Anda di halaman 1dari 16

ON the JOB TRAINING Nomor :OJT/ENG/

( OJT ) Revisi
Tanggal
ENGINEERING DIVISION
PT. MULIAGLASS FLOAT Halaman

JUDUL

JARINGAN DISTRIBUSI LISTRIK

ORIGINATOR

NUR ARIS

DEPARTEMEN/SEKSI
ENGINEERING EIC

**** Tingkatkan kemampuan Teknis dan Manajemen secara terus menerus melalui OJT ****
ON the JOB TRAINING Nomor :OJT/ENG/
( OJT ) Revisi
Tanggal
ENGINEERING DIVISION
PT. MULIAGLASS FLOAT Halaman

I. TUJUAN

 Untuk memperkenalkan dasar-dasar terhadap system Distribusi listrik


 Memperkenalkan tentang sistim distribusi listrik
 Untuk memperkenalkan sistim kerja secara sederhana pembangkit listrik

II. SASARAN

 Peserta memahami sistim tegangan distribusi listrik

 Peserta mampu memahami garis besar sistim tenaga listrik

**** Tingkatkan kemampuan Teknis dan Manajemen secara terus menerus melalui OJT ****
ON the JOB TRAINING Nomor :OJT/ENG/
( OJT ) Revisi
Tanggal
ENGINEERING DIVISION
PT. MULIAGLASS FLOAT Halaman

III. GAMBARAN UMUM

Sistem Tenaga Listrik

Secara blok diagram sistem tenaga listrik dapat digambarkan seperti bagan berikut ini.

1. Prinsip Kerja
dalam sistem tenaga listrik dimulai dari bagian pembangkitan kemudian disalurkan melalui sis-
tem jaringan transmisi kepada gardu induk dan dari gardu induk ini disalurkan serta dibagi-bagi kepa-
da pelanggan melalui saluran distribusi. Ada pula pelanggan yang mendapat pelayanan langsung dari
saluran transmisi biasanya pelanggan ini membutuhkan tegangan yang besar dan daya yang besar pu-
la

Dalam pembangunan pembangkit tenaga listrik, secara umum ada beberapa pertimbangan dan taha-
pan yang harus diperhatikan, yaitu :
1. Studi analisa mengenai dampak lingkungan (amdal). Di sini dianalisa dan diperhitungkan mengenai
berbagai dampak yang mungkin akan timbul pada saat pembangunannya dan pada saat pembangkit
tenaga listrik tersebut dioperasikan.
2. Memperhitungkan dan memprekdisikan tersedianya sumber daya penggerak (air, panas bumi dan
bahan bakar), sehingga benar-benar feasible untuk penggunaan dalam jangka waktu yang lama dan
bisa mendukung kontinyuitas operasional pembangkit tersebut.
3. Tersedianya lahan beserta prasarana dan sarananya, baik untuk pembangkit tenaga listrik itu sendiri
maupun untuk penyalurannya, karena hal ini merupakan satu kesatuan untuk melayani beban.
4. Pertimbangan dari segi pemakaian pembangkit tenaga listrik tersebut, apakah untuk melayani dan
menanggung beban puncak, beban yang besar, beban yang kecil atau sedang, beban yang bersifat
fluktuatif atau hanya untuk stand by saja.

**** Tingkatkan kemampuan Teknis dan Manajemen secara terus menerus melalui OJT ****
ON the JOB TRAINING Nomor :OJT/ENG/
( OJT ) Revisi
Tanggal
ENGINEERING DIVISION
PT. MULIAGLASS FLOAT Halaman

5. Biaya pembangunannya harus ekonomis dan diupayakan memakan waktu sesingkat mungkin. Selain
itu juga harus dipertimbangkan dari segi operasionalnya tidak boleh terlalu mahal.
6. Pertimbangan dari segi kemudahan dalam pengoperasian, keandalan yang tinggi, mudah dalam pe-
meliharaan dan umur operasional (life time) pembangkit tenaga listrik tersebut harus panjang.
7. Harus dipertimbangkan kemungkinan bertambahnya beban, karena hal ini akan berkaitan dengan
kemungkinan perluasan pembangkit dan penambahan beban terpasang pada pembangkit.
8. Berbagai pertimbangan sosial, teknis dan lain sebagainya yang mungkin akan menghambat dalam pe-
laksanaan pembanguna serta pada pembangkit tenaga listrik tersebut beroperasi. Dari berbagai per-
timbangan tersebut, ada satu hal yang dijadikan pedoman dan filosofi dalam membangun pembang-
kit tenaga listrik yaitu pembangunan paling murah dan investasi paling sedikit (least cost generation
and least invesment).
2. Prinsip Kerja
Seperti telah diterangkan sebelumnya bahwa prinsip dasar pembangkitan tenaga listrik terda-
pat pada pengubahan energi mekanik ke dalam energi listrik. Gambar 2 berikut ini memperlihatan
bagan sistem pembangkitan, yang terdiri dari berbagai jenis pembangkitan.

