Anda di halaman 1dari 47

Pendahuluan : Ketentuan, Silabus, Riwayat

hidup Buddha Gautama & Nilai-Nilai Luhur

Pendahuluan
Agama dan Etika Buddha / KU 2065
Semester 2 2022/2023
Prof. Toto Winata, Ph.D
Fakultas Seni Rupa dan Desain – Sosio Teknologi
Kehadiran >= 80 % (maksimum ketidakhadiran 2 x dari 14
pertemuan, Jika tidak dipenuhi Nilai Akhir = E)

Sistem perkuliahan : luring dan/ daring (Teams, Zoom)

Keterlambatan maksimum 15 menit (sebelum Dosen memulai


kuliah). Selama perkuliahan ketertiban akan dinilai.

Penilaian : Tugas (case study/diskusi kel, Tugas Besar(RBL) dan


praktek meditasi), Quiz (2x), Kehadiran+Ketertiban, UTS, UAS

AA =
30%((UTS+UAS))+10%Quiz+20%(Kehadiran+Ketertiban)(Tugas)+10%(RBL)

Nilai Akhir (NA) : A (AA >= 85), AB (80<=AA<85), B (75<=AA<80),


BC (70<=AA<75), C(65<=AA<70), D(50<=AA<65), E(AA<50)
1. Riwayat Hidup Buddha Gautama, Sejarah Perkembangan Agama
Buddha di Indonesia, Ketuhanan Yang Maha Esa dalam agama
Buddha, Nibbana, Brahma Vihara, Catur Mara (Mg 1) + Tugas 1 :
diskusi pengalaman hidup pribadi terkait Brahma Vihara (Mg 1)
2. Kitab Suci Agama Buddha, Kesunyataan dan Ehipassiko, Kalama
Sutta, Saddha,Tri Ratna, Pancasila (Mg 2-3) + Tugas 2-3 (Mg 2-3)
3. Empat Kesunyataan Mulia, Meditasi dan Tingkat-tingkat
Kesucian (Mg 4-5) +Tugas 4-5(Individu) (Mg 4-5)
QUIZ 1 (Mg 6 : 24 Februari 2023)
4. Sigalovadda Sutta (Mg 7) + Tugas 6 (Mg 7)
UTS (Mg 8 : 10 Maret 2023)
5. Hukum Tilakkhana (Mg 9) + Tugas 7 (Mg 9)
6. Pancakhandha, Paticca Samuppada, Tumimbal Lahir (Mg 10-11)
+ Tugas 8-9 (Mg 10-11)
7. Hukum Karma, hiri dan otappa, Dasa Raja Dhamma, Paramita
(Mg 12-13) + Tugas 10 (Mg 13)
8. Tugas Besar/RBL(Research Based Learning) (Mg 14)
QUIZ 2 (Mg 15 : 5 Mei 2023)
UAS (Minggu UAS).
 Siddharta Gautama lahir tahun 623 SM, bulan waisak,
bulan purnama di taman lumbini
 Ketika lahir langsung berjalan 7 langkah dan setiap
langkahnya muncul bunga teratai, bunga-bunga
disekitarnya bermekaran, menunjukkan tanda-tanda
Bodhisatva
 Diprediksi oleh petapa Asita akan menjadi Raja Dunia
atau Buddha
 Raja Suddhodana (ayahnya) ingin Siddharta menjadi
raja besar, sehingga memberikan Siddharta segala
kemudahan di istana
 Setelah menikah (Yasodhara) dan punya anak
(Rahula), calon Buddha melihat 4 peristiwa → orang
tua, orang sakit, orang mati, dan pertapa
 Umur 29 tahun Pangeran meninggalkan istana untuk
mencari tahu penyebab semua penderitaan
 Menyiksa diri selama 6 tahun (Uruvelavana) hingga tinggal tulang
terbungkus kulit
 Dewa dewi menyadarkannya tentang perumpamaan senar gitar,
bilamana dikencangkan terlalu kencang akan putus bila dipetik,
dan bilamana dikendurkan terlalu renggang, suaranya akan
hilang.
 Ia pun sadar dan tidak lagi menyiksa diri, sehingga bisa
melakukan perenungan dalam meditasinya, hingga akhirnya
mencapai penerangan sempurna
 Awalnya Buddha Gautama memutuskan tidak akan membabarkan
ajaran-Nya, tapi para Brahma mengingatkan bahwa ada orang
yang kekotoran batinnya sedikit, yang memerlukan ajaran
Buddha Gautama untuk mencapai pembebasan
 Murid pertama Buddha Gautama : Kondanna, Vappa, Bhadiya,
Mahanama dan Asaji
 Khotbah pertama : Dhammachakka Pavattana Sutta, berisi Empat
Kebenaran Arya
 Buddha Gautama membabarkan Dharma selama 45 tahun
 Buddha Gautama meninggal umur 80 tahun. Sebelum meninggal
mengingatkan Bhikkhu Ananda 3 x, jika diperlukan Buddha bisa
memperpanjang hidupnya. Tapi Bhikkhu Ananda tidak
mengajukan permohonan tersebut, karena diliputi kesedihan,
akan ditinggalkan Buddha Gautama selamanya.
 Peristiwa Kelahiran, Pencapaian Penerangan Sempurna dan Maha
Parinibbana diperingati sebagai hari Waisak (Tahun 2014 sebagai
Waisak 2558 BE)
 Peran Sangha (persaudaraan para bhikkhu), murid-
murid Buddha
 Lebih kurang 400 tahun setelah Buddha Gautama
mahaparinibbana (pada sidang sangha ke-4) Tipitaka
(Kitab Suci Agama Buddha) ditulis di daun lontar
dalam bahasa pali
 Zaman Kerajaan Sriwijaya (abad ke-7 s/d thn1377)
sebagai pusat ilmu dan kebudayaan Buddha di Asia,
Universitas Nalanda. Pujangga terkenal :
Dhammaphala, Sakyakirti (Yang berkembang
Mahayana)
 Zaman Kerajaan Syailendra, Mataram Kuno (775-850)
di Jateng : candi Kalasan, candi Sewu, candi
Borobudur, candi Pawon, candi Mendut
 Zaman Kerajaan Majapahit (1292-1476) di Jatim: Raja
Hayam Wuruk, Pujangga : Mpu Tantular (Bhinneka
Tunggal Ika)
 Kedatangan Bhikkhu Narada dari Srilanka
(Maret 1934)
 Penanaman pohon bodhi di candi Borobudur

