Anda di halaman 1dari 5

Nama : Dedeh Farida

NIM : 123
1. Tentukan apakah larutan dibawah ini termasuk elektrolit kuat, elektrolit lemah atau
non elektrolit ! dan buat persamaan reaksi ionisasinya jika termasuk elektrolit !
a) HCL
HCL (asam klorida) adalah elektrolit kuat. Ini berarti bahwa ketika HCl larut
dalam air, itu akan terdisosiasi sepenuhnya menjadi ion-ion hidrogen (H+)
dan ion klorida (Cl-). Ion-ion ini dapat menghantarkan arus listrik dalam
larutan, sehingga HCl adalah elektrolit yang baik.
Reaksi ionisasinya :
HCl (aq) -> H+ (aq) + Cl- (aq). Dalam reaksi ini, molekul HCl terionisasi menjadi
ion hidrogen (H+) dan ion klorida (Cl-) dalam larutan air. Ini adalah reaksi
ionisasi asam yang menghasilkan ion hidrogen (H+) sebagai ion hidrogen
adalah ciri asam.
b) H3PO4
H3PO4 (asam fosfat) adalah elektrolit lemah. Ini berarti bahwa ketika H3PO4
larut dalam air, hanya sebagian kecil molekulnya yang akan terdisosiasi
menjadi ion-ion hidrogen (H+) dan ion fosfat (PO4^3-). Sebagian besar
molekul H3PO4 tetap utuh dalam larutan, dan konsentrasi ion-ionnya relatif
rendah. Oleh karena itu, H3PO4 tidak seefektif dalam menghantarkan arus
listrik seperti asam kuat seperti HCl.

Reaksi ionisasinya :
H3PO4 → H+ + H2PO4- Pada tahap ini, satu molekul asam fosfat melepaskan
satu ion hidrogen (H+) dan membentuk ion dihidrogen fosfat (H2PO4-).

c) HCN

HCN (asam sianida) adalah elektrolit lemah. Ketika HCN larut dalam air, hanya
sebagian kecil molekul HCN yang terdisosiasi menjadi ion hidrogen sianida
(CN-) dan ion hidrogen (H+). Konsentrasi ion-ion dalam larutan HCN
cenderung rendah, dan itu tidak seefektif dalam menghantarkan arus listrik
seperti asam kuat. Namun, perlu diingat bahwa sianida dalam bentuk ion
sianida (CN-) adalah toksik, dan larutan HCN yang cukup konsentrat dapat
sangat berbahaya. Karena sifat toksiknya, perlakukan HCN dengan hati-hati
dan sesuai dengan pedoman keselamatan yang berlaku.

Reaksi ionisasinya :

HCN + H2O ⇌ H3O+ + CN-


Dalam reaksi di atas, HCN bereaksi dengan air (H2O) dan menghasilkan ion
hidronium (H3O+) serta ion sianida (CN-). Ion hidronium (H3O+) sebenarnya
adalah ion hidrogen (H+) yang terikat pada molekul air (H2O). Ini
menunjukkan bahwa HCN menghasilkan ion hidrogen (H+) dalam bentuk ion
hidronium (H3O+) dan ion sianida (CN-), sehingga dapat bertindak sebagai
elektrolit lemah dalam larutan air.

d) H2SO4
H2SO4 (asam sulfat) adalah elektrolit kuat. Ketika H2SO4 larut dalam air, ia
akan sepenuhnya terdisosiasi menjadi dua ion hidrogen (H+) dan satu ion
sulfat (SO4^2-). Karena ion-ion ini terbentuk sepenuhnya dalam larutan,
H2SO4 dapat menghantarkan arus listrik dengan sangat baik, sehingga
diklasifikasikan sebagai elektrolit kuat.

Reaksi ionisasinya :

Ionisasi asam sulfat (H2SO4) dalam air terjadi dalam dua tahap, menghasilkan
dua ion hidrogen (H+) dan satu ion sulfat (SO4^2-) pada akhirnya. Berikut
adalah reaksi ionisasi bertahap asam sulfat:

Tahap pertama: H2SO4 → H+ + HSO4-

Tahap kedua: HSO4- → H+ + SO4^2-

Dalam tahap pertama, satu molekul asam sulfat (H2SO4) melepaskan satu ion
hidrogen (H+) dan membentuk ion hidrogen sulfat (HSO4-).

