Anda di halaman 1dari 91

LAPORAN RANCANGAN AKTUALISASI

“KARTU EMASKU”
“AKTIVASI PENERAPAN KMGS (KARTU MENUJU GIGI MULUT SEHAT)
PADA BAYI DAN BALITA USIA 0-5 TAHUN DI POSYANDU WILAYAH
KERJA UPTD MADISING NA MARIO”

Disusun oleh:
Drg. Yulanda
NDH : 34
UPTD PUSKESMAS MADISING NA MARIO

Dibimbing oleh:
Mentor: dr. Hj. Linda Iriani Raflus, M.kes
Coach: Dr. Johan Tarru, M.Si

PEMERINTAH KOTA PAREPARE BEKERJA SAMA DENGAN


PUSAT PELATIHAN DAN PENGEMBANGAN DAN
KAJIAN MANAJEMEN PEMERINTAHAN
LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA REPUBLIK INDONESIA
2022
LEMBAR PERSETUJUAN
EVALUASI RANCANGAN AKTUALISASI

PELATIHAN DASAR CPNS GOLONGAN IIIA NGKATAN I


PEMERINTAH KOTA PAREPARE BEKERJA SAMA DENGAN
PUSAT PELATIHAN DAN PENGEMBANGAN DAN KAJIAN MANAJEMEN PEMERINTAHAN
LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA
TAHUN 2022

NAMA : drg. Yulanda


NIP : 199409092022032005
INSTANSI : UPTD Puskesmas Madising Na Mario
JABATAN : Ahli Pertama- Dokter gigi
NDH : 34

JUDUL AKTUALISASI
“KARTU EMAS”
“AKTIVASI PENERAPAN KMGS (KARTU MENUJU GIGI SEHAT) PADA BAYI
DAN BALITA USIA 0-5 TAHUN DI POSYANDU WILAYAH KERJA UPTD
MADISING NA MARIO”

Disetujui untuk disampaikan pada Evaluasi Rancangan


AktualisasiPelatihan DasarCPNS Golongan IIIAngkatan IPemerintah Kota
ParepareBekerja Sama DenganPusat Pelatihan dan Pengembangan dan
Kajian Manajemen Pemerintahan Lembaga Administrasi Negara tahun
2022.

Makassar, 29 September 2022

Menyetujui,

Coach Mentor

Dr. Johan Tarru, M.Si dr. Hj. Linda Iriani Raflus, M.kes
Nip : 197701032009121001 Nip: 197110302003122004

ii
LEMBAR PERSETUJUAN HASIL PERBAIKAN
EVALUASI RANCANGAN AKTUALISASI

PELATIHAN DASAR CPNS GOLONGAN III ANGKATAN I


PEMERINTAH KOTA PAREPARE BEKERJA SAMA DENGAN
PUSAT PELATIHAN DAN PENGEMBANGAN DAN KAJIAN MANAJEMEN PEMERINTAHAN
LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA
TAHUN 2022

NAMA : drg. Yulanda


NIP : 199409092022032005
INSTANSI : UPTD Puskesmas Madising Na Mario
JABATAN : ahli pertama-dokter gigi

JUDUL AKTUALISASI
“KARTU EMAS”
“AKTIVASI PENERAPAN KMGS (KARTU MENUJU GIGI SEHAT) PADA BAYI
DAN BALITA USIA 0-5 TAHUN DI POSYANDU WILAYAH KERJA UPTD
MADISING NA MARIO”

Telah diseminarkan dan disempurnakan berdasarkan masukan dari


Penguji, Coach dan Mentor pada tanggal 30September 2022.

Makassar, 30September 2022

Menyetujui,

Coach Mentor

Dr. Johan Tarru, M.Si dr. Hj. Linda Iriani Raflus, M.kes
Nip : 197701032009121001 Nip: 197110302003122004

Penguji

H. Iwan Asaad, AP., M.Si


Nip: 19730404 199311 1 002

iii
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas berkat rahmat dan petunjuk- Nya
sehingga penulisan Laporan Pelaksanaan Aktualisasi yang berjudul “KARTU EMASKU”
“Aktivasi Penerapan Kmgs (Kartu Menuju Gigi Sehat) Pada Bayi Dan Balita Usia 0-5
Tahun Di Posyandu Wilayah Kerja Uptd Madising Na Mario” dapat selesai tepat waktu.
Rancangan Aktualisasi ini disusun sebagai salah satu persyaratan kelulusan Latsar
CPNS Pemerintah Kabupaten Bulukumba. Pada kesempatan ini, Penulis juga ingin
mengucapkan terimakasih kepada :
1. Ibu dr. Hj. Linda Iriani Raflus, M.kes. Selaku Kepala UPT Puskesmas Madisng
Na Mario sekaligus Mentor atas bimbingan dan arahannya terkait tupoksi penulis serta
rancangan aktualisasi ini
2. Bapak Dr. Johan Tarru, M.Si . selaku coach yang telah memberikan masukan,
koreksi dan saran dalam penyusunan rancangan aktualisasi ini.
3. Para Widyaiswara Lembaga Administrasi Negara yang telah memberikan ilmu dan
wawasan selama Pelatihan Dasar CPNS Pemerintah Kota Pare-Pare.
4. Panitia Penyelenggara Pelatihan Dasar CPNS Pemerintah Kota Pare-Pare tahun 2022
telah membantu kelancaran kegiatan Pelatihan Dasar ini.
5. Rekan-rekan CPNS Pemerintah Kota Pare-Pare pengangkatan Tahun 2022 . khusunya
teman kelompok saya kelompok II. Serta yang ada di UPT Puskesmas Madising Na
Mario atas dukungannya secara moril dan materil sehingga rancangan ini bisa
diselesaikan.
6. Keluarga yang telah memberikan dukungan semangat dan doa kepada saya. Khususnya
kepada suami dan anak saya
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan Rancangan Aktualisasi ini masih banyak
kekurangan. Kritik dan saran sangat diharapkan untuk menyempurnakan isi dari Rancangan
Aktualisasi ini. Penulis berharap semoga Rancangan Aktualisasi ini dapat memberikan
manfaat dan wawasan tambahan bagi penulis dan pembaca.
Parepare, 28 septermber 2022
Penulis,

drg. Yulanda

iv
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ...................................................................................................... ii
LEMBAR PENGESAHAN ............................................................................................ iii
KATA PENGANTAR .................................................................................................... iv
DAFTAR ISI ................................................................................................................... v
DAFTAR TABEL ........................................................................................................... vi
DAFTAR GAMBAR ...................................................................................................... vii
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ............................................................................................ 1
1.2 Tujuan .......................................................................................................... 2
1.3 Manfaat ........................................................................................................ 2
BAB II PROFIL DAN MATA PELATIHAN .............................................................. 3
2.1 Profil Instansi ............................................................................................... 3
2.2 Profil Peserta ................................................................................................ 9
2.3 Mata Pelatihan .............................................................................................. 10
BAB III RANCANGAN AKTUALISASI .................................................................... 20
3.1 Deskripsi Isu ................................................................................................. 20
3.2 Penetapan Core Isu ....................................................................................... 23
3.3 Gagasan Kreatif Pemecahan Core ................................................................ 26
3.4 Matriks Rancangan Aktualisasi .................................................................... 28
3.5 Matriks Matriks Keterkaitan tahapan kegiatan dengan nilai-nilai dasar PNS....... 41
3.6 Matriks Keterkaitan Kegiatan dengan Agenda III........................................ 43
3.7 Matriks Matriks Keterkaitan dengan Visi dan Misi Organisasi........................... 43
BAB IV GAMBARAN PELAKSANAAN AKTUALISASI....................................... 46
BAB V PENUTUP......................................................................................................... 82

v
DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Wilayah Kerja PKM Madising Na Mario................................................................ 4


Tabel 2.2 Jumlah Tabel 2.2 Distribusi Penduduk berdasarkan Jenis Kelamin di wilayah kerja
Puskesmas Madising Na Mario Tahun 2018.......................................................................... 4
Tabel 2.3 Distribusi Penduduk menurut penggolongan umur di wilayah kerja Puskesmas Madising Na
Mario.................................................................................................................................. 4
Tabel 2.4 Distribusi Sumber Daya Manusia Berdasarkan Tingkat Pendidikan di Puskesmas Madising
Na Mario Tahun 2018.......................................................................................................... 4
Tabel 3.1 analisi isu APKL ................................................................................................. 24
Tabel 3.2 Tapisan ISU menggunakan USG 25...................................................................... 25
Tabel 3.3 MATRIK RANCANGAN AKTUALISASI LATSAR ................................... 28
Tabel 3.4 Matriks Keterkaitan tahapan kegiatan dengan nilai-nilai dasar PNS......................... 41
Tabel 3.5 Matriks Keterkaitan Kegiatan dengan Agenda III............................................ 43
Tabel 3.6 Matriks Keterkaitan dengan Visi dan Misi............................................................. 43

iv
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Foto tanpak depan puskesmas madising na mario........................................ 2

iv
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Berdasarkan Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014, Aparatur Sipil negara (ASN) adalah
profesi bagi pegawai negeri sipil dan pegawai pemerintah denganperjanjian kerja yang
bekerja pada instansi pemerintah. ASN memiliki tiga fungsi, yaitu: sebagai pelaksana
kebijakan publik, pelayan publik, serta perekat danpemersatu bangsa. Dalam hal ini, dapat
dikatakan ASN berperan penting dalammenentukan keberhasilan pemerintahan.Untuk itu,
setiap ASN dituntut harusmemiliki integritas yang tinggi, bertindak sesuai dengan nilai dasar
dan kode etikASN.
Dalam rangka pelaksanaan cita-cita bangsa dan mewujudkan tujuan negara sebagaimana
tercantum dalam pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945,
perlu dibangun Aparatur Sipil Negara yang memiliki integritas, profesional, netral, dan bebas
dari intervensi politik, bersih dari praktik korupsi, kolusi, dan nepotisme, serta mampu
menyelenggarakan pelayanan publik bagi masyarakat dan mampu menjalankan peran sebagai
unsur perekat persatuan dan kesatuan bangsa.
Dalam menjalankan fungsinya, seorang ASN harus selalu memegang teguh dan
mengamalkan nilai-nilai dasar BerAKHLAK yang meliputi Berorientasi Pelayanan,
Akuntabel, Kompeten, Harmonis, Loyal, Adaptif dan Kolaboratif. ASN juga mempunyai
kedudukan dan peran yaitu sebagai Manajemen ASN dan Smart ASN. Untuk memenuhi
nilai-nilai tersebut, maka CPNS yang telah melewati proses seleksi dan dinyatakan lulus,
diwajibkan untuk mengikuti pelatihan dasar, dimana dalam pelatihan dasar ini, CPNS
menerima pelatihan dengan materi yang mendukung terbentuknya prinsip-prinsip tersebut di
dalam jiwa setiap CPNS.
Berdasarkan Peraturan Lembaga Administrasi Negara Nomor 10 Tahun 2021 tentang
Pelatihan Dasar Calon Pegawai Negeri Sipil, Pelatihan Dasar CPNS adalah pendidikan dan
pelatihan dalam masa prajabatan yang dilakukan dalam mengembangkan kompetensi
pembentukan karakter PNS yang professional sesuai dengan bidang tugas.
Aktualisasi atau habituasi sendiri dapat diartikan sebuah proses pembiasaan pada/atau
dengan “sesuatu supaya menjadi terbiasa atau terlatih untuk melakukan “sesuatu” yang
bersifat intrinsik pada lingkungan kerjanya. Kegiatan ini didahului dengan penyusunan
rancangan aktualisasi yang dilakukan saat on campus. Rancangan aktualisasi ini berisi ide-ide
yang akan dituangkan selama masa off campus untuk membawa perubahan pada instansi
tempat bekerja.

1
Berdasarkan beberapa mata pelatihan yang telah dilalui, penulis ingin mengangkat isu
mengenai cara menjaga kesehatan gigi dan mulut pada bayi dan balita. Isu ini dilatar
belakangi karena Kurangnya pengetahuan orang tua terhadap cara menjaga kesehatan gigi Dan
mulut anak bayi dan balita mereka, sehingga berdampak meningkatnya angka gigi berlubang pada
anak usia dini, adanya bebrpa orang tua yang membawa anak bayi/balita mereka dengan kasus lidah
putih dan sariawan pada mulut bayi dan balita mereka. Puskesmas sebagai pusat pelayanan
kesehatan tingkat dasar dituntut untuk memaksimalkan tingkat pelayanannya. Oleh karena itu
penulis berinisiatif untuk menyusun sebuah rancangan aktualisasi dalam upaya peningkatan
kesadaran kesehatan gigi dan mulut yang dilakukan dengan “Aktivasi Penerapan Kmgs
(Kartu Menuju Gigi Sehat) Pada Bayi Dan Balita Usia 0-5 Tahun Di Posyandu Wilayah
Kerja Uptd Madising Na Mario”

1. Tujuan Umum
Melakukan internalisasi nilai-nilai dasar profesi Aparatur Sipil Negara
(ASN) yang mencakup berAKHLAK (berorientasi pelayanan, akuntabel,
kompeten, harmonis, loyal, adaptif, dan kolaboratif) dalam melaksanakan
sasaran kerja, perintah atasan, maupun inovasi.
2. Tujuan Khusus
Mampu menerapkan materi pelatihan agenda 2 dan agenda 3 dalam
upaya meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap kesehatan gigi dan
mulut.

1.2 Manfaat
Dengan dilaksanakan Latsar Golongan III Kota Parepare tahun 2022 diharapkan
CPNS dapat belajar untuk mengembangkan tanggung jawabnya sebagai pelaksana
kebijakan publik, pelayan publik, dan perekat serta pemersatu bangsa untuk mengabdi
pada negara dan melayani masyarakat. CPNS yang nantinya menjadi PNS dapat merubah
mindsetnya dan memberika contoh kepada pegawai lain untuk menjadi lebih profesional,
beretika, berkomitmen dan berintegritas tinggi.

2
BAB II
GAMBARAN ORGANISASI DAN KONSEPSI NILAI-NILAI
ASN

2.1 Profil instansi


1. Gambaran umum UPTD Puskesmas Madising Na mario

Puskesmas Madising Na Mario adalah salah satu puskesmas yang ada di Kota
Parepare, Sulawesi Selatan, terletak di tengah-tengah kota, tepatnya di jalan
Mattirotasi No. 18, Kota Parepare. Berdiri sejak Januari Tahun 2003 yang
diresmikan oleh Menteri Kesehatan Pada Saat Itu.

Gambar 1.1 : foto tampak depan UPTD Puskesmas


Madising Na Mario

Batas Wilayah kerja Puskesmas yaitu :


a. Batas Timur : Kelurahan Ujung Bulu Kecamatan Ujung
b. Batas Barat : Teluk Parepare
c. Batas Selatan : Kelurahan Kampung Baru Kecamatan Bacukiki
d. Batas Utara : Kelurahan Ujung Sabbang
Kecamatan Ujung Keadaan penduduk secara umum
di wilayah kerja Puskesmas
Madising Na Mario pada Tahun 2018 dapat dilihat pada tabel
berikut:

3
Tabel 2.1 Wilayah Kerja PKM Madising Na Mario Tahun 2018

No Kelurahan Jumlah RT Jumlah RW Luas Wilayah

1 Labukkang 22 8 0,36

2 Mallusetasi 12 6 0,22

Tabel 2.2 Distribusi Penduduk berdasarkan Jenis Kelamin di wilayah


kerja Puskesmas Madising Na Mario Tahun 2018
No Kelurahan Laki-laki Perempuan Total
(Jiwa) (Jiwa)

1 Labukkang 3574 3649 7223


2 Mallusetasi 1207 1154 2361
Puskesmas 4781 4803 9584

Tabel 2.3 Distribusi Penduduk menurut penggolongan umur di wilayah


kerja Puskesmas Madising Na Mario

No Kelurahan 0-11 12-59 5-6 7-13 14-18 19-54 >55


Bulan Bulan Tahun Tahun Tahun Tahun Tahun

1 Labukkang 160 654 292 958 1153 3126 864


2 Mallusetasi 33 168 65 235 352 1123 400
Puskesmas 193 822 358 1194 1505 4249 1264

Tabel 2.4 Distribusi Sumber Daya Manusia Berdasarkan Tingkat


Pendidikan di Puskesmas Madising Na Mario Tahun 2018

Keterangan
No Jenis Tenaga Pendidikan Jumlah
PTT /
PNS TKS
PHT
1 Dokter Umum S1 Kedokteran 3 3
S1 Kedokteran
2 Dokter Gigi 1 1
Gigi

3 Apoteker Apoteker 1 1
Asisten D.III Farmasi
4 3 3
Apoteker

4
S1 Farmasi 1
SMK Farmasi 1
5 Sarjana S1 Adminkes
3 3
Kesmas
S1
2 2
Epidemiologi
6 Sanitarian S1 Kesling 2 2
7 Bidan DIII Kebidanan 15 7 8
8 Bidan DIV Kebidanan 1 1

9 Bidan S2 Kebidanan 1 1

10 Farmasi S1 Farmasi 1 1

11 Perawat S1 Keperawatan 12 9 3

12 Perawat D.III 8 2 6
Keperawatan
13 Ners S1 Ners 11 9 2
Keperawatan
14 Perawat Gigi SPRG 1 1

15 Perawat Gigi D.III 1 1

16 Analis D.III Analis 1 1


Kesehatan Kes
17 Analisis D.IV analisis 2 2
kesehatan kes.
18 Nutrisionis S1 Gizi 3 3

