Anda di halaman 1dari 22

Peran Pancasila Terhadap Kaum Muda Dalam

Membangun Peradaban Yang Berbasis


Artificial Intelligerce (AI)

Di susun oleh:

NAMA: Aldi Armansyah

KOMISARIAT: UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH BONE

HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM

Cabang Bone

2023
Kata Pengantar

Segala puji bagi Allah SWT dengan berkat nikmat-Nya


sempurna lah segala kebaikan dan tidaklah kita mendapat petunjuk agama
sekiranya Allah SWT tidak memberi petunjuk kepada kita dan segala pujian
yang banyak mengandung b e r k a h k e p a d a - N y a . P u j i a n y a n g m e m e n u h i
l a n g i t , m e m e n u h i b u m i , d a n memenuhi alam semesta serta memenuhi
segala sesuatu yang dikehendaki oleh Rabb kita.

Semoga shalawat dan salam tercurahkan kepada orang yang diutus


Allah SWT sebagai rahmat bagi alam semesta, pembimbing umat
manusia, sebagai pemberi kabar gembira dan pemberi peringatan, sebagai
penyeruh kepada agama Allah SWT dengan izin-Nya serta untuk menjadi
cahaya yang menerangi, yaitu junjungan dan pemimpin kita Rasulullah
Muhammad Saw., beserta keluarga dan sahabat-sahabatnya, serta semua
yang menyeru dengan seruannya dan orang-orang yang mengikuti sunnahnya
sampai hari kiamat.

Alhamdulillah, berkat rahmat dan hidayah-Nya, penulis akhirnya


dapat menyusun Jurnal yang berjudul “Peran Artificial Intelligerce (AI) dan
Pancasila terhadap kaum muda dalam membangun peradaban” J u r n a l y a n g
disusun untuk memenuhi persyaratan mengikuti Intermediate
Training (LK II) yang dilaksanakan oleh Himpunan Mahasiswa Islam HmI
Cabang Samarinda.

T e r i m a k a s i h k e p a d a H M I C A B A N G B O N E yang telah
memberikan bentuk dorongan dan motivasi yangsangat bermanfaat.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunannya, tidak mudah dan masih
terdapat kekurangan, sehingga penulis mengharap kan kritik dan saran yang
konstruktif sebagai bahan penyempurnaan makalah ini.Akhir kata, semoga
makalah ini bermanfaat dalam menambah wawasandan membuka cakrawala
pengetahuan demi menjalankan mandat mulia dari AllahSWT yang Maha
Pengasih lagi Maha Penyayang.
Bone, 21 Mei 2023

Penulis

Aldi Armansyah
Abstrak

Aldi Armansyah, 2023, Dalam karya ini menggunakan metode kualitatif dengan
pendekatan studi literasi. Pancasila selaku pemikiran hidup Indonesia digunakan
untuk menjadi sebuah dasar untuk semua masyarakat Indonesia dalam aktivitas
rutin yang dijalaninya. Di era perkembangan sosial yang terjadi sekarang ini
kaum muda mengalami perubahan paradigma dalam menjalani kesehariannya
yang di iringi perkembangan teknologi yang sangat pesat. Teknologi saat ini
semakin canggih dengan adanya perkembangan kecerdasan seperti yang dimiliki
manusia atau biasa kita kenal dengan sebutan Artificial intellegence (AI). Karya
ini menemukan bahwa kaum muda sekarang ini banyak memakai AI untuk
kesenangan pribadi salah satunya menonton film 18+ dan itu yang menyebabkan
maraknya sex pada kalangan anak muda.

