674 318,30884
2 0,81650 1,88562 2,91999 4,30265 6,96456 9,92484 22,32712
3 0,76489 1,63774 2,35336 3,18245 4,54070 5,84091 10,21453
4 0,74070 1,53321 2,13185 2,77645 3,74695 4,60409 7,17318
5 0,72669 1,47588 2,01505 2,57058 3,36493 4,03214 5,89343
6 0,71756 1,43976 1,94318 2,44691 3,14267 3,70743 5,20763
7 0,71114 1,41492 1,89458 2,36462 2,99795 3,49948 4,78529
8 0,70639 1,39682 1,85955 2,30600 2.89646 3,35539 4,50079
9 0,70272 1,38303 1,83311 2,26216 2,82144 3,24984 4,29681
10 0,69981 1,37218 1,81246 2,22814 2,76377 3,16927 4,14370
11 0,69745 1,36343 1,79588 2,20099 2,71808 3,10581 4,02470
12 0,69548 1,35622 1,78229 2,17881 2,68100 3,05454 3,92963
13 0,69383 1,35017 1,77093 2,16037 2,65031 3,01228 3,85198
14 0,69242 1,34503 1,76131 2,14479 2,62449 2,97684 3,78739
15 0,69120 1,34061 1,75305 2,13145 2,60248 2,94671 3,73283
16 0,69013 1,33676 1,74588 2,11991 2,58349 2,92078 3,68615
17 0,68920 1,33338 1,73961 2,10982 2,56693 2,89823 3,64577
18 0,68836 1,33039 1,73406 2,10092 2,55238 2,87844 3,61048
19 0,68762 1,32773 1,72913 2,09302 2,53948 2,86093 3,57940
20 0,68695 1,32534 1,72472 2,08596 2,52798 2,84534 3,55181
21 0,68635 1,32319 1,72074 2,07961 2,51765 2,83136 3,52715
22 0,68581 1,32124 1,71714 2,07387 2,50832 2,81876 3,50499
23 0,68531 1,31946 1,71387 2,06866 2,49987 2,80734 3,48496
24 0,68485 1,31784 1,71088 2,06390 2,49216 2,79694 3,46678
25 0,68443 1,31635 1,70814 2,05954 2,48511 2,78744 3,45019
26 0,68404 1,31497 1,70562 2,05553 2,47863 2,77871 3,43500
27 0,68368 1,31370 1,70329 2,05183 2,47266 2,77068 3,42103
28 0,68335 1,31253 1,70113 2,04841 2,46714 2,76326 3,40816
29 0,68304 1,31143 1,69913 2,04523 2,46202 2,75639 3,39624
30 0,68276 1,31042 1,69726 2,04227 2,45726 2,75000 3,38518
31 0,68249 1,30946 1,69552 2,03951 2,45282 2,74404 3,37490
32 0,68223 1,30857 1,69389 2,03693 2,44868 2,73848 3,36531
33 0,68200 1,30774 1,69236 2,03452 2,44479 2,73328 3,35634
34 0,68177 1,30695 1,69092 2,03224 2,44115 2,72839 3,34793
35 0,68156 1,30621 1,68957 2,03011 2,43772 2,72381 3,34005
36 0,68137 1,30551 1,68830 2,02809 2,43449 2,71948 3,33262
37 0,68118 1,30485 1,68709 2,02619 2,43145 2,71541 3,32563
38 0,68100 1,30423 1,68595 2,02439 2,42857 2,71156 3,31903
39 0,68083 1,30364 1,68488 2,02269 2,42584 2,70791 3,31279
40 0,68067 1,30308 1,68385 2,02108 2,42326 2,70446 3,30688
Pr 0,25 0,10 0,05 0,025 0,01 0,005 0,001
df 0,50 0,20 0,10 0,050 0,02 0,010 0,002