19 Driver SMA 1 1

20 Administrasi SMA 1 1

21 Administrasi S1 1 1

22 Operator DIII 2 2

23 Cleaning SMA 3 2 1
Cervis
TOTAL 83 51 5 27

5
struktur Organisasi

KEPALA
PUSKESMA
S

dr. Hj. LINDA IRIANI RAFLUS

KASUBAG TATA
USAHA
ERNI SAFITRI, SKM

PJ UKM ESENSIAL DAN PJ UKP, KEFARMASIAN, DAN PJ JARINGAN PELAYANAN PJ BANGUNAN, PJ MUTU
KEPERAWATAN PUSKESMAS DAN JEJARING PRASARANA, DAN
KESMAS Hj. FADRIA PJ UKM PENGEMBANGAN LABORATORIUM dr.
NASRIAH, S. Kep, Ns MUH. IQBAL HARIS, S. Ked,
PUSKESMAS PERALATAN
PUSKESMAS DAUD
IDRIS, S. Kep,
INDAYANI, SKM GUSTIWATI, AMd. Keb
Msc PARANTE, S. Kep, Ns Ns

PROMOSI KESEHATAN
RATNA SARI DEWI,
BIDAN KELURAHAN
SKM, M. Kes KESEHATAN GIGI
LABUKKANG
MASYARAKAT PEMERIKSAAN UMUM
dr. UNI INSYIRAH RISMA, Amd. Keb
NUR ALAM IBRAHIM,
AMKG

KESEHATAN
LINGKUNGAN Hj. BIDAN KELURAHAN
FADRIA INDAYANI, KESEHATAN
KESEHATAN GIGI DAN MALLUSETASI
SKM TRADISIONAL REGINA MULUT
PRYCILIA AMARIA, IRMA, Amd. Keb
drg. LUSJMAHRIA
S.Si, APT

KESEHATAN
KELUARGA
GUSTIWATI, Amd. Keb KESEHATAN
KESEHATAN
OLAHRAGA NASRIAH, KELUARGA UKP
S. Kep, Ns dr. IRWANA ARIF

GIZI UKM
LA DAMA, S. Gz
KESEHATAN KERJA GAWAT DARURAT
Hj. FADRIA INDAYANI, Hj. SURNADIAH, S.
SKM Kep

PENCEGAHAN &
PENGENDALIAN
PENYAKIT IDRIS, S.
Kep, Ns RAWAT INAP
KESEHATAN LANSIA
JEMI PALAWA, AMK Hj. MUHSANAH, S. Kep

KEPERAWATAN
KESEHATAN
MASYARAKAT
KURNIATI LUBIS, AM. GIZI UKP
KESEHATAN JIWA
Kep A. NUZRAWATI DIAN EKA
RAHMAN, S. Kep, Ns DAMAYANTI, S. Gz

UKS PERSALINAN
DAUD PARANTE, DAMARIS SULASSRI
S. RANDA, Amd. Keb
Kep, Ns

KEFARMASIAN
SURIANTY, S. SI, Apt

LABORATORIUM
TAUFIK HIDAYAT,
S. ST
Tugas dan Fungsi Organisasi
Tugas
Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
Nomor 43 Tahun 2019 tentang Pusat Kesehatan Masyarakat,
Puskesmas mempunyai tugas melaksanakan kebijakan kesehatan
untuk mencapai tujuan pembangunan kesehatan di wilayah kerjanya
dalam rangka mendukung terwujudnya kecamatan sehat.

Fungsi

Berkedudukan sebagai sebuah institusi perawatan kesehatan,


Puskesmas menyelenggarakan fungsi:
1. Penyelenggaraan UKM (Usaha Kesehatan Masyarakat) tingkat
pertama di wilayah kerjanya
a. Melaksanakan perencanaan berdasarkan analisis masalah
kesehatan masyarakat dan analisis kebutuhan pelayanan
yang diperlukan
b. Melaksanakan advokasi dan sosialisasi kebijakan
Kesehatan
c. Melaksanakan komunikasi, informasi, edukasi dan
pemberdayaan masyarakat dalam bidang kesehatan;
d. Menggerakkan masyarakat untuk mengidentifikasi dan
menyelesaikan masalah kesehatan pada setiap tingkat
perkembangan masyarakat yang bekerjasama dengan
sektor lain terkait
e. Melaksanakan pembinaan teknis terhadap jaringan
pelayanan dan upaya kesehatan berbasis masyarakat
f. Melaksanakan peningkatan kompetensi sumber daya
manusia Puskesmas
g. Memantau pelaksanaan pembangunan agar berwawasan
Kesehatan
h.

7
i. Melaksanakan pencatatan, pelaporan, dan evaluasi
terhadap akses, mutu, dan cakupan Pelayanan Kesehatan
j. Memberikan rekomendasi terkait masalah kesehatan
masyarakat, termasuk dukungan terhadap sistem
kewaspadaan dini dan respon penanggulangan penyakit.
2. Penyelenggaraan UKP (Unit Kesehatan Perorangan) tingkat
pertama di wilayah kerjanya
a. Menyelenggarakan Pelayanan Kesehatan dasar secara
komprehensif, berkesinambungan dan bermutu
b. Menyelenggarakan Pelayanan Kesehatan yang
mengutamakan upaya promotif dan preventif
c. Menyelenggarakan Pelayanan Kesehatan yang berorientasi
pada individu, keluarga, kelompok dan masyarakat
d. Menyelenggarakan Pelayanan Kesehatan yang
mengutamakan keamanan dan keselamatan pasien, petugas
dan pengunjung
e. Menyelenggarakan Pelayanan Kesehatan dengan prinsip
koordinatif dan kerja sama inter dan antar profesi
f. Melaksanakan rekam medis
g. Melaksanakan pencatatan, pelaporan, dan evaluasi
terhadap mutu dan akses Pelayanan Kesehatan
h. Melaksanakan peningkatan kompetensi Tenaga Kesehatan
i. Mengoordinasikan dan melaksanakan pembinaan fasilitas
pelayanan kesehatan tingkat pertama di wilayah kerjanya

8
j. Melaksanakan penapisan rujukan
sesuai dengan indikasi medis
dan Sistem Rujukan

VISI DAN MISI


VISI : “Terwujudnya masyarakat sehat mandiri 2023.”
MISI :
1. Memberikan pelayanan yang bermutu dan terjangkau.
2. Meningkatkan sumber daya manusia pemberi
layanan dan masyarakat.
3. Mewujudkan perilaku hidup
bersih dan sehat (PHBS) masyarakat.
4. Menjalin kemitraan dengan sektor
terkait dalam pelaksanaan kegiatan upaya
kesehatan masyarakat.
2.2 Profil Peserta
2.2.1 Profil Singkat Peserta
Nama : drg. Yulanda
Tempat, Tanggal Lahir : Bulu Alau, 09 september 1994
Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Daerah Asal : SIDRAP, Sulawesi Selatan
Alamat Domisili : Jl. Kebun Sayur NO 19. kec Soreang.
Kota Parepare
Jabatan : Ahli Pertama – Dokter Gigi

2.2.2 Tugas Pokok dan Fungsi Jabatan


1) Tugas Dokter Gigi
Berdasarkan Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara No.
141/KEP/M.PAN/11/2003 Tentang Jabatan Fungsional Umum Dokter Gigi
dan Angka Kreditnya, tugas pokok Dokter Gigi adalah memberikan pelayanan
kesehatan gigi dan mulut pada sarana pelayanan kesehatan yang meliputi
promotive, preventif, kuratif dan rehabilitative untuk meningkatkan derajat
kesehatan masyarakat, serta membina peran serta masyarakat dalam rangka
kemandirian di bidang kesehatan gigi dan mulut kepada masyarakat.

9
2) Fungsi Dokter Gigi
Fungsi dokter gigi adalah melaksanakan pelayanan medik gigi dan
mulut di unit pelayanan rawat jalan, rawat inap, gawat darurat, menyusun
catatan medis pasien, melaksanakan tugas sesuai petunjuk kerja dan arahan
pimpinan dalam memberikan pelayanan kesehatan gigi dan mulut.

2.3 Mata Pelatihan


A. Nilai-Nilai Dasar ASN
1. Berorientasi Pelayanan
ASN sebagai profesi memiliki landasan prinsip yaitu:
a. nilai dasar;
b. kode etik dan kode perilaku;
c. komitmen, integritas moral, dan tanggung jawab pada pelayanan publik;
d. kompetensi yang diperlukan sesuai dengan bidang tugas;
e. kualifikasi akademik;
f. jaminan perlindungan hukum dalam melaksanakan tugas; dan
g. profesionalitas jabatan.
Nilai dasar sendiri adalah kondisi ideal atau kewajiban moral tertentu
yang diharapkan dari ASN untuk mewujudkan pelaksanaan tugas instansi atau
unit kerjanya. Sedangkan kode etik adalah pedoman mengenai kewajiban
moral ASN yang ditunjukkan dalam sikap atau perilaku terhadap apa yang
dianggap/dinilai baik atau tidak baik, pantas atau tidak pantas baik dalam
melaksanakan tugas maupun dalam pergaulan hidup sehari-hari. Adapun kode
perilaku adalahpedoman mengenai sikap, tingkah laku, perbuatan, tulisan, dan
ucapan ASN dalam melaksanakan tugasnya dan pergaulan hidup sehari-hari
yang merujuk pada kode etik.
Adapun panduan perilaku dalam mengimplementasikan nilai Berorientasi
Pelayanan, yaitu:
a. Memahami dan memenuhi kebutuhan masyarakat.
b. Ramah, cekatan, solutif dan dapat diandalkan.
c. Melakukan perbaikan tiada henti.

2. Akuntabel
1) Pengertian akuntabilitas
Responsibilitas adalah kewajiban bertanggung jawab yang berangkat dari

10
moral individu, sedangkan akuntabilitas bertanggung jawab kepada
seseorang/organisasi yang memberikan amanat. Dalam konteks ASN
Akuntabilitas adalah kewajiban untuk mempertanggungjawabkan segala tíndak
dan tanduknya sebagal pelayan publik kepada atasan, lembaga pembina, dan
lebih luasnya kepada publik.
Akuntabilitas merujuk pada kewajiban setlap Individu, kelompok atau
institust untuk memenuhi tanggung jawab kepadanya. Amanah seorang ASN
menurut SE Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi
Nomor 20 Tahun 2021 adalah menjamin terwujudnya perilaku yang sesual
dengan Core Values ASN BerAKHLAK.
Dalam konteks Akuntabilitas, perilaku tersebut adalah:
 Kemampuan melaksanaan tugas dengan jujur, bertanggung jawab, cermat,
disiplin dan berintegritas tinggi
 Kemampuan menggunakan kekayaan dan barang milik negara secara
bertanggung jawab, efektif, dan efisien
 Kemampuan menggunakan kewenangan jabatannya dengan berintegritas
tinggi.

Akuntabilitas publik memiliki tiga fungsi utama (bovens,2007), yaitu :


1. Untuk menyediakan kontrol demokrasi;
2. untuk mencegah korupsi dan penyalagunaan kekuasaan (peran konstitusional);
3. untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas (peran belajar).

3. Kompeten
Dalam konteks ASN, kompetensi adalah deskripsi pengetahuan,
keterampilan dan perilaku yang diperlukan dalam melaksanakan tugas jabatan
(Pasal 1 PermenpanRB Nomor 38 Tahun 2017), dan kompetensi menjadi faktor
penting untuk mewujudkan pegawai profesional dan kompetitif. Dalam hal ini
ASN sebagai profesi memiliki kewajiban mengelola dan mengembangkan
kompetensi dirinya, termasuk mewujudkannya dalam kinerja.
Sesuai Peraturan Menteri PANRB Nomor 38 Tahun 2017 tentang Standar
Kompetensi ASN, kompetensi meliputi: 1) Kompetensi Teknis adalah
pengetahuan, keterampilan, dan sikap/perilaku yang dapat diamati, diukur dan
dikembangkan yang spesifik berkaitan dengan bidang teknis jabatan; 2)
Kompetensi Manajerial adalah pengetahuan, keterampilan, dan sikap/perilaku

11
yang dapat diamati, diukur, dikembangkan untuk memimpin dan/atau mengelola
unit organisasi; dan 3) Kompetensi Sosial Kultural adalah pengetahuan,
keterampilan, dan sikap/perilaku yang dapat diamati, diukur, dan dikembangkan
terkait dengan pengalaman berinteraksi dengan masyarakat majemuk dalam hal
agama, suku dan budaya, perilaku, wawasan kebangsaan, etika, nilai-nilai, moral,
emosi dan prinsip, yang harus dipenuhi setiap pemegang Jabatan, untuk
memperoleh hasil kerja sesuai dengan peran, fungsi dan Jabatan.
Terkait dengan perwujudan kompetensi ASN dapat diperhatikan dalam
Surat Edaran Menteri PANRB Nomor 20 Tahun 2021 dalam poin 4, antara lain,
disebutkan bahwa panduan perilaku (kode etik) kompeten yaitu:
1. Meningkatkan kompetensi diri untuk menjawab tantangan yang selalu
berubahi;
2. Membantu orang lain belajar;
3. Melaksanakan tugas dengan kualitas terbaik.
Perilaku kompeten ini sebagaiamana dalam poin 5 Surat Edaran
MenteriPANRB menjadi bagian dasar penguatan budaya kerja di instansi
pemerintah untuk mendukung pencapaian kinerja individu dan tujuan
organisasi/instansi.

4. Harmonis
Dalam Kamus Mariam Webster Harmonis (Harmonious) diartikaan sebagai
having a pleasing mixture of notes. Sinonim dari kata harmonious antara lain
canorous, euphonic, euphonious, harmonizing, melodious, musical, symphonic,
symphonious, tuneful. Sedangkan lawan kata dari harmonious adalah discordant,
disharmonious, dissonant, inharmonious, tuneless, unmelodious, unmusical.
Dalam bidang filsafat, harmoni adalah kerja sama antara berbagai faktor dengan
sedemikian rupa hingga faktor-faktor tersebut dapat menghasilkan suatu kesatuan
yang luhur.
Dalam mewujudkan suasana harmoni maka ASN harus memiliki
pengetahuan tentang historisitas ke-Indonesia-an sejak awal Indonesia berdiri,
sejarah proses perjuangan dalam mewujudkan persatuan bangsa termasuk pula
berbagai macam gerakan gerakan separatism dan berbagai potensi yang
menimbulkan perpecahaan dan menjadi ancaman bagi persatuan bangsa. Panduan
perilaku Harmonis adalah sebagai berikut :

12
a. Menghargai setiap orang apapun latar belakangnya
b. Suka menolong orang lain
c. membangun lingkungan kerja yang kondusif.

5. Loyal
Secara etimologis, istilah “loyal” diadaptasi dari bahasa Prancis yaitu
“Loial” yang artinya mutu dari sikap setia. Secara harfiah loyal berarti setia, atau
suatu kesetiaan. Kesetiaan ini timbul tanpa adanya paksaan, tetapi timbul dari
kesadaran sendiri pada masa lalu. Dalam Kamus Oxford Dictionary kata Loyal
didefinisikan sebagai “giving or showing firm and constant support or allegiance
to a person or institution (tindakan memberi atau menunjukkan dukungan dan
kepatuhan yang teguh dan konstan kepada seseorang atau institusi)”.
Loyal, merupakan salah satu nilai yang terdapat dalam Core Values ASN
yang dimaknai bahwa setiap ASN harus berdedikasi dan mengutamakan
kepentingan bangsa dan negara, dengan panduan perilaku:
a. Memegang teguh ideologi Pancasila, Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia tahun 1945, setia kepada NKRI serta pemerintahan yang sah;
b. Menjaga nama baik sesama ASN, pimpinan instansi dan negara; serta
c. Menjaga rahasia jabatan dan negara.

6. Adaptif

Adaptif merupakan salah satu karakter penting yang dibutuhkan oleh


individu maupun organisasi untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya.
Terdapat alasan mengapa nilai-nilai adaptif perlu diaktualisasikan dalam
pelaksanaan tugas-tugas jabatan di sektor publik, seperti di antaranya
perubahan lingkungan strategis, kompetisi yang terjadi antar instansi
pemerintahan, perubahan iklim, perkembangan teknologi dan lain sebagainya.
Adaptif adalah karakteristik alami yang dimiliki makhluk hidup untuk bertahan
hidup dan menghadapi segala perubahan lingkungan atau ancaman yang
timbul. Dengan demikian adaptasi merupakan kemampuan mengubah diri
sesuai dengan keadaan lingkungan tetapi juga mengubah lingkungan sesuai
dengan keadaan (keinginan diri).
Adaptif merupakan salah satu nilai dasar bagi ASN yang artinya terus

13
berinovasi dan antusias dalam menggerakkan ataupun menghadapi perubahan.
Adapun panduan perilaku nilai adaptif meliputi:
1. Cepat menyesuaikan diri menghadapi perubahan
2. Terus berinovasi dan mengembangkan kreativitas
3. Bertindak proaktif
7. Kolaboratif
Salah satu nilai dasar ASN adalah Kolaboratif yang artinya
mengembangkan kerjasama yang bersinergi. Kolaborasi menjadi hal sangat
penting di tengah tantang global yang dihadapi saat ini. ASN diharapkan
mampu membangun kolaborasi untuk mendukung tujuan organisasi.
Collaborative Governance mencakup kemitraan institusi pemerintah untuk
pelayanan publik. Kolaboratif berhubungan dengan Whole of Government
(WoG) yang merupakan sebuah pendekatan penyelenggaraan pemerintahan yang
menyatukan upaya-upaya kolaboratif pemerintahan dari keseluruhan sektor
dalam ruang lingkup koordinasi yang lebih luas guna mencapai tujuan-tujuan
pembangunan kebijakan, manajemen program dan pelayanan publik. Oleh
karenanya WoG juga dikenal sebagai pendekatan interagency, yaitu pendekatan
yang melibatkan sejumlah kelembagaan yang terkait dengan urusan-urusan yang
relevan
Adapun panduan perilaku nilai kolaboratif:
1. Memberi kesempatan pada berbagai pihak untuk berkontribusi
2. Terbuka dalam bekerja sama untuk mendaptkan nilai tambah
3. Menggerakkan pemanfaatan berbagai sumber daya untuk mencapai tujuan
bersama

B. Kedudukan dan Peran ASN Menuju Smart Governance


a. Manajemen ASN
1. Kedudukan ASN
ASN adalah pengelolaan ASN untuk menghasilkan Pegawai ASN yang
professional, memiliki nilai dasar, etika prolesi, bebas dari intervensi politik, bersih
dari praktik korupsi, kolusi, dan nepotisme. Manajemen ASN lebih menekankan
kepada pengaturan profesi pegawai sehingga diharapkan agar selalu tersedia sumber
daya aparatur sipil Negara yang unggul selaras dengan perkembangan jaman.
Kedudukan atau status jabatan PNS dalam system birokrasi selama ini

14
dianggap belum sempurna untuk menciptakan birokrasi yang prolessional, Untuk
dapat membangun profesionalitas birokrasi, maka konsep yang dibangun dalam UU
ASN tersebut harus jslas, Berikut beberapa konsep yang ada dalam UU No. 5 Tahun
2014 tentang Aparatur Sipil Negara.
Berdasarkan jenisnya, Pegawai ASN terdiri atas:
1) Pegawai Negeri Sipil (PNS); dan
2) Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK).

