Anda di halaman 1dari 3

BAB IV

PEMBAHASAN

Terkait asuhan yang diberikan pada Nn R, penulis menemukan sebuah


fakta bahwa asuhan kebidanan pranikah yang diterima Nn. R berjalan sesuai
dengan teori . Berikut akan diuraikan penjelasan mengenai asuhan yang diberikan
kepada Nn R.
Setelah dilakukan pengkajian didapatkan data subjektif yaitu Nn. R
mengatakan imunisasi TT untuk mengurus surat nikah. Data kesehatan klien tidak
pernah menderita penyakit yang berat dan tidak pernah dioperasi. Kesiapan dalam
menghadapi pernikahan klien mengatakan sudah siap menikah, dan sudah siap
untuk hamil. Klien mengatakan sudah pernah mendapatkan informasi tentang
bagaimana proses terjadinya kehamilan dari rekannya, tetapi belum mengetahui
bagaimana perencanaan kehamilan yang sehat.
Pada pengkajian data objektif didapatkan yaitu keadaan umum klien baik,
tanda-tanda vital suhu 36,7°C, tekanan darah 121/80 mmHg, nadi 77 kali/menit,
pernafasan 20 kali/menit, berat badan 50 kg, tinggi badan 151 cm. Hasil
pemeriksaan fisik dalam batas normal
Diagnosa disusun sesuai dengan nomenklatur kebidanan, masalah
dirumuskan sesuai dengan kondisi klien, sehingga diagnosa dapat diselesaikan
dengan asuhan kebidanan secara mandiri, kolaborasi, dan rujukan. Berdasarkan
hal tersebut penulis merumuskan diagnosa : Nn R usia 29 tahun wanita usia subur
dengan imunisasi TT dan perencanaan kehamilan. Diagnosa itu dibuat dengan
dasar dari melakukan pengkajian data subjektif dan objektif.
Penatalaksanaan asuhan yang diberikan berdasarkan evidence based yaitu
memberitahu klient tentang kondisinya, memberi pendidikan kesehatan tentang
gizi seimbang untuk persiapan kehamilan dan dianjurkan juga untuk meminum
suplemen tambah darah dan asam folat, menganjurkan Nn.R untuk selalu
mencatat siklus haidnya, memberi pendidikan kesehatan terkait macam-macam
penyakit menular seksual dan cara penularannya, memberikan konseling
mengenai perubahan peran yang akan dijalani setelah menikah, memberikan
konseling tentang manfaat imunisasi TT dan melakukan imunisasi.

48
Kesuburan (fertilitas) adalah kemampuan seorang wanita (istri) untuk
menjadi hamil dan melahirkan anak hidup dari pasangan pria (suami) yang
mampu menghamilkannya (Handayani, dkk, 2010).Masa subur adalah suatu masa
dalam siklus menstruasi perempuan di mana terdapat sel ovum yang siap dibuah,
sehingga bila perempuan tersebut melakukan hubungan seksual maka
dimungkinkan terjadi kehamilan. Masa subur merupakan rentang waktu pada
wanita yang terjadi “sebulan sekali” (Indriarti, dkk, 2013). Banyak faktor yang
mempengaruhi kesuburan dan keberhasilan pemuahan sel telur oleh sperma, serta
tumbuh kembang janin agar lahir sebagai bayi yang normal dan sehat. Perilaku
gizi dan kesehatan merupakan faktor penting.
Makanan utama yang harus dipenuhi menjelang kehamilan adalah asam
folat. Mengkonsumsi makanan tinggi asam folat atau suplemen asam folat 0,4
gram minimal 1 bulan sebelum kehamilan. Berperan dalam perkembangan system
saraf pusat dan darah janin, cukup asam folat mengurangi risiko bayi lahir dengan
cacat sistem saraf sebanyak 70%. Jika seorang perempuan memiliki kadar asam
folat yang cukup setidaknya 1 bulan sebelum dan selama kehamilan, maka dapat
membantu mencegah kecacatan pada otak dan tulang belakang bayi (BKKBN,
2014).
Selain itu penting juga mengkonsumsi makanan yang mengandung zat
besi. Zat besi penting untuk transportasi darah dan oksigen didalam tubuh. Kaum
perempuan perlu menjaga keseimbangan proses ovulasi. Suatu studi menunjukkan
bahwa 40% wanita yang mengalami masa ovulasi menjadi subur setelah
menambah konsumsi zat besi. Zat besi juga penting dalam pembentukan sel darah
merah. Ikan tuna dan salmon mengandung zat besi yang tinggi yang membantu
merangsang produksi sel darah merah untuk menggantikan kehilangan darah
selama menstruasi. Sumer zat besi lainnya dapat diperoleh dari daging, hati,
kacang-kacangan maupun sayur-sayuran hijau serta jambu biji.
Selanjutnya pemberian imunisasi TT pada Nn. R. Hal tersebut dilakukan
dalam upaya pencegahan dan perlindungan terhadap penyakit tetanus, sehingga
akan memiliki kekebalan seumur hidup untuk melindungi ibu dan bayi terhadap
penyakit tetanus. Pemberian imunisasi tetanus toxoid (TT) dilakukan untuk
mencapai status T5 hasil pemberian imunisasi dasar dan lanjutan. Status T5

49
sebagaimana dimaksud ditujukkan agar wanita usia subur memiliki kekebalan
penuh. Dalam hal status imunisasi belum mencapai status T5 saat pemberian
imunisasi dasar dan lanjutan, maka pemberian imunisasi tetanus toxoid dapat
dilakukan saat yang bersangkutan menjadi calon pengantin (Kemenkes, 2017).
Berdasarkan tahun kelahiran Nn. R yakni 1994 dan mengaku mendapat imunisasi
dasar lengkap dan selalu ikut imunisasi yang diadakan saat SD yakni kelas 2 dan 3
,sehingga status imunisasi TT Nn. R adalah TT4. Sehingga pada kunjungan ini
diberikan injeksi imunisasi TT yang ke-5 untuk kekebalan lebih dari 25 tahun.

50

Anda mungkin juga menyukai