Anda di halaman 1dari 63

SIFAT DASAR DARI SUMMER SCHOOL OF TRUTH

I. Bukan Pengajaran Teologi tetapi Meministrikan Allah


Tritunggal sebagai Makanan Rohani

Sifat dasar dari Summer School of Truth bukanlah perkara


pengajaran tetapi meministrikan atau melayankan. Tujuan dari
Summer School kita adalah meministrikan sesuatu kepada orang
muda. Kita dapat menggunakan restoran sebagai ikustrasi.
Sebuah restoran bukanlah untuk mengajarkan tentang makanan
tetapi untuk melayankan pemberian makanan. Mereka yang
melayani di restoran bukanlah untuk mengajarkan tentang
makanan tetapi untuk melayankan makanan. Mereka yang
melayani di restoran tidak hanya memberikan orang-orang menu
dan mengajarkan mereka tentang makanan. Sebaliknya, yang
melanai menyuplai yang lain dengan berbagai macam hidangan
untuk dimakan. Karena itu prinsipnya haruslah sama dengan apa
yang kita sebut sebagai Summer School of Truth. Di satu pihak,
Summer School kita adalah seperti sekolah, tetapi di pihak lain
seharusnya itu disebut sebagai “restoran”. Keinginan kira
bukanlah untuk memberikan orang muda sebuah “menu” dan
mengajarkan mereka tentang Allah. Keinginan kita adalah untuk
melayankan, untuk meministrikan, Allah sebagai berbagai
“hidangan” untuk dimakan. Sehingga, sifat dasar dari Summer
School of Truth adalah perkara meministrikan, melayankan Allah
Tritunggal kepada orang muda.
II. Membawakan Orang Muda kepada Allah Tritunggal
melalui Lesson Books, yang berdasarkan dari Alkitab

Dalam Summer School of Truth buku pelajaran kita adalah


Alkitab, dan semua Lesson Books adalah berdasarkan dari
Alkitab. Tujuan kita adalah membawa orang muda , bukan
kepada Lesson Books, tetapi membawa mereka kepada Allah
Tritunggal melalui Lesson Books. Lesson Books kita seharusnya
adalah saluran yang olehnya orang muda dibawa kepada Allah
Tritunggal. Jika kamu menyadari ini, maka kamu juga akan
menyadari tidaklah cukup untuk mengajar kelasmu dengan
Lesson Books seperti mengajar di sekolah di dunia. Semua
orang di kelasmu haruslah mendapatkan Allah Tritunggal.
Janganlah membawa orang muda kepada Lesson Books, tetapi
bawalah mereka kepada Allah Tritunggal melalui Lesson Books.
Lesson Books adalah sebuah saluran untuk membawa mereka
yang kamu layani dibawa kepada Allah dan untuk mendapatkan
Allah. Ini berarti tujuanmu bukanlah untuk mengajarkan Lesson
books melainkan untuk membawa orang muda kepada Allah
melalui saluran Lesson Books. Inilah sifat dasar Summer School
of Truth.

( dikutip dan diterjemahkan bebas dari Teachers Training,


Chapter 1 dari Witness Lee)
TATA TERTIB SUMMER SCHOOL

1. Peserta mengikuti Summer School dengan menggunakan


pakaian:
a. Saudara: Kemeja atau kaus berkerah dan celana
Panjang
b. Saudari : Kemeja atau blouse atau kaus berkerah
dan celana panjang atau rok panjang
2. Peserta dilarang mendengarkan berita sambil
mendengarkan music, bermain game, makan atau
kegiatan lain yang dapat menganggu konsentrasi peserta.
3. Peserta wajib mengikuti jadwal yang sudah disepakati di
dalam kelompok.
JADWAL ACARA SUMMER SCHOOL 4-9 JULI 2022

SENIN – SABTU
• PENYEGARAN PAGI + BACA ALKITAB (± 45 MENIT)
• BERITA 1-5 (@ ±30 MENIT)
• PERSEKUTUAN KHUSUS 1-3 (@ ±30 MENIT)
• BELAJAR KELOMPOK + BAGI NIKMAT (± 60 MENIT)
• BERDOA (± 20 MENIT)
• MENGISI FORM DAILY ACTIVITIES (UNTUK KEPALA
KELOMPOK)
• MENGISI FORM REFLEKSI (UNTUK SEMUA
PESERTA)
• MEMBUAT PROJECT (± 60 MENIT)

Note:
Diatas adalah usulan aktivitas yang bisa dilaksanakan
dalam kelompok masing-masing. Untuk durasi serta jam
pelaksanaannya bisa disesuaikan dengan kesepakatan
masing-masing anggota dalam kelompok.
Berita Summer School 4-9 Juli 2022

BERITA SATU
Hayat adalah Diri Allah Sendiri Yang Ilahi dan Kekal,
Mengenal dan mengalami bahwa Manusia Memiliki Tiga
Hayat dan Empat Hukum

I. Kita perlu mengenal di alam semesta hanyalah Allah sendiri


yang adalah Hayat. Hayat Allah adalah ilahi dan kekal. Hayat
ini adalah Allah tritunggal yang disalurkan ke dalam kita. (Yoh 14:6;
Yoh 3:15; 2 Kor 13:13)
A. Dalam Yohanes 14:6 mengatakan :”Akulah jalan dan
kebenaran dan hidup..”
B. Hanya hayat Allah saja yang disebut Hayat, karena hanya
hayat Allah saja yang ilahi, kekal, tidak dapat berubah
kualitas, tidak dapat rusak sampai selamanya.
C. Ketika kita percaya kepadaNya, kita menerima hidup yang
kekal, yaitu Allah tritunggal yang adalah hayat bagi kita.
(Yoh 3:15).
II. Kita perlu mengenal bahwa manusia memiliki tiga hayat
D. Hayat tercipta manusia di dalam jiwa (Kej 2:7).
E. Hayat iblis setan di dalam daging (Rm 5:12).
F. Hayat ilahi Allah yang kekal di dalam roh (Yoh 3:15; Rm
5:10)
G. Manusia yang belum percaya Tuhan, hanya memiliki dua
hayat di dalam nya. Tetapi manusia yang telah percaya
Tuhan, memiliki tiga hayat di dalamnya. Karena kita orang
yang percaya, lebih rumit daripada orang-orang yang
belum percaya.
H. Seperti manusia pertama Adam dan Hawa yang
seharusnya memilih pohon kehidupan, supaya
mendapatkan Allah dan hidup oleh Allah. Kita perlu memilih
hidup oleh hayat Allah di dalam kita supaya kita
diselamatkan oleh hayatNya (Rm 5:10)
III. Ada empat hukum
A. Hukum Allah di luar manusia, yaitu hukum taurat yang
diberikan. Hukum ini berfungsi menunjukkan siapa Allah
kita, apa yang Allah kutuk, apa yang Allah perkenan.
B. Hukum kebaikan di dalam pikiran kita. Hukum ini
terkandung di dalam kita, mengandung sifat manuisa yang
baik, cocok dengan sifat hukum Allah.
C. Hukum dosa di dalam daging kita. Hukum ini adalah hayat
setan di dalam daging kita, yang terus melawan keinginan
baik di dalam kita, hukum ini sangat kuat mengendalikan
kita.
D. Hukum Roh Hayat di dalam roh kita (Rm 8:2)
E. Hukum kebaikan di dalam kita selalu dikalahkan hukum
dosa di dalam kita, kita memerlukan hukum Roh Hayat
mengalahkan hukum dosa di dalam kita (Rm 8:2).

KUTIPAN MINISTRI BERITA SATU

HANYA HAYAT ALLAH SAJA YANG DISEBUT HAYAT

Walaupun ada tiga jenis hayat dalam manusia, namun hanya


hayat Allah saja yang adalah hayat yang sebenarnya. Kedua
hayat yang lainnya, psuche dan bios, hanyalah hayat ciptaan
semata. Keduanya lemah dan sementara. Hanya hayat Allah saja
yang benar-benar ilahi, kekal, tak dapat rusak. Hayat Allah sudah
ada sebelum segala sesuatu ada dan akan ada sampai
selamanya.
Satu Yohanes 5:12 mengatakan; “Barangsiapa memiliki Anak
ia memiliki hayat; siapa saja yang tidak memiliki Anak Allah ia tidak
memiliki hayat.” Yohanes 3:36 juga mengatakan; Barangsiapa
percaya ke dalam Anak ia memiliki hayat yang kekal, tetapi siapa
saja yang tidak taat pada Anak ia tidak akan melihat hayat." Kedua
ayat ini memberitahu bahwa bila manusia tidak memiliki hayat
Allah, ia tidak memiliki hayat. Ini memperlihatkan bahwa di mata
Allah, hanya hayat-Nya sajalah yang adalah hayat; selain hayat-
Nya, tidak ada hayat lain yang dapat diperhitungkan sebagai hayat.
Hanya Allah sajalah yang ilahi dan kekal.
A. Hayat Allah itu Ilahi
Hanya hayat zoe saja yang ilahi. Hayat psuche dan bios itu
tidak ilahi. Apakah arti ilahi? Ilahi artinya adalah berasal dari Allah,
memiliki sifat Allah atau melampaui dan berbeda dari yang lainnya.
Hanya Allah sajalah yang adalah Allah, hanya Allah sajalah yang
memiliki sifat Allah, dan hanya Allah sajalah yang melampaui dan
berbeda; oleh karena itu, hanya Allah sajalah yang ilahi. Hayat
Allah adalah Allah itu sendiri, dan karena hayat itu adalah Allah
sendiri, maka hayat itu tentu saja memiliki sifat Allah. Maka, hanya
hayat Allah saja yang ilahi. Ketika kita memiliki hayat ini, kita
memiliki persona (pribadi) Allah yang ilahi.

B. Hayat Allah itu Kekal


Hayat ini adalah kekal, sehingga banyak ayat-ayat yang
menggunakan istilah hayat yang kekal (Yoh. 3:15-16). Apakah arti
kekal? Kekal artinya adalah tak tercipta, tanpa awal atau akhir,
ada dengan sendirinya dan selamanya, keberadaan yang tak
dapat dirubah. Hanya Allah sajalah yang tak tercipta; hanya Dia
sajalah yang “dari kekal hingga kekal” (Mzm. 90:2), yaitu tanpa
awal atau akhir.
Versi King James beberapa kali memakai istilah “hayat yang
tak berakhir” untuk menggantikan istilah “hayat yang kekal,” tetapi
terjemahan ini tidak tepat. Kata “tak berakhir” dapat memberi
kesan bahwa hayat manusia yang asli yang telah jatuh itu tidak
akan berakhir sampai selamanya. Kata “kekal” bukan hanya
menunjukkan suatu jangka waktu, yang tidak pernah berakhir,
yang tanpa akhir, tetapi juga menunjukkan kualitas, yang
sempurna dan lengkap, tanpa adanya kekurangan atau cacat. Hal
ini menekankan kepada sifat ilahi dari pada hayat ilahi, hayat Allah
yang kekal. Hayat ini juga kekal dalam hubungannya dengan
lingkungan. Oleh karena itu, kata “kekal” menunjukkan tiga hal:
waktu, ruang dan kualitas. Terhadap elemen waktu, hayat ini tak
akan berakhir selamanya. Terhadap ruang, hayat ini sangat luas
tidak terbatas. Terhadap kualitas, hayat kekal itu sempurna dan
lengkap tanpa cacat atau kekurangan. Lingkungan atau ladang
hayat yang kekal itu meliputi seluruh alam semesta. Hayat yang
kekal itu begitu luas sehingga meliputi seluruh ladang hayat.
Apapun yang berada dalam ladang hayat semuanya diliputi oleh
hayat yang kekal ini.

C. Hayat Allah itu Tidak Dapat Dirusak


Hayat ini juga tidak dapat dirusak. Hayat ini dalam Kristus
Yesus telah melampaui penderitaan dan aniaya selama tiga puluh
tiga setengah tahun di bumi. Hayat ini telah masuk, melalui dan
keluar dari maut, yang dapat menghancurkan setiap orang. Lalu,
hayat itu telah bangkit dan naik ke tempat yang paling tinggi. Hayat
ini bukan hanya tidak dapat dirusak, tetapi hayat ini juga adalah
hayat yang menang, hayat yang menaklukkan dan hayat yang
mulia. Hayat ini sekarang berada di dalam kita. Haleluya!

HAYAT ADALAH DIRI ALLAH SENDIRI

Sebagai hasil dari kelahiran kembali, kita memiliki hayat ini


dan kita harus bersyukur dan memuji Dia karena Dia memberikan
kita hayat ini. Walaupun demikian, kita harus menggali lebih dalam
untuk lebih mengerti hayat ini, sehingga pengalaman kita akan
menjadi tepat dan diperkaya. Kita harus nampak bahwa hayat
bukan hanya sesuatu yang berasal dari Allah atau sesuatu yang
diberikan Allah, tetapi hayat adalah diri Allah sendiri.
Dalam Yohanes 4:16 Tuhan Yesus mengatakan bahwa Dia
adalah hayat. Sesudah mengatakan hal ini, dari ayat 7-11, Dia
membuat para murid-murid-Nya tahu bahwa Dia dan Allah adalah
satu---dan ketika Dia mengatakan perkataan ini, sebenarnya
adalah Allah yang berbicara di dalam Dia. Dia adalah Allah yang
menjadi daging; dan Dia adalah Allah di dalam daging (Yoh. 1:1,
14, 1 Tim. 3:16). Ketika Dia mengatakan bahwa Dia adalah hayat,
itu adalah Allah yang mengatakan bahwa Dia adalah hayat. Maka
perkataan-Nya menunjukkan bahwa hayat adalah benar-benar
diri Allah sendiri.
Tepatnya, ketika kita menerima hayat, kita bukan menerima
hayat Allah, tetapi Allah sebagai hayat. Bukan hanya Allah
memberikan hayat-Nya; Dia sendiri datang untuk menjadi hayat
kita. Karena Allah sendiri adalah hayat, hayat-Nya adalah benar-
benar diri-Nya sendiri.
Jadi apakah hayat itu? Hayat adalah diri Allah sendiri. Apakah
artinya memiliki hayat? Memiliki hayat adalah memiliki diri Allah
sendiri. Apakah arti memperhidupkan hayat? Memperhidupkan
hayat adalah memperhidupkan diri Allah sendiri. Hayat sama
sekali tidak berbeda dengan Allah. Kalau berbeda, itu bukan hayat.
Kita harus mengerti hal ini dengan jelas. Kita tidak perlu hanya
mengetahui bahwa kita memerlukan hayat; kita perlu mengenal
lebih dalam bahwa hayat yang kita miliki ini adalah diri Allah
sendiri. Kita tidak cukup hanya mengenal bahwa kita perlu
memperhidupkan hayat; kita juga perlu mengetahui bahwa hayat
yang harus kita perhidupkan adalah diri Allah sendiri.
Allah itu kasih. Allah itu terang. Allah itu kudus. Allah itu benar.
Ketika kita memiliki Allah sebagai hayat kita, kita dapat
memperhidupkan Allah dan mengekspresikan Dia sebagai kasih,
terang, kekudusan dan kebenaran. Ketika kita memiliki Allah
sebagai hayat kita, kita tidak akan membenci musuh-musuh kita,
bahkan kita akan mengasihi mereka (Mat. 5:44). Kita tidak akan
berjalan dalam kegelapan dan melakukan hal-hal yang
tersembunyi yang memalukan (2 Kor. 4:2); bahkan kita akan
berjalan di dalam terang karena Dia adalah terang (1 Yoh. 1:7).
Kita tidak akan duniawi, tetapi kita akan menjadi kudus, terpisah
dari dunia, dan dipenuhi sifat kudus Allah (2 Kor. 5:21). Ini terlalu
ajaib. Allah dapat menjadi hayat di dalam kita, sehingga kita dapat
memperhidupkan seluruh apa adanya Allah.

MANUSIA MEMILIKI TIGA HAYAT

Agar lebih mengerti mengenai hayat ilahi dan pengalaman-


pengalamannya, kita harus mengerti tiga hayat di dalam manusia.
Manusia itu sangat rumit. Binatang hanya memiliki satu hayat, tapi
kita memiliki tiga. Ini adalah bukti yang kuat bahwa manusia bukan
binatang. Manusia memiliki tiga bagian---tubuh, jiwa dan roh.
Masing-masing dari ketiga bagian ini memiliki hayat yang
berhubungan.

A. Hayat Tercipta Manusia di dalam Jiwa


Hayat di dalam jiwa manusia adalah hayat manusia yang
tercipta. Jadi hayat itu disimpan ke dalam manusia pada waktu
penciptaan manusia oleh Allah. Ketika Allah membentuk manusia
dari debu tanah, Dia menghembuskan nafas hayat ke dalamnya,
dan “Manusia menjadi jiwa yang hidup” (Kej. 2:7). Ini berarti bahwa
hayat manusia yang didapatkan melalui penciptaan terdapat di
dalam jiwa manusia.
Ada tiga bagian dalam jiwa. Pikiran adalah organ untuk berpikir.
Emosi adalah organ untuk mengasihi dan membenci. Tekad
adalah organ untuk membuat keputusan. Jiwa diciptakan oleh
Allah untuk mengekspresikan Allah.