Masing-masing jenis pembangkit tenaga listrik mempunyai prinsip kerja yang berbeda-beda,
sesuai dengan penggerak mulanya (prime mover). Satu hal yang sama dari beberapa jenis pembang-
kit tenaga listrik tersebut yaitu semuanya samasama berfungsi merubah energi mekanik menjadi
energi listrik, dengan cara mengubah potensi energi mekanik dari air, uap, gas, panas bumi, nuklir,
kombinasi gas dan uap, menggerakkan atau memutar turbin yang porosnya dikopel dengan genera-
tor selanjutnya dengan sistem pengaturannya generator tersebut akan menghasilkan daya listrik.

**** Tingkatkan kemampuan Teknis dan Manajemen secara terus menerus melalui OJT ****
ON the JOB TRAINING Nomor :OJT/ENG/
( OJT ) Revisi
Tanggal
ENGINEERING DIVISION
PT. MULIAGLASS FLOAT Halaman

Khusus untuk pembangkit listrik tenaga diesel (PLTD), prinsip kerjanya berbeda dengan pembangkit
listrik lainnya. Sebenarnya energi penggerak PLTD ini adalah bahan bakar minyak karena bahan bakar
merupakan bagian yang tak terpisahkan dari mesin diesel tersebut, maka disebut juga pembangkit
tenaga diesel. Diesel ini merupakan satu unit lengkap yang langsung menggerakkan generator dan
menghasilkan energi lsitrik.
1. Jenis Pembangkit Tenaga Listrik
Secara umum pembangkit tenaga listrik dikelompokkan menjadi dua bagian besar yaitu :
pembangkit listrik thermis dan pembangkit listrik non thermis.
Pembangkit listrik thermis mengubah energi panas menjadi energi listrik, panas disini bisa di-
hasilkan oleh panas bumi, minyak, uap dan yang lainnya. Hal ini dikatakan bahwa pembangkit thermis
yang dihasilkan dari panas bumi mempunyai penggerak mula panas bumi biasanya disebut pembang-
kit panas bumi. Sedangkan pembangkit non thermis penggerak mulanya bukan dari panas, seperti
pada pembangkit thermis penggerak mula inilah yang menentukan nama/jenis pembangkit tenaga li-
strik tersebut misalnya apabila penggerak mulanya berupa air maka air inilah yang menentukan jenis
pembangkit tenaga non thermis tersebut biasanya disederhanakan sebutannya menjadi pembangkit
tenaga air (PLTA), dan lain sebagainya.
Dari dua bagian besar ini dapat dikelompokkan menjdi beberapa jenis yaitu :
A. Pembangkit Listrik Thermis :

1). Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP).

2). Pembangkit Listrik Tenaga Diesel (PLTD).

3). Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU).

4). Pembangkit Listrik Tenaga Gas (PLTG).

5). Pembangkit Listrik Tenaga Gas dan Uap (PLTGU).

6). Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN).

B. Pembangkit Listrik Non Thermis :

**** Tingkatkan kemampuan Teknis dan Manajemen secara terus menerus melalui OJT ****
ON the JOB TRAINING Nomor :OJT/ENG/
( OJT ) Revisi
Tanggal
ENGINEERING DIVISION
PT. MULIAGLASS FLOAT Halaman

1). Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA).

