Disusun Oleh:
NIM : 200140134
1. Orang Tua saya tercinta Bapak Sukiman dan Ibu Sunarti serta saudara dan
keluarga besar yang selalu mendukung dan mendoakan sehingga Kerja
Praktek ini berjalan lancar.
2. Bapak Dr. Lukman Hakim, ST., M.Eng selaku Ketua Jurusan Teknik Kimia
Universitas Malikussaleh
3. Ibu Dr. Rozanna Dewi, ST., M.Sc selaku Ketua Prodi Jurusan Teknik Kimia
Universitas Malikussaleh.
5. Bapak Dr. Ir. Azhari, M.Sc., IPM., Asean.Eng selaku pembimbing Kerja
Praktek yang telah memberikan arahan dan bimbingan selama penyusunan
laporan ini.
6. Bapak Awal Barri selaku Kepala Tata Usaha yang sudah memberikan
kesempatan untuk melaksanakan kegiatan Kerja Praktek di PT. LINGGA
TIGA SAWIT.
7. Bapak Bambang Sucipto selaku pembimbing khusus Kerja Praktek di di PT.
LINGGA TIGA SAWIT.
i
8. Bapak Dolly Siregar selaku Pembina Kerja Praktek di PT. LINGGA TIGA
SAWIT.
9. Seluruh karyawan PT. LINGGA TIGA SAWIT.
10. Kepada Abangda Wirdiyan Tsaqif yang telah memberikan semangat serta
do’anya selama pelaksanaan Kerja Praktek.
11. Sarifah Ainun dan Salim unzurna sebagai teman satu kelompok pelaksanaan
Kerja Praktek.
Penulis
ii
ABSTRAK
Pemisahan inti dan cangkang kelapa sawit dengan alat dan mesin dilakukan
di stasiun pengolahan biji. Stasiun pengolahan biji merupakan ruang pengolahan
yang digunakan dalam proses pemisahan biji dari cangkang kelapa sawit yang
dikenal dengan istilah claybath. Tugas khusus ini bertujuan untuk mempelajari
kehilangan inti (losses) kernel pada proses Claybath dengan menggunakan CaCO3
sebagai media pemisah. Kegiatan Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juli-
Agustus 2023 di Pt Lingga Tiga Sawit Labuhan Batu.
Memanfaatkan kalsium karbonat (CaC03) sebagai media pemisah pada
proses claybath dengan beberapa perlakuan untuk menentukan massa jenis yang
dapat menekan losses kernel, pada proses tersebut massa media pemisah dengan
takaran sebanyak 200 gr, 300 gr, 400 gr , dengan perbandingan air masing-masing
1500 L, sehingga memperoleh massa jenis yang berbeda, pada media pemisah
dengan takaran 200 gr massa jenis nya 1.0226 pada persentase loses kernel 0,0866
%. Sedangkan massa media pemisah kedua dengan takaran 300 gr massa jenis nya
1.0483 dengan persentase loses kernel 0,0354 %. Massa media pemisah ketiga
dengan takaran 400 gr massa jenis nya 1.0514 dengan persentase loses kernel
0,0164 %.
Oleh karena itu diantara ketiga perlakuan media pemisah tersebut, yang
paling baik menekan losses kernel pada proses claybath adalah media pemisah 400
gr, massa jenis 1,0514 dengan persentase kehilangan inti 0,0164 %, jika dilihat dari
kedua perlakuan yang lainya memperlihatkan losses yang semakin tinggi.
iii
DAFTAR ISI
iv
3.2.6 Stasiun Pengolahan Inti (Kernel Plamt Station) ....................................... 33
Gambar 3.34 Light Tenera Dry Separator (LTDS) ...... Kesalahan! Bookmark tidak
ditentukan.
3.3 Utilitas ............................................................................................................... 39
3.3.1 Stasiun Pengolahan Limbah (Effluent Treatment)..................................... 39
3.3.2 Station Pengolahan Air (Water Treatment Station) ................................... 41
3.3.3 Stasiun Pembangkit Tenaga (Power Plant Station) .................................. 44
3.4 Laboratorium..................................................................................................... 47
BAB IV TUGAS KHUSUS ................................................................................. 49
4.1 Pendahuluan ...................................................................................................... 49
4.1.1 Judul .......................................................................................................... 49
4.2 Landasan Teori .................................................................................................. 49
4.2.1 Losses kernel ............................................................................................. 49
4.2.2 Stasiun Claybath ....................................................................................... 49
4.3 Metodologi Pemecahan Masalah ...................................................................... 50
4.3.1 Objek Penelitian ........................................................................................ 50
4.3.2 Metodologi Penelitian ............................................................................... 50
4.4 Hasil dan Pembahasan ...................................................................................... 51
4.4.1 Hasil .......................................................................................................... 51
4.4.2 Pembahasan............................................................................................... 52
BAB V PENUTUP ............................................................................................... 53
5.1 Kesimpulan ....................................................................................................... 53
5.2 Saran ................................................................................................................. 53
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 55
v
DAFTAR GAMBAR
vi
Gambar 3. 41 Turbin Uap ................................................................................................ 45
Gambar 3. 42 Back Pressure Vessel (BPV) ..................................................................... 46
Gambar 3. 43 Genset ....................................................................................................... 46
vii
DAFTAR TABEL
Tabel 3. 1 Spesifikasi Jembatan Timbang Kapasitas 50 ton ............................................. 17
Tabel 3. 2 Spesifikasi Ktiteria TBS PT. Lingga Tiga Sawit unit PKS Bilah Hulu ........... 18
Tabel 3. 3 Spesifikasi alat sterilizer. ................................................................................. 20
Tabel 4. 1 Analisa Larutan CaCo3 Terhadap Losses pada alat Claybath ......................... 52
viii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Kerja Praktek
Program Studi Teknik Kimia merupakan wawasan ilmu pengetahuan yang
luas dan dapat mencakup ke segala bidang pekerjaan. Program Studi Teknik Kimia
mempelajari banyak hal seperti faktor-faktor alur proses produksi pabrik yang
dijalankanan, keergonomisan alat, maupun lingkungan yang ada. Tcknik Kimia
juga memperhatikan segi sistem keselamatan dan kesehatan kerja yang wajib
dimiliki, bagaimana pengendalian suatu sistem produksi, pengendalian kontrol
kualitas, dan sebagainya. Mahasiswa Program Studi Teknik Kimia diwajibkan
untuk mampu menguasai ilmu pengetahuan yang telah diajarkan kemudian
mengaplikasikan ke dalam kehidupan sehari-hari antara lain dalam kehidupan
(realita) dunia kerja yang sesungguhnya. Mahasiswa Teknik Kimia diharapkan
mampu bersaing dalam dunia kerja karena luasnya wawasan ilmu pengetahuan
yang telah dimilikinya.
