SKRIPSI
Disusun Oleh :
EDY PRAYITNO
20210910170099
Perilaku adalah tindakan atau kegiatan manusia yang dapat diamati dan tidak dapat
bentuk pengetahuan, sikap dan tindakan (Pratiwi & Ni Putu Indah Mas, 2021).
Perilaku manusia dapat diartikan sebagai bentuk tindakan yang sifatnya sangat
2019).
kelompok/orang lain dengan sesuatu yang pada dasarnya tidak berwujud dan yang
produksinya mungkin terkait atau tidak terkait dengan produk fisik, seperti yang
disebutkan oleh Kottler 2000 Triwibowo (2013). Keperawatan adalah suatu bentuk
keluarga, kelompok atau masyarakat, baik yang sehat maupun yang sakit (UU RI
2014:
kekhawatiran).
jalan, dan gawat darurat (Permenkes 3 Tahun 2020). Sedangkan RS Islam adalah
rumah sakit yang operasionalnya berlandaskan pada prinsip Maqashid al-Syariah al-
1
2
Islamiyah (Tujuan Syariat Islam) (MUKISI, 2017). Rumah sakit Islam tidak hanya
Kepuasan pasien adalah tingkat perasaan pasien akibat pelayanan kesehatan yang
Pasien merasa puas ketika pelayanan kesehatan yang diterimanya memenuhi atau
melebihi harapan (Pohan, 2006, Anggita Salsha Safira Siregar, 2020). Kepuasan
puas sering kembali ke perawatan rumah sakit dan meninggalkan rumah sakit dengan
Paradigma pelayanan kesehatan telah berubah dari pandangan lama “provider” yang
merasa sangat dipercaya oleh pasien menjadi “health provider” yang memandang
pasien sebagai pelanggan (customer center) (Widajat, 2008, Rahmad 2017). Rumah
sakit juga tunduk pada perubahan besar dan persaingan global tidak bisa dihindari.
Konsep manajemen yang jelas masih diperlukan untuk pengembangan rumah sakit
maka masyarakat dapat dengan mudah mengetahui kualitas pelayanan kesehatan yang
baik atau tidak, sehingga masyarakat dapat lebih selektif dalam memilih kesehatan. .
layanan yang mereka inginkan. Diharapkan rumah sakit dapat memberikan pelayanan
3
yang terbaik sesuai dengan harapan pasien (Syakuro, 2010, Muh. Abdurrouf & Cindy
Rosalia 2018).
Banyak faktor yang dapat mempengaruhi kepuasan pasien, diantaranya kualitas dan
keunggulan pelayanan yang diberikan sampai saat ini (Nursalam, 2015, Yahya Maha
menciptakan hubungan yang harmonis antara penyedia barang dan jasa dengan
pelanggan, meletakkan dasar yang baik untuk retensi pelanggan dan membentuk
rekomendasi dari mulut ke mulut yang menguntungkan bagi penyedia jasa (Nursalam,
Kualitas pelayanan rumah sakit sangat penting untuk meningkatkan kepuasan pasien.
Salah satu cara untuk meningkatkan mutu pelayanan rumah sakit adalah dengan
suatu penyakit, itu mempengaruhi keadaan pikiran yang tidak stabil dan pemulihan
mereka. Salah satu upaya rumah sakit untuk mengatasi masalah tersebut adalah
Kualitas pelayanan rumah sakit sangat penting untuk meningkatkan kepuasan pasien.