2). Pembangkit Listrik Tenaga Angin.(PLTAngin)

3). Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS)


Selain beberapa jenis yang disebutkan di atas, masih terdapat jenis pembangkit tenaga listrik
yang lain, misalnya pembangkit listrik yang digerakkan oleh tenaga surya, energi gelombang laut dan
energi angin, saat ini masih dikembangkan secara terbatas di Indonesia. Sedangkan dari delapan jenis
yang disebutkan di atas, tujuh jenis telah terpasang di Indonesia. Satu jenis pembangkit tenaga listrik,
yaitu PLTN, sampai saat ini masih dalam tahap perencanaan pembangunan dan direncanakan akan
dibangun di lereng Gunung Muria Jawa Tengah. Namun sampai saat ini banyak ditemui hambatan
non teknis di lapangan, yaitu banyak dari masyarakat di sekitar lokasi tersebut menyatakan kebera-
tan. Mereka mengkawatirkan timbulnya radiasi pada saat pembangkit tenaga listrik tersebut berope-
rasi, misalnya dengan timbulnya kebocoran pada instalasi nuklirnya seperti yang terjadi di Uni Soviet.
1. Proses Produksi Tenaga Listrik PLTG

**** Tingkatkan kemampuan Teknis dan Manajemen secara terus menerus melalui OJT ****
ON the JOB TRAINING Nomor :OJT/ENG/
( OJT ) Revisi
Tanggal
ENGINEERING DIVISION
PT. MULIAGLASS FLOAT Halaman

Pusat Listrik Tenaga Gas membutuhkan udara yang baik, bersih dan dalam jumlah yang tak
terhingga. Proses pembangkitan listrik tenaga gas adalah sebagai berikut: Udara bertekanan 1 atmos-
fer pertama-tama disaring oleh saringan udara (air filter) kemudian melalui Inlet Compressor (1) uda-
ra hasil saringan masuk ke dalam Compressor (2) untuk dimampatkan. Udara hasil pemampatan akan
bercampur dengan bahan bakar yang dipompa ke ruang bakar/combustion chamber (3). Proses ini
disebut proses pengabutan karena membentuk kabut campuran udara dan bahan bakar yang diguna-
kan dalam proses pembakaran di dalam ruang bakar. Hasilnya adalah panas (energi panas) yang di-
gunakan untuk memutar rotor/poros pada Turbin Gas (4). Sisa gas dari proses pembakaran dengan
suhu 460 oC dibuang ke udara melalui exhaust (5), sementara itu rotor/poros pada turbin gas (4) me-
lalui suatu sistem kopling akan memutar rotor/poros elektro-magnet pada generator (6) yang me-
nyebabkan medan magnet berotasi di dalam kumparan kawat. Dan sesuai dengan prinsip pembang-
kitan tenaga listrik, pada kumparan kawat akan timbul energi listrik. Rotor/poros generator (6) akan
berputar dengan kecepatan 3000 putaran/menit yang berarti perubahan tegangan akan menjadi 50
kali setiap detik, sehingga akan menghasilkan listrik dengan frekwensi 50 Hz. Untuk pendinginan
ruang bakar (3) dan Turbin Gas (4), digunakan aliran udara dari Compressor.

**** Tingkatkan kemampuan Teknis dan Manajemen secara terus menerus melalui OJT ****
ON the JOB TRAINING Nomor :OJT/ENG/
( OJT ) Revisi
Tanggal
ENGINEERING DIVISION
PT. MULIAGLASS FLOAT Halaman

2. Proses Produksi PLTA

Beberapa kelebihan PLTA disbanding jenis pambangkit lainnya antara lain :


a) Waktu pengoperasiannya dari start awal relative lebih cepat (10 menit) serta mampu block start.
b) Sistem pengoperasiannya mudah mengikuti perubahan beban dan frekuensi pada system penyaluran
dengan Seting Speed Drop Free Governor.
c) Biaya operasi relative lebih murah karena menggunakan air
d) Merupakan jenis pembangkit yang ramah lingkungan, tanpa melalui proses pembakaran sehingga ti-
dak menghasilkan limbah bekas pembakaran.
e) PLTA yang mengunakan waduk dapat difungsikan multi guna (misal sebagai tempat wisata , pengairan
dan perikanan)

**** Tingkatkan kemampuan Teknis dan Manajemen secara terus menerus melalui OJT ****
ON the JOB TRAINING Nomor :OJT/ENG/
( OJT ) Revisi
Tanggal
ENGINEERING DIVISION
PT. MULIAGLASS FLOAT Halaman

3. Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU)


