Anda di halaman 1dari 28

i

TUGAS PROPOSAL

PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP PENCIPTA ATAS PENGGUNAAN

KARYA CIPTA LAGU DALAM IKLAN KOMERSIL MENURUT UNDANG-

UNDANG HAK CIPTA INDONESIA

Oleh :

FU’AD M. NOORCHOLISH
NIM. I2L022011

PROGRAM STUDI MAGISTER ILMU HUKUM


FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS MATARAM
2022
iii

DAFTAR IS
I

A. Judul 1

B. Latar Belakang Masalah 1

C. Rumusan Masalah 4

D. Tujuan Penelitian Dan Manfaat Penelitian 5

1. Tujuan Penelitian.......................................................................................................5

2. Manfaat Penelitian.....................................................................................................5

E. Ruang Lingkup Penelitian 6

F. Orisinalitas Penelitian 6

G. Kajian Pustaka 8

1. Konsep Perlindungan Hukum Dalam Hak Cipta....................................................8

a. Pengertian Hak Cipta............................................................................................8

b. Hak Cipta Sebagai Hak Eksklusif.......................................................................10

c. Perlindungan Hak Eksklusif Pencipta................................................................12

2. Musik Sebagai Bagian Hak Cipta...........................................................................13

a. Komersialisasi Karya Cipta Lagu......................................................................14

H. Kerangka Teori dan Konseptual 16

1. Kerangka Teori........................................................................................................16

a. Teori Kepastian Hukum......................................................................................16

b. Teori Penegakan Hukum.....................................................................................17

2. Kerangka Konseptual..............................................................................................18
iv

I. Metode Penelitian 20

1. Jenis Penelitian.........................................................................................................20

2. Metode Pendekatan..................................................................................................20

3. Jenis dan Sumber Bahan Hukum...........................................................................21

J. Daftar Pustaka 22

A. Buku-Buku................................................................................................................22

B. Skripsi dan Jurnal....................................................................................................22

C. Peraturan-Peraturan...............................................................................................23

D. Website......................................................................................................................23

K. KERANGKA SKRIPSI 24
1

A. Judul

PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP PENCIPTA ATAS

PENGGUNAAN KARYA CIPTA LAGU DALAM IKLAN KOMERSIL

MENURUT UNDANG-UNDANG HAK CIPTA INDONESIA

B. Latar Belakang Masalah

Musik merupakan ilmu atau seni menyusun nada atau suara dalam

urutan, kombinasi, dan hubungan temporal untuk menghasilkan komposisi

(suara) yang mempunyai kesatuan dan kesinam-bungan, nada atau suara yang

disusun demikian rupa sehingga mengandung irama, lagu, dan keharmonisan.

Pada era modern ini, musik mengalami pekembangan baik genre, alat musik,

teknologi dan teknik dalam bermusik.1 Seni musik dan lagu memiliki potensi

ekonomi yang sangat besar di Indonesia. Musik sering dikatakan sebagai

kesenian yang sangat populer di kalangan masyarakat. Populerya musik di

kalangan masyarakat berbanding lurus dengan peningkatan daya beli

masyarakat terhadap sebuah karya musik. Peningkatan daya beli ini tentunya

memberikan banyak manfaat ekonomi bagi para penciptanya.2

Musik dan lagu saat ini menjadi bagian dari industri yang

dikomersilkan sebagai karya seni yang bernilai ekonomi dan biasanya

digunakan sebagai BGM (back ground musik) dalam suatu iklan komersial

terutama di televisi sebagai penambah daya tarik dari iklan tersebut. Iklan
1
Sepriani Ayu Rizkiyana, Perjanjian Lisensi Dalam Pengunaan Musik Sampling. Universitas
Airlangga, Vol. 01 No. 1, Juni 2018, hal. 151.
2
Arya Utama dkk, Perlindungan Hukum Terhadap Hak Cipta Lagu dan Musik Menurut
Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2014. UNMAS MATARAM, Vol. 13 No. 1, Maret 2019, hal. 78.
2

yang menggunakan karya lagu atau musik milik orang lain harus menyertakan

credit dari pencipta lagu tersebut dan membayar sejumlah royalti kepada

pencipta atau pemegang Hak Cipta dari lagu atau musik yang digunakan

tersebut.

Sering kali terdapat permasalahan seperti penggunaan lagu atau tanpa

izin dari pencipta yang di mana dapat merugikan pihak pencipta lagu atau

pemegang Hak Cipta dari lagu yang digunakan tersebut. Jadi dalam suatu lagu

sebenarnya ada beberapa ciptaan yang terkadung di dalamnya sebagai satu

kesatuan. Bisa musiknya saja atau musik tanpa teks. Pada suatu lagu yang

musik dan teksnya diciptakan oleh orang yang sama dalam satu kesatuan yang

utuh, maka setiap orang yang ingin mengubah teksnya wajib mendapatkan

izin dari penciptanya.3

Sebagai salah satu bentuk hasil karya dari manusia, musik merupakan

salah satu ciptaan yang dilindungi dalam Hak Kekayaan Intelektual. Dalam

upaya melindungi hak tersebut maka Negara Indonesia membuat peraturan

tentang Hak Cipta yang melindungi hak-hak dari pencipta lagu. Hak Cipta di

Indonesia saat ini diatur dalam Undang-Undang No. 28 tahun 2014 tentang

Hak Cipta.

