Anda di halaman 1dari 12

SATUAN ACARA BERMAIN (SAB)

TERAPI BERMAIN PADA ANAK DENGAN GANGGUAN


PERNAPASAN DI RUANG MAWAR
RUMAH SAKIT UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG

Oleh:
KELOMPOK 8
Devi Nurvitasari ( 201810300511006 )
Maya Jasmin Qiptiyah ( 201810300511023 )
Nisrina Nur Nafila ( 201910300511005 )

PROGRAM STUDI D3 KEPERAWATAN


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
2020
PROPOSAL TERAPI BERMAIN ANAK

A. Latar Belakang

Anak merasakan bahwa sebuah permainan merupakan aktivitas yang


menyenangkan dan wadah untuk bersosialisi dengan teman sebayanya.
Bermain sudah menjadi kebutuhan bagi anak sehari-harinya, selain itu juga
untuk menghabiskan waktu yang dihabiskan hampir keseluruhan di rumah
atau sekolah. Anak-anak memerlukan berbagai macam permainan agar
mereka tidak bosan, macam-macam permainan yang dimainkan oleh anak
juga dapat melatih kemampuan otot, kesehatan mental dan emosinya.
Beberapa permainan juga dibuat dengan tujuan untuk melatih perkembangan
kognitif anak.
Orangtua dapat melihat dan mengenal sifat anaknya dalam bermain,
baik aktif maupun pasif. Sifat tersebut akan memberikan jenis permainan
berbeda yang disukai oleh anak. Seorang anak dapat dikatakan aktif bermain,
apabila anak tersebut diberi rangsangan maka ia akan melakukannya. Anak
dikatakan pasif, apabila lingkungan memberikan rangsangan aktif namun
anak memberikan respon yang pasif.
Anak yang aktif juga dapat menjadi pasif apabila berada di situasi dan
kondisi yang tidak nyaman bagi dirinya, seperti kondisi sakit. Anak-anak tidak
dapat menggambarkan permasalahan pada tubuhnya saat sakit, mereka hanya
mununjukkan perilaku yang berbeda dari biasanya. Dengan begitu orangtua
akan melihat adanya perbedaan pada anaknya. Hal yang sama juga terjadi
pada anak dengan kondisi asma. Anak tidak bisa menggambarkan kesuiltan
mereka dalam bernafas, orangtua hanya dapat memperhatikan perilaku
pernafasan anak saat beraktivitas.
Anak yang kesulitan bernafas akan menunjukkan nafas yang pendek,
nafas cepat, diam, pasif, dan kehilangan minat dalam bermain. Dibutuhkan
aktivitas yang bertujuan untuk meningkatkan kedalaman nafas secara perlahan
untuk efek yang lebih baik. Aktivitas tersebut berguna untuk peningkatan
ekspansi paru maksimal pada semua lobus alveoli. Oleh karena itu anak diberi
rangsangan dengan bermain menggunakan sedotan untuk mencapai tujuan
tersebut. Setelah itu anak dengan gangguan pernapasan dapat dilatih perlahan
menggunakan teknik pernapasan menggunakan mulut.

B. Tujuan

1) TIU (Tujuan Instruksional Umum):

Setelah diajak bermain, diharapkan bisa meningkatkan ekspansi paru


anak dan kedalaman dalam bernapas. Anak dapat dapat berlatih sendiri
dengan menyenangkan dan cara yang kreatif sepulang dari RS.

2) TIK (Tujuan Instruksional Khusus):

Setelah terapi bermain satu (1) kali diharapkan untuk :

1) Anak merasa lebih nyaman dan tidak jenuh selama dirawat


2) Anak bisa melatih kemampuan ekspansi paru, melatih otot pernapasan
dengan perlahan,
3) Anak lebih mudah berlatih tanpa membutuhkan peralatan yang sulit
4) Kebutuhan bermain anak dapat terpenuhi
5) Dapat melanjutkan pertumbuhan dan perkembangan yang normal
6) Dapat mengekspresikan keinginan, perasaan, dan fantasi anak terhadap
suatu permainan
7) Agar anak dapat beradaptasi lebih efektif terhadap stress karena sakit
serta merasa nyaman seperti di rumah
8) Dapat melatih supportivitas anak dalam bermain, melatih koordinasi
anak, motor planning, dan melatih attention activity