 Mendirikan Java Buddhist Association di Bogor


dan Jakarta
 Mentahbiskan Upasaka atau Upasika,
merupakan umat Buddhis yang berjanji
melaksanakan Pancasila Buddhis (Sebelum
Upasaka/sika : Tisarana (Berjanji berlindung
pada TriRatna : Buddha, Dhamma dan
Sangha)
 Diteruskan dan dikembangkan oleh Bhikkhu
Ashin Jinnarakhita (~ 1960-2002)
 Sifat-sifat keTuhanan/Nilai-
Nilai Luhur (Brahma Vihara)
 Sanghyang Adi x Catur Mara :
Buddha - Metta (cinta kasih
(kebijaksanaan atau universal) x dosa
kebenaran tunggal) (kebencian)
 Bukan suatu - Karuna (belas kasihan) x
makhluk lobha (keserakahan)
 Diluar jangkauan - Mudita (simpati) x irsia (iri
pemikiran manusia hati)
biasa - Upekkha (keseimbangan
batin) x moha (kebodohan
batin)
 Suatu yang dicapai  Terhentinya karma, 12
melalui pembebasan nidana (Paticca
dari dukkha Samuppada), dukkha.
(Pemadaman)  Ketika Brahma Vihara
 Tiada awal dan tercapai 100%
tiada akhir (kosong) (Kebahagiaan mutlak)
 Tidak bisa
digambarkan
melalui kata-kata
dan pikiran yang
terbatas (mutlak)
Tugas 1

1. Kelompok
2. Pengalaman Hidup Pribadi terkait Brahma Vihara atau
Catur Mara
3. Dipresentasikan di Jumat depan 27/1/2023 sebagai
testimoni agar menginspirasi yang mendengar
4. Bisa sebagai contoh untuk memperbaiki kehidupan
selanjutnya.
End of Meeting 1
Saddha (Keyakinan) : Kitab Suci Tripitaka,
Kesunyataan dan Ehipassiko, Kalama Sutta,