Kata kunci: Pancasila, Artificial Intelegence (AI), Kaum Muda, Peradaban

Abstract
Aldi Armansyah, 2023. In this work, a qualitative method is used with a literacy
study approach. Pancasila as the thought of Indonesian life is used to be a basis
for all Indonesian people in their routine activities. In the era of social
development that is happening now, young people are experiencing a paradigm
shift in their daily lives which is accompanied by very rapid technological
developments. Today's technology is getting more sophisticated with the
development of intelligence like that of humans or what we usually know as
Artificial Intelligence (AI). This work found that today's young people use AI a
lot for personal enjoyment, one of which is watching 18+ films and that is what
causes the rise of sex among young people.
Keywords: Pancasila, Artificial Intelligence (AI), Youth, Civilization
BAB I

PENDAHULUAN

Puspowardoyo (1992) menyebutkan bahwa ideologi dapat dirumuskan


sebagai kompleks pengetahuan dan nilai secara keseluruhan menjadi landasan
seseorang atau masyarakat untuk memahami jagat raya dan bumi seisinya, serta
menentukan sikap dasar untuk mengolahnya. Berdasarkan pemahaman yang
dihayatinya seseorang dapat menangkap apa yang dilihat benar dan tidak benar
serta apa yang dinilai baik dan tidak baik. Sedangkan dalam pandangan Harol H.
Ticus definisi dari ideologi adalah suatu istilah yang digunakan untuk sekelompok
cita-cita mengenai berbagai macam masalah politik ekonomi filsafat sosial yang
sering dilaksanakan bagi suatu rencana yang sistematis tentang suatu cita-cita
yang dijalankan oleh sekelompok atau lapisan masyarakat.

Pancasila hadir sebagai ideologi bangsa dan negara Indonesia di


karenakan, Cholisin (2011) mengemukakan ideologi adalah pandangan,
keyakinan, cita-cita, dan nilai diwujudkan dalam realitas kehidupan yang konkrit.
Pancasila di jadikan sebagai ideologi negara karena kelima sila didalamnya
bukanlah hasil pemikiran seseorang atau sekelompok orang. Namun, Pancasila
diangkat dari nilai-nilai religi yang terdapat dalam pandangan hidup manusia
Indonesia sebelum membentuk negara.Dengan kata lain, unsur-unsur penyusun
Pancasila diambil dari pandangan bangsa Indonesia sendiri, unsur-unsur itu
diambil dan dirumuskan oleh pendiri negara. Sehingga Pancasila diposisikan
sebagai dasar negara sekaligus ideologi bangsa.

Kaum muda merupakan penerus bangsa dan negara, sebagai sebuah


generasi di masa depan nanti kaum muda harus turut menjaga dan mengamalkan
seluruh nilai-nilai yang terdapat dalam Pancasila itu baik dalam kehidupan pribadi
ataupun bermasyarakat, karena di tangan merekalah masa depan sebuah negara
berada, baik itu masa depan cerah atau masa depan yang buruk.

Sampai saat ini perkembangan ilmu pengetahuan telah


menghantarkan masyarakat menuju babak baru yaitu babak yang memanfaatkan
peralatan-peralatan yang merupakan hasil dari teknologi. Peralatan-peralatan
tersebut tidak hanya bisa membantu secara langsung pekerjaan-pekerjaan kita
dalam melaksanakan aktivitas tetapi juga bisa memberikan informasi dan
menghibur kita. Dengan adanya peralatan tersebut, kita mulai termajakan
sehingga gerakan tubuh kita menjadi semakin pasif. Penggunaan akan tenaga
manusia semakin lama semakin kecil volumenya. Penggunaan tenaga manusia
yang semakin hari semakin kecil volumenya sering kali menyebabkan orang
kehilangan pekerjaannya karena tugasnya telah tergantikan oleh peralatan
atau mesin. Kian hari fenomena ini akan semakin menjadi-jadi karena
penciptaan akan peralatan yang memudahkan manusia semakin banyak dan
malahan di negara-negara industri seperti Jepang, China, Amerika, Jerman,
dan negara industri di benua Eropa penciptaan akan peralatan-peralatan ini
tidak terbendung. Indonesia menjadi sasaran yang empuk bagi negara-
negara industri tersebut untuk memasarkan produk-produknya. Salah satu
peralatan tersebut adalah komputer.