Salah satu cara untuk meningkatkan mutu pelayanan rumah sakit adalah dengan
suatu penyakit, itu mempengaruhi keadaan pikiran yang tidak stabil dan pemulihan
mereka. Salah satu upaya rumah sakit untuk mengatasi masalah tersebut adalah
Rumah Sakit Islam Jakarta Cempa Putih merupakan salah satu rumah sakit swasta di
Sakit Islam Jakarta Cempaka Putih dengan Aplikasi Perilaku Pelayanan Islami
(APPI) sehingga Rumah Sakit Islam Jakarta Cempaka Putih selalu berupaya
inovatif, berakhlak mulia dan cerdas. Dalam karya keperawatan diterapkan perilaku
Islami dalam bentuk implementasi dan tindakan yang didalamnya terkandung nilai-
nilai spiritual dalam keperawatan dzikir dan doa. Motto Rumah Sakit Islam Jakarta
adalah "Bekerja sebagai ibadah, dalam pelayanan Ihsan." Agar perawat menerapkan
puas dengan pelayanan perawatan islami yang diberikan oleh perawat selama berobat
kesehatan di berbagai rumah sakit di seluruh dunia mencapai 60,6 kunjungan dalam
setahun terakhir (Farih Aminudin, 2018). Di Indonesia, kepuasan rumah sakit dan
Ketidakpuasan pasien terhadap pelayanan medis masih menjadi masalah utama baik
pelayanan rumah sakit untuk kepuasan pasien adalah ≥ 95% (Permenkes RI No. 4
Tahun 2019, Yahya Maha, 2021). Apabila kepuasan pasien terhadap pelayanan
kesehatan di bawah 95%, maka pelayanan kesehatan yang diberikan oleh rumah sakit
Dari hasil penelitian yang dilakukan oleh Susi Mahdalena pada tahun 2021. Analisis
sakit di RSUDZA. Berdasarkan hasil analisis bivariat dapat diketahui bahwa sikap
dengan kepuasan pasien. Demikian pula beberapa aspek yang berkaitan dengan
sarana dan prasarana, seperti penerapan konsep pelayanan kesehatan Islami, sangat
erat kaitannya dengan kepuasan pasien. Hasil uji statistik chi-square pada α = 0,05
dan tingkat kepercayaan 95% menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan
antara penerapan konsep pelayanan kesehatan Islami dengan kepuasan pasien, dengan
P-value = 0,045. Dengan demikian, Ha diterima dan Ho ditolak, artinya ada hubungan
6
Dalam sebuah penelitian oleh Muhammad Farhan Hadytiaz dkk. di Rumah Sakit
Islam Ibnu Sina Makassar tahun 2018, dikaji penerapan nilai-nilai Islam terhadap
(52,55%) puas dengan pelayanan penerimaan pasien. 8 responden (10%) cukup puas
dengan asupan pasien dan 1 responden (1,25%) tidak puas dengan asupan pasien
(1,4).
dilatih penerapan perilaku pelayanan Islami dan telah menerapkannya baik di bagian
rawat inap maupun rawat jalan. Dalam wawancara dengan pasien atau pengasuh
pasien, 13 dari 20 orang menyatakan puas atau cukup puas, sedangkan 7 responden
menjawab tidak puas dengan layanan perawatan Islami yang mereka terima. Pasien
mengatakan masih ada perawat yang tidak hadir (melihat tidak tertib, dipanggil
sholat, diajari tayamun atau diingatkan sholat). Oleh karena itu, atas dasar tersebut,
perilaku pelayanan islami dengan pasien”. Kepuasan pasien di Rumah Sakit Islam
Dengan latar belakang tersebut di atas, mulai tahun 2021 RS Islam Jakarta Cempaka
Perilaku Ibadah Islami (API) yang diterapkan pada layanan Islami sebelumnya. .
Berdasarkan hasil wawancara dengan pasien rawat inap Rumah Sakit Islam Jakarta i.
H. tidak kurang dari 20 responden, dapat disimpulkan bahwa masih ada responden
yang tidak puas menerima Aplikasi Perilaku Ibadah Islami (APPI) di Rumah Sakit
Islam Jakarta Cempaka. Rawat inap Putih. Maka permasalahan dalam penelitian ini
adalah: “Apakah ada hubungan antara penerapan perilaku pelayanan Islami dengan
kepuasan pasien rawat jalan di Rumah Sakit Islam Jakarta Cempaka Putih?”
pekerjaan pada pasien rawat inap Rumah Sakit Islam Cempaka Putih
Jakarta.
Diharapkan hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai masukan dan informasi
bagi Rumah Sakit Islam Cempaka Putih Jakarta untuk lebih meningkatkan
perilaku pelayanan Islami bagi pasien rumah sakit. di Rumah Sakit Islam
Secara akademik penelitian ini dapat bermanfaat untuk menambah ilmu dan
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
(Kotler & Armstrong, 2017; Imanuel & Tanoto, 2019). Kepuasan pasien
1. Kenyamanan
dll.
10
Hal tersebut meliputi keramahan staf rumah sakit khususnya staf perawat,
dll.