Terdapat tiga unsur dalam Hak Cipta, yaitu adanya pencipta, adanya

ciptaan, dan adanya hak ekslusif. Secara singkat pencipta itu sendiri adalah

3
Risa Amrikasari, Hukumnya Memodifikasi Lirik Lagu Untuk Kampanye Pemilu,
https://www.hukumonline.com/klinik/detail/ulasan/lt5c8f438ae674d/hukumnya-memodi fikasi-lirik-
lagu-untuk-kampanye-pemilu/ diakses pada tanggal 7 juni 2021 pukul 00.17 WITA.
3

sebagai seorang atau beberapa orang menghasilkan suatu ciptaan. Ciptaan

adalah hasil karya cipta di bidag ilmu pengetahuan, seni, dan sastra yang

dihasilkan atas inspirasi atau ide dari pencipta yang diekspresikan dalam

bentuk nyata. Dan kemudian yang terakhir adalah hak eksklusif yang di mana

dalam Pasal 4 UU Hak Cipta menjelaskan bahwa hak ekslusif dari Hak Cipta

terdiri atas hak moral dan hak ekonimi. Hak moral merupakan hak yang

melekat pada diri pencipta dan tidak dapat dialihkan kepada siapapun, berbeda

dengan hak ekonomi yang tidak hanya terbatas dimiliki pencipta, akan tetapi

juga pemegang Hak Cipta.

Pencipta musik atau lagu mempunyai hak ekonomi yang merupakan

hak ekslusif. Hak ekonomi yang sifatnya mendatangkan manfaat ekonomi

kepada pencipta dapat menimbulkan sengketa.4 Hak ekonomi itu

diperhitungkan karena hak kekayaan intelektual dapat

digunakan/dimanfaatkan oleh pihak lain dalam perindustrian atau

perdagangan yang mendatangkan keuntungan. Oleh karena itu setiap

pertunjukan publik entah untuk kepentingan hiburan atau untuk kepentingan

komersil mengharuskan pengguna untuk membayar fee atau royalti kepada

pemegang Hak Cipta atau penulis lagu.

Tindakan merubah aransemen dari lagu atau musik yang telah

dilindugi oleh UUHC sebaiknya harus meminta izin kepada pencipta atau

4
Edward James Sinaga, Pengelolaan Royalti Atas Pengumuman Karya Cipta Lagu Dan/Atau
Musik (Royalti on The Management of Copyright Songs and Musics), Jurnal Ilmiah Kebijakan Hukum,
Vol. 14 No. 3, November 2020, Hal. 562.
4

pemegang Hak Cipta terlebih lagi apabila aransemen tersebut digunakan

untuk keperluan komersial. Seperti lagu yang digunakan dalam iklan

smartphone Vivo V20 yang menggunakan aransemen dari lagu milik Anna

Lotterud atau Anna of The North tanpa seizin pencipta lagu atau pemegang

Hak Cipta dirugikan secara ekonomi dan tidak mendapatkan royalti atas lagu

yang dimilikinya.

Berdasarkan uraian di atas, penyusun tertarik untuk mengkaji

pemanfaatan hak ekonomi karya cipta musik atau lagu dalam pertunjukan

publik dengan mengangkat judul Perlindungan Hukum Terhadap Pencipta

Atas Penggunaan Karya Cipta Lagu Dalam Iklan Komersil Menurut

Undang-Undang Hak Cipta Indonesia.

C. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah sebagaimana telah diuraikan di

atas, maka permasalahan yang muncul dan perlu mendapatkan jawaban dalam

penelitian ini adalah :

1. Bagaimanakah perlindungan hukum terhadap karya cipta lagu menurut

hukum Hak Cipta Indonesia apabila karya tersebut digunakan tanpa izin

dalam iklan komersial?


5

2. Bagaimana upaya hukum pemegang Hak Cipta dalam mempertahankan

haknya apabila karya cipta atau hak ciptanya digunakan dalam iklan

komersil tanpa izin?

D. Tujuan Penelitian Dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian pada dasarnya merupakan jawaban yang ingin dicari

dari rumusan masalah dalam penelitian. Karena itu, terlihat hubungan

fungsional antara permasalahan dan tujuan penelitian. Dari tujuan penelitian

akan terlihat adanya suatu hal yang diperoleh setelah penelitian selesai

dilaksanakan.

Adapun yang menjadi tujuan dari penelitian adalah :

a. Untuk mengetahui bentuk perlindungan hukum terhadap karya cipta lagu

apabila digunakan tanpa izin dalam iklan komersial.

b. Untuk mengetahui bagaimana upaya hukum yang dapat ditempuh

pemengang Hak Cipta dalam mempertahankan haknya apabila karya

cipta atau Hak Ciptanya digunakan dalam iklan tanpa izin.