41 0,68052 1,30254 1,68288 2,01954 2,42080 2,70118 3,30127
42 0,68038 1,30204 1,68195 2,01808 2,41847 2,69807 3,29595
43 0,68024 1,30155 1,68107 2,01669 2,41625 2,69510 3,29089
44 0,68011 1,30109 1,68023 2,01537 2,41413 2,69228 3,28607
45 0,67998 1,30065 1,67943 2,01410 2,41212 2,68959 3,28148
46 0,67986 1,30023 1,67866 2,01290 2,41019 2,68701 3,27710
47 0,67975 1,29982 1,67793 2,01174 2,40835 2,68456 3,27291
48 0,67964 1,29944 1,67722 2,01063 2,40658 2,68220 3,26891
49 0,67953 1,29907 1,67655 2,00958 2,40489 2,67995 3,26508
50 0,67943 1,29871 1,67591 2,00856 2,40327 2,67779 3,26141
51 0,67933 1,29837 1,67528 2,00758 2,40172 2,67572 3,25789
52 0,67924 1,29805 1,67469 2,00665 2,40022 2,67373 3,25451
53 0,67915 1,29773 1,67412 2,00575 2,39879 2,67182 3,25127
54 0,67906 1,29743 1,67356 2,00488 2,39741 2,66998 3,24815
55 0,67898 1,29713 1,67303 2,00404 2,39608 2,66822 3,24515
56 0,67890 1,29685 1,67252 2,00324 2,39480 2,66651 3,24226
57 0,67882 1,29658 1,67203 2,00247 2,39357 2,66487 3,23948
58 0,67874 1,29632 1,67155 2,00172 2,39238 2,66329 3,23680
59 0,67867 1,29607 1,67109 2,00100 2,39123 2,66176 3,23421
60 0,67860 1,29582 1,67065 2,00030 2,39012 2,66028 3,23171
61 0,67853 1,29558 1,67022 1,99962 2,38905 2,65886 3,22930
62 0,67847 1,29536 1,66980 1,99897 2,38801 2,65748 3,22696
63 0,67840 1,29513 1,66940 1,99834 2,8701 2,65615 3,22471
64 0,67834 1,29492 1,66901 1,99773 2,38604 2,65485 3,22253
65 0,67828 1,29471 1,66864 1,99714 2,38510 2,65360 3,22041
66 0,67823 1,29451 1,66827 1,99656 2,38419 2,65239 3,21837
67 0,67817 1,29432 1,66792 1,99601 2,38330 2,65122 3,21639
68 0,67811 1,29413 1,66757 1,99547 2,38245 2,65008 3,21446
69 0,67806 1,29394 1,66724 1,99495 2,38161 2,64898 3,21260
70 0,67801 1,29376 1,66691 1,99444 2,38081 2,64790 3,21079
71 0,67796 1,29359 1,66660 1,99394 2,38002 2,64686 3,20903
72 0,67791 1,29342 1,66629 1,99346 2,37926 2,64585 3,20733
73 0,67787 1,29326 1,66600 1,99300 2,37852 2,64487 3,20567
74 0,67782 1,29310 1,66571 1,99254 2,37780 2,64391 3,20406
75 0,67778 1,29294 1,66543 1,99210 2,37710 2,64298 3,20249
76 0,67773 1,29279 1,66515 1,99167 2,37642 2,64208 3,20096
77 0,67769 1,29264 1,66488 1,99125 2,37576 2,64120 3,19948
78 0,67765 1,29250 1,66462 1,99085 2,37511 2,64034 3,19804
79 0,67761 1,29236 1,66437 1,99045 2,37448 2,63950 3,19663
80 0,67757 1,29222 1,66412 1,99006 2,37387 2,63869 3,19526
Lampiran 5. Tabel Distribusi F