B. Hayat Iblis Satan d dalam Daging


Tujuan Allah menciptakan manusia agar manusia
mengekspresikan Allah. Untuk melakukan hal ini, Allah harus
masuk ke dalam roh manusia untuk menjadi hayatnya. Hayat Allah
dilambangkan dengan pohon hayat (Kej. 2:9). Sebelum manusia
menerima Allah ke dalam rohnya, manusia telah ditipu oleh Satan
untuk menerima hayat iblis ke dalam tubuhnya (Kej. 3:1-6). Hayat
Satan dilambangkan dengan pohon pengetahuan baik dan jahat
(Kej. 2:9).
Pada hari itu, Adam ditpu oleh si Satan, dan memakan buah dari
pohon pengetahuan baik dan jahat. Sejak itu, hayat Satan masuk
ke dalam manusia, merusak manusia. Jadi, di samping hayat
terciptanya yang asli, manusia juga mendapatkan hayat Satan
yang telah jatuh.
Setelah Adam berdosa dan jatuh, manusia tidak hanya melawan
Allah di dalam perilakunya, yang menghasilkan situasi penuh dosa,
tetapi, lebih buruk lagi, dia telah diracuni oleh hayat Satan, yang
menyebabkan hayatnya menjadi cemar dan rusak.
Roma 5:12 mengatakan kepada kita bahwa “Melalui satu manusia
(Adam) dosa (hayat iblis dari Satan) telah masuk ke dalam dunia”.
Maka manusia menjadi kaum berdosa (Rm. 5:19). Manusia kini
berdosa karena dia adalah seorang pendosa dan berada di bawah
hukuman Allah (Rm. 5:16).

C. Hayat Ilahi Allah yang Kakal di dalam Roh


Puji Tuhan, tidak semuanya hilang. Walaupun keadaan
manusia kelihatannya begitu menyedihkan, Allah bijaksana dan
berkuasa untuk menyelamatkan. Allah di dalam Putra menjadi
daging, manusia sejati (Yoh. 1:1, 14; Ibr. 2:14a), dan nama-Nya
ialah Yesus (Mat. 1:21). Dia menempuh kehidupan manusia tanpa
dosa (Ibr. 4:15). Kemudian Dia mati di salib bagi dosa-dosa kita (1
Kor. 15:3) dan untuk menyalibkan hayat iblis dari Satan yang di
dalam kita di atas salib (Yoh. 3:14; Ibr. 2:14b). Sekarang, kita yang
telah percaya, telah menerima hayat ilahi-Nya yang kekal ke
dalam roh kita (Yoh. 3:15).
Melalui perbuatan Adam yang berdosa di taman Eden, kita
semua telah disuntik dengan hayat iblis dari Satan ke dalam
daging kita. Tetapi melalui perbuatan Kristus yang benar, kita yang
percaya dibenarkan dalam hayat (Rm. 5:18). Kita tidak lagi menuju
pada hukuman, tetapi pada hayat. Walaupun kita telah dirusak
oleh hayat iblis Satan, sekarang kita telah diselamatkan di dalam
hayat ilahi yang kekal (Rm. 5:10).
Puji Tuhan, hari ini kita telah diselamatkan bukan saja
memiliki hayat manusia dan iblis itu, tetapi juga memiliki hayat
Allah. Sama seperti Satan melalui perusakannya, menginjeksikan
hayatnya ke dalam kita dan menyebabkan kita satu dengan dia,
didapatkan oleh dia, dan memiliki segala sifat jahatnya; demikian
juga Allah, melalui pembebasan-Nya, menempatkan hayat ilahi-
Nya kepada kita dan menyebabkan kita menjadi satu dengan Dia,
didapatkan oleh Dia, dan memiliki seluruh sifat kebajikan-Nya
yang ilahi. Oleh karena itu, sama seperti point yang penting dari
kejatuhan adalah hayat, demikian juga point penting keselamatan
adalah hayat.
Kita lebih rumit daripada orang-orang yang tidak percaya,
karena mereka hanya memiliki dua hayat, tetapi kita memiliki tiga-
--hayat manusia, hayat Satan, dan hayat Allah. Kita ini seperti
miniatur taman Eden, karena kita memiliki tiga hal di dalam kita.
Kita harus memilih untuk menikmati dan hidup oleh hayat ilahi
kekal Allah di dalam roh kita setiap waktu dan tidak memilih untuk
hidup oleh hayat iblis Satan di dalam daging kita. Setiap saat kita
memilih untuk hidup oleh hayat ilahi yang kekal, kita akan
mengalami hayat dan bertumbuh di dalam hayat. Saudara-saudari
muda, pilihlah hayat.

EMPAT HUKUM YANG BERHUBUNGAN DENGAN MANUSIA

Kita lebih kompleks daripada yang pernah kita perkirakan.


Kita sebagai orang Kristen di samping memiliki tiga hayat juga
memiliki empat hukum yang berhubungan dengan kita. Masing-
masing dari ketiga hayat di dalam kita yang telah diselamatkan
memiliki satu hukum. Oleh karena itu bukan hanya ada tiga hayat
di dalam kita, tetapi juga ada tiga hukum yang dimiliki oleh ketiga
hayat tersebut. Di samping itu, juga ada hukum Allah di luar kita.
Oleh karena itu, di dalam dan di luar kita, secara keseluruhan ada
empat hukum. Ini disingkapkan pada kita dalam Roma 7 dan 8.
Selain dari hukum Allah yang berada di luar kita, ketiga hukum
yang berada di dalam kita bukanlah peraturan-peraturan, tetapi
prinsip-prinsip yang bekerja dan fungsi yang otomatis dari hayat
yang beraneka ragam itu.

A. Hukum Allah di luar Manusia


Hukum Allah, yang ditulis di atas loh batu, diberikan oleh Allah
kepada manusia pada Perjanjian Lama. Maka hukum itu berada
di luar kita. Hukum Allah tersusun dari peraturan-peraturan Allah,
dan sifatnya kudus, benar, dan baik. Hukum ini yang berada di luar
kita, membuat kita mengenal apa yang Allah kutuk dan apa yang
Dia benarkan; menghendaki kita untuk menolak apa yang Allah
kutuk dan mengerjakan apa yang Allah benarkan agar sesuai
dengan kekudusan, kebenaran, dengan peraturan Allah.
Walaupun hukum Allah itu baik, hukum itu tidak memiliki kekuatan
untuk menolong kita menjadi baik, karena hukum itu telah
diperlemah oleh daging yang penuh dosa (Rm. 8:3). Dengan
hukum tersebut kita dapat mengenal apakah Allah itu dan apa
yang Allah inginkan tetapi kita tidak dapat memenuhinya.

B. Hukum Kebajikan di dalam Pikiran Kita


Hukum kebajikan di dalam pikiran kita, yang berasal dari
hayat kebajikan manusia kita yang tercipta, mengandung sifat
manusia yang baik dan benar-benar cocok dengan sifat hukum
Allah yang berada di luar kita. Hukum ini diciptakan di dalam kita,
yaitu, di dalam pikiran kita, suatu keinginan untuk berbuat baik.
Khususnya ketika hukum Allah yang berada di luar kita memaksa
kita untuk berbuat baik, hukum kebajikan di dalam kita ini
memberikan kita suatu dorongan untuk berbuat baik.
Hukum kebajikan harus dipraktekkan menurut hukum Allah
(Rm. 7:15), sejalan dengan hukum Allah (Rm. 7:16) dan menjadi
kesukaan di dalam hukum Allah (Rm. 7:22). Walaupun demikian,
ketika hukum kebajikan berusaha untuk berbuat baik, hukum dosa
di dalam daging bangkit melawannya (Rm. 7:11,23). Oleh karena
itu, tidak ada kekuatan untuk melakukan kebaikan menurut
permintaan hukum Allah.

C. Hukum Dosa di dalam Daging Kita


Hukum dosa di dalam anggota-anggota tubuh kita berasal
dari hayat yang jatuh dan hayat iblis Satan. Berkali-kali kita telah
mempersekutukan bahwa karena Adam jatuh melalui dosa---
makan buah pohon pengetahuan baik dan jahat---hayat Satan
masuk ke dalam manusia itu. Di dalam hayat Satan ini terdapat
hukum-hukum iblis, yaitu hukum dosa di dalam anggota-anggota
tubuh. Karena hayat Satan itu jahat (iblis), hukum yang berasal
dari hayatnya menyebabkan manusia berbuat dosa dan
melakukan hal-hal yang jahat.
Hukum ini lebih kuat dari hukum kebajikan dalam pikiran kita.
Walaupun kita berusaha dengan sekuat tenaga, kita tidak dapat
memenuhi hukum Allah (Rm. 7:17-23). Kita perlu diselamatkan
dan dibebaskan dari ikatan hukum dosa (Rm. 7:24).

D. Hukum Roh Hayat dari Hayat di dalam Roh Kita


Puji Tuhan, Dia datang sehingga kita dapat memiliki hayat
(Yoh. 2:10). Kita diselamatkan oleh hayat-Nya (Rm. 5:10b).
“Hukum Roh hayat di dalam Kristus Yesus telah membebaskan
kita dari hukum dosa dan dari maut” (Rm. 8:2). Hukum Roh hayat
berasal dari Roh hayat yang berada di roh kita dan dari hayat ilahi
Allah yang tak tercipta. Ketika kita menerima Tuhan dan
diselamatkan, Roh Allah bersama dengan hayat Allah masuk ke
dalam roh kita dan berbaur dengan roh kita untuk menjadi Roh
hayat. Di dalam hayat yang berasal dari Roh hayat ini, terdapat
suatu hukum, yaitu hukum Roh hayat, atau hukum hayat.
Berita Summer School 4-9 Juli 2022

BERITA DUA
Kehendak Allah Dirampungkan oleh Hukum Hayat Melalui
Terang Hayat Firman, Perlu Bekerja Sama Dengan Menaati
Pengurapan

I. Saat kita dilahirkan kembali, kita menerima hayat Allah ke


dalam roh kita, hayat ini memiliki hukum hayat. (Yoh 3:15-16,
Rm 8:2)
A. Hukum adalah suatu pengaturan alami, peraturan yang
konstan dan tidak dapat diubah oleh apapun.
B. Hayat Allah adalah hayat yang tertinggi, maka hukum hayat
Allah adalah hukum hayat yang tertinggi, melebihi hukum
hayat manusia.
C. Fungsi hukum hayat adalah membebaskan kita dari hukum
dosa dan hukum maut, sehingga kita dapat
mengekspresikan apa adanya Allah. Inilah kehendak Allah.
(Rm 8:2)
II. Yoh 1:4 berkata :”Di dalam Dia ada hayat dan hayat itu adalah
terang manusia.”
A. Kita perlu melihat bahwa hayat berhubungan dengan terang.
Terang dan hayat tidak dapat dipisahkan. Tuhan Yesus
adalah terang hayat (Yoh 8:12, Yoh 1:4).
B. Hayat berasal dari terang. Setelah kejatuhan setan dibuang
ke bumi, bumi menjadi gelap dan kosong. Pemulihan
penciptaan oleh Allah perlu menciptakan terang terlebih
dahulu, sehingga berbagai hayat termasuk tumbuhan,
hewan, dan manusia bisa hidup di bumi. (Kej 1:3)
C. Terang Allah berada di dalam firman Allah (Mzm
119:105,130). Ketika kita diterangi oleh firman Tuhan,
maka kita akan mendapat suplai hayat.
III. Menaati pengajaran pengurapan adalah pengalaman rohani
yang perlu kita pelajari supaya kita berguna bagi
perampungan kehendak Allah.
A. Dalam perjanjian lama, saat imam diurapi oleh minyak
urapan, maka minyak tersebut akan turun mengalir dari
kepala ke jubah imam. Ini menunjukkan bahwa pengurapan
adalah pergerakan Roh kudus sendiri yang adalah hayat di
dalam diri kita (Kel 30:23-25, I Yoh 2:27)
B. Pengajaran pengurapan adalah penggarapan diri Allah
sendiri ke dalam diri kita dan berbaur menjadi satu dengan
kita. Inilah tujuan keselamatan Allah atas diri kita.
C. Bagaimana kita mengalami pengajaran pengurapan?
dengan berada di dalam persekutuan hayat. Semakin kita
bersekutu dengan Tuhan, semakin Dia mengalirkan hayat
ke dalam kita. Jika kita menuruti ajaran pengurapan, maka
persekutuan hayat akan lancar, jika kita tidak menuruti
ajaran pengurapan, maka persekutuan hayat akan terputus.

KUTIPAN MINISTRI BERITA DUA

HUKUM HAYAT
Walaupun kita telah membicarakan hukum hayat di dalam
pelajaran yang lampau, kita harus lebih memperhatikan hal ini,
karena hukum hayat itu sangat penting bagi pengalaman hayat
kita. Tanpa pengertian yang jelas tentang hukum hayat, kita
mungkin berusaha untuk menjadi orang Kristen yang baik. Tanpa
kekuatan hayat, atau kita mungkin tidak melakukan apa-apa dan
hanya menunggu agar Allah mengerjakan segala sesuatu bagi
kita.
A. Definisi Hukum Hayat
Istilah “Hukum Roh hayat” dalam Roma 8:2 hanya digunakan
satu kali di dalam Alkitab. Namun hal ini juga diwahyukan di dalam
ayat-ayat yang lain seperti Ibrani 8:10; 10:16; Yeremia 31:33;
Yehezkiel 36:25-28. Hukum hayat di dalam kita dimulai pada saat
kita dilahirkan kembali. Kelahiran kembali adalah menerima hayat
Allah masuk ke dalam roh kita. Hayat ini memiliki hukum hayat.
Suatu hukum adalah suatu pengaturan alami, suatu peraturan
yang konstan dan tak dapat diubah. Hukum hayat adalah suatu
karakteristik alami, suatu fungsi sejenis hayat yang ada sejak lahir
dan timbul secara otomatis; semakin tinggi suatu hayat, semakin
tinggi juga hukumnya. Maka, hukum hayat ilahi adalah
karakteristik alami, fungsi hayat Allah yang ada sejak lahir dan
timbul secara otomatis; karena hayat Allah adalah yang tertinggi,
maka hukumnya juga adalah yang tertinggi. Hukum hayat yang
tertinggi ini adalah fungsi dan pekerjaan hayat ilahi. Fungsi dan
pekerjaan ini sudah ada sejak lahir, spontan, alami, dan otomatis.
Segala jenis hayat memiliki suatu fungsi, baik itu tumbuh-
tumbuhan, hewan, insani, atau ilahi. Segala sesuatu yang tidak
memiliki fungsi pasti bukan hayat. Misalnya pohon persik (peach):
fungsinya adalah untuk berbunga dan menghaslkan buah persik.
Demikian juga, seekor anjing mempunyai fungsi untuk menyalak,
dan seekor kucing mempunyai fungsi untuk menangkap seekor
tikus. Setiap hayat memiliki fungsi yang otomatis dan sudah ada
sejak lahir, dan fungsi ini adalah hukum dari hayat tersebut.
Menghasilkan buah persik adalah hukum pohon persik. Petani
tidak perlu mengajar pohon persik, dan berkata, “Hai pohon persik,
kamu harus tahu bahwa saya ingin kamu memproduksi buah-buah
persik. Saya tidak mau yang lainnya.” Bila pohon persik tersebut
dapat berbicara, maka dia akan berkata, “Tuan, pulanglah dan
beristirahatlah. Anda tidak perlu mengajar saya. Apakah Anda
tidak tahu bahwa di dalam hayat pohon persikku, terdapat
hukum menghasilkan buah persik? Di dalam hayat pohon
persikku terdapat suatu hukum yang menyebabkan saya tidak
menghasilkan jenis buah yang lain. Hukum ini menyebabkan saya
menghasilkan buah-buah persik, yaitu buah yang anda inginkan.”
Demikian juga, seekor kucing menangkap tikus karena di dalam
hayatnya terdapat hukum menangkap tikus, dan seekor anjing
menyalak karena di dalam hayatnya terdapat hukum menyalak.
Apakah hukum hayat itu? Hukum hayat adalah fungsi hayat ilahi
yang ada sejak lahir dan otomatis. Hayat ilahi ini hidup, aktif, dan
agresif. Hayat ini selalu bertindak, dan setiap kali bertindak maka
akan berfungsi menurut hukum hayat yang otomatis.
Kita harus ingat bahwa hayat ini adalah suatu persona
(pribadi)---Allah Tritunggal, demikian juga hukum ini. Hukum Roh
hayat adalah Allah Tritunggal sendiri yang bekerja, beroperasi,
bergerak, dan mengurapi di dalam kita. Dia adalah hukum itu.