2. Manfaat Penelitian

Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah :

a. Manfaat Teoritis
6

1) Untuk memenuhi sebagai persyaratan untuk menccapai S-1 pada

program studi Ilmu Hukum di Fakultas Hukum Universitas Mataram.

2) Dengan penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi

pengembangan ilmu hukum pada umumnya dan Hukum Hak

Kekayaan Intelektual pada khususnya.

b. Manfaat Praktis

Penelitian ini diharapkan juga memberikan sumbangan pemikirian terhadap

bagaimana bentuk perlindungan hukum terhadap pencipta lagu yang

karyanya digunakan dalam iklan komersial.

E. Ruang Lingkup Penelitian

Di dalam melakukan suatu penelitian diperlukan suatu batasan yang tegas

dari suatu objek permasalahan yang diteliti. Adapun ruang lingkup penelitian ini

yaitu tentang bentuk perlindungan hukum terhadap pencipta lagu yang karyanya

digunakan dalam iklan komersial.

F. Orisinalitas Penelitian

Terdapat beberapa hasil penelitian yang dituangkan dala table berikut:

No Nama Judul Jenis Persamaan Perbedaan

1 Septiani Ayu Perjanjian Penelitian Melakukan Dalam Penelitian


Rizkiyana, Lisensi Normatif Penelitian tersebut lebih
Universitas Dalam Tentang memfokuskan
Airlangga 2018 Penggunaan Penegakan lisensi dalam
7

Musik Penggunaan penggunaan


Sampling Lisensi dan sampling sebagai
Hak Cipta pembuatan karya
Dalam Sebuah musik baru,
Karya Musik sedangkan dalam
penelitian ini
penulis membahas
tentang
penggunaan karya
cipta lagu dalam
iklan komersil
entah dalam satu
lagu penuh atau
hanya jinggle

2 Khawarizmi Tinjauan Penelitian Membahas Dalam penelitian


Maulana Yuridis Normatif tentang tersebut mebahas
Simatupang, Perlindungan kepemilikan tentang
Mahasiswa Hak Cipta atau hak cipta perlindungan Hak
Fakultas Hukum Dalam Ranah dalam ranah Cipta dalam ranah
Universitas Digital digital. digital secara
Indonesia 2021 umum, sedangkan
dalam penelitian
ini penulis
membahas tentang
Hak Cipta yang di
mana sama sama
dalam ranah digital
namun lebih
spesifik yaitu karya
cipta lagu dan
penggunaannya
dalam iklan
komersil di
televise.

3 Edward James Pengelolaan Penelitian Meneliti Dalam penelitian


Sinaga, Balitbang Royalti Atas Normatif tentang Hak tersebut berisi
Hukum dan HAM, Pengumuman Cipta dalam tentang hak untuk
Kementerian Karya Cipta ranah karya mengeksploitasi
Hukum dan HAM Lagu cipta lagu dan suatu ciptaan serta
RI 2020 dan/atau musik pengaturan atas
Musik pengelolaan royalti
8

dari karya cipta


lagu atau musik,
sedangkan dalam
penelitain ini,
penulis akan
membahas tentang
pemanfaatan dari
karya cipta lagu
atau musik bagi si
pembuat lagu atau
bagi pihak yang
berkepentingan
lainnya.

G. Kajian Pustaka

1. Konsep Perlindungan Hukum Dalam Hak Cipta

a) Pengertian Hak Cipta

Hak Cipta secara harfiah berasal dari dua kata yaitu hak dan cipta.

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, kata “hak” berate suatu

kewenangan yang diberikan kepada pihak tertentu yang sifatnya bebas

untuk digunakan atau tidak. Sedangkan kata “cipta” atau “ciptaan” tetuju

pada hasil karya manusia dengan menggunakan akal fikiran, penasaran,

pengetahuan, imajinasi dan pengalaman. Sehingga dapat diartikan bahwa

hak cipta berkaitan erat dengan intelektual manusia.5

5
Rachmadi Usman, Hukum Hak atas Kekayaan Intelektual: Perlindungan dan Domensi
Hukumnya di Indonesa, PT. Alumni, Bandung, 2003, hlm. 85
9

Pasal 1 angka 1 Undang-Undang No. 28 Tahun 2014 tentang Hak

Cipta berbunyi:

“Hak cipta adalah hak ekslusif pencipta yang timbul secara


otomatis berdasakan prinsip deklaratif setelah suatu ciptaan
diwujudkan dalam bentuk nyata tanpa mengurangi pembatasan
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan”.