Mahasiswa diberikan sebuah kesempatan untuk mengalami lalu
mengaplikasikan dan kemudian menemukan permasalahan serta menyelesaikannva
ke dalam dunia kerja. Kesempatan itu diberikan Universitas kepada mahasiswa
melalui suatu program kuliah kerja praktek. Mahasiswa diharapkan setelah
mengikuti kerja praktek ini mampu menemukan solusi yang dibutuhkan untuk
permasalahan yang terjadi dalarn sebuah perusahaan dengan berbagai pendekatan
yang sesuai. Selain itu dengan adanya kerja praktek ini diharapkan mampu
menciptakan hubungan yang positif antara mahasisrva, universitas dan perusahaan
yang bersangkutan. Hubungan yang baik ini pun dapat dimungkinkan dilanjutkan
antara mahasiswa dengan perusahaan yang bersangkutan setelah mahasiswa
tersebut menyelesaikan pendidikannya.
Maka dari itu berdasarkan berbagai pertimbangan yang telah dikemukakan
di atas, program mata kuliah kerla praktek adalah suatu hal yang cukup penting
untuk dilakukan setiap mahasiswa agar menunjang pengetahuan dan pengalaman
kerja yang dibutuhkan dalam dunia kerja yang akan dihadapi dewasa ini. Adapun
1
2
perusahaan yang dipilih sebagai tempat kerja praktek ini adalah PT. Lingga Tiga
Sawit Labuhan Batu yang bergerak dibidang produksi CPO (crude Palm Oil) dan
CPKO (Crude Palm Kernel Oil).
b. Program Studi Teknik Industri dapat lebih dikenal secara luas sebagai forum
disiplin ilmu terapan yang sangat bermanfaat bagi perusahaan.
3. Manfaat bagi perusahaan antara lain sebagai berikut:
praktek selesai tepat waktunya. Data-data yang telah diperoleh dari perusahaan
dapat dikumpulkan dengan cara sebagai berikut:
1. Pengamatan langsung dilapangan terhadap objek penelitian.
2. Melihat laporan administrasi serta catatan-catatan perusahaan yang berhubungan
dengan data-data yang dibutuhkan.
3. Melakukan wawancara dengan pihak yang dapat memberikan informasi yang
diperlukan untuk menunjang pembahasan masalah di lingkungan objek
penelitian tersebut.
6
BAB II
PROFIL PERUSAHAAN
2.1 Sejarah Perusahaan
PT. Lingga Tiga Sawit adalah sebuah perusahaan yang bergerak dibidang
Industri Pengolahan Kelapa Sawit, terdiri dari unit Pabrik Kelapa Sawit, Refinery
Fraksinasi, Kernel Crushing Plant dan Perkebunan Kelapa Sawit yang berstatus
PMDN, didirikan pada tanggal 30 April 2007 dan memulai kegiatan operasional
pabrik sejak peralihan pemegang saham dari PT. Cisadane Sawit Raya ke PT.
Lingga Tiga Sawit. tepatnya di Desa Lingga Tiga Kecamatan Bilah Hulu Kabupaten
Labuhanbatu Provinsi Sumatera Utara dengan luas areal: 87. 786 m².
Keberadaan PT. Lingga Tiga Sawit unit PKS Bilah Hulu saat ini memberi
arti sangat penting bagi petani pemilik kebun sawit di sekitarnya dan mampu
menyerap lebih kurang 700 ton TBS per hari, hal ini sudah tentu banyak
memberikan kontribusi yang cukup berarti bagi peningkatan kesejahteraan petani
kelapa sawit setempat dan masyarakat pada umumnya.
Selain Pabrik Kelapa Sawit dan Kernel Crushing Plant PT. Lingga Tiga
Sawit juga membangun pabrik Refinery Fraksinasi pada tahun 2019 untuk memberi
Nilai Tambah (Added Value) dari pengolahan TBS kelapa sawit yang telah tersedia.
Kondisi dimana terjadi kelebihan pasokan TBS yang menyebabkan rendahnya
harga jual TBS merupakan kesempatan usaha yang sangat baik dan menguntungkan
bagi pembangunan Pabrik Kelapa Sawit, Refinery Fraksinasi dan Kernel Crushing
Plant yang dapat menampung hasil kebun para petani sekitar maupun yang
tergabung dalam kelompok petani.
