Pengembangan Itik Magelang di Daerah Magelang dan Penyakit yang Menyerang
Peternakan Itik Magelang
Yudhistira Indra Pratama Program Studi Peternakan Fakultas Pertanian Universitas Tidar Magelang e - mail : yudhistiraindra68@gmail.com Abstrak Indonesia memiliki banyak sekali keanekaragaman hayati yang pemanfaatannya belum maksimal. Salah satu dari keanekaragaman hayati tersebut ialah itik Magelang dimana itik tersebut merupakan itik asli yang berasal dari Magelang dan persebarannya hanya di daerah sekitar Magelang. Pengembangan Itik Magelang terkendala oleh peternak yang masih menggunakan cara beternak tradisional yaitu teknik semi intensif sehingga banyak penyakit yang mudah menjangkit ternak dan menyebar ke peternak - peternak lain. Salah satu penyakit yang sering ditemui oleh peternak adalah Tetelo (New Castel Desease /ND). Penyakit ini tidak bisa diobati namun dapat dicegah penyebaran ya dengan vaksinasi ND. Kata kunci : Itik Magelang, Tetelo, New Castel Desease.
Pendahuluan lama dikembangbiakkan di Kabupaten
Magelang dan sekitarnya sebagai Indonesia memiliki beraneka penghasil daging, telur, dan bulu. Itik ragam kekayaan hayati yang belum Magelang merupakan jenis itik yang dimaksimalkan pemanfaatannya. Salah memiliki warna bulu, ukuran tubuh, satu keanekaragaman hayati tersebut dan produksi telur sangat beragam (Sari adalah hewan ternak yang beragam dan Noor, 2012). Itik magelang jenis dan spesiesnya. Dari sekian merupakan salah satu unggas lokal banyak jenis ternak yang ada di produktif sebagai penghasil telur dan Indonesia, ternak unggas itik daging. merupakan ternak yang jarang diminati pengembangannya. Populasi itik secara Pengembangan Itik Magelang umum di Indonesia tahun 2013 hanya dilakukan oleh peternak kecil mencapai 46.312.661 ekor, sedangkan sehingga hasil yang didapatkan tidak di Jawa Tengah sebesar 5.847.950 ekor maksimal. Padahal itik Magelang (Ditjennak, 2013). memiliki potensi sebagai pemenuh kebutuhan protein hewani bagi Jenis itik lokal yang ada di masyarakat. Selain itu juga merupakan Indonesia antara lain itik Tegal, ternak khas daerah Magelang. Oleh Mojosari, Bali, Pagangan, dan Alabio karenanya perlu dilakukan termasuk di dalamnya itik Magelang. pengembangan lebih lanjut agar itik Itik Magelang merupakan salah satu Magelang dapat digunakan sebagai plasma nutfah unggas lokal yang telah sumber protein hewani yang murah Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) bagi masyarakat serta mengembangkan (Kementan, 2013). salah satu jenis itik khas Indonesia. Pengembangan Itik Magelang sangat diperlukan mengingat semakin sedikitnya jenis itik ini di tempat Metode Penelitian asalnya. Ini dikarenakan banyaknya itik Penelitian dilakukan lain yang memiliki nilai jual yang lebih menggunakan metode literature review baik dari itik Magelang. Padahal itik dengan mencari dan mengutip dari Magelang apabila dibudidayakan jurnal – jurnal yang sudah ada. dengan baik akan memiliki hasil yang lebih baik daripada itik biasanya. Hasil dan Pembahasan Pengembangan Itik Magelang Itik Magelang memiliki yang lambat diakibatkan oleh produksi telur yang relatif lebih tinggi keterbatasan dari pembudidaya dimana ditinjau dari Hen Day Production budidaya yang dilakukan banyak dari (HDP), yaitu sebesar 75,63 ± 20,68% peternakan rakyat. Peternakan rakyat dibanding itik Tegal dan itik Pengging, ini masih menggunakan cara tradisional masing-masing 42,42± 17,72% dan sehingga apabila ada penyakit yang 69,25 ± 22,16% (Purwantini, 2002). menyerang ternak masih ditanggulangi Berdasarkan data BPS dengan cara tradisional pula. Padahal Kabupaten Semarang (2013), populasi ada beberapa penyakit yang hanya bisa itik petelur di Kabupaten ini mencapai ditanggulangi dan diobati 19,28% dari 367.493 ekor populasi itik menggunakan cara modern. dengan total produksi telur sebesar Penyakit yang sering muncul 19,27% dari 13.235.070 butir telur itik. salah satunya adalah penyakit tetelo. Itik Magelang berasal dari itik Penyakit tetelo, merupakan penyakit mallard yang bermigrasi ke Indonesia yangsangat merugikan bagi industri dan beradaptasi dengan lingkungan peternakanunggas (Shunlin et al., kemudian diseleksi, sehingga muncul 2010). Unggas yang dapat terserang sifat karakteristik. Karakteristik sifat oleh virus penyakit tetelo adalahayam, kualitatif yang ada yaitu warna bulu itik, dan kalkun (Adi et al., 2008). Itik kecoklatan dengan