Up 5 Optik
Up 5 Optik
OPTIK
MATA PELAJARAN FISIKA
MADRASAH ALIYAH
Penanggung Jawab
Direktorat GTK Madrasah
Direktorat Pendidikan Islam
Kementerian Agama Republik Indonesia
Penyusun
Miftakhul Fallah
Alfianri
Nuryanto
Intan Irawati
Gunawan
Reviewer
Hadi Susanto
Copyright © 2020
Direktorat Guru dan Tenaga Kependidikan Madrasah
Muhammad Zain
B. Tujuan
Tujuan modul ini adalah:
1. Meningkatkan kompetensi pedagogis dan kompetensi profesional guru fisika
MA melalui kegiatan PKB.
2. Meningkatkan hasil Asesmen Kompetensi Guru (AKG).
3. Menfasilitasi sumber belajar guru dan peserta didik dalam mengembangkan
kurikulum, mempersiapkan dan melaksanaan pembelajaran yang mendidik.
D. Sasaran
Adapun sasaran modul ini adalah:
1. Fasilitator nasional, provinsi, dan kabupaten/kota
2. Pengawas Madrasah
3. Kepala Madrasah
4. Ketua KKG/MGMP/MGBK
5. Guru
6. Peserta didik.
Sebelum mempelajari atau mempraktikkan modul ini, ada beberapa alat dan
bahan yang harus disiapkan oleh guru dan peserta didik agar proses Pembelajaran
berjalan dengan baik.
1. Perangkat Pembelajaran Alat dan Bahan yang harus disiapkan oleh guru:
a. Laptop/gawai dan akses internet
b. Buku paket/referensi
c. Lembar Kerja Peserta Didik
d. Instrumen penilaian proses
e. Alat dan bahan praktikum optik
1. Kompetensi Dasar
Tabel 2 Target Kompetensi Dasar Peserta Didik
No Kompetensi Dasar/Capaian Pembelajaran
IPK Pendukung
IPK Inti
IPK Inti
4.11 Membuat karya yang
4.11.1 Mempraktikkan eksperimen pemantulan
menerapkan prinsip pemantulan
cahaya.
dan/atau pembiasan pada cermin dan
4. 11. 2 Mempraktikkan eksperimen pembiasan
lensa
cahaya.
B. Organisasi Pembelajaran
Guna memudahkan guru dalam mempelajari modul ini, kita akan membaginya
menjadi optik topik bahasan dengan alokasi waktu sebagai berikut:
Tabel 4 Organisasi Pembelajaran
Jumlah JP
Topik Materi
In - 1 On In - 2
1 Optika Geometri 4 3 2
3 Alat-alat Optik 5 3 4
Fiber optik terdiri dari dua bagian utama, yaitu teras berupa silinder sangat kecil
dengan indeks bias n1 dan kladding yang membungkus teras dengan indeks bias n2
(Gambar 2). Agar fenomena pemantulan sempurna terjadi maka n1 > n2.
Fiber optik terdiri dari dua bagian utama yaitu teras dan kladding.Pembungkus di
sisi paling luar berperan sebagai pengaman. Berkas cahaya dimasukkan pada teras
sedemikian rupa sehingga ketika berkas tersebut menuju batas antara teras dan
kladding, sudut datang cahaya lebih besar daripada sudut kritis. Dengan demikian,
cahaya selalu mengalami pemantulan internal total Gambar 3 sehingga tetap berada
Gambar 3 Pemantulan Internal Total dalam Fiber Optik yang Menyebabkan Cahaya Dapat Merambat
Sepanjang Fiber Optik
Gambar 4 (A) Contoh Endoskop (Medical Resource Endoscopy). (B) Dokter Sedang Mengamati Bagian
dalam Tubuh Pasien dengan Metode Endoskopi (Open Access Book). Bundelan Fiber Optik yang
Mengandung Kamera Kecil dan Panjangnya Beberapa Puluh Centimeter Dimasukkan ke dalam Usus
Pasien Melalui Mulut atau Hidung. (C) Prinsip Operadi Endoskopi
C. Integrasi Keislaman
Salah satu nama surat dalam al Qur’an adalah an Nuur yang berarti “cahaya”.
Cahaya bukan merupakan fenomena aneh dalam kehidupan sehari-hari. Dalam Qur’an
surat an Nuur : 35 disebutkan:
dimana,
f = frekuensi (hertz)
c = kecepatan cahaya di ruang hampa (3 x 108 m/s)
Gelombang cahaya seperti halnya gelombang pada umumnya, dapat digambarkan
dalam bentuk muka gelombang (wavefronts) dan sinar (rays). Misalnya, cahaya
lampu pijar memiliki muka gelombang dengan bentuk speris mengarah keluar.
