Oleh:
T.A 2021/2022
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya
sehingga saya dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “Pemanfaatan Teknologi
Informasi di Bidang Pertanian” ini tepat pada waktunya.
Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas Ibu Aina
Hubby Aziira S.T., M.Eng. pada mata kuliah Pengantar Teknologi Informasi . Selain itu,
makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan mengenai penerapan sistem sistem
terkomputerisasi berbasis IoT menuju smart agriculture system bagi para pembaca dan juga
bagi penulis.
Saya mengucapkan terima kasih kepada Ibu Aina Hubby Aziira S.T., M.Eng, selaku
dosen mata kuliah Pengantar Teknologi Informasi, yang telah memberikan tugas ini sehingga
dapat menambah khasanah pengetahuan dan wawasan saya terhadap penerapan teknologi
informasi pada bidang studi yang saya tekuni. Tentu hal ini menjadi sebuah kebermanfaatan
khususnya bagi diri saya pribadi dan masyarakat pada umumnya.
Saya juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membagi
sebagian pengetahuannya sehingga saya dapat menyelesaikan makalah ini.
Saya menyadari, makalah yang saya tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh
karena itu, saya menantikan kritik dan saran yang membangun sebagai evaluasi demi
kesempurnaan makalah ini.
Suranti Pratiwi
ii
DAFTAR ISI
iii
DAFTAR GAMBAR
iv
DAFTAR TABEL
BAB 1
PENDAHULUAN
Pada era modernisasi saat ini ,teknologi memungkinkan kita untuk lebih
mudah dan cepat melakukan segala sesuatu, termasuk didalamya kegiatan pertanian.
Namun sangat disayangkan laju modernisasi pertanian di Indonesia sangat lambat. Hal
ini dikarenakan kualitas dan kuantitas sumber daya manusia pada bidang pertanian terus
menurun setiap tahunnya. Berdasarkan catatan Badan Pusat Statistik (BPS), pada 2020
ada sekitar 33,4 juta petani yang bergerak di semua komoditas sektor pertanian. Angka
tersebut jumlahnya jauh lebih kecil jika dibandingkan jumlah petani pada 2019 yang
mencapai 34,58 juta.Jika dibanding 2018 jumlah itu juga turun yang tercatat 35,70 juta
orang. Data Badan Pusat Statistik (BPS) juga mengungkapkan, jumlah petani menurun,
dan petani muda hanya 6% (2,7 juta) dari total petani Nusantara yang berjumlah 33,4
juta. Tak pelak jika regenerasi petani butuh perhatian serius dari pemerintah untuk
menghadirkan petani milenial paham teknologi.
Salah satu inovasi teknologi informasi dan komunikasi dalam bidang pertanian
adalah penggunaan Internet of Things . Melalui Internet of Things dengan peralatan
sensor yang terintegrasi dengan web server memungkinkan kita untuk monitoring dan
melakukan pengontrolan terhadap lahan meski jaraknya berjauhan. Misalnya
pengontrolan terhadap kelembaban tanah yang menjadi media tanam dari suatu komoditi.
Tidak hanya pada fase produksi, penggunaan teknologi informasi juga dapat
membantu kegiatan pasca panen yang terkait pada bidang komersial. Teknologi
Informasi dapat menjadi fasilitator dalam pemasaran hasil produksi pertanian (e-
agribusiness). Melalui platform online yang terkoneksi ke berbagai tempat , menjadikan
proses pemasaran memudahkan dan menguntungkan bagi petani. Manajemen
pendistribusian dan informasi hasil pasar pun terekap dengan baik.
BAB 2
PEMBAHASAN
Internet of Things (IoT) adalah suatu dimana objek tertentu memiliki kemampuan
untuk mentransfer data melalui jaringan tanpa memerlukan interaksi dari manusia ke
manusia ataupun dari manusia ke perangkat komputer. Dengan adanya Internet of
Things ini dapat diefisiensikan waktu dan tenaga kita. Secara umum konsep loT
diartikan sebagai sebuah kemampuan untuk menghubungkan objek-objek cerdas dan
memungkinkannya untuk dengan objek lain, lingkungan maupun dengan interaksi
komputasi lainnya melalui jaringan internet.