Komputer saat ini telah merambah di segala lini kehidupan. Di


perusahaan-perusahaan, kantor-kantor baik swasta maupun negeri telah
memanfaatkan komputer untuk mempermudah dan mempercepat pekerjaannya.
Saat ini komputer juga bisa sebagai sarana penghibur bagi penggunanya.
Lewat komputer, orang bisa mendengarkan lagu-lagu, menonton film, dan
bermain game. Yang paling ngetren saat ini adalah komputer sebagai sarana
penyampaian informasi dan komunikasi. Sebagai sarana penyampaian informasi
dan komunikasi, komputer bisa dipakai sebagai sarana berinternetan.

Menurut Wildan (2008), dalam sejarah peradaban manusia kita


mengetahui bahwa kemajuan masyarakat dicapai melalui beberapa tahapan yaitu
pada awal mulanya manusia berkomunikasi hanya dengan isyarat atau
tanda-tanda atau lambang-lambang, tetapi dalam perkembangan manusia
kemudian menciptakan dan menggunakan bahasa dalam berkomunikasi. Manusia
mulai menggunakan aksara yang berkembang dari Pictograph ke Hieroglyp dan
menjadi Ideograph.
Komunikasi dan pertukaran informasi dengan menggunakan aksara
itupun semakin maju setelah menggunakan mesin cetak pada abad 15 oleh
J. Gutenberg. Dengan penemuan mesin cetak tersebut komunikasi masa mulai
dapat dilakukan dengan terbitnya surat kabar yang kemudian disusul oleh
hadirnya radio, film dan televisi.

Ditemukannya komputer yang mempermudah dan mempercepat manusia dalam


mengolah informasi.
Digabungkannya penggunaan komputer dengan telekomunikasi. Pada
tahap inilah arti teknologi informasi yang sebenarnya yaitu teknologi yang
menggabungkan komputer

Di era ini, keberadaan Teknologi Informasi yang diterapkan secara


sesuai, tepat, terencana dan berkelanjutan tidak hanya diyakini tetapi di berbagai
negara juga terbukti berhasil membawa percepatan kemajuan di berbagai
bidang kehidupan. Kebangkitan Teknologi untuk masa depan yang lebih baik,
hendaknya disadari oleh generasi muda Indonesia, yang akan menjadi
tulang punggung pengembangan bangsa di masa mendatang. Untuk itu
diperlukan adanya upaya untuk menumbuh kembangkan ketertarikan dan
perluasan wawasan generasi muda terhadap Teknologi sehingga mereka tidak
keliru dalam memahaminya
BAB 2

PEMBAHASAN

A. Pancasila Sebagai Ideologi Negara


1. Defenisi Pancasila

Pancasila ialah dasar Negara serta pemikiran hidup bangsa Indoesia dalam
berbangsa dan bernegara dan dijadikan pedoman atau patokan dalam mendirikan
NKRI. Dasar Negara yaitu Pancasila tersebut direalisasikan pada hukum hukum
Indonesia dengan menjadikannya sebagai induk dari semua hukum yang berlaku
di Indonesia. Sementara itu, Pancasila selaku pemikiran hidup Indonesia
digunakan untuk menjadi sebuah dasar untuk semua warga Indonesia dalam
aktivitas rutin yang dijalaninya. Jadi dapat disimpulkan bahwa peranan pancasila
adalah sebagai dasar untuk mengontrol keberjalanan ketatanegaraan Negara pada
bagian ideologi, politik, sosial budaya, ekonomi, dan pertahanan keamanan.
Pancasila mempunyai karakter atau sfat yang fleksibel dan mampu memberikan
tuntutan jaman dalam mengikuti globalisasi perubahan jaman. Di dalam
pembahasan persoalan keadilan yang muncul di dalam masyarakat, Pancasila
mampu memberikan jawaban untuk permasalahan itu. Pancasila mampu
memberikan nilai-nilai keadilan sebagai pembaharuan hukum di Indonesia.
Pembaharuan hukum di Indonesia sangat diperlukan karena masih banyaknya
persoalan-persoalan baru yang belum dapat dijangkau oleh hukum. Persoalan-
persoalan tersebut seyogyakan diselesaikan sengan satu visi, misi, tujuan dan
persepsi tentang Pancasila dalam melakukan pembaharuan hukum di Indonesia.
Selain persoalan-persoalan baru yang belum terselesaikan, persoalan lama juga
menjadi permasalahan yang juga dianggap urgent untuk segera diselesaikan,
mengingat hukum selalu hadir dalam kehidupan masyarakat untuk memberikan
kepastian, keadilan dan manfaat.