variasi coklat muda dan kalkun dapat pula terinfeksi tetelo hingga tua atau kehitaman serta tidak meskipun jarang menunjukkan gejala jarang dijumpai warna total hitam serta klinis dan berpotensi sebagai sumber memiliki tanda khusus berupa kalung penyebaran dan penularan virus pada warna putih di leher. Wilayah sebaran unggas disekitarnyarentan sehingga itik dari ayam ini adalah Jawa Tengah dan kalkun disebut reservoir alami dari (Kabupaten Magelang, Kabupaten virus penyakit tetelo (Kencana et al, Semarang, kota Surakarta) dan provinsi 2012). Penyebaran penyakit tetelo sehingga itik dapat menanggulangi dapat terjadi secarakontak langsung infeksi sekunder yang mungkin dari itik yang terinfeksi keunggas sehat menyerang (Rusmiyanto et al, 2016). lainnya dan melalui feses Kesimpulan yangdieksresikan oleh itik yang terinfeksi (Kencana et al.,2012). Itik Magelang merupakan itik khas di daerah Magelang dan Pemeliharaan itik Magelang sekitarnya. Pengembangan Itik menggunakan metode semi intensif Magelang sangat lambat dikarenakan dimana itik digembalakan secara sistem pembudidayaannya masih berpindah-pindah di satu hamparan menggunakan cara tradisional sehingga sawah ke hamparan sawah pascapanen apabila ada penyakit yang menyerang lainnya. Adanya unggas peliharaan atau kadang peternak tidak tahu apa yang unggas liar di sekitar sawah harus dilakukan. Salah satu penyakit penggembalaan berpotensi juga untuk yang mudah menyerang ternak itik tertular virus penyakit tetelo. Keadaan adalah Tetelo (ND) dimana penyakit ini ini memungkinkan itik untuk membawa tidak bisa diobati namun dan menyebarkan virus penyakit tetelo penyebarannya sangat cepat dan melalui feses dari satu sawah ke sawah mudah. Untuk menanggulangi hal lainnya (Alexander, 2001). tersebut dilakukan dengan vaksinasi Itik sangat berpotensi untuk ternak itik menggunakan vaksin ND. menyebarkan danmenularkan virus Vaksin ND untuk itik jantan sama penyakit tetelo ke ternak lain meskipun dengan vaksin yang digunakan pada itik tersebut tidak menunjukkan gejala ayam. klinis (Ibu et al., 2009). Daftar pustaka Pemberian vaksin bagi itik yang Adi AAAM, Astawa NM, Putra KSA, terkena tetelo ini menggunakan vaksin Matsumoto LY. 2008. Deteksi ND dimana dalam pemberian ya Virus Penyakit TeteloIsolat bersifat untuk mencegah karena Lapangan dengan Metode penyakit tetelo tidak bisa diobati, hanya NestedReverse Transcriptase - bisa dicegah penularannya. Polymerase ChainReaction. J Pemberian dosis vaksin ND Veteriner 9 (3) : 128-134 pada itik jantan diasumsikan sama Alexander DJ. 2001. Newcastle dengan pemberian dosis vaksin pada disease: TheGordon Memorial ayam karena sama—sama termasuk Lecture. Br Poult Sci 42:5-22. unggas. Dosis vaksin yang tepat berpengaruh terhadap sistem kekebalan Badan Pusat Statistik. 2013. Nilai tubuh itik terhadap penyakit dan Tukar Petani Kabupaten diharapkan dapat meningkatkan sel Semarang 2013. Katalog BPS: 7 darah putih dan deferensial limfosit, 102019.3322 Ditjennak. 2013. Statistik Peternakan NEWCASTLEDISEASE (ND) dan Kesehatan Hewan. INAKTIF TERHADAP TITER Direktorat Jenderal Peternakan ANTIBODI PADA ITIK dan Kesehatan Hewan, Jakarta. JANTAN. Jurnal Ilmiah Peternakan Terpadu Vol. 4(2): Ibu OJ, Okoye JOA, Adulugba EP, 166-169. Chah KF,Shoyinka SVO, Salihu E, Chukwuedo AA,Baba Sari, M. dan Noor, R. 2012. Kajian SS .2009. Prevalence of Karakteristik Biologis Itik Newcastledisease viruses in Pegagan Sumatera Selatan. wildand captive birds incentral Jurnal Lahan Suboptimal 1(2): Nigeria. Int J Poult Sci 8: 574- 170-176. 578. Shunlin H, Tongyan W, Yuliang L, Kencana GAY, Kardena IM, Chun M.,Xiaoquan W, Yantao Mahardika IGNK.2012. W, Xiufan L. Peneguhan Diagnosis 2010.Identification of a variable PenyakitNewcastle Disease epitope on theNewcastle Lapang pada AyamBuras di Disease virus hemagglutinin- Bali Menggunakan Teknik RT - neuraminidase protein. J Vet PCR. Jurnal Kedokteran Hewan Microbiology140(2) : 92-97. 6(1) : 28-31. Kencana GAY. 2012. Penyakit Virus Unggas.Denpasar. Udayana University Pres. Hal34-52. Pemerintah Indonesia. 2013. Keputusan Menteri Pertanian Nomor 701/Kpts/PD.410/2/2013 Tentang Penetapan Rumpun Itik Magelang. Lembaran RI tahun 2013 No 701. Jakarta : Sekretariat Negara. Purwantini. 2002. Produksi dan Kualitas Itik Lokal di Daerah Sentra Peternakan Itik. Unsoed, Purwokerto. Rusmiyanto, Purnama Edy Santosa, Siswanto. 2016. PENGARUH DOSIS VAKSIN