Anda di halaman 1dari 10

Nama : Qoriatama G.R.

S
NIM : 21.03.0012

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP)


TERAPI BERMAIN DOMINO
Pengertian Domino adalah permainan yang mengunakan kartu generik.
Permainan domino adalah salah satu aktivitas santai yang mudah dan
terkenal oleh berbagai usia termasuk kelompok usia lanjut.
Tujuan Untuk meningkatkan fungsi kognitif berhitung pada lanjut usia,
merilekskan pikiran dan meningkatkan stimulasi otak.
Alat dan Bahan 1. Kartu domino
Fase Pra Interaksi Klien
1. Klien dijelaskan tindakan/permainan yang akan dilakukan
2. Klien dalam posisi yang nyaman Persiapan Lingkungan
Persiapan liangkungan
1. Ruangan terang dan tenang
Persiapan alat
1. Kartu domino
Fase Orientasi 1. Mengucapkan salam.
2. Memperkenalkan diri.
3. Menjelaskan tujuan kedatangan dan mengingatkan kembali
kontrak waktu pertemuan di pertemuan sebelumnya.
4. Mengeveluasi pertemuan sebelumnya.
5. Mengkondisikan lingkungan yang tepat untuk bermain.
6. Mengkontrak kembali waktu untuk bermain domino.
7. Memberi kesempatan kepada klien untuk bertanya sebelum
kegiatan/permainan dilakukan.
Fase Kerja 1. Permainan domino maksimal dimaikan oleh 2 orang.
2. Setiap pemain masing-masing mendapatkan 14 kartu dengan
nilai yang diacak.
3. Pertama lempar kartu domino dimulai dari orang pertama
dengan angka acak, misal orang pertama melempar kartu angka
3.
4. Giliran orang kedua melempar kartu yang angkanya sama misal
3/2, hingga seterusnya sampai kartu habis.
5. Orang pertama yang kartunya habis akan menjadi pemenang.
6. Putaran berikutnya, pemain yang menang dapat melemparkan
kartunya terlebih dahulu.
7. Jika permainan tidak dapat dilanjutkan lagi dikarenakan semua
kartu tidak dapat dibuang maka untuk menentukan pemenang
kartu yang tersisa dihitung.
8. Dan pemain yang memiliki jumlah kartu sedikit akan menjadi
pemenang.
9. Setelah permaianan selesai klien dan lingkungan dirapikan.
10. Bereskan kembali alat yang telah digunakan.
Fase Terminasi 1. Menanyakan kembali perasaan klien setelah bermain.
2. Apresiasi dan support kerjasama klien.
3. Rencana tindak lanjut atau pertemuan selanjutnya.
4. Salam penutup.
Dokumentasi Catat hasil kegiatan
Nama : Nurul Muslimah

NIM : 21.03.0046

STANDAR OPERASIONALPROSEDUR (SOP)

TERAPI BERMAIN DAKON PADA LANJUT USIA

Pengertian Permainan dakon atau congklak berasal dari pedesaan,


namun sekarang sampai diperkotaan. Permainan ini
dilakukan dengan cara berpasangan, membutuhkan
kesabaran, ketelitian dan ketelatenan. Permsinsn ini
dapat dilakukan di dalam rumah maupun diluar rumah,
pada waktu pagi, siang, atau sore hari (Sujarno, 2013).

Tujuan Bertujuan untuk pencgahan dan terapi pada lansia


dengan demensia alzhaimer untuk peningkatan aktivitas
kognitif, serta melatih emosi.

Indikasi 1. Meningkatkan aktivitas kognitif


2. Mengoptimalkan daya ingat memori jangka panjang
maupun jangka pendek.

Kontra Indikasi -

Persiapan Klien Menjelaskan prosedur dan tujuan tindakan yang akan


dilakukan.

Persiapan Alat 1. Papan dakon


2. Biji dakon
3. Alas untuk duduk

Prosedur Langkah prosedurnya adalah sebagai berikut:

1. Atur posisi duduk berhadapan (2 pemain)


2. Letakan papan dakon diantara pemain
3. Letakkan biji dakon, kecuali lubang induk
4. Pemain dakon dilakukan dengan mengambil salah
satu isi dilubang dakon terlebih dahulu, kemudian
sesuai arah jarum jam membagi masing-masing
satu biji dakon yang berada digenggaman tangan
pada setiap lubang yang dilewati termasuk lubang
induk (lubang induk pemain itu sendiri). Sampai
biji di genggaman tangan habis pemain langsung
mengambil biji dilubang terakhir tersebut dan
membagikannya kembali
5. Demikian terus menerus sampai pemain
menemukan lubang yang kosong dan berhenti
6. Dengan demikian bergantian bermain pindah pada
lawan
7. Bila salah satu pemain berenti pada lubang lawan
yang didepannya terdapat sejumlah biji dakon,
maka semua biji dakon yang ada dilubang lawan
tersebut bolh dimilikinya dan masuk ke lubang
induk pemain itu. Yang disebut juga dengan
menembak
8. Pemain yang pada akhir permainan memiliki
jumlah biji dakon yang lebih banyak adalh
pemenangnya.

