I. TUJUAN
Mengetahui pengaruh perlakuan yang berbeda (dibiarkan di udara terbuka, direndam dalam larutan
vitamin C, direndam dalam larutan gula dan di-blanching 30 detik dan 3 menit) terhadap reaksi
pencoklatan enzimatis pada permukaan potongan sampel buah pir.
B. Bahan
- Buah Pir - Jeruk Nipis
- Soda Kue -
- Air
Fungsi Perlakuan
• Pengupasan dan pemotongan buah pir sebanyak 5 potong setebal 8-10 mm guna dilakukan
5 perlakuan yang berbeda beda. Pemotongan dengan lebar realatif tipis supaya pada
perlakuan perendaman dapat terendam sempurna.
• Perendaman dalam larutan jeruk sebagai perendaman dalam vitamin C dan memberi
suasana asam
• Perendaman dalam
IV. PEMBAHASAN
Tabel 1. Gambar Hasil Percobaan
Sebelum Pendiaman Setelah Pendiaman
Prinsip dari percobaan reaksi enzimatis pada buah pir ini adalah pengamatan intensitas
warna dan tekstur buah pir yang sudah diberi perlakuan menggunakan vitamin C, larutan gula dan
perlakuan blanching dengan waktu yang berbeda yaitu 30 detik dan 3 menit serta pendiaman di
ruang terbuka.
Reaksi pencoklatan enzimatis merupakan proses kimia yang terjadi pada sayur dan buah
buahan oleh enzim polifenol oksidase yagng menghasilkan pigmen warna coklat. Prinsip reaksinya
adalah terjadinya kontak antara enzim polifenol oksidase dan oksigen untuk berhubunga dengan
substrat tersebut yang dipicu oleh pemotongan buah hingga daging buah terpapar ke udara luar
(Winarno, 2004). Reaksi pencoklatan yang terjadi adalah :
𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃 𝑂𝑂𝑂𝑂𝑂𝑂𝑂𝑂𝑂𝑂𝑂𝑂𝑂𝑂𝑂𝑂
𝑆𝑆𝑆𝑆𝑆𝑆𝑆𝑆𝑆𝑆𝑆𝑆𝑆𝑆 𝑓𝑓𝑓𝑓𝑓𝑓𝑓𝑓𝑓𝑓𝑓𝑓𝑓𝑓 + 𝑂𝑂2 �⎯⎯⎯⎯⎯⎯⎯⎯⎯⎯⎯⎯⎯� 𝑂𝑂𝑂𝑂𝑂𝑂𝑂𝑂 𝑘𝑘𝑘𝑘𝑘𝑘𝑘𝑘𝑘𝑘𝑘𝑘 (𝑝𝑝𝑝𝑝𝑝𝑝𝑝𝑝𝑝𝑝𝑝𝑝𝑝𝑝 𝑝𝑝𝑝𝑝𝑝𝑝𝑝𝑝𝑝𝑝𝑝𝑝 − ℎ𝑖𝑖𝑖𝑖𝑖𝑖𝑖𝑖)
(Man, 1989)
Mekanisme reaksi yang terjadi ialah gugus monophenol dioksidasi oleh enzim polifenol
oksidase menjadi O-hidroksi fenol yang kemudian bereaksi dengan oksigen membentuk O-kuinon
yang membentuk warna coklat (Fennema, 1972). Menurut Fennema (1972), faktor fakktor yang
mempengaruhi reaksi pencoklatan enzimatis, antara lain :
1. Oksigen
Adanya oksigen bebas yang membantu reaksi pencoklatan Oksigen penting karena sebagai
pemicu terjadinya reaksi apabila bertemu dengan senyawa fenolik pada buah dan enzim seperti
polifenol oksidase.
2. Enzim
Adanya enzom yang mengkatalisis reaksi seperti polifenol oksidase, fenol oksidase, dan
fenolase polifenolase. Enzim berfungsi sebagai katalisator reaski.
3. Waktu reaksi
Lama waktu reaksi pencoklatan akan mempengaruhi intensitas warna coklat yang ditimbulkan
4. Suhu
Suhu juga mempengaruhi reaksi pencoklatan. Suhu optimal enzim polifenol oksidase dimana
dapat mempercepat reaksi adalah pada suhu 53,43oC (Ganda Putra, Wartini, & Dewi Anggreni,
2010).