C. Metode Bermain

1) Metode
a) Bermain bersama
b) Mendengarkan tanggapan anak atau tanya jawab
2) Media
a) Sedotan ukuran sedang
b) Bola pingpong
c) Bola-bola kapas
d) Gelas plastik (sudah diberi lubang kecil-kecil diseluruh permukaan
pantat gelas)
3) Cara Bermain
 Sirkuit Bola Pingpong
a) Tim menyiapkan peralatan yang dibutuhkan (sedotan, bola
pingpong, sirkuit)
b) Tim meletakkan bola pingpong di garis START
c) Peserta berdiri di garis START
d) Peserta melakukan persiapan dengan mengambil napas dalam
melalui hidung dan ditahan selama 4 detik
e) Peserta mengaluarkan napas secara maksimal dengan meniupkan
bola pingpong menggunakan sedotan dan mengarahkan bola
pingpong menuju bendera yang telah disediakan dalam satu kali
tiupan
f) Peserta beristirahat sejenak kemudian mengulangi kegiatan pada
poin D dan E sampai bola pingpong mencapai garis FINISH
g) Fasilitator kemudian mencatat berapa tiupan yang diperlukan
masing-masing anak untuk mencapai garis finish.
 Blow the Cotton
a) Tim menyiapkan peralatan yang dibutuhkan (gelas plastik dan
bola-bola kapas)
b) Peserta memegang gelas plastik yang sudah terisi dengan bola-bola
kapas
c) Peserta melakukan persiapan dengan mengambil napas dalam
melalui hidung dan ditahan selama 4 detik
d) Peserta mengeluarkan napas secara maksimal dengan meniupkan
bola-bola kapas dari lubang yang sudah dibuat dibawah gelas
plastic
e) Fasilitator menghitung jumlah bola kapas yang berhasil keluar dari
masing-masing anak.

D. Kegiatan

1) Pengorganisasian
a. Co. Leader :
b. Leader :
c. Notulen/Observer :
d. Fasilitator :
2) Pembagian tugas
i. Co. Leader dan Leader
- Mengkoordinasi keberlangsungan kegiatan
- Memimpin jalannya kegiatan dari awal hingga akhir
- Menjelaskan cara bermain pada peserta
- Bersama fasilitator menjalin kerjasama dalam kegiatan bermain
ii. Observer/Notulen
- Mengamati semua proses kegiatan yang berkaitan dengan waktu,
tempat dan jalannya kegiatan
- Mengamati dan mencatat perilaku verbal dan non verbal pada anak
- Melaporkan hasil pengamatan pada leader dan anggota kelompok
- Mengevaluasi kegiatan bermain

iii. Fasilitator
- Memotivasi peserta kegiatan supaya kooperatif dalam permainan
- Bekerjasama dengan leader dalam menjalankan permainan
- Bertanggung jawab terhadap program antisipasi masalah
- Mengatur posisi peserta dalam melaksanakan kegiatan
- Membimbing peserta selama permainan
- Mencatat hasil permainan
3) Setting tempat
Keterangan :
4) Kegiatan Bermain
No Waktu Terapis Anak
1. 5 menit Pembukaan:
1. Leader membuka kegiatan dan a. Menjawab salam dan
mengucapkan salam mendengarkan
2. Memperkenalkan diri b. Mendengarkan
3. Memperkenalkan fasilitator & c. Mendengarkan
observer d. Mendengarkan dan
4. Memperkenalkan nama masing- saling berkenalan
masing anak dan saling e. Mendengarkan dan
berkenalan menjawab
5. Kontrak waktu dengan peserta
2. 20 Kegiatan bermain:
menit 1. Leader menjelaskan cara bermain a. Mendengarkan
kepada peserta b. Menjawab pertanyaan
2. Menanyakan pada peserta, mereka leader
mau bermain atau tidak c. Menerima peralatan
3. Membagikan peralatan yang akan yang dibagikan
digunakan untuk bermain d. Melakukan kegiatan,
4. Leader, dan fasilitator memotivasi antusias bermain
anak dan membantu bila ada yang
kesulitan e. Melakukan kegiatan
5. Observer mengobservasi anak f. Menjawab
6. Menanyakan perasaan anak
3. 5 menit Penutup:
1. Leader menghentikan permainan a. Selesai bermain
2. Menanyakan kembali perasaan b. Menjawab
anak c. Mendengarkan
3. Menyampaikan hasil permainan d. Menunjukkan
4. Membagikan hadiah pada semua emosi/perasaan
anak yang ikut kegiatan e. Menjawab pertanyaan
5. Menanyakan pada peserta, bisa
melakukan sendiri di rumah atau f. Mendengarkan
tidak g. Menjawab salam
6. Leader menutup acara
7. Mengucapkan salam
E. Evaluasi