Dalam pasal 40 ayat (1) Undang-Undang No. 28 Tahun 2014

tentang Hak Cipta, yang menetapkan ciptaan dapat dilindungi adalah :

“Ciptaan yang dilindungi meliputi Ciptaan dalam bidang ilmu


pengetahuan, seni, dan sastra, terdiri atas:
a. buku, pamflet, perwajahan karya tulis yang diterbitkan, dan
semua hasil karya tulis lainnya:
b. ceramah, kuliah, pidato, dan Ciptaan sejenis lainnya;
c. alat peraga yang dibuat untuk kepentingan pendidikan dan ilmu
pengetahuan;
d. lagu dan/atau musik dengan atau tanpa teks;
e. drama, drama musikal, tari, koreografi, pewayangan, dan
pantomim;
f. karya seni rupa dalam segala bentuk seperti lukisan, gambar,
ukiran, kaligrafi, seni pahat, patung, atau kolase;
g. karya seni terapan;
h. karya arsitektur;
i. peta;
j. karya seni batik atau seni motif lain;
k. karya fotografi;
l. Potret;
m. karya sinematograh;
n. terjemahan, tafsir, saduran, bunga rampai, basis data, adaptasi,
aransemen, modifikasi dan karya lain dari hasil transformasi;
o. terjemahan, adaptasi, aransemen, transformasi, atau modihkasi
ekspresi budaya tradisional;
p. kompilasi Ciptaan atau data, baik dalam format yang dapat
dibaca dengan Program Komputer maupun media lainnya;
q. kompilasi ekspresi budaya tradisional selama kompilasi
tersebut merupakan karya yang asli;
r. permainan video; dan
s. Program Komputer;”
10

Perlindungan tersebut termasuk perlindungan terhadap ciptaan

yang tidak atau belum dilakukan pengumuman tetapi sudah diwujudkan

dalam bentuk nyata yang memungkinkan pengadaan ciptaan tersebut.

Perlindungan hak cipta tidak diberikan terhadap ide atau gagasan karena

ciptaan harus telah diekspresikan dalam bentuk nyata dalam bidang ilmu

pengetahuan, seni, dan sastra.

b) Hak Cipta Sebagai Hak Eksklusif

Hak eksklusif dalam hal ini adalah bahwa hanya pemegang hak

ciptalah yang bebas melaksanakan hak cipta tersebut tanpa persetujuan

pemegang hak cipta. Konsep tersebut yang berlaku di Indonesia. Di

Indonesia, hak eksklusif pemegang hak cipta termasuk “kegiatan

menerjemahkan, mengadaptasi, mengaransemen, mengalihwujudkan,

menjual, menyewakan, meminjam, mengimpor, memamerkan,

mempertunjukkan kepada public, dan mengkomunikasikan ciptaan

kepada pulik melalui sarana apapun”. Dalam Undang-Undang No. 28

Tahun 2014 tentang Hak Cipta, hak eksklusif dibagi menjadi hak

ekonomi dan hak moral.

a. Hak Ekonomi

Hak ekonomi adalah hak untuk mendapatkan manfaat ekonomi

atas ciptaan serta produk hak terkait yang berkaitan dengan

pemanfaatan secara komersial suatu ciptaan dan berhubungan dengan


11

perlindungan kebutuhan ekonomi pencipta misalnya hak untuk

mendapatkan pembayaran royalti atas penggunaan (pengumuman dan

perbanyakan) karya cipta yang dilindungi. Sebagaimana diatur dalam

pasal 8 Undang-Undang No. 28 Tahun 2014 tentang Hak Cipta

menyebutkan bahwa:

“Hak ekonomi merupakan hak eksklusif Pencipta atau Pemegang


Hak Cipta untuk mendapatkan manfaat ekonomi atas ciptaan”.

Dilihat dari aspek ekonomi pengorbanan tersebut merupakan suatu

investasi yang perlu dikelola secara komersial untuk mendapatkan

pengembalian modal dan pemperoleh keuntungan. Semakin bermutu

suatu ciptaan semakin tinggi pula potensi nilai komersialnya.6

Dalam Pasal 9 ayat (1) Undag-Undang No. 28 Tahun 2014

Tentang Hak Cipta telah menyebutkan apa yang hak ekonomi yang

dapat dilakukan oleh pemegang hak cipta:

“Pencipta atau Pemegang Hak Cipta sebagaimana dimaksud


dalam pasal 8 memiliki hak ekonomi untuk melakukan:
a. Penerbitan Ciptaan;
b. Penggandaan Ciptaan dalam segala bentuknya;
c. Penerjemahan Ciptaan;
d. Pengadaptasian, pengaransemenan, atau pentransformasian
Ciptaan;
e. Pendistribusian Ciptaan atau salinannya;
f. Pertunjukan Ciptaan;
g. Pengumuman Ciptaan;
h. Komunikasi Ciptaan; dan
i. Penyewaan Ciptaan.”

6
Sanusi Bintang, Hukum Hak Cipta, Citra Aditya Bakti, Bandung, 1998, hlm. 4-5
12

b. Hak Moral

Hak moral ini merupakan manifestasi dari adanya pengakuan

manusia terhadap hasil karya orang lain yang sifatnya non ekonomi.

Hak moral berkaitan dengan perlindungan kepentingan nama baik dari

pencipta.