PT. Lingga Tiga Sawit unit PKS Bilah Hulu terletak di Desa Lingga Tiga,
kecematan Bilah Hulu, Kabupaten Labuhan Batu, Provinsi Sumatra Utara dengan
koordinat 02000’49,2” Lintang Utara dan 099052’45,6” Bujur Timur. PT. Lingga
Tiga Sawit dibangun diatas lahan seluas 152.812 m2 berbatasan langsung dengan
sumber air sungai aek kundur dengan kegiatan yang berlangsung berupa Pabrik
6
7
7
8
8
9
Adapun uraian tugas, wewenang dan tanggung jawab dari strktur organisasi
PT. Lingga Tiga Sawit ini sebagai berikut:
1. Direktur
a. Mengembangkan dan mengimplementasikan rencana bisnis jangka pendek
dan panjang untuk mencapai tujuan dan visi perusahaan.
b. Membuat keputusan strategis yang berdampak besar pada arah perusahaan.
c. Mengawasi operasional perusahaan secara keseluruhan untuk memastikan
efisiensi dan efektivitas.
d. Mengelola tim manajemen senior dan melakukan pengawasan atas
kebijakan sumber daya manusia.
e. Bertanggung jawab atas keuangan perusahaan dan menyusun anggaran yang
efisien.
f. Memantau laporan keuangan dan mengambil tindakan yang diperlukan
untuk mengelola risiko keuangan.
g. Memastikan perusahaan beroperasi sesuai dengan peraturan dan hukum
yang berlaku.
2. Manager
a. Merencanakan kegiatan dan proyek untuk mencapai tujuan departemen atau
tim.
b. Mengorganisasi tugas dan tanggung jawab anggota tim agar berjalan secara
efisien.
c. Mengelola anggaran dan alokasi sumber daya untuk mencapai efisiensi dan
efektivitas kerja tim.
d. Menilai kinerja anggota tim secara berkala dan memberikan umpan balik
konstruktif.
e. Memastikan anggota tim mematuhi kebijakan dan prosedur perusahaan dan
memastikan adanya ketaatan terhadap peraturan dan hukum yang berlaku.
f. Melaporkan hasil kerja kepada atasan atau manajemen yang lebih tinggi.
3. Asisten Kepala
9
10
10
11
11
12
Keselamatan yang ditetapkan pada PT. Lingga Tiga Sawit unit PKS Bilah
Hulu pada karyawan-karyawan sebagai berikut:
12
13
BAB III
PROSES PRODUKSI
3.1 Bahan Baku
Bahan baku adalah bahan utama yang digunakan dalam proses produksi.
Bahan baku yang digunakan untuk proses produksi pada PT. Lingga Tiga Sawit unit
PKS Bilah Hulu adalah berupa Tandan Buah Segar (TBS) yang diperoleh dari
pembelian Tandan Buah Segar yang di beli dari masyarakat atau lahan perkebunan
sawit swasta lainnya.
Ada beberapa Varietas tanaman kelapa sawit yang dikenal. Varietas-varietas
itu dapat di bedakan berdasarkan tebal tempurung dan dagingnya. Selain varietas-
varietas tersebut, ternyata dikenal juga beberapa varietas unggul yang mempunyai
beberapa keistimewaan, antara lain mampu menghasilkan produksi yang lebih baik
dibandingkan varietas lain. Berdasarkan tebal tempurung dan daging buah, dikenal
3 varietas kelapa sawit, yaitu:
1. Dura, yaitu buah yang tempurung cukup tebal antara 2-8 Mm dan tidak
terdapat lingkaran sabut pada bagian luar tempurung. Daging buah relatif
tipis dengan persentase daging buah terhadap buah bervariasi antara 35-
50%. Kernel (daging biji) biasanya besar dengan kandungan minyak yang
rendah
Gambar 3. 1 Dura
2. Pisifera, yaitu buah dengan ketebalan tempurung sangat tipis, bahkan
hampir tidak ada tetapi daging buahnya tebal. Persentase daging buah
terhadap buah cukup tinggi, sedangkan daging biji sangat tipis.
13
14
Gambar 3. 2 Pifisera
3. Tenera, yaitu variates yang mempunyai sifat-sifat yang berasal dari kedua
induknya yaitu dura dan pisifera. Varietas inilah yang banyak ditanam di
perkebunanperkebunan pada saat ini. Tempurung sudah menipis,
ketebalannya berkisar antara 0,5 - 4 Mm, dan terdapat lingkaran serabut di
sekelilingnya persantase daging buah terhadap buah tinggi antara 60% -
96%.
Gambar 3. 3 Tenera
Perbedaan ketebalan daging buah kelapa sawit menyebabkan perbedaan
jumlah rendemen minyak kelapa sawit yang dikandungnya. Rendemen minyak
paling tinggi terdapat pada varietas tenera yaitu mencapai 22 - 24%, sedangkan
pada varietas dura hanya 16 – 18% (Fauzi, 2008).
Kelapa sawit dengan nama ilmiah Elaeis guinensis JACQ memiliki bagian-
bagian dari buah yang terdiri atas kulit buah (exocarp), daging buah (mesocarp),
cangkang (endocarp), dan inti sawit (kernel). Bagian-bagian buah kelapa sawit
yang menghasilkan minyak adalah daging buah (mesocarp), yang mengandung
minyak kelapa sawit (CPO).Inti sawit (kernel), yang mengandung inti kelapa sawit
(PKO).
14
15
Proses pengolahan tandan buah segar kelapa sawit untuk dijadikan minyak
sawit melalui proses pengolahan yang sesuai dengan standar operasi prosedur
pabrik, dan bahan baku (raw material) yang sesuai mutu kriteria panen yang baik.
