Anda di halaman 1dari 4

Nama : Vania Ruthi Pramesari

NIM : 40030519650139
Mata Kuliah : Sistem Manajemen K3 dan Lingkungan
Dosen Pengampu : Dr. Ir. Agung Budi Sardjono, M.T.

UAS GENAP 2022


D4 TEKNIK INFRASTRUKTUR SIPIL DAN PERANCANGAN
ARSITEKTUR

Soal:

3. Jelaskan tahapan (hirarki) Pengendalian Resiko pada suatu proyek, mulai dari yang paling rendah
sampai yang paling tinggi. Setujukah anda bahwa semakin tinggi Pengendalian Resiko akan
memerlukan biaya yang semakin besar? Jelaskan.

Jawab:

Berikut ini merupakan tahapan hirarki Pengendalian Resiko dari yang paling rendah sampai
yang paling tinggi sebagai berikut:
 Alat Pelindung Diri
Alat pelindung diri menurut Peraturan Menteri Tenaga Kerja nomor 8 Tahun 2010 adalah
suatu alat yang mempunyai kemampuan untuk melindungi seseorang yang fungsinya
mengisolasi sebagian atau seluruh tubuh dari potensi bahaya di tempat kerja. Bentuk APD
yang dapat digunakan berupa baju, sepatu keselamatan, kacamata keselamatan, perlindungan
pendengaran, pelindung wajah, respirator, dan sarung tangan.
 Administrasi
Pengendalian administrasi merupakan pengendalian risiko dan bahaya dengan peraturan-
peraturan terkait dengan keselamatan dan kesehatan kerja yang dibuat. Bentuk pengendalian
administrasi dengan melaksanakan inspeksi keselamatan terhadap peralatan secara periodik,
melaksanakan pelatihan, mengatur keselamatan dan kesehatan kerja pada aktivitas
kontraktor, melaksanakan safety induction, memastikan operator forklift sudah mendapatkan
lisensi yang diwajibkan, menyediakan instruksi kerja untuk melaporkan kecalakaan.
 Rekayasa Teknik
Tahapan rekayasa teknik dan reorganisasi dari pekerjaan merupakan tahapan untuk
memberikan perlindungan pekerja secara kolektif. Bentuk perlindungan dalam rekayasa
teknik dan reorganisasi pekerjaan adalah dengan pemberian pelindung mesin, system
ventilasi, mengurangi bising, perlindungan melawan ketinggian, mengorganisasi pekerjaan
untuk melindungi pekerja dari bahaya bekerja sendiri, jam kerja dan beban kerja yang tidak
sehat.
 Substitusi
Substitusi berarti mengganti sesuatu yang berbahaya dengan sesuatu yang memiliki bahaya
lebih sedikit. Bentuk tindakan substitusi adalah dengan mengganti aduan konsumen dari
telepon ke on line, mengganti cat dari berbasis solven ke berbasis air, mengganti lantai yang
berbahan licin ke yang tidak licin, dan menurunkan voltase dari sebuah peralatan.
 Eliminasi
Eliminasi berarti menghilangkan bahaya. Bentuk tindakan eliminasi adalah dengan
mengurangi penggunaan zat kimia beracun, menerapkan pendekatan ergonomik ketika
merencanakan tempat kerja baru, mengeliminasi pekerjaan yang monoton yang bisa
menghilangkan stress negatif, dan menghilangkan aktifitas forklift dari sebuah area.

Menurut pendapat saya berdasarkan penjelasan diatas, bahwa semakin tinggi tingkat
Pengendalian Risiko akan memerlukan biaya yang semakin besar. Alasan saya adalah Karena
dalam pengendalian resiko kita juga membutuhkan unsur pendukung seperti material pengganti
ataupun alat pelindung diri yang memiliki harga lebih besar. Hal ini semata-mata untuk
menghindari terjadinya risiko yang berbahaya.