4. Biaya
pasien, dan apakah bantuan keuangan pasien tersedia. Tentu saja faktor-
puas sering kembali ke rumah sakit dan meninggalkan rumah sakit kecuali
mereka tidak puas (Abdurrouf & Rosalia, 2018). Kepuasan pasien adalah
2018). Menurut Arifudin (2015, Yahya Maha, 2021), ada beberapa faktor yang
Setiap pelanggan pasti menuntut agar produk atau jasa yang ditawarkan
2017, Imanuel & Tanoto, 2019). Dalam hal ini persepsi pasien terhadap
kualitas produk atau jasa dipengaruhi oleh dua hal yaitu kualitas dan
puas.
2. Harga
Komponen yang satu ini hanya berlaku bagi mereka yang peka terhadap
tinggi pula harapan pasien, sedangkan rumah sakit dengan kualitas yang
sama tetapi dengan harga yang lebih murah menawarkan nilai lebih bagi
pasien.
3. Kualitas Pelayanan
Yahya Maha, 2021). Kedua faktor di atas (kualitas dan harga produk atau
harga murah tidak ada artinya jika layanan yang ditawarkan tidak
4. Empati
5. Komunikasi
verbal. Dalam hal ini, bagaimana cara menyikapi keluhan pasien atau
kerabatnya dengan baik? Komunikasi yang baik antara perawat dan pasien
6. Keterampilan
Staf yang kompeten dan andal memastikan layanan yang memuaskan, dan
7. Penampilan fisik
petugas kesehatan yang rapi dan teratur, serta fasilitas yang lengkap
13
seperti sarana dan prasarana, tempat parkir, ruang tunggu dan ruang pasien
yang nyaman.
Iklan atau iklan yang diterbitkan oleh penyedia selain penyedia layanan
atau produk tersebut. Ketika fasilitas rumah sakit gagal memenuhi harapan
kepercayaan.
9. Kemudahan
10. Emotional
Pasien merasa bangga dan puas saat dirawat oleh pusat kesehatan
ternama.
1. Kenyataan (tangible)
Ini adalah bentuk langsung yang meliputi fasilitas fisik, termasuk peralatan
2. Keandalan (Reability)
desain.
4. Jaminan (Assurance)
jawab.
5. Empati (Emphaty)
Berikan perhatian yang tulus, otentik dan individual atau pribadi kepada
penyedia jasa kepada pelanggan. Menurut Arifin (2015, Yahya Maha, 2021),
yaitu:
1. Sistem Pengaduan
Survei kepuasan pasien adalah metode yang paling umum digunakan untuk
antara lain:
b. Derived dissatisfician
dipelajari.
16
c. Problem analisis
d. Ghost shopping
Pasien yang tidak lagi menggunakan suatu produk atau layanan akan
oleh pasien dan yang mempengaruhi apakah dia puas atau tidak.
perkembangan.
sebagai berikut:
1. Sangat puas
2. Puas
Dengan kata lain, sebagai ukuran subyektif dari hasil evaluasi pasien,
tidak terlalu bersih (di antara fasilitas) atau kurang ramah (di antara
3, Tidak puas
Yaitu sebagai ukuran subyektif atas hasil penilaian emosi pasien yang
2. Ada kata positif dari mulut ke mulut, yang berarti rekomendasi kepada
kesehatan.
19
dan Empathy terdiri dari 4 pernyataan. Kuesioner skala Likert dengan nilai
sangat puas.
yang menjadi kebiasaan setiap orang. Ciri perilaku yang diterapkan tersebut tentunya
dilandasi oleh internalisasi nilai-nilai dalam proses pembinaan dan manajemen yang
medis yang mengikuti pendekatan Islam dengan penilaian berbasis bukti, tindakan
20
jujur, tulus untuk membantu pasien dan individu dan dalam keluarga, kelompok .
atau masyarakat dan hanya menunggu keridhaan Allah SWT untuk bekerja sama
menjawab bahwa Muhammadiyah adalah al-Islam dengan cara pandang Islam yaitu
tersebut tidak cukup hanya melalui Darul Arqam, Baitul Arqam atau pengajian rutin,
Budaya nilai berarti moral yang kuat tertanam dalam diri setiap anggota
Amanah, Fhatanah), rendah hati, pekerja keras dan pegawai teladan. Budaya
kerja menerapkan kerja sebagai kultus dan rukun Ihsan (bekerja dengan tekun,
Core Values adalah nilai-nilai inti yang menjadi ruh dan acuan dasar dari nilai-
nilai yang terkandung dalam Penerapan Perilaku Ibadah Islami (APPI) yaitu
ibadah dan beramal dalam pelayanan, nilai esensial yang menjadi motto
Rumah Sakit Islam Cempaka Putih (RSIJ) Jakarta dan dalam kehidupan
sehari-hari.
merawat pasien untuk tujuan penyembuhan, dan profesi lainnya. Hal ini
sesuai dengan firman Allah SWT (Q.S. Al-Lail (92): 4-7). Yang berarti
kerja, karena pengertian kerja mencakup dua aspek yang harus dipenuhi,
(niat). Bekerja bukan hanya tentang mencari uang, tetapi juga tentang
22
yang luhur. Ini adalah pekerjaan seperti ibadah kepada Allah SWT.