Bila PLTG dapat beroperasi normal dengan memakai BBM, PLTU dapat beroperasi dengan
memanfaatkan sisa gas panas dari PLTG yang disalurkan melalui Pipa/Saluran Gas Panas (5). Selanjut-
nya gas panas dibuang ke 21
cerobong/stack (13) guna pemanasan air/uap di HRSG/Boiler (6), sehingga uapnya dapat dipa-
kai untuk memutar Turbin Uap (4a). Setelah Turbin Uap beroperasi, porosnya akan memutar Genera-
tor Turbin Uap (4b) untuk menghasilkan tenaga listrik. Sebelum dialirkan ke Trafo Utama Turbin Uap
(15), tenaga listrik tersebut harus melalui PMT/Breaker Turbin Uap (14) dulu untuk sinkronisasi den-
gan tegangan yang ada di Transmisi/Switch Yard (16).
4. Pembangkit Listrik Tenaga Gas dan Uap (PLTGU)

**** Tingkatkan kemampuan Teknis dan Manajemen secara terus menerus melalui OJT ****
ON the JOB TRAINING Nomor :OJT/ENG/
( OJT ) Revisi
Tanggal
ENGINEERING DIVISION
PT. MULIAGLASS FLOAT Halaman

IV.PEMBAHASAN INTI
Secara garis besar, suatu sistem tenaga listrik pada umumnya terdiri atas empat unsur, yaitu
bagian pembangkitan, bagian transmisi, bagian distribusi dan bagian konsumen (pemakai tenaga listrik).
Jaringan distribusi merupakan salah satu bagian sistem tenaga listrik yang penting untuk diperhatikan,
guna menjaga kontinyuitas dari penyaluran tenaga listrik kepada konsumen. Sistem distribusi itu sendiri
terdiri dari terdiri dari sistem distribusi primer dan sistem distribusi sekunder. Sistem distribusi primer
atau jaringan tegangan menengah adalah bagian dari sistem distribusi yang berawal dari sisi sekunder
trafo daya pada gardu induk sampai pada sisi primer trafo distribusi sedangkan sistem distribusi
sekunder atau jaringan tegangan rendah adlah bagian dari sistem yang berawal dari sisi sekunder trafo
distribusi sampai kepada konsumen (beban). Bagian konsumen atau sambungan kepada konsumen
sering disebut saluran rendah.
Seiring dengan meningkatnya permintaan akan tenaga listrik menyebabkan kemampuan dari
jaringan yang dalam yang dalam hal ini adalah jaringan distribusi primer mungkin tidak sanggup lagi
untuk memikul beban yang makin lama bertambah besar sehingga diperlukan suatu evaluasi terhadap
jaringan distribusi yang telah ada sekaligus merencanakan kembali jaringan tersebut dengan terlebih
dahulu memperkirakan kenaikan beban di masa yang akan datang.
Sistem Distribusi
Sistem distribusi berfungsi untuk menerima tenaga listrik dari gardu induk (GI) penerima. Sistem
distribusi biasanya terdiri atas saluran distribusi primer dengan tegangan menengah (TM) dan saluran
distribusi sekunder dengan tegangan rendah (TR). Di indonesia tegangan menengah adalah 20 kV,
sedangkan tegangan rendah adalah 220/380 volt. Sistem distribusi primer berawal dari sisi sekunder
transformator daya pada gardu induk (GI) penerima sampai pada sisi primer transformator daya di
gardu distribusi, sedangkan sistem distribusi sekunder berawal dari sisi sekunder transformator daya di
gardu distribusi sampai pada kWh meter pelanggan, pemakai atau utilisasi.
Terdiri atas instalasi pemakaian tenaga listrik. Instalasi rumah tangga biasanya memakai
tegangan rendah, seangkan pemakai besar seperti industri mempergunakan tegangan menengah atau
tegangan tinggi.
Suatu sisstem distribusi yang tediri atas distribusi primer dan distribusi sekunder seperti yang
sudah dijelaskan sebelumnya. Sebuah penyulang mencakup penyulang utama yang biasanya adalah
rangkaian tiga fasa empat kawat, dan cabang yang biasanya rangkaian satu fasa atau tiga fasa yang dis-