Dalam Pasal 5 ayat (1) Undang-Undang No. 28 Tahun 2014

Tentang Hak Cipta dijelaskan tentang apa saja yang merupakan hak

moral dari pemegang hak cipta:

“Hak moral sebagaimana dimaksud dalam pasal 4 merupakan hak


yang melekat secara pribadi pada diri pencipta untuk:
a. Tetap mencantumkan atau tidak mencantumkan namanya pada
salinan sehubungan dengan pemakaian ciptaan untuk umum;
b. Menggunakan nama asliasnya atau samarannya;
c. Mengubah ciptaannya sesuai dengan kepatutan dalam
masyarakat;
d. Mengubah judul dan anak judul ciptaan; dan
e. Mempertahankan haknya dalam hal terjadi distorsi ciptaan,
mutilasi ciptaan, modifikasi ciptaan, atau hal yang bersifat
merugikan kehormatan diri atau ciptaannya.”

c) Perlindungan Hak Eksklusif Pencipta

Terkait dengan perlindungan hukum terhadap hak eksklusif

pencipta atas karya cipta lagu, terdapat upaya preventif dan represif.

Menurut Philipus M Hadjon perlindungan hukum dibagi menjadi dua

yaitu perlindungan preventif dan perlindungan represif.7 Perlindungan

Preventif merupakan suatu bentuk perlindungan yang diberikan untuk

7
Philipus M. Hadjon, Perlindungan Hukum Bagi Rakyat Indonesia, Bina Ilmu, Surabaya,
2005, hlm. 2
13

mengajukan keberatan atas pendapatnya sebelum sautu keputusan

pemerintah diberikan.8 Sedangkan perlindungan represif diberikan setelah

adanya aturan-aturan hukum yang dilanggar atau apabila seseorang

merasa haknya telah dilanggar.9

a. Perlindungan Preventif

Perlindungan preventif diberikan untuk mencegah terjadinya suatu

pelanggaran terhadap suatu karya cipta.10 Perlindungan ini lebih

menekankan pada pengawasan pemakaian merek, perlindungan

terhadap hak eksklusif pemegang hak atas merek dan dianjurkan

kepada pemilik merek untuk mendaftarkan mereknya agar haknya

terlindungi. Dalam hal ini perlindungan dierikan sesuai dengan

Undang-Undang No. 28 tahun 2014 tentang Hak Cipta.

b. Perlindungan Represif

Perlindungan represif ini diberikan setelah adanya suatu

pelanggaran yang dilakukan atas suatu karya cipta. 11 Perlindungan ini

diberikan untuk mencari suatu bentuk penyelesaian atau

menyelesaikan suatu peristiwa pelanggaran hak cipta guna

mempertahankan hak-hak pencipta.

8
Ibid, hlm. 3
9
Ibid, hlm. 5
10
Indrisari Setyaningrum, Perlindungan Hak Eksklusif Pencipta Terkait Hak Moral dan Hak
Ekonomi Dalam Perjanjian Royalti Dengan Penerbit Buku (Studi di UB Press Malang, UM Press
Malang, Penerbit Bayumedia Malang). Fakultas Hukum Universitas Brawijaya, Malang, 2014, hlm. 4
11
Ibid, hlm. 5
14

2. Musik Sebagai Bagian Hak Cipta

Karya cipta lagu dan/atau musik merupakan karya intelektual manusia

yang memberikan konstribusi besar bagi kehidupan setiap manusia. Sebagai

suatu karya intelektual manusia yang merupakan hasil olah pikir,

membutuhkan waktu, tenaga, pikiran dan bahkan materi untuk

menghasilkannya, dan karenanya sudah selayaknya diberikan nilai dan

menurut hukum harus dilindungi.

Di dalam Undang Undang No. 28 Tahun 2014 tentang Hak Cipta tidak

terdapat pengaturan khusus tentang pengertian hak cipta lagu dan/atau musik.

Ia hanya merupakan salah satu karya yang dilindungi melalui UU No. 28

Tahun 2014 sebagaimana juga karya-karya lain yang dicantumkan dalam

Pasal 40 UU No. 28 Tahun 2014. Tepatnya diatur dalam Pasal 40 ayat (1) sub

(d), Lagu dan/atau musik dengan atau tanpa teks. Penjelasannya

mengemukakan, yang dimaksud dengan “lagu atau musik dengan atau tanpa

teks” diartikan sebagai satu kesatuan karya cipta yang bersifat utuh. Oleh

karena itu, terhadap lagu dan/atau musik berlaku semua aturan umum yang

juga berlaku untuk karya lainnya, kecuali disebutkan secara khusus tidak

berlaku.12

a. Komersialisasi Karya Cipta Lagu

12
Hulman Panjaitan dan Wetmen Sinaga, Performing Right Hak Cipta Atas Karya Musik dan
Lagu (Edisi Revisi), Uki Press, Jakarta, 2017, hlm. 119
15

