Anda di halaman 1dari 17

EFEKTIVITAS PROSES BELAJAR MENGAJAR

DOSEN PEREMPUAN TERHADAP ATRAKSI MEREKA


PADA MAHASISWA DI UNIKOM BANDUNG
Melly Maulin Purwaningwulan
Desayu Eka Surya
Rismawaty

Program Studi Ilmu Komunikasi


Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik
Universitas Komputer Indonesia
Jalan Dipati Ukur Nomor 112-116, Bandung, 40132, Indonesia
E-mail : maulinmelly@yahoo.com
askiara@yahoo.co.id
risma_ik@yahoo.co.id

Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sejauhmana efektivitas proses belajar mengajar dosen
perempuan terhadap atraksi mereka pada mahasiswa di Unikom Bandung. Sehingga untuk dapat melihat
seberapa besar pengaruhnya, peneliti mencoba untuk menganalisis kredibilitas, kegiatan, pesan, media,
intensitas, faktor personal dan faktor situasional.Tipe penelitian ini adalah kuantitatif, sedangkan metode
penelitian yang digunakan adalah metode survei dengan teknik analisis deskriptif. Sebagian besar data
dikumpulkan melalui wawancara dan angket, serta didukung oleh studi literatur. Unit samplingnya
adalah seluruh mahasiswa Universitas Komputer Indonesia, dengan populasi sebesar 9750 orang, maka
diperoleh sampel sebanyak 385 orang. Teknik sampling yang digunakan adalah Stratified Random
Sampling yaitu pengambilan sampel berstrata. Hasil penelitian menunjukan hubungan kredibililitas
terhadap atraksi adalah sebesar 34.5%, kegiatan terhadap atraksi adalah sebesar 26.5%, pesan terhadap
atraksi adalah sebesar 48%, media terhadap atraksi adalah sebesar 31.6%, intensitas terhadap atraksi
41.2%, Efektivitas Proses Belajar Mengajar terhadap faktor Personal adalah 45.4%, efektivitas terhadap
faktor situasional adalah 50%, sehingga secara umum efektivitas proses belajar mengajar dosen
perempuan terhadap atraksi mereka pada mahasiswa di Unikom Bandung adalah sebesar 55.35%, hasil
pengolahan data dan pengujian hipotesis mengisyaratkan bahwa H 0 ditolak dan Ha diterima. Kesimpulan,
bahwa ada hubungan yang positif antara Efektivitas Proses Belajar Mengajar Dosen Perempuan
Terhadap Atraksi Mereka Pada Mahasiswa Di UNIKOM Bandung.

Abstract

This study aims to identify the effectiveness learning processes by women teacher on their attraction to
the students at UNIKOM Bandung. So to be able to see how big the impact, the researchers tried to
analyze the credibility, activities, messages, media, intensity, personal factors and situational factors.
This research type is quantitative. While research method used is method survey with descriptive
analysis techniques. Most of the data collected through interviews and questionnaires, and also
supported by literature study. Sampling unit is the entire Indonesian Computer University student, with
a population of 9750 people, then obtained a sample of 385 people. The sampling technique used was
stratified random sampling is stratified sampling. The results show the relationship of attraction
credibility amounted to 34.5%, the activities of the attraction is at 26.5%, the messages of the attraction
is at 48%, media on the attraction was 31.6%, 41.2% intensity of the attraction, Effectiveness of
Teaching and Learning Personal factors are 45.4%, the effectiveness of situational factors is 50%. So
that in general the effectiveness learning processes by women teacher on their attractions to the student
at UNIKOM Bandung is 55.35%, the data processing and hypothesis testing suggests that H0 is rejected
and Ha accepted. The conclusion, that there is a positive relationship between Effectiveness Learning
Against Women Teachers Lecturers Attractions Them on Students at UNIKOM Bandung.

Key word: efektivitas, proses belajar mengajar, perempuan

1. Pendahuluan berbagai kesempatan. Optimalisasi tidak


terbatas pada jabatan struktural melainkan
1.1 Latar Belakang pada kemampuannya untuk
mempertunjukkan kompetensi di bidang
Di sektor formal, peranan perempuan keilmuannya.
pekerja biasanya jauh lebih kecil. Mayoritas
perempuan pekerja sektor formal menduduki Keberhasilan wanita di sekolah dapat berarti
posisi yang kurang penting. Hal ini memang terbukanya peluang yang lebih luas bagi wanita
sering dikaitkan dengan kemampuan untuk memilih jenis pekerjaan sesuai keahlian
perempuan yang lebih terbatas, yang seringkali yang dimilikinya. Peluang yang lebih terbuka
merupakan cerminan dari pendidikannya. tersebut terdapat di berbagai bidang, antara lain
Alasan lain yang sering pula dikemukakan adalah bidang pendidikan, terutama pendidikan
adalah perempuan hanya cocok bagi pekerjaan formal. Pada dasa warsa terakhir terlihat bahwa
yang feminin atau pekerjaan yang berkaitan wanita yang memilih profesi sebagai tenaga
dengan nalurinya dalam peran sebagai ibu pengajar di perguruan tinggi (dosen)
rumah tangga atau mitra pembantu laki-laki, memperlihatkan adanya peningkatan.
misalnya guru, perawat, pelayan restoran, juru Berdasarkan pengamatan sederhana, peneliti
masak, operator telepon, teller bank, dan memperoleh suatu gambaran bahwa sekalipun
sejenisnya (Barry, 1989 seperti dikutip oleh banyak wanita telah memilih profesi sebagai
Chrysanti Hasibuan-Sedyono dalam Gardiner, dosen, namun terdapat inkonsistensi gejala
1994:214). partisipasi dosen wanita yang belum
menunjukkan hasil yang optimal. Hal ini berarti
Perbincangan tentang kemampuan dan ada inkonsistensi keadaan wanita pada waktu
keberhasilan sumber daya manusia dari sekolah dan setelah wanita bekerja. Dugaan
kalangan wanita pada berbagai bidang dunia sementara mengindikasikan adanya berbagai
kerja adalah suatu kondisi nyata yang menjadi macam faktor yang mempengaruhi Atraksi
perbincangan yang kerap kali kita dengarkan. dosen wanita tersebut. Dari uraian di atas, maka
Berbagai kalangan intelektual dinilai tertarik peneliti mencoba memunculkan pemikiran
meneliti, menganalisa dan membahas tentang apakah salah satu faktor efektivitas proses
hal tersebut, seperti kesimpulan penelitian dari belajar mengajar mahasiswa UNIKOM
Sari Mukti Widiyastuti dan Agung M. Harsiwi memiliki hubungan dengan atraksi dosen.
(2000) tentang produktivitas dan aktualitas
dosen wanita menyimpulkan bahwa: 1.2 Rumusan Masalah
Rumusan Masalah Penelitian adalah:
- Produktivitas dosen wanita sangat di
pengaruhi oleh kondisi kemampanan, baik 1. Sejauhmana Kredibilitas Proses Belajar
secara akademik maupun non akademik, Mengajar Dosen Perempuan terhadap
status perkawinan bukan menjadi hambatan Atraksi mereka pada Mahasiswa di
dalam mengusahakan produktivitasnya. UNIKOM Bandung?