Dalam tahap kedua, ion hidrogen sulfat (HSO4-) melepaskan satu ion
hidrogen (H+) lagi dan membentuk ion sulfat (SO4^2-).

Sehingga, asam sulfat mengalami dua tahap ionisasi untuk menghasilkan dua
ion hidrogen (H+) dan satu ion sulfat (SO4^2-), sehingga menjadi elektrolit
kuat yang sangat baik dalam larutan air.

e) AL(OH)3
Al(OH)3 (hidroksida aluminium) adalah elektrolit lemah. Ketika Al(OH)3 larut
dalam air, ia akan mengalami ionisasi dalam bentuk ion hidroksida (OH-) dan
ion aluminium (Al^3+), meskipun ionisasi ini tidak sepenuhnya lengkap.
Konsentrasi ion hidroksida dan ion aluminium dalam larutan Al(OH)3
cenderung rendah, dan elektrolit ini tidak akan seefektif elektrolit kuat dalam
menghantarkan arus listrik.

Reaksi ionisasinya :
Al(OH)3 (hidroksida aluminium) adalah senyawa yang umumnya tidak
sepenuhnya ionisasi dalam air, sehingga tidak akan memberikan ion hidrogen
(H+) atau ion hidroksida (OH-) secara signifikan seperti asam atau basa yang
kuat. Ini adalah karena hidroksida aluminium memiliki kelarutan rendah
dalam air dan tidak mengalami ionisasi seperti asam kuat atau basa kuat.

Jadi, tidak ada reaksi ionisasi yang dapat dijelaskan dalam konteks hidroksida
aluminium, karena reaksi ionisasi biasanya terjadi ketika senyawa larut
sepenuhnya dalam air dan menghasilkan ion-ion yang dapat menghantarkan
arus listrik. Hidroksida aluminium biasanya mengendap dalam larutan air
daripada terionisasi.

f) NAOH
NaOH (natrium hidroksida) adalah elektrolit kuat. Ketika NaOH larut dalam
air, ia sepenuhnya terdisosiasi menjadi ion natrium (Na+) dan ion hidroksida
(OH-). Kedua ion ini hadir dalam larutan dalam jumlah yang besar dan dapat
dengan baik menghantarkan arus listrik. Karena ion hidroksida (OH-) adalah
basa kuat, sedangkan ion natrium (Na+) adalah kation, NaOH dianggap
sebagai elektrolit kuat.

Reaksi ionisasinya :
Ionisasi natrium hidroksida (NaOH) dalam air terjadi sebagai berikut:

NaOH → Na+ + OH-

Dalam reaksi ini, satu molekul natrium hidroksida (NaOH) terdisosiasi


sepenuhnya menjadi satu ion natrium (Na+) dan satu ion hidroksida (OH-)
dalam larutan air. Ion natrium adalah kation positif, sedangkan ion hidroksida
adalah anion negatif. Kedua ion ini hadir dalam jumlah yang besar dalam
larutan, sehingga NaOH dianggap sebagai elektrolit kuat.

g) CO(NH2)02
Senyawa CO(NH2)2 (urea) adalah elektrolit lemah. Urea merupakan senyawa
organik yang dalam larutan air cenderung tidak mengalami disosiasi ionik
yang signifikan. Oleh karena itu, tidak menghasilkan jumlah ion yang besar
dalam larutan, sehingga tidak menghantarkan arus listrik dengan baik. Dalam
situasi normal, urea dianggap sebagai non-elektrolit karena ia cenderung
tetap dalam bentuk molekul utuh dalam larutan air.

Reaksi ionisasinya :
Senyawa CO(NH2)2, yang dikenal sebagai urea, adalah senyawa organik yang
umumnya tidak mengalami ionisasi atau disosiasi ionik dalam air. Ini berarti
urea tidak menghasilkan ion-ion dalam larutan air dalam jumlah yang cukup
untuk menghantarkan arus listrik. Sebagai senyawa organik yang terdiri dari
atom karbon, oksigen, dan nitrogen, urea biasanya tetap dalam bentuk
molekul utuh dalam larutan air dan tidak mengalami reaksi ionisasi seperti
halnya elektrolit. Oleh karena itu, urea dianggap sebagai non-elektrolit.

h) Mg(NO3)2
Mg(NO3)2 (nitrat magnesium) adalah elektrolit yang mengandung ion-ion
yang dapat menghantarkan arus listrik ketika larut dalam air. Mg(NO3)2
adalah elektrolit kuat. Ketika senyawa ini larut dalam air, ia akan terdisosiasi
sepenuhnya menjadi ion-ion magnesium (Mg2+) dan ion nitrat (NO3-). Ion-
ion ini hadir dalam larutan dalam jumlah yang besar, sehingga senyawa ini
dapat menghantarkan arus listrik dengan baik, sehingga dianggap sebagai
elektrolit kuat.