Komerisalisasi merupakan perbuatan menjadikan suatu sebagai

barang dagangan. Dalam hal ini komersialisasi karya cipta lagu yaitu

perbuatan menjadikan suatu karya cipta berupa lagu dan/atau musik

mejadi barang dagangan yang bernilai ekonomi. Komerisalisasi karya

cipta suatu karya musik tersebut dapat memberikan keuntungan secara

ekonomi bagi penciptanya. Penggunaan karya cipta lagu tidka hanya bias

dilakukan oleh pemegang hak cipta, namun juga dapat dilakukan oleh

pihak lain dengan syarat menggunakan perjanjian lisensi dari pegang hak

cipta dan membayar sejumlah royalt seperti yang dijelaskan dalam

Peraturan Pemerintah No. 56 Tahun 2021 tentang Pengelolaan Royalti

Hak Cipta Lagu dan/atau Musik:

“Setiap Orang dapat melakukan Penggunaan Secara Komersial


lagu dan/ atau music dalam bentuk layanan publik yang bersifat
komersial dengan membayar Royalti kepada Pencipta, Pemegang
Hak Cipta, dan/atau pemilik Hak Terkait melalui LMKN.”

Kewajiban pembayaran royalti dari pengguna karya cipta kepada

pemegang hak cipta merupakan konsekuensi yang muncul dari setiap

perjanjian lisensi. Secara umum royalti adalah pembayaran sejumlah uang

tertentu kepada pencipta atau pemegang hak cipta sehubung dengan

pemberian izin untuk mengeksploitasi atau menggunakan jerih payah dan

talenta sekaligus memberikan gairah (motivasi) kepada pencipta untuk

terus berkaya melahirkan ciptaan-ciptaan baru.13

13
Bernald Nainggolan, Pemberdayaan Hukum Hak Cipta dan Lembaga Menejemen Kolektif,
Bandung: Alumni, 2011, hlm. 164
16

H. Kerangka Teori dan Konseptual

1. Kerangka Teori

Terdapat beberapa teori yang digunakan untuk melandasi pembahasan

dalam penelitian yang terkait dengan rumusan masalah di atas. Berikut akan

dijelaskan lebih lanjut mengenai teori teori yang digunakan, yakni:

a. Teori Kepastian Hukum

Kepastian hukum menunjuk kepada pemberlakuan hukum yang

jelas, tetap, konsisten dan konsekuen yang pelaksanaannya tidak dapat

dipengaruhi oleh keadaan-keadaan yang sifatnya subjektif. Kepastian

hukum mengandung dua pengertian yaitu:14

a. Pertama, adanya aturan yang bersifat umum membuat individu

mengetahui perbuatan apa yang boleh atau tidak boleh dilakukan,

b. Kedua, berupa keamanan hukum bagi individu dari kesewenang-

wenangan pemerintah karena dengan adanya aturan bersifat umum

itu individu dapat mengetahui apa saja yang boleh dibebankan

atau dilakukan Negara terhadap individu.

Dalam penggunaan karya cipta secara komersial harus mendapatkan

izin dari pemegang hak cipta yang sebagaimana mempunyai hak ekonimi dari

14
Peter Mahmud marzuki, Pengantar Ilmu Hukum Edisi Revisi, Cetakan ke VI, Kencana
Perenda Media Group, Jakarta, 2013, hlm 137
17

ciptaannya. Ketentuan tersebut diatur dalam pasal 8 Undang- Undang no 28

Tahun 2014 tentang Hak Cipta;

“hak ekonomi merupakan hak eksklusif Pencipta atau Pemegang Hak


Cipta untuk mendapatkan manfaat ekonomi atas ciptaan”
Hak dalam mendapatkan royalti dalam hak ekonomi Pencipta ini

merupakan wujud kepastian hukum yang diberikan kepada pencipta atau

pemegang hak cipta dalam melindungi hak hak dari ciptaanya. Selain itu,

penggunaan karya cipta dapat tetap dilakukan oleh orang lain selain

pemegang atau pemilik hak cipta dengan cara membeli lisensi atau izin

penggunaan karya cipta sebagaimana diatur dalam pasal 80 ayat (1) Undang-

Undang no. 28 tahun 2014 tentang Hak Cipta:

“Kecuali diperjanjian lain, pemegang Hak Cipta atau pemilik Hak


Terkait berhak memberikan lisensi kepada pihak lain berdasarkan
perjanjian tertulis untuk melaksanakan perbuatan sebagaimana
dimaksud dalam pasal 9 ayat (1), pasal 23 ayat (2) pasal 24 ayat (2),
dan pasal 25 ayat (2)”.