- Aktualisasi diri dosen wanita sama sekali 2. Sejauhmana Kegiatan Proses Belajar
tidak terhambat oleh adanya peraturan Mengajar Dosen Perempuan terhadap
institusi atau kebijakan institusi yang Atraksi mereka pada Mahasiswa di
bersifat diskriminatif, justru pandangan UNIKOM Bandung?
keliru dari dosen wanita yang kurang 3. Sejauhmana Pesan Proses Belajar
memungkinkan bagi dirinya untuk Mengajar Dosen Perempuan terhadap
mengoptimalisasikan dirinya melalui
Atraksi mereka pada Mahasiswa di 6. Untuk Mengetahui Efektivitas Proses
UNIKOM Bandung? Belajar Mengajar Dosen Perempuan
4. Sejauhmana Media yang digunakan pada terhadap Faktor Personal mereka pada
Proses Belajar Mengajar Dosen Perempuan Mahasiswa di UNIKOM Bandung.
terhadap Atraksi mereka pada Mahasiswa 7. Untuk Mengetahui Efektivitas Proses
di UNIKOM Bandung? Belajar Mengajar Dosen Perempuan
5. Sejauhmana Intensitas Proses Belajar terhadap Faktor Situasional mereka pada
Mengajar Dosen Perempuan terhadap Mahasiswa di UNIKOM Bandung.
Atraksi mereka pada Mahasiswa di
UNIKOM Bandung ? 8. Untuk Mengetahui Efektivitas Proses
6. Sejauhmana Efektivitas Proses Belajar Belajar Mengajar Dosen Perempuan
Mengajar Dosen Perempuan terhadap terhadap Atraksi mereka pada Mahasiswa
Faktor Personal mereka pada Mahasiswa di UNIKOM Bandung.
di UNIKOM Bandung?
1.4 Kegunaan Penelitian
7. Sejauhmana Efektivitas Proses Belajar
Mengajar Dosen Perempuan terhadap
Hasil penelitian ini diharapkan memiliki
Faktor Situasional mereka pada
kegunaan yang bersifat teoritis dan praktis,
Mahasiswa di UNIKOM Bandung?
sebagai berikut :
8. Sejauhmana Efektivitas Proses Belajar
Mengajar Dosen Perempuan terhadap Kegunaan Teoritis
Atraksi mereka pada Mahasiswa di
UNIKOM Bandung? Hasil penelitian ini dapat memberikan
sumbangan pemikiran bagi perkembangan Ilmu
Komunikasi khususnya kajian Psikologi
1.3 Maksud dan Tujuan Komunikasi, Komunikasi Antarpersona, dan
Komunikasi Kelompok serta dapat dijadikan
Adapun Tujuan dari penelitian ini bahan tinjauan awal untuk melakukan
adalah : penelitian serupa dimasa yang akan datang.
1. Untuk Mengetahui Kredibilitas Proses
Belajar Mengajar Dosen Perempuan Kegunaan Praktis
terhadap Atraksi mereka pada Mahasiswa
di UNIKOM Bandung. 1. Bagi kepentingan penulis dalam
mengembangkan wawasan dan
2. Untuk Mengetahui Kegiatan Proses pemahaman tentang Psikologi
Belajar Mengajar Dosen Perempuan Komunikasi, Komunikasi Antarpersona,
terhadap Atraksi mereka pada Mahasiswa dan Komunikasi Kelompok, khususnya
di UNIKOM Bandung. tentang atraksi dalam proses belajar
mengajar.
3. Untuk Mengetahui Pesan Proses Belajar  Bagi Penelitian ini diharapkan dapat
Mengajar Dosen Perempuan terhadap dijadikan literature dan acuan bagi
Atraksi mereka pada Mahasiswa di yang akan melakukan penelitian
UNIKOM Bandung. selanjutnya khususnya mengenai
Psikologi Komunikasi, Komunikasi
4. Untuk Mengetahui Media yang digunakan Antarpersona, dan Komunikasi
pada Proses Belajar Mengajar Dosen Kelompok.
Perempuan terhadap Atraksi mereka pada  Penelitian ini dapat dijadikan bahan
Mahasiswa di UNIKOM Bandung. pertimbangan pihak Universitas untuk
mengambil kebijaksanaan rekuitment
5. Untuk Mengetahui Intensitas Proses tenaga dosen dimasa yang akan
Belajar Mengajar Dosen Perempuan datang.
terhadap Atraksi mereka pada Mahasiswa
di UNIKOM Bandung. 2. Program Studi dan Universitas
Menurut Dani Vardiansyah dalam
2. Kajian Pustaka dan Kerangka bukunya Pengantar Ilmu Komunikasi,
Pemikiran mendefinisikan komunikasi kelompok apabila
2.1 Kajian Pustaka jumlah pelaku komunikasi lebih dari tiga orang,
cenderung dianggap komunikasi kelompok
Tinjauan Tentang Komunikasi kecil atau lazim disebut komunikasi kelompok
saja. Sedangkan komunikasi kelompok besar
Komunikasi adalah salah satu aktivitas biasa disebut sebagai komunikasi publik.
yang sangat fundamental dalam kehidupan Dalam komunikasi kelompok komunikator
umat manusia. Kebutuhan manusia untuk relatif mengenal komunikan dan demikian juga
berhubungan dengan sesamanya, diakui oleh antar komunikan. Bentuk komunikasi
hampir semua agama yang telah ada, sejak kelompok kecil misalnya pertemuan, rapat, dan
zaman Adam dan Hawa. Bahkan salah seorang lain-lain. (Vardiansyah, 2004:31).
pakar komunikasi yaitu Wilbur Schramm
sebagaimana dikutip oleh Onong Ucjhana Karakteristik Komunikasi Kelompok:
Effendy mengatakan bahwa;
1. Komunikasi dalam komunikasi kelompok
“Komunikasi dan masyarakat adalah bersifat homogeny
dua kata kembar yang tidak dapat dipisahkan 2. Dalam komunikasi kelompok terjadi
satu sama lainnya. Sebab tanpa komunikasi, kesempatan dalam melakukan tindakan
masyarakat tidak mungkin akan terbentuk, dan pada saat itu juga.
sebaliknya tanpa masyarakat maka manusia 3. Arus balik didalam komunikasi kelompok
tidak mungkin dapat mengembangkan terjadi secara langsung, karena
komunikasi”. (Effendy, 2002: 21) Menurut komunikator dapat mengetahui reaksi
Laswell berpendapat, terdapat lima komponen komunikan pada saat komunikasi sedang
pokok dalam unsur komunikasi, yaitu: berlangsung.
4. Pesan yang diterima komunikan dapat
1) Sumber (source) adalah pihak yang bersifat rasional (terjadi pada komunikasi
berinisiatif atau mempunyai kebutuhan kelompok kecil) dan bersifat emosional
untuk berkomunikasi. 2) Pesan, yaitu (terjadi pada komunikasi kelompok
apa yang dikomunikasikan oleh sumber besar).
kepada penerima. 3) Saluran/media, 5. Komunikator masih dapat mengetahui dan
yakni alat atau wahana yang digunakan mengenal komunikan meskipun hubungan
sumber untuk menyampaikan pesan yang terjadi tidak erat seperti pada
kepada penerima. 4) Penerima komunikasi interpersonal.
(receiver), yakni orang yang menerima 6. Komunikasi kelompok akan menimbulkan
pesan dari sumber. Dan yang terakhir konsekuensi bersama untuk mencapai
adalah 5) efek, yaitu apa yang terjadi tujuan yang diinginkan.
pada penerima setelah ia menerima
pesan tersebut.(Deddy Mulyana, Tinjauan Tentang Komunikasi Antar
2000:62). Persona.