Reaksi ionisasinya :
Ionisasi magnesium nitrat (Mg(NO3)2) dalam air dapat dijelaskan sebagai
berikut:

Mg(NO3)2 → Mg^2+ + 2NO3^-

Dalam reaksi ini, satu molekul magnesium nitrat (Mg(NO3)2) terdisosiasi


sepenuhnya menjadi satu ion magnesium (Mg^2+) dan dua ion nitrat (NO3^-)
dalam larutan air. Ion magnesium adalah kation positif, sementara ion nitrat
adalah anion negatif. Karena ion-ion ini hadir dalam jumlah yang besar dalam
larutan, magnesium nitrat dianggap sebagai elektrolit kuat yang dapat
menghantarkan arus listrik dengan baik dalam larutan air.

i) C6H1206
C6H12O6 adalah rumus kimia untuk glukosa, yang merupakan gula
sederhana atau monosakarida. Glukosa dalam bentuk murni, seperti dalam
air, biasanya tidak mengalami disosiasi ionik yang signifikan, sehingga glukosa
umumnya dianggap sebagai non-elektrolit. Ini berarti bahwa glukosa dalam
larutan air cenderung tetap sebagai molekul utuh dan tidak menghasilkan
ion-ion dalam jumlah yang cukup untuk menghantarkan arus listrik.

Namun, penting untuk diingat bahwa ketika glukosa dioksidasi atau terlibat
dalam reaksi metabolisme dalam tubuh, ia dapat menghasilkan ion-ion
seperti ion hidrogen (H+) atau ion bikarbonat (HCO3-), yang berkontribusi
pada konduktivitas listrik dalam sistem biologis.

Reaksi ionisasinya :
C6H12O6, atau glukosa, adalah gula sederhana yang dalam kondisi normal
tidak mengalami reaksi ionisasi yang signifikan dalam air. Dalam larutan air,
glukosa cenderung tetap dalam bentuk molekul utuh dan tidak terdisosiasi
menjadi ion-ion seperti yang terjadi pada elektrolit. Sebagai hasilnya, tidak
ada reaksi ionisasi yang dapat dijelaskan untuk glukosa.

Penting untuk diingat bahwa dalam tubuh dan dalam konteks reaksi
metabolisme, glukosa dapat mengalami reaksi kimia yang menghasilkan ion-
ion seperti ion hidrogen (H+) sebagai bagian dari proses metabolisme
glukosa. Namun, ini terjadi dalam situasi yang sangat khusus dan tidak terjadi
ketika glukosa dilarutkan dalam air dalam bentuk sederhana.

j) KCL
KCl (kalium klorida) adalah elektrolit kuat. Ketika KCl larut dalam air, senyawa
ini terdisosiasi sepenuhnya menjadi ion-ion kalium (K+) dan ion klorida (Cl-).
Karena ion-ion ini hadir dalam jumlah yang besar dalam larutan, KCl dapat
menghantarkan arus listrik dengan sangat baik, sehingga diklasifikasikan
sebagai elektrolit kuat.

Reaksi ionisasinya :
Reaksi ionisasi KCl (kalium klorida) dalam air adalah sebagai berikut:

KCl → K+ + Cl-

Dalam reaksi ini, satu molekul kalium klorida (KCl) terdisosiasi sepenuhnya
menjadi satu ion kalium (K+) dan satu ion klorida (Cl-) dalam larutan air. Ion
kalium adalah kation positif, sementara ion klorida adalah anion negatif.
Kedua ion ini hadir dalam jumlah yang besar dalam larutan, sehingga KCl
dianggap sebagai elektrolit kuat yang dapat menghantarkan arus listrik
dengan baik dalam larutan air.

Anda mungkin juga menyukai