Anda di halaman 1dari 4

Tinggi Lutut ( Knee Height Caliper )

Antropometri adalah cara pengukuran status gizi yang mudah dan paling sering
digunakan di masyarakat. Pada beberapa kelompok penduduk, pengukuran tinggi badan sulit
diukur, seperti pada lansia dan pasien yang sakit di rumah sakit. Pada kelompok penduduk
seperti ini tinggi lutut dapay digunakan sebagai penduga tinggi badan seseorang. Tinggi badan
mengalami penurunan sejalan dengan penuaan, yang ditandai dengan penurunan sebanyak 1-2
cm / decade. Proses ini berlangsung lebih cepat pada mereka yang sudah tua yang sangat jelas
dapat dilihat pada posisi duduk. Penurunan tinggi badan terjadi akibat pemadatan vertebral,
perubahan tinggi dan bentuk potongan-potongan vertebral, hilangnya karakteristik otot dan
perubahan-perubahan postural (WHO, 1995).
Rentang lengan dapat digunakan sebagai pengganti tinggi badan pada lansia, namun
hasilnya kurang memuaskan dibandingkan tinggi lutut. Oleh karena umumnya lansia mengalami
kekakuan pada sendi-sendi pergelangan tangan ( joint stiffness) yang dapat mengurangi
keakuratan hasil pengukuran.
Maka dari itu, tinggi lutut digunakan terutama untuk lansia dengan tubuh yang bungkuk
atau setengah bungkuk. Selain itu dapat digunakan pada orang dengan disabilitas atau yang
mengalami kesulitan dalam pengukuran tinggi badan dan orang dengan penyakit skoliosis.
Tinggi lutut diukur menggunakan knee calliper dari atas ( patela ) sampai dengan ujung
tumit. Pengukuran dilakukan posisi kaki membentuk sudut 90° dan kaki yang digunakan dalam
pengukuran disarankan kaki sebelah kiri.
Cara mengukur tinggi lutut (Solanzo, 2009) yaitu sebagai berikut :
1. Subjek diminta duduk di kursi. Apabila tidak bisa duduk maka posisinya menyesuaikan.
2. Pergelangan dan lutut kiri ditekuk membentuk sudut 90°. Pergunakan penggaris segitiga
untuk memastikan sudut sendi tegak lurus.
3. Ujung kaliper tetap diletakkan di bawah tumit dan sisi yang bergerak ditarik ke bawah ke
arah permukaan anterior tungkai, kurang lebih 5 cm prokksimal patella di atas condylus
femur.
4. Batang kaliper diposisikan di malleolus lateralis, di posterior caput fibulae, dan paralel
terhadap tibia.
5. Ketelitian pengukuran dalam satuan mili milimeter.
I. Menduga Tinggi Badan Lansia
Setelah tinggi lutut diukur dan diperoleh nilainya, maka selanjutnya dapat dilakukan
pendugaan tinggi badan. Pendugaan tinggi badan dapat dilakukan dengan memasukkan nilai
tinggi lutut kedalam persamaan Chumlea pada tabel dibawah ini. Hasil pengukuran dalam cm
dikonversikan menjadi tinggi badan menggunakan rumus Chumlea:
TB pria = 64,19 – (0,04 x usia dalam tahun) + (2,02 x tinggi lutut dalam cm)
TB wanita = 84,88 – (0,24 x usia dalam tahun) + (1,83 x tinggi lutut dalam cm )
II. Menduga Tinggi Badan Anak dan Remaja
Setelah tinggi lutut diukur pada anak dan remaja maka selanjutnya dimasukkan kedalam
rumus berikut ini. Selanjutnya dugaan tinggi badan dapat diperoleh. Persamaan untuk menduga
tinggi badan dan tinggi lutut pada anak dan remaja di negara berkembang (6-18 tahun) :
TB anak laki-laki Caucasian = 40,54 + (2,22 x tinggi lutut)
TB anak laki-laki African-American = 39,60 + (2,18 x tinggi lutut)
TB anak perempuan Caucasian = 43,21 + (2,15 x tinggi lutut)
TB anak perempuan African-American = 46,59 + (2,02 x tinggi lutut)
PENGUKURAN TINGGI LUTUT

No. Dokumen No. Revisi Halaman

PKSRY/SOP/STR-GZ/009 0 1/1

Ditetapkan,

Tanggal terbit Sarjana Terapan Gizi, Reguler IX


SOP
06 Oktober 2023

Kelompok 3

 Serangkaian kegiatan assessment/pengukuran antropometri saat pasien


tidak memungkinkan untuk diukur tinggi badannya.
PENGERTIAN  Digunakan untuk seseorang yang tidak dapat berdiri dengan tegak seperti lansia
ataupun yang sedang sakit sehingga tidak memungkinkan untuk melakukan
pengukuran tinggi badan secara normal.
 Berkaitan dengan tinggi badan seseorang dan dapat digunakan untuk mengukur
tinggi badan penderita gangguan tulang belakang atau seseorang yang tidak
dapat berdiri.
 Sebagai acuan penerapan langkah-langkah dalam mengukur tinggi lutut untuk
mengetahui data antropometri pasien yang akan digunakan untuk mengukur
TUJUAN
status gizi pasien
 Untuk mengetahui fleksibilitas tubuh dalam bentuk kemampuan
maksimum gerakan gerakan system otot sendi.
 Mengacu kepada ketentuan bahwa pengukuran tinggi lutut diterapkan pada
KEBIJAKAN kelompok orang yang mengalami kesulitan dalam pengukuran tinggi badan.
 Tenaga pelaksana menjalankan pengukuran sesuai dengan prosedur dan
ketentuan yang berlaku.
PROSEDUR Prosedur 1
1. Siapkan alat ukur tinggi lutut yaitu Knee Height Caliper
2. Pasien diterlentangkan
3. Sendi lutut ditekuk sampai membentuk sudut 90°
4. Ukur panjang lutut dengan meletakkan ujung meteran sejajar dengan
ujung lutut atas dan ujung telapak kaki dengan melewatkannya pada mata
kaki pasien
5. Lihat hasil pengukuran
Prosedur 2
6. Subjek diminta duduk di kursi. Apabila tidak bisa duduk maka posisinya
menyesuaikan.
7. Pergelangan dan lutut kiri ditekuk membentuk sudut 90°. Pergunakan
penggaris segitiga untuk memastikan sudut sendi tegak lurus.
8. Ujung kaliper tetap diletakkan di bawah tumit dan sisi yang bergerak
ditarik ke bawah ke arah permukaan anterior tungkai, kurang lebih 5 cm
prokksimal patella di atas condylus femur.
9. Batang kaliper diposisikan di malleolus lateralis, di posterior caput
fibulae, dan paralel terhadap tibia.
10. Ketelitian pengukuran dalam satuan mili milimeter.
Politeknik Kesehatan Kemenkes Palangkaraya, Jurusan Gizi, Program Studi
UNIT TERKAIT
Sarjana Terapan Gizi & Dietetika, Reguler IX ( Sembilan )

Sumber :
Preedy VR. 2012. E-book of Anthopometry : Physical Measures of Human Form in Health and
Disease. New York : Springer
Muhammad Iqbal, Desty Ervira Puspaningtyas. Penilaian Status Gizi A B C D. –Jakarta;
Salemba Medika, 2018
Scribd. SOP Pengukuran Tinggi Lutut

Anda mungkin juga menyukai