**** Tingkatkan kemampuan Teknis dan Manajemen secara terus menerus melalui OJT ****
ON the JOB TRAINING Nomor :OJT/ENG/
( OJT ) Revisi
Tanggal
ENGINEERING DIVISION
PT. MULIAGLASS FLOAT Halaman

adap dari penyulang utama. Juga ada sub cabang yang mungkin disadap dari cabang seperlunya. Pada
umumnya cabang dan sub cabang ditempatkan pada daerah pemukiman dan daerah perkampungan
berupa satu fasa yang terdiri atas fasa netral. Umumnya kebanyakan transformator distribusi adalah sa-
tu fasa dan dihubungkan antara fasa netral melalui sekering cutout.
Penyulang dipisahkan dengan peralatan reclosing pada berbagai lokasi sepanjang dapat mem-
perkecil kemungkinan gangguan yang dapat mengganggu pelayanan kepada konsumen. Hal ini dapat
dicapai melalui koordinasi operasi semua sekering dengan recloser. Hal ini menunjukkan bahwa sudah
seharusnya meningkatkan perhatian pada keterandalan pelayanan. Skema proteksi di masa yang akan
datang akan dibuat lebih pintar dan kompleks. Bergerak dari peralatan operasi manual menuju
peralatan kontrol otomatis berbasis control oleh operator atau sistem kontrol komputer.
Lokasi padat dan beban berat pada area metropolitan dilayani dengan menggunakan penyulang
primer bawah tanah, biasanya penghantar tiga kabel radial. Peningkatan tampilan dan mengurangi
frekuensi masalah adalah diantara keuntungan dari metode ini. Meskipun begitu, metode ini lebih
mahal dan waktu perbaikan lebih lama dibandingkan sistem kabel udara. Dalam beberapa kasus kabel
berisolasi dapat digunakan, namun biaya yang digunakan lebih besar dari kabel telanjang tetapi jauh
lebih murah dibandingkan pemasangan kabel bawah tanah.

Sistem Distribusi Primer


Sistem distribusi primer adalah sistem yang menghubungkan tegangan rendah gardu induk
dengan ujung primer (sisi tegangan tinggi) dari gardu distribusi. Penyaluran dapat dilakukan dengan baik
dengan saluran udara maupun dengan saluran bawah tanah.
1. Saluran distribusi udara jenis penghantar berupa kawat udara. Kelebihan utama pada saluran
penghantar udara adalah memungkinkan melakukan percabangan untuk keperluan perluasan
dalam menanggulangi perluasan beban. Kelebihan lainnya adalah :
- mudah dalam pemeliharaan dan pemerikasaan bila terjadi gangguan pada saluran
- baik digunakan pada daerah yang memiliki kerapatan beban yang rendah
sedangkan kekurangan ssaluran distribusi udara adalah :
- ditinjau dari segi estetika, penggunaan hantaran udara kurang menunjag faktor
keindahan.
- Kemungkinan gangguan yang terjadi yang disebabkan pengaruh dari luar seperti petir,
pohon dan kemungkinan gangguan oleh manusia lebih besar.

**** Tingkatkan kemampuan Teknis dan Manajemen secara terus menerus melalui OJT ****
ON the JOB TRAINING Nomor :OJT/ENG/
( OJT ) Revisi
Tanggal
ENGINEERING DIVISION
PT. MULIAGLASS FLOAT Halaman

2.saluran distribusi bawah tanah


pada saluaran distribusi bawah tanah, jenis penghantar yang
digunakan berupa kabel bawah tanah. Saluran distribusi ini memakai biaya pembangunan jauh lebih
mahal dibandingkan dengan saluran udara dan perbaikannya lebih sukar bila terjadi gangguan.
Kelebihan dari distribusi bawah tanah adalah :
Besar harga arus berkelanjutan berkurang menuju akhir dari penyulang utama, cabang dan sub cabang.
Biasanya, sesuai dengan berkurangnya arus, ukuran dari konduktor yang digunakan juga ikut berkurang.
Namun, pengaturan tegangan yang diijinkan mungkin membatasi ukuran konduktor yang hanya
dibatasiu oleh kemampuan panas, yakni kapasitas membawa arus.

Gambar 2.1 Sistem distribusi tipe radial


Kendala dan kontinuitas pelayanan daru tipe radial ini adalah
rendah. Adanya gangguan pada beberapa lokasi mengakibatkan kehilangan tegangan pada setiap
pelanggan pada penyulang kecuali kalau gangguan dapat diisolasi dari sumber oleh peralatan pemisah
seperti sekering, saklar pemisah atau recloser.