4. Jelaskan apa yang dimaksud dengan Proyek (Pekerjaan Konstruksi) dan Manajemen Proyek
(Manajemen Konstruksi)?

Jawab:
 Pekerjaan Konstruksi (Proyek)
Pekerjaan Konstruksi adalah keseluruhan atau sebagian kegiatan yang meliputi
pembangunan, pengoperasian, pemeliharaan, pembongkaran, dan pembangunan kembali suatu
bangunan. Pekerjaan Konstruksi juga dapat diartikan sebagai keseluruhan atau Sebagian
rangkaian kegiatan perencanaan dan/atau pelaksaaan beserta pengawasan yang mencakup
pekerjaan arsitektural, sipil, mekanikal, elektrikal, dan tata lingkungan masing- masing beserta
kelengkapannya untuk mewujudkan suatu bangunan atau bentuk fisik lain. Proyek
didefiniskan juga sebagai rencana pekerjaan dengan suatu target pencapaian tertentu yang
diselesaikan dalam rentang waktu tertentu.
 Manajemen Konstruksi
Manajemen Konstruksi adalah kegiatan mengatur jalannya kegiatan – kegiatan dalam
pelaksanaan proyek untuk semua tahapannya dan mengatur pengaruh timbal balik kegiatan
tadi dengan lingkungannya untuk mendapatkan hasil yang optimal. Tahapan – tahapan proyek
yang dimaksud biasanya meliputi tahap studi, tahap perencanaan, tahap – tahap konstruksi dan
tahap pengawasan serta uji coba penyerahan.

5. Bila mana (terkait dengan besar dan rumitnya proyek) dan Kapan (terkait pentahapan
pekerjaan proyek) suatu Proyek memerlukan Manajemen Proyek dalam penanganannya?

Jawab:
Aktivitas manajemen ditandai dengan adanya fungsi perencanaan dan evaluasi proyek.
Antara fungsi perencanaan dan fungsi pengendalian proyek (termasuk monitoring dan evaluasi
proyek) memiliki kaitan yang sangat erat. Jika pada fungsi perencanaan proyek sudah ada
ketidakakuratan prediksi kebutuhan dan analisa lingkungan, pengendalian proyek tidak dapat
berjalan secara maksimal. Selain itu, ketidakakuratan penilaian akan menimbulkan masalah
standarisasi kinerja yang tidak jelas atau ambigu, sebab tidak adanya patokan pasti tentang
pengukuran kinerja (performance) proyek. Intinya, evaluasi sebagai bagian dari pengendalian
proyek merupakan fungsi yang menjalankan penelitian, penyelidikan, penilaian hasil maupun proses
pekerjaan proyek; atau sebagai fungsi analisis apakah fungsi-fungsi pekerjaan proyek sudah berjalan
atau sesuai dengan apa yang telah ditetapkan dalam perencanaan proyek.
Membicarakan fungsi pengorganisasian proyek akan menyangkut permasalahan mengenai
pengelolaan sumber daya manusia (staffing) proyek dan sumber daya material (mesin, sarana dan
prasarana administrasi serta lainnya); bagaimana pekerjaan dan fungsi- fungsi dalam pekerjaan
proyek itu dibagi-bagi atau ada diferensiasi pekerjaan proyek; bagaimana pekerjaanpekerjaan
proyek dan unit-unit kerjanya diintegrasikan atau disatukan untuk mencapai tujuan-tujuan (goals)
proyek dan akhirnya bagaimana seluruh sumber daya proyek tersebut (material dan immaterial)
ditatakelola dalam proses produksi pekerjaan proyek menuju tercapainya tujuan proyek.
Kemudian pada fungsi penggerakan proyek akan menyangkut permasalahan mengenai
kepemimpinan proyek, pola dan proses komunikasi dalam organisasi proyek serta hubungan
organisasi proyek dengan lingkungan eksternal maupun hubungan internal proyek itu sendiri. Di
dalam fungsi penggerakan proyek, peran pemimpin proyek sangat penting sebab membawa arah ke
mana organisasi dan pekerjaan proyek akan dibawa. Oleh sebab itu, internalisasi dan sosialisasi
nilai-nilai dalam organisasi proyek sangat bergantung pada peran pemimpin. Inovasi, kreativitas,
profesionalisme, integritas, learning, rasa peduli dan loyalitas adalah beberapa nilai-nilai bersama
(shared values) yang dapat berkembang baik manakala ada keteladanan dari sang pemimpin proyek.

Anda mungkin juga menyukai