B. Fungsi Hukum Hayat


Hukum hayat tidak mengatur kita dari dalam, atau memberi
tahu apa yang perlu dilakukan dan apa tidak boleh dilakukan.
Fungsi hukum hayat yang terutama adalah untuk membebaskan
kita dari hukum dosa dan maut (Rm. 8:2) dan untuk menyesuaikan
kita dengan gambar Kristus (Rm. 8:29) sehingga kita dapat
mengekspresikan apa adanya Allah di dalam kehidupan sehari-
hari kita. Karena kita setiap hari ditawan oleh hukum dosa, maka
kita perlu dibebaskan, diselamatkan. Sebelum kita menjadi
seorang Kristen, kita tidak dapat membebaskan diri kita sendiri.
Semakin kita berusaha untuk tidak berdosa, hukum hayat malah
menjadi semakin aktif. Sebagai orang Kristen, hukum hayat
membebaskan kita dari hukum dosa pada saat kita mengaktifkan
roh kita. Menanggulangi hal-hal negatif adalah salah satu aspek
dari fungsi hukum hayat. Di dalam segi positifnya, hukum hayat
membentuk kita, yaitu menyesuaikan kita dengan gambar Kristus,
yang adalah gambar dari Allah yang tidak kelihatan (Kol. 1:15).
Pada saat kita berpaling kepada roh kita setiap hari, Roh itu akan
mentransformasi (mengubah) kita. Kita mungkin telah
memberontak kepada orang tua kita sebelumnya, tetapi Kristus
tidak memberontak kepada Bapa Nya (Fil. 2:8). Pada saat kita
menyadari bahwa kita adalah orang-orang yang memberontak,
kita harus bertobat di hadapan Tuhan untuk diampuni. Lalu kita
perlu senantiasa berdoa dan tinggal di dalam roh kita. Hukum
hayat akan bekerja di dalam kita secara spontan, membawa
masuk semua elemen Kristus ke dalam kita. Salah satu elemen ini
adalah ketaatan. Oleh pekerjaan hukum hayat ini, kita
ditransformasikan ke dalam gambarNya.

C. Kedambaan Allah Dirampungkan oleh Hukum Hayat


Hukum hayat adalah suatu anugerah yang ajaib yang telah
kita terima dari Allah Bapa kita. Hukum ini akan menyelesaikan
segala sesuatu yang ingin Allah rampungkan di dalam kita.
Allah bukan hanya Allah kita saja tetapi juga adalah Bapa kita.
Oleh karena itu, Dia damba untuk menjadi Allah kita di dalam
hukum hayat. Kita bukan hanya ciptaan-ciptaan Allah tetapi juga
anak-anakNya. Oleh karena itu Dia mendambakan kita untuk
menjadi umatNya di dalam hukum hayat. Allah tidak saja hanya
mendambakan untuk menjadi Allah kita menurut hukum yang
tertulis di luar; Dia damba menjadi Bapa kita menurut hukum hayat
yang di dalam. Tidak ada seorangpun yang memelihara hukum
yang tertulis di luar yang dapat memuaskan kedambaan Allah. Dia
hanya dapat diperkenan oleh penghidupan kita yang menuruti
hukum hayat yang di dalam. Dan Dia tidak hanya mendambakan
kita sebagai ciptaan-ciptaanNya yang tidak memiliki hayatNya,
tetapi bahkan menjadi anak-anakNya yang memiliki hayatNya.
Oleh karena itu Dia menghendaki kita menjadi umatNya di dalam
hukum hayat, dan tidak hidup menurut hukum yang tertulis di luar
tetapi menurut hukum hayat yang di dalam. Hubungan Dia dengan
kita, kita dengan Dia, haruslah merupakan suatu hubungan yang
senantiasa berada di dalam hukum hayat. Hukum yang
tertulis berada bersama -sama dengan kematian. Di dalam
hukum hayat tidak ada kematian tetapi hayat. Hanya hayatlah
yang dapat memuaskan kedambaan ilahi.
Puji Tuhan! Bahwa kita telah mempunyai suatu kelahiran baru,
kelahiran ilahi, di dalam kelahiran baru ini tidak ada hal-hal yang
lemah. Hanya ada hayat ilahi dengan sifat ilahi dan hukum ilahi
yang membentuk dan menyesuaikan kita dengan gambar Kristus.
Tetapi, pembentukan ini memerlukan pertumbuhan di dalam hayat
karena hukum hayat hanya berfungsi karena hayat bertumbuh.
Hukum hayat tidak mengatur kita dari dosa, karena hukum ini tidak
berada di dalam alam dosa, melainkan berada didalam alam hayat
ilahi dimana tidak ada dosa, dunia, daging, atau ego. Agar hayat
bertumbuh, pekerjaan hukum ini terutama bukanlah untuk
mengatur dan mengoreksi kita , melainkan untuk membentuk kita,
menyesuaikan kita kepada gambar Putra Sulung Allah. Alhasil,
melalui fungsi hukum hayat itu, kita semua akan menjadi putra-
putra Allah yang matang, dan Allah akan mendapatkan ekspresi
yang korporat.

TERANG HAYAT
Yohanes 1: 4 berkata, "Di dalam Dia ada hayat dan hayat itu
adalah terang manusia." Dan di dalam Yohanes 8: 12 , Yesus
berkata, "Akulah terang dunia ; barangsiapa mengikut Aku tidak
akan berjalan dalam kegelapan melainkan akan memiliki terang
hayat." Kita melihat bahwa terang benar-benar berhubungan
dengan hayat.

A. Hayat Berasal dari Terang


Seluruh Alkitab mewahyukan bahwa hayat berasal dari terang
yang bercahaya. Ketika terang masuk, hayat pun mengikutinya.
Di mana ada terang, di sana ada hayat. Jumlah hayat berada di
dalam perbandingan langsung dengan jumlah terang. Kejadian 1:
2 mengatakan bahwa sebelum Allah memulai pekerjaan
pemulihanNya, seluruh bumi kosong dan gelap, yang berarti
bahwa bumi itu dipenuhi dengan kematian , karena kegelapan
lambang dari kematian. Karena itu langkah pertama pekerjaan
Allah adalah memerintahkan supaya ada terang. Ketika terang
datang, terang itu menghancurkan kematian yang berasal dari
kegelapan dan mulai membawa masuk hayat. Maka hayat
mengikuti terang dan hayat bermula dari terang.
Ada suatu garis di dalam seluruh Alkitab yang terus-menerus
membicarakan hayat dan terang bersama-sama. Di mana ada
terang, di situ ada hayat. Ini adalah suatu prinsip yang besar di
dalam Alkitab. Mazmur 9:36 berkata, "Sebab padaMu ada sumber
hayat, di dalam terangMu kami melihat terang." Ini dengan jelas
membicarakan hubungan antara hayat dengan terang. Hayat
selalu mengikuti terang dan hanya terang yang dapat
menghasilkan hayat.

B. Terang Berada di dalam Firman Allah


Hayat selalu berada bersama-sama terang, lalu dimanakah
terang? Dari Alkitab kita melihat bahwa terang bersama -sama
dengan Firman Allah. Ini juga adalah prinsip yang besar di dalam
Alkitab. Mazmur 119 : 105 berkata, "FirmanMu itu pelita bagi
kakiku dan terang bagi jalanku." dan ayat 130 berkata, "Bila
tersingkap Firman-FirmanMu memberi terang." Ayat-ayat ini
menunjukkan kepada kita bahwa terang sungguh-sungguh berada
di dalam Firman Allah. Ketika kita memperoleh Firman Allah kita
beroleh terang. Penyebab kita tidak memiliki terang adalah karena
kita kekurangan Firman Allah.
Firman Allah yang kita bicarakan di sini bukanlah mengacu
pada kata-kata yang tertulis di dalam Alkitab, melainkan Firman
Roh Kudus yang berbicara kepada kita dari dalam. Alkitab adalah
Firman Allah yang tertulis. Tetapi Firman yang demikian, Bila
hanya tersusun dari kata-kata yang mati, tidak mempunyai
kekuatan terang yang memancar dan tidak dapat menerangi kita.
Namun, bila Roh Kudus mengungkapkan kebaharuan Firman di
dalam Alkitab, membukanya kepada kita, maka Firman itu akan
memiliki terang yang memancar dan dapat menjadi terang kita.

C. Terang adalah Perasaan Hayat yang di Dalam


Di dalam ciptaan yang lama, Allah memerintahkan agar
terang bersinar secara luaran, tetapi di dalam ciptaan yang baru
Allah sendiri telah bersinar di dalam hati kita (2 Kor. 4:6). Bila kita
membicarakan terang, kita tidak membicarakan tentang terang
yang di luar kita, melainkan Allah sebagai terang yang bersinar di
dalam kita. Terang ini sebenarnya adalah perasaan hayat.
Apa adanya diri kita berbeda dengan apa adanya Diri Allah.
Dia mengasihi, saat kita membenci. Dia itu kudus saat kita
duniawi. Dia itu benar, saat kita tidak benar. Dia menyoroti kita
memperlihatkan apa adanya kita, yang berbeda dengan apa
adaNya Dia. Ini adalah perasaan hayat yang di dalam. Misalnya,
Anda mungkin mengatakan sesuatu untuk mengkritik atau
bergurau tentang saudara Anda. Bukan Tuhan yang mengatakan
hal itu, tetapi hukum dosa di dalam daging Anda yang
mengatakannya. Pada saat itu juga Anda akan merasa bahwa
Anda itu salah. Perasaan tersebut adalah terang, perasaan hayat
yang di dalam. Jadi apa yang akan Anda lakukan sekarang? Yang
harus Anda lakukan adalah berkata, "Oh Tuhan Yesus, ampuni
saya. Saat itu bukan Engkau yang berbicara. Penuhi diriku dengan
DiriMu." Pada saat Anda berdoa menurut terang itu, Tuhan akan
mengampuni Anda, membersihkan Anda, dan bertumbuh di
dalam Anda, sehingga Anda akan semakin serupa dengan
gambar Kristus.

D. Cara untuk Diterangi


Pertama-tama kita harus rindu untuk diterangi. Karena Allah
sudah berada di dalam kita, Ia senantiasa menerangi. Bila kita
tidak menginginkan penerangan, berarti kita tidak
mengacuhkannya atau menentangnya; tetapi bila kita menerima
penerangan itu, maka kita akan diterangi.
Kedua, kita harus terbuka terhadap Tuhan dan berpaling
kepadaNya. Dua Korintus 3:16 berkata,"Tetapi apabila hati
seseorang berbalik kepada Tuhan, maka selubung itu diambil
daripadanya." Saat kita berseru kepada Tuhan, mendoakan atau
membacakan firmanNya, kita berpaling kepada Dia, dan kita akan
menerima peneranganNya. Bila hati kita tertarik oleh hal-hal yang
lain, kita masuk ke dalam kegelapan dan kita akan melakukan hal-
hal yang berlawanan dengan Tuhan, dan tidak dapat
mengekspresikan Dia.
Ketiga, kita tidak boleh berbantahan dengan terang itu.
Semakin kita membantahnya, semakin tinggal dalam kegelapan,
dan perasaan kematian akan meresap. Bila Tuhan
memperlihatkan bahwa Anda membantah ibu Anda, Anda tidak
boleh berkata bahwa ibu Anda itu keterlaluan. Cukup hanya
dengan mengaku dan menyetujui terang itu. Maka Tuhan akan
mengampuni Anda dan bertumbuh di dalam Anda.
Bila kita belajar untuk mengalami hayat oleh terang itu, maka
kita akan bertumbuh ke dalam Kristus di dalam segala hal, dan
Allah akan terekspresikan melalui kita.

ARTI PENGURAPAN
Apakah arti pengurapan? Kita dapat mengerti akan hal ini dari
istilahnya sendiri dan dari asal-usulnya dalam Alkitab. Pertama-
tama, marilah kita melihat arti dari istilah ini. Bahasa Yunani untuk
kata pengurapan dalam I Yohanes 2:27 bukanlah suatu kata
benda, melainkan suatu kata kerja yang berhubungan dengan
sejenis pergerakan. Pengurapan bukanlah suatu minyak yang
berada di dalam keadaan yang diam, tidak aktif atau tidak
bergerak, pengurapan adalah suatu minyak yang berada di dalam
keadaan bergerak dan aktif, melibatkan pergerakan pengurapan.
Jadi, pengurapan itu mengacu kepada apa? Semua orang yang
mempelajari Alkitab setuju bahwa pengurapan itu mengacu
kepada pergerakan Roh Kudus, dan bahwa pengurapan di dalam
Perjanjian Lama menggambarkan Roh Kudus.

A. Roh Kudus
Siapakah Roh Kudus itu? Banyak orang yang salah
pengertian, menyangka bahwa Roh Kudus adalah suatu
kekuatan/kuasa atau sesuatu yang diberikan oleh Allah untuk
melakukan hal-hal yang luar biasa atau hal-hal yang berbau mistik.
Bukan. Roh Kudus adalah kesempurnaan akhir dari Allah
Tritunggal yang telah melalui proses. Allah yang kekal diwujudkan
dalam Firman yang kekal (Yoh. 1:1). Firman yang kekal ini adalah
Allah yang menjadi daging dan disebut Yesus Kristus (Yoh. 1:14).
Allah yang lengkap ini sebagai seorang manusia sejati
menghidupi kehidupan insan yang sempurna (2 Kor. 5:21; Ibr.
4:15). Dia naik ke atas salib untuk menyingkirkan semua hal
negatif di seluruh alam semesta (Ibr. 2:14) dan untuk
membebaskan hayatNya kepada semua umat pilihan dan
tebusanNya (Yoh. 12:24). Di dalam kebangkitan Dia menjadi Roh
pemberi hayat (1 Kor. 15:45), yaitu, Roh Kudus. Maka, bila kita
berbicara mengenai Roh Kudus, kita berbicara tentang Allah
Tritunggal Bapa, Putra, dan Roh yang telah melalui proses untuk
disempurnakan di dalam Roh itu.

B. Gambaran Perjanjian Lama


Roh Kudus ini digambarkan oleh minyak majemuk di dalam
Perjanjian Lama. Keluaran 30:23-25 menggambarkan bagaimana
minyak majemuk dibuat. Minyak ini dibuat dari empat macam
rempah-rempah -mur, kayu manis, tebu, kayu teja ditambahkan
kepada minyak zaitun satu hin. Mur adalah rempah yang manis
yang digunakan untuk pemakaman, jadi mur menggambarkan
kematian Tuhan yang manis. Kayu manis mempunyai daya
penyembuh, sehingga ia menggambarkan khasiat kematianNya.
Tebu adalah suatu batang yang tumbuh di tempat berlumpur dan
tumbuhnya menjulang tinggi ke atas, oleh karena itu, ia pasti
menggambarkan kebangkitan Tuhan. Kayu teja, rempah yang
terakhir, menangkal serangga-serangga dan terutama ular-ular. Ia
mengingatkan kita pada kekuatan kebangkitanNya.
Karena minyak majemuk di dalam Perjanjian Lama
menggambarkan Roh Kudus, maka kita dapat menyebut Roh itu
sebagai Roh majemuk. Dengan Roh majemuk itu, kita memiliki
kematian Tuhan yang manis bagi kita. Khasiat kematianNya selalu
mematikan seluruh elemen negatif di dalam diri kita (Rm. 8:13).
Roh ini juga membawa kepada kita kebangkitanNya dengan hayat
dan kekuatanNya. Melalui kebangkitan ini kita dapat mengalahkan
semua musuh kita, khususnya Satan, si ular. Haleluya! Bukan
hanya itu, Roh itu juga membawa masuk ke dalam kita segala apa
adanya Allah kasih, terang, kekudusan, kebenaran, dan lain-
lain -dan apa yang dimiliki, didapat dan dicapai oleh Allah.
Sungguh Roh yang ajaib berhuni di dalam kita.

C. Pergerakan Roh Kudus untuk Menguduskan Kita


Karena Roh itu merupakan suatu persona yang hidup, ia
selalu bergerak. Oleh karena itulah mengapa di dalam 1 Yohanes
pasal dua, Ia tidak hanya disebut sebagai minyak, melainkan yang
mengurapi. Kita pada dasarnya tidaklah kudus. Dialah yang kudus.
Dia selalu bergerak di dalam kita untuk menguduskan kita, yaitu,
untuk memisahkan kita dari perkara-perkara duniawi yang umum,
sehingga kita dapat diisi oleh sifat kudus Allah. Dia mematikan
segala sesuatu di dalam kita yang bukan dari Allah dan bukan
untuk Allah. Kemudian Dia menambahkan kepada kita segala apa
adanya Allah. Maka, mengikuti pengajaran pengurapan adalah
sangat penting untuk pengalaman dan pertumbuhan hayat
kita.

PENGURAPAN DAN PERSEKUTUAN HAYAT


Ada hubungan yang sangat dekat antara pengurapan dan
persekutuan hayat. Persekutuan hayat adalah pengaliran hayat,
pengaliran bersama antara Allah dan semua yang memiliki
hayatNya. Pengurapan adalah pembauran Allah dengan semua
orang yang telah menjadi milikNya. Tujuan pengaliran hayat
adalah untuk mengalirkan Allah ke dalam kita, sedangkan tujuan
pengurapan adalah untuk mengurapkan Allah ke dalam kita.
Pengurapan dan persekutuan adalah dua hal dari satu aspek yang
sama, kedua aspek ini berhubungan sangat erat dan sulit
dipisahkan.
Marilah kita sekarang melihat mengapa pengurapan dan
persekutuan hayat adalah dua aspek dari satu hal yang sama.
Kita tahu bahwa Allah itu hayat, dan Allah adalah Roh itu. Dalam
hal Allah sebagai hayat, Dia senantiasa mengalir ke dalam kita ini
adalah persekutuan hayat. Dalam hal Allah sebagai Roh itu, Dia
senantiasa bergerak di dalam kita ini adalah pengurapan.
Walaupun demikian, hayat dan Roh itu tak dapat dipisahkan,
karena Roh itu memiliki hayat, dan hayat itu berada dalam Roh itu.
Hayat adalah isi dari Roh itu, dan Roh itu adalah realitas hayat.
Kedua-duanya adalah Roh hayat (Rm. 8:2), yang adalah two-in-
one dan tidak dapat dipisahkan. Maka, persekutuan hayat dan
pengurapan juga tidak dapat dipisahkan, mereka adalah dua
aspek dari satu hal

TAAT KEPADA PENGAJARAN PENGURAPAN


Sehubungan dengan pengajaran pengurapan Roh Kudus
melaksanakan pengurapan, dan kita memperhatikan ketaatan.
Jika tidak ada ketaatan, sulit bagi kita untuk memiliki pengalaman
dari pengajaran ini.