Sementara itu, sinar cahaya ditunjukkan dengan garis panah yang menunjukkan
arah cahaya merambat. Pada lampu pijar, sinar cahaya mengarah keluar menuju ke
segala arah
2. Optika Geometri
Dalam optika geometri, cahaya dapat digambarkan dengan sinar berupa garis yang
tegak lurus dengan muka gelombang dan tidak sepenuhnya memperhitungkan sifat
gelombang dari cahaya tersebut.
Cermin adalah permukaan yang mampu memantulkan lebih dari 95% cahaya yang
mengenainya. Permukaan seperti itu dapat berupa logam yang digosok sehingga
mengkilap atau kaca yang dilapisi logam, misalnya dilapisi dengan amalgam raksa.
Sebuah benda titik A yang berada di depan cermin datar memancarkan atau
dilalui oleh sinar datang yang menuju ke cermin datar. Akibat adanya
pemantulan cahaya oleh cermin datar maka terbentuk bayangan A’ di belakang
cermin datar. Lintasan sinar pada pembentukan bayangan itu dapat digambarkan
seperti pada gambar 7 di samping ini.
Jika benda titik itu diganti dengan sebuah benda berbentuk anak panah (y), maka
lintasan sinar pada pembentukan bayangannya oleh cermin datar adalah seperti
pada gambar 8 di bawah ini.
Secara geometrik pada pembentukan bayangan oleh cermin datar itu dapat
dibuktikan bahwa jarak bayangan sama dengan minus jarak benda, atau
S’ = -S
dan tinggi bayangan sama dengan tinggi benda, atau
y= y
sehingga perbesarannya adalah
(Diskusikan dari mana asalnya tanda minus pada rumus perbesaran yakni hasil
bagi s’ dengan s, dan dalam perhitungan sebaiknya tanpa tanda harga mutlak)
Sifat bayangan yang dihasilkan oleh sebuah cermin datar adalah selalu: maya,
tegak dan sama besar dengan bendanya. Pengertian tegak maksudnya sepihak,
jika suatu titik pada benda tersebut berada di bagian atas, maka bayangan titik
tersebut juga berada di bagia atas.
dengan R adalah jari jari kelengkungan cermin cekung, diukur dari permukaan
pemantul cermin ke pusat kelengkungan cermin cekung dan diberi tanda positif,
f adalah jarak fokus cermin cekung diberi tanda positif, S adalah jarak benda
diukur dari permukaan pemantul cermin ke benda dan diberi tanda positif untuk
benda nyata, dan diberi tanda negatif untuk benda maya, dan S’ adalah jarak
bayangan diukur dari permukaan pemantul cermin ke bayangan diberi tanda
positif untuk bayangan nyata dan negatif untuk bayangan maya. Pemberian
tanda positif dan negatif pada s dan s’ juga mengikuti aturan perjanjian tanda
yang sudah dibahas pada bahasan sebelumnya.
Perbesaran bayangannya:
b. Pembiasan Cahaya
Anda telah mengetahui bahwa benda-benda di sekitar kita ada yang dapat tembus
cahaya dan ada juga yang tidak tembus cahaya. Cahaya dapat menembus benda-
benda bening dan benda baur. Bagaimana sifat cahaya yang melewati benda bening
Kecepatan cahaya akan berubah ketika cahaya memasuki medium yang berbeda.
Perubahan kecepatan ini menyebabkan gelombang cahaya membelok. Cahaya dari
udara kemudian masuk ke dalam air, maka cahaya akan dibelokkan. Peristiwa
pembelokan cahaya karena memasuki medium yang berbeda ini dinamakan dengan
pembiasan (refraksi).
Hal inilah yang terjadi pada pensil. Amati Gambar 1.3. Cahaya yang masuk ke dalam
air dan mengenai pensil, kemudian dipantulkan oleh pensil. Cahaya ini mengalami
pembelokan ketika keluar dari air menuju mata pengamat. Akibatnya, ujung pensil
yang berada di dalam air terlihat di Y bukan di X.