Sensor DHT-11 adalah salah satu sensor yang dapat mengukur dua parameter
lingkungan sekaligus, yakni suhu dan kelembaban udara. Modul sensor ini berfungsi
untuk membaca objek suhu dan kelembaban yang memiliki output tegangan analog
yang dapat diproses lebih lanjut menggunakan mikrokontroler. Kelebihan dari modul
sensor ini yaitu dari segi kualitas membaca data yang lebih responsif yang memiliki
kecepatan kelembaban. dalam membaca objek suhu dan kelembaban.
Arduino IDE adalah aplikasi lintas platform yang ditulis dalam bahasa
pemograman Java. Aplikasi ini digunakan untuk menulis dan mengunggah program ke
papan yang kompatibel dengan Arduino. Bahasa pemrograman yang digunakan pada
Arduino IDE ini merupakan pengembangan dari bahasa pemrograman C dan C++.
16.4
Node MCU adalah sebuah platform lot yang bersifat open-source. Node MCU
berupa papan Arduino ESP-8266. Karena Node MCU telah mengintegrasikan chip
ESP-8266 ke dalam sebuah board yang kompak dengan berbagai fitur layaknya
mikrokontroler dan ditambah akses terhadap WiFi.
1. Penyebaran Informasi
Pemanfaatan teknologi informasi dapat digunakan baik oleh pemerintah maupun
swasta untuk menyebarkan berbagai informasi mengenai pertanian. Termasuk pula
dalam kegiatan pemasaran hasil panen dan pengenalan komoditi unggul.
2. Pemetaan
Sistem informasi geografis dapat dimanfaatkan untuk pemetaan lahan pertanian,
pemetaan potensi lahan, pemetaan rawan bencana di lahan pertanian,pemetaan
penyebaran hama dan penyakit.
3. Manajemen dan tatakelola
Teknologi informasi dapat di pergunakan untuk koordinasi semua individu maupun
lembaga yang terlibat dalam proses pertanian. Hal ini dapat dilakukan melalui SMS,
email, whatsapp ,dll.
4. Analisis data (evaluasi dan prediksi)
Dapat dilakukan evaluasi ataupun prediksi pada kegiatan pertanian melalui
pengolahan data data pertanian menggunakan teknik data warehouse yakni teknik
DSS atau data mining.
5. Pembelajaran
Teknologi informasi dapat dimanfaatkan untuk membuat sistem pembelajaran
pertanian bagi masyarakat misalnya melalui web base learning, CD interaktif, zoom
dll.
10
Pada Tabel 1, dikembangkan satu persatu serta dikoneksikan antar sistem melalui
teknologi web service , sehingga dihasilkan sistem informasi pertanian yang terpadu.
11
2 4
•Analisa •Perancangan •Penerapan
Kebutuhan •Desain Sistem •Pengujian Sistem
1 Sistem 3 Sistem 5
a. Analisis Kebutuhan
Tahapan awal ini berupa perumusan segala hal yang mungkin akan muncul dalam
proses pengembangan sistem. Termasuk didalamnya proses pengambilan data melalui
studi literatur.
b. Desain Sistem
Penggambaran secara teknis terhadap sistem yang akan dibentuk berdasarkan hasil
dari tahap sebelumnya yaitu tahap inisiasi / analisis terhadap kebutuhan.
c. Perancangan Perangkat Keras
Merupakan sebuah tahap dimana sisitem yang akan dibuat mulai dirancang , baik
berupa perancangan arsitektur perangkat keras, maupun perancangan perangkat luak
melalui pengkodean oleh bahasa pemrograman yang telah mendukung sistem.
d. Pengujian Program
Pada tahap ini , sistem yang telah dibuat akan melalui serangkaian tes untuk menguji
apakah sistem tersebut telah berfungsi dan berjalan dengan baik.
e. Penerapan Sistem
Merupakan tahap akhir dalam skema metode waterfall yang digunakan , dimana pada
tahap ini sistem yang sudah dibuat dan diuji kemudian akan diimplementasikan pada
lingkungan dimana sistem tersebut akan ditempatkan.
1. Sensor pada sistem akan membaca data pada lingkungan kemudian sistem akan
mengirimkan data ke situs web melalui jaringan internet
2. Situs web menampilkan nilai suhu udara , kelembaban udara dan kelembaban tanah
dengan grafik jika kadar air dalam tanah di bawah angka yang telah ditentukan, maka
alat akan mengirimkan perintah agar pompa air dapat bekerja.