A. Berjalan Menurut Roh itu


Jika kita damba untuk memiliki pengalaman untuk berjalan
menurut Roh itu, kita perlu mengenal apakah pengajaran
pengurapan itu dan apakah perasaan yang berasal dari
pergerakan yang di dalam Roh Kudus itu. Kita perlu mengenal dan
hidup di dalam pemahaman akan perasaan ini. Hanya dalam
perasaan inilah kita dapat berjalan menurut roh. Mengikuti Tuhan
berarti mengikuti Roh itu, yang tepatnya berarti mematuhi
pengajaran pengurapan. Kita bukan mengikuti Tuhan yang
objektif atau yang di luar, melainkan Dia yang adalah subjektif dan
yang hidup di dalam kita. Cahaya wajahNya dan manifestasi
diriNya sendiri adalah pengurapan itu; dimana kehendak yang
disingkapkanNya dalam terang wajahNya adalah pengajaran
pengurapan. Jika kita mematuhi pengajaran ini, kita mematuhi
Tuhan. Jika kita mengikuti pengajaran ini, berarti kita mengikuti
Tuhan.

B. Hidup dalam Persekutuan


Sama seperti hayat berada dalam Roh Kudus, demikian juga
persekutuan hayat adalah juga melalui pergerakan atau
pengurapan Roh Kudus. Setiap pengurapan dari minyak urapan
mengurapkan Tuhan ke dalam kita dan juga mengurapkan kita
masuk ke dalam Tuhan; maka pengurapan ini menciptakan suatu
aliran hayat antara Tuhan dan kita. Oleh karena itu, ketika kita
mengalami pengurapan, di sana juga ada persekutuan hayat.
Jika persekutuan kita dengan Tuhan hanya terbatas pada
waktu kita akan berdoa secara pribadi atau bermunajad pagi,
persekutuan kita masih sangat dangkal. Kita perlu hidup dalam
persekutuan setiap saat dan berada dalam hubungan yang dekat
dengan Tuhan, bahkan ketika kita sangat sibuk; sehingga
persekutuan kita akan menjadi dalam. Untuk hidup dalam
persekutuan, kita harus hidup dalam persekutuan dan selalu
merasakan pengurapan itu. Penghidupan dalam pengurapan ini
adalah mematuhi pengajaran pengurapan. Bila kita mematuhi
pengajaran pengurapan secara konstan, kita dapat secara
konstan mengalami pengurapan dan hidup dalam persekutuan.
Kalau tidak, kita tidak dapat mengalami pengurapan dan tinggal
dalam persekutuan.

C. Hidup dalam Hadirat Allah


Menurut kebenaran, Allah selalu beserta dengan kita sejak
kita diselamatkan. HadiratNya (kehadiranNya) tidak pernah
meninggalkan kita, dan kita tidak akan pernah kehilangan
hadiratNya. Hadirat ini adalah Roh Kudus. Roh Kudus di dalam
kita adalah hadirat Allah. Maka, hadirat ini bukanlah suatu kondisi
atau suatu perkara, melainkan suatu Persona (Pribadi). Persona
ini adalah Roh Kudus, yang keberadaanNya di dalam kita adalah
hadirat Allah. Sejak hari kita diselamatkan, hadirat ini tidak pernah
hilang.
Walaupun demikian, menurut pengalaman kita, kita tidak
selalu menyadari hadiratNya. Kadang-kadang, kelihatannya
hadiratNya telah menghilang dan kita telah kehilangan terang
wajahNya. Semuanya ini tergantung pada pengurapan. Tanpa
pengurapan, hadirat Allah tidak dapat menjadi nyata di dalam kita,
dan kita tidak dapat merasakan terang dari wajahNya. Dengan
pengurapan, realitas hadiratNya dan perasaan terang dari
wajahNya akan mengikuti. Maka, oleh pengurapan kita dapat
mengalami hadirat Allah dalam cara yang praktis.

D. Hasilnya
Karena pengurapan adalah vital bagi hadirat Allah, kita perlu
mematuhi pengajaran itu sehingga kita dapat mengalami lebih
banyak pengurapan. Kemudian kita dapat di dalam dan di setiap
saat dan setiap tempat hidup dalam hadirat Allah, hidup dalam
terang wajahNya dan menjamah hadiratNya dari waktu ke waktu.
Ketika manusia melewati tirai daging dan hidup dalam hadirat
Allah, dia masuk ke dalam Ruang Maha Kudus dan hidup di dalam
roh, memiliki persekutuan saling berhadapan wajah dengan Allah.
Pada saat inilah pengalaman rohani kita mencapai puncaknya.
Sebagai kesimpulan, kunci dari segala kehidupan rohani kita
adalah pengurapan. Kita seharusnya secara terus menerus
menjamah pengurapan itu dan mematuhi pengajarannya. Bila kita
hidup dalam pengajaran pengurapan, kita berjalan menurut roh,
hidup di dalam persekutuan Tuhan dan di dalam hadirat Allah. Jika
suatu kali kita kehilangan pengajaran pengurapan itu, pimpinan
Roh Kudus menjadi hilang, persekutuan kita dengan Tuhan
berhenti, dan terang dalam wajah Allah hilang; sebagai
konsekuensinya, kita tidak mungkin hidup dalam hadiratNya.
Maka, pengajaran pengurapan adalah benar-benar pusat dari
segala pengalaman rohani dan juga merupakan suatu bagian
yang sangat ajaib dari keselamatan Allah.
Berita Summer School 4-9 Juli 2022

BERITA TIGA
Pertumbuhan dan Pengalaman Hayat

I. Segala sesuatu yang berasal dari hayat pasti bertumbuh. Hayat


Allah di dalam kita haruslah bertumbuh.
A. Pertumbuhan hayat adalah pertambahan kadar Allah di
dalam diri kita. Seperti anak kecil yang bertumbuh, maka
beratnya pasti bertambah, ukuran badannya akan
bertambah.
B. Pertumbuhan hayat adalah diri Allah makin besar di dalam
kita, tetapi diri kita makin kecil (Yoh 3:30).
C. Kita perlu bertumbuh dengan senantiasa berseru nama
Tuhan, berdoa, mengaku dosa, doa baca firman Tuhan,
tinggal dalam persekutuan hayat. Dengan demikian, kita
akan menerima diri Allah ke dalam kita.
II. Pengalaman hayat adalah mengalami diri Allah sendiri. Saat
kita mengontak Allah, itulah kita mengalami Allah. Sebagai
orang Kristen, kita harus sekuatnya mendambakan untuk
mengalami Allah.
A. Pengalaman hayat yang pertama, yaitu adalah kelahiran
kembali (Yoh 3:3,6)
B. Kapan kita mengalami kelahiran kembali? Ketika kita terbuka
kepada Tuhan dan percaya menerima Allah ke dalam kita.
Roh Allah melahirkan roh kita yang telah mati, sehingga roh
kita yang telah diisi dengan Roh Allah dihidupkan kembali,
dengan hayat Allah ada di dalam roh kita. (Yoh 3:3,6 ; Yoh
1:12; Rm 8:16).
C. Oleh kelahiran Kembali, kita memulai penghidupan kristiani
kita bersama Allah, bersatu dengan Allah, dipimpin oleh
Allah.
D. Mengapa kita perlu dilahirkan kembali? Pertama, karena
hayat insani kita sudah jatuh, rusak dan jahat (Yer 17:9; Rm
7:12). Kedua, supaya kita mendapatkan hayatNya.
KUTIPAN MINISTRI BERITA TIGA

APA ITU PERTUMBUHAN HAYAT?

A. Peningkatan Elemen Allah


Peningkatan elemen Allah berarti lebih banyak Diri Allah
sendiri yang dibaurkan ke dalam kita, didapatkan oleh kita, dan
menjadi elemen kita. Kita telah mengatakan bahwa hayat adalah
Diri Allah sendiri, dan mengalami hayat adalah mengalami Allah
sendiri; oleh karena itu, pertumbuhan hayat adalah peningkatan
elemen Allah di dalam kita, sehingga semua yang berasal dari
Allah Kepala (Godhead) seluruhnya terbentuk di dalam kita
sehingga kita dipenuhi di dalam seluruh kepenuhan Allah (Ef.
3:19).
B. Peningkatan Perawakan Kristus
Hayat adalah Diri Allah sendiri, Allah yang menjadi hayat kita
adalah Kristus; maka Alkitab mengatakan bahwa Kristus adalah
hayat kita. Kita dapat mengatakan bahwa ketika kita
dilahirulangkan, Kristus sendiri dilahirkan kembali di dalam kita
untuk menjadi hayat kita. Namun ketika kita menerimanya untuk
pertama kali, hayat ini masih sangat muda dan tidak matang, yang
berarti bahwa perawakan Kristus di dalam kita masih sangat kecil.
Ketika kita mengasihi Kristus, mencari Kristus, dan membiarkan
Kristus lebih banyak di dalam kita dan mendapatkan kita,
perawakan Kristus secara bertahap akan meningkat di dalam kita.
Ini adalah pertumbuhan hayat. Karena hayat ini adalah Kristus
yang hidup di dalam kita, maka pertumbuhan hayat ini adalah
peningkatan perawakan Kristus di dalam kita.

C. Perluasan Lahan Roh Kudus


Kita juga telah menyinggung bahwa hayat bukan hanya Allah
sendiri, namun juga adalah Kristus, dan juga adalah Roh Kudus.
Kita dapat mengatakan bahwa mengalami hayat adalah
mengalami Roh Kudus; maka, bertumbuh di dalam hayat berarti
juga membiarkan Roh Kudus mendapatkan semakin banyak
lahan di dalam kita. Bila kita lebih menuntut pekerjaan Roh Kudus
di dalam kita dan lebih rajin mentaati pekerjaan Roh Kudus di
dalam kita sebagai suatu pengurapan, Roh Kudus akan dapat
mengembangkan lahanNya dengan cepat; maka hayat di dalam
kita akan bertumbuh dengan kecepatan yang luar biasa. Oleh
karena itu, pertumbuhan hayat juga berarti bahwa lahan Roh
Kudus diperluas di dalam kita.

D. Penurunan Elemen Insani


Ketiga point diatas mewahyukan bahwa jika elemen Allah di
dalam seorang percaya ditingkatkan, perawakan Kristus
ditingkatkan, dan lahan Roh kudus diperluas, hayatnya telah
bertumbuh. Semua poin ini dibicarakan dari aspek Allah.
Sekarang kita akan membicarakan dari aspek kita. Pertama-tama,
pertumbuhan hayat adalah, penurunan elemen insani. Penurunan
elemen insani ini adalah penurunan Adam, ciptaan lama, di dalam
manusia, yang juga berarti penurunan unsur manusia dan
peningkatan unsur Allah. Jika seorang percaya sungguh-sungguh
bertumbuh dalan hayat, maka perkataannya, tindakan-
tindakannya, penghidupan atau pekerjaannya semuanya harus
menyatakan bahwa mereka tidak menuruti dirinya sendiri,
melainkan menuruti Allah; bukan berasal dari kepintarannya
sendiri, melainkan oleh kasih karunia Allah; sehingga, tidak
membawa unsur-unsur manusia, melainkan lebih banyak unsur
Allah, yang juga berarti bahwa elemen insaninya telah diturunkan
dan elemen Allah ditingkatkan. Maka pertumbuhan hayat
bukan hanya peningkatan elemen Allah, tetapi juga penurunan
elemen manusia.

CARA UNTUK BERUMBUH DALAM HAYAT


Setelah melihat bahwa pertumbuhan hayat adalah
peningkatan Allah dan penurunan diri kita sendiri di dalam kita,
kita harus mencari bagaimana untuk bertumbuh dalam hayat. Ini
tidaklah sulit. Ini hanya memerlukan latihan setiap hari. Terutama,
kita perlu diisi dengan roh itu setiap hari sepanjang hari dengan
berseru kepada Tuhan, berdoa, bertobat dan mengaku dosa
kepada Tuhan, membaca dan mendoa-bacakan firman itu,
berbicara dan menyanyikan kidung, bersyukur dan memuji
kepada Tuhan atas segala sesuatu, bersekutu dengan kaum
imani, memberitakan injil, dan bernubuat di dalam sidang-sidang.
Kemudian kita perlu hidup oleh Roh itu, tinggal dalam persekutuan
hayat dan mentaati pengajaran dari pengurapan ketika kita di
rumah, di sekolah, dan ketika kita bersama-sama dengan teman-
teman kita. Yang terakhir kita perlu menjauhkan diri dari semua
hal yang negatif dan mengatasi dengan Roh itu mengatasi semua
rintangan yaitu hidup berdasarkan cara hidup yang lama, dosa-
dosa, hawa nafsu orang muda, kebobrokan, ketidak salehan,
dunia, nafsu daging, keinginan mata, kecongkakan hidup, daging,
ego, opini, kritik, gosip, perdebatan, hayat sukma, keindividuan,
dan perpecahan.
Kesimpulannya, jalan untuk bertumbuh di dalam hayat adalah
diisi dengan Roh itu setiap hari, hidup oleh Roh itu sepanjang hari
untuk mengatasi segala rintangan kehidupan.

APAKAH PENGALAMAN HAYAT ITU?


Kini kita telah memiliki beberapa dasar dari pengetahuan
hayat, kita perlu melanjutkan untuk mengetahui apakah
pengalaman hayat itu. Segala sesuatu di dalam Alkitab yang
berhubungan dengan hayat adalah untuk dialami oleh kita pada
hari ini. Kita harus mengetahui apa hayat dan belajar untuk
mengalaminya. Jika Anda kekurangan pengalaman terhadap
setiap firman, kembalilah dan pelajarilah firman itu, kemudian
berdoalah agar mengalami hayat. Tuhan akan memberikan kita
pengalaman hayat bila kita ingin mengalaminya.

A. Mengalami Allah
Perama-tama kita perlu bertanya pada diri kita, apakah
pengalaman hayat itu? Kita telah nampak bahwa hayat adalah Diri
Allah sendiri. Diri Allah sendiri mengalir ke dalam kita, diterima dan
dialami oleh kita, itulah hayat. Suatu pengalaman yang dihasilkan
dari Allah melalui manusia dan manusia melalui Dia dianggap
sebagai pengalaman hayat. Sebagai contoh: di dalam doa, kita
berjumpa dengan Allah, diterangi, nampak kesalahan kita, dan
membereskannya di hadapan Allah. Bukan kita yang menemukan
kesalahan kita, tetapi kita berada dekat dengan Allah, kita
berjumpa dengan Allah, dan oleh karena itu kita nampak
kesalahan kita. Allah itu terang; maka ketika kita berumpa dengan
Dia, kita melihat kesalahan kita dalam terangNya. Kita secara
spontan mengaku pada Allah dan memohon Tuhan membasuh
kita dengan darahNya. Sebagai akibatnya, Allah lewat melalui kita,
dan kitapun lewat melalui Allah. Pengalaman seperti ini
menyebabkan kita mengalami Allah; maka, hal itu adalah
pengalaman-pengalaman hayat.
Semua pengalaman hayat adalah berasal dari Allah dan
merupakan pekerjaanNya di dalam kita; sehingga kita dapat
menjamah Allah dan mengalami Dia. Maka, pengalaman akan
Allah seperti ini dapat memamerkan hayat (Flp. 2:13-16).

B. Mengalami Kristus
Kristus adalah manifestasi dan perwujudan Allah; Dia adalah
Allah yang menjadi pengalaman kita. Oleh karena itu, seluruh
pengalaman kita akan Allah adalah pengalaman akan Kristus
berada di dalam Kristus.
Mengalami Kristus adalah membiarkan Kristuis hidup didalam
kita dan keluar dari kita; mengambil Kristus sebagai hayat dan
hidup oleh Kristus. Mengalami Kristus berarti bahwa segala
penghidupan dan tindakan kita adalah Diri Kristus sendiri yang
diperhidupkan dan dipamerkan melalui kita.