Kemampuan suatu bahan / zat untuk membiaskan cahaya yang datang pada
zat tersebut dinamakan indeks bias suatu zat / bahan dengan simbol huruf n. Indeks
bias suatu zat didefinisikan sebagai perbandingan antara laju rambat cahaya di
dalam ruang hampa (vakum) dengan laju rambay cahaya di dalam zat, dalam bentuk
persamaan:
Jika cahaya merambat dari medium satu ke medium lainnya, frekuensinya selalu
tetap, laju rambat dan panjang gelombangnya dapat berubah. Karena f tetap maka
v berbanding lurus dengan λ. Dengan demikian maka hubungan antara indeks bias
n, laju rambat cahaya v, dan panjang gelombang cahaya λ, adalah:
sempurna
Tepat akan dipantulkan
dibiaskan &
sempurna
dipantulkan
Sumber cahaya
sin i nK
Dari hukum Snellius , ketika i icr r 90 o akan diperoleh:
sin r nB
vkecil
menggunakan perbandingan kecepatan, yakni: sin icr
vbesar
d. Pembiasan pada kaca planparalel
Garis normal
nm
i A C
t
r nK d
D
i’
B
r’ nm
Garis normal
d sin i r
t
cosr
Grs. normal
β
Grs. normal
i1 δ
Sinar datang r1 i2 r2
Sinar bias
nm np nm
hubungan: r1 i2 .
Sudut deviasi (D) adalah sudut antara sinar yang masuk ke prisma dengan sinar
yang keluar dari prisma. Secara geometri dapat dibuktikan bahwa sudut
deviasinya:
Sudut deviasi minimum terjadi pada saat berkas cahaya di dalam prisma sejajan
dengan alas prisma, sehingga berkas cahaya yang masuk ke prisma dengan
yang keluar dari prisma simetri. Saat peristiwa ini i1 = r2, berarti juga r1 = i2,
dengan demikian sudut deviasi minimum dapat dinyatakan dalam persamaan:
atau
Ketika sudut deviasnya minimum, dapat pula dibuktikan secara geomerti bahwa
hubungan antara sudut deviasi minimum, sudut pembias prisma, indeks bias
prisma dan indeks bias medium di sekitar prisma dalam bentuk persamaan:
( ) ( )
Bila sudut pembias atau sudut puncak prisma kurang dari 15°, maka
perbandingan
( ) ( )
(Tanda dibaca: dianggap sama dengan, dalam
( ) ( )
persamaan ini lambang “sin” di atas tanda pembagi dan di bawah tanda
pembagi bukan dicoret atau bukan dieliminasi, dalam matematika untuk
sudut kecil biasanya kuran dari 15o perbandingan sinus suatu sudut dengan
sinus sudut lainnya dainggap sama dengan perbandingan sudut masing-masing
dengan catatan sudut dinyatakan dalam satuan radian). Sehingga untuk sudut
pembias (sudut puncak) kecil, deviasi minimumnya dapat dinyatakan dalam
persamaan:
( )
grs. normal
nA nB
“object” A B “image”
O C
R
A nA
B nB
C O
“object”
“image” R
A B
nA nB
grs. normal
A nA i P B nB
r
θ α
O C
R “image”
“object”
s
s’
sin i n B
Dengan menggunakan hukum Snellius , geometri, asumsi sinar
sin r n A
paraksial, untuk sudut kecil misal x, sin x dianggap sama dengan tan x, serta cos
x dianggap sama dengan 1, maka dapat dibuktikan bahwa:
n A nB nB n A
s s' R
Pembiasan Pada Lensa Tipis
Pada dasarnya pembiasan dapat terjadi pada beberapa benda bening, seperti air,
kaca, lensa, prisma, dan sejenisnya. Akan tetapi yang akan dibicarakan disini adalah
pembiasan pada lensa, baik lensa cembung (konveks) maupun lensa cekung
(konkaf). Lensa cembung merupakan lensa yang bagian tengahnya lebih tebal
dibandingkan bagian tepinya. Ada tiga jenis lensa cembung, yaitu lensa cembung
ganda (bikonveks), lensa cembung-datar (plankonveks), dan lensa cembung-cekung
(konveks-konkaf). Lensa cekung merupakan lensa yang bagian tengahnya lebih tipis
dibandingkan bagian tepinya. Ada tiga jenis lensa cekung, yaitu lensa cekung ganda
(bikonkaf), lensa cekung datar (plankonkaf), dan lensa cekung-cembung (konkaf-
konveks).
1) Persamaan pada lensa tipis
Misal sebuah lensa dengan tebal t, indeks biasnya nL berada di dalam suatu
medium yang indeks biasnya nm. Permukaan I (bagian kiri) lensa, titik pusat
kelengkungannya C1 ada di sebelah kanan memiliki jari-jari kelengkungan R1.
