0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
14 tayangan2 halaman
Tipitaka adalah kitab suci agama Buddha yang terbagi atas tiga bagian yaitu Vinaya Pitaka berisi aturan bhikkhu, Sutta Pitaka berisi khotbah Sang Buddha, dan Abidhamma Pitaka berisi filsafat Buddha. Tipitaka kemudian dikompilasi dan disatukan dalam beberapa konsili yang diadakan setelah wafatnya Sang Buddha.
Tipitaka adalah kitab suci agama Buddha yang terbagi atas tiga bagian yaitu Vinaya Pitaka berisi aturan bhikkhu, Sutta Pitaka berisi khotbah Sang Buddha, dan Abidhamma Pitaka berisi filsafat Buddha. Tipitaka kemudian dikompilasi dan disatukan dalam beberapa konsili yang diadakan setelah wafatnya Sang Buddha.
Tipitaka adalah kitab suci agama Buddha yang terbagi atas tiga bagian yaitu Vinaya Pitaka berisi aturan bhikkhu, Sutta Pitaka berisi khotbah Sang Buddha, dan Abidhamma Pitaka berisi filsafat Buddha. Tipitaka kemudian dikompilasi dan disatukan dalam beberapa konsili yang diadakan setelah wafatnya Sang Buddha.
Tipitaka atau Tripitaka adalah kitab suci agama Buddha tentang dharma, ajaran Sang Buddha. Tipitaka/Tripitaka secara harfiah berarti tiga keranjang, keranjang diartikan sebagai wadah atau kumpulan. Maka, tripitaka berarti tiga kumpulan ajaran Buddha tentang vinaya (disiplin moral), sutta (khotbah), dan abhidhamma (doktrin). Tipitaka merupakan sumber utama dalam mencari tahu lebih dalam tentang ajaran Sang Buddha mengingat Tipitaka sebagai kitab suci umat Buddha. Tipitaka dibagi menjadi tiga bagian besar, yaitu Vinaya Pitaka, Sutta Pitaka, dan Abidhamma Pitaka. 1. Vinaya Pitaka: peraturan-peraturan yang harus dipatuhi Bhikkhu dan Bhikkhuni. a. Sutta Vibhanga: • Bhikku Vibhanga: 227 peraturan terbagi dalam 8 kelompok pelanggaran o 4 Parajika: menyebabkan bhikkhu keluar dari sangha & tidak dapat menjadi bhikkhu jika melanggar o 13 Sanghadisesa: beraitan dengan tidak terkendalinyya nafsu terhadap lawan jenis o 30 nisaggiya-pacittiya: berkaitan dengan keserakahan terhadap material o 2 aniyata: tidak pasti, dapat dirujuk masuk ke kategori parajika/sanghadisesa/pacittiya o 92 pacittiya: berkaitan dengan berbicara bohong, makan setelah jam 12, minum, alcohol, dsb o 4 patidesaniya: berkaitan dengan penerimaan pemberian makanan dari umat o 75 sekhiyavatta: berkaitan dengan kesantunan sikap bhikkhu o 7 adhikarana samatha: berkaitan dengan penyelesaian konflik/ perbedaan pendapat • Bhikkhuni Vibhanga: 311 peraturan serupa bagi bhikkhuni b. Khandaka: • Mahavagga: kisah kejadian pencapaian, pencerahan, pembabaran pertama, pembentukan sangha, peraturan-peraturan, dan uraian tentang upacara pentahbisan bhikkhu • Culavagga: peraturan-peraturan untuk menangani pelanggaran-pelanggaran, pentahbisan dan bimbingan bagi bhikkhuni, kisah mengenai Pasamuan Agung Pertama di Rajagaha, kisah mengenai Pasamuan Agung Kedua di Vesali. c. Arivara: ringkasan & pengelompokan peraturan-peraturan Vinaya yang disusun dalam bentuk tanya-jawab untuk digunakan dalam pengajaran dan ujian. 2. Sutta Pitaka: khotbah Sang Buddha a. Digha Nikaya: 34 sutta tentang kisah Panjang • Silakkhandhagga Vagga: 13 sutta, khotbah Sang Buddha terkait moralitas serta pemahaman dan praktik spiritual yang keliru • Maha Vagga: 10 sutta, khotbah panjang tentang aspek historis dan doktrin penting dari ajaran Buddha • Patika Vagga: 11 sutta tentang berbagai topik panjang b. Majjhima Nikaya: khotbah-khotbah menengah, 152 sutta • Mulapannasa Pali • Majjhimapannasa Pali • Uparipannasa Pali c. Samyutta Nikaya: 7762 sutta, terbagi atas 5 vagga utama dan 56 bagian disebut samyutta d. Anguttara Nikaya: 9577 sutta terbagi atas 11 nipata, disusun bernomor e. Khuddaka Nikaya: 18 kitab tentang berbagai topik 3. Abidhamma Pitaka: Filsafat Buddha Dhamma mencakup ilmu jiwa, logika, etika, dan metafisika. Terdiri atas 7 buah buku (pakara): Dhammasangani, Vibhanga, Dhatukatha, Puggalapannatti, Kathavatthu, Yamaka, dan Patthana. Realitas menurut abidhamma: • Fenomena fisik (rupa): tersusun atas 4 unsur utama (mahabhuta), yaitu unsur padat/tanah (pathavi), unsur cair/air (apo), unsur panas/api (tejo), dan unsur gerak/angin (vayo) • Fenomena mental/pikiran (citta), disebut juga kesadaran (vinnana) • Faktor-faktor mental (cetasika) yang timbul & lenyap menyertai pikiran atau kesadaran, misalnya perasaan (vedana), persepsi (sanna), dan bentuk-bentuk pikiran (sankhara) • Nibbana (Sanskerta: nirvana): realitas tertinggi yang tidak berkondisi, tidak timbul oleh suatu sebab Tipitakadhara: bikkhu yang mampu melafalkan keseluruhan isi Tipitaka & menjawab pertanyaan-pertanyaan tentangnya. Sejarah • Konsili I: o Diprakarsai Y. A. Maha Kassapa Thera, dilatarbelakangi oleh ucapan Bhikkhu Subhada o Diadakan 3 bulan setelah wafatnya Sang Buddha & berlangsung selama 2 bulan di Goa Sattapani Rajagaha o Dihadiri 500 Arahat o Mengadili Y.A. Ananda atas beberapa kesalahan yang dilakukan selama mendampingi Sang Buddha • Konsili II: o Dipimpin Y. A. Revata & dihadiri 700 arahat o Diadakan 100 tahun setelah Konsili I & berlangsung selama 4 bulan di Vesali o Dilakukan pengulangan vinaya & sutta o Terbagi menjadi aliran Mahasangika dan Staviravada (cikal bakal Mahayana & Theravada karena perbedaan penafsiran vinaya • Konsili III: o Dipimpin oleh Bhikkhu Mogaliputta Tissa & dihadiri 1000 arahat o Diadakan ± 230 tahun setelah siding pertama & berlangsung 9 bulan di Vihara Asokarama di Pataliputta o Tujuan: melindungi kemurnian ajaran o Diulang ajaran Abhidamma sehingga lengkap Tipitaka • Konsili IV: o Dipimpin Bhikkhu Rakkhita Mahathera & dihadiri oleh 500 bhikkhu o Diadakan 450 tahun setelah siding pertama & berlangsung selama 1 tahun di Vihara Aloka Sri Langka o Tipitaka pertama kalinya disalin di daun pohon palem