Proses produksi merupakan fungsi produk untuk menciptakan nilai tambah produk
yang merupakan output dari setiap organisasi industri. Proses produksi membantu
perusahaan untuk menemukan teknik – teknik pengerjaan maupun pengolahan
bahan yang efektif dan efisien untuk menghasilkan produk yang sesuai dengan
standar mutu yang telah ditetapkan. Pengolahan ini diharapkan menghasilkan losses
yang kecil sehingga rendemen minyak yang dihasilkan menjadi besar. Proses
pengolahan kelapa sawit dibagi atas beberapa tahap yang dilakukan pada masing-
masing stasiun. Adapun stasiun-stasiun pada proses pengolahan kelapa sawit antara
lain:
1. Stasiun Penerimaan Buah (Fruit Reception Station)
2. Stasiun Rebusan (Sterilizer Station)
15
16
16
17
2. Penyortiran (Grading)
Sortasi Tandan Buah Segar adalah suatu kegiatan penyortiran tandan buah
segar sebagai salah satu kendali mutu CPO yang akan dihasilkan baik dari segi
kuantitas dan kualitas. Sortasi Tandan Buah Segar salah satu bagian dalam alur
pengolahan TBS menjadi CPO dimana kegiatan ini memiliki beberapa fungsi antara
lain:
1. Untuk mengetahui kualitas dari TBS yang masuk ke pabrik dan sebagai
laporan balik ke estate (kebun) akan kualitas dari TBS yang dikirim.
2. Sebagai salah satu parameter yang akan mempengaruhi rendemen/OER (Oil
Extrasion Rendemen) di pabrik, dan kualitas minyak yang akan dihasilkan.
17
18
Adapun kriteriakriteria buah dan syarat mutu Tandan Buah Segar (TBS)
dapat dilihat pada table 3.2.
Tabel 3. 2 Spesifikasi Ktiteria TBS PT. Lingga Tiga Sawit unit PKS Bilah Hulu
18
19
C. Diterima
potongan 3%
(Sumber: Spesifikasi Kriteria TBS PT. Lingga Tiga Sawit unit PKS Bilah Hulu,
2023)
Buah yang telah selesai ditimbang, dibawa ke loading ramp dan dituang ke
tiap-tiap bays dari loading ramp, kemudian diisikan ke dalam conveyer untuk di
bawa ke sterilizer. PT. Lingga Tiga Sawit unit PKS Bilah Hulu sendiri memiliki 2
loading ramp dengan masing-masing loading ramp memiliki 10 pintu (bays) dengan
sudut kemiringan 30. Pengisian TBS dilakukan dengan cara membuka pintu bays
yang diatur dengan sistem pintu hydraulic menggunakan elektromotor yang
berfungsi untuk mengisi TBS perlahan-lahan ke dalam conveyer. Loading Ramp
dapat dilihat pada Gambar 3.7.
19
20
Gambar 3. 8 Sterilizer
Adapun Spesifikasi alat sterilizer. dapat dilihat pada table 3.3.
Tabel 3. 3 Spesifikasi alat sterilizer.
Tinggi 8 meter
Diameter 2,8 meter
Kapasitas 25 - 30 ton
Suhu 1350 C - 1400 C
Tekanan 2,7 – 3,0 bar
Jumlah 4 Unit
(Sumber: PT. Lingga Tiga Sawit unit PKS Bilah Hulu, 2023)
Metode perebusan yang digunakan PT. Lingga Tiga Sawit unit PKS Bilah
Hulu adalah sistem perebusan satu puncak (single peak). Adapun prinsip single
peak adalah perebusan yang dilakukan hanya satu tahap, uap masuk sesuai dengan
20
21
waktu yang ditentukan, sampai tercapai tekanan konstan dan kemudian turun, dan
uap dibuang dari ruangan perebusan. Adapun tujuan dari perebusan ini adalah:
1. Menghentikan aktifitas enzim lipase pada TBS. TBS yang dipanen
mengandung enzim lipase yang tetap bekerja dalam buah. Enzim lipase
bertindak sebagai pembentuk asam lemak bebas yang dapat mempengaruhi
mutu dari CPO yang dihasilkan.
2. Melunakkan daging buah (mesocarp).
3. Melekangkan inti (kernel) dan cangkang (shell).
4. Mempermudah buah lepas dari tandannya.
21
22
2. Thresher drum
Alat ini berfungsi untuk memisahkan buah dari tandannya. Alat ini
berbentuk drum yang berputar dengan kecepatan ± 23-25 rpm. Buah yang sudah di
banting akan jatuh melalui kisi – kisi drum menuju Conveyor Under Thresher,
sedangkan tandan yang kosong akan terdorong keluar dan masuk ke Empty Bunch
Conveyor untuk proses lebih lanjut. Thresher dapat dilihat pada Gambar 3.10.
Gambar 3. 10 Thresher
3. Under Thresher Conveyor
22
23
Bunch press adalah alat memeras sisa minyak dan air (dimana minyak akan
dikumpulkan) dan mengurangi kandungan minyak dan air,yang ada pada tandan
kosong, mesin ini digunakan untuk mengahancurkan dan memberi tekanan pada
tandan kosong. Mesin ini memiliki peranan yang cukup penting dalam pabrik
kelapa sawit. Sebab, minyak kelapa sawit akan memiliki nilai jual yang tinggi jika
terbebas dari segala bentuk limbah. Namun penggunaan mesin harus diimbangi
dengan perawatan secara rutin setiap hari dan berkala. Tujuannya agar
mempertahankan kualitas hasil pengolahan kelapa sawit.