2. Peran ASN
Peran ASN Untuk menjalankan kedudukannya tersebut, maka Pegawai ASN
berfungsi sebagai berikut:
1) Pelaksana kebijakan public;
2) Pelayan public; dan
3) Perekat dan pemersatu bangsa

Selanjutnya Pegawai ASN bertugas:


1) Melaksanakan kebijakan yang dibuat oleh Pejabat Pembina Kepegawaian sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

2) Memberikan pelayanan public yang professional dan berkualitas, dan

3) Mempererat persatuan dan kesatuan Negara Kesatuan Republik Indonesia


Selanjutnya peran dari Pegawai ASN: perencana, pelaksana, dan pengawas
penyelenggaraan tugas umum pemerintahan dan pembangunan nasional melalui
pelaksanaan kebijakan pelayanan publik yang professional, bebas dari intervensi
politik, serta bersih dari dan praktik korupsi, kolusi, dan nepotisme.
ASN berfungsi, bertugas dan berperan untuk melaksanakan kebijakan yang dibuat
oleh pejabat pembina kepegawalan sesuaidengan perundang-undangan. Untuk itu
ASN harus mengutamakan kepentingan publik dan masyarakat luas dalam
menjalankan ketentuan peraturan.

3. Hak dan Kewajiban


Hak adalah suatu kewenangan atau kekuasaan yang diberikan oleh hukum, suatu
kepentingan yang dilindungi oleh hukum, baik pribadi maupun umum. Dapat
diartikan bahwa hak adalah sesualu yang patut atau layak diterima. Agar dapat
melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya dengan baik dapat meningkatkan

15
produktivitas, menjamin kesejahteraan ASN dan akuntabel, maka setiap ASN
diberikan hak. Hak PNS dan PPPK yang diatur dalam UU ASN sebagai berikut
PNS berhak memperoleh:
1) gaji, tunjangan, dan fasilitas;
2) cuti;
3) jaminan pensiun dan jaminan hari tua;
4) perlindungan; dan
5) pengembangan kompetensi

Berdasarkan pasal 70 UU ASN disebutkan bahwa Setiap Pegawai ASN memiliki


hak dan kesempatan untuk mengembangkan Kompetensi, berdasarkan pasal 92 UU
ASN pemerintah juga wajib memberikan perlindungan.
Kewajiban adalah sesuatu yang sepatutnya diberikan. Kewajiban pegawai ASN
yang disebutkan dalam UU ASN adalah:
1) Setia dan taat pada Pancasila, Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia
Tahun 1945, Negara Kesatuan Republik Indonesia, dan pemerintah yang sah;
2) Menjaga persatuan dan kesatuan bangsa;
3) Melaksanakan kebijakan yang dirumuskan 1egelad pemerintah yang berwenang;

b. Smart ASN
1. Literasi Digital
Smart ASN berhubungan dengan kompetensi literasi digital
yang diperlukan agar seluruh masyarakat digital dapat menggunakan
media digital secara bertanggung jawab. Penilaian literasi digital
dapat ditinjau dari etis dalam mengakses media digital (digital
etichs), budaya menggunakan digital (digital culture), menggunakan
media digital dengan aman (digital safety), dan kecakapan
menggunakan media digital (digital skills).
Ada 5 arahan presiden untuk percepatan transformasi digital yaitu:
1. Perluasan akses dan peningkatan infrastruktur digital.
2. Persiapam betul roadmap transfortasi digital di sektor-sektor strategis, baik
di pemerintahan, layanan publik, bantuan sosial, sektor pendidikan, sektor
kesehatan, perdagangan, sektor industri, sektor penyiaran.
3. Percepat integrasi pusat data nasional sebagaimana sudah dibicarakan

16
4. Persiapan kebutuhan SDM talenta digital
5. Persiapan terkait dengan regulasi, skema-skema pendanaan dan pembiayaan
transformasi digital dilakukan secepat-cepatnya.
Ruang digital adalah lingkungan yang kaya akan informasi. Keterjangkauan
(affordances) yang dirasakan dari ruang ekspresi ini mendorong produksi, berbagi,
diskusi dan evaluasi opini publik melalui cara tekstual. Affordance berarti alat yang
memungkinkan kita untuk melakukan hal-hal baru, berfikir dengan cara baru,
mengekspresikan jenis makna baru, membangun jenis hubungan baru, dan menjadi
tipe orang baru. Affordance dalam literasi digital adalah akses, perangkat, dan
platform digital.
Kominfo sendiri menjabarkan literasi digital ke dalam kompetensi yaitu
kecakapan menggunakan media digital (digital skills), budaya menggunakan digital
(digital culture), etis menggunakan media digital (digital ethich), dan aman
menggunakan media digital (digital safety).
Terdapat 3 pilar utama dalam Indonesia Digital Nation, yaitu masyarakat
digital yang dibarengi pula dengan pemerintah digital dan ekonomi digital.
Masyarakat digital meliputi aktivitas, penggunaan aplikasi dan penggunaan
infrastruktur digital. Pemerintah digital meliputi regulasi, kebijakan dan pengendalian
sistem digital. Sementara itu, ekonomi digital meliputi aspek SDM digital, teknologi
penunjang dan riset inovasi digital.

2. Pilar Literasi Digital


Literasi digital sering kita anggap sebagai kecakapan
menggunakan internet dan media digital. Namun begitu, acap kali ada
pandangan bahwa kecakapan penguasaan teknologi adalah kecakapan
yang paling utama. Padahal literasi digital adalah sebuah konsep dan
praktik yang bukan sekedar menitikberatkan pada kecakapan untuk
menguasai teknologi. Lebih dari itu, literasi digital juga banyak
menekankan pada kecakapan pengguna media digital dalam melakukan
proses mediasi media digital yang dilakukan secara produktif. Seorang
pengguna yang memiliki kecakapan literasi digital yang bagus tidak
hanya mampu mengoperasikan alat, melainkan juga mampu bermedia
digital dengan penuh tanggung jawab.
Keempat pilar yang menopang literasi digital yaitu etika,

17
budaya, keamanan dan kecakapan dalam bermedia digital. Etika
bermedia digital meliputi kemampuan individu dalam menyadari,
mencontohkan, menyesuaikan diri, merasionalkan, mempertimbangkan,
dan mengembangkan tata kelola etika digital dalam kehidupan sehari-
hari. Budaya bermedia digital meliputi kemampuan individu dalam
membaca, menguraikan, membiasakan, memeriksa, dan membangun
wawasan kebangsaan, nilai pancasila, dan bhineka tunggal ika dalam
kehidupan sehari-hari. Keamanan bermedia digital meliputi
kemampuan individu dalam mengenali, mempolakan, menerapkan,
menganalisis, menimbang dan meningkatkan kesadaran keamanan
digital dalam kehidupan sehari-hari. Sementara itu, kecakapan
bermedia digital meliputi kemampuan individu dalam mengetahui,
memahami, dan menggunakan perangkat keras dan piranti lunak TIK
serta sistem operasi digital dalam kehidupan sehari-hari.

3. Implementasi Literasi Digital Dan Implikasinya


Pengetahuan dasar mengenai lanskap digital meliputi berbagai
perangkat keras dan perangkat lunak karena lanskap digital merupakan
sebutan kolektif untuk jaringan sosial, surel, situs daring, perangkat
seluler dan lain sebagainya. Salah satu perangkat keras yang sering kali
digunakan dalam dunia digital adalah komputer. Beberapa mesin
komputer yang sering kita jumpai yaitu komputer, notebook, netbook,
tablet dan telepon pintar.
Salah satu hal yang sering dijumpai dalam dunia digital adalah
internet. Internet merupakan jaringan komputer yang memungkinkan
satu komputer saling berhubungan dengan komputer lain. Internet
biasanya dapat kita akses dengan perangkat keras koneksi bernama
modem. Tips memilih penyedia jasa internet: kecepatan akses,
stabilitas, pelayanan terhadap pelanggan, sesuaikan biaya jasa internet
dengan kemampuan kita.
Perangkat digital yang kita miliki saat ini menjadi kunci untuk
berbagai aktivitas digital. Tidak hanya mencari hiburan, melainkan juga
bertransaksi secara daring. Di dalam perangkat digital kita tersimpan
beragam informasi penting. Mulai dari galeri foto dan video pribadi,

18
daftar kontak, sampai data-data keuangan yang diperlukan bertransaksi
termasuk uang digital. Karena pentingnya isi di dalam perangkat
digital,teknologi ini sering menjadi incaran upaya peretasan.
Proteksi perangkat digital pada dasarnya merupakan
perlindungan yang bertujuan untuk melindungi perangkat digital dari
berbagai ancaman malware. Malware, singkatan dari malicious
software, adalah perangkat lunak yang dirancang untuk mengontrol
perangkat secara diam-diam, bisa mencuri informasi pribadi milik kita
atau uang dari pemilik perangkat.
Sebagai seorang ASN harus paham tentang literasi digital
dalam menjalankan tugas dan fungsinya yang ditunjukkan sikap dan
perilaku yang sesuai dengan kecakapan, keamanan, etika, dan budaya
dalam bermedia digital.

19
BAB III
RANCANGAN AKTUALISASI

3.1 IDENTIFIKASI ISU


1. Banyaknya pasien yang datang dengan riwayat minum antibiotic tanpa resep dokter
Resistensi antibiotik merupakan kondisi saat bakteri dalam tubuh tidak dapat dibunuh
menggunakan antibiotik. Kondisi tersebut mengancam kemampuan tubuh dalam
melawan penyakit infeksi, bahkan dapat menimbulkan kecacatan. Resistensi
antibiotik menjadi salah satu ancaman kesehatan global yang perlu diwaspadai
a. MUNCULNYA ISU : poli gigi, poli umum dan Igd
b. LINGKUP ISU : kesehatan secara umum
c. FAKTA : Berdasarkan wawancara dengan kepala puskesmas yang menjabat
juga sebagai dokter di UPTD madising na Mario serta wawancara dengan
penanggung jawab poli gigi didapatkan adanya beberapa pasien yang datang
ke puskesmas dengan riwayat telah minum obat antibiotic tanpa resep dokter
serta dengan tata cara yang salah
d. DAMPAK :
a) Ditangani : meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang bahaya
penggunaan antibiotik tanpa resep dokter sehingga mengurangi resiko
resistensi obat pada masyarakat
b) Tidak ditangani : meningkatnya resistensi obat antibiotic dimasyarakat
sehingga akan sulit untuk menemukan obat yang efektif untuk
menangani kasus infeksi yang akan terjadi dikemudian hari
e. KAITAN DENGAN AGENDA 3 : Manajemen ASN : sebagai seorang ASN
yang memiliki tugas pokok dan fungsi sebagai pelayan masyarakat dimana
ASN harus memikirkan hal-hal yang berbahaya dan merugikan masyarakat
sehingga dapat mengatasi kerugian serta keluhan dimasyarakat.
Smart ASN : Sebagai sorang ASN yang mencerminkan nilai-nilai Smart ASN
yaitu memanfaatkan teknologi dalam melihat hal-hal yang menjadi ancaman
bagi masyarakat dan mengatasinya

20
2. Tidak adanya promosi kesehatan mengenai masa gigi geligi bercampur
Periode gigi bercampur: usia sekitar 5-6 tahun. Gigi tetap akan mendorong dan
melepaskan gigi susu. Periode ini ditandai dengan erupsi gigi geraham tetap dengan
kondisi ada gigi susu dan gigi tetap di dalam rongga mulut anak. Usia di mana gigi
susu pertama anak tanggal berbeda-beda. Pada periomde ini banyak orang tua yang
tidak memperhatikan dan tidak mengetahui bahwa gigi geraham pertama yang
muncul diusia sekitar 6 tahun sehingga luput dari pengawasan yang menyebabkan
gigi tersebut berlubang dini.
a. Munculnya isu : Poli gigi dan poli KIA (terlihat pada saat permeriksaan ,
banyaknya anak usia antara 6-8 tahun yang telah mengalami kerusakan gigi
geraham permanen dengan alas an orang tua gigi tersebut masih tergantikan)
b. Lingkup isu : Kesehatan gigi anak-anak yang telibat ( poli gigi)
c. FAKTA : Berdasarkan hasil survey dan wawancara dipoli gigi tidak
tersedianya media penyuluhan mengenai masa geligi bercampur
d. Dampak :
a) Ditangani : pasien akan mudah mendapatkan informasi mengenai masa
gigi bercampur ketika berkunjung kedokter gigi khususnya dipoli gigi
b) Tidak ditangani :
1. pasien tidak mendapatkan informasi yang jelas mengenai masa gigi
bercampur
2. meningkatkan kasus rusaknya gigi permanen yang baru tumbuh
dikarenakan kurangnya pengetahuan orang tua yang menganggap gigi
tersebut masih tergantikan.
3. Tingginya resiko kelainan system pengunyahan
e. Kaitan dengan agenda 3 : Manajemen ASN : sebagai seorang ASN yang
memiliki tugas pokok dan fungsi sebagai pelayan masyarakat dimana ASN
harus memikirkan hal-hal yang berbahaya dan merugikan masyarakat
sehingga dapat mengatasi kerugian serta keluhan dimasyarakat.
Smart ASN : Sebagai sorang ASN yang mencerminkan nilai-nilai Smart ASN
yaitu memanfaatkan teknologi dalam melihat hal-hal yang menjadi ancaman
bagi masyarakat dan mengatasinya

21
3. Kurangnya pengetahuan orang tua terhadap cara menjaga kesehatan gigi Dan mulut
anak bayi dan balita mereka
Kesehatan gigi dan mulut sering kali diabaikan oleh masyarakat. Rendahnya
kesadaran dalam merawat kesehatan gigi mulut merupakan salah satu penyebab dari
penyakit gigi dan mulut pada masyarakat Indonesia.
Hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2018 menunjukkan 57,6%
penduduk Indonesia mengalami masalah gigi dan mulut dan hanya sekitar 10,2%
yang telah mendapatkan pelayanan medis. Prevalensi gigi berlubang pada anak usia
dini sangat tinggi (93%) dan hanya 7% anak yang bebas dari masalah gigi berlubang.
Oleh karena itu, sangat perlu untuk mulai melakukan tindakan pencegahan gigi
berlubang sejak dini.
Gigi susu, biasanya muncul pada anak usia 6 bulan. Namun ada juga sebagian
bayi tumbuh lebih cepat yaitu dibawah usia 5 bulan atau bahkan ada anak yang sudah
mencapai usia 1 tahun namun belum juga tumbuh giginya. Kurang perhatian orang
tua dan ketidak tahuan mengenai cara menjaga kesehatan gigi dan mulut anak mereka
membuat pondasi pengetahuan dan perilaku menjaga kesehatan gigi dan mulut
mereka tidak tertanam dalam diri mereka, sehingga mengakibatkan fenomena
frekuensi karies terus meningkat dari tahun ke tahun.
a. Munculnya isu : Poli gigi dan poli KIA (beberapa pasien datang dengan
membawa anaknya dengan keluhan lidah putih dan sariawan disekitar lidah
dan bibir)
b. Lingkup isu : Kesehatan gigi bayi dan anak-anak balita yang telibat ( semua
poli, poli gigi dan KIA)
c. Fakta : Berdasarkan hasil wawancara dengan petugas poli gigi yang
mengatakan ada beberapa orang tua yang membawa anak bayi dan balita
mereka untuk berobat dengan kasus lidah putih dan sariawan di rongga mulut
dan wawancara juga dilakukan pada petugas posyandu yang mengatakan tidak
adanya penyuluh kesehatan gigi yang turun disetiap posyandu sehinga tidak
adanya informasi dan pengatahuan orang tua terhadap cara menjaga kesehatan
gigi anak mereka , selain itu perlunya evaluasi kesehatan gigi anak berupa
KMS yang diisi setiap posyandu akan meningkatkan kesadaran orang tua

22
terhapat kesehatan gigi anak meraka karena ada follow up rutin seperti halnya
penimbangan BB tiap bulan
d. Dampak :
a) Ditangani : karena posyandu merupakan dasar untuk menjaga kesehatan
gigi anak yang dimulai pada masa bayi sehingga optimalisasi pengetahuan
pada masa tersebut diharapkan dapat menjadi dasar tidak adanya anak-
anak yang memiliki gigi berlubang “ KOTA PARE-PARE BEBAS
KARIES”
b) Jika tidak ditangani :
1. masalah gigi berlubang akan terus menjadi penjajah kesehatan gigi dan
mulut karena tidak kuatnya pondasi pengetahuan diawal masa
kehidupan
2. meningkatnya kasus infeksi jamur rongga mulut pada bayi dan balita
3. meningkatnya kasus stomatitis pada bayi dan balita
4. terjadi kelainan tumbuh kembang rahang
5. tidak optimalnya perkembangan fungsi fonetik yang akan membuat
anak mengalami keterlambatan berbicara (speech delay)
6. anak akan lebih rentan mengalami BB rendah dikarena gizi yang
kurang optimal pada bayi dan balita yang mengalami masalah pada
rongga mulut yang mengakibatkan anak malas untuk makan
e. Kaitan dengan agenda 3 : Manajemen ASN : sebagai seorang ASN yang
memiliki tugas pokok dan fungsi sebagai pelayan masyarakat dimana ASN
harus memikirkan hal-hal yang berbahaya dan merugikan masyarakat
sehingga dapat mengatasi kerugian serta keluhan dimasyarakat.
Smart ASN : Sebagai sorang ASN yang mencerminkan nilai-nilai Smart ASN
yaitu memanfaatkan teknologi dalam melihat hal-hal yang menjadi ancaman
bagi masyarakat dan mengatasinya

3.2 PENETAPAN ISU UTAMA (CORE ISSUE)

a. Teknik Tapisan isu


Penetapan isu utama (core issue) dilakukan melalui analisis isu dengan menggunakan alat

23
bantu penetapan kriteria kualitas isu. Analisis isu ini bertujuan untuk menetapkan kualitas
isu dan menentukan prioritas isu yang perlu diangkat untuk diselesaikan melalui gagasan
kegiatan-kegiatan yang akan dilakukan. Analisis isu dilakukan dengan menggunakan alat
bantu APKL (Aktual, Problematik, Kekhalayakan dan Kelayakan)
Aktual : Isu tersebut benar-benar terjadi dan sedang hangat
dibicarakan dalam masyarakat
ProblematiK : Isu tersebut memiliki dimensi masalah yang kompleks,
sehingga perlu dicarikan segera solusinya secara
komprehensif
Kekhalayakan : Isu tersebut menyangkut hajat hidup orang banyak
Layak : Isu tersebut masuk akal, realistis, relevan, dan dapat
dimunculkan inisiatif pemecahan masalahnya

Tabel 3.1. analisi isu APKL

No. Isu A P K L Ket.