Tinjauan Tentang Komunikasi Pengertian komunikasi antar persona


Kelompok (interpersonal communication) menurut Onong
Uchjana Effendy yang dikutip dari Joseph A.
Komunikasi Kelompok juga diartikan Devito sebagai berikut :
sebagai sekumpulan orang yang mempunyai
tujuan yang sama, yang berinteraksi satu sama “Proses pengiriman dan penerimaan
lain untuk mencapai suatu tujuan yang pesan-pesan antara dua orang atau
bersama, mengenal satu sama lainnya, dan diantara sekelompok kecil orang-orang,
memandang mereka menjadi salah satu bagian dengan beberapa elemen dan beberapa
dari kelompok terebut.
umpan balik seketika.” (Effendy, 2003 : kompetensi yang dimilikinya berupa
60) intelektualitas, sifat, ketrampilan,
Berdasarkan definisi Devito itu, karakter personal, serta proses
komunikasi antar persona dapat berlangsung intelektual dan kognitif”.13
antara dua orang yang memang sedang berdua-
duaan seperti dua orang yang bercakap-cakap, Dari beberapa definisi di atas penulis
atau antara dua orang dalam suatu pertemuan, menyimpulkan bahwa SDM merupakan
misalnya antara petugas klinik hemat energi seperangkat kemampuan yang dimiliki oleh
dengan pelanggannya. individu sebagai bagian dari organisasi yang
dapat diolah atau di kembangkan agar
Rogers (Depari : 1988) mengungkapkan memiliki suatu keunggulan.
ada enam ciri Komunikasi antar pribadi yaitu :
Tinjauan Tentang Dosen
1. Arus pesan cenderung dua arah
2. Konteks Komunikasi tatap muka Dosen adalah pendidik profesional dan
3. Tingkat umpan balik yang tinggi ilmuwan (orang yang bekerja dan mendalami
4. Kemampuan mengatasi selektivitas ilmu pengetahuan dengan tekun dan sungguh-
5. Kecepatan mengungkap sasaran yang besar sungguh.) dengan tugas utama
sangat lamban mentransformasikan, mengembangkan, dan
6. Efek tampak pada perubahan sikap. menyebarluaskan ilmu pengetahuan. 1)

Tinjauan Tentang Proses Belajar Dosen menurut menurut Kamus


Mengajar Lengkap Bahasa Indonesia adalah: ”Pengajar di
Perguruan Tinggi”. (KLBI, : 212)
Dalam keseluruhan proses pendidikan
dan pengajaran berlangsung interaksi guru dan Sementara Dosen menurut Paulina
siswa dalam proses belajar mengajar yang Pannen adalah: ”Tenaga pendidik pada
merupakan kegiatan paling pokok. Proses perguruan tinggi yang khusus diangkat dengan
belajar mengajar merupakan proses kegiatan tugas utama mengajar”. (Pannen, 2001:21).
interaksi antara dua unsur manusiawi yakni
siswa sebagai pihak yang belajar dan guru Profesi dosen merupakan bidang
sebagai pihak yang mengajar. Pendidikan pekerjaan khusus yang dilaksanakan
adalah usaha sadar untuk berdasarkan prinsip sebagai berikut:
menumbuhkembangkan potensi Sumber Daya 1. Memiliki bakat, minat, panggilan jiwa,
Manusia (SDM) melalui kegiatan pengajaran. dan idealisme;
Ada dua buah konsep kependidikan yang 2. Memiliki komitmen untuk meningkatkan
berkaitan dengan lainnya, yaitu belajar ( mutu pendidikan, keimanan, ketakwaan,
learning ) dan pembelajaran ( intruction ). dan akhlak mulia;
Konsep belajar berakar pada pihak peserta 3. Memiliki kualifikasi akademik dan latar
didik dan konsep pembelajaran berakar pada belakang pendidikan sesuai dengan
pihak pendidik. bidang tugas;
4. Memiliki kompetensi yang diperlukan
Tinjauan Tentang Sumber Daya Manusia sesuai dengan bidang tugas;
5. Memiliki tanggung jawab atas
Definisi SDM Menurut Managing pelaksanaan tugas keprofesionalan;
Partner The Jakarta Consulting Group, adalah: 6. Memperoleh penghasilan yang ditentukan
sesuai dengan prestasi kerja;
“Merupakan sumber pengetahuan,
keterampilan, dan kemampuan yang 1
Managing Partner The Jakarta Consulting
terakumulasi dalam diri anggota
Group, SDM dan Keunggulan Kompetitif
organisasi. Selain itu SDM juga
,(www.jakartaconsulting.com/extra_corner_arc
merupakan sumber keunggulan
hive12.shtml, Mei 2006). Hal 1.
kompetitif yang potensial karena
7. Memiliki kesempatan untuk tercapainya tujuan pendidikan.”
mengembangkan keprofesionalan secara (Pannnen, 2001, 7 &21)
berkelanjutan dengan belajar sepanjang
hayat; Dari defenisi di atas dapat diketahui
8. Memiliki jaminan perlindungan hukum bahwa antara mahasiswa & dosen merupakan 2
dalam melaksanakan tugas subsistem yang sangat besar pengaruhnya pada
keprofesionalan. pembentukan sebuah sistem pendidikan.