23
24
Gambar 3. 14 Digester
24
25
Sand trap tank (Tangki Pemisah Pasir) berfungsi untuk mengurangi jumlah
pasir dalam minyak yang akan dialirkan ke ayakan (saringan), dengan maksud agar
ayakan terhindar dari gesekan pasir kasar yang dapat menyebabkan kehausan
ayakan. Alat ini bekerja berdasarkan gaya gravitasi yaitu pengendapan padatan
yang mana minyak sawit yang memiliki berat jenis lebih ringan akan naik ke atas
dan dikeluarkan melalui pipa over flow menuju vibrating screen sedangkan NOS
yang memiliki berat jenis lebih besar akan turun kebawah dan dikeluarkan melalui
pipa drain. Sand Trap Tank dapat dilihat pada Gambar 3.17.
25
26
26
27
27
28
28
29
29
30
6. Storage Tank
Fungsi dari adalah tempat penyimpanan sementara minyak produksi yang
dihasilkan sebelum dikirim atau dijual. Didalam Storage tank terdapat pipa-pipa
yang dialiri oleh uap steam, untuk menjaga supaya suhu minyak CPO dalam tanki
penyimpanan tetap terjaga stabil antara 45-50o C. Storage Tank harus dibersihkan
secara terjadwal dan pemeriksaan kondisi pipa steam harus dilakukan secara rutin,
karena apabila terjadi kebocoran pada pipa uap steam dapat mengakibatkan naiknya
kadar air pada CPO. Storage Tank dapat dilihat pada Gambar 3.23.
30
31
8. Sand Cyclone
Sludge dipompakan dengan Pump Sand Cyclone yang berfungsi untuk
memisahkan pasir dengan Sludge kasar. Karena apabila pasir terikut pada sludge
akan menyebabkan kerusakan pada Sludge Decanter, Centrifuge sehingga biaya
perawatan pada alat sludge menjadi tinggi. Alat ini pada bagian atas berbentuk
silinder dan bagian bawah berbentuk konus terdapat pada tabung untuk
mengendapkan pasir.
31
32
10. Decanter
Prinsip kerja dari decanter yaitu berdasarkan gaya sentrifugal, berat jenis,
dan gaya gravitasi. Campuran minyak awalnya diputar dengan kecepatan tertentu
sehingga terjadi pemecahan komponen dengan adanya perbedaan berat jenis maka
masing-masing akan terpisah dengan sendirinya dengan adanya gaya gravitasi bumi
maka komponen yang memiliki berat jenis yang tinggi akan mengendap yang
dinamakan dengan solid phase, sedangkan yang lainnya (heavy phase\ akan tetap
diatas karena berat jenis minyak lebih rendah dari sludge (solid phase). Suhu
decanter yaitu 90-95℃. Berikut merupakan gambar dari decanter yang terdapat
pada PT. Lingga Tiga Sawit unit PKS Bilah Hulu.
Gambar 3. 26 Decanter
11. Fat Fit
Suatu bak penampung sludge buangan minyak-minyak yang keluar dari
bocoran-bocoran alat di stasiun klarifikasi yang dialirkan ke parit dan dipompakan
ke bak ini dikumpulkan, kemudian di kutip kembali sludge dan minyak tersebut
dengan pompa untuk masuk ke crude oil tank.
32
33
Pada proses screw press, ampas yang berupa biji dan fiber dibawa masuk
kedalam Cake Breaker Conveyor. Cake Breaker Conveyor merupakan conveyor
yang berbentuk ribbon blade yang berputar pada poros. Cake Breaker Conveyor
berfungsi sebagai pemecah gumpalan-gumpalan cake berupa biji dan fiber yang
berasal dari screw press serta membawanya ke depericarper.
33
34
dijadikan bahan bakar pada ketel uap sedangkan biji (nut) yang berat jenisnya lebih
besar akan jatuh ke nut polishing drum (Rijanto, 2015).
Prinsip kerja pada derpericarper ialah ampas press (press cake) yang
dibawa oleh CBC dengan cara pneumatic yaitu berdasarkan hisapan udara, dimana
fraksi ringan berupa fiber akan dihisap dengan fiber cyclone fan sebagai bahan
bakar pada boiler, sedangkan fraksi berat berupa nut jatuh menuju nut polishing
drum. Kecepatan air lock pada fiber cyclone adalah 44 rpm. Depericarper dapat
dilihat pada Gambar 3.30.
Gambar 3. 28 Depericarper
3. Nut Polishing Drum
Nut Polishing Drum adalah suatu drum kerangka berputar yang mempunyai
plat-plat yang dipasang miring pada dinding bagian dalam. Alat ini berfungsi
membersihkan sisa ampas yang masih ada di dalam kernel. Nut yang sudah bersih
masuk ke conveyor dan di antar ke nut transfort fan. Nut transfort fan akan
menghisap nut dan dihantarkan ke nut silo sedangkan batu/ kotoran lain akan jatuh
karena berat jenisnya lebih besar (Sutrisno, 2009).
Prinsip kerja pada polishing drum ialah Nut yang keluar dari proses
derpericarper masuk ke polishing drum, didalam polishing drum nut akan berputar
sehingga nut akan berguling-guling pada bagian dinding drum, fiber yang masih
melekat tersebut akan terlepas dari nut, kemudian nut yang sudah bersih dari fiber
akan jatuh melalui cela dan naik melalui nut bottom cross conveyor, sedangkan
fibernya akan dihisap oleh fiber cyclone fan menuju derpericarper dan diteruskan
ke boiler. Kecepatan putaran polishing drum adalah 21 rpm. Setelah dari polishing
drum, nut masuk ke nut bottom cross conveyor dan masuk ke nut augher. Nut
34
35
augher berfungsi untuk mengantarkan nut ke destoner. Nut Polishing Drum dapat
dilihat pada Gambar 3.31.
35
36
LTDS 2, dan claybath. Alat ini terdiri dari rotor bar dan ripple bar. Ripple Mill
dapat dilihat pada Gambar 3.33.