1. Banyaknya pasien yang datang dengan 4 5 4 3 16
riwayat minum antibiotic tanpa resep
dokter
2. Tidak adanya promosi kesehatan
mengenai masa gigi geligi bercampur
3 3 3 4 13

3. Kurangnya pengetahuan orang tua 5 4 5 5 19


terhadap cara menjaga kesehatan gigi
Dan mulut anak bayi dan balita mereka

KET.
A = AKTUAL (sedang hangat dibicarakan)
P = PROBLEMATIK (mendesak)
K = KHALAYAK (meyangkut hidup orang banyak)
L = LAYAR (sesuai kewenangan)

24
Untuk memastikan core issue yang dipilih telah sesuai, dilanjutkan dengan menggunakan tapisan
isu dengan metode USG

Tabel 3.2 Tapisan ISU menggunakan USG

No. Isu U S G Ket

1. Banyaknya pasien yang datang 4 5 4 13


dengan riwayat minum
antibiotic tanpa resep dokter
2. Kurangnya pengetahuan orang 5 4 5 14
tua terhadap cara menjaga
kesehatan gigi Dan mulut anak
bayi dan balita mereka

Ket:
U = Urgency /Mendesak
S = Seriousness/ dampak masalah
G = Growth/ berkembang

b. CORE ISU
Kurangnya pengetahuan orang tua terhadap cara menjaga kesehatan gigi dan mulut anak
bayi dan balita mereka

c. RUMUSAN ISU
Kurangnya pengetahuan orang tua terhadap cara menjaga kesehatan gigi dan mulut anak
bayi dan balita usia 0-5 tahun di wilayah kerja UPTD Madising Na Mario tahun 2022

25
d. Problem Solving
Dengan menggunakan teknik pohon masalah :

Meningkatnya kasus lidah Meningkatnya kasus karies Meningkatnya kasus stomatitis


putih pada bayi dan balita dini pada balita pada bayi dan balita

akibat

Kurangnya pengetahuan orang tua


terhadap cara menjaga kesehatan gigi
dan mulut anak bayi dan balita usia 0-
5 tahun di wilayah kerja UPTD
Madising Na Mario tahun 2022

sebab

Kurangnya kesadaran orang tua Tidak adanya tim khusus


untuk belajar ilmu parenting untuk memantau dasn Tidak aktifnya
tentang menjaga kesehatan gigi mengavaluasi kesehatan gigi
penerapan program
dan mulut anak bayi mereka anak diposyandu
KMGS diposyandu

3.3 Gagasan Kreatif


Gagasan kreatif dalam mengatasi core issue “Kurangnya pengetahuan orang tua terhadap
cara menjaga kesehatan gigi dan mulut anak bayi dan balita usia 0-5 tahun di wilayah kerja
UPTD Madising Na Mario tahun 2022” yaitu “aktivasi penerapan KMGS (Kartu
Menuju Gigi Sehat) pada bayi dan balita usia 0-5 tahun di posyandu wilayah kerja
UPTD madising na mario”

4. Kaitan dengan agenda 3


 Manajemen ASN : sebagai seorang ASN yang bertugas sebagai pelayan publik memiliki
kewajiban untuk melaksanakan tugas dengan penuh rasa tanggung jawab dan
professional sehingga ketika dihadapkan dengan masalah yang dapat mengancam

26
kesehatan masyarakat harus cepat dan tanggap memikirkan penyebab dan solusi yang
terbaik buat masyarakat
 SMART ASN : sebagai seoran ASN yang jiwa nasionalisme harus memikirkan yang
terbaik buat masyarakat indonesia dengan mengoptimalisasi promosi kesehatan dengan
system teknologi terkini

27
3.4 MATRIK RANCANGAN AKTUALISASI LATSAR

UNIT KERJA : UPTD MADISING NA MARIO


IDENTIFIKASI ISU : 1. Banyaknya pasien yang datang dengan riwayat minum antibiotic tanpa resep dokter
2. Tidak adanya promosi kesehatan mengenai masa gigi geligi bercampur
3. Kurangnya pengetahuan orang tua terhadap cara menjaga kesehatan gigi Dan mulut anak bayi dan
balita mereka
ISU YANG DIANGKAT : Kurangnya pengetahuan orang tua terhadap cara menjaga kesehatan gigi Dan mulut anak bayi dan balita
mereka
GAGASAN PEMECAHAN ISU : aktivasi penerapan KMGS (Kartu Menuju Gigi Sehat) pada bayi dan balita usia 0-5 tahun di posyandu
wilayah kerja UPTD madising na ario
TUJUAN : terwujudnya edukasi dan aktifasi KMGS di posyandu wilayah kerja UPTD Madising Na Mario

Tabel 3.3 MATRIK RANCANGAN AKTUALISASI LATSAR

No. Kegiatan Tahapan kegiatan output Keterkaitan substansi Kontribusi pada Pengulatan nilai-
mata pelatihan Visi dan misi nilai organisasi

1. Melakukan Manajemen ASN Melakukan Pengulatan nilai-


advokasi pihak 1.Melakukan konsultasi 1. Notulensi advokasi kegiatan nilai organisasi
terkait tentang kepala puskesmas 2. Dokumentasi Berorientasi tentang kegiatan Melakukan
kegiatan aktivasi mengenai kegiatan yang Pelayanan: Ramah, aktivasi KMGS advokasi kegiatan
KMGS dilakukan sekaligus berkontribusi tentang kegiatan
cekatan, solutif, dan
menentukan waktu Untuk aktivasi KMGS
pelaksanaan kegiatan dapat diandalkan. mewujudkan visi
serta tempat UPTD Madising Berorientasi
pelaksanaan kegiatan Akuntabel : Na Mario pada Pelayanan
Melaksanakan tugas misi 2. 3 dan 4
dengan jujur, Akuntabel
28
bertanggung jawab,
cermat, serta disiplin Kompeten
dan berintegritas Harmonis
tinggi.
Loyal
Kompeten : Adaptif
Melaksanakan tugas
dengan kualitas Kolaboratif
terbaik.

Harmonis :
Membangun
lingkungan kerja
yang kondusif.

Loyal :menjaga
nama baik sesama
ASN, pimpinan,
instansi dan negara,
serta menjaga
rahasia jabatan dan
negara.

Adaptif : bertindak
produktif
2. Melakukan konsultasi 1. Notulensi Berorientasi
dengan penanggung 2. Dokumentasi Pelayanan: Ramah,
jawab posyandu cekatan, solutif, dan
mengenai penentuan
dapat diandalkan.
sampel yang akan
dijadikan sasaran
Akuntabel :
Melaksanakan tugas
dengan jujur,
bertanggung jawab,
29
cermat, serta disiplin
dan berintegritas
tinggi.

Kompeten :
Melaksanakan tugas
dengan kualitas
terbaik.

Harmonis :
Membangun
lingkungan kerja
yang kondusif.

Adaptif : bertindak
produktif

Kolaboratif :
terbuka dalam
bekerjasama
3.Melakukan diskusi dan 1. Notulensi Berorientasi
konsultasi dengan 2. Dokumentasi Pelayanan: Ramah,
penanggung jawab poli 3. Izin cekatan, solutif, dan
gigi mengenai kegiatan peminjaman
dapat diandalkan.
yang akan dilakukan alat
dan izin meminjam alat
oral diagnostic yang Akuntabel :
dipakai untuk Menggunakan
melakukan pengisian kekayaan dan
KMGS barang milik negara
secara bertanggung
jawab, efektif dan
efisien.

30
Kompeten :
Melaksanakan tugas
dengan kualitas
terbaik.

Harmonis :
Membangun
lingkungan kerja
yang kondusif.

Adaptif : bertindak
produktif

Kolaboratif :
terbuka dalam
bekerjasama
4. Membuat persetujuan Lembar
melaksanakan persetujuan Harmonis
penyuluhan dengan Menghargai setiap
kelompok sasaran
orang apapun latar
(orang tua/ wali) yang
datang keposyandu belakangnya.

Deskripsi Kegiatan :
1. Keterkaitan kegiatan dengan Agenda kedudukan dan peran ASN dalam NKRI
Melakukan kegiatan koordinasi dan kolaborasi dengan beberapa pihak terkait, hal ini merupakan upaya melaksanakan tugas dan fungsi
ASN secara profesional dan bertanggung jawab (Manajemen ASN)
2. Keterkaitan Tahapan Kegiatan dengan agenda Nilai-nilai Dasar PNS
a. Tahap 1, saya akan menemui mentor sekaligus selaku kepala puskesmas untuk melakukan konsultasi yang sebelumnya saya telah
membuat janji temu via Whatsapp untuk menanyakan jadwalnya pada hari itu. Dengan berpakaian rapi dan sopan, saya mengetuk
pintu ruangan beliau. Setelah pintu terbuka, saya akan menerapkan 3S (Senyum, Salam, Sapa) (Ramah dan santun, Berorientasi
Pelayanan). Saya akan meminta ketersediaan beliau untuk menjadi mentor dalam kegiatan aktualisasi saya (Memberi kesempatan
berbagai pihak untuk berkontribusi, Kolaboratif) dan saya meminta izin untuk melakukan aktualisasi dilingkungan kerja UPTD
madising na mario (loyal). Setelah beliau bersedia, saya kemudian meminta saran dan petunjuk terkait pelaksanaan kegiatan

31
aktualisasi yang akan saya lakukan (Cermat, disiplin, dan berintegritas tinggi, Akuntabel) setalah itu saya mencatat semua
masukan dari beliau sebagai bahan refensi kegiatan (produktif, adaptif) Setelah berdiskusi dan bertukar pendapat, hingga
akhirnya mendapat titik terang, saya tentunya tak lupa menyematkan kalimat terimakasih sebelum meninggalkan ruangan beliau
(Membangun lingkungan kerja yang kondusif, Harmoni). Kemudian dengan sungguh-sungguh saya akan menjalankan tugas dan
arahan yang diberikan oleh mentor, saya dengan percaya diri dalam mengambil tindakan dan menemui beberapa pihak yang
terkait untuk bekerjasama agar dapat menjalankan tugas dengan baik (Melaksanakan tugas dengan kualitas terbaik, Kompeten).
b. Tahap 2. Kemudian saya melakukan pertemuan dengan penanggung jawab posyandu , dengan berpakaian rapi dan bersikap santun
serta menerapkan 3S (Senyum, Salam, Sapa) (Ramah dan santun, Berorientasi pelayanan). Disana, saya akan berdiskusi dan
bekerjasama dalam melakukan program kegiatan yang akan saya lakukan (kolaboratif) saya kemudian meminta saran dan
petunjuk terkait pelaksanaan kegiatan aktualisasi yang akan saya lakukan (Cermat, disiplin, dan berintegritas tinggi, Akuntabel).
Setelah berdiskusi dan bertukar pendapat, hingga akhirnya mendapat titik terang, saya tentunya tak lupa menyematkan kalimat
terimakasih sebelum meninggalkan ruangan beliau (Membangun lingkungan kerja yang kondusif, Harmoni) saya mencatat semua
masukan (produktif, adaptif). Kemudian saya dengan percaya diri dalam mengambil tindakan dan menemui beberapa pihak yang
terkait untuk bekerjasama agar dapat menjalankan tugas dengan baik (Melaksanakan tugas dengan kualitas terbaik, Kompeten).
c. Tahap 3. Kemudian saya melakukan pertemuan dengan penanggung jawab poli gigi , dengan berpakaian rapi dan bersikap santun
serta menerapkan 3S (Senyum, Salam, Sapa) (Ramah dan santun, Berorientasi pelayanan). Disana, saya akan berdiskusi dan
bekerjasama dalam melakukan program kegiatan yang akan saya lakukan (kolaboratif) saya kemudian meminta saran dan
petunjuk terkait pelaksanaan kegiatan aktualisasi yang akan saya lakukan serta meminta izin meminjam peralatan yang akan
digunakan (Akuntabel : Menggunakan kekayaan dan barang milik negara secara bertanggung jawab, efektif dan efisien.)
kemudian saya mencatat semua masukan dari beliau (adaptif) saya tentunya tak lupa menyematkan kalimat terimakasih sebelum
meninggalkan ruangan beliau (Membangun lingkungan kerja yang kondusif, Harmoni)
d. Tahap 4 : setelah melakukan diskusi dengan beberapa pihak tekait kemudian saya membuat lembar persetujuan untuk meminta
persetujuan orang tua/wali yang akan ikut serta dalam kegiatan (Harmonis Menghargai setiap orang apapun latar belakangnya)
3. Melakukan advokasi kegiatan tentang kegiatan aktivasi KMGS berkontribusi Untuk mewujudkan visi UPTD Madising Na Mario
pada misi 2 (meningkatkan sumber daya manusia pemberi layanan masyarakat) , 3 (mewujudkan perilaku hidup bersih dan sehat
(PHBS) masyarakat dan 4 (menjalin kemitraan dengan sektor terkait dalam pelaksanaan upaya kesehatan masyarakat
4. Pengulatan nilai-nilai organisasi Melakukan advokasi kegiatan tentang kegiatan aktivasi KMGS yaitu : Berorientasi Pelayanan,
Akuntabel , Kompeten, Harmonis, Loyal dan Adaptif

2. Pengadaan Smart ASN (Digital Pengadaan media Penguatan nilai-


media edukasi skills) edukasi dan nilai organisasi
dan KMGS KMGS dalam kegiatan
1. Mempersiapkan alat Tersedianya alat Akuntabel : Berkontribusi Pengadaan media
peraga berupa model peraga Menggunakan Untuk edukasi dan
gigi , kain kasa, sikat kekayaan dan mewujudkan visi KMGS yaitu :
gigi dan pasta gigi
32
barang milik negara UPTD Madising
secara bertanggung Na Mario pada Akuntabel
jawab, efektif dan misi 2 dan 3
Adaptif
efisien.
kompeten
Adaptif : bertindak kolaboratif
produktif

Kolaboratif :
terbuka dalam
bekerjasama

2. Membuat rancangan Tersedianya Adaptif : Terus


poster media edukasi rancangan poster berinovasi dan
sebagai media mengembangkan
edukasi
kreativitas

Kompeten :
Melaksanakan tugas
dengan kualitas
terbaik.
3. Mencetak poster Tersedianya
media edukasi poster media Berorientasi
edukasi Pelayanan :
Perbaikan tiada henti

Kompeten :
Melaksanakan tugas
dengan kualitas
terbaik.

4. Mencetak KMGS Tersedianya Berorientasi


33
KMGS Pelayanan :
Perbaikan tiada henti

Kompeten :
Melaksanakan tugas
dengan kualitas
terbaik.