Dosen wajib memiliki kualifikasi Tinjauan tentang Efektifitas


akademik, kompetensi, sertifikat pendidik, Pengertian Efektifitas
sehat jasmani dan rohani, dan memenuhi
kualifikasi lain yang dipersyaratkan satuan Efektif memiliki arti berhasil atau tepat
pendidikan tinggi tempat bertugas, serta guna, efektif merupakan kata dasar, sementara
memiliki kemampuan untuk mewujudkan kata sifat dari efektif adalah efektifitas.
tujuan pendidikan nasional. Menurut Efendy (1999:14) mendefinisikan
efektifitas sebagai berikut :
Tinjauan Tentang Mahasiswa
“Komunikasi yang prosesnya
Berdasarkan arti kata, Maha berarti: mencapai tujuan yang direncanakan sesuai
“Besar/tinggi” sedangkan Siswa berarti dengan biaya yang dianggarkan, waktu yang
“Pelajar/orang” yg mempelajari sesuatu. Jadi ditetapkan dan jumlah personil yang
mahasiswa adalah: “Pelajar yg derajatnya lebih ditentukan”. (Effendy, 1999:14)
tinggi dari pelajar lain”.
Selain itu efektifitas juga berarti daya
Predikat ini diberikan karena para pesan untuk mempengaruhi atau tingkat
mahasiswa menimba ilmu di kemampuan pesan untuk mempengaruhi
Sekolah/Perguruan Tinggi, seperti yg juga komunikan.
dialami oleh dosen sehingga mereka juga
disebut sebagai “Maha Guru”. Selain itu, Pesan yang efektif harus memiliki
subjek yang dipelajari di perguruan tinggi juga syarat-syarat sebagai berikut :
menduduki tingkat yang lebih tinggi dibanding
subjek-subyek pada sekolah biasa. 1. Adanya kesamaan dalam mempermudah
proses penyandian (decoding) yakni
Mahasiswa atau Mahasiswi adalah proses menerjemahkan lambang-lambang
panggilan untuk orang yang sedang menjalani yang diterima menjadi gagasan-gagasan.
pendidikan tinggi di sebuah universitas 2. Adanya kesaman membantu membangun
atau perguruan tinggi. proses yang sama (persepsi)
(http://id.wikipedia.org/wiki/Mahasiswa) 3. Adanya kesamaan menyebabkan
komunikan tertarik pada komunikator.
Sementara Paulina Pannen mengatakan (Rakhmat, 1986 : 271)
bahwa Mahasiswa adalah:
2.2 Kerangka Pemikiran
”Khalayak yang menjadi peserta dalam Kerangka Teoritis
proses pendidikan; anggota masyarakat
yang sedang berusaha mengembangkan Efektif memiliki arti berhasil atau tepat
dirinya melalui proses pendidikan. guna. Efektif merupakan kata dasar. Sementara
Sedangkan dosen adalah tenaga kata sifat dari efektif adalah efektivitas.
pengajar atau pelaksana yang Hubungannya dengan proses komunikasi,
menggerakkan sistem pendidikan dan menurut Onong Uchjana Effendy, definisi dari
membantu terciptanya kesempatan efektivitas adalah ”Komunikasi yang prosesnya
belajar untuk memperlancar proses mencapai tujuan yang direncanakan sesuai
pendidikan dalam menunjang dengan biaya ”Komunikasi yang prosesnya
mencapai tujuan yang direncanakan sesuai
dengan biaya yang dianggarakan, waktu yang Landasan teori untuk Komunikasi Kelompok
ditetapkan dan jumlah personil yang yang digunakan dalam penelitian ini adalah
ditentukan.” (Effendy, 1989:14) Sistem Internal dan eksternal dari Homans.
Efektivitas juga berarti daya pesan untuk Menurut Homans dalam Goldberg dan Larson
mempengaruhi atau tingkat kemampuan pesan (1985:56-57), ada tiga unsur dalam struktur
untuk mempengaruhi komunikan. Pesan yang kelompok kecil, yaitu kegiatan, interaksi dan
efektif harus memiliki syarat-syarat sebagai perasaan.
berikut :
1. Kegiatan terdiri dari tindakan-tindakan
1. Adanya kesamaan dalam mempermudah anggota kelompok yang berhubungan
proses penyandian (decoding) yakni proses dengan tugas kelompok
menterjemahkan lambang-lambang yang 2. Interaksi memperlihatkan saling
diterima menjadi gagasan-gagasan. ketergantungan dan saling menanggapi
2. Adanya kesamaan membantu membangun dalam bertingkah laku. Sebagian besar
premis yang sama (persepsi). meliputi komunikasi antar pribadi.
3. Adanya kesamaan menyebabkan komunikan 3. Perasaan meliputi konsep suka atau tidak
tertarik pada komunikator. (Rahkmat, suka (like and dislike) yang terdiri dari
1986:271) perasaan-perasaan negatif dan positif
yang dirasakan anggota kelompok satu
Penelitian ini bertolak dari konteks dengan yang lainnya.
Komunikasi Interpersonal dan Komunikasi
Kelompok. Landasan teori untuk Komunikasi Pada intinya menurut Homans kelompok terdiri
Interpersonal yang digunakan dalam penelitian dari sistem internal, yaitu tugas komunikasi dan
ini adalah Konsep Kesiapan Dalam sistem eksternal, yaitu proses komunikasi.
Berkomunikasi dari Albert Mehrabian.
Menutur Albert Mehrabian dalam Liliweri Adapun faktor-faktor yang
(1994, 188-190), tingkah laku komunikasi mempengaruhi atraksi interpersonal, menurut
dapat diklasifikasikan menjadi suatu kerangka Rakhmat adalah:
tiga dimensi. Ketiga dimensi itu menentukan
kesiapan dan kesukaan orang dalam 1. Faktor-faktor personal
komunikasi antarpribadi. Tiga dimensi tersebut
adalah : a. Kesamaan Karakteristik Personal
Orang-orang yang memiliki
1. Faktor kesukaan/liking atau disebut kesamaan dalam nilai-nilai, sikap,
immediacy keyakinan, tingkat sosioekonomi,
Setiap orang menggunakan metafor agama, ideologis cenderung
immediacy untuk berkomunikasi yang saling menyukai.
digunakan untuk menunjukan kepada b. Tekanan Emosional
orang lain kemampuannya. Orang yang berada dalam
2. Kekuasaan/power keadaan yang mencemaskannya
Metafor kekuasaan artinya dalam atau harus memikul tekanan
berkomunikasi secara verbal maupun emosional, ia akan menginginkan
nonverbal manusia menunjukan kehadiran orang lain.
kekuasaannnya. Metafor kekuasaan ini c. Harga Diri yang Rendah
sangat dipengaruhu oleh faktor Harga diri direndahkan, hasrat
kebudayaan. afiliasi (bergabung dengan orang
3. Responsif lain) bertambah, dan ia makin
responsif untuk menerima kasih
Pada dasarnya menjelaskan dinamika sayang orang lain.
yang umum atau aktivitas berkomunikasi d. Isolasi Sosial
secara responsif. Metafor responsif merupakan Manusia adalah mahluk sosial.
masalah kecepatan atau kekerasan suara dalam Manusia mungkin tahan hidup
menanggapi komunikasi. terasing beberapa waktu, tetapi
tidak untuk waktu lama. Isolasi perempuan meliputi Kesamaan Karakteristik
sosial adalah pengalaman yang Personal, Tekanan Emosional, Harga Diri yang
tidak enak. Rendah, Isolasi Sosial, Daya Tarik Fisik,
2. Faktor-faktor situasional Ganjaran (Reward), Familiarity, Kedekatan
a. Daya Tarik Fisik (Proximity) dan Kemampuan (Competence).
Beberapa penelitian telah
mengungkapkan bahwa daya tarik Berikut adalah pengaplikasian teori
fisik sering menjadi penyebab dengan merujuk pada teori Konsep Kesiapan
utama atraksi personal. Kita Dalam Berkomunikasi dari Albert Mehrabian.
senang pada orang yang tampan Menurut Albert Mehrabian dalam Liliweri
atau cantik. (1994, 188-190), tingkah laku komunikasi
b. Ganjaran (Reward) dapat diklasifikasikan menjadi suatu kerangka
Ganjaran itu berupa bantuan, tiga dimensi. Ketiga dimensi itu menentukan
dorongan moril, pujian atau hal- kesiapan dan kesukaan orang dalam
hal yang meningkatkan harga diri komunikasi antarpribadi. Tiga dimensi tersebut
kita. adalah :
c. Familiarity
Familiarity artinya sering kita 1. Faktor kesukaan/liking atau disebut
lihat atau sudah kita kenal dengan immediacy
baik. Prinsip Familiarity Setiap orang menggunakan metafor
dicerminkan dalam peribahasa immediacy untuk berkomunikasi yang
Indonesia ”Kalau tak kenal maka digunakan untuk menunjukan kepada
tak sayang” orang lain kemampuannya. Dalam
d. Kedekatan (Proximity) penelitian ini faktor kesukaan yang
Erat kaitannya dengan familiarity dimaksud adalah faktor-faktor yang
adalah kedekatan. Orang mempengaruhi atraksi baik personal
cenderung menyenangi mereka maupun situasional yang dimiliki oleh
yang tempat tinggalnya dosen perempuan Unikom, yaitu
berdekatan. Kesamaan Karakteristik Personal,
e. Kemampuan (Competence) Tekanan Emosional, Harga Diri yang
Kita cenderung menyenangi Rendah, Isolasi Sosial, Daya Tarik
orang-orang yang memiliki Fisik, Ganjaran (Reward), Familiarity,
kemampuan lebih tinggi dari pada Kedekatan (Proximity) dan
kita atau lebih berhasil dalam Kemampuan (Competence).
kehidupannya. 2. Kekuasaan/power
Metafor kekuasaan artinya dalam
Kerangka Konseptual berkomunikasi secara verbal maupun
nonverbal manusia menunjukan
Dalam penelitian ini, peneliti ingin kekuasaannnya. Metafor kekuasaan ini
melihat sejauhmana Efektivitas Proses Belajar sangat dipengaruhu oleh faktor
Mengajar Mahasiswa Terhadap Atraksi Dosen kebudayaan. Dalam penelitian ini
Perempuan Di Universitas Komputer Indonesia faktor kekuasaan/power meliputi
(Unikom) Bandung. Efektivitas proses belajar pesan atau materi yang disampaikan
mengajar dipengaruhi oleh banyak faktor, salah oleh dosen perempuan dalam proses
satunya adalah faktor atraksi dosen. Terdapat belajar mengajar termasuk didalamnya
asumsi dalam penelitian ini bahwa dosen adalah komunikasi nonverbal yang
perempuan lebih memiliki daya tarik/atraksi melengkapi atau mempertegas
dibandingkan dosen laki-laki. Efektivitas dalam komunikasi verbal.
proses belajar mengajar dalam penelitian ini 3. Responsif
meliputi kegiatan proses belajar (metode Pada dasarnya menjelaskan dinamika
pengajaran), pesan (materi perkuliahan), media yang umum atau aktivitas
pengajaran dan sarana dalam proses belajar berkomunikasi secara responsif.
mengajar. Sedangkan Atraksi dosen Metafor responsif merupakan masalah
kecepatan atau kekerasan suara dalam tertulis dan sistematis yang berkaitan
menanggapi komunikasi. Dalam dengan masalah penelitian untuk
penelitian ini faktor responsif ter-cover memperoleh jawaban yang akurat.
dalam metode pengajaran yang Penyebaran angket pada penelitian ini
dilakukan oleh dosen perempuan, baik yaitu kepada mahasiswa Universitas
dalam metode ceramah, diskusi, Komputer Indonesia (Unikom).
maupun tanya jawab.
2. Wawancara
Sedangkan pengaplikasian untuk Wawancara merupakan salah satu
landasan teori untuk Komunikasi Kelompok bagian yang penting dari suatu
yaitu Sistem Internal dan eksternal dari penelitian. Menurut Riduwan,
Homans lebih difokuskan pada faktor perasaan. wawancara adalah “Suatu cara
Perasaan dalam hal ini meliputi konsep suka pengumpulan data yang digunakan
atau tidak suka (like and dislike) yang terdiri untuk memperoleh informasi langsung
dari perasaan-perasaan negatif dan positif yang dari narasumber. Wawancara
dirasakan anggota kelompok satu dengan yang dilakukan apabila seorang peneliti
lainnya. Dalam penelitian ini, yang ingin mengetahui hal-hal dari
dimaksudkan dengan anggota kelompok satu narasumber secara mendalam.”
dengan yang lainnya adalah mahasiswa dan (Riduwan, 2002:29)
dosen perempuan Unikom. Jadi selain adanya Wawancara yang dilakukan oleh
proses belajar mengajar, sebagai tugas peneliti adalah kepada pihak Rektorat
kelompok proses komunikasi yang terjadi dan Universitas Komputer Indonesia
dipengaruhi oleh perasaan-perasaan baik positif (Unikom)
maupun negatif yang dirasakan mahasiswa
terhadap dosen perempuan Unikom. 3. Studi Pustaka
Studi pustaka merupakan salah satu
3. Objek dan Metode Penelitian cara mengumpulan informasi yang
3.1 Objek penelitian dilakukan dengan cara mempelajari
buku atau referensi lainnya sebagai
Objek penelitian Universitas Komputer penunjang penelitian serta
Indonesia, Jl.Dipati Ukur Nomor 112 – 116 mempelajari data-data tertulis yang
Bandung 40132. Telepon (022) 2504119, (022) dibutuhkan.
2506634, Fax (022) 2533754
4. Penelusuran Data Online
3.2 Metode Penelitian “Metode penelusuran data online
adalah tata cara melakukan
Dalam penelitian ini, peneliti penelusuran data melalui media online
menggunakan tipe pendekatan kuantitatif. seperti internet atau media jaringan
Sedangkan metode yang digunakan adalah lainnya yang menyediakan fasilitas
metode survei dengan teknik analisis deskriptif. online, sehingga memungkinkan
peneliti dapat memanfaatkan data-
Teknik Pengumpulan Data informasi yang berupa data maupun
informasi teori, secepat atau semudah
Adapun teknik pengumpulan data yang mungkin dan dapat
dilakukan oleh peneliti dalam penelitian ini dipertanggungjawabkan secara
adalah sebagai berikut : akademis” (Iskandar, 2006: 28).