Ihsan adalah suasana hati dan perilaku seseorang yang selalu merasa dekat
dengan Allah SWT, sehingga budaya kerjanya sejalan dengan ajaran dan
hukum Allah SWT. Dalam tataran moral, ihsan adalah amal baik yang
hubungan dengan orang lain tetapi juga dengan Allah SWT dan makhluk
lain.
Muslim harus bangga melayani orang lain. Pelayanan adalah panggilan dan
a. Pelayanan adalah ibadah, maka cinta dan ketulusan (ihlas) harus ada.
b. Pelayanan adalah ibadah, maka cinta dan ketulusan (ihlas) harus ada.
c. Pelayanan adalah ibadah, maka cinta dan ketulusan (ihlas) harus ada.
23
Oleh karena itu, berbuat baik dalam pelayanan (honor in service) bukan
menuai manfaat, manfaat yang terkumpul tidak hanya manfaat dunia tetapi
juga manfaat akhirat. Di dunia mereka dihormati oleh institusi dan rekan-
rekan dan di masa depan mereka akan diberikan tempat terbaik di sisi Allah
SWT.
Untuk mendapatkan pekerjaan dengan hasil yang baik dan memuaskan, ada
(religius) berupa dzikir dan doa dalam kerja peduli. Esensi yang terkandung di
dalamnya adalah semboyan Rumah Sakit Islam Jakarta yaitu “Bekerja sebagai
diri, baik hati, inovatif, normatif, giat) terhadap pasien. Sehingga pasien merasa
A. Aplikasi umum
a. Ucapkan salam.
ucapkan “salam”.
B. Aplikasi khusus
cara mendekati pasien dengan senyum tatap muka, menjaga kontak mata,
memberikan layanan.
26
3. Mengekplorasikan perasaan
pasien/keluarga.
4. Melakukan tindakan
a. Sebelum tindakan
b. Sesudah tindakan
5. Memberi makan
a. Sebelum Makan
Anda makan.
dari segala rizki yang telah Engkau karuniakan kepada kami dan
Jika pasien makan sendiri, beri tahu mereka bahwa diet tersedia
b. Sesudah Makan
makan.
sebagai muslim.
28
6. Minum obat
Allah.
7. Tidur
a. Sebelum tidur
b. Bangun tidur
dihimpun.
Hal ini terjadi ketika pasien dan keluarganya ingin sholat, membaca Al
Ini terjadi ketika pasien ingin berdoa. Gereja berdoa terutama bagi
Dilakukan atas izin dokter jaga pada pasien yang berniat berpuasa di
bulan Ramadhan. Siapkan makanan sahur dan buka puasa bekerja sama
a. Sebelum operasi
b. Sesudah operasi
31
wajib merawat dan menutupi area intim pasien. Membimbing doa agar
menghubungi pasien.
kita semua berasal dari Allah dan kepada Allah kita semua
kembali.
diterima dan dibawa ke sisi yang benar yaitu Surga bagi Allah
SWT.
layanan darurat.
kepada individu, keluarga, kelompok dan masyarakat yang sehat. . dan sakit .
kesehatan dokter atau profesi lain, dimana kegiatan tersebut menekankan pada
34
sikap peduli dan welas asih terhadap klien (Perry, 2012, Christo Deksan
telah ditetapkan oleh pimpinan dalam hal keterampilan dan kemampuan yang
memberikan pelayanan yang terbaik kepada orang lain dan menjaga harga
diri, baik untuk diri sendiri maupun untuk pasien atau keluarganya.
Perawat harus berempati terhadap masalah pasien dan selain itu juga harus
Kesediaan perawat untuk melayani dan semangat yang tidak terbatas dapat
Tujuan staf perawat saat merawat pasien adalah untuk membuat pasien
merasa puas dan keinginan serta harapan staf perawat terpenuhi. Pengasuh
dengan pasien.
teknis, serta kemampuan untuk berdakwah Amar ma'ruf Nahi mungkar (Rusdi
Lamsudin, 2020).