df untuk pembilang (N1)


df untuk
penyebut
(N2) 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
1 39,86 49,50 53,59 55,83 57,24 58,20 58,91 59,44 59,86 60,19 60,47 60,71 60,90 61,07 61,22
2 8,53 9,00 9,16 9,24 9,29 9,33 9,35 9,37 9,38 9,39 9,40 9,41 9,41 9,42 9,42
3 5,54 5,46 5,39 5,34 5,31 5,28 5,27 5,25 5,24 5,23 5,22 5,22 5,21 5,20 5,20
4 4,54 4,32 4,19 4,11 4,05 4,01 3,98 3,95 3,94 3,92 3,91 3,90 3,89 3,88 3,87
5 4,06 3,78 3,62 3,52 3,45 3,40 3,37 3,34 3,32 3,30 3,28 3,27 3,26 3,25 3,24
6 3,78 3,46 3,29 3,18 3,11 3,05 3,01 2,98 2,96 2,94 2,92 2,90 2,89 2,88 2,87
7 3,59 3,26 3,07 2,96 2,88 2,83 2,78 2,75 2,72 2,70 2,68 2,67 2,65 2,64 2,63
8 3,46 3,11 2,92 2,81 2,73 2,67 2,62 2,59 2,56 2,54 2,52 2,50 2,49 2,48 2,46
9 3,36 3,01 2,81 2,69 2,61 2,55 2,51 2,47 2,44 2,42 2,40 2,38 2,36 2,35 2,34
10 3,29 2,92 2,73 2,61 2,52 2,46 2,41 2,38 2,35 2,32 2,30 2,28 2,27 2,26 2,24
11 3,23 2,86 2,66 2,54 2,45 2,39 2,34 2,30 2,27 2,25 2,23 2,21 2,19 2,18 2,17
12 3,18 2,81 2,61 2,48 2,39 2,33 2,28 2,24 2,21 2,19 2,17 2,15 2,13 2,12 2,10
13 3,14 2,76 2,56 2,43 2,35 2,28 2,23 2,20 2,16 2,14 2,12 2,10 2,08 2,07 2,05
14 3,10 2,73 2,52 2,39 2,31 2,24 2,19 2,15 2,12 2,10 2,07 2,05 2,04 2,02 2,01
15 3,07 2,70 2,49 2,36 2,27 2,21 2,16 2,12 2,09 2,06 2,04 2,02 2,00 1,99 1,97
16 3,05 2,67 2,46 2,33 2,24 2,18 2,13 2,09 2,06 2,03 2,01 1,99 1,97 1,95 1,94
17 3,03 2,64 2,44 2,31 2,22 2,15 2,10 2,06 2,03 2,00 1,98 1,96 1,94 1,93 1,91
18 3,01 2,62 2,42 2,29 2,20 2,13 2,08 2,04 2,00 1,98 1,95 1,93 1,92 1,90 1,89
19 2,99 2,61 2,40 2,27 2,18 2,11 2,06 2,02 1,98 1,96 1,93 1,91 1,89 1,88 1,86
20 2,97 2,59 2,38 2,25 2,16 2,09 2,04 2,00 1,96 1,94 1,91 1,89 1,87 1,86 1,84
21 2,96 2,57 2,36 2,23 2,14 2,08 2,02 1,98 1,95 1,92 1,90 1,87 1,86 1,84 1,83
22 2,95 2,56 2,35 2,22 2,13 2,06 2,01 1,97 1,93 1,90 1,88 1,86 1,84 1,83 1,81
23 2,94 2,55 2,34 2,21 2,11 2,05 1,99 1,95 1,92 1,89 1,87 1,84 1,83 1,81 1,80
24 2,93 2,54 2,33 2,19 2,10 2,04 1,98 1,94 1,91 1,88 1,85 1,83 1,81 1,80 1,78
25 2,92 2,53 2,32 2,18 2,09 2,02 1,97 1,93 1,89 1,87 1,84 1,82 1,80 1,79 1,77
26 2,91 2,52 2,31 2,17 2,08 2,01 1,96 1,92 1,88 1,86 1,83 1,81 1,79 1,77 1,76
27 2,90 2,51 2,30 2,17 2,07 2,00 1,95 1,91 1,87 1,85 1,82 1,80 1,78 1,76 1,75
28 2,89 2,50 2,29 2,16 2,06 2,00 1,94 1,90 1,87 1,84 1,81 1,79 1,77 1,75 1,74
29 2,89 2,50 2,28 2,15 2,06 1,99 1,93 1,89 1,86 1,83 1,80 1,78 1,76 1,75 1,73
30 2,88 2,49 2,28 2,14 2,05 1,98 1,93 1,88 1,85 1,82 1,79 1,77 1,75 1,74 1,72
31 2,87 2,48 2,27 2,14 2,04 1,97 1,92 1,88 1,84 1,81 1,79 1,77 1,75 1,73 1,71
32 2,87 2,48 2,26 2,13 2,04 1,97 1,91 1,87 1,83 1,81 1,78 1,76 1,74 1,72 1,71
33 2,86 2,47 2,26 2,12 2,03 1,96 1,91 1,86 1,83 1,80 1,77 1,75 1,73 1,72 1,70
34 2,86 2,47 2,25 2,12 2,02 1,96 1,90 1,86 1,82 1,79 1,77 1,75 1,73 1,71 1,69
35 2,85 2,46 2,25 2,11 2,02 1,95 1,90 1,85 1,82 1,79 1,76 1,74 1,72 1,70 1,69
36 2,85 2,46 2,24 2,11 2,01 1,94 1,89 1,85 1,81 1,78 1,76 1,73 1,71 1,70 1,68
37 2,85 2,45 2,24 2,10 2,01 1,94 1,89 1,84 1,81 1,78 1,75 1,73 1,71 1,69 1,68
38 2,84 2,45 2,23 2,10 2,01 1,94 1,88 1,84 1,80 1,77 1,75 1,72 1,70 1,69 1,67
39 2,84 2,44 2,23 2,09 2,00 1,93 1,88 1,83 1,80 1,77 1,74 1,72 1,70 1,68 1,67
40 2,84 2,44 2,23 2,09 2,00 1,93 1,87 1,83 1,79 1,76 1,74 1,71 1,70 1,68 1,66
41 2,83 2,44 2,22 2,09 1,99 1,92 1,87 1,82 1,79 1,76 1,73 1,71 1,69 1,67 1,66
42 2,83 2,43 2,22 2,08 1,99 1,92 1,86 1,82 1,78 1,76 1,73 1,71 1,69 1,67 1,65
43 2,83 2,43 2,22 2,08 1,99 1,92 1,86 1,82 1,78 1,75 1,72 1,70 1,68 1,67 1,65
44 2,82 2,43 2,21 2,08 1,98 1,91 1,86 1,81 1,78 1,75 1,72 1,70 1,68 1,66 1,65
45 2,82 2,42 2,21 2,07 1,98 1,91 1,85 1,81 1,77 1,74 1,72 1,70 1,68 1,66 1,64
Lampiran 6. Uji Asumsi Klasik
1. Uji Normalitas