Deskripsi Kegiatan :
1. Keterkaitan kegiatan dengan Agenda kedudukan dan peran ASN dalam NKRI
Melakukan pembuatan poster/ media penyuluhan kesehatan gigi dan mulut hal ini terkait dengan materi SMART ASN memanfaatkan
kemampuan menggunakan Teknologi, Informasi dan Komunikasi (TIK) untuk membuat media penyuluhan dan menginfokan kepada
masyarakat.Keterkaitan Tahapan Kegiatan dengan agenda Nilai-nilai Dasar PNS
2. Keterkaitan Tahapan Kegiatan dengan agenda Nilai-nilai Dasar PNS
a. Tahap 1 Mempersiapkan alat peraga berupa model gigi , kain kasa, sikat gigi dan pasta gigi , dengan
menggunakan alat peraga dari poli gigi disini saya menjalankan tugas dengan (Akuntabel : Menggunakan
kekayaan dan barang milik negara secara bertanggung jawab, efektif dan efisien.) serta melakukan kolaborasi
dengan melakukan peminjaman alat hal ini juga merupakan perwujudan nilai dasar (Kolaboratif) serta saya
dengan cermat mencatat dan mendata alat yang saya pinjam (adaptif :bertindak produktif)
b. Tahap 2 Membuat rancangan poster media edukasi . saya membuat rancangan media edukasi dengan
menggunakan media terkini yang mudah dan efekti (Adaptif : Terus berinovasi dan mengembangkan kreativitas)
sehingga memudahkan saya mengedit dan menambahkan informasi yang ingin disampaikan kepada orangtua/wali
(Kompeten :Melaksanakan tugas dengan kualitas terbaik)
c. Tahap 3 saya Mencetak poster media edukasi , penggunaan poster sebagai media edukasi merupakan pilihan yang
cocok diposyandu dikarenakan terbatasnya peralatan diposyandu (Berorientasi Pelayanan : Perbaikan tiada
henti) sehingga dalam menyampaikan informasi edukasi dapat tersalurkan dengan baik (Kompeten :
Melaksanakan tugas dengan kualitas terbaik.)
d. Tahap 4 mencetak KMGS : Pada tahap ini saya mencetak KMGS sebagai wadah perbaikan pengetahuan , evaluasi
mandiri untuk orang tua/ wali (Berorientasi Pelayanan : Perbaikan tiada henti) sehingga tercapainya peningkatan
derajat kesehatan gigi dan mulut dengan dilakukannya pemantauan (Kompeten : Melaksanakan tugas dengan
kualitas terbaik.)
3. Pengadaan media edukasi dan KMGS Berkontribusi Untuk mewujudkan visi UPTD Madising Na Mario pada misi 2 (meningkatkan
sumber daya manusia pemberi layanan masyarakat) dan 3 (mewujudkan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) masyarakat
4. Penguatan nilai-nilai organisasi dalam kegiatan Pengadaan media edukasi dan KMGS yaitu : Akuntabel, Adaptif , kompeten dan
kolaboratif
Manajemen ASN

34
3. Edukasi 1. Membagikan Lembar Berorientasi Edukasi mengenai Penguatan nilai-
mengenai cara lembar persetujuan dan Pelayanan : Ramah, cara menjaga nilai oraganisasi
menjaga persetujuan dan Dokumentasi memahami dan kesehatan gigi dan dala kegiatan ini
kesehatan gigi KMGS kepada mulut bayi dan yaitu
memenuhi
dan mulut bayi orang tua balita diposyandu
dan balita kebutuhan berkontribusi
diposyandu masyarakat Untuk Berorientasi
mewujudkan visi Pelayanan
Harmonis UPTD Madising
Menghargai setiap Na Mario kegiatan Harmonis
orang apapun latar berkontribusi pada
misi 2 dan 3 Kompeten
belakangnya.

2. Melakukan Orang tua/wali Berorientasi


edukasi mengerti cara Pelayanan : Ramah,
diposyandu membersihkan memahami dan
menggunakan gigi dan mulut memenuhi
alat peraga anak kebutuhan
masyarakat.

Kompeten :
Membantu orang
lain belajar

3. Mengedukasi Orang tua/wali Berorientasi


cara pengisian mengerti cara Pelayanan : Ramah,
KMGS mengisi KMGS memahami dan
memenuhi
kebutuhan
masyarakat.

Kompeten :
Membantu orang
lain belajar

4. Mengedukasi Orang tua/wali Berorientasi


cara memantau mengerti cara Pelayanan : Ramah,
35
gigi anak dengan Memantau gigi memahami dan
panduan KMGS anak mereka memenuhi
kebutuhan
masyarakat.

Kompeten :
Membantu orang
lain belajar
Deskripsi kegiatan
 Keterkaitan kegiatan dengan Agenda kedudukan dan peran ASN dalam NKRI
Melakukan kegiatan Edukasi mengenai cara menjaga kesehatan gigi dan mulut bayi dan balita diposyandu (Manajemen ASN)
 Keterkaitan Tahapan Kegiatan dengan agenda Nilai-nilai Dasar PNS
1. Tahap 1 : Membagikan lembar persetujuan dan KMGS kepada orang tua dalam hal ini saya merapkan nilai-nilai dasar
ASN yaitu selalu menghargai orang lain (Harmonis Menghargai setiap orang apapun latar belakangnya) dan selalu
bersikap ramah (Berorientasi Pelayanan : Ramah, memahami dan memenuhi kebutuhan masyarakat)
2. Tahap 2 Melakukan edukasi diposyandu menggunakan alat peraga dengan ramah dan mudah dipahami oleh masyrakat
(Berorientasi Pelayanan : Ramah, memahami dan memenuhi kebutuhan masyarakat) sehingga informasi edukasi dapat
tersampaikan dengan baik (Kompeten : Membantu orang lain belajar)
3. Tahap 3 Mengedukasi cara pengisian KMGS , dengan sikap yang baik sopan dan ramah (Berorientasi Pelayanan :
Ramah, memahami dan memenuhi kebutuhan masyarakat) saya mengajarkan cara mengisi KMGS kepada orang tua/wali
anak (Kompeten : Membantu orang lain belajar)
4. Tahap 4 Mengedukasi cara memantau gigi anak dengan panduan KMGS dengan sikap yang baik sopan dan ramah
(Berorientasi Pelayanan : Ramah, memahami dan memenuhi kebutuhan masyarakat) saya mengajarkan cara memantau
kesehatan gigi anak mereka dengan menggunakan KMGS kepada orang tua/wali anak (Kompeten : Membantu orang
lain belajar)
 Edukasi mengenai cara menjaga kesehatan gigi dan mulut bayi dan balita diposyandu berkontribusi Untuk mewujudkan visi UPTD
Madising Na Mario pada misi 2 (meningkatkan sumber daya manusia pemberi layanan masyarakat) dan 3 (mewujudkan perilaku
hidup bersih dan sehat (PHBS) masyarakat
 Penguatan nilai-nilai oraganisasi dala kegiatan ini yaitu Berorientasi Pelayanan, Harmonis dan Kompeten
Manajement ASN
4. Melakukan 1. Melakukan Hasil pemeriksaan Berorientasi Melakukan Melakukan
pemeriksaan dan pemeriksaan gigi gigi dan mulut Pelayanan : Ramah, pemeriksaan dan pemeriksaan dan
pengisian dan mulut anak memahami dan pengisian KMGS pengisian KMGS
KMGS (bayi dan balita) memenuhi diposyandu diposyandu
diposyandu kebutuhan berkontribusi penguatan nilai-

36
masyarakat. untuk nilai organisasi
mewujudkan visi yang terwujud
Kompeten : UPTD Madising adalah
Melaksanakan tugas Na Mario kegiatan
dengan kualitas berkontribusi pada Berorientasi
terbaik misi 2dan 3 Pelayanan

2. Melakukan Data KMGS Akuntabel : Kompeten


pengisian KMGS Melaksanakan tugas
Akuntabel
dengan jujur,
bertanggung jawab, Kolaboratif
cermat, serta disiplin
dan berintegritas
tinggi.

Kolaboratif :
terbuka dalam
bekerjasama

3. Melakukan sesi Data resiko gigi Berorientasi


Tanya jawab berlubang Pelayanan : Ramah,
mengenai tingkat memahami dan
resiko gigi memenuhi
berlubang kebutuhan
berdasarkan masyarakat
KMGS
Kompeten :
Melaksanakan tugas
dengan kualitas
terbaik

4. Sesi diskusi dan terjawabnya Berorientasi


konsultasi pertanyaan pasien Pelayanan : Ramah,
dan lebih memahami dan

37
memahami memenuhi
informasi yang kebutuhan
disampaikan. masyarakat.

Kompeten :
Membantu orang
lain belajar
Deskripsi kegiatan
1. Keterkaitan kegiatan dengan Agenda kedudukan dan peran ASN dalam NKRI
Melakukan pemeriksaan dan pengisian KMGS diposyandu (Manajemen ASN)
2. Keterkaitan Tahapan Kegiatan dengan agenda Nilai-nilai Dasar PNS
a. Tahap 1 Melakukan pemeriksaan gigi dan mulut anak (bayi dan balita), dengan sikap ramah dan bersahabat (Berorientasi
Pelayanan) serta profesional menggunakan APD (handscoon dan masker serta alat yang stril saya melakukan pemeriksaan gigi
dan mulut bayi dan balita (Kompeten :Melaksanakan tugas dengan kualitas terbaik)
b. Tahap 2 Melakukan pengisian KMGS setelah melakukan pemeriksaan saya dan dibantu teman saya (kolaboratif) mengisi KMGS
dengan cermat dan jujur (akuntabel)
c. Tahap 3 Melakukan sesi Tanya jawab mengenai tingkat resiko gigi berlubang berdasarkan KMGS, sesi tanya jawab saya lakukan
dengan ramah, dan bersahabat (Berorientasi pelayanan) sehingga saya dapat melakukan penilaian tingkat resiko karies pada
anak tersebut (kompeten)
d. Tahap 4 Sesi diskusi dan konsultasi. Jika ada yang bertanya saya menjawab dengan ramah dan dengan penuh apresiasi
(Berorientasi Pelayanan) serta mengajarkan apa yang responden tidak mengerti (Kompeten : Membantu orang lain belajar)
3. Melakukan pemeriksaan dan pengisian KMGS diposyandu berkontribusi untuk mewujudkan visi UPTD Madising Na Mario pada
misi 2 (meningkatkan sumber daya manusia pemberi layanan masyarakat) dan 3 (mewujudkan perilaku hidup bersih dan sehat
(PHBS) masyarakat
4. Melakukan pemeriksaan dan pengisian KMGS diposyandu penguatan nilai-nilai organisasi yang terwujud adalah Berorientasi
Pelayanan, Kompeten , Akuntabel dan Kolaboratif

Manajemen ASN
5. Melakukan 1. Melakukan medukasi kader mengetahui Berorientasi Melakukan Dalam kegiatan
sosialisasi dasar tentang cara cara menjaga Pelayanan : , sosialisasi Melakukan
pengisian menjaga kesehatan kesehatan gigi Ramah, cekatan, pengisian KMGS sosialisasi
KMGS kepada gigi dan mulut bayi dan mulut bayi solutif dan dapat kepada petugas pengisian KMGS
petugas dan balita dan balita diandalkan posyandu dan kepada petugas
posyandu dan kader posyandu posyandu dan k
38
kader posyandu Kompeten : memiliki Berorientasi
Membantu orang kontribusi pelayanan
lain belajar mewujudkan visi
UPTD Madising Kompeten
Kolaboratif Na Mario kegiatan
Menggerakkan berkontribusi pada
pemanfaatan misi 2 ,3 dan 4
berbagai
sumberdaya
untuk tujuan
bersama
2. Melakukan edukasi Kader mengetahui Berorientasi
cara mengisi dan cara mengisi Pelayanan : Ramah,
memantau KMGS dan memantau memahami dan
KMGS memenuhi
kebutuhan
masyarakat.

Kompeten :
Membantu orang
lain belajar

Kolaboratif
Menggerakkan
pemanfaatan
berbagai
sumberdaya untuk
tujuan bersama

Deskripsi kegiatan
1. Keterkaitan kegiatan dengan Agenda kedudukan dan peran ASN dalam NKRI
Untuk bias dilakukannya kaitan secara berkelanjutan maka saya Melakukan sosialisasi pengisian KMGS kepada petugas posyandu dan
kader posyandu (Manajemen ASN)
2. Keterkaitan Tahapan Kegiatan dengan agenda Nilai-nilai Dasar PNS
a. Tahap 1 Melakukan medukasi dasar tentang cara menjaga kesehatan gigi dan mulut bayi dan balita dengan sikap yang baik sopan
dan ramah (Berorientasi Pelayanan : Ramah, memahami dan memenuhi kebutuhan masyarakat) saya mengajarkan dasar-dasar
cara menjaga kesehatan gigi dan mulut bayi dan balita KMGS kepada kader posyandu ( Kompeten : Membantu orang lain
39
belajar), Kolaboratif Menggerakkan pemanfaatan berbagai sumberdaya untuk tujuan bersama
b. Tahap 2 Mengedukasi cara mengisi dan memantau KMGS , dengan sikap yang baik sopan dan ramah ( Berorientasi Pelayanan :
Ramah, memahami dan memenuhi kebutuhan masyarakat) saya mengajarkan cara mengisi KMGS kepada kader
posyadu(Kompeten : Membantu orang lain belajar) Kolaboratif Menggerakkan pemanfaatan berbagai sumberdaya untuk tujuan
bersama
3. Kontribusi pada Visi dan misi :
4. Melakukan sosialisasi pengisian KMGS kepada petugas posyandu dan kader posyandu memiliki kontribusi mewujudkan visi UPTD
Madising Na Mario pada misi 2 (meningkatkan sumber daya manusia pemberi layanan masyarakat) , 3 (mewujudkan perilaku hidup
bersih dan sehat (PHBS) masyarakat dan 4 (menjalin kemitraan dengan sektor terkait dalam pelaksanaan upaya kesehatan
masyarakat
5. Pengulatan nilai-nilai organisasi
Dalam kegiatan Melakukan sosialisasi pengisian KMGS kepada petugas posyandu dan kader posyandu penguatan nilai-nilai organisasi
yang terwujud adalah Berorientasi pelayanan, Kompeten

40
Tabel 3.4 Matriks Keterkaitan tahapan kegiatan dengan nilai-nilai dasar PNS

Nilai Dasar Indikator Keg. 1 Keg. 2 Keg. 3 Keg. 5 Total


ASN

1 1 2
Berorientasi Memahami dan memenuhi
Pelayanan kebutuhan masyarakat
Ramah, cekatan, solutif dan
dapat diandalkan
Melakukan perbaikan tiada
henti
Akuntabel Melaksanakan tugas dengan
jujur, bertanggung jawab,
cermat, disiplin,
berintegrasi tinggi
Menggunakan kekayaan dan
barang milik negara
41
secara bertanggung
jawab,
efektif, efisien
Kemampuan menggunakan
kewenangan dengan
berintegrasi tinggi
Kompeten Meningkatkan kompetensi
diri untuk menjawab
tantangan yang selalu
berubah
Membantu orang lain
belajar

42
Melaksanakan tugas 8
dengan kualitas terbaik
Harmonis Menghargai setiap orang 2
apapun latar belakangnya
Suka menolong orang lain 0
Membangun lingkungan 3
kerja yang kondusif
Loyal Memegang teguh ideologi 0
Pancasila, UUD 1945 setia
kepada NKRI serta
pemerintahan yang sah
Menjaga nama baik sesama 1
ASN, pimpinan, instansi,
dan negara
Menjaga rahasia 0
jabatan dan negara
Adaptif Cepat menyesuaikan diri 0
menghadapi perubahan
Terus berinovasi dan 1
mengembangkan
kreativitas
Bertindak proaktif 4
Kolaboratif Memberi kesempatan 0
kepada berbagai pihak
untuk berkonstribusi
Terbuka dalam bekerja 4
sama untuk menghasilkan
nilai tambah
Menggerakkan 2
pemanfaatan berbagai
sumberdaya untuk tujuan
bersama

43
Total 50

3.6 Matriks Keterkaitan Kegiatan dengan Agenda III

Table 3.5 Matriks Keterkaitan Kegiatan dengan Agenda III


Peran dan Kedudukan Keg. 1 Keg. 2 Keg. 3 Keg. 4 Keg. 5 Total
Manajemen ASN 4
Smart ASN 1
Total 5

3.7 Matriks Keterkaitan dengan Visi dan Misi Organisasi


Table 3.6 Matriks Keterkaitan dengan Visi dan Misi Organisasi

Keterkaitan Terhadap Visi Misi dan Tata Nilai Organisasi Keg. Keg. Keg. Keg. Keg. Total
1 2 3 4 5
Visi Terwujudnya masyarakat sehat mandiri 5
2023
Misi 1. Memberikan Pelayanan yang bermutu dan 0
terjangkau

2. meningkatkan sumber daya manusia pemberi 5


layanan masyarakat
3. Mewujudkan perilaku hidup bersih (PHBS) 5
masyarakat
4. Menjalin kemitraan dengan sektor terkait 2
dalam pelaksanaan upaya kesehatan
masyarakat
Total 17

44
Matriks Jadwal Pelaksanaan Aktualisasi

No Jenis Kegiatan Tahapan kegiatan Minggu-1 Minggu-2 Minggu-3 Minggu-4

1 Melakukan Melakukan konsultasi kepala puskesmas mengenai kegiatan yang


advokasi dilakukan sekaligus menentukan waktu pelaksanaan kegiatan
tentang kegiatan serta tempat pelaksanaan kegiatan
aktivasi KMGS
Melakukan konsultasi dengan penanggung jawab posyandu
mengenai penentuan sampel yang akan dijadikan sasaran

Melakukan diskusi dan konsultasi dengan penanggung jawab poli


gigi mengenai kegiatan yang akan dilakukan dan izin meminjam
alat oral diagnostic yang dipakai untuk melakukan pengisian
KMGS

Membuat persetujuan melaksanakan penyuluhan dengan kelompok


sasaran (orang tua/ wali) yang datang keposyandu
2. Pengadaan media Mempersiapkan alat peraga berupa model gigi , kain kasa, sikat
edukasi dan KMGS gigi dan pasta gigi

Membuat rancangan poster media edukasi

Mencetak poster media edukasi

Mencetak KMGS

3. Edukasi mengenai Membagikan lembar persetujuan dan KMGS kepada orang tua
cara menjaga
kesehatan gigi dan Melakukan edukasi diposyandu menggunakan alat peraga
mulut bayi dan
balita diposyandu
Mengedukasi cara pengisian KMGS

45
Mengedukasi cara memantau gigi anak dengan panduan
KMGS
4. Melakukan Melakukan pemeriksaan gigi dan mulut anak (bayi dan balita)
pemeriksaan dan
pengisian KMGS Melakukan pengisian KMGS
diposyandu

Melakukan sesi Tanya jawab mengenai tingkat resiko gigi


berlubang berdasarkan KMGS
Sesi diskusi dan konsultasi

5. Melakukan Melakukan medukasi dasar tentang cara menjaga kesehatan gigi


sosialisasi dan mulut bayi dan balita
pengisian KMGS
kepada petugas Melakukan edukasi cara mengisi dan memantau KMGS
posyandu dan
kader posyandu

46
BAB IV
GAMBARAN PELAKSANAAN AKTUALISASI DAN HABITUASI

4.1 Pelaksanaan Kegiatan


Kegiatan aktualisasi ini dilaksanakan kurang lebih dua pekan yaitu dimulai pada tanggal 3- 14
november 2022 dibeberapa titik lokasi antara lain UPTD Puskesmas Madising na Mario,
posyandu 1, posyandu 2 dan posyandu 3

4.2 Gambaran pelaksanaan kegiatan

Berdasarkan hasil seminar rancangan aktualisasi yang telah disetujui, terdapat 5 (lima)
kegiatan yang akan dilaksanakan selama aktualisasi diantaranya yakni :

4.2.1 Kegiatan pertama : Melakukan advokasi pihak terkait tentang kegiatan aktivasi KMGS

Pada tanggal 3 November tepatnya di UPTD Puskesmas madising nama kota Parepare
kegiatan pertama yaitu advokasi pihak terkait tentang kegiatan aktivasi KMGS. Saya
melakukan konsultasi kepada berbagai pihak antara lain Kepala Puskesmas ketua bagian
Posyandu atau penanggung jawab posyandu tiga penanggung jawab poli gigi keempat
kepada Kader posyandu. Melalui konsultasi ini saya mendapatkan beberapa saran dan
masukan antara lain waktu pelaksanaan kegiatan serta masukkan antara lain jumlah
sample, gambaran Medan lokasi posyandu Dan kendala-kendala apa saja yang dapat
menghambat sosialisasi di posyandu.Melalui hal ini saya mendapatkan masukan yang
sangat berguna untuk kegiatan aktualisasi yang akan saya lakukan di posyandu.