36
37
Gambar 3. 33 Claybath
37
38
8. Kernel Silo
Inti yang masih mengandung air, perlu dikeringkan sampai kadar air 7% .
Inti yang berasal pemisahan dari claybath melalui wet kernel conveyor
didistribusikan ke dalam unit kernel silo untuk dilakukan proses pengeringan. Pada
kernel silo ini inti akan dikeringkan dengan menggunakan udara panas dari steam
heater yang dihembuskan oleh fan kernel silo kedalam kernel silo.
Prinsip kerja pada kernel silo ialah dengan menggunakan steam heater yang
dihembuskan oleh fan ke dalam ruang kernel silo. Temperatur udara yang
dihembuskan ke bagian atas, tengah dan bawah silo kernel berbeda-beda. Untuk
masing-masing bagian secara berurutan yaitu 60oC, 70oC, dan 80oC. Hal ini
menyebabkan udara panas dapat berbagi secara merata di dalam ruang. Pengeringan
dilakukan selama 6-9 jam yang kemudian akan dikirim ke bunker silo (kernel bin).
Kernel Silo dapat dilihat pada Gambar 3.36.
38
39
39
40
dijaga berada antara 6-7. Limbah pada anaerobic pond mengalami proses
pengendapan awal dan memberi kesempatan bakteri untuk berkembang melakukan
degradasi secara anerob dengan kondisi optimal, dari proses tersebut terjadi
perubahan menjadi asam asetat menghasilkan gas CH4 dan H2O serta mudah
menguap. Kedalam kolam ini perlu diberikan campuran air limbah yang sudah
matang dari kolam pembibitan sebanyak limbah yang masuk. Lama penahanan
pada kolam ini berlangsung selama 43 hari, kemudia limbah tersebut akan di alirkan
ke kolam facultative pond.
4. Seeding Pond
Seeding pond adalah kolam tempat pembiakan bibit bakteri yang akan
mendekomposisi senyawa-senyawa organic air limbah pada PT. Lingga Tiga Sawit
unit PKS Bilah Hulu. Kola mini akan mengalirkan bibit bakteri ke kolam
acidification, juga menerima limpahan limbah dari kolam acidification sebagai
makanan bakteri yang ada pada kolam tersebut.
5. Aerator Pond 1 dan 2
Kolam aerator adalah cara pengolahan secara aerob, kolam mini dilengkapi
dengan aerator injeksi udara yang mana tujuannya adalah menambah oksigen yang
rendah pada kolam. Kolam aerasi merupakan modifikasi dari kolam oksidasi.
Pengolahan dengan kolam aerasi akan menghasilkan bisolid (endapan lumpur).
6. Sedimentasi Pond
Setelah proses pendahuluan atau memisahkan dari benda-benda yang kecil.
Air limbah masih mengandung bahan yang tersuspensi. Untuk mengendapkan
bahan tersuspensi dilakukan dengan mengalirkan secara lambat air limbah tersebut
dalam kolam-kolam sendimentasi. Proses sedimentasi dapat digunakan untuk
mengendapkan bahan-bahan dalam bentuk flok akibat adanya proses floakulasi.
Proses sedimentasi dapat mengurangi 3-5% kadar bahan buangan (Porim, 1995).
7. Sludge Active Pond
Limbah cair dari sedimentasi pond dipompakan ke sludge active pond
melalui parit dan selanjutnya masuk kedalam bak aerasi I kemudian ke bak aerasi
II dan III. Bak aerasi ini dilengkap dengan pipa udara dan diffucer yang
40
41
dipasangkan pada dasar bak aerasi, dengan mengoprasian blower melalui kolam
aerasi limbah mengalir melalui pipa dan keluar melalui diffucer sekaligus
menghubungkan limbah cair. Pada kola mini terjadi perubahan warna limbah cair
dari hitam ke coklat dan juga menghilangkan bau yang dapat mengurangi BOD.
Selanjutnya limbah cair mengalir melalui pipa PVC sebanyak 41 buah masuk
kedalam bak sedimentasi. Dari bak sedimentasi ini lumpur yang mengendap dihisap
oleh air lift pump, selanjutnya mengalir ke parit menuju ke kolam lumpur aktf,
sedangkan air yang berada di permukaan bak sedimentasi mengalir ke final pond .
8. Final Pond
Selain air yang dikembalikan ke lumpur aktif, dari bak sedimentasi, terdapat
air di permukaan bak sedimentasi yang dia alirkan melalui parit dan pipa ke kolam
final pond. Dari kolam final pond limbah yang hanya tersisa airnya dialirkan ke
sungai melalui pipa yang dipasangkan flow meter untuk mengukur debit air limbah
yang akan dibuang ke sungai Aek Kuntur. Kolam final pond juga berfungsi sebagai
kolam indicator.
Air pada pabrik kelapa PT. Lingga Tiga Sawit unit PKS Bilah Hulu t berasal
dari Sungai Aek Kuntur yang berajak ± 50 m dari lokasi pabrik. Air merupakan
kebutuhan yang sangat penting karena air akan diolah untuk menghasilkan steam
yang dibutuhkan dalam pengolahan dan pengoprasian pabrik. Air yang dihasilkan
dari pengolahan air ini harus memenuhi standar air umpan boiler.
1. Tangki Pengendapan (Clarifier Tank)
Clarifier Tank ini dilengkapi dengan sekat-sekat untuk membantu proses
pengendapan. Kedalam clarifier diinjeksikan bahan kimia yang berupa Sada Ash
dan Tawas. Soda Ash berfungsi sebagai pengatur pH yakni berkisar antara 6-7,
sedangkan Tawas berfungsi menggumpalkan kotoran dalam air sehingga
mengendap dalam dasar tangki. Air pada bagian atas dialirkan ke bagian reservoir
tank yang berfungsi untuk menampung air sebelum dialirkan ke sand filter.