C. Mengalami Roh itu


Kristus adalah perwujudan Allah, demikian pula Roh Kudus
adalah perwujudan Kristus. Allah sebagai hayat ada di dalam
Kristus, dan Kristus sebagai hayat adalah Roh Kudus. Kita
mengalami Allah di dalam Kristus, dan kita mengalami Kristus
sebagai Roh Kudus. Maka, sama seperti pengalaman hayat
adalah pengalaman akan Allah dan Kristus, demikian pula halnya
dengan pengalaman akan Roh Kudus.
Roh Kudus hayat inilah yang menyebabkan kita mengalami
Kristus yang berhuni, dan Roh Kudus hayat inilah yang
menyebabkan kita mengalami kuasa kebangkitan Allah di dalam
Kristus (Rm. 8:9-11). Roh Kudus hayat inilah yang memimpin kita
mematikan perbuatan-perbuatan tubuh yang jahat, dan Roh
Kudus hayat inilah yang berdoa di dalam kita (Rm. 8:13, 26).
Seluruh pengalaman hayat kita, baik dalam maupun dangkal,
dihasilkan oleh Roh Kudus; maka semuanya itu
adalah pengalaman-pengalaman dari Roh Kudus hayat itu. .
Berita Summer School 4-9 Juli 2022

BERITA EMPAT
Perlu mempersembahkan diri membersihkan hal yang
lampau, dosa, dunia, dan daging

I. Supaya kita mengalami Allah sebagai hayat, kita perlu menjadi


orang yang mempersembahkan diri kita (Rm 12:1, 2 Tim 4:7-8)
A. Mempersembahkan diri kita artinya kita menjadi korban.
Korban yang di atas mezbah bukan lagi menjadi hak bagi
pemiliknya. Korban tersebut adalah menjadi hak Allah dan
bagi kepuasan Allah. Allah bebas melakukan apa yang
diinginiNya atas korban tersebut.
B. Dasar persembahan diri adalah karena kita telah dibeli dan
harganya telah lunas dibayar. (1 Kor 6:20).
C. Mengapa seseorang mempunyai hati mempersembahkan
diri? Kasih Kristus yang menguasai kita membuat kita
mempersembahkan diri. Maria demikian mengasihi Tuhan
sehingga memecahkan minyak narwastu seharga 300 dinar
(2 Kor 5:14-15).
II. Supaya Allah dapat bertumbuh di dalam kita, kita perlu
menanggulangi diri kita dari beberapa hal yang negatif :
A. Membersihkan diri dari perkara yang lampau (Luk 19:1-10).
Zakheus setelah bertobat, dia membereskan semua
kejahatan yang dibuatnya di masa lampau. Apa yang perlu
dibereskan ? perkara yang tidak benar, tidak tepat, jahat dan
kotor. Cara hidup yang lama.
B. Membereskan dosa-dosa melalui mengaku dosa, supaya
kita mendapat pengampunan dosa (1 Yoh 1:9). Kita perlu
sering berada di dalam terang Tuhan mengaku dosa kita
sehingga kita mengalami pengampunan dosa. Setelah dosa
dibereskan, maka persekutuan hayat kita akan lancar
dengan Tuhan.
C. Menanggulangi diri dari mengasihi dunia. Jika kita mengasihi
dunia, maka hati kita tidak akan mengasihi Allah. Hati kita
diduduki oleh dunia dan kita tidak bisa berguna bagi Allah. (I
Yoh 2:15)
D. Membereskan perkara daging (Gal 5:19-20). Allah sangat
membenci daging. Allah selalu ingin memusnahkan daging.
Daging selalu menghalangi manusia hidup bagi Allah. Jika
seseorang tidak membereskan masalah daging, maka kita
tidak akan menyenangkan Allah (Rm 8:8).

KUTIPAN MINISTRI BERITA EMPAT

Di dalam Alkitab tidak ada pangajaran yang jelas mengenai


membersihkan hal-hal yang lampau, tetapi ada dua contoh yang
sangat baik: yang pertama ditemukan di dalam Lukas 19:1-10--
cerita tentang pemberesan Zakheus terhadap hal-hal yang
lampau setelah keselamatannya; contoh yang lainnya ada di
dalam Kisah para Rasul 19:18-19 pembersihan dari orang-orang
Efesus terhadap hal-hal yang lampau setelah mereka
diselamatkan.
Dalam Lukas 19 kita diberitahu bahwa begitu Zakheus
diselamatkan, dia segera merasakan bahwa dia telah memeras
orang lain di masa lampau dan oleh karenanya menjadi tidak
benar; dia juga merasa bahwa dia adalah pecinta uang dengan
cara hidup yang kikir. Maka dia mengatakan pada Tuhan bahwa
jika dia telah mengambil sesuatu dari siapapun dengan tuduhan
yang palsu, dia akan dengan rela mengembalikannya empat kali
lipat. Lebih jauh lagi, dia ingin memberikan separuh dari barang-
barangnya pada orang miskin. Ini adalah pembersihan dari hal
yang lampau. Dalam Kisah Para Rasul 19 kita diberitahu bahwa
banyak orang-orang kudus di Efesus, yang telah diselamatkan
melalui pimpinan Paulus, datang untuk mengakui perbuatan-
perbuatan mereka, banyak dari antara mereka yang dengan rela
membawa kitab-kitab sihir mereka dan membakarnya di hadapan
banyak orang.
Harga dari kitab-kitab yang dibakar itu adalah 50.000 keping
perak. Karena setiap keping perak adalah senilai upah satu hari
kerja, kita dapat melihat bahwa kitab-kitab ini sangat mahal
harganya uang. Ini adalah pembersihan hal lampau mereka.
OBJEK DARI PEMBERSIHAN HAL-HAL MASA LAMPAU
Hal-hal yang lampau apakah yang perlu dibersihkan setelah
kita diselamatkan? Objek-objek apakah yang harus diakhiri dan
dibersihkan? Secara keseluruhan ada empat kategori: (1)
Perkara-perkara yang tidak benar, (2) perkara-perkara yang tidak
tepat, (3) perkara-perkara yang jahat dan yang tidak bersih, (4)
cara hidup yang lama. Setelah kita diselamatkan, harus ada
pembersihan dan pengakhiran dari perkara-perkara ini. Kadang-
kadang kita mungkin masih melakukan hal-hal ini setelah kita
diselamatkan. Prinsip yang sama ini diterapkan pada kedua kasus
di atas.

A. Perkara-perkara yang Tidak Benar


Tidak benar berarti tidak adil, tidak sah. Segala sesuatu yang
telah kita dapatkan di masa lampau adalah melalui cara-cara yang
tidak adil, tidak sah, seperti mencuri, menipu, mengambil dengan
paksa, mengganggu milik orang lain, menyimpan barang-barang
orang lain yang hilang, tidak mengembalikan barang-barang yang
sudah lama dipinjam, dan semua hubungan yang haram dengan
orang lain dan perjanjian-perjanjian yang tidak adil terhadap orang
lain seluruh perkara-perkara yang tidak benar ini adalah hal-
hal yang seharusnya kita bersihkan.

B. Perkara-perkara yang Tidak Tepat


Tidak tepat dan tidak benar itu hampir mirip artinya, namun
keduanya berbeda. Tidak benar berarti bahwa metoda untuk
mendapatkan sesuatu, atau hubungan dari perkara tertentu itu,
tidak adil atau tidak sah. Tidak tepat berarti bahwa sifat dari hal
atau perkara tertentu itu tidak tepat atau tidak pantas. Sebagai
contohnya, barang-barang yang digunakan dalam berjudi dan
mabuk-mabukan dapat dibeli dan didapatkan melalui cara-cara
yang sah; tetapi barang-barang ini digunakan untuk berjudi dan
mabuk-mabukan. Karena berjudi dan mabuk-mabukan adalah
perkara yang tidak pantas, maka sifat dari hal-hal ini juga tidak
tepat dan tidak pantas. Lebih jauh lagi, merokok, atau membaca
novel-novel yang kotor bukanlah tidak benar, melainkan adalah
abmoral dan tidak tepat. Semua perkara yang tidak tepat ini juga
adalah hal-hal yang harus kita akhiri.

C. Perkara-perkara yang Jahat dan Kotor


Perkara-perkara yang jahat dan kotor adalah hal-hal yang
berhubungan dengan berhala, seperti ukiran atau gambar berhala,
pakaian yang bergambar naga; tulisan-tulisan dari agama-agama
duniawi; hal-hal yang kotor, seperti buku-buku horoscope, jimat-
jimat, dan lain-lain; juga hal-hal jahat dan kotor seperti
menyembah berhala, menyembah nenek moyang, tenung,
ramalan, dan lain-lain. Semuanya ini dibenci oleh Allah bahkan
lebih dibenci daripada dua kategori terdahulu, dan semuanya ini
tentu saja tidak dapat ditoleransi oleh hayat di dalam kita, yang
adalah kudus, dan bersih. Oleh karena itu, hal-hal ini harus lebih
diakhiri sepenuhnya.

D. Cara Hidup yang Lama


Cara hidup yang lama mengacu kepada seluruh perkara
penghidupan lama kita pada saat kita belum diselamatkan.
Setelah kita diselamatkan, kita tidak boleh hanya mengakhiri
semua ketidakbenaran, ketidaktepatan, dan kejahatan dan
perkara-perkara kotor, melainkan kita juga harus mengakhiri
seluruh perkara penghidupan yang dulu dan memiliki permulaan
yang baru.
Lalu bagaimana kita dapat mengakhiri penghidupan insani
yang lama dan memulai penghidupan insani yang baru? Kita tidak
mengatakan bahwa setelah seseorang dilahirulangkan dia harus
merubah pekerjaannya berhenti sekolah, menutup usahanya,
mengabaikan keluarganya dan pergi mengabarkan injil. Akhir
dari penghidupan insani yang lama adalah berarti bahwa setelah
seseorang dilahirulangkan ia dapat meneruskan profesinya yang
semula, asal saja pekerjaan itu adalah layak, namun selera di
dalamnya diubah, suasana hatinya diubah, dan perasaannya
diubah. Apapun yang dilakukan seseorang sebelum ia
dilahirulangkan, seleranya, suasana hatinya, dan perasaannya
semuanya tertuju pada dunia, semuanya berkeinginan untuk
mencapai sesuatu di dalam dunia. Semakin dia bekerja, semakin
dia terikat oleh pekerjaannya, dan semakin dalam dia masuk ke
dalamnya Tetapi setelah dilahirkan kembali, ketika hayat Allah
masuk ke dalamnya, perasaan di dalam dirinya menjadi hambar,
suasana hatinya berubah, dan perasaannya juga berubah. Dia
bahkan mempunyai selera yang berbeda untuk makan,
berpakaian dan keperluan hidup sehari-hari lainnya. Dalam hal
ini, cara hidup lamanya telah diakhiri, dan kehidupan lamanya
sampai kepada kesudahannya.
Banyak saudara-saudara muda kita yang telah diselamatkan
pada waktu mereka masih sangat muda; sehingga mereka tidak
mengalami hal-hal yang dilakukan oleh orang yang tidak belum
beroleh selamat. Namun, cara penghidupan lama selalu mengintai
kita, menunggu kesempatan untuk membawa kita ke bawah
pengaruhnya leway godaan teman sebaya kita, seperti: lelucon
untuk menyakiti perasaan seorang dengan yang lain, penyalah-
gunaan bahasa yang kotor, kata-kata prokem, pecakapan dan
sikap tentang hubungan laki-laki--perempuan, pakaian trendi,
musik yang mengendalikan daging, mencemooh murid-murid
yang memiliki nilai yang baik, sikap memberontak terhadap orang
yang memegang otoritas, dll. Kita harus sangat waspada supaya
tetap tidak terpengaruh oleh cara penghidupan orang-orang
dunia lama. Kita harus membangun suatu cara hidup yang baru,
suatu cara di dalam roh.
Pengakhiran cara hidup yang lama ini adalah suatu
pengalaman awal dari seorang Kristen, namun hal ini mempunyai
dampak yang dalam terhadap perjalanannya bersama Tuhan di
masa yang akan datang. Ketika cara hidup yang lama kita berakhir,
ambisi dan perhatian kita terhadap dunia akan berubah, penilaian
dan sudut pandang kita terhadap orang-orang dan segala perkara
juga berubah, dan tujuan kehidupan kita berbeda dengan
sebelumnya. Demikianlah kita dapat terlepas dari segala
kecemasan, meninggalkan segala beban kita di belakang, dan
menjalani pertandingan di dalam jalan Tuhan.

DASAR DARI PEMBERSIHAN HAL-HAL YANG LAMPAU


Pembersihan hal-hal yang lampau bukanlah berdasarkan
atas tuntutan peraturan-peraturan yang di luar, tetapi berdasarkan
atas perasaan yang di dalam. Meskipun kita sebelumnya telah
menunjukkan empat perkara yang harus diakhiri, namun hal-hal
ini hanya dapat membuat kita mengenal prinsip-prinsip. Hal-hal
tersebut bukanlah peraturan-peraturan yang menuntut agar kita
mengakhiri perkara-perkara demikian. Ketika kita mempraktekkan
pembersihan hal-hal yang lampau, apa yang perlu diakhiri
sesungguhnya tergantung pada perasaan hayat yang di dalam.
Oleh karena itu, perasaan hayat yang di dalam adalah dasar dari
pembersihan hal-hal kita yang lampau kita.
Kita mengetahui bahwa semua agama di dunia ini dibangun
atas undang-undang agama mereka yang bermacam-macam.
Pengikut-pengikut mereka hidup dan berperi laku sesuai dengan
peraturan-peraturan ini. Tetapi keselamatan Tuhan tidaklah
seperti itu. Keselamatan Tuhan, melalui kelahiran kembali oleh
Roh Kudus, memberikan kepada kita suatu hayat yang baru.
Karena kita telah mempunyai hayat baru yang demikian, kita
sekarang dapat hidup dan berperilaku di hadirat Allah melalui
perasaan dari hayat yang baru ini.Ini adalah prinsip semua
penghidupan kita sebagai orang Kristen. Pembersihan kita akan
hal-hal yang lampau juga adalah berdasarkan atas perkara ini.
Ketika seseorang dilahirkan kembali dan dan memperoleh hayat
Allah, hayat ini bergerak di dalam dirinya, menyebabkan dia
merasakan bahwa pada masa lampaunya ada banyak perkara-
perkara yang tidak benar, tidak tepat, dan murtad, dan bahwa
semua perkara ini dan bahkan cara hidup lamanya semuanya
bertentangan dengan keadaannya sekarang sebagai orang
Kristen. Oleh karena itu, dia perlu membereskan hal-hal yang
lampaunya menurut perasaan-perasaan yang di dalamnya.
Contoh tentang Zakheus dan orang-orang Kristen di Efesus
yang membersihkan hal-hal yang lampau mereka juga telah
menunjukkan kepada kita bahwa baik Tuhan Yesus maupun
Rasul Paulus telah dengan jelas mengajarkan segala sesuatu
yang berhubungan dengan pembersihan hal-hal yang lampau;
mereka tidak memberikan tuntutan peraturan-peraturan tentang
apa yang harus dilakukan seseorang untuk mengakhiri hal-hal
lampaunya. "Pengakhiran" oleh Zakheus dan orang-orang Kristen
di Efesus adalah sebagai berikut, ketika keselamatan Tuhan
datang kepada mereka dan hayat Tuhan masuk ke dalam mereka,
mereka memiliki perasaan terhadap ketidakbenaran dan terhadap
hal-hal yang lampau yang tidak bersih dan terhadap cara hidup
yang lama mereka; maka mereka mengakhiri semuanya itu.
"Akhir" daripada mereka membuktikan bahwa perkara ini
bukanlah berdasarkan atas pengaturan dan pengajaran yang
diluar, tetapi berdasarkan atas perasaan hayat yang di dalam.
Karena pengakhiran perkara hal-hal yang lampau itu
berdasarkan atas perasaan hayat yang di dalam, maka kita harus
terus menerus memegang prinsip ini ketika kita membimbing
orang lain untuk mengakhiri hal-hal yang lampau mereka. Jangan
sekali-kali memberi mereka peraturan-peraturan yang di luar, atau
mengajar mereka bahwa mereka harus mengakhiri perkara ini dan
itu, melainkan arahkanlah perasaan hayat yang ada dalam
mereka dan tunjukkanlah hal itu kepada mereka. Pertama-tama
kita harus membuat orang lain mengenal bahwa hayat Allah
berada dalam mereka dan membimbing mereka untuk mengenal
perasaan hayat ini. Kemudian, dengan bantuan ministri Firman
itu, bahan bacaan rohani, dan kesaksian-kesaksian orang-orang
kudus tentang bagaimana mereka membersihkan perkara lampau,
kita membuat mereka juga memiliki perasaan atau perasaan yang
lebih dalam mengenai hal-hal yang perlu mereka akhiri. Begitu
perasaan ini mulai timbul dan semakin dalam di dalam mereka,
kita dapat membimbing mereka untuk membersihkan hal-hal yang
lampau mereka menurut perasaan mereka sendiri. Perkara
pembersihan ini sesuai dengan prinsip keselamatan Tuhan dan
dapat membantu orang lain untuk benar-benar bertumbuh di
dalam hayat.