Permukaan II (bagian kanan) lensa, titik pusat kelengkungannya C2 ad di sebelah kiri
I II
“objec
t” C2 C1
nL “imag
e”
n n
s1 t s1
R1 s2 ’
R2 s2
’ Lensa
Gambar 16 Formulasi Persamaan
s2 s1 't
Pembentukan bayangan oleh bidang biaslengkung II:
nm nL nL nm
s1 s1 ' R1
Untuk lensa tipis, tebal lensa dianggap nol, atau t 0
Jika t 0 , maka s1 = s dan s2’ = s’
Dari lima persamaan di atas akan diperoleh persamaan:
1 nL 1 1
1
s ' nm R1 R2
Terbentuk bayangan pada suatu titik di belakang lensa yang dinamakan titik api F,
jaraknya dinamakan jarak titik api atau panjang fokus lensa, atau s’ = f , dengan
demikian diperloeh persamaan:
1 nL 1 1 1 1 1
1 atau
f nm R1 R2 f s s'
Tanda untuk jari-jari kelengkungan menggunakan aturan yang sudah disebutkan
pada pokok bahasan bidang bias lengkung.
Hubungan antara f dan R pada lensa dinyatakan pada persamaan:
1 nL 1 1 R
1 pada lensa TIDAK BERLAKU hubungan f .
f nm R1 R2 2
R
Hubungan f HANYA BERLAKU UNTUK CERMIN.
2
1 nL 1 1
Dari persamaan 1 nampak bahwa panjang fokus suatu
f nm R1 R2
lensa tipis besarnya bergantung pada:
indeks bias bahan lensa (nL) ,
indeks bahan medium di sekitar lensa (nm),
1 1
bentuk atau kelengkungan lensa
R1 R2
1 nL 1 1
1 . Jika menggunakan persamaan ini tanda untuk R
f nm R1 R2
bergantung bentuk permukaan jika dilihat dari luar. Jika dilihat dari luar
permukaanya cembung nilai R positif, jika permukaannya cekung nilai R negatif.
Perbesaran bayangan didefinisikan sebagai perbandingan antara tinggi bayangan
dengan tinggi benda. Secara geometri dapat dirumuskan:
m 1 , bayangan diperbesar
m 1 , bayangan diperkecil
1 1
cembung (konveks) nilai 0 , dapat memiliki panjang fokus positif atau
R1 R2
bersifat konvergen bila indeks bias bahan lensa lebih besar dariada indeks bias
medium di sekitarnya, sebaliknya dapat pula memiliki panjang fokus negatif atau
bersifat divergen bila indeks bahan lensa lebih kecil daripada indeks bias medium di
sekitarnya. Pengertian lensa cembung dan lensa konvergen berbeda, cembung
adalah bentuk lensa sedangkan konvergen adalah sifat lensa. Lensa cembung dapat
bersifat konvergen (mengumpulkan sinar) dapat pula bersifat divergen
(menyebarkan sinar).
Pada bagian ini hanya akan dibahas lensa cembung (di udara) yang bersifat
konvergen (karena indeks bahan lensa lebih besar daripada indeks bias udara) atau
mengumpulkan sinar sejajar yang datang padanya lensa cembung tersebut.
1 1
Lensa berbentuk cekung (konkaf) nilai 0 , dapat memiliki
R1 R2
panjang fokus negatif atau bersifat divergen bila indeks bias bahan lensa lebih
besar dariada indeks bias medium di sekitarnya, sebaliknya dapat pula memiliki
panjang fokus positif atau bersifat konvergen bila indeks bahan lensa lebih kecil
daripada indeks bias medium di sekitarnya. Pengertian lensa cekung dan lensa
divergen berbeda, cekung adalah bentuk lensa sedangkan divergen adalah sifat
lensa. Lensa cekung dapat bersifat divergenn (menyebarkan sinar) dapat pula
bersifat konvergen (mengumpulkan sinar).
Pada bagian ini hanya akan dibahas lensa cekung (di udara) yang bersifat
divergen (karena indeks bahan lensa lebih besar daripada indeks bias udara) atau
menyebarkan sinar sejajar yang datang padanya lensa cekung tersebut.
Pada pembiasan cahaya oleh lensa cekung juga dikenal tiga sinar istimewa, pada
gambar 16 yaitu:
a) Berkas sinar yang sejajar sumbu utama dibiaskan seolah-olah berasal dari titik
fokus lensa F1 (di depan lensa)
b) Berkas sinar yang menuju titik fokus lensa F 2 (di belakang lensa) dibiaskan
sejajar sumbu utama.