**** Tingkatkan kemampuan Teknis dan Manajemen secara terus menerus melalui OJT ****
ON the JOB TRAINING Nomor :OJT/ENG/
( OJT ) Revisi
Tanggal
ENGINEERING DIVISION
PT. MULIAGLASS FLOAT Halaman

Gardu Hubung, Gardu Distribusi


Gardu hubung berfungsi menghubungkan jaringan distribusi primer dari GI dengan jaringan dis-
tribusi primer yang menuju gardu-gardu distribusi. Gardu hubung hanya diperlukan bila jarak GI dengan
pusat beban jauh.
Dalam sistem spindle gardu hubung berfungsi sebagai titik hubung sejumlah penyulang dalam spindle
yang sama, di dalam gardu hubung tidak terdapat transformator. Gardu distribusi berfungsi merubah
tegangan distribusi primer menjadi distribusi sekunder. Sedangkan gardu distribusi pada pelanggan TM
berfungsi sebagai titik hubung antara instalasi PLN dengan instalasi pelanggan dan juga merupakan titik
kontrol pengukuran pelanggan tersebut.

Gambar 2.2 Konfigurasi JTM Radial dan Ring


Jaringan Tegangan Rendah
Jaringan TR berfungsi untuk menyalurkan energi listrik dari gardu distribusi ke pelanggan. Peng-
hantar yang digunakan adalah saluran udara telanjang (aluminium/tembaga) dan kabel udara (TIC/
Twisted Insulated Cable) dengan penghantar aluminium. Ukuran penghantar 35, 50 dan 70 mm2. jarin-

**** Tingkatkan kemampuan Teknis dan Manajemen secara terus menerus melalui OJT ****
ON the JOB TRAINING Nomor :OJT/ENG/
( OJT ) Revisi
Tanggal
ENGINEERING DIVISION
PT. MULIAGLASS FLOAT Halaman

gan berbentuk tiga fasa 4 kawat atau 1 fasa 2 kawat dimana satu kawat merupakan kawat netral yang
dihubungkan ke titik netral transformator. Netral ini diketanahkan di gardu distribusi dan satu tiang se-
belum tiang-tiang akhir. Penghantar udara telanjang dipasang sama seprti jaringan udara tegangan me-
nengah. TIC dipasang dengan menggantungkannya pada tiang dengan menggunakan Accesori khusus
konfigurasi JTR selalu radial.

Pentanahan Jaringan dan Instalasi


Jaringan biasanya merupakan gabungan antara sistem distribusi dan sistem tenaga karena kedua-
nya mempunyai tegangan yang hampir sama., tegangan rendah sampai tegangan menengah (20 KV).
Semua sistrem distribusi dan industri diketanahkan dengan salah satu metode pengetanahan, sebagian
tanpa impedansi atau dengan impedansi pengetahanan, tetapi sebagian lainhanya melaui kapasitansi
sistem. Yang terakhir ini disebut sistem yang tidak diketanahkan atau sistem yang terisolir atau sistem
delta.

Sistem-sistem fasa tiga pada mulanya tidak diketanahkan, terutama karena pada saat gangguan
kawat tanah arus gangguan sangat kecil, jadi hanya arus pengisian saja. Tetapi kemudian dijumpai
adanya kerusakan/kegagalan pada banyak motor-motor dalam industri-industri karena timbulnya
tegangan lebih yang tinggi, yang disebabkan oleh busur tanah pada sistem-sistem yang tidak
diketanahkan. Untuk mencegah kejadian tersebut, banyak netral sostem distribusi/industri
diketanahkan, dan biasanya dipilih pengetanahan tanpa impedansi.
Pengetanahan tanpa impedansi, seperti telah kita lihat, sangat membatasi tegangan maksimum
ke tanah dari fasa-fasa, yang sehat. Juga dimungkinkan melayani beban satu fasa ke netral tanpa adanya
tegangan ke tanah yang berbahaya pada keadaan gangguan tanah. Tambahan lagi dengan
pengetanahan tanpa impedansi ini sistem rele lebih sederhana untuk mengisolir bagian sistem yang
mengalami gangguan tanah.Tetapi ada batasan pada pengetanahan tanpa impedansi ini. Pada sistem
tegangan menengah, sekalipun sistem proteksi baik, kerusakan pada titik gangguan bisa besar. Pada
tegangan rendah, 220-380 V, pengetanahan tanpa impedansi mempunyai dua masalah. Pertama, karena
banyak sistem dikerjakan/diperbaiki dalam keadaan bertegangan, dapat terjadi bahaya karena terjadi
loncatan api listrik yang besar kepada personel, yang secara tidak sengaja menimbulkan gangguan tanah
dengan perkakasnya. Karena sistem mengandalkan hanya pada alat proteksi arus lebih terhadap
gangguan tanah, ada kemungkinan timbulnya busur api listrik, yang merusak yang besarnya beberapa