Saddha (Keyakinan)
Agama dan Etika Buddha / KU 2065
Semester 2 2022/2023
Prof. Toto Winata, Ph.D
Fakultas Seni Rupa dan Desain – Sosio Teknologi
Kitab Suci Agama Buddha (Tripitaka)

Tipitaka (Pali)
/ Tripitaka Tiga Keranjang
Tertulis di atas daun
lontar

(Sanskerta)

Sutta Vibhanga,
Patimokkha (Bhikkhu 227
Vinaya Pitaka Peraturan/Sila untuk
Sangha
Sila, Bhikkhuni 311 Sila),
Khandaka (Maha dan Cula
Vagga), Parivara

Digha, Majjhima,
Sutta Pitaka Khotbah/Ajaran Buddha
Gautama
Samyutta, Anguttara,
Khuddaka Nikaya

Dhammasangani,
Abidhamma Filsafat dan Metafisika
Vibhanga, Kathavatthu,
Puggalapannati,
dari Ajaran Buddha
Pitaka Dathukatha, Yamak,
Patthana
1. Vinaya Pitaka :
I. Sutta Vibhanga :
Patimokkha sila (227
untuk Bhikkhu dan 311
untuk Bhikkuni)
2. Sutta Pitaka :
II. Khandaka : maha vagga
I. Digha Nikaya (khotbah- (aturan utama) dan
khotbah panjang), e.g cula vagga (aturan
Sigalovadda Sutta tambahan)
II. Majjhima Nikaya (khotbah- III. Parivara (ringkasan dan
khotbah sedang) penggolongan aturan-
III. Samyutta Nikaya(khotbah- aturan)
khotbah yang dikaitkan
dengan doktrin-doktrin),e.g
3. Abidhamma
Nidana Vagga yang berisi Pitaka :
paticca samupada;
Salayatana Vagga berisi
I. Dhammasangani
Enam Landasan Indria; II. Vibhanga
Khandha Vagga berisi Panca
Khandha; Maha Vagga berisi
III. Katha vatthu
Empat Kesunyataan Mulia IV. Puggala pannati
IV. Anguttara Nikaya V. Dathu katha
V. Khuddaka Nikaya (e.g
Dhammapada dan Udana)
VI. Yamaka
VII. Patthana
 Sabbapapassa  Hindarikejahatan,
akaranam, perbanyak
kusalassa kebajikan
upasampada
 Sacitta  Sucikan hati dan
pariyodapanam, pikiran
 Etang Buddhana  inilah ajaran para
sasanang Buddha
 Kebenaran Mutlak (Kesunyataan)
 Tidak Bergantung Waktu, Tempat, & Keadaan
(Kitab Suci)
 Kebenaran Relatif
 Bergantung Pada Waktu, Tempat, & Keadaan
(Persepsi)
 Ehipassiko (Kalama Sutta)
 Jangan Percaya Sesuatu Hanya Karena:
Mendengar, Dikatakan demikian, Tradisi, Tertulis
 Tetapi periksa, pahami dan praktekkan
 Jika Bermanfaat Bagi Semua
 Terima sebagai Kebenaran.
KALAMA SUTTA
Kebebasan berpikir dan Penyelidikan

Di dalam Kalama Sutta (Anguttara Nikaya III, 65)

diceritakan bahwa Suku Kalama bingung oleh banyaknya ajaran,


agama, maupun kepercayaan yang menyebar dan
saling mengatakan bahwa agama,
kepercayaan maupun ajaran mereka masing-masing
yang terbaik dan paling benar.

Pada saat itu Buddha Gautama memberikan 10 panduan


yang berlaku sepanjang masa, yaitu :

1.Ma anussavena: Seseorang tidak seharusnya menerima sesuatu


karena turun-temurun telah diberikan secara lisan,
misalnya kepercayaan terhadap burung gagak
dan angka 13 yang membawa sial.