1
P , jika f dinyatakan dalam satuan meter
f
100
P , jika f dinyatakan dalam satuan centimeter
f
Satuan kekuatan lensa (P) adalah: dioptri
s ' s '
m m1 m2 1 2
s1 s 2
3. Alat-Alat Optik
a. Mata
Mata sangatlah penting. Kita dapat melihat dunia yang indah ini dengan mata.
Kita menjadi tahu bahwa rumput yang ada di sekitar kita berwarna hijau atau
kuning, bunga mawar itu berwarna putih atau merah, dan lain sebagainya. Itu
semua terlihat karena kita mempunyai mata. Namun, apa yang sangat berperan
dalam penglihatan ini? Mata kita dapat melihat benda-benda tersebut karena ada
cahaya. Cahaya yang datang dari suatu sumber cahaya. Cahaya matahari mengenai
rumput dan bunga, mudian dipantulkan kembali cahaya itu oleh tumbuhan tersebut
ke mata kita. Mata menyampaikan informasi tentang rumput dan bunga itu ke otak,
kemudian otak pengolahnya, sehingga akhirnya kita dapat melihat rumput dan
bunga tersebut. Cermatilah, bagian-bagian mata berikut.
Bagian depan bola mata adalah lapisan transparan yang dikenal dengan kornea.
Kornea adalah sebuah membran tipis yang memiliki indeks bias sekitar 1,38. Kornea ini
memiliki dua fungsi, yaitu melindungi mata dan membiaskan cahaya yang masuk ke
mata. Setelah cahaya masuk melalui kornea, sebagian cahaya kemudian diteruskan
melewati pupil. Pupil merupakan bagian hitam yang berada di tengah-tengah bola
mata. Ukuran pupil membuka dapat diatur dengan iris. Iris adalah bagian yang
berwarna dari mata. Sebagian orang memiliki warna iris yang kebiru-biruan. tetapi,
kebanyakan di negara kita berwarna coklat atau coklat kehitaman. Iris merupakan
sebuah sekat yang mampu membesarkan dan mengecilkan ukuran mata membuka. Di
dalam cahaya terang, iris mengatur ukurannya untuk mengecilkan pupil membuka dan
membatasi jumlah cahaya yang masuk ke mata. Dan sebaliknya, di dalam cahaya yang
suram atau gelap, iris mengatur ukurannya untuk memaksimalkan ukuran pupil
membuka agar lebih banyak cahaya yang bisa masuk ke mata. Cahaya yang melewati
pupil, kemudian memasuki lensa mata. Lensa mata yang bening terbuat dari lapisan
material fiber yang memiliki indeks bias 1,4. Lensa mata mampu mengubah bentuknya
agar proses melihat dapat berjalan dengan baik. Pada lensa mata melekat otot-otot
siliari. Otot-otot ini berelaksasi dan berkontraksi agar lensa dapat diubah-ubah
bentuknya. Di depan lensa terdapat cairan aqueous humor dengan indeks bias sekitar
1,33 dan di belakang lensa terdapat vitreos humor dengan indeks bias sekitar 1,34
nL
nilai 1 0 , akibatnya jarak fokus lensa mata juga positif, sehingga lensa mata
nm
bersifat konvergen.
Jarak antara lensa mata ke retina atau jarak bayangan (s’ ) nilainya tetap. Ketika mata
melihat objek yang dekat, misal pada jarak baca sekitar 25 cm maka nilai jarak benda
1 1 1
atau s kecil, berdasar persamaan , jika s’ tetap sedangkan s kecil maka nilai
f s s'
f harus menjadi kecil. Asumsikan jari-jari kelengkungan bola mata bagian depan dan
1 nL 2
belakang sama yakni R, maka persamaan lensa menjadi: 1 . Karena
f nm R
nL dan nm tetap, jika f menjadi kecil, maka nilai R harus menjadi kecil, atau dengan kata
lain lensa mata menjadi lebih cembung (menebal), dikatakan mata harus
berakomodasi maksimum.