Aturan tersebut di atas merupakan bentuk kepastian hukum yang

diberikan kepada Pengguna maupun Pemegang Hak Cipta terhadap

Ciptaannya.

b. Teori Penegakan Hukum

Sebagai Negara hukum, Indonesia memiliki banyak aturan yang harus

dipatuhi oleh warganegaranya tanpa terkecuali. Demi tercapainya

ketertiban dalam pelaksanaan aturan tersebut tentu diperlukan penegakan


18

dari tiap aturan yang diharapkan dapat melindungi kepentingan warga

negaranya. Penegakan hukum adalah upaya untuk memnuhi tujuan hukum

yang tujuan pokok hukum adalah menciptakan tatanan masyarakat yang

tertib, menciptakan ketertiban dan keseimbangan karena dengan

tercapainya ketertiban di dalam masyarakat, diharapkan kepentingan

manusia akan dapat dilindungi.15

Teori ini berfungsi dalam penelitian ini sebagai bahan analisis

mengenai proses upaya penegakan hukum terhadap pelanggaran hak cipta

yang digunakan tanpa izin dari pemegang hak cipta.

2. Kerangka Konseptual

Dalam penulisan proposal “Perlindungan Hukum Terhadap Pencipta Atas

Penggunaan Karya Cipta Lagu Dalam Iklan Komersil Menurut Undang-

Undang Hak Cipta Indonesia” ini terdapat istilah-istilah yang digunakan,

yaitu:

a. Hak Cipta adalah hak eksklusif pencipta yang timbul secara otomatis

berdasarkan prinsip deklaratif setelah suatu ciptaan diwujudkan dalam

bentuk nyata tanpa mengurangi pembatasan sesuai dengan ketentuan

peraturan perundang-undanngan.

15
Sudikno Mertokusumo, Mengenal Hukum: Suatu Pengantar, cet ke-5, Liberty,
Yogyakarta, 2005, hlm. 57.
19

b. Pencipta adalah seorang atau beberapa orang yang secara sendiri-

sendiri atau bersama-sama menghasilkan suatu ciptaan yang bersifat

khas dan pribadi.

c. Ciptaan adalah setiap hasil karya cipta di bidang ilmu pengetahuan,

seni, dan sastra yang dihasilkan atas inspirasi, kemampuan, pikiran,

imajinasi, kecekatan, keterampilan, alau keahlian yang diekspresikan

dalam bentuk nyata.

d. Pemegang Hak Cipta adalah Pencipta sebagai pemilik Hak Cipta,

pihak yang menerima hak tersebut secara sah dari Pencipta, atau pihak

lain yang menerima lebih lanjut hak dari pihak yang menerima hak

tersebut secara sah.

e. Pendistribusian adalah penjualan, pengedaran, dan/atau penyebaran

Ciptaan dan/atau produk Hak Terkait.

f. Lisensi adalah izin tertulis yang diberikan oleh Pemegang Hak Cipta

atau Pemilik Hak Terkait kepada pihak lain untuk melaksanakan hak

ekonomi atas Ciptaannya atau produk Hak Terkait dengan syarat

tertentu.

g. Royalti adalah imbalan atas pemanfaatan Hak Ekonomi suatu Ciptaan

atau Produk Hak Terkait yang diterima oleh pencipta atau pemilik hak

terkait.

h. Lembaga Manajemen Kolektif adalah institusi yang berbentuk badan

hukum nirlaba yang diberi kuasa oleh Pencipta, Pemegang Hak Cipta,
20

dan/atau pemilik Hak Terkait guna mengelola hak ekonominya dalam

bentuk menghimpun dan mendistribusikan royalti.

i. Penggunaan Secara Komersial adalah pemanfaatan Ciptaan dan/atau

produk Hak Terkait dengan tujuan untuk memperoleh keuntungan

ekonomi dari berbagai sumber atau berbayar.

I. Metode Penelitian

1. Jenis Penelitian

Jenis penelitian menurut soerjono soekanto di lihat dari sudut tujuan

penelitian hukum ada 2 yaitu penelitian hukum normatif dan penelitian hukum

empiris.16 Jenis penelitian ini menggunakan penelitian hukum normatif

Pada penelitian hukum jenis ini, seringkali hukum dikonsepkan

sebagai apa yang tertulis dalam peraturan perundangundangan atau hukum

dikonsepkan sebagai kaidah atau norma yang merupakan patokan berperilaku

manusia yang dianggap pantas.17 Penelitian ini berpedoman kepada Undang-

Undang No. 28 Tahun 2014 dan Peraturan Pemerintah No. 56 Tahun 2021.

2. Metode Pendekatan

Dalam penelitian ini metode yang digunakan adalah :

a. Pendekatan perundang-undangan (Legal Approach), yaitu pendekatan

yang berusaha mengkaji dan menelaah berbagai literature dan peraturan-

16
Soerjono Soekanto, Pengantar Penelitian Hukum, UI Pers, Jakarta, 1999. Hlm. 67
17
Ibid, hlm.118
21

peraturan yang ada serta pendapat beberapa sarjana berkaitan dengan

permasalahan yang diangkat18.

b. Pendekatan konsep (Conceptual Approach), merupakan pendekatan yang

bersumber dari pendapat para ahli, pendapat para sarjana, maupun

pendapat para ahli hukum19.

3. Jenis dan Sumber Bahan Hukum

Sumber dan Jenis bahan hukum yang penulis gunakan di dalam

penelitian ini adalah:

a. Bahan Hukum Primer, yaitu peraturan Perundang undangan yang

meliputi:

1) Undang Undang No. 28 Tahun 2014 Tentang Hak Cipta.