2. Ma paramparaya: Seseorang tidak seharusnya menerima


mentah-mentah sesuatu karena suatu tradisi
dilakukan secara turun-temurun. Mis : tradisi tidak boleh gunting kuku
di malam hari, tidak boleh bepergian di hari Selasa.
Kebebasan berpikir dan Penyelidikan

3. Ma itikiriya: Seseorang tidak seharusnya menerima sesuatu


secara membuta karena tersebar umum, dipercayai banyak
orang, disetujui banyak orang. Mis : hoaks

4. Ma pitakadampadanena: Seseorang tidak seharusnya menerima


sesuatu secara membuta hanya karena telah tercantum dalam kitab
3.
suci. Mis : Dhammapada Bab V (kebodohan) (62) “Anak-anak ini milikku, kekayaan ini milikku,”
demikianlah pikiran orang bodoh.
Apabila dirinya sendiri sebenarnya bukan merupakan miliknya,
bagaimana mungkin anak dan kekayaan itu menjadi miliknya?

5. Ma takkahetu: Seseorang tidak seharusnya menerima sesuatu


hanya karena sejalan dengan logika. Keyakinan ini bisa menjadi salah
jika bersumber dari sumber yang salah maupun data-data yang tidak
benar. Mis : Makan buah sebelum makan.

6. Ma nayahetu: Seseorang tidak seharusnya menerima sesuatu


hanya karena hipotesis, perkiraan maupun analisis dalam pemikiran
dan terburu-buru mengambil kesimpulan. Mis : Umur orang yang
bergerak dengan kecepatan cahaya akan lebih muda.
Kebebasan berpikir dan Penyelidikan

7. Ma akaraparivitakkena: Seseorang tidak seharusnya menerima


sesuatu hanya karena masuk akal seperti yang terlihat atau yang dirasa.
Mis : Biasanya kalau mendung sejak pagi hari, maka akan turun hujan.

8. Ma ditthinijhanakkhantiya: Seseorang tidak seharusnya menerima


sesuatu hanya karena sesuai dengan anggapan sebelumnya. Mis :
Biasanya bulan Januari di Jawa Barat banyak hujan dengan curahnya yang
tinggi dan lama.

9. Ma bhabbarupataya: Seseorang tidak seharusnya menerima


sesuatu hanya karena kredibilitas, ketenaran, kharisma, kedudukan maupun
pendidikan dari si pembicara. Mis : Seorang Bhikkhu/Pandita yang masih
belajar, memberikan ceramah Dhamma. Kemungkinan ada kesalahan
penjelasan tentang topik yang dibabarkan .

10. Ma samano no garuti: Seseorang tidak seharusnya menerima


sesuatu hanya karena si pembicara adalah gurunya. Mis : Dosen
menjelaskan suatu teori yang ditemukan Peneliti lain, jika pemahaman si
Dosen kurang kemungkinan penjelasan tentang teori tsb. bisa salah.
Tetapi jika dipraktekkan bermanfaat (tidak hanya untuk
diri sendiri) bagi semua, maka terimalah sebagai
kebenaran.
Kebebasan berpikir dan Penyelidikan

Kesepuluh cara ini membuat kita berpikir ulang sebelum meyakini


suatu hal.

Satu hal yang perlu diperhatikan adalah Buddha bukan mengajarkan


untuk menolak mentah-mentah suatu hal.

Bukan pula langsung menerima atau meyakini suatu hal dengan


membabi buta.

Justru Sang Buddha mengharapkan adanya penyelidikan yang


mendalam, khususnya penyelidikan terhadap kebenaran
(dhammavicaya).

Jika setelah dijalankan memberikan manfaat tidak hanya bagi satu


individu/segelintir orang saja, tapi bermanfaat bagi orang
banyak/semua makhluk, maka terima itu sebagai kebenaran dan
jalankan sebagai pegangan hidup.
End of Meeting 2
Saddha (Keyakinan) : Saddha, TriRatna,
Pancasila Buddhis

Saddha (Keyakinan)
Agama dan Etika Buddha / KU 2065
Semester 2 2022/2023
Prof. Toto Winata, Ph.D
Fakultas Seni Rupa dan Desain – Sosio Teknologi
Tri Ratna

Buddha Dhamma
 Sanghyang Adi
Buddha
Sangha
 Buddha (Bhukkhu/
Bhikkhuni)