Sebaliknya ketika mata melihat objek yang jauh, misal tak berhingga (melihat
bulan, melihat gunung), maka nila s besar, bila s’ tetap, maka nilai f harus menjadi
Agar dapat melihat benda-benda jauh (seperti mata normal) maka letak benda atau s =
~ , penderita rabun jauh harus mengunakan lensa kacamata yang menghasilkan
bayangan maya di depan lensa pada jarak yang sama dengan titik jauhnya, karena
bersifat maya, maka nilai dari s’ harus negatif (maya) atau s’=- spr. Jadi, untuk penderita
rabun jauh atau miopi berlaku:
Jarak benda, s = ~ (ingin melihat jauh tak berhingga seperti mata normal)
Jarak bayangan (bersifat maya di titik jauhnya), s’= - spr (tanda negatif: maya)
1 1 1 100
Selanjutnya gunakan rumus lensa , dan rumus kekuatan lensa P
f s s' f
b) Rabun Dekat (hipermetropi)
Rabun dekat merupakan salah satu cacat mata dimana mata tidak dapat melihat
benda-benda yang dekat. Rabun dekat disebabkan oleh ketidakmampuan lensa mata
untuk menebal (mencembung) sebagaimana mestinya ketika digunakan untuk melihat
benda pada jarak yang dekat. Lensa mata terlalu pipih sehingga menyebabkan titik
dekat mata tidak lagi sekitar 25 cm tetapi bergeser ke titik yang lebih besar dari itu.
Mata rabun dekat, titik jauhnya normal yakni .
Gambar 23. (a) Pada cacat mata hipermetropi bayangan selalu jatuh di belakang retina; (b) Cacat
mata hipermetropi diatasi dengan menggunakan lensa cembung.
Agar penderita dapat melihat benda-benda dekat pada jarak tertentu, penderita rabun
dekat harus menggunakan lensa kacamata yang menghasilkan bayangan maya di
depan lensa pada jarak yang sama dengan titik dekatnya (s’= - PP). Jadi, untuk
penderita hipermetropi berlaku:
Jarak benda yang ingin dilihat, s = 25 cm *), jika ingin melihat dekat seperti
mata normal atau melihat pada jarak baca normal yakni 25 cm)
Jarak bayangan (bersifat maya, di titik jauhnya), s’ = - spr
Gambar 24. (a) sudut penglihatan mata (α), Ketika benda dilihat tidak menggunakan lup; (b) sudut
penglihatan mata (β), Ketika benda dilihat dengan menggunakan lup
Gambar 24 (a) dan 24 (b). Tanpa lup, benda terlihat dengan sudut sebesar α.
Adapun jika menggunakan lup, benda terlihat oleh mata dengan sudut β sehingga
perbesaran angulernya sebesar
tan
Jika sudut α dan β sangat kecil maka sehingga:
tan
c. Mikroskop
Mikroskop memiliki lensa objektif dan okuler. Lensa objektif adalah lensa yang
berhadapan dengan objek yang diamati, sedangkan lensa okuler adalah lensa yang
langsung berhadapan dengan mata pengamat. Mikroskop digunakan untuk melihat
benda yang sangat dekat, sehingga jarak benda sangat kecil. Benda yang akan
diamati diletakkan persis di luar titik fokus objektif, tampak seperti pada Gambar
25. Bayangan I1 yang dibentuk oleh lensa objektif bersifat nyata, cukup jauh dari
lensa, dan diperbesar.
Letak benda terhadap lensa objektif: di ruang II lensa objektif ( fobj < sobj <
2fobj)
Bayangan yang dihasilkan oleh lensa objektif: nyata, terbalik, lebih besar;
bayangan oleh lensa objektif ini sebagai “benda” bagi lensa okuler.
Peran lensa okuler: lensa okuler berperan sebagai lup, oleh karenanya letak
“benda” bagi lensa okuler harus di ruang I atau ( 0 < sok fok )
Bayangan yang dihasilkan oleh lensa okuler (saja): maya, tegak (sepihak),
diperbesar. Pengertian sepihak: antara benda (bayangan oleh lensa objektif)
dengan bayangan yang dibentuk oleh lensa okuler keduanya sama-sama di
bawah sumbu utama.
Bayangan akhir oleh mikroskop: maya, terbalik, diperbesar
s'objektif spp
mLinier objetif dan mAnguler okuler mLup
sobjektif sokuler
(untuk manguler okuler atau mlup bergantung pada cara pengamatannya)
Panjang tabung mikroskop atau jarak antara lensa objektif ke lensa okuler:
di mana sob dan s'ob adalah jarak benda dan bayangan untuk lensa objektif, d adalah
jarak antar lensa. Lensa okuler bekerja seperti pembesar sederhana (lup). Jika kita
anggap bahwa mata rileks (mata tak berakomodasi), perbesaran anguler Manguler-
okuler atau Mok adalah:
Titik dekat spp = 25 cm untuk mata normal. Karena lensa okuler memperbesar
bayangan yang dibentuk oleh objektif, perbesaran anguler total M adalah hasil kali
antara perbesaran lateral lensa objektif Mob dengan perbesaran anguler Mok dari
lensa okuler, sehingga diperoleh persamaan:
( ) ( )
Dari pendekatan tersebut, persamaan akan akurat jika fok dan fob kecil dibandingkan
dengan d, sehingga d – fok ≈ d dan sob ≈ fob. Ini merupakan pendekatan yang baik untuk
perbesaran besar, karena didapatkan jika fob dan fok sangat kecil. Untuk membuat lensa
dengan panjang fokus yang sangat pendek, yang paling baik dilakukan untuk objektif,
Untuk sudut kecil, perbandingan sudut dapat dianggap sama dengan perbandingan harga
tangen sudut tersebut.
