PENGANTAR ILMU
SOSIAL DAN BUDAYA (ISBD)
Tujuan Pembelajaran
Setelah mengikuti perkuliahan ini,mahasiswa diharapkan mampu memahami
konsep dasar ilmu Sosial dan Budaya Dasar (ISBD), yang dikembangkan untuk
mengkaji masalah-masalah social manusia dan kebudayaan.
Substansi Materi
1. Hakikat Ilmu Sosial dan Budaya Dasar (ISBD)
2. ISBD Sebagai Mata Kuliah Berkehidupan Masyarakat (MBB)
3. ISBD Sebagai Program Pendidikan Umum ( General Education)
4. ISBD Sebagai Alternatif Pemecahan Masalah
Alamiah Dasar.
Sekarang mahasiswa kelompok eksakta mendapatkan
mata kuliah ISBD dan mahasiswa Kelompok Ilmu Sosial dan
Humaniora (Hukum, FISIP, Ekonomi, FIB) mendapatkan mata
kuliah Ilmu Alamiah Dasar.
Diharapkan dengan tambahan mata kuliah tersebut mahasiswa agar dapat
berkomunikasi dengan mahasiswa di luar bidang
studinya, sehingga apabila mahasiswa melakukan penelitian,
KKN dapat memecahkan masalah-masalah yang sedang dihadapi
oleh masyarakat dengan latar belakang budaya yang berbeda. Hal
ini sejalan dengan visi, misi, dan tujuan mata Kuliah ISBD.
2. Dasar Kelompok MBB
Berdasarkan Keputusan Mendikbud RI nomor 232/U/2000
tentang pedoman penyusunan kurikulum pendidikan tinggi dan
penilaian hasil belajar mahasiswa, maka kajian dan pelajaran
dicakup dalam program studi yang dirumuskan dalam kurikulum
yang terdiri dari:
a. Kelompok matakuliah pengembangan pribadi (MPB)
b. Kelompok matakuliah keilmuan dan keterampilan (MKK)
c. Kelompok matakuliah keahlian berkarya (MKB)
d. Kelompok matakuliah perilaku berkarya (MPB)
e. Kelompok matakuliah berkehidupan bermasyarakat (MBB)
Mata kuliah ISBD termasuk kelompok mata kuliah berkehidupan bermasyarakat
(MBB), berdasarkan kurikulum
2002/2003 yang ditetapkan dalam Keputusan Mendiknas
No.232/U/2000 tentang Pedoman Penyusunan Kurikulum
Pendidikan Tinggi dan Penilaian Hasil Belajar Mahasiswa,
Kepmendiknas Nomor 045/U/2002.
3.Kajian Mata Kuliah ISBD
Ilmu Sosial dan Budaya Dasar (ISBD) merupakan suatu
kajian tentang masalah sosial budaya yang diharapkan agar
mahasiswa memiliki rasa kemanusiaan, menjunjung tinggi nilainilai kemanusiaan
secara universal (Keputusan Ditjen Dikti