Melakukan kegiatan koordinasi dan kolaborasi dengan berbagai pihak terkait hal ini
merupakan upaya melaksanakan tugas dan fungsi ASN secara profesional dan
bertanggung jawab.

a. Manfaat

Melakukan advokasi dan koordinasi serta kolaborasi dengan berbagai pihak terkait
memberikan dampak positif Karena alur kegiatan akan terarah Serta adanya sifat
saling menghargai dan menghormati antara sesama ASN dapat membantu
kelancaran kegiatan aktualisasi yang akan saya lakukan, Selain hal itu kegiatan
akan tersusun dan berjalan dengan baik serta kendala-kendala yang dapat terjadi
pada saat turun ke Posyandu dapat diatasi sebelumnya ikarenakan adanya
kolaborasi serta konsultasi gambaran kondisi lapangan posyandu kepada pihak

47
terkait.
b. Kontribusi terhadap visi misi organisasi
Melakukan advokasi kegiatan tentang kegiatan aktivasi KMGS berkontribusi Untuk
mewujudkan visi UPTD Madising Na Mario pada misi 2 (meningkatkan sumber daya
manusia pemberi layanan masyarakat) , 3 (mewujudkan perilaku hidup bersih dan
sehat (PHBS) masyarakat dan 4 (menjalin kemitraan dengan sektor terkait dalam
pelaksanaan upaya kesehatan masyarakat

c. Penguatan nilai organisasi


Pengulatan nilai-nilai organisasi Melakukan advokasi kegiatan tentang kegiatan
aktivasi KMGS yaitu : Berorientasi Pelayanan, Akuntabel , Kompeten, Harmonis,
Loyal dan Adaptif

d. Tahap kegiatan
1. Tahap 1 Melakukan konsultasi kepala puskesmas mengenai kegiatan yang dilakukan
sekaligus menentukan waktu pelaksanaan kegiatan serta tempat pelaksanaan kegiatan,
saya akan menemui mentor sekaligus selaku kepala puskesmas untuk melakukan
konsultasi yang sebelumnya saya telah membuat janji temu via Whatsapp untuk
menanyakan jadwalnya pada hari itu. Dengan berpakaian rapi dan sopan, saya
mengetuk pintu ruangan beliau. Setelah pintu terbuka, saya akan menerapkan 3S
(Senyum, Salam, Sapa) (Ramah dan santun, Berorientasi Pelayanan). Saya akan
meminta ketersediaan beliau untuk menjadi mentor dalam kegiatan aktualisasi saya
(Memberi kesempatan berbagai pihak untuk berkontribusi, Kolaboratif) dan saya
meminta izin untuk melakukan aktualisasi dilingkungan kerja UPTD madising na
mario (loyal). Setelah beliau bersedia, saya kemudian meminta saran dan petunjuk
terkait pelaksanaan kegiatan aktualisasi yang akan saya lakukan (Cermat, disiplin, dan
berintegritas tinggi, Akuntabel) setalah itu saya mencatat semua masukan dari beliau
sebagai bahan refensi kegiatan (produktif, adaptif) Setelah berdiskusi dan bertukar
pendapat, hingga akhirnya mendapat titik terang, saya tentunya tak lupa menyematkan
kalimat terimakasih sebelum meninggalkan ruangan beliau (Membangun lingkungan
kerja yang kondusif, Harmoni). Kemudian dengan sungguh-sungguh saya akan
menjalankan tugas dan arahan yang diberikan oleh mentor, saya dengan percaya diri
dalam mengambil tindakan dan menemui beberapa pihak yang terkait untuk

48
bekerjasama agar dapat menjalankan tugas dengan baik (Melaksanakan tugas dengan
kualitas terbaik, Kompeten).

 Analisis Dampak :

Pada kegiatan ini terdapat beberapa nilai-nilai dasar PNS yang terkait,
diantaranya yaitu :
 Beorientasi Pelayanan : Pada tahapan kegiatan meminta saran/petunjuk ini
saya menerapkan kode etik ramah cekatan, solutif dan dapat
diandalkan. Dampak karena menerapkan nilai tersebut, kegiatan menjadi
lebih kondusif.
 Kolaboratif : Pada tahapan kegiatan konsultasi dengan mentor ini saya
menerapkan kode etik memberikan kesempatan berbagai pihak untuk
berkontribusi. Dampak karena menerapkan nilai tersebut kegiatan menjadi
terarah dan bisa menyelesaikan kegiatan dengan tepat waktu.
 Akuntabel : Pada tahapan melaksanakan kegiatan ini saya menerapkan
kode etik melaksanakan tugas dengan jujur, bertanggung jawab,
cermat, disiplin dan berintegritas tinggi. Dampak karena menerapkan
nilai tersebut kegiatan terlaksana dengan sangat baik.
 Harmonis : Pada tahapan kegiatan berdiskusi dengan mentor saya
menerapkan kode etik membangun lingkungan kerja yang kondusif.
Dampak karena menerapkan nilai tersebut terciptanya suasana kerja yang
positif.
 Kompeten : Pada tahapan pelaksanaan kegiatan ini saya menerapkan kode
etik melaksanakan tugas dengan kualitas terbaik. Dampak karena
menerapkan nilai tersebut saya lebih percaya diri dan bgiihelajar lebih giat
untuk menyampikan informasi didepan audiens dengan baik .
 Output : Catatan berupa saran terkait yang disampaikan kepala puskesmas yang
sekaligus sebagai mentor saya
 Dokumentasi

49
gambar 4.1 : konsultasi kepala puskesmas Madising Na Mario mengenai kegiatan

2. Tahap 2.saya melakukan pertemuan dengan penanggung jawab posyandu , dengan


berpakaian rapi dan bersikap santun serta menerapkan 3S (Senyum, Salam, Sapa)
(Ramah dan santun, Berorientasi pelayanan). Disana, saya akan berdiskusi dan
bekerjasama dalam melakukan program kegiatan yang akan saya lakukan
(kolaboratif) saya kemudian meminta saran dan petunjuk terkait pelaksanaan kegiatan
aktualisasi yang akan saya lakukan (Cermat, disiplin, dan berintegritas tinggi,
Akuntabel). Setelah berdiskusi dan bertukar pendapat, hingga akhirnya mendapat titik
terang, saya tentunya tak lupa menyematkan kalimat terimakasih sebelum
meninggalkan ruangan beliau (Membangun lingkungan kerja yang kondusif,
Harmonis) saya mencatat semua masukan (produktif, adaptif). Kemudian saya dengan
percaya diri dalam mengambil tindakan dan menemui beberapa pihak yang terkait
untuk bekerjasama agar dapat menjalankan tugas dengan baik (Melaksanakan tugas
dengan kualitas terbaik, Kompeten).

50
 Analisis Dampak :

Pada kegiatan ini terdapat beberapa nilai-nilai dasar PNS yang terkait,
diantaranya yaitu :
 Beorientasi Pelayanan : Pada tahapan kegiatan meminta saran/petunjuk ini
saya menerapkan kode etik ramah cekatan, solutif dan dapat
diandalkan. Dampak karena menerapkan nilai tersebut, kegiatan menjadi
lebih kondusif.
 Kolaboratif : Pada tahapan kegiatan konsultasi dengan penanggung jawab
posyandu saya menerapkan kode etik memberikan kesempatan berbagai
pihak untuk berkontribusi. Dampak karena menerapkan nilai tersebut
kegiatan menjadi terarah dan bisa menyelesaikan kegiatan dengan tepat
waktu.
 Akuntabel : Pada tahapan melaksanakan kegiatan ini saya menerapkan
kode etik melaksanakan tugas dengan jujur, bertanggung jawab,
cermat, disiplin dan berintegritas tinggi. Dampak karena menerapkan
nilai tersebut kegiatan terlaksana dengan sangat baik.
 Harmonis : Pada tahapan kegiatan diskusi saya menerapkan kode etik
membangun lingkungan kerja yang kondusif. Dampak karena
menerapkan nilai tersebut terciptanya suasana kerja yang positif.
 Adaptif : pada tahap ini saya mencatat semua masukan yang diberikan
pada saya. Dampaknya catatan tersebut menjadi bahan acuan saya dalam
menjalankan kegiatan
 Kompeten : Pada tahapan pelaksanaan kegiatan ini saya menerapkan kode
etik melaksanakan tugas dengan kualitas terbaik. Dampak karena
menerapkan nilai tersebut saya lebih percaya diri dan belajar lebih giat
untuk menyampikan informasi didepan audiens dengan baik .
 Output : Catatan berupa saran terkait yang disampaikan penanggung jawab
posyandu
 Dokumentasi :

51
gambar 4.2 : melakukan pertemuan dengan penanggung jawab posyandu
3. Tahap 3. Kemudian saya melakukan pertemuan dengan penanggung jawab poli gigi ,
dengan berpakaian rapi dan bersikap santun serta menerapkan 3S (Senyum, Salam,
Sapa) (Ramah dan santun, Berorientasi pelayanan). Disana, saya akan berdiskusi
dan bekerjasama dalam melakukan program kegiatan yang akan saya lakukan
(kolaboratif) saya kemudian meminta saran dan petunjuk terkait pelaksanaan kegiatan
aktualisasi yang akan saya lakukan serta meminta izin meminjam peralatan yang akan
digunakan (Akuntabel : Menggunakan kekayaan dan barang milik negara secara
bertanggung jawab, efektif dan efisien.) kemudian saya mencatat semua masukan dari
beliau (adaptif) saya tentunya tak lupa menyematkan kalimat terimakasih sebelum
meninggalkan ruangan beliau (Membangun lingkungan kerja yang kondusif, Harmoni)

 Analisis Dampak :

Pada kegiatan ini terdapat beberapa nilai-nilai dasar PNS yang terkait,
diantaranya yaitu :
 Beorientasi Pelayanan : Pada tahapan kegiatan meminta saran/petunjuk ini
saya menerapkan kode etik ramah cekatan, solutif dan dapat
diandalkan. Dampak karena menerapkan nilai tersebut, kegiatan menjadi
lebih kondusif.
 Kolaboratif : Pada tahapan kegiatan konsultasi dengan penanggung jawab
poli gigi ini saya menerapkan kode etik memberikan kesempatan
berbagai pihak untuk berkontribusi. Dampak karena menerapkan nilai
tersebut kegiatan menjadi terarah dan bisa menyelesaikan kegiatan dengan
tepat waktu.
 Akuntabel : Pada tahapan melaksanakan kegiatan ini saya menerapkan

52
kode etik Menggunakan kekayaan dan barang milik negara secara
bertanggung jawab, efektif dan efisien. Dampak karena menerapkan nilai
tersebut kegiatan terlaksana dengan sangat baik dan alat yang saya pinjam
dapat saya pertanggung jawabkan.
 Adaptif : pada tahap ini saya mencatat semua masukan yang diberikan
pada saya. Dampaknya catatan tersebut menjadi bahan acuan saya dalam
menjalankan kegiatan
 Harmonis : Pada tahapan kegiatan berdiskusi dengan penanggung jawab
poli gigi saya menerapkan kode etik membangun lingkungan kerja yang
kondusif. Dampak karena menerapkan nilai tersebut terciptanya suasana
kerja yang positif.
 Output : Catatan berupa saran terkait yang disampaikan penanggung jawab
poli gigi dan alat dan bahan yang saya pinjam dari poli gigi
 Dokumentasi

Gambar 4.3 : diskusi dan peminjaman peralatan dipoli gigi

4. Tahap 4 : setelah melakukan diskusi dengan beberapa pihak tekait kemudian saya
membuat lembar persetujuan untuk meminta persetujuan orang tua/wali yang akan ikut
serta dalam kegiatan (Harmonis Menghargai setiap orang apapun latar belakangnya)

 Harmonis : Pada tahapan kegiatan diskusi dengan beberapa pihak tekait


kemudian saya membuat lembar persetujuan untuk meminta persetujuan
orang tua/wali yang akan ikut serta dalam kegiatan saya menerapkan kode
etik Menghargai setiap orang

 Output : lembar persetujuan dari orang tua/wali anak yang akan diperiksa

53
 Dokumentasi :

Gambar 4.4 : Lembar persetujuan

4.2.2 Kegiatan Kedua : Pengadaan media edukasi dan KMGS

Setelah melakukan konsultasi pada hari yang sama Pada tanggal 3 November tepatnya
di UPTD Puskesmas madising na Mario saya mulai kegiatan kedua saya yaitu
Pengadaan media edukasi dan KMGS.

Kegiatan ini dimulai dengan mencari materi/informasi bersama teman sejawat


terkait edukasi kesehatan gigi dan mulut. Saya menggunakan internet untuk mencari
materi-materi maupun studi kasus mengenai cara membersihkan gigi dan mulut anak
bayi. Setelah itu, saya membaca dan memahami materi-materi tersebut. Langkah
selanjutnya, saya merangkum materi- materi yang akan saya masukkan ke poster.
Setelah materi rampung, terakhir saya membuat rancangan design poster dan Kartu
KMGS. Dari kegiatan membuat poster dan KMGS tentang informasi cara menjaga
kesehatan gigi dan mulut b a y i d a n b a l i t a terkait dengan SMART ASN karena
memanfaatkan m enggunakan Teknologi, Informasi dan Komunikasi (TIK) untuk
membuat dan menginfokan kepada masyarakat.
a. Manfaat

Melakukan kegiatan membuat poster tentang informasi cara menjaga kesehatan


gigi dan mulut bayi dan balita serta membuat KMGS khusus memberikan dampak positif
karena nantinya akan memudahkan memberikan pelayanan publik yang optimal
dengan membagikan KMGS tersebut secara gratis kepada pasien untuk dibawa
pulang sebagai alat pemantau gigi anak-anak mereka serta informasi tambahan

54
yang dapat dibaca kapan saja dan dimana saja.
b. Kontribusi Kegiatan dengan Visi Misi Organisasi
Pengadaan media edukasi dan KMGS Berkontribusi Untuk mewujudkan visi
UPTD Madising Na Mario pada misi 2 (meningkatkan sumber daya manusia pemberi
layanan masyarakat) dan 3 (mewujudkan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS)
masyarakat
c. Penguatan Nilai Organisasi

Melakukan kegiatan membuat poster sebagai media edukasi serta KMGS dengan
nilai Akuntabel, Adaptif , kompeten dan kolaboratif

d. Tahapan Kegiatan :
1. Tahap 1 : Mempersiapkan alat peraga berupa model gigi , kain kasa, sikat gigi dan
pasta gigi .