OBJEK PEMBERESAN DOSA-DOSA KITA


Objek dari pemberesan dosa dosa kita adalah dosa-dosa itu
sendiri. Ada dua aspek sehubungan dengan dosa: sifat dosa yang
di dalam dan perbuatan dosa yang di luar. Sifat dosa yang di
dalam kita dituliskan dalam bentuk tunggal; perbuatan dosa yang
di luar dituliskan dalam bentuk jamak. Bentuk tunggal dari dosa
adalah hayat Setan yang ada di dalam kita, yang tidak dapat kita
bereskan semakin kita berusaha untuk membereskannya,
semakin dia hidup. Pemberesan dosa-dosa yang kita bicarakan
adalah pemberesan kita terhadap dosa-dosa yang kita lakukan
secara luar, dosa-dosa dalam perbuatan kita.

DASAR PEMBERESAN DOSA-DOSA


Objek pemberesan kita terhadap dosa-dosa mencakup
semua dosa yang telah kita lakukan. Namun dalam
pelaksanaannya, Allah tidak menuntut kita untuk membereskan
semua dosa ini dengan segera, melainkan membereskan dosa-
dosa yang kita sadari pada saat kita bersekutu dengan Dia. Kita
tidak bermaksud untuk mengatakan bahwa kita harus
membereskan semua dosa yang benar-benar telah kita lakukan,
melainkan hanya membereskan dosa-dosa yang kita sadari pada
saat kita bersekutu dengan Allah. Maka, dasar pemberesan dosa-
dosa kita adalah kesadaran yang kita miliki pada saat kita
bersekutu dengan Allah.
Kita dapat dalam sejangka waktu membiarkan dosa-dosa
yang tidak kita sadari, sampai suatu waktu kita menyadarinya
pada saat kita bersekutu dengan Allah. Secara praktis,
pemberesan dosa-dosa bukanlah suatu peraturan hukum, tetapi
adalah suatu tuntutan dari persekutuan. Begitu persekutuan kita
dengan Allah dihambat oleh dosa-dosa yang belum diakui,
pengalaman hayat dan pertumbuhan hayat kita akan menjadi
tidak normal. Maka, kita harus segera mengakui dosa-dosa kita
begitu Tuhan mengungkapkannya dalam persekutuan kita dengan
Dia. Kemudian kita akan memiliki hayat dan damai sejahtera
setiap saat.

PRAKTEK PEMBERESAN DOSA-DOSA


Bagaimanakah kita seharusnya membereskan dosa yang
benar-benar dilakukan? Jika kita telah menyakiti Allah, kita harus
membereskannya di hadapan Allah dan memohon
pengampunanNya. Jika kita telah berdosa terhadap manusia, kita
harus membereskannya di hadapan manusia dengan memohon
pengampunan manusia. Bila perbuatan dosa kita terhadap
manusia hanya melibatkan suatu perkara moral, kita hanya perlu
mengkuinya dan minta maaf di hadapan manusia. Bila hal ini juga
melibatkan suatu kerugian uang dan laba, maka kita harus
membayarnya menurut jumlah hutang kita. Tindakan minta maaf
dan ganti rugi ini diterapkan bukan hanya terhadap dosa-dosa
yang kita lakukan setelah kita diselamat; melainkan kita juga harus
membereskan semua dosa yang kita lakukan sebelum kita
diselamatkan; kita harus membereskannya satu persatu di
hadapan manusia menurut kesadaran yang di dalam.
Pemberesan dosa-dosa di hadapan manusia ini adalah bagian
utama dari perkara pemberesan dosa-dosa ini, dan kita harus
benar-benar mempraktekkannya.
Setiap perbuatan dosa kita, jika diketahui orang lain, baik itu
menyebabkan merugikan mereka atau tidak, hasilnya adalah
suatu kondisi yang tidak harmonis di antara kita. Sebagai contoh:
bila kita mengutuk atau memperlakukan orang lain dengan kejam,
disatu pihak kita memilliki catatan dosa di hadapan Allah, dan
dipihak lain kita memberi kesan yang buruk pada orang yang kita
kutuk dan juga pada merka yang hadir pada saat itu. Maka, sulit
bagi kita semua untuk hidup bersama-sama dalam keharmonisan
seperti sebelumnya. Oleh karena itu, bila, setelah diterangi, kita
menjadi sadar akan hal ini, disatu pihak kita harus mengakuinya
di hadapan Allah dan memohon pengampunanNya, dan dipihak
lain kita pergi kepada orang-orang yang bersangkutan orang
yang dikutuk tersebut dan mereka yang hadir pada saat itu untuk
meminta maaf dan juga untuk membereskan apa yang telah kita
katakan. Dengan melakukan ini, kesan buruk yang telah kita
berikan kepada mereka akan dihapuskan, dan kita dapat hidup
bersama -sama seperti sedia kalanya. Penghapusan situasi
perselisihan itu adalah berhubungan dengan manusia, tetapi
pemilikkan hati nurani yang bersih, dan bebas dari pelanggaran,
adalah berhubungan dengan diri kita sendiri.
Bila dosa yang telah kita lakukan itu melibatkan hal-hal
material atau pendapatan orang lain, maka kita harus memberikan
ganti rugi. Bila kita mengembalikan apa yang telah kita ambil, kita
harus membayarnya menurut nilai yang sebenarnya dan
menambahkan sedikit lagi untuk mengganti kerugiannya. Di
dalam Perjanjian Lama, dalam Imamat 5, di sana dinyatakan
bahwa harus ditambahkan seperlimanya. Di dalam Perjanjian
Baru kita memiliki contoh tentang Zakheus (Luk. 19) uang
mengembalikan empat kali lipat kepada mereka yang telah
ditipunya. ini bukanlah hukum-hukum atau peraturan-peraturan,
tetapi adalah prinsip-prinsip dan contoh-contoh untuk
memperlihatkan kepada kita bahwa bila mana kita akan memberi
ganti rugi, maka kita harus menambahkan sesuatu pada nilai yang
sebenarnya.

PERBEDAAN ANTARA DOSA DAN DUNIA


Pencemaran dosa dan dunia itu berbeda. Pencemaran dosa
itu buas, kasar, dan jelek, sedangkan pencemaran dunia itu
berbudaya dan beradab, seringkali kelihatannya indah di mata
manusia. Pencemaran dosa itu seperti percikan lumpur atau tinta
hitam pada kemeja putih. Tetapi pencemaran dunia itu seperti
motif yang berwarna-warni yang dicetak pada kemeja putih
itu. Dunia kelihatannya lebih baik daripada dosa, tetapi jika
dihubungkan dengan kemurniaan, keduanya sama-sama
mencemarkan dan memerlukan pemberesan. Kerusakan yang
disebabkan oleh dosa dan dunia atas diri manusia sangat jauh
berbeda: dosa mencemarkan manusia, sedangkan dunia
mencemarkan dan merasuk manusia. Bagi kehidupan manusia,
dirasuki oleh dunia jauh lebih serius daripada dicemari oleh dosa.
Dosa adalah tahap primitif, luaran, dan permulaan dari
kejatuhan. Dunia adalah tahap final, serius, dan akhir dari
kejatuhan. Banyak orang hanya menekankan kemenangan atas
dosa, tetapi Alkitab lebih-lebih lagi menekankan pada hal
mengalahkan dunia (I Yoh. 5:4). Kita lebih-lebih lagi perlu untuk
mengalahkan dunia. Jika kita damba untuk bertumbuh di dalam
hayat dan didapatkan oleh Tuhan, kita harus berusaha untuk
membereskan dunia yang memperbudak kita.

DEFINISI DUNIA
Satu Yohanes 2:15 mengatakan: "Janganlah kamu
mengasihi dunia dan apa yang ada di dalamnya. Jikalau orang
mengasihi dunia, maka kasih akan Bapa tidak ada di dalam orang
itu." Kata bahasa Yunani untuk "dunia", kosmos, mempunyai lebih
dari satu arti . Di dalam Matius 25:34; Yohanes 17:5; Kisah Para
Rasul 17:24; Efesus 1:4; dan Wahyu 3:18, kata ini mengacu
kepada alam semesta material sebagai suatu sistem yang
diciptakan oleh Allah. Di dalam Yohanes 1:29; 3:16; dan Roma
5:12, kata ini mengacu kepada umat manusia yang telah jatuh
dirusak, dan dirampas oleh Satan sebagai komponen bagi sistem
dunianya yang jahat. Di dalam I Petrus 3:3; 17:14 kata ini
mengacu kepada hiasan, ornamen. Di sini, sama seperti dalam
Yohanes 15:19 dan Yakobus 4:4, kata ini mengacu kepada suatu
pengaturan, suatu pembentukan, suatu pengaturan yang teratur,
maka ini adalah suatu sistem yang diatur (diatur oleh Satan,
musuh Allah), bukanlah mengacu kepada bumi.
Allah menciptakan manusia untuk hidup di atas bumi bagi
penggenapan tujuanNya. Tetapi Satan, musuhNya, untuk
merampas manusia ciptaan Allah, telah membentuk suatu sistem
dunia anti-Allah di atas bumi ini dengan mensistemasi manusia
melalui agama, kebudayaan, pendidikan, industri, perdagangan,
hiburan, dan lain-lain; melalui sifat manusia yang telah jatuh,
dalam nafsunya, kesenangannya, usahanya, dan bahkan dalam
kegemaran akan keperluan: hidupnya, seperti makanan, pakaian,
perumahan, dan transportasi.

OBJEK PEMBERESAN -PEMBERESAN DUNIA


Dunia dalam penghidupan sehari-hari kita terdiri dari orang-
orang, aktivitas-aktivitas, dan hal-hal yang merebut tempat Allah
di dalam kita. Maka, objek-objek inilah yang menjadi sasaran
pemberesan kita.
Bagaimana kita dapat mengetahui tentang objek-objek yang
mencemari kita, dan apa standar pengukurannya? Pertama-tama,
kita perlu melihat apakah objek ini merupakan keperluan hidup kita.
Kita dapat mengatakan bahwa segala sesuatu yang berada di luar
keperluan sehari-hari kita itu mengambil tempat Allah dan
merasuk diri kita; maka, hal ini perlu dibereskan. Keberadaan kita
memang bergantung kepada orang-orang tertentu, aktivitas-
aktivitas tertentu, hal-hal yang tertentu, seperti orang tua, suami,
istri, keluarga, pakaian, makanan, perumahan, transportasi,
pekerjaan, dan lain-lain. Ini adalah keperluan bagi keberadaan kita.
Bila keperluan-keperluan ini membantu tujuan kita untuk hidup
bagi Allah, maka keperluan-keperluan ini bukanlah dunia kita.
Tetapi bila orang-orang, aktivitas-aktivitas, atau hal-hal ini menjadi
suatu keharusan dalam keperluan sehari-hari kita, maka mereka
menjadi dunia kita. Misalnya: pakaian sebagai suatu keperluan
bukanlah sesuatu yang duniawi, namun bila seseorang terlalu
memperhatikan pakaian dan perhiasan-perhiasannya, atau
memboroskan uang untuk membeli pakaian-pakaian modern, dia
telah melebihi batasan keperluan hidup sehari-harinya.
Akibatnya, hal-hal ini telah menjadi dunianya. Contoh yang
lainnya: kacamata untuk membantu penglihatan yang kurang baik
bukanlah sesuatu yang duniawi. Tetapi banyak orang yang
memakai kacamata hanya untuk penampilan saja; hal ini bukanlah
untuk keperluan mereka, tetapi untuk dunia yang mereka kasihi.
Apakah standar yang mengatur keperluan hidup sehari-hari
kita sehubungan dengan orang-orang, aktivitas-aktivitas, dan hal-
hal lainnya? Di dalam Alkitab tidak ada keseragaman atau standar
khusus yang mengatur perkara-perkara ini. Oleh karena itu,
standar keperluan hidup kita. harus ditentukan oleh diri kita sendiri
melalui doa dan mencari pikiran Allah. Kita tidak dapat mengukur
standar kita menurut standar orang lain ataupun memaksa agar
mereka menyetujui pandangan-pandangan dan perasaan kita.
Lebih dari itu, pemberesan kita di hadapan Allah juga harus
menurut standar penghidupan sehari-hari kita di hadapan Allah.
Kita tidak boleh terlalu banyak ataupun kurang dalam
membereskannya.
Dari sudut pandang ilahi, terdapat suatu ukuran tertentu untuk
dunia. Ukuran ini adalah Diri Allah sendiri. Sama seperti kita
mengukur dosa kita berdasarkan hukum Allah, demikian juga kita
mengukur dunia berdasarkan Diri Allah sendiri. Standar
pemberesan dunia itu berdasarkan pada Allah. Bila tidak ada Allah,
kita tidak dapat merasakan apa dunia itu. Allah dan dunia adalah
saling berlawanan sampai selamanya. Di mana ada dunia, di sana
tidak ada Allah; di mana ada Allah, di sana tidak ada dunia.

DASAR PEMBERESAN DUNIA


Dasar pemberesan kita terhadap dunia itu sama dengan
pemberesan terhadap dosa. Hal ini berdasarkan perasaan hayat
yang kita terima seksama bersekutu dengan Allah. Allah tidak
pernah meminta seseorang untuk memisahkan dirinya di dalam
suatu saat tertentu dari segala ketidakkudusan dari segala
sesuatu yang mencemari dia. Allah ingin manusia membereskan
hal-hal yang dia rasakan tidak kudus dan mencemarkan.
Pendeknya, di dalam kita mungkin terdapat seratus hal yang tidak
kudus, tetapi selama persekutuan kita, kita menjadi sadar,
mungkin kita menyadari sepuluh hal yang tidak kudus. Maka, Allah
memberikan tanggung jawab kepada kita hanya untuk kesepuluh
hal ini saja. Pada saat itu, kita tidak bertanggung jawab untuk
kesembilan puluh hal yang lainnya. Sampai pada suatu saat ketika
kita telah mencapai tingkatan persekutuan hayat yang tinggi,
barulah kita menyadari objek-objek yang tersisa itu dan
membereskannya.
Ada dua faktor yang sangat mempengaruhi perasaan di
dalam kita terhadap dunia: kasih kita terhadap Allah dan
pertumubuhan rohani kita di dalam hayat. Kita telah mengatakan
bahwa Allah adalah standar pemberesan dunia. Bila kita jauh dari
Allah, kita tidak akan menyadari keduniaan kita. Tetapi begitu kita
mendekati Allah, kita akan menemukan banyak perkara-perkara
duniawi di dalam kita. Hanya mereka yang mengasihi Allahlah
yang damba untuk mendekati Allah. Oleh karena itu, bila kita
damba untuk membereskan dunia, pertama-tama kita harus
mengasihi Allah.
Perasaan di dalam kita terhadap dunia juga bergantung
kepada pertumbuhan rohani kita. Semakin kita bertambah di
dalam kehidupan rohani dan pengetahuan akan Allah, semakin
dalam kita akan mengenal dunia. Pengenalan akan dunia ini
adalah perasaan di dalam yang kita miliki terhadap dunia dan
membentuk dasar pemberesan dunia. Derajat pertumbuhan
rohani kita selalu sesuai dengan derajat pemberesan dunia kita.

PRAKTEK PEMBERESAN DUNIA

A. Tidak Mengasihi Dunia


Dalam 1 Yohanes 2:15, Yohanes melarang kita untuk
mengasihi dunia atau hal-hal yang berada di dalamnya. Dia
memberitahukan bahwa bila kita mengasihi dunia, maka kasih
Bapa tidak berada di dalam kita. Tidak mengasihi dunia itu akan
memberikan dasar untuk mengalahkan si jahat. Sedikit saja
mengashi itu akan memberikan dana. Dunia itu kepada dasar si
Iblis untuk mengalahkan kita dan menguasai kita. Kapan saja kita
membuka diri kita terhadap dunia, kepada situasi anti-allahnya si
Satan, kita akan kalah dalam peperangan melawan dia.

B. Roh Terlahir-ulang mengatasi Dunia


Menurut 1 Yohanes 5:4, segala sesuatu yang telah
diperanakan dari Allah akan mengatasi dunia. Di dalam ayat-ayat
ini "segala sesuatu" mengacu kepada roh insani. Oleh karena itu,
roh insan yang telah terlahir ulang inilah yang dapat mengatasi
dunia. Dalam hal mengatasi dunia, kita tidak boleh bersandar
kepada kemampuan atau usaha kita. Roh kita mampu mengatasi
Satan dan dunia, sistem iblis. Tetapi diri kita sendiri tidak dapat
mengatasi dunia. Bila kita melatih roh kita, tinggal di dalam roh kita,
dan berjalan oleh roh kita, kita akan melihat bahwa roh kita
memiliki kemampuan hayat untuk mengatasi segala hal negatif.
Inilah sebabnya mengapa kita perlu melatih roh kita untuk
bersekutu dengan Tuhan dan berdoa mengenai kenikmatan akan
Tuhan. Kita juga perlu melatih roh kita dengan menyeru nama
Tuhan dan mendoa-bacakan Firman. Latihan ini akan
mengendalikan kemampuan di dalam roh kita untuk mengatasi
dunia.
Hayat ilahi di dalam roh kitalah yang memiliki memampuan
untuk mengatasi dunia satani yang jahat. Kita ini dikelilingi oleh
cobaan-cobaan. Apakah yang dapat mengatasi mereka? Hayat
ilahi di dalam roh kita dapat mengatasi pencobaan. Kita semua
perlu melihat bahwa roh kita telah berbaur dengan hayat ilahi dan
bahwa roh kita adalah organ yang dapat mengatasi dunia.
Kita diciptakan oleh Allah, ditebus oleh Kristus, dan
dilahirulangkan oleh Roh itu, oleh karena itu, kita hanyalah bagi
Allah semata. Kita adalah milik Allah. Kita perlu diisi oleh Dia
semata. Segala sesuatu dari dunia yang menduduki kita harus kita
bereskan. Kita mengalami hayat pada saat kita membereskan
dunia. Kita bertumbuh di dalam hayat setelah kita membereskan
dunia. Semua pemberesan ini adalah berasal dari Roh itu dan oleh
Roh itu untuk pertumbuhan hayat kita sehingga kita bisa mencapai
kematangan hayat.