 Hukum
Kesunyataan Target Keyakinan
 Kitab Suci - Ditumbuhkan
- Dikembangkan
 Nibbana
 Seseorang yang  Kebenaran Ariya
tentang : Dukkha, asal
telah pergi mula Dukkha,
berlindung pada teratasinya Dukkha,
Buddha, Dhamma, Jalan Ariya Beruas
dan Sangha akan Delapan yang menuju
lenyapnya Dukkha.
melihat Empat
 Itulah perlindungan
Kebenaran Ariya yang aman, itu adalah
dengan perlindungan yang
Pengetahuan Benar utama. Setelah
perlindungan tersebut,
dia akan terbebas dari
dukkha.
 Panatipata Veramani Sikkhapadang
Samadiyami (saya berjanji untuk Panduan umat awam untuk
menghindari Menumbuhkan dan mengembangkan
menganiaya/menyakiti/membunuh
makhluk hidup) Sifat-sifat luhur Metta, Karuna,
 Adinnadana Veramani Sikkhapadang Mudita dan Upekkha.
Samadiyami (saya berjanji
menghindari mengambil sesuatu
yang bukan hak/milik)
 Kamesumicchacara Veramani Dipahami
Sikkhapadang Samadiyami (saya Melalui
berjanji menghindari melakukan Praktek
perbuatan asusila/berjinah)
 Musavada Veramani Sikkhapadang
Samadiyami (saya berjanji
menghindari berkata yang tidak
benar/berbohong)
 Surameraya Majja Pamadatthana
Veramani Sikkhapadang Samadiyami
(saya berjanji menghindari
makan/minum yang menyebabkan
hilangnya kesadaran)
End of Meeting 2-3
Empat Kesunyataan Mulia : Dukkha, Dukkha Samudaya,
Dukkha Nirodha, Dukkha Nirodha Gaminipatipada

Empat Kesunyataan
Mulia
Agama dan Etika Buddha / KU 2065
Semester 2 2022/2023
Prof. Toto Winata, Ph.D
Fakultas Seni Rupa dan Desain – Sosio Teknologi
Empat Kesunyataan Mulia / Empat
Kebenaran Arya
(Cattari Arya Saccani)
 Dhamma Chakka Pavattana Sutta (Sutta
tentang pembabaran Ajaran Buddha yang
pertama)
1. Dukkha Sacca (Kebenaran tentang Dukkha)
2. Dukkha Samudaya Sacca (Kebenaran tentang
sebab-sebabnya Dukkha)
3. Dukkha Nirodha Sacca (Kebenaran tentang
lenyapnya Dukkha)
4. Dukkha Nirodha Gaminipatipada Sacca
(Kebenaran tentang Jalan untuk Melenyapkan
Dukkha)
2. Dukkha Samudaya Sacca
i. Tanha (Nafsu Keinginan)
* Kama Tanha (Kehausan akan
1. Dukkha Sacca: kesenangan indria):
i. Dukkha-Dukkha - Bentuk-Bentuk Indah
Penderitaan yang nyata, yang - Suara-Suara Merdu
dirasakan Jasmani & Batin - Wangi-Wangian
Contoh: Sakit Gigi, Sakit Kepala, - Rasa-Rasa Nikmat
Sedih - Sentuhan-Sentuhan Lembut
ii. Viparinama-Dukkha - Bentuk-Bentuk Pikiran
Perasaan Senang & Bahagia ** Bhava Tanha (Kehausan untuk
yang mengandung Benih- terlahir kembali sebagai
Benih Kekecewaan manusia berdasarkan
iii. Sankhara-Dukkha kepercayaan tentang adanya
Penderitaan akibat Bentuk- roh yang kekal dan terpisah)
Bentuk Pikiran tentang Panca *** Vibhava Tanha (Kehausan
Khanda untuk memusnahkan diri
berdasarkan kepercayaan
bahwa setelah mati tamatlah
riwayat tiap-tiap manusia)
ii. Avijja (Kegelapan Bathin)
Keadaan bathin yang tidak bisa
membedakan antara kebenaran
dan kejahatan, sehingga kejahatan
dianggap sebagai kebenaran
3. Dukkha Nirodha Sacca
Keadaan dimana Dukkha lenyap (Nibbana)
Nibbana :
o Sa-Upadisesa Nibbana (Nibbana beserta sisa,
masih ada Panca Khanda)
o An-Upadisesa Nibbana (Nibbanat tanpa sisa,
disebut juga Parinibbana)
4. Dukkha Nirodha Gaminipatipada
Sacca
Jalan Beruas Delapan (Atthangika Magga)