Evaluasi 1. Menanyakan tentang kondisi klien atau perasan


klien setelah melakukan terapi
2. Simpulkan hasil kegiatan terapi
3. Dokumentasi
Nama : Elda Purwaningsih
NIM : 21.03.0025

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP)


SENAM OTAK PADA LANJUT USIA (GYM BRAIN)
Pengertian Senam otak adalah serangkaian latihan gerakan tubuh sederhana yang
dilakukan untuk merangsang otak kiri dan kanan (dimensi lateralis),
meringankan atau merelaksasi bagian depan dan belakang otak (dimensi
pemfokusan), serta merangsang sistem yang terkait dengan perasaan atau
emosi, yaitu otak tengah (limbik) dan otak besar (dimensi pemusatan).
Tujuan 1. Meningkatkan kepercayaan diri dan koordinas
2. Meningkatkan konsentrasi dan memori
3. Memberikan rasa tenang dan nyaman
4. Mengatasi stress dan mencapai suatu tujuan
Indikasi 1. Klien dengan stress
2. Klien dengan gangguan fungsi kognitif
3. Klien dengan trauma psikologis
Kontraindikasi Klien dengan kelemahan fisik berat
Tahap Pra Persiapan Klien
Interaksi 1. Posisi rileks
2. Memakai celana yang tidak ketat/longgar.
3. Dilakukan sesuai tahapan.
Persiapan Alat
1. Kursi
2. 1 gelas air putih (250 cc)
3. Spidol
Persiapan Lingkungan
1. Lingkungan aman
Tahap Orientasi 1. Mengucapkan salam
2. Memperkenakan diri
3. Menjelaskan tujuan kedatangan
4. Menjelaskan prosedur tindakan
5. Menanyakan kesiapan klien
Tahap Kerja 1. Gerakan silang

Menggerakkan tangan kanan bersamaan dengan kaki kiri dan kaki kiri
dengan tangan kanan. Bergerak ke depan, ke samping, ke belakang,
atau jalan di tempat. Untuk menyeberang garis tengah sebaiknya
tangan menyentuh lutut yang berlawanan.
2. Gerakan angka 8 tidur

Gerakan dengan membuat angka delapan tidur di udara, tangan


mengepal dan jari jempol ke atas, dimulai dengan menggerakkan
kepalan ke sebelah kiri atas dan membentuk angka delapan tidur.
Diikuti dengan gerakan mata melihat ke ujung jari jempol. Buatlah
angka 8 tidur 3 kali setiap tangan dan dilanjutkan 3 kali dengan kedua
tangan.
3. Gerakan mengaktifkan tangan

Luruskan satu tangan ke atas, tangan yang lain ke samping kuping


memegang tangan yang ke atas. Buang napas pelan, sementara otot-
otot diaktifkan dengan mendorong tangan keempat jurusan (depan,
belakang, dalam dan luar), sementara tangan yang satu menahan
dorongan tsb.
4. Gerakan duduk dengan tangan masing- masing di paha

Ambil posisi duduk kemudian letakkan kedua telapak tangan di atas


paha. Kepalkan telapak tangan kanan dan lakukan gerakan memukul
paha. Secara bersamaan, biarkan telapak tangan kiri menghadap ke
paha dan lakukan gerakan maju mundur seperti mengelus. Lakukan
bergantian, semakin lama semakin cepat.
5. Gerakan dua tangan diatas dada

Tangan kiri telapak membuka (jari-jari keatas), tangan kanan


membentuk pistol (ibu jari keatas dan jari tunjuk menunjuk kearah
telapak tangan kiri) Lakukan gerakan jari tunjuk di sentuhkan ke
telapak tangan kiri, lalu dilanjutkan dengan pergantian tangan kiri
sebagai pistol dan tangan kanan sebagai target tembak, sentuhkan
ujung telunjuk kiri tersebut ke telapak kanan, begitu seterusnya
usahakan semakin cepat.
Tahap Terminasi 1. Melakukan evaluasi
2. Menyampaikan rencana tindak lanjut
3. Berpamitan
Dokumentasi Catat hasil tindakan
Referensi Adi, G. S., Haryono, R., Taukhit, S. K., Pratiwi, E., Wulandari, B.,
Rahayu, N. W., & Fathonah, S. (2022). Buku Modul Standar Operasional
Prosedur (SOP) Keterampilan Keperawatan. Lembaga Omega Medika.
Nama : Virgiana Tunjung
NIM : 21.03.0053

