Anda di halaman 1dari 7

INDIKASI PASIEN KELUAR ICU

No. Dokumen
UPT
445.B/ No. Revisi Halaman
RUMAH SAKIT
02.03.02/ 01 ½
UMUM DAERAH
RSUD.2018
KABUPATEN
BANGGAI
Ditetapkan oleh :
Direktur UPT RSUD
TanggalTerbit Kabupaten Banggai
STANDAR
PROSEDUR
OPRASIONAL

dr. H, Yusran Kasim, ME


NIP. 19630529 199803 1 001
Pengertian Persaratan pasien dipindahkan dari perawatan intensif.
Tujuan Pasien terseleksi dengan benar
Kebijakan SK Direktur Nomor 445.B/02.026.01/RSUD-2018 Tentang
Pelayanan intensif Care Unit dan Intensif Coronary Care Unit.
Prosedur Persiapan
1. Instruksi pada chart tanda tangan dokter intensivist acc
keluar ruangan intensif
2. Ceklist perpindahan pasien.
Prosedur Prosedur kerja :
Indikasi pasien keluar ICU :
1. Pasien tidak memerlukan lagi terapi intensif karena
keadaan membaik atau terapi telah gagal dan prognosis
dalam waktu dekat akan memburuk dan manfaat terapi
intensif sangat kecil
2. Bila pada pemantauan intensif ternyata hasilnya tidak
memerlukan tindakan atau terapi intensif lebih lama.
3. Terapi intensif tidak memberi manfaat dan tidak perlu
diteruskan lagi pada :
a) Pasien usia lanjut dengan gagal 3 organ atau lebih
yang tidak memberi respon terhadap terapi intensif
selama 72 jam
b) Pasien mati batang otak atau koma (bukan karena
trauma) yang menimbulkan keadaan vegetatif dan
sangat kecil memungkinkan untuk pulih
c) Pasien dengan bermacam-macam diagnosa seperti
PPOM, jantung terminal, karsinoma yang menyebar.

Unit Terkait Dokter dan perawat.


TEKNIK

PEMASANGAN C.V.P

(CENTRAL VENOUS PRESSURE)


UPT
No.Dokumen No. Revisi Halaman
RUMAH SAKIT UMUM
445.B/02.03./ 1 1/ 2
DAERAH RSUD.2018
KABUPATEN
BANGGAI
Ditetapkan
Standar Tgl. Terbit ; Kepala Rumah Sakit Umum Daerah
Kabupaten Banggai
Prosedur
Operasional

dr. H. Yusran Kasim, ME

NIP. 19630529 199803 1 001

Pengertian Suatu tindakan dengan memasukkan karakter CVP dari


pembuluh darah tepi (vena subclavia) sampai ujungnya berada di
atrium kanan atau di muara vena cava superior atau vena cava
inferior
Tujuan  Untuk menilai jumlah cairan dalam tubuh.
 Menentukan tekanan atrium kanan atau vena sentral.
 Mengevaluasi kegagalan sirkulasi.
 Untuk memberikan cairan parentral yang bersifat
hipertonik, yang apabila diberikan melalui vena tepi akan
mudah menyebabkan plebitis.
 Untuk memberikan obat-obatan parentral/intravena terutama
dalam keadaan darurat.
 Untuk memberikan cairan dengan tepat dan dalam jumlah
yang banyak apabila melalui vena tepi tidak dapat/kollaps
Kebijakan Direktur RSUD Kab. Banggai.
Prosedur Pelaksanaan 1. Persiapan
 Persiapan Mental :
oMenjelaskan pada pasien dan atau keluarga tentang
tindakan yang akan dilakukan
 Persiapan Fisik :
o Posisi lateral tidur terlentang.
o Posisi kepala lebih rendah 10-20 derajat untuk
mencegah terjadinya emboli menutup pintu atau
memasang sampiran.
 Persiapan Administrasi :
o Surat ijin tindakan
CVP set : manometer CVP, kateter CVP, Three way stop
cock.
 Vena secti.
 Infus set dan cairan infuse (NaCl 0,9 %).
 Spuit 20 cc.
 Duk berlubang dan sarung tangan steril.
 Cairan betadine dan alcohol pada tempatnya.
 Kassa steril.
 Plester, gunting.
 Pengalas.
 Standar infuse.
 Alat pengukur titik nol/water pass
 Obat-obatan (lidocain 2%)
 EKG monitor.