1. Pengertian Benar (Samma Ditthi)


Panna 3
2. Pikiran Benar (Samma Sankappa)

3. Ucapan Benar (Samma Vaca)


4. Perbuatan Benar (Samma Kammanta)
Sila 1
5. Mata Pencaharian Benar (Samma Ajiva)

6. Daya Upaya Benar (Samma Vayama)


7. Perhatian Benar (Samma Sati) Samadhi 2

8. Konsentrasi Benar (Samma Samadhi)


 Pengertian Benar :  Pikiran Benar :

Telah mengerti / Pikiran Yang Bebas


memahami Hukum- Dari :
Hukum o Nafsu-Nafsu Duniawi
Kesunyataan : (Nekkhama
o Catur Arya Saccani Sankappa)
o Hukum Karma o Kebencian
o Hukum Punarbhava (Avyapada
o Hukum Tilakkhana
Sankappa)
o Kekejaman
o Hukum Paticca
Samupada (Avihimsa Sankappa)
 Ucapan Benar :  Perbuatan Benar:

* Ucapan Itu Benar - Menghindari


* Ucapan Itu Pembunuhan
Beralasan - Menghindari
* Ucapan Itu Pencurian
Bermanfaat - Menghindari
* Ucapan Itu Tepat Perbuatan Asusila
Pada Waktunya - Menghindari
Makan/Minum
Yang Berlebihan
 Mata Pencaharian  Daya Upaya Benar :
Benar :
- Mencegah Munculnya
Menghindari: Unsur-Unsur Jahat
 Penipuan Dalam Bathin
 Peramalan - Memusnahkan Unsur-
 Ketidaksetiaan Unsur Jahat Yang Ada
Dalam Bathin
 Kecurangan
- Membangkitkan
 Memungut Bunga Yang
Unsur-Unsur Baik
Tinggi
Dalam Bathin
 Perdagangan Senjata,
- Meningkatkan /
Makhluk Hidup,
Mengembangkan
Daging, Minuman
Unsur-Unsur Baik Yang
Memabukkan, Racun.
Ada Dalam Bathin
 Perhatian Benar :

Melalui Vipassana  Konsentrasi Benar :


Bhavana (Meditasi
Pandangan Terang):
- Perenungan Melalui Samatha
Terhadap Tubuh Bhavana (Meditasi
Untuk Mencapai
- Perenungan Ketenangan Bathin) :
Terhadap Perasaan
- Brahma Vihara
- Perenungan Bhavana (Metta,
Terhadap Kesadaran karuna, Mudita)
- Perenungan - Anapasati Bhavana
Terhadap Bentuk- (Napas)
Bentuk Pikiran
- Kasina Bhavana
- Dll.
Hasil Dari Penerapan Atthangika Magga:

1. Kesucian Sila (Sila Visuddhi)


2. Kesucian Bathin (Citta Visuddhi)
3. Kesucian Pandangan (Ditthivisuddhi)
Kekotoran Bathin (Asava):
Yang harus dilemahkan/dihancurkan dengan
Sila, Samadhi dan Panna
Kilesa : Yang Kasar, Bisa Dilihat / Didengar
Nivarana : Agak Halus, Agak Sukar
Diketahui (Nafsu Keinginan,Kemauan
Jahat, Kemalasan & Kelesuan, Kegelisahan
& Kekhawatiran, Keragu-Raguan)
Anusaya : Halus Sekali, Sangat Sukar
Diketahui (berhubungan dengan landasan
indriya ke enam)
Buddha Gautama juga
memberikan panduan Dengan melaksanakan
yang lebih khusus Atthangika Magga
mengenai diharapkan seseorang
kepemimpinan dalam bisa menjadi pemimpin
Digha Nikaya : bagi dirinya dan
Sigalovada Sutta, Dasa memberikan contoh
Raja Dhamma (Sepuluh bagi yang lainnya
Kebajikan Raja)
End of Meeting 4
Meditasi dan Tingkat-tingkat Kesucian :
Samatha Bhavana, Vipassana Bhavana,
Tingkat-tingkat Kesucian)