1. Angket Teknik Analisis Data


Angket merupakan salah satu cara
pengumpulan data dengan cara Analisis data adalah pengolahan data
membuat daftar pertanyaan secara yang dikumpulkan untuk dibahas lebih lanjut.
Setelah memperoleh data yang diperlukan mahasiswa, kemampuan dosen dalam
untuk penelitian, selanjutnya data tersebut menguasai emosi, percaya diri dan riang pada
diolah dengan tahapan sebagai berikut: saat menyampaikan pesan kepada mahasiswa
1. Penyeleksian data, pemeriksaan pada saat mengajar dan dosen mampu memilih
kelengkapan dan kesempurnaan data serta serta menggunakan media yang tepat pada saat
kejelasan data terjadinya proses pengajaran.
2. Klasifikasi data, yaitu mengelompokan
data yang telah dipilih sesuai dengan Sehingga untuk mengukur indikator
jenisnya kredibilitas Peneliti menilai keahlian,
3. Malakukan uji validitas dan reliabilitas kejujuran, kemampuan, dan keyakinan,
pada angket yang telah disebar sebagai alat ukur yang dinilai tepat.
sebelumnya, valid berarti instrumen
tersebut dapat digunakan untuk mengukur Berdasarkan hasil penelitian yang
apa yang seharusnya diukur, sedangkan dialkukan dengan menggunakan angket dan
reliabilitas menunjukan adanya dihitung dengan korelasi maka diperoleh hasil
konsistensi dan stabilitas nilai hasil skala bahwa hubungan kredibilitas terhadap atraksi
pengukuran tertentu adalah hubungan yang cukup berarti dan
4. Data yang dimasukan kedalam coding searah, karena angka korelasi bernilai positif
book (buku koding) dan coding sheet artinya jika kredibilitas proses belajar mengajar
(lembar koding) dosen perempuan baik maka atraksi juga akan
5. Mentabulasikan data, yaitu menyajikan baik. Hubungan antara indikator kredibilitas
data dalam sebuah tabel (tabel induk dan variable atraksi bersifat signifikan, hal ini
kemudian kedalam tabel tunggal) sesuai diketahui dari angka tingkat signifikansi (sig)
dengan tujuan analisis data sebesar 0.000 dengan korelasi signifikansi 0,05.
6. Data yang ditabulasi kemudian dianalisis
dengan menggunakan SPSS 15. Besarnya hubungan kredibilitas terhadap
Pengolahan data sesuai dengan rumus- atraksi dosen perempuan pada mahasiswa di
rumus dan aturan-aturan pada program UNIKOM Bandung, setelah dihitung dengan
perhitungan SPSS 15. menggunakan Koefisien determinasi (KD),
maka diperoleh hasil sebesar 34.5%. jadi dari
perhitungan tersebut dapat dilihat bahwa
4. Hasil dan Pembahasan hubungan antara kredibilitas terhadap atraksi
adalah sebesar 34.5% dan sisanya yaitu 64.5%
Variabel pada penelitian yang dilakukan dipengaruhi oleh faktor lain.
terdiri dari Variabel Efektivitas (Variabel
Independent) yang diukur dengan indikator 4.2. Analisis Kegiatan Proses Belajar
kredibilitas, Kegiatan, Pesan, Media dan Mengajar Dosen Perempuan terhadap
Intensitas. Sedangkan Variabel Atraksi Atraksi mereka pada Mahasiswa di
(Variabel Dependent) diukur dengan indikator UNIKOM Bandung
Faktor Personal dan Faktor Situasional.
Kegiatan dalam pelakasanaan proses
4.1. Analisis Kredibilitas Proses Belajar belajar mengajar adalah aktivitas yang terjadi
Mengajar Dosen Perempuan Terhadap selama proses belajar tersebut, apakah ada
Atraksi mereka pada Mahasiswa di interaksi yang terjalin di antara komunikator
UNIKOM Bandung (Dosen Prempuan), dan Komunikan
(Mahasiswa), dan apakah komunikasi yang
Kredibilitas dosen pada penelitian yang berlangsung bersifat dua arah atau satu arah.
dilakukan bertolak dari kemampuan dosen Kegiatan selama proses belajar mengajar
menciptakan kegiatan proses belajar mengajar dipengaruhi oleh atraksi dosen perempuan
dengan berempati dan peka terhadap kebutuhan terhadap mehasiswanya.
mahasiswa, kemampuan dosen dalam
menyampaikan, menyuguhkan dan Berdasarkan hasil penelitian
memberikan kehangatan (tidak kaku) pada menggunakan angket sebagai pengumpul data,
dari indikator kegiatan terdapat hasil bahwa
hubungan kegiatan terhadap atraksi adalah Besarnya hubungan pesan terhadap
hubungan yang cukup berarti dan searah, atraksi dosen perempuan pada mahasiswa di
karena angka korelasi bernilai positif artinya UNIKOM Bandung, setelah dihitung dengan
jika kegiatan proses belajar mengajar dosen menggunakan Koefisien determinasi (KD),
perempuan baik maka atraksi juga akan baik. maka diperoleh hasil sebesar 48%. jadi dari
Hubungan antara indikator dan variabel perhitungan tersebut dapat dilihat bahwa
tersebut bersifat signifikan, hal ini diketahui hubungan pesan terhadap atraksi adalah
dari angka tingkat signifikansi (sig) sebesar sebesar 48 % dan sisanya yaitu 52 %
0.000 dengan korelasi signifikansi 0,05 . dipengaruhi oleh faktor lain.