oleh lensa okuler tegak (sepihak terhadap “bendanya” okuler). “Benda” dari lensa oluler
adalah bayangan dari lensa objektif.
Perbesaran anguler teropong dapat dinyatakan:
Panjang teropong atau jarak antara lensa objektif ke lensa okuler adalah:
(mata normal tanpa akomodasi)
Diskusikan perbesaran anguler teropong dan panjang teropong untuk mata normal
berakomodasi maksimum.
e. Teleskop Galilei
Teropong Galilean ditunjukkan pada Gambar 26, yang digunakan Galileo untuk penemuan-
penemuan astronominya yang terkenal, memiliki lensa divergen (lensa cekung) sebagai okuler
yang memotong berkas yang mengumpul dari lensa objektif sebelum mencapai fokus, dan
berfungsi untuk membentuk bayangan tegak maya. Rancangan ini sering digunakan pada
kacamata opera. Tabungnya pendek, tetapi medan pandang kecil.
e. Kamera
Prinsip kerja kamera mirip dengan mata. Lensa kamera merupakan bagian dari
kamera yang berfungsi untuk membentuk bayangan, mirip lensa pada mata.
Kamera dilengkapi dengan film yang berfungsi sebagai tempat bayangan, mirip
dengan retina pada mata. Jika mata memiliki kemampuan berakomodasi, pada
kamera pengaturan bayangan agar jatuh tepat pada film dilakukan dengan cara
menggerakkan lensa.
Gambar 29 menunjukkan kamera dan bagian-bagiannya.
Proses pengambilan gambar oleh kamera adalah sebagai berikut. Setelah kamera
dibidikkan ke objek yang menjadi perhatian, lalu jarak antara lensa dan film diatur
sehingga bayangan tepat jatuh pada film. Kemudian, tombol pembuka ditekan. Cahaya
E. Aktivitas Pembelajaran
1. Aktivitas Pembelajaran Topik 1: Optika Geometri
a. Kegiatan In Service Learning-1 ( 4 JP)
Aktivitas ini dilakukan secara tatap muka bersama fasilitator dan teman sejawat
untuk mengkaji materi dan melakukan kegiatan pembelajaran.
Langkah-langkah Kegiatan:
1) Membaca bagian pendahuluan modul untuk memahami tujuan pembelajaran
dan target kompetensi guru dan peserta didik.
2) Peserta dibagi menjadi beberapa kelompok.
3) Setiap kelompok diberikan tanggungjawab untuk menelaah contoh aktivitas
peserta didik dalam pembelajaran yang akan dilakukan dalam aktivitas on
disesuaikan dengan daya dukung dan karakteristik peserta didik, menelaah LKPD,
dan membuat instrumen penilaian HOTS.
4) Jika diperlukan, peserta dapat melakukan simulasi pembelajaran atau
mengerjakan/mempraktikkan LKPD.
5) Setiap kelompok mempresentasikan hasil telaahnya.
- Menginformasikan tujuan
pembelajaran.
- Menginformasikan garis besar
aktivitas pembelajaran yang
Menyimak dan merespon akan dilakukan. 15
1.
- Menginformasikan cakupan menit
guru.
materi secara umum.
- Menyampaikan apersepsi dan
motivasi, dengan memberikan
pertanyaan yang
membangkitkan minat peserta
didik
Berdiskusi untuk
Memandu peserta didik dengan
menentukan masalah yang
memberi pertanyaan untuk 20
3. berhubungan dengan optika
membantu peserta didik
menit
geometri
menentukan masalah.
(Problem Statement)
Berdiskusi didalam
- Memfasilitasi peserta didik
6 kelompok tentang optika
untuk berdiskusi di dalam
geometri
kelompok.
karton untuk
dipresentasikan dalam
forum kelas.
Perwakilan kelompok
Menfasilitasi presentasi dan 30
8 mempresentasikan hasil
terjadinya dan diskusi kelas. menit
diskusinya.
berikutnya.