MEDITASI DAN TINGKAT-


TINGKAT KESUCIAN
Agama dan Etika Buddha / KU 2065
Semester 2 2022/2023
Prof. Toto Winata, Ph.D
Fakultas Seni Rupa dan Desain – Sosio Teknologi
Meditasi dan Tingkat-tingkat Kesucian
Meditasi
1. Samatha Bhavana :
Meditasi Untuk Ketenangan Bathin → Kemampuan Bathin

 Tingkat-Tingkat Kemampuan Bathin (Jhana):


I. Jhana Pertama:
o Vitakkha (Usaha dalam Tingkat Permulaan untuk Memegang Objek)
o Vicara (Pikiran Yang Berhasil Memegang Objek dengan kuat)
o Piti (Kegiuran, dorongan yang kuat untuk terus mempraktekkan)
o Sukha (Kebahagiaan)
o Ekagata (Pemusatan Pikiran Yang Kuat)
II. Jhana Kedua: Samatha Bhavana Yang Sering
o Piti Dilatihkan (dari 40 Objek) :
o Sukha
o Ekagata
 Brahma Vihara Bhavana:
1. Metta Bhavana :
Meditasi Cinta Kasih kepada Semua
III. Jhana Ketiga: Makhluk secara menyeluruh
o Sukha
o Ekagata 2. Karuna Bhavana :
Meditasi Welas Asih kepada Semua
IV. Jhana Keempat:
Makhluk secara menyeluruh
o Ekagata
3. Mudita Bhavana
o Upekkha (Keseimbangan
Bathin)
Meditasi Simpati kepada Semua
Makhluk secara menyeluruh

 Anapanasati Bhavana
Meditasi Pernapasan, dengan memperhatikan
keluar masuknya nafas agar pikiran fokus ke
nafas hingga tercapai ketenangan.
2. Vipassana Bhavana
Meditasi untuk : Tingkat-Tingkat Kesucian
o Pandangan Terang
o Melihat Segala Sesuatu
dengan sewajarnya, Ada Dua Golongan Makhluk
untuk kemudian berdasarkan Tingkat
menghancurkan
Belenggu Nafsu-Nafsu Kesucian:
Duniawi  Puthujjana (Belum
Hasil → KESUCIAN Mencapai Tingkat
BATHIN Kesucian)
Yang paling sering
dilatihkan :  Ariya Puggala (Minimal

- Perenungan terhadap Mencapai Tingkat


Tubuh (Jasmani) Kesucian Pertama,
- Perenungan terhadap Sotapana)
Objek Unsur-Unsur
Udara, Api, Tanah &
Air
1. Sakkaya Ditthi (Pandangan Salah Tentang Aku)
2. Keragu-Raguan (Vicikiccha)
3. Kepercayaan Bahwa Upacara & Doa Dapat
Membebaskan Diri Dari Penderitaan (Silabbata
Paramasa)
4. Keinginan Indria (Kamaraga)
5. Itikad Jahat (Patigha/Vyapada)
6. Keinginan Akan Kelahiran Kembali Dalam Alam
Berbentuk (Rupa Raga)
7. Keinginan Akan Kelahiran Kembali Dalam Alam Tak
Berbentuk (Arupa Raga)
8. Kesombongan (Mana)
9. Kegelisahan (Kuddhacca)
10. Kebodohan / Kegelapan Batin (Avijja)
 Bergauldengan mereka yang bijaksana
Mendengarkan Dhamma yang asli
Perhatian/Pengamatan yang seksama
Praktek yang sesuai dengan Dhamma.
Samyutta Nikaya 55:6.5
Belenggu→
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Kesucian

Sotapana x x x

Sakadagami x x x v v

Anagami x x x x x

Arahat x x x x x x x x x x

Sotapana : 7x tumimbal lahir


Sakadagami : 1x tumimbal lahir di Alam Manusia
Anagami : tumimbal lahir di alam brahma
Arahat : Tidak terlahir kembali (mencapai Nibbana dan Parinibbana
ketika meninggal)

NB : x = dihancurkan
v = dilemahkan
End of Meeting 5

Anda mungkin juga menyukai