Besarnya hubungan kegiatan terhadap 4.4. Analisa Media Yang Digunakan Pada
atraksi dosen perempuan pada mahasiswa di Proses Belajar Mengajar Dosen Perempuan
UNIKOM Bandung, setelah dihitung dengan Terhadap Atraksi Mereka Pada
menggunakan Koefisien determinasi (KD), Mahasiswa Di UNIKOM Bandung
maka diperoleh hasil sebesar 26.5%. jadi dari
perhitungan tersebut dapat dilihat bahwa Media merupakan sarana penunjang
hubungan antara kegiatan terhadap atraksi pada proses belajar mengajar, pada proses
adalah sebesar 26.5% dan sisanya yaitu 73.5% perkuliahan dosen perempuan dituntut untuk
dipengaruhi oleh faktor lain. mampu memanfaatkan berbagai media yang
ada untuk menarik perhatian mahasiswa, selain
4.3 Analisis Pesan Proses Belajar Mengajar itu juga penggunaan media dapat berdampak
yang disampaikan Dosen Perempuan pada keseriusan mahasiwa untuk mengikuti
terhadap Atraksi mereka pada proses belajar mengajar.
Mahasiswa di UNIKOM Bandung
Media yang dapat digunakan Dosen,
Pesan merupakan sesuatu yang meliputi OHP, Infocus, ataupun white board,
disampaikan oleh komunikator kepada hal ini bertujuan agar pada proses belajar
komunikasi, dalam proses belajar mengajar mengajar Dosen tidak kelihatan kaku karena
pesan adalah materi disampaikan oleh Dosen mereka berinteraksi langsung dengan
kepada mahasiswa. Agar pesan dapat diterima mahasiswa.
oleh mahasiswa, ada beberapa hal yang harus
diperhatikan dalam penyampaian pesan yakni ; Berdasarkan hasil penelitian
pesan yang disampaikan harus sesuai tema, menggunakan angket sebagai pengumpul data,
pesan tersebut harus dapat dimengerti, proses dari indikator media terdapat hasil bahwa
penyampaian berlangsung secara face to face, hubungan media terhadap atraksi adalah
gaya penyampaian pesan yang digunakan hubungan yang cukup berarti dan searah,
dosen, kejelasan pesan, kelengkapan, serta karena angka korelasi bernilai positif artinya
keakuratan dari pesan juga harus diperhatikan jika media proses belajar mengajar dosen
oleh komunikator dalam penyampaian pesan. perempuan baik maka atraksi juga akan baik.
Hubungan antara indikator dan variabel
Berdasarkan hasil penelitian tersebut bersifat signifikan, hal ini diketahui
menggunakan angket sebagai pengumpul data, dari angka tingkat signifikansi (sig) sebesar
dari indikator pesan terdapat hasil bahwa 0.000 dengan korelasi signifikansi 0,05.
hubungan pesan terhadap atraksi adalah
hubungan yang cukup berarti dan searah, Besarnya hubungan media terhadap
karena angka korelasi bernilai positif artinya atraksi dosen perempuan pada mahasiswa di
jika pesan proses belajar mengajar dosen UNIKOM Bandung, setelah dihitung dengan
perempuan baik maka atraksi juga akan baik. menggunakan Koefisien determinasi (KD),
Hubungan antara indikator dan variabel maka diperoleh hasil sebesar 31.6%. jadi dari
tersebut bersifat signifikan, hal ini diketahui perhitungan tersebut dapat dilihat bahwa
dari angka tingkat signifikansi (sig) sebesar hubungan media terhadap atraksi adalah
0.000 dengan korelasi signifikansi 0,05 .
sebesar 31.6% dan sisanya yaitu 68.4 % Faktor Personal adalah Faktor yang
dipengaruhi oleh faktor lain. timbul dari dalam diri individu. Dalam
melakukan interaksi, orang- orang terkadang
4.5. Analisis Intensitas Proses Belajar lebih suka dekat dengan orang yang memiliki
Mengajar Dosen Perempuan terhadap kesamaan dengannya karena jika ada kesamaan
Atraksi mereka pada Mahasiswa di maka komunikasipun akan berjalan dengan
UNIKOM Bandung baik sehingga mereka bisa melakukan hal-hal
berdasarkan faktor persamaan tersebut.
Intensitas pertemuan yang terjadi antara Berkaitan dengan penelitian ini, menunjukkan
dosen dengan mahasiwa juga akan bahwa efektvitas proses belajar mengajar
mempengaruhi bagaimana atraksi dosen bergantung kepada diri dosen sendiri secara
terhadap mahasiswa, jika intensitas pertemuan personal, dan secara umum faktor personal
selama proses belajar mengajar kontinu sesuai terdiri dari dua yaitu faktor biologis dan faktor
jadwal maka dengan begitu dosen akan cepat sosiopsikologis.
berbaur, mengenal, memahami bagaimana
karakter setiap mahasiswanya. Dengan kata lain Faktor biologis menekankan pada
semakin tinggi intensitas pertemuan dosen pengaruh struktur biologis terhadap perilaku
perempuan dengan mahasiswanya selama manusia. Pengaruh biologis ini dapat berupa
proses belajar mengajar maka semakin tinggi instink atau motif biologis. Perilaku yang
pula atraksi yang terjadi di antara dosen dipengaruhi instink disebut juga species
perempuan dan mahasiswa. characteristic behavior misalnya agresivitas,
responsibility pada mahasiswa dan lain-lain.
Berdasarkan hasil penelitian Sedangkan yang bisa dikelompokkan dalam
menggunakan angket sebagai pengumpul data, motif biologis adalah kebutuhan disukai,
dari indikator intensitas terdapat hasil bahwa dikagumi dan lain-lain. Faktor personal lainnya
hubungan media terhadap atraksi adalah adalah faktor sosiopsikologis. Menurut
hubungan yang cukup berarti dan searah. pendekatan ini proses sosial seseorang akan
Bersifat searah karena angka korelasi bernilai membentuk beberapa karakter yang akhirnya
positif artinya jika intensitas proses belajar mempengaruhi perilakunya. Karakter ini terdiri
mengajar dosen perempuan baik maka atraksi dari tiga komponen yaitu komponen afektif,
juga akan baik. Hubungan antara indikator dan kognitf dan komponen konatif.
variabel tersebut bersifat signifikan, hal ini
diketahui dari angka tingkat signifikansi (sig) Komponen afektif merupakan aspek
sebesar 0.000 dengan korelasi signifikansi 0,05 emosional dari faktor sosiopsikologis. Dalam
. komponen ini tercakup motif sosiogenesis,
sikap dan emosi. Komponen kognitif berkaitan
Besarnya hubungan intensitas terhadap dengan aspek intelektual yaitu apa yang
atraksi dosen perempuan pada mahasiswa di diketahui manusia.
UNIKOM Bandung, setelah dihitung dengan
menggunakan Koefisien determinasi (KD), Komponen kognitif terdiri dari faktor
maka diperoleh hasil sebesar 41.2%. jadi dari sosiopsikologis adalah kepercayaan, yaitu suatu
perhitungan tersebut dapat dilihat bahwa keyakinan benar atau salah terhadap sesuatu
hubungan intensitas terhadap atraksi adalah atas dasar pengalaman intuisi atau sugesti
sebesar 41.2% dan sisanya yaitu 58.4% otoritas. Komponen konatif berkaitan dengan
dipengaruhi oleh faktor lain. aspek kebiasaan dan kemauan bertindak.
Kebiasaan adalah aspek perilaku manusia yang
relatif.