5. pH
pH juga dapat mempengaruhi reaksi pencoklatan enzimatis karena enzim bekerja optimal pada
pH tertentu. Enzim Polifenol Oksifase bekerja optimm pada pH 5,42 (Ganda Putra, Wartini, &
Dewi Anggreni, 2010).
(Whitaker, 1972)
Hasil percobaan ini tidak menyimpang dari teori karena intensitas kecoklatannya sudah
lebih kecil dari buah pir yang dibiarkan di ruang terbuka.
Berdasrkan hasil percobaan yang ada maka urutan intensitas warna coklat pada 5
perlakuan yang ada mulai dari yang memiliki intensitas warna tertinggi adalah :
Blanching 30 detik > Blanching 3 menit > Pendiaman pir di ruang terbuka (Tanpa perlakuan
khusus) > Perendaman Vit.C > Perendaman Gula
Hal ini menyimpang dari teori yang ada dimana seharusnya urutan intensitas yang
benar adalah :
Blanching 30 detik > Pendiaman pir di ruang terbuka (Tanpa perlakuan khusus) > Perendaman
Vit.C > Perendaman Gula > Blanching 3 menit
Penyimpangan terjadi karena saat melakukan blanching 3 menit, air sedang tidak dalam
kondisi mendidih yang kemungkinan membuat enzim tidak terdenaturasi penuh. Sehingga setelah
blanching masih ada enzim yang aktif beroperasi. Penyimpangan juga dapat terjadi karena
penilaian intensitas warn aini bersifat subjektifitas sehingga ada kemungkinan data kurang akurat.
Terdapat pula penyimpangan dimana intensitas warna kecoklatan pir yang tidak normal.
Walaupun urutan intensitas warna kecoklatan benar, tetapi warna coklatnya tidak sesuai dengan
yang terjadi normalnya. Hal ini kemungkinan disebabkan oleh buah pir yang digunakan
merupakan buah GMO (Gennetically Modified Organism) dimana terjadi penghilangan enzim
polifenol oksidase baik sebagian atau sepenuhnya yang menghambat reaksi pencoklatan enzimatis.
V. KESIMPULAN
Hasil pengamatan menunjukkan urutan intensitas warna coklat sebagai indikator
terjadinya reaksi pencoklatan enzimatis mulai dari intensitas warna coklat terbesar adalah
Blanching 30 detik > Blanching 3 menit > Pendiaman pir di ruang terbuka (Tanpa perlakuan
khusus) > Perendaman Vit.C > Perendaman Gula
Akan tetapi, terdapat penyimpangan terhadap pustaka pada perlakuan Blanching 3 menit.
Seharusnya urutan yang benar adalah :
Blanching 30 detik > Pendiaman pir di ruang terbuka (Tanpa perlakuan khusus) > Perendaman
Vit.C > Perendaman Gula > Blanching 3 menit
Fennema, O. R. (1972). Food Chemistry 2nd Ed. New York: Marcell bekker inc.
Ganda Putra, G., Wartini, N., & Dewi Anggreni, A. (2010). KARAKTERISASI ENZIM POLIFENOL OKSIDASE
BIJI KAKAO 20(Theobroma cacao Linn.). AGRITECH, Vol. 30, No.3, 152-157.
Meyes, L. (1973). Food Chemistry. New Delhi: Affated East West Press Ltd.
Trenggono. (1990). Biokimia dan Teknologi Pasca Panen. Yogyakarta: PAU Pangan dan Gizi UGM.
Whitaker, J. (1972). Principles of Enzym for the food science. New York: Marcel Dekker Inc.
VIII. LAMPIRAN
a. Hasil Diskusi
• Mengapa terdapat pir yang tidak berubah
Hal ini kemungkinan disebabkan oleh buah yag digunakan untuk percobaan ada buah
GMO (Gennetically Modified Organism). Sehingga tidak terdapat enzim fenolase.
Akibatnya buah sulit teroksidasi dan pembusukan terhambat berlangsung lambat
b. Cek Plagiat