 Analisis Dampak :

Pada kegiatan ini terdapat beberapa nilai-nilai dasar PNS yang terkait,
diantaranya yaitu :
 Akuntabel : epada tahapan kegiatan Mempersiapkan alat peraga berupa model
gigi , kain kasa, sikat gigi dan pasta gig, saya menerapkan kode etik
Menggunakan kekayaan dan barang milik negara secara bertanggung jawab,
efektif dan efisien. Dampak karena menerapkan nilai tersebut adalah terjaganya
baranng-barang yang saya gunakan.
 Kolaboratif : pada tahap ini saya menerapkan kode etik terbuka dalam
bekerjasama melakukan kolaborasi dengan melakukan peminjaman alat hal ini
juga merupakan perwujudan nilai dasar. Dampak dari penerapa nilai tersebut
adalah memudahkan saya untuk mendapatkan alat dan bahan yang akan saya
gunakan sebagai alat peraga edukasi cara menjaga kebersihkan gigi dan mulut
bayi dan balita
 Adaptif : pada tahap ini saya menerapkan kode etik bertindak produktif berupa
saya dengan cermat mencatat dan mendata alat yang saya pinjam. aDampak dari
penerepan nilai tersebut yaitu alat- bahan yang saya gunakan dapat saya
pertanggung jawabkan dan tidak mudah tercecer atau hilang
 Output : Tersedianya alat peraga

55
 Dokumentasi :

Gambar 4.5 : alat peraga/model gigi

2. Tahap 2: Membuat rancangan poster media edukasi

 Analisis Dampak :

Pada kegiatan ini terdapat beberapa nilai-nilai dasar PNS yang terkait,
diantaranya yaitu :
 Adaptif : Membuat rancangan poster media edukasi . saya membuat
rancangan media edukasi dengan menggunakan media terkini yang mudah
dan efektif pada tahap ini saya menerapkan kode etik Terus berinovasi dan
mengembangkan kreativitas. Dampnaknya saya dapat mengedi,t membuat
poster media edukasi dan menambahkan informasi yang ingin disampaikan
kepada orangtua/wali hanya dengan menggunakan hp sehingga pekerjaan
saya dapat terselesaikan dengan tepat waktu
 Kompeten : Membuat rancangan poster media edukasi .dengan
menerapkan kode etik Melaksanakan tugas dengan kualitas terbaik dengan
mengumpulkan dan membaca berbagai referensi mengenai cara
membersihkan gigi dan mulut bayi dan balita yang kemudian saya
masukkan kedalam poster media eduukasi . dampaknya adalah poster

56
berisikan informasi jelas mengenai cara membersihkan gigi dan mulut bayi
 Output : Tersedianya rancangan poster sebagai media edukasi
 Dokumentasi

gambar 4.6 desain KMGS dan poster menggunakan aplikasi di smartphone

3. Tahap 3 : Mencetak poster media edukasi

 Analisis Dampak :

Pada kegiatan ini terdapat beberapa nilai-nilai dasar PNS yang terkait,
diantaranya yaitu :
 Berorientasi Pelayanan : saya Mencetak poster media edukasi , penggunaan
poster sebagai media edukasi merupakan pilihan yang cocok diposyandu
dikarenakan terbatasnya peralatan diposyandu pada tahap ini saya menerapkan
kode etik Perbaikan tiada henti. Dampaknya dalam menyampaikan informasi
edukasi dapat tersalurkan dengan baik walau dengan peralatan yang sederhana

57
 Kompeten : Mencetak poster media edukasi saya menerapkan kode etik
Melaksanakan tugas dengan kualitas terbaik. Dampaknya kualitas poster yang saya
cetak dapat terbaca dengan jelas dan mudah dipahami.
 Output : Tersedianya poster media edukasi
 Dokumentasi :

Gambar 4.7. : poster telah tercetak

4. Tahap 4 : mencetak KMGS

 Analisis Dampak :

Pada kegiatan ini terdapat beberapa nilai-nilai dasar PNS yang terkait,
diantaranya yaitu :

58
 Berorientasi Pelayanan : Pada tahap ini saya mencetak KMGS sebagai wadah
perbaikan pengetahuan , evaluasi mandiri untuk orang tua/ wali, saya
menerapkan kode etik Perbaikan tiada henti . dampaknya saya belajar
bertanggung jawab dan kegiatan edukasi dan pemeriksaan dapat berjalan
dengan lancer

 Kompeten : Pada tahap ini saya mencetak KMGS sebagai wadah perbaikan
pengetahuan , evaluasi mandiri untuk orang tua/ wali, saya menerapkan kode
etik Melaksanakan tugas dengan kualitas terbaik. Dampaknya saya
melakanakan tugas dengan sunggu-sungguh dengan harapan dapat
meningkatnya derajat kesehatan gigi dan mulut dengan dilakukannya
pemantauan

 Output : Tersedianya KMGS

 Dokumetasi

Gambar 4.8 : Kartu menuju gigi dan mulut sehat yang telah dicetak

4.2.3 Edukasi mengenai cara menjaga kesehatan gigi dan mulut bayi dan balita
diposyandu

Pada tanggal 4 5 dan 6 November 2022 saya melakukan penyuluhan mengenai cara
menjaga kesehatan gigi mulut bayi dan balita di tiga Posyandu yaitu yang pertama
posyandu mario yang kedua posyandu nurul huda yang ketiga adalah Posyandu mattiro
bulu IV.

Sebelum melakukan edukasi mengenai cara menjaga kesehatan gigi mulut bayi dan
balita Sebelumnya saya mengambil atau saya meminta persetujuan kepada orang tua
wali untuk melakukan penyuluhan kepada mereka, Setelah itu saya melakukan

59
persiapan berupa menampilkan poster setelah itu mempersiapkan alat dan bahan peraga
untuk melakukan edukasi kesehatan cara menjaga kesehatan gigi mulut bayi dan balita.
Dikarenakan karena kondisi lapangan di posyandu kurang luas dan kurang memadai
untuk melakukan edukasi berupa alat atau media multiplayer sehingga pemilihan poster
adalah pilihan terbaik

a. Manfaat
Melakukan edukasi mengenai cara menjaga kesehatan gigi mulut bayi dan balita
kepada orang tua memberikan dampak positif kepada masyarakat sehingga adanya
peningkatan kualitas dan sifat Mandiri dalam menjaga kesehatan gigi dan mulut bayi dan
balita dapat diterapkan Karena dengan edukasi menggunakan poster dan alat peraga
diharapkan orang tua dapat memahami cara menjaga kesehatan mulut bayi dan balita dan
langsung memperagakan di tempat tersebut serta dengan adanya edukasi dari poster dan
isi dari KMGS mengenai cara menjaga kesehatan gigi mulut bayi dan balita membuat
orangtua dapat mengevaluasi sendiri kesehatan gigi mulut bayi dan balita mereka
sehingga diharapkan dapat tumbuhnya kemandirian menjaga kesehatan gigi dan mulut
bayi balita mereka
Hal tersebut juga diharapkan menapis kemungkinan kemungkinan terjadinya paham-
paham yang kurang baik seperti adanya pemahaman menggunakan air kencing untuk
menjaga kesehatan mulut bayi yang dipercaya sebagai obat untuk membersihkan lidah
bayi yang putih dengan adanya edukasi hal tersebut d diharapkan dapat menghilangkan
pahan tersebut sehingga masyarakat dan dapat menjaga kesehatan gigi dan mulut bayi
dan balita mereka secara benar dan tepat .
Melakukan kegiatan edukasi mengenai cara menjaga kesehatan gigi dan mulut bayi dan
balita diposyandu merupakan upaya melaksanakan tugas dan fungsi secara profesional
dan bertanggung jawab (manajemen asn).

b. Kontribusi Kegiatan dengan Visi Misi Organisasi


Edukasi mengenai cara menjaga kesehatan gigi dan mulut bayi dan balita diposyandu
berkontribusi Untuk mewujudkan visi UPTD Madising Na Mario pada misi 2
(meningkatkan sumber daya manusia pemberi layanan masyarakat) dan 3 (mewujudkan
perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) masyarakat

c. Penguatan nilai-nilai organisasi

Penguatan nilai-nilai oraganisasi dala kegiatan ini yaitu Berorientasi Pelayanan,

60
Harmonis dan Kompeten

d. Tahapan kegiatan

1. Tahap pertama: Membagikan lembar persetujuan dan KMGS kepada orang tua
Membagikan lembar persetujuan dan KMGS kepada orang tua dalam hal ini saya
merapkan nilai-nilai dasar ASN yaitu selalu menghargai orang lain (Harmonis
Menghargai setiap orang apapun latar belakangnya) dan selalu bersikap ramah
(Berorientasi Pelayanan : Ramah, memahami dan memenuhi kebutuhan masyarakat)

 Analisis dampak

pada kegiatan ini terdapat beberapa nilai-nilai dasar PNS yang terkait,
diantaranya yaitu :

 Harmonis : dengan meminta pertetujuan sebelum melakukan edukasi saya


telah menerapkan kode etik emngahargai apapun keputusan yang diambil
orang lain serta latar belakangnya , dampaknya kegiatan dapat berjalan
dengan baik serta dengan adanya persetujuan perasaan mengganggu kegiatan
orang lain sudah tidak ada sehingga hal tersebut dapat membantu kegiatan
berjalan dengan kondusif

 Berorientasi pelayanan : pada kegiatan ini dalam membagikan lembar


persetujuan saya menerapkan kode etik Ramah, memahami dan memenuhi
kebutuhan masyarakat , dampaknya acara berjalan dengan baik serta dengan
keramahan masyrakat tidak segan untuk menyakan mengenai hal-hal seputar
kegiatan.

 Output : Lembar persetujuan dan Dokumentasi

 Dokumentasi :

Gambar 4.9 : lembar persetujuan

61
Gambar 4.10 : Dokumentasi pembagian

2. Tahap kedua : Melakukan edukasi diposyandu menggunaka alat peraga dengan


ramah dan mudah dipahami oleh masyrakat (Berorientasi Pelayanan : Ramah,
memahami dan memenuhi kebutuhan masyarakat) sehingga informasi edukasi dapat
tersampaikan dengan baik (Kompeten : Membantu orang lain belajar

 Analisis dampak

 Berorientasi Pelayanan : pada tahap ini saya melakukan edukasi


menggunakan alat peraga yang memudah dipahami oleh masyarakat pada
tahap ini saya menerapkan kode etik Ramah, memahami dan memenuhi
kebutuhan masyarakat , dampaknya masyarakat dapat mudah memahami
serta menimbulkan sifat proaktif orang tua/wali dalam mengikuti acara

 Kompeten : dalam menyampaikan informasi edukasi saya menerapkan


kode etik membantu orang lain belajar, dampaknya saya senantiasa
menyesuaikan dengan orang tua yang bertanya disela-sela proses edukasi
sehingga orang tua/wali dapat menangkap serta mendapatkan informasi
yang mereka cari mengenai kesehatn gigi dan mulut anak mereka.

 Output : Orang tua/wali mengerti cara membersihkan gigi dan mulut


anak

62
 Dokumentasi

Gambar 4.11: edukasi menggunakan alat peraga

Gambar 4.12 : orang tua langsung memprakterkkan cara membersihkan


lidah dan mulut bayi mereka

3. Tahap ke tiga :Mengedukasi cara pengisian KMGS , dengan sikap yang baik sopan
dan ramah (Berorientasi Pelayanan : Ramah, memahami dan memenuhi kebutuhan

63
masyarakat) saya mengajarkan cara mengisi KMGS kepada orang tua/wali anak
(Kompeten : Membantu orang lain belajar)

 Analisis dampak

 Berorientasi Pelayanan : pada tahap ini saya Mengedukasi cara mengisi


KMGS pada tahap ini saya menerapkan kode etik Ramah, memahami dan
memenuhi kebutuhan masyarakat , dampaknya masyarakat dapat mudah
memahami serta menimbulkan sifat proaktif orang tua/wali dalam mengisi
KMGS

 Kompeten : dalam menyampaikan informasi edukasi saya menerapkan


kode etik membantu orang lain belajar dampaknya orang tua//wali dapat
mengisi kmgs secara mandiri karena pada tahap ini .saya mendatang satu
persatu orangtua/wali untuk membantu mengisi KMGS mereka

 Output : Orang tua/wali mengerti cara mengisi KMGS

 Dokumetasi :

Gambar 4.13 : edukasi cara mengisi KMGS

4. Tahap ke empat Tahap 4 Mengedukasi cara memantau gigi anak dengan panduan
KMGS dengan sikap yang baik sopan dan ramah (Berorientasi Pelayanan :
Ramah, memahami dan memenuhi kebutuhan masyarakat) saya mengajarkan cara
memantau kesehatan gigi anak mereka dengan menggunakan KMGS kepada orang
tua/wali anak (Kompeten : Membantu orang lain belajar)

64
 Analisis dampak

 Berorientasi Pelayanan : pada tahap ini saya Mengedukasi cara memantau


KMGS pada tahap ini saya menerapkan kode etik Ramah, memahami dan
memenuhi kebutuhan masyarakat , dampaknya masyarakat dapat mudah
memahami serta menimbulkan sifat proaktif orang tua/wali dalam
memantau KMGS

 Kompeten : dalam menyampaikan informasi edukasi saya menerapkan


kode etik membantu orang lain belajar dampaknya orang tua//wali dapat
memantau kmgs secara mandiri karena pada tahap ini .saya mendatangi satu
persatu orangtua/wali untuk membantu mengajarkan cara memantau KMGS
mereka

 Output: Orang tua/wali mengerti cara Memantau gigi anak mereka

 Dokumentasi

65
Gambar 14: edukasi cara memantau perkembagan gigi anak bayi dan balita

4.2.4 Melakukan pemeriksaan dan pengisian KMGS diposyandu

Pada tanggal 4 5 dan 6 November 2022 saya melakukan pemeriksaan dan pengisian
KMGS di tiga Posyandu yaitu yang pertama posyandu mario yang kedua posyandu
nurul huda yang ketiga adalah Posyandu mattiro bulu IV.

Pada tahap ini saya memeriksa gigi dan mulut anak bayi dan balita yang dimana
posisinya digendong oleh orang tua mereka, namun pada anak usia 2 tahun keatas atau
anak yang sudah bisa berdiri dan mendengarkan instruksi dengan baik saya memeriksa
dengan posisi anak berdiri atau duduk mandiri , pada tahap ini pula saya memberikan
waktu khusus kepada orang tua untuk bertanya mengenai masalah gigi dan mulut anak
bayi dan balita mereka, sehingga pada tahap ini ada beberapa dari orang tua ketika
dillakukan pemeriksaan kepada anakknya juga melakukan konsultasi mengenai masalah
gigi dan mulut anak mereka. Bahkan tidak sedikit juga berkonsultasi mengenai masalah
mereka dan keluarga mereka berhubungan dengan kesehatan gigi dan mulut mereka

a. Manfaat

Melakukan pemeriksaan dan pengisian KMGS diposyandu memberikan


dampak positif kepada masyarakat sehingga adanya peningkatan kualitas dan sifat
Mandiri dalam menjaga kesehatan gigi dan mulut bayi dan balita dapat diterapkan
Karena dengan Melakukan pemeriksaan dan pengisian KMGS diposyandu
diharapkan orang tua dapat memahami cara menjaga kesehatan mulut bayi dan
balita dan cara mengisi KGMS sehingga diharapkan orang tua dapat mengevaluasi
sendiri kesehatan gigi mulut bayi dan balita mereka sehingga diharapkan dapat
tumbuhnya kemandirian menjaga kesehatan gigi dan mulut anak mereka mereka

Melakukan pemeriksaan dan pengisian KMGS diposyandu merupakan upaya


melaksanakan tugas dan fungsi secara profesional dan bertanggung jawab
(manajemen asn).

b. Kontribusi Kegiatan dengan Visi Misi Organisasi


Melakukan pemeriksaan dan pengisian KMGS diposyandu berkontribusi Untuk
mewujudkan visi UPTD Madising Na Mario pada misi 2 (meningkatkan sumber daya
manusia pemberi layanan masyarakat) dan 3 (mewujudkan perilaku hidup bersih dan
sehat (PHBS) masyarakat

66
c. Penguatan Nilai Organisasi
Melakukan pemeriksaan dan pengisian KMGS diposyandu penguatan nilai-nilai
organisasi yang terwujud adalah Berorientasi Pelayanan, Kompeten , Akuntabel
dan Kolaboratif

d. Tahapan Kegiatan :
1. Melakukan pemeriksaan gigi dan mulut anak (bayi dan balita)
Tahap 1 Melakukan pemeriksaan gigi dan mulut anak (bayi dan balita), dengan
sikap ramah dan bersahabat (Berorientasi Pelayanan) serta profesional
menggunakan APD (handscoon dan masker serta alat yang stril saya melakukan
pemeriksaan gigi dan mulut bayi dan balita (Kompeten :Melaksanakan tugas
dengan kualitas terbaik)

 Analisis dampak
 Berorientasi Pelayanan : pada tahap ini saya Melakukan pemeriksaan gigi
dan mulut anak (bayi dan balita) pada tahap ini saya menerapkan kode etik
Ramah, memahami dan memenuhi kebutuhan masyarakat , dampaknya saya
mudah memeriksa gigi dan mulut bayi dan balita
 Kompeten : dalam Melakukan pemeriksaan gigi dan mulut anak (bayi dan
balita) saya menerapakan kode etik membantu orang lain belajar dampaknya
saya bisa memeriksa gigi dan mulut bayi dan balita dengan baik dan efesien
 Output : Hasil pemeriksaan gigi dan mulut
 Dokumentasi :

67
gambar 4.15 : hasil pemeriksaan gigi

2. Melakukan pengisian KMGS


Tahap 2 Melakukan pengisian KMGS setelah melakukan pemeriksaan saya dan
dibantu teman saya (kolaboratif) mengisi KMGS dengan cermat dan jujur
(akuntabel)

 Analisis dampak
 kolaboratif: pada tahap ini saya melakukan pengisan KMGS pada tahap ini
saya menerapkan kode etik terbuka dalam bekerjasama , dampaknya kegiatan
berjalan dengan baik karena adanya bantuan dari kader posyandu
 akuntabel : dalam melakukan pengisan KMGS (bayi dan balita) saya
menerapakan kode etik Melaksanakan tugas dengan jujur, bertanggung jawab,
cermat, serta disiplin dan berintegritas tinggi.dampaknya data yang terisi di
KMGS adalah data yang sesuai dengan keadaan gigi dan mulut bayi dan balita
pada saat itu sehingga memudahkan pemantauan perkembangan kesehatan gigi
dan mulut bayi dan balita
 Output : KMGS terisi berdasarkan hasil pemeriksaan
 Dokumentasi

Gambar 4.16 : pengisian KMGS

3. Melakukan sesi Tanya jawab mengenai tingkat resiko gigi berlubang berdasarkan
KMGS dan pengisian quisioner mengenai materi edukasi
Tahap 3 Melakukan sesi Tanya jawab mengenai tingkat resiko gigi berlubang
berdasarkan KMGS dan pengisian quisioner mengenai materi edukasi, pada sesi

68
ini saya lakukan dengan ramah, dan bersahabat (Berorientasi pelayanan)
sehingga saya dapat melakukan penilaian tingkat resiko karies pada anak tersebut
(kompeten)

 Analisis dampak

 Berorientasi Pelayanan : pada tahap ini saya Melakukan sesi Tanya


jawab mengenai tingkat resiko gigi berlubang berdasarkan KMGS dan
dan pengisian quisioner mengenai materi edukasi, pada tahap ini saya
menerapkan kode etik Ramah dan bersahabat kepada masyarakat ,
dampaknya kegiatan berjalan dengan lancar dengan aktifnya
masyarakat menjawab pertanyaan yang diberikan

 Kompeten : Melakukan sesi Tanya jawab mengenai tingkat resiko gigi


berlubang berdasarkan KMGS dan dan pengisian quisioner mengenai
materi edukasi, saya menerapakan kode etik membantu Melaksanakan
tugas dengan kualitas terbaik dampaknya kegiatan berjalan dengan
baik
 Output : Data resiko gigi berlubang dan hasil quisioner
 Dokumentasi :