4.6. Analisis Efektivitas Proses Belajar Berdasarkan hasil penelitian


Mengajar Dosen Perempuan terhadap menggunakan angket sebagai pengumpul data,
Faktor Personal mereka pada Mahasiswa dari indikator faktor personal terdapat hasil
di UNIKOM Bandung bahwa hubungan Efektivitas Proses Belajar
mengajar terhadap faktor personal adalah
hubungan yang cukup berarti dan searah. menggunakan Koefisien determinasi (KD),
Bersifat searah karena angka korelasi bernilai maka diperoleh hasil sebesar 50.0%. jadi dari
positif artinya jika efektivitas proses belajar perhitungan tersebut dapat dilihat bahwa
mengajar dosen perempuan baik maka faktor hubungan efektivitas proses belajar mengajar
personal juga akan baik. Hubungan antara terhadap faktor personal adalah sebesar 50.0%
indikator dan variabel tersebut bersifat dan sisanya yaitu 50.0 % dipengaruhi oleh
signifikan, hal ini diketahui dari angka tingkat faktor lain.
signifikansi (sig) sebesar 0.000 dengan korelasi
signifikansi 0,05. 4.8 Analisis Efektivitas Proses Belajar
Mengajar Dosen Perempuan terhadap
Besarnya hubungan efektivitas proses Atraksi Mereka pada Mahasiswa di
belajar mengajar dosen perempuan terhadap UNIKOM Bandung
faktor personal mereka pada mahasiswa di
UNIKOM Bandung, setelah dihitung dengan Efektivitas dalam proses belajar
menggunakan Koefisien determinasi (KD), mengajar dalam penelitian ini meliputi kegiatan
maka diperoleh hasil sebesar 45.4%. jadi dari proses belajar (metode pengajaran), pesan
perhitungan tersebut dapat dilihat bahwa (materi perkuliahan), media pengajaran dan
hubungan efektivitas proses belajar mengajar sarana dalam proses belajar mengajar.
terhadap faktor personal adalah sebesar 45.4% Sedangkan Atraksi dosen perempuan meliputi
dan sisanya yaitu 54.5 % dipengaruhi oleh Kesamaan Karakteristik Personal, Tekanan
faktor lain. Emosional, Harga Diri yang Rendah, Isolasi
Sosial, Daya Tarik Fisik, Ganjaran (Reward),
4.7. Analisis Efektivitas Proses Belajar Familiarity, Kedekatan (Proximity) dan
Mengajar Dosen Perempuan terhadap Kemampuan (Competence).
Faktor Situasonal Mereka pada
Mahasiswa di UNIKOM Bandung Berdasarkan hasil penelitian
Faktor situasional adalah faktor yang menggunakan angket sebagai pengumpul data,
timbul dari luar diri individu. Dalam dari variabel atraksi terdapat hasil bahwa
berkomunikasi. atraksi ternyata tidak hanya hubungan Efektivitas Proses Belajar mengajar
dipengaruhi oleh faktor yang ada dalam terhadap atraksi adalah hubungan yang cukup
individu sendiri, tetapi juga faktor lain yang berarti dan searah. Bersifat searah karena
berasal dari lingkungan dimana individu itu angka korelasi bernilai positif artinya jika
berada. efektivitas proses belajar mengajar dosen
perempuan baik maka atraksi juga akan baik.
Berdasarkan hasil penelitian dengan Hubungan antara indikator dan variabel
menggunakan angket sebagai pengumpul data, tersebut bersifat signifikan, hal ini diketahui
dari indikator faktor situasional terdapat hasil dari angka tingkat signifikansi (sig) sebesar
bahwa hubungan Efektivitas Proses Belajar 0.000 dengan korelasi signifikansi 0,05.
mengajar terhadap faktor situasional adalah
hubungan yang cukup berarti dan searah. Besarnya hubungan efektivitas proses
Bersifat searah karena angka korelasi bernilai belajar mengajar dosen perempuan terhadap
positif artinya jika efektivitas proses belajar atraksi mereka pada mahasiswa di UNIKOM
mengajar dosen perempuan baik maka faktor Bandung, setelah dihitung dengan
situasional juga akan baik. Hubungan antara menggunakan Koefisien determinasi (KD),
indikator dan variabel tersebut bersifat maka diperoleh hasil sebesar 55.35%. jadi dari
signifikan, hal ini diketahui dari angka tingkat perhitungan tersebut dapat dilihat bahwa
signifikansi (sig) sebesar 0.000 dengan korelasi hubungan efektivitas proses belajar mengajar
signifikan 5.45. terhadap atraksi adalah sebesar 55.35% dan
sisanya yaitu 44.65 % dipengaruhi oleh faktor
Besarnya hubungan efektivitas proses lain.
belajar mengajar dosen perempuan terhadap
faktor situasional mereka pada mahasiswa di 5. Kesimpulan dan Rekomendasi
UNIKOM Bandung, setelah dihitung dengan 5.1 Kesimpulan
1. Besarnya hubungan Kredibilitas Proses 5. Besarnya korelasi antara intensitas proses
Belajar mengajar Dosen Perempuan belajar mengajar terhadap atraksi
terhadap Atraksi Mereka Pada Mahasiswa memiliki nilai korelasi yang cukup
di UNIKOM Bandung adalah Cukup berarti, searah dan signifikan. artinya
Berarti, Searah, dan Signifikan, dengan intensitas proses belajar mengajar dosen
begitu menunjukkan bahwa kredibilitas perempuan bagi mahasiswa dirasakan
Dosen Perempuan dimata Mahasiwanya sudah cukup baik. Hal ini di ukur dari
adalah salah satu faktor yang dapat durasi mengajar, dan frekuensi mengajar
mempengaruhi atraksi yang terjadi di dosen perempuan.
antara Dosen dan Mahasiwa.
6. Besar Hubungan Efektivitas Proses
2. Besarnya hubungan Kegiatan Proses Belajar Dosen Perempuan terhadap faktor
Belajar mengajar Dosen Perempuan personal mereka pada Mahasiswa di
terhadap Atraksi Mereka Pada Mahasiswa UNIKOM Bandung adalah
di UNIKOM Bandung adalah Cukup mempengaruhi, dan memiliki korelasi
Berarti, Searah, dan Signifikan, dengan cukup berarti, searah, dan signifikan,
begitu menunjukkan bahwa Kegiatan .dengan begitu menunjukkan bahwa
yang ditunjukkan Dosen pada proses keefektifan proses belajar mengajar juga
belajar mengajar dapat menjadi penilaian dapat dipengaruhi oleh faktor personal
bagi mahasiwa untuk atraksi di antara yang terdapat pada diri dosen perempuan.
mereka baik secara personal, maupun
situasional. 7. Besar Hubungan Efektivitas Proses
Belajar Dosen Perempuan terhadap faktor
3. Nilai korelasi antara pesan pada proses situasional mereka pada Mahasiswa di
belajar mengajar dosen perempuan UNIKOM Bandung adalah
terhadap atraksi mereka pada mahasiswa mempengaruhi, dan memiliki korelasi
di Unikom Bandung memiliki hubungan cukup berarti, searah, dan signifikan.
yang cukup berarti, searah, dan .Tidak hanya faktor personal, faktor
signifikan. Artinya segala bentuk situasional juga mempengaruhi
penyampaian yang dilakukan oleh dosen keefektifan proses belajar mengajar
perempuan pada proses belajar mengajar seperti pemberian motivasi, bantuan,
dianggap penting oleh mahasiwa. Hal ini pujian yang dilakukan oleh dosen agar
dilihat dari segi kejelasan pesan, meningkatkan semangat mahasiswa,
keaktualan pesan, kelengkapan pesan, selain itu keramahan dosen, kekeluarga
ataupun melalui metode apa pesan dan kedekatan serta kemampuan dosen
tersebut disampaikan. menyampaikan materi juga dianggap
sebagai hal yang penting oleh mahasiswa.
4. Besarnya hubungan media Proses Belajar
mengajar Dosen Perempuan terhadap 8. Besar Hubungan Efektivitas Proses
Atraksi Mereka Pada Mahasiswa di Belajar Dosen Perempuan terhadap faktor
UNIKOM Bandung adalah Cukup situasional mereka pada Mahasiswa di
Berarti, Searah, dan Signifikan. Jika UNIKOM Bandung, setelah di analisis
Dosen perempuan menggunakan media diperoleh hasil penelitian yaitu efektivitas
sebagai sarana pendukung pada proses proses belajar mengajar Dosen perempuan
belajar mengajar seperti OHP, Infocus, terhadap atraksi terdapat hubungan yang
white board, maka dengan sendirinya cukup berarti, searah dan signifikan.
dapat meningkatkan atraksi diantara dosen Hal ini menunjukkan bahwa ada
dan mahasiswa karena bagi mahasiswa keterkaitan yang cukup berarti antara
penggunaan media diaanggap sebagai hal Efektivitas Proses belajar mengajar
yang penting agar mereka dapat mengikuti terhadap atraksi yang terjadi diantara
proses belajar dengan baik dan Dosen Perempuan dan Mahasiwanya.
berinteraksi dengan dosen mereka.
Liliweri, Alo. 1994. Perspektif Teoritis
5.2 Rekomendasi Komunikasi Antar Pribadi.
Bandung : PT. Citra Aditya Bakti.
1. Pelatihan untuk Dosen tentang Proses
Belajar Mengajar dan Public Speaking Panuju, Redi. 2002. Krisis Public Relations
yang selalu dilakukan, sebaiknya dapat Wawasan Memahami Macam-
dilakukan secara rutin atau continue macam Krisis Menuju Organisasi
minimal satu kali dalam satu tahun yang Sehat. Yogyakarta : Pustaka
dengan sasaran seluruh Dosen UNIKOM. Pelajar Off Set.