Kegiatan ini dilakukan secara tatap muka bersama fasilitator dan teman
sejawat untuk melaporkan dan mendiskusikan hasil kegiatan on. Agar hambatan
selama pembelajaran terekam dengan baik, lakukan refleksi pelaksanaan
pembelajaran dan tuliskan ke dalam lembar berikut:
dst
Melakukan aktivitas
pendahuluan dalam
pembelajaran:
- Menginformasikan tujuan
pembelajaran.
- Menginformasikan garis
(Verification)
- Melakukan verifikasi
dst
1. LKPD 1
MENENTUKAN JARAK FOKUS CERMIN CEMBUNG
a. Tujuan
Setelah melakukan percobaan ini anda diharapkan mampu
menentukan jarak fokus cermin cembung.
b. Alat dan Bahan
1. Cermin datar
2. Cermin cembung
3. Jarum 8 cm
4. Softboard 30 cm x 40 cm
5. Plastisine
c. Prosedur Percobaan
1. Susun alat-alat percobaan seperti pada gambar 7 di bawah ini.
2. LKPD 2
Membuat Teleskop/Teropong Sederhana
a. Tujuan
Setelah melakukan percobaan ini anda diharapkan mampu membuat
teleskop/teropong sederhana.
b. Alat dan Bahan
Alat dan bahan untuk membuat teleskop/teropong sederhana diantaranya:
1. Tiga buah Kardus bebentuk pipa/cardboard dengan panjang masing-masing
30 cm dan ukuran diameter berbeda (6,8 cm, 6,4 cm dan 6 cm)
4. Dudukan Lensa
5. Lem
c. Langkah pembuatan
1. Siapkan cardboard kemudian susun seperti pada gambar
3. Lalu temple lenda okuler yang sudah diletakkan pada dudukannya pada
ujung teleskop seperti berikut
3. LKPD 3
Pembiasan Cahaya Pada Kaca Plan-Paralel
Tujuan:
1. Menyelidiki sifat pembiasaan pada kaca plan paralel
2. Menyelidiki besarnya pergeseran sinar yang masuk dengan sinar yang
keluar kaca planparalel dari hasil pengukuran langsung dengan hasil
perhitungan.
3. Menentukan hubungan sinar datang, sinar pantul dan ketebalan kaca
Kegiatan
1. Ukurlah ketebalan kaca planparalel (d)
2. Susunlah alat dan bahan seperti pada gambar berikut:
Tabel Pengamatan
d=...........
i1 (0) r1(0) sin i1 d sin i1 r1 t (cm)
cos r2 cos r1
A. Tes Formatif
Pilihlah jawaban yang tepat!
1. Yang merupakan sifat bayangan yang dibentuk oleh cermin cembung adalah.....
a. diperbesar, maya, tegak
b. diperbesar, nyata, terbalik
c. diperbesar, maya, terbalik
d. diperkecil, nyata, tegak
e. diperkecil, maya, tegak
2. Suatu bayangan berbentuk pada jarak satu meter dibelakang lensa yang
berkekuatan 5 dioptri. Letak bendanya terhadap lensa tersebut adalah …
a. 0,25 meter
b. 0,30 meter
c. 0,35 meter
d. 0,40 meter
e. 0,45 meter
3. sebuah mikroskop memiliki jarak titik api obyektif 2,0 cm. Sebuah benda diletakan
dibawah obyektif pada jarak 2,2cm. Panjang mikroskop 24,5 cm dan pengamatan
dilakukan tanpa akomodasi jika pengamat bermata normal maka perbesaran mata
mikroskop bernilai….
a. 20 kali
b. 25 kali
c. 50 kali
d. 75 kali
e. 100 kali
Catatan:
b. Penilaian oleh Asesor/Fasilitator
Tabel 10 Instrumen Penilaian Guru oleh Asesor/Fasilitator
Terget Kompetensi/ Penilaian Diri
Ket.
Capaian Pembelajaran Tercapai Belum
Catatan:
Catatan:
Catatan:
Umpan Balik
Materi yang Anda pelajari dalam kegiatan pembelajaran ini merupakan konsep
dasar/esensial yang terdapat dalam keseluruhan materi Optika Geometri dan Alat
Optik. Masih terdapat kajian lebih lanjut yang dapat Anda pelajari lebih dalam lagi.
1. E
2. A
3. E
4. C
5. B
6. D
7. C
8. D
9. E
10. D
11. A
12. A
13. E
14. E
15. A
16. B
17. C
18. B
19. B
20. B