41
42
Air dari reservoir tank dipompakan ke sand filter. Air masih pengandung
padatan tersuspensi, sehingga dalam sand filter air disaring melalui bagian bawah
dan dipompakan ke water tower. Pada water pertama air yang telah bersih dialirkan
ke komplek perumahan, sedangkan pada tower kedua airnya agak keruh, maka akan
dialirkan untuk keperluan pengolahan air umpan boiler, keperluan domestik,
keperluan proses, dan lain sebagainya.
42
43
Water tower tank atau menara air merupakan tangki silinder dengan
kapasitas 80 m2 dengan tinggi 15 m berfungsi sebagai tempat penampungan air
hasil penyaringan air yang masuk ke demint plant stabil dan dalam kondisi
kontinyu.
6. Reverse Osmosis
PT. Lingga Tiga Sawit unit PKS Bilah Hulu menggunakan reverse osmosis
untuk mendapatkan kualitas air yang telah terstandar untuk kebutuhan air umpan
boiler. Menurut cara kerjanya, reverse osmosis menghasilkan dua aliran yakni
produk atau product water (permeate) yang dimanfaatkan untuk umpan boiler, dan
air buangan RO (concentrate water).
43
44
8. Deaerator
Deaerasi bertujuan untuk menghilangkan gas-gas CO2 dan O2 yang terlarut
dalam air, yang dapat mengakibatkan korosi dan menimbulkan kerak pada pipa pipa
boiler. Penghilangan gas-gas terlarut tersebut dilakukan dengan cara pemanasan
dengan menggunakan steam yang diinjeksikan langsung kedalam air yang
berlawanan arah dengan aliran air.
Temperatur didalam tangki dijaga konstan, temperatur air disekitarnya yaitu
sebesar 80-90o C. Air yang keluar dari deaerator diberikan bahan kimia sebelum
masuk ke boiler yang berguna untuk menurunkan pH, mencegah terjadinya korosi
dan pembentukan kerak pada ketel.
Pembangkit tenaga pada PKS PT. Lingga Tiga Sawit menggunakan dua
sistem yaitu; sistem turbin dan sistem diesel. Beberapa komponen utama pada
sistem ini adalah ketel dan boiler, turbin dan BPV. Tenaga penggerak dari generator
yang digerakkan oleh boiler, turbin dan back pressure vessel.
44
45
1. Boiler
Untuk mendapatakan uap dan tenaga listrik yang digunakan dalam proses
pengolahan, maka air yang berasal dari tangki daerator diproses dalam boiler.
Bahan bakar yang digunakan berasal dari pengolahan kelapa sawit berupa serabut
(fiber) dan cangkang.
Gambar 3. 40 Boiler
2. Turbin uap
Uap yang dihasilkan oleh boiler digunakan untuk menggerakkan sudut
sudut turbin dan untuk menggerakkan generator yang porosnya dikopeng dengan
roda gigi, dengan demikian akan menghasilkan tenaga listrik yang akan digunakan
untuk menggerakkan motor-motor dalam proses pengolahan.
45
46
Gambar 3. 43 Genset
46
47
3.4 Laboratorium
Air yang dianalisa adalah air baku, air pengolahan dan air pemanas. Analisa
yang digunakan untuk melihat mutu air adalah sebagai berikut:
a. pH
b. Kesadahan
c. Analisa TDS (Total Dissolved Solid)
Untuk melihat mutu kelapa sawit, maka dilakukan analisa dengan cara sortasi
selama berlangsungnya proses pengolahan terjadi losses minyak.
a. Analisa losses minyak kelapa sawit (MKS) ini dilakukan (sampel yang
diambil) pada:
1. Air rebusan
2. Tandan kosong
3. Ampas press
4. Nutten
5. Sludge separator
47
48
6. Fat pit
7. Minyak yang terikut buah pada tandan kosong.
b. Analisa losses pada inti kelapa sawit (IKS)
1. Fiber cyclone
2. LTDS I
3. LTDS II
4. Claybath
48
49
BAB IV
TUGAS KHUSUS
4.1 Pendahuluan
Tugas khusus merupakan tugas individu ketika berada di pabrik PT. Lingga
Tiga Sawit Labuhan Batu.
4.1.1 Judul
Dalam melaksanakan tugas Kerja Praktek di PT. LINGGA TIGA SAWIT,
penulis mengambil judul tugas khusus "Pengaruh penambahan CaCo3 dan Air
terhadap losses pada alat claybath".
49
50
kerucut yang mempunyai keluaran di bibir bejana atas dan dibagian bawah kerucut
dan disambung pipa U ke atas untuk menjaga level larutan di dalam bejana.
Inti dan cangkang masuk ke dalam bejana, inti akan mengapung selanjutnya
keluar lewat sebelah atas bejana menuju vibrating clay bath dan disiram dengan air
selanjutnya jatuh ke wet kernel conveyor lalu ke wet kernel elevator untuk
selanjutnya dibawa ke dry kernel untuk mengurangi tingkat kadar air yang
terkandung dalam bagian inti. Sedangkan cangkang akan tenggelam dan keluar
melalui pipa U ke vibrating clay bath dan dihisap oleh shell transfer fan menuju
penampungan cangkang.