DEFINISI DAGING
Kita dapat menemukan sedikitnya 3 definisi dalam Alkitab
mengenai daging:

A. Tubuh yang Rusak


Definisi pertama dari daging dalam Alkitab adalah tubuh kita
yang telah rusak. Tubuh adalah tubuh yang diciptakan oleh Allah;
daging adalah sesuatu yang telah rusak. Allah tidak menciptakan
daging; Dia hanya menciptakan tubuh. Tetapi Satan masuk ke
dalam anggota-anggota tubuh ini. Roma 7:23 memberitahukan
kita dengan jelas bahwa hukum dosa ada di dalam anggota-
anggota tubuh kita. Ketika Adam makan buah pohon pengetahuan
baik dan jahat, buah itu masuk ke dalam anggota-anggota
tubuhnya. Jadi tubuh itu diciptakan oleh Allah, tetapi dosa sebagai
suatu perkara yang telah dipersonifikasi, diri Satan sendiri, masuk
ke dalam manusia, ke dalam tubuhnya. Sejak saat itu tubuh
manusia yang diciptakan oleh Allah menjadi rusak dan hancur.
Tubuh yang rusak dan hancur itu adalah daging.

B. Manusia yang Telah Jatuh Seluruhnya


Daging tidak hanya mengacu kepada kejatuhan manusia dan
tubuh yang telah rusak. Bahkan, daging mengacu pada diri
manusia yang telah jatuh seluruhnya. Oleh karena itu daging
merupakan ekspresi puncak dari manusia tribagian (tripartite)
yang telah jatuh. Maka, daging dalam pengertian ini mencakup
tubuh, sukma, dan roh manusia. Jika Anda mempertimbangkan
pekerjaan daging yang dicantumkan dalam Galatia 5:19-21, Anda
akan menemukan bahwa beberapa, seperti perzinahan,
kecemaran, hawa nafsu, dan kemabukan, berhubungan dengan
nafsu dari tubuh yang telah rusak; yang lainnya, seperti
permusuhan, perselisihan, kemarahan, dan perpecahan,
berhubungan dengan sukma yang telah jatuh; yang lainnya lagi,
penyembahan berhala dan sihir, berhubungan dengan roh yang
telah dimatikan. Ini membuktikan bahwa ketiga bagian dari diri kita
yang telah jatuh ini berhubungan dengan daging yang jahat. Oleh
karena itu, dalam surat Galatia daging menunjukkan diri manusia
yang telah jatuh seluruhnya. Daging bukan hanya merupakan satu
bagian dari diri manusia yang telah jatuh; daging juga mencakup
totalitas diri manusia tribagian yang telah jatuh.

C. Aspek yang Baik dari Manusia


Biasanya jika kita menyebutkan daging, kita berpikir bahwa
daging itu rusak dan jahat, seperti yang disinggung dalam Galatia
5:19-21. Tetapi Alkitab memperlihatkan kepada kita bahwa daging
bukan hanya memiliki suatu aspek yang jahat, tetapi juga suatu
aspek yang baik. Daging yang baik damba untuk melakukan
kebaikan dan menyembah dan melayani Allah. Paulus dalam Filipi
3:3-6 menunjukkan bahwa ada beberapa orang yang menyembah
Allah dalam daging dan menyombongkan diri dalam daging
mereka. Daging di situ tidak diragukan lagi mengacu pada daging
dalam aspek yang baik juga, karena melaluinya manusia
menyembah Allah dan melaluinya menyombongkan diri.
Mengapa ada aspek yang baik dari manusia atau dari daging?
Karena walaupun kita adalah orang-orang yang telah jatuh sangat
dalam, kita masih memiliki beberapa elemen yang baik yang pada
mulanya diciptakan oleh Allah. Oleh karena itu, kita sering ingin
melakukan kebaikan dan melayani Allah. Tetapi, walaupun
demikian, manusia atau daging dalam aspek kebaikannya adalah
lemah dan tidak berdaya, tidak dapat melakukan keduanya.
Dalam pandangan Allah, kita, manusia-manusia yang telah jatuh,
telah dikendalikan oleh daging, telah seluruhnya menjadi daging.
Segala sesuatu yang berasal dari kita, baik ataupun buruk, adalah
berasal dari daging dan tidak berkenan kepada Allah. Oleh
karena itu, bukan hanya amarah kita, kebencian kita atau apapun
yang melawan Allah yang berasal dari kita adalah berasal dari
daging, tetapi kelemahlembutan, kasih dan bahkan pelayanan
pada Allah yang berasal dari kita juga berasal dari daging. Apapun
yang berasal dari kita, baik ataupun buruk, adalah berasal dari
daging. Kita perlu mengenal daging sampai sedemikian rupa;
sehingga kita benar-benar menjamah arti dari daging.

MEMBERESKAN DAGING
Apapun yang menjadi milik diri kita, karena itu adalah daging,
perlu dibereskan. Tetapi bagaimana kita membereskan daging?
Kita akan mendiskusikannya dalam dua aspek: fakta objektif dan
pengalaman subjektif.

A. Fakta Obyektif
Fakta objektif dalam membereskan daging sangat
berhubungan dengan Kristus. Galatia 2:20 mengatakan, "Aku
telah disalibkan bersama Kristus." Kemudian, Roma 6:6
mengatakan, "Manusia lama kita telah disalibkan bersama dia."
Kedua kutipan ini dengan jelas memperlihatkan pada kita bahwa
ketika Kristus dipaku di atas kauy salib, kita juga disalibkan
bersama denganNya. Diri kita yang penuh daging telah
dibereskan di atas salib Kristus. Fakta bahwa kita telah disalibkan
bersama Kristus adalah dasar dari pemberesan kita terhadap
daging. Jika kita belum pernah disalibkan dengan Kristus, tidak
akan ada dari kita yang dapat membereskan daging. Oleh karena
itu, pemberesan kita terhadap daging adalah untuk melahirkan
pengalaman bahwa kita telah mati bersama Kristus.

B. Pengalaman Subyektif Oleh Roh itu


Galatia 5:24 mengatakan, "Barangsiapa menjadi milik Kristus
Yesus, dia telah menyalibkan daging dengan segala hawa nafsu
dan keinginannya." Roma 8:13 mengatakan, "Sebab, jika kamu
hidup menurut daging, kamu akan mati; tetapi jika oleh Roh itu
kamu mematikan perbuatan-perbuatan tubuhmu, kamu akan
hidup." Walaupun secara objektif, kita telah disalibkan, sama
seperti semua realitas rohani, kita harus mengalaminya di dalam
roh. Roh Kudus adalah Roh realitas. Dia dapat membuat seluruh
fakta objektif menjadi nyata bagi kita setiap hari. Jika kita
menyadari bahwa kita bernafsu terhadap sesuatu atau seseorang,
segera, kita perlu menyeru kepada Tuhan dan berdoa, "Tuhan
ampuni aku. Itu adalah nafsu daging. Itu tidak menyenangkan
Dikau. Dikau ingin membuangnya, demikian juga aku. Tuhan, aku
berbalik padaMu sekarang juga. Bebaskan aku dari dagingku."
Jika Anda berdoa seperti ini, Anda melatih roh Anda untuk
menyalibkan daging dan menaruhnya pada kematian. Ini mudah
dan efektif. Kita tidak seharusnya mengatakan, "Tunggu sampai
aku bertumbuh di dalam hayat, maka daging ini akan dimatikan
secara otomatis oleh Roh itu." Tidak, jalan untuk bertumbuh dalam
hayat adalah melatih roh kita untuk menaruh daging pada
kematian.
Berita Summer School 4-9 Juli 2022

BERITA LIMA
Menempuh hidup orang Kristen dan hidup gereja yang
normal

I. Supaya Allah dapat memakai kita bagi kehendak kekalNya, kita


perlu menempuh suatu penghidupan yang dikehendaki oleh
Allah, yaitu penghidupan yang membawa kita dapat bertumbuh
di dalam hayat.
II. Penghidupan kita di hadapan Allah ada dua aspek, yaitu :
A. Penghidupan sebagai orang Kristen, secara individu
terhadap Allah, kita perlu :
1. Mengasihi Tuhan (Why 2:4, 1 Kor 16:22)
2. Penyegaran pagi setiap pagi (Mzm 119:147-148)
3. Menang tiap hari
4. Tetap bersekutu dengan Tuhan setiap saat
5. Menjadi seorang yang berdoa
6. Berjalan menurut roh perbauran di dalam kita
7. Memperhidupkan Kristus
B. Penghidupan gereja , secara korporat dengan kaum saleh
yang lain, kita perlu :
1. Memiliki mitra di dalam Tuhan, menikmati firman dan
berdoa saling menguatkan, merawat, menggembalakan
dalam kelompok.
2. Memberitakan injil ke teman-teman atau saudara-saudara.
3. Merawat orang yang baru beroleh selamat, terutama
teman, saudara, atau adik rohani kita.
4. Membangun tubuh Kristus melalui berbicara dalam sidang
gereja.
KUTIPAN MINISTRI BERITA LIMA

MENGASIHI TUHAN
Dalam pelajaran ini kita akan mempersekutukan mengenai
kehidupan sehari-hari orang Kristen yang normal yang adalah di
dalam roh dan mengekspresikan Kristus. Hal yang pertama dan
terpenting di dalam suatu kehidupan Kristen yang normal adalah
mengasihi Tuhan. Jika kita mengasihi Tuhan, kita pasti akan
dipenuhi oleh Dia. Segala sesuatu yang memenuhi batin kita akan
keluar dari kita. Pengaliran berasal dari pemenuhan. Bila kita
mengasihi Tuhan, Dia akan memenuhi kita. Wahyu pasal 2 dan 3
berisi tujuh surat rasul kepada tujuh gereja di Asia. Kemerosotan
pertama adalah kehilangan kasih yang sebermula oleh gereja di
Efesus (Why. 2:4). Mereka melakukan banyak pekerjaan yang
baik, tetapi hilangnya kasih mereka yang sebermula dapat
menyebabkan mereka kehilangan status gereja jika mereka tidak
mau bertobat (Why. 2:5). Karena kehilangan kasih mereka yang
sebermula, gereja-gereja itu menjadi suam-suam kuku, dan
Tuhan ingin memuntahkan mereka keluar dari mulutNya (Why.
3:14-16). Oleh karena itu, hal pertama yang harus kita lakukan
adalah bertobat melalui berdoa, "Oh Tuhan, ampuni aku, karena
tidak mengasihi Engkau sebagai yang terutama, karena tidak
mengasihi Engkau dengan sangat, dan karena tidak mengasihi
Engkau dengan berkobar-kobar. Tuhan, aku bahkan masih
mengasihi begitu banyak hal di dalam dunia. Aku bahkan
mengasihi diriku sendiri. Oh Tuhan, ampuni aku, basuh aku
dengan darah adiMu. Tuhan, aku ingin mengumumkan kepadaMu
dan kepada seluruh alam semesta bahwa sekarang aku
mengasihiMu. Aku mengasihiMu melebihi segala sesuatu di
dalam dunia ini. Aku tidak mengasihi diriku sendiri. Aku hanya
mengasihi Engkau. Penuhi aku dengan RohMu. Amen!" Jika Anda
mau berdoa dengan cara demikian, Anda akan mulai mengasihi
Tuhan kembali. Kasih sebermula Anda akan dipulihkan dan Anda
akan dipenuhi RohNya.
DIBANGUNKAN SETIAP PAGI
Kehidupan Kristen kita dimulai setiap hari setiap pagi. Kita
harus menikmati Tuhan di dalam Firman setiap hari pagi-pagi
sekali untuk memiliki suatu permulaan yang baru setiap hari (Mzm.
119:147-148). Menurut prinsip Allah dalam penciptaanNya, Dia
menetapkan untuk memiliki tahun yang baru, bulan yang baru atau
bulan baru, dan hari yang baru. Di dalam satu tahun kita dapat
memiliki 365 permulaan yang baru. Jika kita gagal selama 364 hari,
kita masih memiliki satu kesempatan lagi untuk memiliki suatu hari
yang sukses. Kita mungkin gagal hari ini, tetapi puji syukur pada
Tuhan hari esok masih ada di sini menanti kita. Besok pagi kita
akan memiliki kesempatan yang lain untuk memiliki suatu
permulaan yang baru. Di dalam setiap 24 jam, selalu ada suatu
kesempatan yang baru bagi kita untuk memiliki suatu permulaan
yang baru dan untuk diperbarui.
Untuk memiliki suatu permulaan yang baru tidaklah sulit. Ini
sangatlah mudah. Letakkan Alkitab Anda dan pakaian Anda
disamping tempat tidur Anda pada malam sebelumnya.
Bangunlah lebih pagi sedikit dan katakan, "Oh Tuhan Yesus. Oh
Tuhan Yesus." Anda tidak perlu berteriak keras-keras untuk
mengganggu orang lain. Katakan saja, "Oh Tuhan Yesus."
Dengan mengatakan hal ini, maka akan ada suatu perbedaan
yang besar. Kadang-kadang saya lupa menyeru Tuhan segera
sesudah saya bangun. Itu menjadi suatu kerugian yang besar bagi
saya. Segera setelah saya menyadarinya saya mengatakan,
"Tuhan Yesus, ampuni aku karena melupakan Engkau."
Kemudian kita perlu mendoabacakan satu bagian yang
pendek dari Firman itu, antara dua sampai empat ayat. Kita boleh
memiliki ayat-ayat kita sendiri atau menggunakan ayat-ayat yang
telah disediakan oleh gereja. Kita dapat menikmati Tuhan
bersama FirmanNya dan di dalam FirmanNya melalui doa-baca.
Kita harus melakukan ini setiap hari di pagi hari untuk memiliki
suatu permulaan yang baru dan baik. Kita dapat menyampaikan
firman itu kepada diri kita sendiri, kepada Tuhan, dan kepada para
malaikat. Kita dapat menyampaikan firman itu kepada binatang-
binatang peliharaan kita dan bahkan kepada mebel kita. Ketika
kita mengucapkan firman dengan cara demikian, kita akan
menjadi orang-orang pertama yang mendapat perawatan melalui
pengucapan kita. Akan sangat membantu bila kita menuliskan
beberapa firman yang kita nikmati. Kita tidak perlu menghabiskan
waktu yang panjang untuk menikmati Tuhan di dalam FirmanNya
di pagi hari. Sepuluh sampai 15 menit adalah cukup untuk
perawatan dan untuk memiliki suatu permulaan yang baik setiap
hari. Kita perlu mempraktekkan hal ini.
Kita menyebutnya "kebangunan pagi" ("penyegaran pagi").
Kata kebangunan tidak ada di dalam Alkitab. Tetapi prinsip ini
ditemukan di dalam 2 Timotius 1:6a, yang mengatakan, "Karena
itulah kuperingatkan engkau untuk mengobarkan karunia Allah
yang ada padamu." Seringkali kita menjadi dingin. Terutama di
malam hari, roh kita tidaklah terlalu membara. Roma 12:11
mengatakan bahwa kita harus "membara di dalam roh". Tuhan di
dalam Wahyu 3:15-16 memperingati kita terhadap suam-suam
kuku. Kita harus panas. Oleh karena itu setiap pagi kita harus
mulai dengan suatu "kebangunan pagi" ("penyegaran pago")
dengan mengobarkan roh kita sehingga membara agar kita dapat
berkobar-kobar di dalam roh dan dengan membara mengasihi
Tuhan. Tanpa permulaan yang baru ini setiap pagi, kita tidak dapat
memiliki suatu kehidupan Kristen yang tepat pada siang harinya.

MENEMPUH SUATU KEHIDUPAN YANG MENANG SETIAP


HARI
Kemudian kita perlu menempuh suatu kehidupan yang
menang untuk mengatasi dosa, mengatasi dunia, mengatasi diri
kita sendiri, mengatasi daging kita, mengatasi ketidaktaatan kita
kepada orang-tua kita, dan bahkan mengatasi pertengkaran kita
dengan saudara-saudara kita. Setelah Anda memiliki suatu saat
yang indah dibangunkan di pagi hari, janganlah berhenti sampai
di sana. Teruskanlah untuk hidup di dalam roh. Ketika Anda
melihat orang-tua dan saudara-saudara Anda, janganlah
mengeluh atau bertengkar; persekutukan dengan mereka apa
yang Anda nampak di dalam firman itu dan terang apa yang Anda
terima dari Tuhan. Jika mereka mengatakan sesuatu yang
mungkin menyakiti hati Anda, berserulah kepada Tuhan di batin
Anda dan bahkan bersyukurlah kepada Tuhan untuk situasi
tersebut. Melalui cara ini Anda akan menghidupi suatu kehidupan
yang menang.

