BROWNING
I. Prinsip Kerja
Browning secara enzimatik terjadi karena peristiwa oksidasi oleh enzim Polifenol
III, Jurusan Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas
Andalas.
II.2. Alat dan Bahan
Alat yang digunakan pada praktikum browning adalah pisau cutter dan baskom kecil
dan stopwatch, piring, baskom kecil, alat penggeprek ,Hvs, sendok, dan kertas label.
Dan bahan yang digunakan adalah buah Malus domestica (apel), Averrhoa
menjadi lima bagian. Bagian yang telah dipotong diberikan perlakuan yang berbeda-
beda. Pertama diberikan tanpa perlakuan (kontrol), kedua dimemarkan, ketiga diberi
perlakuan cuka, keempat diberi tetesan jeruk nipis. diamati sampel yang mengalami
1
SEPTIANI (1810421001)
Perlakuan
Bahan Waktu
Jeruk
Kontrol Memar Cuka Air
Nipis
Malus 15’ ++ + + + ++
domestica 30’ ++ + + ++ ++
45’ ++ + + ++ ++
60’ +++ ++ + +++ ++
Persea 15’ +++ +++ + + +
american 30’ +++ ++++ ++ ++ +
a 45’ +++ ++++ + + +
60’ + ++++ + + +
Psidium 15’ + + + + +
30’ ++ ++ ++ +++ +++
guajava
45’ +++ ++ ++ ++ ++
60’ ++ ++ ++ ++ ++
Averrhoa 15’ + + + + +
30’ + + + + ++
carambola
45’ + ++ + + +
60’ + ++ + + ++
Keterangan : + : Sangat lambat
++ : Lambat
+++ : Cepat
++++ : Sangat cepat
3.2 Pembahasan
Dari praktikum yang telah dilakukan dapat diketahui bahwa pencoklatan enzimatik
pada buah-buahan yang yang paling cepat terjadi pada buah apel pada setiap
perlakuan buah apel mengalami proses pencoklatan yang lebih cepat dari pada buah
yang lainya dan yang lainya rata rata proses pencoklatan terjadi lambat. Browning
paling lambat yaitu pada mengandung substrat fenolik, disamping katekin dan
turunya seperti tirosin, asam nukleat, asam kafeat, asam klorogenat, serta
enzimatis disebabkan karena adanya aktivitas enzim pada bahan pangan segar, seperti
pada susu segar, buah-buahan dan sayuran. Pencoklatan enzimatik terjadi pada buah-
buahan yang banyak mengandung substrat fenolik, di samping katekin dan turunnya
2
SEPTIANI (1810421001)
seperti tirosin, asam kafeat, asam klorogenat, serta leukoantosiain dapat menjadi
Proses browning itu sendiri adalah proses pencoklatan yang terjadi pada buah-
buahan seperti apel, pisang, belimbing, kentang dan lain-lain, yang melibatkan enzim
pada prosesnya. Menurut Winarno (2004). Proses pencokelatan atau browning sering
terjadi pada buah-buahan seperti pisang, pear, salak, pala, dan apel. Buah yang
dapat dibagi menjadi dua jenis, yaitu proses pencokelatan yang enzimatik dan yang
nonenzimatik.
Pada perlakuan yang netral semua bahan coklat. Karena bahan pangan sayur
dan buah dapat mudah mengalami pencoklatan jika bahan pangan tersebut terkelupas
berwarna kuning yang akan segera berubah menjadi coklat gelap (Rahmawati,2008).
Enzim tersebut bereaksi dengan oksigen dan phenol yang juga terdapat didalam buah-
buahan. Reaksi oksidasi pada dasarnya membentuk semacam karat pada permukaan
buah-buahan. Kita dapat melihat warna coklat ketika buah tersebut dipotong atau
digigit. Hal ini terjadi karena pemotongan tersebut menyebabkan kerusakan sel pada
buah sehingga oksigen diudaraakan bereaksi dengan enzim tyronase dan bahan kimia
dan beberapa jenis asam organik seperti asam sitrat, asam malat dan asam oksalat.
Adanya komponen senyawa fenol dalam buah pisang diduga menyebabkan bahan
pangan ini cepat mengalami reaksi pencoklatan akibat reaksi enzimatik sehingga
3
SEPTIANI (1810421001)
Getah yang dimiliki buah pisang sangat berpengaruh pada reaksi browning.
Seperti yang kita ketahui bahwa pisang yang kita guankan dalam pratikum ini
memiliki getah. Maka proses pengupasan yang dilakukan apabila terlalu lama
dibiarkan apalagi dimemarkan akan terjadi perubahan warna kecoklatan pada daging
buahnya.
mengurangi kontak dengan pisau besi dan stainless steel. Buah yang dipotong dengan
pisau stainless steel akan lebih lama mengalami reaksi pencoklatan enziamtis
dibandingka dengan pisau besi karena pisau stainless steel adalah jenis pisau besi
yang dilapisi baja tahan asam dan basa sehingga tidak mudah berkarat karena tidak
gizi dan organoleptik dalam jaringan tumbuhan yang menyebabkan mutu yang
IV.Penutup
4.1. Kesimpulan
4
SEPTIANI (1810421001)
4.2. Saran
Sebaiknya sewaktu pratikum dibawa buah-buahan tambahan, agar dapat melihat
harus dicuci terlebih dahulu.Sebaiknya kalau membuka kulit tumbuhan itu harus tipis
DAFTAR PUSTAKA
Blackweel, Wiley, 2012. Food Biochemistry and Food Processing, 2nd (ed). New
York.
Winarno, 2004. Kimia Pangan dan Gizi, Penerbit PT Gramedia, Jakarta
Rahmawati, F. 2008. Pengaruh vitamin C terhadap aktivitas polifenol OksidasMerah
Surakarta.
Oktafrina, 2009. Upaya Pengurangan Pembentukan Senyawa Akrilamid pada
5
SEPTIANI (1810421001)
LAMPIRAN
6
SEPTIANI (1810421001)