Table 4.1 data resiko gigi berlubang di tiga posyandu


No. Posyandu Resiko TOTAL
Tinggi Sedang rendah
1. mario 4 17 10 31
2. Nurul huda II 1 4 3 8
3 Mattirobulu IV 5 12 7 24

Data primer : tanggal 4,5,6 oktober 2022

69
Tabel 4.2 hasil pre dan post test petahuan orang tua terhadap cara memebersih kan gigi dan
mulut anak bayi dan balita
No. Nama orang tua Pre test Post tes
1. Ibu marni 60 90
2. Ibu lala 50 90
3. tn anto 50 100
4. Ibu canra 70 100
5. Ibu widi 40 90
6. Ibu nani 80 100
7 Ibu widya 90 100
8 Ibu tika 50 90
9 Ibu sunarti 70 100
10 tn tono 40 80
Data primer posyandu mario tanggal 4 oktober 2022

4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
4.sesi diskusi dan konsultasi
Tahap 4 Sesi diskusi dan konsultasi. Jika ada yang bertanya saya menjawab
dengan ramah dan dengan penuh apresiasi (Berorientasi Pelayanan) serta
mengajarkan apa yang responden tidak mengerti (Kompeten : Membantu orang
lain belajar)

 Analisis dampak

70
 Berorientasi Pelayanan : pada tahap Sesi diskusi dan konsultasi untuk
mengetahui keluhan-keluhan masyarakat serta memberikan saran dan masukan
terhadap masalah yang mereka ceritakan pada tahap ini saya menerapkan kode
etik Ramah, memahami dan memenuhi kebutuhan masyarakat , dampaknya
kegiatan berjalan dengan lancar dan orang tua yang datang ke posyandu
mendapatkan ilmu yang dapat menjadi jawaban dari pertanyaan-pertayaan
mereka yang sebelumnya adalah berita hoax dimasyarakat seperti penggunaan
air kencing sebagai obat lidash putih pada bayi serta mencabut gigi dapat
mengakibatkan kebutaan
 Kompeten : dalam Melakukan Sesi diskusi dan konsultasi saya menerapakan
kode etik membantu orang lain belajar dampaknya kegiatan berjalan dengan
baik serta bertambahnya wawasan orang tua terhadap cara menjaga kesehatan
gigi dan mulut anak mereka
 Output : terjawabnya pertanyaan pasien dan lebih memahami informasi yang
disampaikan
 Dokumentasi :



gambar 4.17 : sesi diskusi

4.2.5 Melakukan Melakukan edukasi cara menjaga kssehatan gigi dan mulut bayi dan balita
dan sosialisasi pengisian KMGS kepada kader posyandu

Pada tahap ini saya mulai pada tanggal 4 dan 6 di dua poyandu yaitu Posyandu
Mario dan Posyandu mattirobulu IV hal ini dikarenakan pada posyandu nurul huda
hanya terdiri dari satu kader sehingga menyulitkan untuk melakukan sosialisasi Karena
pada saat itu kader tersebut sibuk untuk mengurus anak-anak posyandu hal tersebut juga

71
dikarenakan usia kader pada posyandu nurul huda terbilang sudah tua sehingga saya
kesulitan untuk lakukan Sosialisasi pada kader tersebut.

a. Manfaat

Melakukan edukasi mengenai Melakukan edukasi cara menjaga kssehatan gigi dan
mulut bayi dan balita dan sosialisasi pengisian KMGS kepada kader posyandu
memberikan dampak positif kepada kader dan masyarakat sehingga adanya
peningkatan kualitas dan sifat Mandiri dalam menjaga kesehatan gigi dan mulut bayi
dan balita dapat diterapkan Karena dengan edukasi menggunakan poster dan alat
peraga diharapkan kader dapat memahami cara menjaga kesehatan mulut bayi dan
balita dan langsung memperagakan di tempat tersebut serta dengan adanya edukasi
dari poster dan isi dari KMGS mengenai cara menjaga kesehatan gigi mulut bayi dan
balita membuat kader dapat mengevaluasi sendiri kesehatan gigi mulut bayi dan
balita yang datang keposyandu sehingga diharapkan dapat tumbuhnya kemandirian
kader untuk mensosialisasikan cara menjaga kesehatan gigi dan mulut bayi balita

Hal tersebut juga diharapkan menapis kemungkinan kemungkinan terjadinya


paham-paham yang kurang baik seperti adanya pemahaman menggunakan air
kencing untuk menjaga kesehatan mulut bayi yang dipercaya sebagai obat untuk
membersihkan lidah bayi yang putih dengan adanya edukasi hal tersebut diharapkan
dapat menghilangkan pahan tersebut sehingga masyarakat dan dapat menjaga
kesehatan gigi dan mulut bayi dan balita mereka secara benar dan tepat

b. Kontribusi Kegiatan dengan Visi Misi Organisasi


Melakukan edukasi cara menjaga kssehatan gigi dan mulut bayi dan balita dan
sosialisasi pengisian KMGS kepada kader posyandu memiliki kontribusi mewujudkan
visi UPTD Madising Na Mario pada misi 2 (meningkatkan sumber daya manusia
pemberi layanan masyarakat) , 3 (mewujudkan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS)
masyarakat dan 4 (menjalin kemitraan dengan sektor terkait dalam pelaksanaan upaya
kesehatan masyarakat

c. Penguatan nilai-nilai organisasi

Dalam kegiatan Melakukan sosialisasi pengisian KMGS kepada petugas posyandu


dan kader posyandu penguatan nilai-nilai organisasi yang terwujud adalah

72
Berorientasi pelayanan, Kompeten

d. Tahapan kegiatan

1. Melakukan medukasi dasar tentang cara menjaga kesehatan gigi dan mulut bayi dan
balita
Tahap 1 Melakukan medukasi dasar tentang cara menjaga kesehatan gigi dan
mulut bayi dan balita dengan sikap yang baik sopan dan ramah (Berorientasi
Pelayanan : Ramah, memahami dan memenuhi kebutuhan masyarakat) saya
mengajarkan dasar-dasar cara menjaga kesehatan gigi dan mulut bayi dan balita
KMGS kepada kader posyandu (Kompeten : Membantu orang lain belajar),
Kolaboratif Menggerakkan pemanfaatan berbagai sumberdaya untuk tujuan bersama

 Analisis dampak

 Berorientasi Pelayanan : pada tahap ini saya melakukan edukasi


menggunakan Poster dan alat peraga yang memudah dipahami oleh kader
pada tahap ini saya menerapkan kode etik Ramah, memahami dan
memenuhi kebutuhan masyarakat , dampaknya kegiatan berjalan dengan
lancar dan kader dapat mudah memahami serta menimbulkan sifat proaktif
kader dalam mengikuti kegiatan

 Kompeten : dalam menyampaikan informasi edukasi saya menerapkan


kode etik membantu orang lain belajar, dampaknya saya senantiasa
menyesuaikan dengan kader yang bertanya disela-sela proses edukasi
sehingga kader dapat menangkap serta mendapatkan informasi yang mereka
cari seputar masalah kesehatan gigi dan mulut.

 Kolaboratif : Pada tahap ini saya mengedukasi kader dengan menerapkan


kode etik Menggerakkan pemanfaatan berbagai sumberdaya untuk tujuan
bersama dengan harapan menggerakkan para kader agar aktif dan peduli
terhadap kesehatan gigi dan mulut anak bayi dan balita sehingga dengan
adanya sifat keaktifan tersebut dapat dengan mudah menyampaikan
informasih-informasi yang mengenai kesehatan gigi bayi dan balita
dilingkungan posyandu, dampaknya : kegiatan berjalan dengan lancar dan
muncul kader-kader yang paham mengenai cara menjaga kesehatan gigi dan
mulut bayi dan balita

73
 Out put : kader mengetahui cara menjaga kesehatan gigi dan mulut bayi
dan balita

 Dokumentasi

Gambar 4.18 : Edukasi kesehatan gigi dan mulut pada kader

2. Melakukan edukasi cara mengisi dan memantau KMGS


Tahap 2 Mengedukasi cara mengisi dan memantau KMGS , dengan sikap yang
baik sopan dan ramah (Berorientasi Pelayanan : Ramah, memahami dan memenuhi
kebutuhan masyarakat) saya mengajarkan cara mengisi KMGS kepada kader
posyadu(Kompeten : Membantu orang lain belajar) Kolaboratif Menggerakkan
pemanfaatan berbagai sumberdaya untuk tujuan bersama

 Analisis dampak

 Berorientasi Pelayanan : pada tahap ini saya Mengedukasi cara mengisi


KMGS pada tahap ini saya menerapkan kode etik Ramah, memahami dan
memenuhi kebutuhan masyarakat , dampaknya kader dapat mudah
memahami serta menimbulkan sifat proaktif kader dalam mengisi KMGS

 Kompeten : dalam menyampaikan informasi edukasi saya menerapkan


kode etik membantu orang lain belajar dampaknya kader dapat mengisi
kmgs secara mandiri

 Kolaboratif : Pada tahap ini saya mengedukasi kader dengan menerapkan

74
kode etik Menggerakkan pemanfaatan berbagai sumberdaya untuk tujuan
bersama dengan harapan menggerakkan para kader agar aktif dan peduli
terhadap kesehatan gigi dan mulut anak bayi dan balita sehingga dengan
adanya sifat keaktifan tersebut kader dapat melakukan pengisian KMGS
tiap bulan diposyandu, dampaknya kegiatan berjalan dengan baik dan
adanya keberlanjutan

 Output : Kader mengetahui cara mengisi dan memantau KMGS

 Dokumentasi :

gambar 4.19 kader posyandu mattirobulu IV

75
Gambar 4.20 : Kader posyandu Mario

76
Tabel 4.2 Matriks Keterkaitan tahapan kegiatan dengan nilai-nilai dasar PNS

Nilai Dasar Indikator Keg. 1 Keg. 2 Keg. 3 Keg. 4 Keg. 5 Total


ASN 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2
Berorientasi Memahami dan memenuhi 2
Pelayanan kebutuhan masyarakat
Ramah, cekatan, solutif 10
dan dapat diandalkan
Melakukan perbaikan tiada 2
henti
Akuntabel Melaksanakan tugas 4
dengan jujur, bertanggung
jawab, cermat, disiplin,
berintegrasi tinggi
Menggunakan kekayaan 1
dan barang milik negara
secara bertanggung
jawab,
efektif, efisien
Kemampuan menggunakan 0
kewenangan dengan
berintegrasi tinggi
Kompeten Meningkatkan kompetensi 0
diri untuk menjawab
tantangan yang selalu
berubah
Membantu orang lain 6
belajar

77
Melaksanakan tugas 8
dengan kualitas terbaik
Harmonis Menghargai setiap orang 2
apapun latar belakangnya
Suka menolong orang lain 0
Membangun lingkungan 3
kerja yang kondusif
Loyal Memegang teguh ideologi 0
Pancasila, UUD 1945 setia
kepada NKRI serta
pemerintahan yang sah
Menjaga nama baik sesama 1
ASN, pimpinan, instansi,
dan negara
Menjaga rahasia 0
jabatan dan negara
Adaptif Cepat menyesuaikan diri 0
menghadapi perubahan
Terus berinovasi dan 1
mengembangkan
kreativitas
Bertindak proaktif 4
Kolaboratif Memberi kesempatan 0
kepada berbagai pihak
untuk berkonstribusi
Terbuka dalam bekerja 4
sama untuk menghasilkan
nilai tambah
Menggerakkan 2
pemanfaatan berbagai
sumberdaya untuk tujuan
Bersama

78
Total 50

Table 4.4 MatriksKeterkaitan Kegiatan dengan Agenda III


Peran dan Kedudukan Keg. 1 Keg. 2 Keg. 3 Keg. 4 Keg. 5 Total
Manajemen ASN 4
Smart ASN 1
Total 5

Table 4.5 Matriks Keterkaitan dengan Visi dan Misi Organisasi

Keterkaitan Terhadap Visi Misi dan Tata Nilai Organisasi Keg. Keg. Keg. Keg. Keg. Total
1 2 3 4 5
Visi Terwujudnya masyarakat sehat mandiri 5
2023
Misi 1. Memberikan Pelayanan yang bermutu dan 0
terjangkau

2. meningkatkan sumber daya manusia pemberi 5


layanan masyarakat
5. Mewujudkan perilaku hidup bersih (PHBS) 5
masyarakat
6. Menjalin kemitraan dengan sektor terkait 2
dalam pelaksanaan upaya kesehatan
masyarakat
Total 17

79
Matriks 4.6 Jadwal Pelaksanaan Aktualisasi

No Jenis Kegiatan Tahapan kegiatan Minggu-1 Minggu-2 Minggu-3 Minggu-4 Minggu-5

1 Melakukan Melakukan konsultasi kepala puskesmas mengenai kegiatan


advokasi yang dilakukan sekaligus menentukan waktu pelaksanaan
tentang kegiatan serta tempat pelaksanaan kegiatan
kegiatan
aktivasi
Melakukan konsultasi dengan penanggung jawab posyandu
KMGS
mengenai penentuan sampel yang akan dijadikan sasaran

Melakukan diskusi dan konsultasi dengan penanggung jawab


poli gigi mengenai kegiatan yang akan dilakukan dan izin
meminjam alat oral diagnostic yang dipakai untuk melakukan
pengisian KMGS

Membuat persetujuan melaksanakan penyuluhan dengan


kelompok sasaran (orang tua/ wali) yang datang keposyandu
2. Pengadaan media Mempersiapkan alat peraga berupa model gigi , kain kasa,
edukasi dan sikat gigi dan pasta gigi
KMGS
Membuat rancangan poster media edukasi

Mencetak poster media edukasi

Mencetak KMGS

3. Edukasi Membagikan lembar persetujuan dan KMGS kepada orang


mengenai tua
cara menjaga Melakukan edukasi diposyandu menggunakan alat peraga
kesehatan
gigi dan
mulut bayi Mengedukasi cara pengisian KMGS
dan balita
80
diposyandu Mengedukasi cara memantau gigi anak dengan panduan
KMGS
4. Melakukan Melakukan pemeriksaan gigi dan mulut anak (bayi dan
pemeriksaan balita)
dan pengisian Melakukan pengisian KMGS
KMGS
diposyandu
Melakukan sesi Tanya jawab mengenai tingkat resiko gigi
berlubang berdasarkan KMGS
Sesi diskusi dan konsultasi

5. Melakukan Melakukan medukasi dasar tentang cara menjaga kesehatan


sosialisasi gigi dan mulut bayi dan balita
pengisian
KMGS Melakukan edukasi cara mengisi dan memantau KMGS
kepada
petugas
posyandu dan
kader
posyandu
6. Melakukan Melakukan pemantauan aktifasi KMGS dengan memeriksa
pemantauan kembali gigi anak bayi dan balita
aktifasi
kmgs
Melakukan sesi konsultasi dengan orang tua anak terkait
kendala-kendala menjaga kesehatan gigi dan mulut anak
mereka

81
4.3 Kendala-kendala dan solusi
a. Kendala-kendala
Kendala pada saat turun ke lapangan yaitu Lokasi Posyandu yang
tidak kondusif sehingga menyebabkan orang tua bayi serta peserta
posyandu Tidak dapat duduk tenang, hal ini disebabkan selain
karena kondusi poysandu yang terbatas juga karena anak bayi
disuntiki/munisasi sehingga pada saat melakukan edukasi selain
menjelaskan menggunakan poster juga dilakukan dengan face to
face, serta pengisian persetujuan serta test (pre test dan post test)
tidak dilakukan secara maksimal karena kondisi orang tua dengan
posisi orang tua menggendong anak mereka jadi sulit untuk
mengisi sendiri quisioner serta surat persetujuan
b. solusi
karana lokasi yang tidak mendukun untuk dilakukan edukasi full
menggunakan poster sehingga juga dilakukan dengan face to Tace
, dan ketika orang tua yang kesulitan untuk mengisi persetujuan
sehingga dibantu untuk mengisi quisioner serta surat persetujuan
4.4 Rencana Tidak Lanjut

Rencana Tindak Lanjut dalam kegiatan aktualisasi ini adalah


a. Edukasi dan penerapan KMGS diharapkan dapat dilanjutkan
b. Pemberdayaan peran kader dalam mensosialisasikan kesehatan gigi dan
mulut diharapkan dapat dilanjutkan.
Diharapkan dapat dilanjutkan hingga kegiatan tersebut dapat dhirasakan
manfaatnya oleh orang tua, anak dan besarnya yaitu masyarakat di wilayah kerja
UPTD Puskesmas Madising Na Mario.

82
83
Dengan penerapan nilai-nilai BerAKHLAK, penulis berharap dapat
melaksanakan tugas-tugas kedepannya dengan lebih baik, lebih sistemis, dan lebih
terstruktur sehingga dapat mendorong pencapaian visi misi di U.
PTD Puskemas Madising Na Mario
84
BAB V
PENUTUP

5.1 KESIMPULAN

Secara keseluruhan nilai BerAKHLAK telah teraktualisasi dengan baik di kegiatan


KARTU EMASKU dengan nilai yang paling dominan yaitu Berorientasi Pelayanan,
Kompeten. Nilai dasar yang terhabituasi yaitu :

 Ramah , Cekatan, Solutif dan Dapat Diandalkan (Berorientasi Pelayanan) telah


terhabituasi sebanyak 10 kali dari 18 tahapan kegiatan

 Melaksanakan tugas dengan kualitas terbaik (Kompeten) telah terhabituasi


sebanyak 8 kali dari 18 tahapan kegiatan

Capaian

Meningkatnya pengetuhuan orang tua terhadap cara menjaga kesehatan gigi dan mulut
serta adanya keaktifan orang tua menyikapi penerapan KMGS dilihat dari follow up
KMGS dengan memeriksa ulang gigi dan mulut anak terlihat ada peningkatan kebersihan
gigi dan mulut anak dari nilai resiko tinggi 4, sedang 17, dan rendah 10 di posyandu
mario menjadi nilai resiko tinggi 1, sedang 19 dan rendah 10

Anda mungkin juga menyukai