SOP TERAPI PUZZLE PADA LANSIA DENGAN DEMENSIA

1. Tujuan
Untuk memperlambat penurunan fungsi kognitif lansia dengan demensia seperti
merangsang kognitif.
2. Fase Persiapan
a. Membuat kontrak dengan klien
b. Mengingatkan kontrak dengan klien
c. Mempersiapkan tempat pertemuan untuk terapi
d. Mempersiapkan alat : Puzzle dan papan nama klien
3. Fase orientasi
a. Memberi salam terapeutik
b. Memperkenalkan diri
c. Peserta memakai papan nama yang sudah disediakan terapis
4. Evaluasi/validasi
Menanyakan perasaan klien saat ini
5. Kontrak
a. Terapis menjelaskan tujuan kegiatan dan memperkenalkan diri
b. Terapis menjelaskan aturan main berikut :
1) Jika ada klien yang ingin meninggalkan kelompok, harus minta ijin kepada
terapis
2) Lama kegiatan 5 menit
3) Setiap klien mengikuti kegiatan dari awal sampai akhir
6. Tahap kerja
a. Memebagi klien dalam beberapa tim, 1 tim terdiri dari 3 orang
b. Memberikan penjelasan mengenai cara bermain puzzle
c. Membagikan puzzle yang berbeda ke masing-masing kelompok, dan minta klien
menyusun dan menyebutkan gambar puzzle. Kelompok yang sudah menyelesaikan
puzzlenya, dapat menukar puzzle dengan kelompok yang juga sudah menyelesaikan
susunan puzzlenya.
d. Beri pujian untuk tiap keberhasilan anggota kelompok dengan memberi tepuk
tangan
7. Tahap terminasi
a. Evaluasi
1) Terapis menanyakan perasaan klien setelah mengikuti terapi puzzle dan
meminta menyebutkan gambar dari masing-masing puzzle
2) Terapis memberikan pujian atas keberhasilan kelompok
b. Rencana tindak lanjut
1) Kegiatan dilakukan 2x dalam 2 hari selama 1 jam dalam 1x pertemuan
Nama : Gema Fajar Putra Pamungkas
NIM : 21.03.0025

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP)


TERAPI MUSIK KLASIK PADA LANSIA
Pengertian Musik klasik adalah kompleksitas musik klasik merangsang keseluaran
otak, makin banyak diserap otak makin beragam kemampuan manusia.
Secara umum, beberapa jenis musik klasik dianggap memiliki dampak
yang relative, musik klasik memilki kesan dan dampak psikologi yang
menimbulkan kesan rileks, santai, memberikan dampak menenangkan
dan menurunkan stress.
Tujuan Memperbaiki kondisi fisik, emosional dan mengurangi rasa nyeri
Alat CD/tape musik/handphone/earphone/headset
Fase Pra 1. Cek catatan keperawatan atau catatan medis klien (jika ada)
Interaksi 2. Observasi vital sign
3. Siapkan alat-alat
4. Identifikasi faktor atau kondisi yang dapat menyebabkan kontra
indikasi
5. Cuci tangan
Fase Orientasi 1. Mengucapkan salam
2. Memperkenakan diri
3. Menjelaskan tujuan
4. Menjelaskan prosedur tindakan
5. Menanyakan kesiapan klien

Fase Kerja 1. Berikan kesempatan klien bertanya sebelum kegiatan dilakukan


2. Jaga privasi klien. Memulai kegiatan dengan cara yang baik
3. Menetapkan ketertarikan klien terhadap musik.
4. Identifikasi pilihan musik klien.
5. Berdiskusi dengan klien dengan tujuan berbagi pengalaman dalam
musik.
6. Pilih pilihan musik yang mewakili pilihan musik klien
7. Bantu klien untuk memilih posisi yang nyaman
8. Batasi stimulasi eksternal seperti cahaya, suara, pengunjung,
panggilan telepon selama mendengarkan musik.
9. Pastikan tape musik/CD/ handphone dan perlengkapan dalam
kondisi baik.
10. Dukung dengan headphone dan earphone/ head set jika diperlukan.
11. Memberi KIE terapi Musik akan diberikan selama 15 menit setelah
itu musik akan dihentikan
12. Atur volume musik agar nyaman untuk pasien
13. Berikan Terapi musik selama 15 menit
Fase Terminasi 1. Melakukan evaluasi
2. Menyampaikan rencana tindak lanjut
3. Berpamitan

Anda mungkin juga menyukai