Unit terkait Dokter


ALUR PASIEN MASUK RUANGAN INTENSIF

UPT
RUMAH SAKIT No.Dokumen No. Revisi Halaman
445.B/02.03-xx/ 1 1/1
UMUM DAERAH
RSUD.2018
KABUPATEN BANGGAI
Ditetapkan
Standar Tgl. Terbit ; Kepala Rumah Sakit Umum Daerah
Kabupaten Banggai
Prosedur
Operasional

dr. H. Yusran Kasim, ME

NIP. 19630529 199803 1 001


Pengertian Adalah pedoman untuk keluar masuk pasien diruangan
intensif.
Tujuan Sebagai panduan untuk masuk dan keluar pasien di ruangan
intensif..

Prosedur

Kebijakan SK Direktur Nomor 445.B/02.026.01/RSUD-2018 Tentang


Pelayanan intensif Care Unit dan Intensif Coronary Care Unit.
Unit terkait Dokter dan perawat
TINDAKAN EKSTUBASI

UPT
RUMAH SAKIT No.Dokumen No. Revisi Halaman
445.B/02.03-xx/ 1 1/1
UMUM DAERAH
RSUD.2018
KABUPATEN BANGGAI
Ditetapkan
Standar Tgl. Terbit ; Kepala Rumah Sakit Umum Daerah
Kabupaten Banggai
Prosedur
Operasional

dr. H. Yusran Kasim, ME

NIP. 19630529 199803 1 001

Pengertian Tindakan yang dilakukan untuk melepas pipa jalan nafas buatan
(ETT) dari trachea.
Tujuan  Mencegah kerusakan dinding saluran pernafasan bagian
atas dari penekanan ETT secara terus menerus.
 Supaya pasien dapat bernafas secara normal seperti
semula.
 Supaya pasien dapat berbicara dan menelan seperti biasa.
 Memberi perasaan nyaman pada pasien.
 Supaya pasien dapat batuk secara efektif dan dapat
mengeluarkan sputum sendiri.

Kebijakan Direktur RSUD Kab. Banggai.


Prosedur  Persiapan
 Persiapan Mental :
oMenjelaskan pada pasien dan atau keluarga tentang
tindakan yang akan dilakukan
 Persiapan Fisik :
o Pasien dapat bernafas secara adekuat.
o Memberikan posisi yang nyaman pada pasien.
 Persiapan Administrasi :
o
 Emergency trolley yang berisi:
oLaryngoscope.
oSpuit 20 cc.
oSarung tangan.
oObat-obatan yang diperlukan.
oSuction set.
oO2 set.
 Persiapan
 Perawat mencuci tangan
 Meletakkan trolley emergency ke dekat tempat tidur pasien.
 Memberitahu pasien bahwa tindakan yang akan dilakukan.
 Melakukan tindakan sekresi sampai bersih.
 Melakukan tindakan astrup.
 Memberi terapi sesuai instruksi dokter (± ½ jam sebelum
extubasi).
 Dokter memasang laryngoscope.
 Suction kateter dimasukkan kedalam tube hisap sekresi
sambil memutar, kempiskan cuff.
 Dokter menarik tube perlahan-lahan sambil melihat daerah
pita suara memakai laryngoscope.
 Setelah extubasi selesai O2 masker dengan konsentrasi
tinggi (± 5-8 liter) dan menganjurkan pasien untuk menarik
nafas dalam.
 Observasi tanda-tanda vital dan suara pernafasan pasien.
 Merapikan alat-alat dan mengembalikan pada tempatnya.
 Perawat cuci tangan.

Anda mungkin juga menyukai