12
Series: Residuals
Sample 1 52
10 Observations 52

8 Mean -2.51e-15
Median 0.009576
Maximum 0.394537
6 Minimum -0.477048
Std. Dev. 0.184768
Skewness -0.516337
4
Kurtosis 3.386092

2 Jarque-Bera 2.633546
Probability 0.267999
0
-0.5 -0.4 -0.3 -0.2 -0.1 0.0 0.1 0.2 0.3 0.4

2. Uji Multikolinieritas
Variance Inflation Factors
Date: 09/11/19 Time: 13:16
Sample: 1 52
Included observations: 52

Coefficient Uncentered Centered


Variable Variance VIF VIF

C 16.02957 21543.34 NA
JUMLAHBIBIT 0.128142 23616.43 2.433579
LUASLAHAN 0.073467 631.2975 2.452131
JUMLAHTENAGA
KERJA 0.032676 42.54121 2.730916
PEMUPUKANLA
HAN 0.009313 332.1153 3.042165
PEMBERIANPAS
TISIDA 0.012517 374.3418 2.083155
PEMELIHARAAN 0.030344 1366.380 1.102099

3. Uji Heteroskedastisitas
Heteroskedasticity Test: White

F-statistic 1.463400 Prob. F(27,24) 0.1746


Obs*R-squared 32.35011 Prob. Chi-Square(27) 0.2194
Scaled explained SS 28.90355 Prob. Chi-Square(27) 0.3656
Lampiran 7. Hasil Uji Regresi Linear Berganda

Dependent Variable: PRODUKSI


Method: Least Squares
Date: 09/09/19 Time: 23:27
Sample: 1 52
Included observations: 52

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

C -7,629541 4,003694 -1,905625 0,0631


JUMLAHBIBIT 0,681558 0,357970 1,903954 0,0633
LUASLAHAN 0,729861 0,271048 2,692736 0,0099
JUMLAHTENAGAKERJ
A 0,212685 0,180764 1,176587 0,2455
PEMUPUKANLAHAN 0,055199 0,096504 0,571982 0,5702
PEMBERIANPASTISIDA 0,264375 0,111881 2,363007 0,0225
PEMELIHARAAN 0,390764 0,174196 2,243240 0,0299

R-squared 0,755886 Mean dependent var 6,183269


Adjusted R-squared 0,723338 S.D. dependent var 0,373965
S.E. of regression 0,196701 Akaike info criterion -0,289617
Sum squared resid 1,741103 Schwarz criterion -0,026949
Log likelihood 14,53004 Hannan-Quinn criter. -0,188916
F-statistic 23,22338 Durbin-Watson stat 1,163931
Prob(F-statistic) 0,000000
Lampiran 8. Hasil Dokumentasi

Anda mungkin juga menyukai