Adapun hasil Analisa berat jenis terhadap larutan pemisah pada Claybath
dapat dilihat pada tabel 4.1
Tabel 4. 1 Analisa Larutan CaCo3 Terhadap Losses pada alat Claybath
4.4.2 Pembahasan
Pada percobaan yang telah dilakukan sebanyak 3 kali pengujian
sampel dilakukan dengan perbandingan air dan CaCo3 sebanyak 200 gram : 1500
ml, 300 gram : 1500ml, 400 gram :1500 ml.
Pada pengujian dengan perbandingan 200 gram CaCo3 dan 1500
ml air didapatkan berat jenis larutan 1,0226 g/ml. Pada perbandingan 300
gram CaCo3 dan 1500 ml air didapatkan berat jenis larutan 1,0483 g/ml. Pada
perbandingan 400 gram CaCo3 dan 1500 ml air didapatkan berat jenis larutan 1,0514
g/ml. Pada Berat jenis 1,0226 g/ml didapatkan losses wet shell sebesar 0,0866 %.
Kemudian pada larutan dengan berat jenis 1,0483 g/ml, didapatkan losses pada wet
shell sebesar 0,0354 %. Pada larutan berat jenis 1,0514 g/ml didapatkan losses pada
wet shell sebesar 0,0164 %. Maka dapat dilihat bahwa semakin banyak CaCo3 dan berat
jenis larutan maka semakin sedikit losses kernel yang di dapat. Oleh karena itu berat jenis
larutan claybath perlu dilakukan kontrol setiap saat, dikarenakan berat jenis larutan tersebut
dapat berubah akibat pertambahan zat tersuspensi yang berasal dari debu dan pecahan biji
sehingga berat jenis larutan menjadi tidak sesuai.
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat diambil dalam melakukan kerja praktek adalah sebagai
berikut:
1. Prioritas utama yang dilakukan oleh pabrik kelapa sawit PT Lingga Tiga Sawit
adalah minyak sawit mentah (CPO dan CPKO).
2. Produksi yang dihasilkan dari proses pengolahan kelapa sawit di PKS Lingga Tiga
Sawit diperoleh dari tanda buah segar dari kebun sendiri, pembelian pihak ketiga,
dan kebun seinduk.
3. Pengolahan kelapa sawit di PKS Lingga Tiga Sawit menghasilkan limbah padat,
cair, dan gas.
4. Limbah padat dapat digunakan kembali dan diolah sebagai bahan pupuk di kebun
sendiri dan ada juga yang diolah menjadi makanan ternak sapi yang di import ke
luar negeri.
5. Pengolahan limbah cair digunakan dengan mengubah kandungan senyawa organik
kompleks menjadi lemak dan minyak. Dapat dilakukan secara biologis, anaerobik,
dan aerobik.
6. FFA adalah asam yang dibebaskan pada hidrolisa lemak. Semakin tinggi asam
lemak bebas dalam minyak maka semakin rendah kualitas minyak tersebut. Kadar
FFA dipengaruhi oleh proses pemanenan yang kasar dengan arti buah banyak yang
rusak, buah yang dibiarkan menginap, dan proses pengolahan yang tidak sesuai
dengan standar yang ditentukan.
5.2 Saran
Dalam hasil pengamatan kerja praktek, penulis memberikan saran terhadap semua
kegiatan pengolahan yang berlangsung di PKS Lingga Tiga Sawit. Saran ini bukan suatu
kritikan melainkan pendapat yang membangun demi kemajuan di PKS Lingga Tiga Sawit.
Adapun saran yang dapat penulis berikan adalah:
1. Penggunaan alat-alat pendukung, seperti alat pengaman dan perlindungan kerja
yang perlu ditingkatkan lagi, agar kesehatan dan keselamatan kerja lebih terjamin
sehingga kecelakaan kerja maupun penyakit akibat kerja dapat diminimalisir.
53
54
2. Efisiensi dan alat / mesin harus tetap dijaga dan ditingkatkan sebaik mungkin
karena losses yang diperoleh tergantung pada efisiensi kerja alat / mesin.
3. Setiap proses produksi harus lebih diawasi pelaksanaannya agar dapat
menghasilkan kualitas CPO dan CPKO yang baik.
4. Segala sesuatu yang berlaku di pabrik hendaknya dipatuhi setiap karyawan seperti
penggunaan peralatan / perlengkapan keselamatan kerja yang telah disediakan,
agar terwujudnya kelancaran dalam proses pengolahan.
5. Perlunya perawatan dari pembersihan yang rutin pada mesin-mesin produksi, agar
kinerja pabrik tetap prima serta dapat memproduksi CPO dan CPKO dengan
kualitas terbaik.
DAFTAR PUSTAKA
Daniel A.dan Arief Setiawan, dkk, 2008. Jurnal Quality Engineering. diakses dari
http://qualityengineering.wordpress.com/2008/06/29.statistical-proces
control-spc/.
Meri M. 2017. Analisis Pengendalian Kualitas pada Produk SMS (Sumber Minum
Sehat) dengan Metode Statistical Process Control (SPC). Universitas Putra
Indonesia. Padang. Tri Ernita, Gamindra Jauhari, Tri Maiyuni H. Saintek
Vol. 2, No. 1, Juli 2018 pp. 15-23
Fauzi, Yan dkk. 2007. Kelapa Sawit, Budi Daya, Pemanfaatan Hasil, dan Limbah,
dan Analisa Usaha dan Pemasaran. Edisi Revisi. Cetakan 21. Penebar
Swadaya; Jakarta
Hassan, A.H dkk. 1999. Perusahaan Kelapa Sawit. Institut Penyelidikan Minyak
Kelapa Sawit: Malaysia
Devani&Marwiji. 2014 Analisis Kehilangan Minyak Pada Crude Palm Oil (CPO)
Dengan Menggunakan Metode Statistical Process Control; Jakarta
55