12
3. Jika kadar air dalam tanah di atas angka yang telah ditentukan, maka alat akan
mengirimkan perintah agar pompa air mati
4. Alat akan mengirimkan status pompa ke website melalui jaringan internet. akan
menerima data dan
13
14
BAB 3
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan makalah dengan judul ” Pemanfaatan Teknologi
Informasi pada Bidang Pertanian”dengan sub judul “Penerapan Sistem Sistem
Terkomputerisasi Berbasis IoT Menuju Smart Agriculture System” dapat diberikan
kesimpulan bahwa:
1. Pengaplikasian teknologi informasi dapat menjadi solusi cerdas bagi bagi para
petani dalam menghadapi berbagai lingkup permasalahan di bidang pertanian
Dalam era modernisasi saat ini penerapan teknologi menjadi penting sehingga
tercapai peningkatan hasil dan efisiensi sumber daya pertanian. Metode pertanian
cerdas berbasis teknologi ini dikenal dengan Smart Agriculture system atau smart
farming. Smart Agriculture dapat memudahkan petani untuk bercocok tanam,
karena petani dapat memantau lahan pertaniannya dari jarak jauh, melakukan
penyiraman dan pemberian pupuk secara otomatis.
2. Internet of Things (IoT) dapat mentransfer data melalui jaringan tanpa
memerlukan interaksi dari manusia ke manusia ataupun dari manusia ke
perangkat komputer. IoT menghubungkan objek-objek cerdas dan
memungkinkannya untuk dengan objek lain, lingkungan maupun dengan
interaksi komputasi lainnya melalui jaringan internet. Dengan adanya Internet of
Things penggunaan waktu dan tenaga lebih efisien.
3. Secara garis besar fungsi teknologi informasi pada bidang pertanian adalah media
penyebaran informasi, pemetaan, manajemen dan tatakelola, analisis data
(evaluasi dan prediksi) dan pembelajaran
4. Dalam membentuk sistem komputerisasi pertanian yang terpadu diperlukan
pengembangan subsistem yang dibuat dengan teknologi web service sehingga
saling berbagi data. 16 Subsistem yang telah disebutkan sebelumnya
dikembangkan satu persatu serta dikoneksikan antar sistem melalui teknologi web
service , sehingga dihasilkan sistem informasi pertanian yang terpadu.
3.2.Saran
Berdasarkan pembahasan diatas , penulis menyarankan beberapa hal sebagai
bahan evaluasi kepada pihak pihak terkait.
15
16
DAFTAR PUSTAKA
Husdi, A., & Haba, R. K. (2018). Penggunaan IoT (Internet of Things) Untuk Mengatur
Kelembapan Tanah pada Tanaman Holtikultura Menggunakan Arduino Uno Menuju
Smart Farm. J. Multek, 3, 567-573.https://www.researchgate.net/profile/Rahmat-
KarimHaba/publication/333193927_PENGGUNAAN_IOT_INTERNET_OF_THING
S_UNTUK_MENGATUR_KELEMBABAN/links/5ce03c6a92851c4eabace245/PEN
GGUNAAN-IOT-INTERNET-OF-THINGS-UNTUK-MENGATUR-
KELEMBABAN.pdf (diakses tanggal 28 September 2021)
Nugroho, D., & Siswanti, S. (2015). Kajian Pemanfaatan Teknologi Informasi pada Bidang
Pertanian Menunjang Pembangunan yang Berkelanjutan. Jurnal Ilmiah SINUS, 13(2).
https://p3m.sinus.ac.id/jurnal/index.php/e-jurnal_SINUS/article/view/215 (diakses
tanggal 28 September 2021)
Ramady, G. D., Hidayat, R., Syafruddin, R., Mahardika, A. G., & Hakim, R. R. (2019,
December). Sistem Monitoring Data pada Smart Agriculture System Menggunakan
Wireless Multisensor Berbasis IoT. In Prosiding Seminar Nasional Teknoka (Vol. 4,
pp. E51-E58). https://journal.uhamka.ac.id/index.php/teknoka/article/view/4173
(diakses tanggal 28 September 2021)
17