Setiap muslim ditakdirkan menjadi pribadi yang bisa bermanfaat bagi orang
lain sebagai tipe khaira ummah (umat terbaik) selama hidupnya. Islam
Allah SWT dalam Al-Qur'an surat Al-Isra ayat 7 yang artinya: Ketika Anda
berbuat baik (artinya), Anda berbuat baik untuk diri Anda sendiri. Dan jika
yang mereka kuasai. (Q.S. Al-Isra: 7). Ada lima aspek kesehatan Islami, yaitu
sikap dan perilaku pejabat Islam, saran dan infrastruktur kesehatan Islami,
kekuatan untuk menerima perubahan yang dialami selama sakit. Selain itu,
rumah sakit (Yani, 2008 dalam Sulistyowati et al., 2019). Kegiatan medis dan
masalah kesehatan, dan memenuhi kebutuhan dasar yang nyata dan potensial
(evidence-based healthcare).
38
care).
panggilan dan pada saat yang sama bagian dari cara umat Islam melihat diri
1. Ibadah adalah ibadah, jadi pasti ada rasa cinta dan kegirangan di hati dalam
setiap kebaktian.
3. Pahami orang lain sebelum kamu ingin orang lain mengerti kamu.
4. Buat orang lain bahagia terlebih dahulu dan Anda akan lebih bahagia dari
menghormatimu.
1. Orientasi
Fase orientasi adalah fase yang dimulai saat caregiver pertama kali
“Islam itu adalah bersih, maka jadilah kalian orang yang bersih.
“Kesucian adalah sebagian dari iman“. Firman Allah SWT dalam surat
jadilah manusia yang suci. Sesungguhnya tidak ada yang masuk surga
kecuali orang yang suci” (HR. Baihaqqi). Dalam sebuah hadist riwayat
izin dan memberi salam kepada orang yang tinggal di dalamnya. Ini
lebih baik untuk Anda ingat (selalu).” Salam adalah bentuk doa dan
penghormatan.
perempuan.
2. Kerja
mereka hadapi.
penyakitnya.
berusaha berdoa.
penyakit.
SWT.
kerabat.
"Alhamdulillahirabbil aalami".
3. Terminasi
42
Fase akhir merupakan fase yang sulit dan penting karena rasa saling
percaya telah terjalin dan berada pada level yang optimal (Muhammad Afif
Alfiansyah, 2018).
pasien.
unsur kejiwaan yang kuat, tidak hanya dari segi kesehatan jiwa tetapi
juga dari segi kesehatan secara umum (Hawaii, 1997, Musviro, 2017).
keluarga.
Survei Kepuasan Pasien Penerapan Perilaku Islami (BPH, 2021) yang meliputi
menyapa pasien, memanggil pasien dengan benar dan lembut, mengetuk pintu
dan berjalan tanggap, datang segera dan bantu, tanggapi kebutuhan pasien
dengan sebaik-baiknya, selalu tampil rapi dan teratur, selalu berpakaian rapi
2.4.1 Menurut penelitian Muh. Abdurrouf & Cindy Rosalia tahun 2018 tentang
sampling dengan teknik random sampling dan jumlah sampel sebanyak 130
dari total 130 pasien atau keluarga pasien, 41 responden (31,5%) sangat puas,
2.4.2 Menurut penelitian Suci Noviyati dkk. Tahun 2020 berjudul “Efektivitas
studi cross sectional. Pengambilan sampel dengan rumus Slovin, tidak kurang
dan eksklusi. Populasi penelitian ini adalah pasien RS Meuraxa Kota Banda
Aceh pada tanggal 04-13 November 2020 sebesar 60,6% berdasarkan hasil
Skema 2.5
45
Faktor-faktor yang
mempengaruhi kepuasan: Pelaksanaan Aplikasi Perilaku Pelayanan
1. Kwalitas produk atau jasa Islami
2. Harga 1. Penerimaan pasien baru
3. Kwalitas pelayanan 2. Melakukan tindakan
4. Empati 3. Mengantar pasien konsul dan Operasi
5. Komunikasi 4. Mengekplorasi perasaan
6. Ketrampilan/skil 5. Memberi makan
7. Penampilan fisik 6. Membantu minum obat
8. Iklan dan promosi 7. Menunjukkan tempat Al-Quran, alat
9. Kemudahan sholat dan arah kiblat
10. Emotional 8. Menuntun wudlu dan tayamum
(Arifudin, 2015 dalam Yahya 9. Membimbing ibadah sholat dan dzikir.