**** Tingkatkan kemampuan Teknis dan Manajemen secara terus menerus melalui OJT ****
ON the JOB TRAINING Nomor :OJT/ENG/
( OJT ) Revisi
Tanggal
ENGINEERING DIVISION
PT. MULIAGLASS FLOAT Halaman

ribu ampere dan bertahan beberapa menit tanpa bekerjanya alat proteksi secara otomatis.
Untuk mengatasi masalah di atas, yaitu pemadaman, bahaya loncatan api listrik dan bahaya
terbakar, tanpa kehilangan fungsinya untuk menekan tegangan maksimum pada fasa yang sehat, dipilih
pengetanahan tahanan tinggi.Pengetanahan dengan tahanan tinggi ini dapat diperguinakan bagi sistem
distribusi atau sistem industri tegangan rendah maupun tegangan menengah yang melayani beban-
beban tiga fasa maupun satu fasa yang dihubungkan antara fasa ke fasa. Untuk sistem tiga fasa, empat
kawat, pengetanahan dengan tahanan tinggi tidak dapat digunakan.Rekomendasi metode pengetana-
han untuk sistem distribusi dan sistemtenaga pada industri
Sistem tegangan rendah
a. pengetanahan langsung
untuk sistem-sistem 1 KV dan di bawahnya, dianjurkan menggunakan pengetanahan
langsung dan dilengkapi dengan sensor arus tanah residu untuk “tripping“ gangguan
tanah secara otomatis. Alasan pemilihan mertode inilah yang paling murah untuk
membatasi tegangan lebih transien.
b. Pengetanahan tahanan tinggi
Bila operator yang cakap selalu ada untuk menjawab alarm gangguan tanah, dan bila
kontinuitas pelayanan sangat diutamakan, pengetanahan tahanan tinggi sangat baik
dipergunakan.
c. Pengetanahan tahanan rendah pengetahanan tahanan rendah tidak digunakan pada
sistem tegangan rendah karena arus ganggua tidak cukup besar untuk mengerjakan
pengaman lebur atau alat pemutus daya yang umu digunakan pada sistem tegangan
rendah.
d. Tidak diketanahkan atau sistem delta
Sistem delta atau tidak diketanahkan tidak digunakan pada sistem tegangan rendah
karena masalah tegangan lebih dan bahaya kepada personel.
Tegangan menengah
Sistem tegangan menengah sampai dengan 20 KV harus selalu diketanahkan karena kemungkinan gagal
sangat besar oleh tegangan lebih transien yang tinggi yang disebabkan busur tanah.
a. Tahanan rendah
metode ini lebih disukai, terutama untuk sistem-sistem yang menyuplai mesin-mesin

**** Tingkatkan kemampuan Teknis dan Manajemen secara terus menerus melalui OJT ****
ON the JOB TRAINING Nomor :OJT/ENG/
( OJT ) Revisi
Tanggal
ENGINEERING DIVISION
PT. MULIAGLASS FLOAT Halaman

berputar, khususnya dalam industri.


b. Tahanan tinggi
Dengan tahanan tinggi kerusakan-kerusakan karena arus sangat berkurang.
c. Pengetanahan langsung
Pengetanahan langsung mempunyai biaya mula yang paling rendah dari semua metode
pengetanahan. Metode ini disarankan untuk sistem distribusi saluran udara (SUTM) dan
untuk sistem-sistem yang disuplai denga trafo yang diamankan dengan pengaman lebur
pada sisi primer. Ini perlu untuk memberikan arus ganggua yang cukup untuk melebur
pengaman lebur di sisi primer pada gangguan tanah di sisi sekunder.

V.KESIMPULAN
Dari uraian di atas dapat di ambil kesimpulan bahwa Secara garis besar, suatu sistem tenaga listrik pada
umumnya terdiri atas empat unsur, yaitu bagian pembangkitan, bagian transmisi, bagian distribusi dan
bagian konsumen (pemakai tenaga listrik). Jaringan distribusi merupakan salah satu bagian sistem
tenaga listrik yang penting untuk diperhatikan, guna menjaga kontinyuitas dari penyaluran tenaga listrik
kepada konsumen

**** Tingkatkan kemampuan Teknis dan Manajemen secara terus menerus melalui OJT ****

Anda mungkin juga menyukai