BIOKIMIA
BROWNING ENZIMATIS
OLEH :
2210423018
KELOMPOK : 2
1. Mega Lestari
2. Zahra Arafah
JURUSAN BIOLOGI
UNIVERSITAS ANDALAS
PADANG, 2023
BROWNING ENZIMATIS
I. Prinsip Kerja
Browning secara enzimatik terjadi karena peristiwa oksidasi oleh enzim
Polifenol Oksidase yang terdapat dan berasal dari bagian jaringan tumbuhan.
Buah- buahan dan sayur- sayuran segar banyak mengandung senyawa fenolik
yang dapat bertindak sebagai substrat dalam proses browning enzimatik.
Alat yang digunakan pada praktikum ini adalah pisau dan kertas hvs.
Sedangkan bahan yang digunakan apel (Malus domestica), alpukat (Persea
Americana), ubi jalar (Ipomoea batatas) belimbing (Averrhoa carambola), jeruk
nipis(Citrus aurantifolia), asam cuka ( CH3COOH ) larutan vitamin c, dan
aquades.
Keterangan:
+ : Sangat Lambat
++ : Lambat
+++ : Cepat
++++ : Sangat cepat
3.2.Pembahasan
Dari tabel di atas dapat kita lihat bahwa setiap objek yang diperlakukan
berbeda akan menghasilkan akhir yang berbeda pula. Hasil penelitian menunjukkan
bahwa pencoklatan yang paling cepat terjadi pada perlakuan memar mekanis. Dan
pencoklatan yang paling lambat adalah perlakuan buah yang diberi setetes jeruk
nipis.
Proses browning enzimatis disebabkan karena aktivitas enzim pada bahan
pangan, seperti buah-buahan dan sayuran. browning enzimatis terjadi pada buah apel
hijau, belimbing, ubi jalar dan pokat hal ini disebabkan karena pada buah tersebut
mengandung banyak substrat fenolik. Reaksi browning enzimatis dapat terjadi
apabila jaringan buah atau tanaman terpotong, terkupas dan karena kerusakan secara
mekanis yang dapat menyebabkan kerusakan integritas.
Browning/pencoklatan ini memiliki pengaruh yang besar terhadap nilai jual
karena mengurangi penampilannya. Pencoklatan ini dapat dicegah dengan metode
kimia dan fisik, termasuk pengurangan suhu dan oksigen, penggunaan modifikasi
atmosfer kemasan dan penerapan anti browning yang bertindak untuk menghambat
enzim (Ghidelli et al. 2013).
IV.Penutup
IV.1. Kesimpulan
Dari tabel hasil dan pembahasan di atas, dapat ditarik kesimpulan:
1. Faktor penghambat paling kuat untuk pencoklatan adalah jeruk nipis, diikuti oleh
vitamin C dan cuka
2. Tidak semua buah mengalami proses pencoklatan yang cepat, hal ini tergantung
bagaimana kita mengolahnya buah-buahan.
3. Perlakuan tercepat yang menunjukkan aktivitas pencoklatan dihancurkan
perawatan
4. Terakhir, aktivitas pencoklatan paling lambat ditemukan pada perlakuan jeruk
nipis dan Cuka
5. PPO tidak bisa bekerja di dalam pH di bawah 3, itu satu dari itu alasan mengapa
keasaman dan antioksidan merupakan penghambat yang baik untuk pencoklatan
enzimatis.
IV.2.Saran
Harapan dan saran untuk kedepannya semoga praktikum berjalan lebih kondusif
dan tepat waktu. dan diharapkan kepada praktikan ketika praktikum agar bekerja
dengan teliti dan menguasai materi praktikum, agar hasil yang didapatkan lebih
maksimal dan memuaskan. Sebaiknya saat menunggu waktu browning praktikan
dapat membuat laporan hasil sehingga laporan dapat selesai, Untuk Selanjutnya
praktikan harus melakukan konfirmasi bahan minimal H-2 sebelum prkatikum dan
hal yang diperlukan dalam menjalankan praktikum disiapkan sebelum praktikum
dimulai sehingga praktikan lain tidak terganggu.
DAFTAR PUSTAKA
Aziz, R . 2016. Pencoklatan pada Buah Pear, 4(2), 123-126.
Blackweel, Wiley, 2012. Food Biochemistry and Food Processing, 2nd
(ed). New York.
Erika, Pardede. 2017. Penanganan Reaksi Enzimatik Pencoklatan pada
Buah dan Sayur serta Produk Olahannya. VISI (2017). 25(2) 3020-
3032.
Javdani, Z., Ghasemnezhad, M., & Zare, S (2013). A comparison of
heat treatment and ascorbic acid on controlling enzymatic
browning of fresh-cuts apple fruit. International Journal Of
Agriculture and Crop Sciences, 5(3), 186.
Made, Arsa. 2016. Proses Pencoklatan (Browning Process) Pada
Bahan Pangan, Jurusan Kimia, FMIPA, Universitas Udayana, Bali.
Rahmawati F. 2008. Pengaruh vitamin C terhadap aktivitas polifenol
oksidase buah Apel merah (Pyrus malus) secara in vitro [skripsi].
Surakarta: Universitas Muhammadiyah Surakarta.
LAMPIRAN