TINGGAL DI DALAM PERSEKUTUAN DENGAN TUHAN


SETIAP HARI DAN SETIAP JAM
Kita juga harus tinggal di dalam persekutuan dengan Tuhan
setiap hari dan setiap jam (1 Yoh. 1:6; 2 Kor. 13:14). Bahkan para
malaikat harus dapat bersaksi bahwa kita berada di dalam
persekutuan dengan Tuhan. Kita tidak boleh jauh dari Dia,
melainkan harus hadir di dalam persekutuanNya. Tidak boleh ada
kekosongan dalam persekutuan kita dengan Tuhan. Setiap hari
bahkan setiap jam kita perlu menjadi orang-orang yang demikian.
Bila saya bukan orang yang demikian, maka akan sangat sulit bagi
saya untuk berbicara di dalam ministri Tuhan. Pembicaraan saya
tergantung kepada persekutuan saya yang berkesinambungan
dan yang sekarang dengan Tuhan. Mengapa kita tidak dapat
berbicara di dalam sidang-sidang? Mungkin kita telah absen dari
persekutuan dengan Tuhan selama 3 hari karena kita bertengkar
dengan saudara kita atau dengan teman kita. Karena
pertengkaran ini, kita telah dijauhkan dari persekutuan Tuhan. Jika
kita akan berbicara bagi Tuhan, kita harus memulihkan
persekutuan kita dengan Dia dengan mengakui dosa kita dan
meminta maaf kepada saudara kita atau teman kita. Kita harus
tetap tinggal di dalam persekutuan yang konstan dan
berkesinambungan dengan Tuhan. Ini adalah suatu tuntutan yang
tegas.

MENJADI SEORANG YANG BERDOA


Kita juga harus menjadi orang-orang yang berdoa. Kita harus
senantiasa berdoa sepanjang hari. Ini berarti bahwa kita harus
menyeru namaNya. Kita perlu berseru, "Oh Tuhan." Jangan
mengira bahwa suatu seruan yang pendek demikian tidak
mempunyai arti apa-apa. Seruan itu sangat berarti. Saat kita
sedang berada di sekolah atau sedang mengerjakan pekerjaan-
pekerjaan rumah di rumah, kita dapat berseru, "Oh Tuhan Yesus."
Seruan yang pendek demikian sangat berarti bagi kehidupan
Kristen kita. Melalui menyeru nama Tuhan, kita dapat berdoa
senantiasa. Untuk menempuh suatu kehidupan Kristen yang
normal kita harus menjadi orang-orang yang berdoa.

BERJALAN OLEH DAN MENURUT ROH PEMBAURAN KIT


A
Kita juga harus belajar berjalan oleh dan menurut roh kita
yang berbaur dengan Roh itu (Gal. 5:16; Rm. 8:4). Puji Tuhan
karena kita memiliki roh dan karena roh kita dibaurkan dengan
Roh ilahi itu! Betapa limpahnya! Allah kita telah menciptakan kita
dengan memberikan roh kepada kita dan bahkan telah
melahirulangkan roh kita. Segera setelah melahirulangkan kita,
Dia diam bersama kita sebagai Roh itu untuk menjadi satu dengan
kita bahkan membaurkan DiriNya sendiri dengan kita sebagai satu
roh (1 Kor. 6:17). Sekarang kita memiliki suatu roh pembauran
yang demikian. Setelah memiliki suatu permulaan yang baik di
pagi hari, kita harus melanjutkannya dengan berjalan, hidup, dan
melakukan segala sesuatu oleh roh pembauran ini dan dengan
roh pembauran ini sepanjang hari. Kita harus belajar untuk
mempraktekkan hal ini.
Banyak orang muda tidak dapat menghidari permasalahan-
permasalahan dengan saudara-saudara mereka. Sangat sedikit
yang dapat menghindari masalah-masalah ini karena mereka
begitu dekat, dan mereka mengenal satu sama lain dengan baik.
Mereka merasa bahwa mereka tidak perlu berhati-hati, sehingga
selalu ada kesempatan-kesempatan (peluang-peluang) bagi
mereka untuk jatuh ke dalam ego atau daging. Peluang-peluang
ini adalah jerat-jerat dan perangkap-perangkap untuk menangkap
Anda. Sering kali, Setan mengirim saudara Anda untuk mencobai
Anda. Saudara laki-laki atau saudara perempuan Anda itu
mungkin mengatakan suatu perkataan yang keras pada Anda
atau memberi muka yang masam kepada Anda. Tetapi pada saat
itu kita harus belajar berjalan, berperi-laku, bertindak-tanduk dan
hidup oleh Roh itu. Jangan berbicara dengan saudara Anda dari
diri Anda sendiri. Berbicaralah pada saudara Anda dengan roh
pembauran Anda. Ini adalah cara agar Anda dapat selalu siap
untuk membicarakan Kristus di manapun jua.
MEMPERHIDUPKAN KRISTUS BAGI PERBESARANNYA
Kita harus memperhidupkan Kristus bagi perbesaranNya oleh
suplai yang limpah lengkap dari Roh Yesus Kristus, dan suplai
yang limpah lengkap ini ada di dalam kita (Flp. 1:19-21; Gal. 2:20).
Tuhan telah memberikan kita suatu persediaan yang ajaib.
Pertama, kita memiliki FirmanNya di dalam tangan kita. Kedua,
kita memiliki Roh Kudus, yang adalah Roh Tuhan Yesus Kristus
yang limpah lengkap, yang hidup di dalam kita, di dalam roh kita,
yang telah dilahirulangkan dan diperkuat. Kita memiliki persediaan
yang demikian, dan kita dapat memperhidupkan Kristus oleh
persediaan ilahi ini. Jika kita adalah orang-orang yang demikian,
kita tentu akan memiliki sesuatu untuk dibicarakan ketika kita
datang ke sidang.
Anda ingin menjadi orang Kristen yang bagaimana? Apakah
Anda ingin menjadi seseorang yang dingin, bisu, tertidur, sekarat,
suam-suam kuku, kalah, dan usang? Atau apakah Anda ingin
menjadi orang Kristen yang mengasihi Tuhan dan yang hidup,
segar, dan aktif. Mengapa Kekristenan sekarang tidak kuat? Itu
disebabkan karena banyak orang Kristen di denominasi yang
telah dilucuti dari kekayaannya. Mereka telah digagalkan dan
bahkan dicekik sampai mati. Inilah sebabnya mengapa mereka
memerlukan suatu pelayanan keagamaan dimana satu orang
berbicara kepada mereka. Tetapi di dalam pemulihan Tuhan
haruslah berbeda. Tuhan damba untuk memulihkan suatu sidang
dengan semua anggota berbicara untuk berfungsi. Tetapi ini
bergantung pada jalan kristiani kita. Kita harus mengasihi Tuhan.
Kita harus menikmati Tuhan di dalam Firman di pagi hari untuk
memiliki suatu permulaan yang baru setiap pagi. Kita harus
menempuh suatu kehidupan yang menang. Kita harus tinggal di
dalam persekutuan dengan Tuhan setiap hari dan setiap jam, dan
kita harus menjadi orang-orang yang berdoa. Kita harus berjalan
dan memiliki diri kita oleh dan menurut roh pembauran itu, dan kita
harus memperhidupkan Kristus. Bila kita adalah orang-orang yang
demikian, maka hari demi hari dan setiap hari, kita akan siap untuk
berbicara di dalam sidang-sidang. Sesuatu yang berasal dari
Kristus akan selalu keluar dari kita. Roh itu akan menjadi suatu
aliran yang keluar dari diri kita yang terdalam untuk mengalirkan
seluruh kekayaan Kristus oleh Roh itu (Yoh. 7:37-39).
Ini adalah suatu kehidupan Kristen yang normal menurut
hayat yang ilahi, kekal, dan tidak dapat rusak. Kita tidak boleh
memiliki suatu penghidupan yang kurang dari ini. Ini adalah yang
normal. Ini adalah standar kita. Ini akan membuat kita mengalami
hayat dan bertumbuh di dalam hayat. Ini adalah mempersiapkan
kita untuk kehidupan gereja yang tepat dan kedatangan Tuhan
yang kedua kali. Ini akan membuat Tuhan memberikan pahala
kepada kita.

MEMILIKI PARTNER-PARTNER DI DALAM KRISTUS


Kita harus memiliki suatu penghidupan Kristen yang normal
dan juga suatu kehidupan gereja yang normal. Secara pribadi, kita
perlu bertumbuh di dalam hayat; secara korporat, kita perlu
dibangunkan di dalam hayat. Kita memerlukan suatu kehidupan
sehari-hari yang normal bagi kehidupan gereja. Suatu kehidupan
gereja yang normal menolong kita untuk memiliki suatu kehidupan
Kristen yang normal. Satu dari hal-hal utama yang kita perlukan
di dalam kehidupan gereja adalah memiliki partner-partner, mitra-
mitra. Semua kaum imani adalah partner-partner Kristus untuk
melaksanakan ekonomi Allah (Ibr. 1:9; 3:14). Rasul Paulus juga
memiliki partner-partner seperti Silas, Timotius, Titus, Filemon,
dan banyak lagi (Kis. 15:40; Rm. 16:21; 2 Kor. 8:23; Filemon 17).
Secara praktis, adalah baik bagi kita untuk memiliki 1 atau 2 orang
kudus yang seumur dengan kita untuk menjadi partner kita. Kita
dapat berseru kepada Tuhan dan menolong satu sama lain untuk
bersama-sama menjauhi nafsu-nafsu orang muda (2 Tim. 2:22)
kita dapat saling membangkitkan satu sama lain untuk bersama-
sama mengasihi Tuhan dan mempelajari firman. Kita dapat
bersama-sama berdoa bagi teman-teman kita dan pergi
mengabarkan injil kepada mereka. Alangkah baiknya bila kita
memiliki partner-partner di dalam Kristus untuk mengalami hayat
dan bertumbuh bersama-sama. Partner-partner kita membuat
kehidupan gereja lebih riil dan lebih indah bagi kita.
MERAWAT ORANG-ORANG YANG BARU DI DALAM
KRISTUS
Setelah mereka percaya dan dibaptis, mereka diselamatkan (Mrk.
16:16), dan telah dilahirkan dari Allah (Yoh. 1:12) untuk menjadi
anggota-anggota Tubuh Kristus ( 1 Kor. 12:12-13). Karena mereka
telah dilahirulangkan melalui firman yang hidup dan tinggal tetap
(1 Ptr. 1:23), maka mereka adalah seperti bayi-bayi yang perlu
diberi makan dengan susu firman sehingga mereka dapat
bertumbuh (1 Pet. 2:2).
Pertama-tama, kita harus menggunakan ayat-ayat seperti
Yohanes 3:5-6; 4:23-24; dan 1 Korintus 6:17 untuk menunjukkan
pada mereka bahwa Roh Kudus telah memasuki roh mereka
untuk memberinya hayat, dan bahwa kedua roh ini telah dibaurkan
ke dalam satu roh. Sejak saat ini juga, mereka harus memperkuat
roh terlahir-ulang pembauran mereka dengan menyeru nama
Tuhan (1 Kor. 12:3) dan dengan berdoa (Ef. 6:18). Kedua, kita
harus menggunakan ayat-ayat seperti Yohanes 6:63, 2 Timotius
3:16, 1 Petrus 2:2, dan Matius 4:4 untuk memperlihatkan pada
mereka bahwa Firman Allah adalah Roh dan hayat untuk menjadi
suplai bagi roh terlahir-ulang mereka sebagai udara, air, dan
makanan rohani. Mereka perlu mendoabacakan dan membaca
Firman Allah setiap hari untuk dipenuhi dengan Roh itu dan
bertumbuh dalam hayat. Ketiga, kita harus menggunakan ayat-
ayat seperti Roma 8:6 dan Galatia 5:16 untuk memperlihatkan
pada mereka bahwa kita memiliki suatu perasaan hayat di dalam
kita yang berasal dari roh terlahir-ulang yang telah dibaurkan. Kita
merasakan hayat dan damai ketika kita mengerjakan hal-hal
menurut roh. Kita merasakan maut ketika kita melakukan hal-hal
menurut daging.
Ketiga poin ini adalah ketiga batu fondasi dari kehidupan
kristiani kita. Orang-orang yang baru harus jelas mengenainya dan
mempraktekkannya untuk diteguhkan di dalam iman
mereka. Masih ada banyak lagi poin-poin yang dapat Anda
gunakan untuk menolong orang-orang yang baru. Bab 19 dari
Cara menurut Kitab Suci untuk Bersidang dan untuk Melayani bagi
Pembangunan Tubuh Kristus akan memberi Anda pertolongan
yang lebih lanjut.
MEMBANGUN TUBUH MELALUI BERNUBUAT DI DALAM
SIDANG-SIDANG GEREJA
Tahap akhir adalah bernubuat dan menolong orang-orang yang
baru untuk bernubuat di dalam sidang gereja sehingga Anda dapat
membangun gereja Tubuh Kristus. Satu Korintus 14:4b
mengatakan, "Dia yang bernubuat membangun gereja."
Bernubuat di dalam 1 Korintus 14 bukanlah meramal tetapi
berbicara bagi Tuhan, mengutarakan Tuhan, dan membicarakan
Tuhan kepada orang lain, meministrikan (mendispensikan) Tuhan
kepada orang lain. Betapa mustika dan berharganya
meministrikan dan mendispensikan Kristus ke dalam orang lain.
Kita perlu belajar membicarakan Kristus, mendispensikan Dia ke
dalam orang lain.
Satu Korintus mewahyukan bahwa kita perlu menikmati
Kristus sebagai segala sesuatu. Apa yang kita nikmati akan
memberikan suatu hasil. Penikmatan Kristus pertama-tama
menghasilkan pertumbuhan hayat untuk memproduksi bahan-
bahan bagi pembangunan gereja (3:6, 9-14). Penikmatan Kristus
juga menghasilkan perkembangan karunia-karunia untuk
berfungsi bagi pembangunan Tubuh Kristus, bernubuat menjadi
karunia yang utama (1 Kor. 14:1, 12, 39a). Untuk membangun
sesuatu Anda pertama-tama memerlukan bahan-bahan-bahan
dan kemudian memerlukan keahlian dan fungsi. Maka penikmatan
Kristus menghasilkan bukan hanya menghasilkan pertumbuhan
dalam hayat, melainkan juga dalam perkembangan, karunia-
karunia untuk berfungsi. Mendispensikan Kristus dengan
membicarakan Dia, bernubuat, adalah perkembangan yang
puncak dari karunia-karunia, yang juga adalah sebagai hasil dari
menikmati Dia.
Kapankala kita berseru kepada Tuhan dan mendoabacakan
Firman, kita harus memiliki banyak kenikmatan akan Kristus dan
banyak pengalaman hayat. Kita harus menuliskan wahyu-wahyu
dan pengalaman-pengalaman ini. Pada hari Sabtu, kita harus
menggunakan catatan-catatan ini untuk menyusun suatu nubuat.
Kita juga harus menolong orang-orang yang baru untuk
melakukan hal yang sama. Pada hari Tuhan, ketika seluruh gereja
datang bersama-sama, Anda dan orang-orang yang baru itu akan
memiliki suatu wahyu atau suatu kesaksian (1 Kor. 14:26).
Kemudian Anda dan orang-orang yang baru itu harus bernubuat
atau bersaksi menurut apa yang telah Anda karang mengenai
Tuhan (Mzm. 45:2). Ketika Anda berbicara bagi Tuhan dengan
cara ini Anda akan membangun gereja, Tubuh Kristus. Anda akan
merobohkan sistem kependetaan yang telah merosot, yang Tuhan
benci (Why. 2:6), untuk membangun gereja secara langsung (Ef.
4:12). Di dalam cara ini, nubuat (ramalan) Tuhan, "Aku akan
membangun gerejaKu" (Mat. 16:18), akan digenapi oleh Anda.
Jika Anda dan semua orang kudus di dalam gereja-gereja
bangkit untuk mengalami hayat, bertumbuh dalam hayat,
membereskan semua sekatan dengan bertobat dan mengaku,
memelihara suatu roh yang kuat dengan menyeru dan berdoa,
diperkaya dengan Firman Allah melalui doa-baca, membaca,
belajar, dan menghafal, membicarakan Kristus setiap hari di setiap
tempat kepada setiap orang, memperhidupkan suatu
kehidupan sehari-hari orang Kristen yang normal, dan memiliki
suatu kehidupan gereja yang normal, maka Tubuh Kristus akan
dibangunkan, Tuhan akan kembali, Anda akan masuk ke dalam
kerajaan Seribu Tahun sebagai suatu pahala, dan akhirnya, Anda
akan menjadi Yerusalem Baru sampai kekekalan. Haleluya! Ini
adalah hasil akhir dari hayat. Kita semua harus memuji Tuhan
karena Dia adalah hayat yang kekal, ilahi, dan tidak dapat dirusak
di dalam kita untuk memproduksi hasil-hasil yang demikian ajaib.
Puji Tuhan!

Anda mungkin juga menyukai