2. Hendaknya Dosen lebih mampu untuk Prijana, Ins Semendison. 2005. Metode
meyakinkan mahasiswa pada apa yang Sampling Terapan untuk Penelitian
disampaikan dan yang dilakukan di dalam Sosial. Bandung. Humaniora.
Proses Belajar Mengajar.
Rakhmat, Jallaludin. 2002. Metode
Penelitian Komunikasi (dilengkapi
contoh analisis statistik). Bandung
Daftar Pustaka : PT Remaja Rosdakarya.
________. 2003. Psikologi Komunikasi
A. BUKU (edisi revisi). Bandung : PT
AC R, Waene N Faunies, Don F, Remaja Rosdakarya.
Penerjemah Mulayana. Deddy.
2000. Komunikasi Organisasi Riduwan, Drs. 2003. Skala Pengukuran
Peningkatan Kinerja Perusahaan. Variabel - Variabel Penelitian.
Bandung : PT. Remaja Rosda Bandung : CV Alfabeta.
Karya.
Ruslan Roesadi, 2002. Metode Penelitian
Azwar Saifuddin. 2002. Reliabilitas & Public Relations & Komunikasi.
Validitas. Yogyakarta : Pustaka Jakarta : PT. Raja Grafindo.
Pelajar.
Ruslan, Rosadi. 1999. Manajemen Humas
Devito, Joseph. 2000. Komunikasi Antar & Manajemen Komunikasi,
Manusia. Jakarta : Professional Konsepsi dan Aplikasi. Jakarta :
Books. PT. Raja Grafindo Persada.

E. Lason, Carl Goldberg, Alvin A. 1985. Sarwono, Jonathan. 2006. Analisis Data
Komunikasi Kelompok. Jakarta : Penelitian Menggunakan SPSS.
Universitas Indonesia. Yogyakarta : PT. Andi Publisher.

Fajar, Marhaeni. 2009. Ilmu Komunikasi Singarimbun. 1990. Metode Penelitian


Teori dan Praktek. Yogyakarta : Sosial. Jakarta : LP3S.
Graha Ilmu Sugiyono. 2003. Metode
Penelitian Sosial. Jakarta :
Gold, Alvin A. Larson, Carl E. 1985. PT. Huda Persada.
Komunikasi Kelompok Proses-
Proses Diskusi Dan Penerapannya. Uchjana Effendi, Onong. 1989. Kamus
Jakarta : Penerbit Universitas Komunikasi. Bandung : CV
Indonesia (UI-Press). Mandar Maju.

Hasibuan. Maluyu, S.P. 2000. Manajemen Uchjana Effendi, Onong. 2002. Dinamika
SDM, Edisi Revisi. Yakarta : Bumi Komunikasi. Bandung : Rosda
Aksara. Karya.
___________________. 2003. Ilmu SDM Lembaga Kehumasan Relatif
Komunikasi Teori dan Praktek. Rendah
Bandung : PT. Remaja (http://www.lin.go.id/news.asp?kode
Rosdakarya. =141205mZBT0001 Mei 2006)
www. Google.Co.Id/Search/Artikel
Umar, Husein. 2002. Metode Riset Pendidikan Network. / re-
Komunikasi Organisasi. Jakarta : searchengines.com/agungharsiwi
PT Gramedia Pustaka Utama. 6-04-2.html.
www.http://kuliahkomunikasi.co
Vardiansyah, Dani. 2004. Pengantar Ilmu m/2008/06/faktor-personal-yang-
Komunikasi. Bogor : Ghalia mempengaruhi-perilaku-manusia/
Indonesia. Panduan UNIKOM, 2009
Website Unikom : www. Unikom.ac.i

B. INTERNET

Hubungan Antar Lembaga, Hubungan


Masyarakat
(http://www.bklnhumas.or.id/hal.htm
l Mei 2006)
Managing Partner The Jakarta Consulting
Group, SDM dan Keunggulan
Kompetitif
,(www.jakartaconsulting.com/extra_c
orner_archive12.shtml, Mei
2006).hal 1.
Managing Partner The Jakarta Consulting
Group, Pengelolaan SDM berbasis
Kompetensi
,(www.jakartaconsulting.com/extra_c
orner_archive12.shtml, Mei 2006).
hal 2.
Service Level Agreement, Strategi
Menjaga Loyalitas Pelanggan,
(www.ebizzasia.com/0218-
2004/briefcase,0218,01,htm, 8 Mei
2006) hal.1
Surat Edaran Menteri Nomor
SE/15/M.PAN/9/2005 Tentang
Peningkatan Intensitas Pengawasan
Dalam Upaya Perbaikan Pelayanan
Publik
(http://www.kimpraswil.go.id/itjen/h
ukum/2005-SE-MPAN-15.htm Mei
2006)
Subagio, Drs. MS, Ketua Bakohumas Pusat
dan Direktur Kelembagaan
Pemerintah Depkominfo saat
menyampaikan materi di Seminar
Fungsi Strategis Kehumasan dalam
Membangun Reputasi Organisasi
Instansi Pemerintah menjadi
Kenyataan di Kantor BPPT Jakarta,

Anda mungkin juga menyukai