Maha, 2021) (BPH Rumah Sakit Islam Jakarta, 2021)
Sumber : (Arifudin, 2015 dalam Yahya Maha 2021), (BPH Rumah Sakit Islam Jakarta,
2021), (Nursalam, 2013 dalam Muhammad Ra’uf, 2021)
BAB III
setiap penelitian dengan menggabungkan berbagai teori yang terkait dengan topik
penelitian atau lebih tepatnya sesuai dengan variabel penelitian yang dirancang
(Sucipto, 2020).
secara ilmiah sebagai variabel yang disebabkan oleh perubahan variabel lain yang
1. Variabel bebas bisa juga disebut variabel prediktor atau variabel perlakuan dan
lain.
Kerangka konseptual yang dibuat dalam penelitian ini membahas hubungan antara
pengenalan aplikasi perilaku pelayanan Islami dan kepuasan pasien di Rumah Sakit
Skema 3.1.
Kerangka Konsep Peneltian
Keterangan :
= Diteliti dan dihubungkan
3.2. Hipotesis
dengan data atau fakta (Masturoh & Anggita, 2018). Hipotesis adalah jawaban
dibuktikan dengan fakta empiris yang diperoleh dari penelitian (Imron, 2014, Yahya
Maha, 2021). Menurut Masturoh & Anggita (2018), hal ini dapat dibedakan menjadi
dua jenis tergantung dari jenis hipotesisnya, yaitu hipotesis alternatif atau hipotesis
penelitian (Ha) dan hipotesis nol (H0). Hipotesis alternatif (Ha) adalah hipotesis
48
yang mendukung adanya hubungan antara satu variabel dengan variabel lainnya.
Sedangkan hipotesis nol (H0) adalah hipotesis yang menyatakan bahwa tidak ada
hubungan antara variabel yang satu dengan variabel yang lain atau hipotesis yang
menyatakan bahwa tidak ada perbedaan antara variabel yang satu dengan variabel
yang lain.
adalah:
dengan kepuasan rumah sakit di Rumah Sakit Islam Jakarta Cempaka Putih.
dengan cara yang sama atau mengembangkan metode pengukuran konstruk yang
Skor tertinggi:
60
Skor terendah:
15
Range : 15-60
Variabel Dependen
METEDOLOGI PENELITIAN
Metodologi penelitian pada bab ini akan menjelaskan tentang desain penelitian,
populasi dan sampel, tempat penelitian, waktu penelitian, etika penelitian, alat
pengumpulan data, prosedur pengumpulan data pengolahan data dan rencana analisa
data.
Penelitian ini menggunakan penelitian kuantitatif dengan desain deskriptif analitis dan
dan dependen dalam pengumpulan data, klasifikasi, pengolahan atau analisis data, dan
digunakan untuk menentukan apakah ada hubungan antara variabel independen dan
Cross-sectional study adalah studi yang meneliti hubungan antara paparan atau faktor
risiko (independen) dan efek atau efek (tergantung) sekaligus mengumpulkan data
antara faktor risiko dan efeknya, yang berarti semua variabel, baik variabel
independen maupun variabel dependen, diamati pada waktu yang sama. (Masturoh &
Anggita, 2018) . Nursalam (2015) menjelaskan bahwa tidak semua subjek penelitian
51
52
diukur dalam satu hari atau waktu yang sama, namun semua variabel independen dan
Hal ini sesuai dengan penelitian yang diteliti yaitu bahwa dalam penelitian ini dua
variabel yang terdiri dari variabel bebas yaitu pelayanan keperawatan islami dan
variabel terikat kepuasan pasien yang diidentifikasi secara simultan tanpa intervensi
apapun.
karakteristik dan fitur tertentu yang ditentukan oleh seorang peneliti yang dapat
dipelajari dan dari situ dapat ditarik kesimpulan (Masturoh & Anggita, 2018).
