DISUSUN OLEH :
Sapi Bali adalah salah satu sapi asli Indonesia yang merupakan keturunan asli
banteng yang sudah ada sejak jaman prasejarah 3500 SM. Di Pulau Bali,
masyarakatnya sangat gemar memelihara sapi dengan tujuan untuk
meningkatkan kesejahteraan individunya, sehingga Pulau Bali dikenal oleh
daerah lain sebagai sentral sapi bali. Selama ini, sapi bali banyak dikirim ke kota-
kota besar di Pulau Jawa seperti Surabaya, Daerah Istimewa Yogyakarta,
Semarang, Bandung, dan Daerah Khusus Ibukota Jakarta. Sapi bali memiliki
banyak keunggulan dibanding jenis sapi lainnya. Oleh karena itu, tak heran jika
banyak masyakarat yang ingin memelihara sapi bali.
Dengan ciri cirinya yang khas dan sudah banyak dikenali. Tak mungkin
dipungkiri, Sapi bali ini menjadi Icon Fakultas Kedokteran Hewan Universitas
Udayana. Namun, Sapi bali juga dikenal rentan terhadap beberapa penyakit,
salah satunya adalah penyakit jembrana atau yang biasa dikenal dengan penyakit
keringat darah. Penyakit Jembrana tidak hanya terinfeksi pada sapi bali di Bali,
namun juga terjadi pada sapi bali di pulau Jawa, Sumatera dan Kalimantan.
1.2 Rumusan Masalah
1.3 Tujuan
Penyakit jembrana pertama kali ditemukan di Sangkaragung, Bali pada tahun 1964.
Nama Jembrana berasal dari nama Desa yang pertama kali mengalami infeksi
(Adiwinata, 1967). Penyakit ini bersifat menular dan disebabkan oleh virus
Jembrana. Ciri umum virus Jembrana berupa virus RNA berbentuk icosahedral
memiliki panjang basa 7732 pasang basa (pb) dan bersifat patogen hanya pada sapi
Bali (Kertayadnya et al., 1993). Penyakit Jembrana tidak bersifat zoonosis.
Bovine lentivirus dengan mudah menginfeksi konsisten hanya pada sapi bali. Infeksi
eksperimental pada sapi hasil persilangan (Bos indicus dan Bos taurus) hanya
menghasilkan infeksi ringan atau subklinis. Hal ini dapat terjadi dikarenakan akibat
genetik sapi bali. Ciri umum sapi bali yang terinfeksi virus Jembrana berupa :
Sapi bali yang terinfeksi virus jembrana harus diberi pelayanan dan dipelihara
secara terpisah dari sapi yang belum terinfeksi dan mengisolasikan sapi yang sakit
sampai sapi tersebut sembuh. Mengontrol lalu lintas hewan di dalam wilayah yang
terinfeksi
C) Vaksinisasi
Vaksinisasi adalah salah satu upaya yang dapat memberikan kekebalan tubuh
sapi. Vaksinasi jembrana diberikan dua kali setahun. Pada vaksin kedua (booster)
diberikan satu bulan sejak vaksin pertama. Peningkatan daya tahan tubuh sapi dapat
dilakukan dengan memerhatikan kesehatan ternak.
D) Pengobatan
https://sumbarprov.go.id/home/news/9646-penyakit-jembrana-pada-sapi-bali.html
https://civas.net/2018/10/28/penyakit-jembrana-musuh-utama-sapi-bali/
https://distan.bulelengkab.go.id