1) Evaluasi Struktur Yang diharapkan:

 Peralatan yang dipakai lengkap dan tidak merusak kondisi ruangan

 Kegiatan yang direncanakan dapat terlaksana tanpa hambatan

 Maksimalisasi peran masing-masing anggota dalam kegiatan

2) Evaluasi Proses Yang diharapkan:

 Kegiatan terapi dapat berjalan dengan baik dan lancar

 Anak dapat mengikuti kegiatan terapi dengan antusiass dan kooperatif

 Tidak ada hambatan pada pelaksanaan kegiatan terapi

 Semua anggota kelompok dapat bekerja sama dan bekerja sesuai


perannya

3) Evaluasi Hasil Yang diharapkan:

 Anak mampu melaksanakan arahan sesuai instruksi

 Anak mampu memilih warna sesuai imajinasinya

 Anak mampu mewarnai sesuai dengan perkembangan usianya

 Anak mampu mengeringkan warna dengan cara meniup

 Anak mampu meniup racikan gelembung sabun melalui sedotan dari


ukuran besar, sedang, dan kecil

 Anak mampu mengerti kegiatan terapi yang dilakukan

 Anak dapat melakukan latihan pernafasan secara rutin


DAFTAR PUSTAKA

Castilho, T., Itaborahy, B. D., Hoepers, A., & de, J. N. (2020 ). Effects of
inspiratory muscle training and breathing exercises in children with
asthma: a systematic review. J Hum Growth Dev., 291-300.

Fakih, A. M., Marwan, & Bakhtiar, R. (2020). HUBUNGAN MASA


AKTIVITAS DI JALAN TERHADAP NILAI RERATA FVC DAN
FEV1 PADA ANAK JALANAN DI KOTA SAMARINDA. J. Ked.
Mulawarman Vol. 7, 11-17.

Kartikasari, D., Jenie, I. M., & Primanda, Y. (2019). LATIHAN PERNAPASAN


DIAFRAGMA MENINGKATKAN ARUS PUNCAK EKSPIRASI (APE)
DAN MENURUNKAN FREKUENSI KEKAMBUHAN PASIEN ASMA.
Jurnal Keperawatan Indonesia, 53-64.

Macêdo, T. M., Freitas, D. A., Chaves, G. S., Holloway, E. A., & Mendonça, K.
M. (2016). Breathing exercises for children with asthma (Review). John
Wiley & Sons, Ltd., 1-3.

Melastuti, E., & Husna, L. (2014). Efektivitas Teknik Pernapasan Papworth


Terhadap Pengontrolan Asma Di Balai Kesehatan Paru Masyarakat
Semarang. Fakultas Ilmu Keperawatan Islam Sultan Agung Semarang,
135-143.

Ns. Yuliastati, S. M. (2016). Keperawatan Anak. Jakarta Selatan: Pusdik SDM


Kesehatan.

Risdianti, H. (2019). Pengaruh Pemanfaatan Permainan Sirkuit Geometry Fun


Terhadap Kemampuan Fisik Motorik Kasar Kelompok B di TK An-Nur
Malang. Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini, 95-104.

Royani, E. (2017). Pengaruh Terapi Aktivitas Meniup Balon Terhadap Perubahan


Fungsi Paru Pada Anak Dengan Asma.

Wong. (2009). Pengajaran Keperawatan Anak. Jakarta: Buku Kesehatan.

Anda mungkin juga menyukai