Populasi penelitian ini adalah pasien Rumah Sakit Islam Jakarta Cempaka Putih
selama tiga bulan terakhir yaitu 207 pasien di ruang Marwah Atas, 163 pasien
di ruang Arafah Atas, 219 pasien di ruang Matahari Dua dan 219 pasien di
ruang ruang Safa -Safa. . hingga 121 pasien dan Safa- Tak kurang dari 244
populasi.
sebagai berikut:
N
Rumus: n = 2
1+ N (d )
Keterangan:
n = besar sampel
N = besar populasi
hasil:
954
n= 2
1+ 954(0 ,1)
954
n=
1+ 9 ,54
954
n=
10 ,54
Kriteria inklusi
sasaran yang tersedia dan diteliti (Jiwantoro, 2017). Kriteria inklusi untuk
dalam penelitian dipilih dari populasi yang ada sehingga jumlah sampel
¿
ni = N x n
Keterangan :
55
Marwah, Upper Arafah, Matahari Dua, Shafa-Shafa dan Shafa Anisa. Jumlah
207
Marwah Atas : ni= X 91 = 19,75
954
163
Arafah Atas: ni= X 91 = 15,54
954
219
Matahari Dua: ni= X 91 = 20,88
954
121
Shafa-Shafa : ni= X 91 = 11,54
954
244
Shafa Anisa : ni= X 91 = 23,27
954
Penelitian dilakukan di bangsal dewasa Rumah Sakit Islam Jakarta Cempaka Putih.
56
Penelitian dilakukan dalam waktu yang direncanakan dari September 2022 hingga
November 2022. Uji proposal penelitian dilakukan pada Desember 2022, dengan
proses pengumpulan data berlangsung dari Desember 2022 hingga Januari 2023.
4.5.1. Autonomy
responden.
Peneliti akan memperlakukan seluruh responden dengan sikap adil dan baik,
Alat pengumpulan data yang digunakan dalam penelituan ini adalah kuesioner.
dijawab (Jiwantoro, 2017). Menurut Swarjana (2016), alat pengumpul data sering
disebut dengan instrumen penelitian. Data tidak hanya didapatkan begitu saja akan
tetapi harus melalui proses yang disebut proses pengumpulan data. Peneliti
Data demografi yang terdapat dalam kuesioner antara lain: nama, umur, jenis
dan arah kiblat, menuntun wudlu dan tayamum, membimbing ibadah sholat
dan dzikir yang terdiri dari item 15 pernyataan. Kuesioner menggunakan skala
Baik.
hasil > r tabel, maka pernyataan valid. Setelah pernyataan valid semua analisis
pernyataan tidak valid atau nilai r hasil dibawah nilai r tabel, sehingga 1
uji reliabilitas sangat baik dengan nilai Cronbach α: 0,955 ( > 0,6411).
Kesimpulan r alpha > r tabel maka pernyataan reliable. Uji coba Kuesioner
Putih dengan waktu pelaksanaan uji kuesioner yang berbeda dengan waktu
kuesioner Musviro (2017). Peneliti berharapan agar kuesioner lebih sesuai dan
dalam kuesioner kepuasan pasien antara lain: Tangiable yang terdiri dari 10
yang terdiri dari 6 butir pernyataan, Assurance terdiri dari 6 butir pernyataan, E
mphaty terdiri dari 4 butir pernyataan. Alat ukur Skala Linkert :4=Sangat puas,
3=Puas, 2=Tidak puas, 1=Sangat tidak puas. Hasil ukurnya : 0= Tidak Puas
dan 1= Puas.
60
digunakan sebagai alat penelitian. Kuesioner yang telah disusun dilakukan uji
Kesimpulan r hasil > r tabel maka pernyataan valid. Jika semua pernyataan
alpha cronbach dengan r tabel (0,7). Kesimpulan r alpha > r tabel berarti
pernyataan reliable.
1. Peneliti terlebih dahulu meminta izin sekaligus meminta data pasien yang
akan diteliti kepada setiap kepala ruangan. Selain itu, peneliti memilih
consent.
responden yang tidak dapat mengisinya sendiri, seperti lansia sudah tidak
kuesioner
Pengolahan data merupakan bagian dari suatu penelitian setelah pengumpulan data
(Masturoh & Anggita, 2018). Pada tahap ini data mentah atau raw data yang telah
pengolahan data yang dilakukan dalam penelitian terdiri dari beberapa tahapan
diantaranya:
Editing atau penyunting data adalah fase paling awal dalam pengolahan data.
Editing atau pengolahan data yaitu tahapan dimana data yang terkumpul dari
pengisian jawaban yang tidak lengkap, maka peneliti harus mengumpulkan data
kembali.