2) PP No. 56 Tahun 2021 tentang Pengelolaan Royalti Hak Cipta Lagu

dan/atau Musik.

b. Bahan hukum sekunder merupakan bahan hukum yang menjelaskan bahan

hukum primer, yang berupa buku-buku, kamus, jurnal, dan lain-lain yang

berkaitan tentang prisip-prinsip dasar atau asas-asas dalam ilmu hukum20.

18
Peter Mahmud Mardzuki, Penelitian Hukum, Kencana, Jakarta, 2005, hlm. 93
19
ibid
20
Ibid
22
23

J. Daftar Pustaka

A. Buku-Buku

Eddy Damian, 2014, Hukum Hak Cipta, PT. Alumni, Bandung.

Rachmadi Usman, 2003, Hukum Hak atas Kekayaan Intelektual:


Perlindungan dan Domensi Hukumnya di Indonesa, PT. Alumni,
Bandung.

Sanusi Bintang,1998, Hukum Hak Cipta, Citra Aditya Bakti, Bandung.

Philipus M. Hadjon, 2005, Perlindungan Hukum Bagi Rakyat Indonesia, Bina


Ilmu, Surabaya.

Bernald Nainggolan, 2011, Pemberdayaan Hukum Hak Cipta dan Lembaga


Menejemen Kolektif, PT. Alumni, Bandung.

Soerjono Soekanto, 1999, Pengantar Penelitian Hukum, UI Pers, Jakarta.

Peter Mahmud Mardzuki, 2005, Penelitian Hukum, Kencana, Jakarta.

Amirudin & Zainal Asikin, 2006, Pengantar Metode Penelitian Hukum, PT


Raja Grafindo Persada, Jakarta.

B. Skripsi dan Jurnal

Sepriani Ayu Rizkiyana, 2018, Perjanjian Lisensi Dalam Pengunaan Musik


Sampling. Universitas Airlangga, Vol. 01 No. 1, Juni

Arya Utama dkk, 2019, Perlindungan Hukum Terhadap Hak Cipta Lagu dan
Musik Menurut Undang-Undang No. 28 Tahun 2014. UNMAS
MATARAM, Vol. 13 No. 1, Maret.

Renato Bushing, 2014, Tinjauan Yuridis Tentang Plagiarisme Karya Musik


Berdasarkan Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2014 Tentang Hak
Cipta. Universitas Mataram, Desember.

Edward James Sinaga, 2020, Pengelolaan Royalti Atas Pengumuman Karya


Cipta Lagu Dan/Atau Musik (Royalti on The Management of
Copyright Songs and Musics), Jurnal Ilmiah Kebijakan Hukum, Vol.
14 No. 3, November.
24

Indrisari Setyaningrum, 2014, Perlindungan Hak Eksklusif Pencipta Terkait


Hak Moral dan Hak Ekonomi Dalam Perjanjian Royalti Dengan
Penerbit Buku (Studi di UB Press Malang, UM Press Malang,
Penerbit Bayumedia Malang). Fakultas Hukum Universitas
Brawijaya, Malang.

Kirara Rizkiana Deneva, 2015, Komersialisasi Hasil Perubahan Aransemen


Karya Cipta Lagu atau Musik Berdasarkan Undang-Undang No. 28
Tahun 2014 Tentang Hak Cipta, Fakultas Hukum Universitas
Padjajaran Bandung, Bandung.
Hulman Panjaitan dan Wetmen Sinaga, 2017, Performing Right Hak Cipta
Atas Karya Musik dan Lagu (Edisi Revisi), Uki Press, Jakarta.

C. Peraturan-Peraturan
Indonesia, Undang-Undang No. 28 Tahun 2014 Tentang Hak Cipta. TLN No.
5599.

Indonesia, Undang-Undang No. 19 Tahun 2016 Tentang Perubahan Atas


Undang-Undang No. 11 Tahun 2008 Tentang Informasi Dan
Transaksi Elektronik. TLN No. 5952.

Indonesia, Peraturan Pemerintah No. 56 Tahun 2021 tentang Pengelolaan


Royalti Hak Cipta Lagu dan/atau Musik. TLN No. 6675.

D. Website

https://www.hukumonline.com/klinik/detail/ulasan/lt5c8f438ae674d/
hukumnya-memodifikasi-lirik-lagu-untuk-kampanye-pemilu/

Admin, Metode Penelitian Hukum Empiris dan Normatif,


https://idtesis.com/metode-penelitian-hukum-empiris-dan-normatif/
25

K. KERANGKA SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

B. Rumusan Masalah

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

D. Ruang Lingkup Penelitian

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB III METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

B. Metode Pendekatan

C. Jenis dan Sumber Bahan Hukum

D. Teknik atau Cara Memperoleh Bahan Hukum

E. Analisis Bahan Hukum

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB V PENUTUP

DAFTAR PUSTAKA

Anda mungkin juga menyukai