4.8.2. Coding
Entry data adalah pengisian kolom yang kode sesuai dengan jawaban dari
selesai, data dimasukkan ke dalam perangkat lunak SPSS for windows 22 untuk
4.8.4 Tabulation
Tahap selanjutnya yaitu tabulating atau penyusunan data. Tabulasi data adalah
pembuatan tabel data sesuai dengan tujuan penelitian atau harapan peneliti
Statistik 22. Tahapan ini dimulai ketika peneliti memasukkan data yang
data, dan mendapatkan data nilai maximum, minimum, mean, median dan
uji statistic Chi Square untuk mendapatkan hasil dari p-value. Data table
64
Putih. Dalam penelitian ini, peneliti melakukan analisa univariat pada variabel
(Kepuasan Pasien).
artinya bila uji statistik menunjukkan nulai p ≤ 0,05 HI diterima berarti ada
Kepuasaan Pasien di rawat inap RS Islam Jakarta Cempaka Putih, dan ada
Uji Bivariat ini menggunakan analisa statistik uji Chi-Square dengan rumus :
( 0−E )2
X2 : Σ
E
Pelayanan Islami Dengan Kepuasan Pasien di Rawat Inap Rumah Sakit Islam Jakarta
tersebut disajikan dalam bentuk analisa univariat dengan membuat distribusi frekuensi
dan analisa bivariat dilakukan untuk mengetahui hubungan dua variabel dengan
menggunakan program IBM SPSS statistic 23 yang disajikan dalam bentuk tabel dan
penjelasannya.
66
67
Tabel 5.1
Total 91 100%
Tabel 5.2
Tabel 5.3
(n=91)
Total 91 100%
Dengan Kepuasan Pasien di Rawat Inap Rumah Sakit Islam Jakarta Cempaka
Putih. Jenis variabel ini bersifat kategorik, yang digunakana adalah Uji Chi-Square
Kepuasan Pasien Di Rawat Inap Rumah Sakit Islam Jakarta Cempaka Putih.
Tabel 5.4
1,1% dengan pelaksanaan aplikasi perilaku pelayanan islami tidak baik dan
Berdasarkan hasil uji statistik pada uji Chi Square didapatkan nilai p=0,001
dengan tingkat kemaknaan a = 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa nilai p<a
PEMBAHASAN
Adapun keterbatasan yang peneliti temukan selama penelitian antara lain, yaitu
sebagai berikut:
a. Usia
71
72
sakit.
b. Jenis Kelamin
c. Pendidikan
seseorang.
d. Pekerjaan
terbaik.
(Kepuasan Pasien)
merasa tidak puas dari seluruh responden yang berjumlah 130 pasien
tama perkenalkan diri dengan cara yang sopan dan ramah, jelaskan
kepuasan pasien.
79
perilaku pelayanan islami baik mempunyai risiko 21 kali lebih besar merasa
positif dan kekuatan yang tidak dimiliki oleh ibadah lain dalam hal membuat
bahwa shalat dapat membantu mengatasi depresi, terutama bagi orang sakit.
Pihak yang berkedudukan rendah itu, ialah manusia dan pihak kedudukannya
dengan pasien tentang spiritual. Sedangkan pada kondisi pasien yang tidak
Menurut penelitian Suci Noviyanti dkk., pada tahun 2020 yang berjudul
dari lima dimensi kualitas pelayanan sebesar 60,6 %. Kepuasan ditinjau dari
dan kepuasan ditinjau pada dimensi empaty sebesar 64,6 %. Hasil analisis
kepuasan pasien di ruang rawat inap RSUD Meuraxa Kota Banda Aceh (p
value=0,000).
Menurut justifikasi peneliti dengan pelayanan yang islami pada pasien yang
dan tidak stress yang merasa dekat akan Tuhan-Nya sehingga Kepuasan
BAB VII
KESIMPULAN DAN SARAN
7.1 Kesimpulan
Dengan Kepuasan Pasien Di Rawat Inap Rumah Sakit Islam Jakarta Cempaka
sebanyak (76,9%).
pasien puas.
dengan kepuasan pasien. Dengan hasil uji statistic P-Value = 0,001 (p<0,05.
7.2 Saran
pelayanan islami dengan kepuasan pasien, peneliti memiliki beberapa saran yaitu
sebagai berikut :
83
Hasil penelitian ini dapat di gunakan sebagai masukan dan informasi bagi
Rumah Sakit Islam Jakarta Cempaka Putih untuk terus meningkatkan kualitas
pasien yang dirawat di Ruang Rawat Inap RS. Islam Jakarta Cempaka Putih.