Berdasarkan penelusuran sejarah, Pancasila tidaklah lahir secara


mendadak pada tahun 1945, melainkan melalui proses yang sangat panjang,
dengan didasari oleh sejarah perjuangan bangsa dan dengan melihat pengalaman
bangsa lain di dunia. Pancasila diilhami oleh gagasan-gagasan besar dunia, tetapi
tetap berakar pada kepribadian dan gagasan besar bangsa indonesia itu sendiri.
Perumusan konseptualisasi Pancasila dimulai pada masa persidangan pertama
Badan Penyidik Usaha-usaha persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI)
tanggal 29 Mei-1 juni 1945. Dalam menjawab permintaan ketua BPUPKI,
Radjman Wediodiningrat, mengenai dasar negara Indonesia merdeka, puluhan
anggota BPUPKI berusaha menyodorkan pandangannya, yang kebanyakan pokok
gagasannya sesuai dengan satuan-satuan sila pancasila. Rangkaian ini ditutup
dengan Pidato Soekarno (1 Juni) yang menawarkan lima prinsip dari dasar negara
yang diberi nama Panca Sila. Rumusan Soekarno tentang pancasila kemudian
digodok melalui Panitia Delapan yang dibentuk oleh ketua idang BPUPKI.
Kemudian membentuk “Panitia Sembilan”, yang menyempurnakan rumusan
pancasila dari Pidato Soekarno ke dalam rumusan versi piagam Jakarta pada 22
juni 1945. Fase pengesahan dilakukan tanggal 18 Agustus 1945 oleh PPKI yang
menghasilkan rumusan final Pancasila yang mengikat secara konstitusional dalam
kehidupan bernegara

Dalam proses perumusan dasar negara, Soekarno memainkan peran yang


sangat penting. Dia berhasil mensintesiskan berbagai pandangan yang telah
muncul dan orang pertama yang mengonseptualisasikan dasar negara itu ke dalam
pengertian “dasar falsafah” (philosofische grondslag) atau “pandangan
komprehensif dunia” (weltanschauung) secara sistematik dan koheren. Menurut
Ir. Soekarno, Pancasila adalah isi dalam jiwa bangsa Indonesia yang secara turun-
temurun telah terpendam bisu oleh kebudayaan Barat. Dengan demikian,
Pancasila bukan hanya falsafah negara, melainkan falsafah bangsa Indonesia.

Jazim Hamidi dan Mustafa Lutfi nilai pancasila ialah berfungsi untuk
melandasi, mengarahkan, mengendalikan dan menentukan kelakuan seseorang
untuk berinteraksi dengan manusia dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
Notonegoro memiliki pandangan mengenai Pancasila yang menurutnya Pancasila
itu adalah dasar falsafah serta ideologi Negara Indonesia yang diimpikan akan
dapat menjadi pegangan hidup bagi bangsa Indonesia menjadi pemersatu, simbol
dari persatuan dan kesatuan serta sebagai pertahanan bangsa dan Negara
Indonesia. Darmodiharjo, D. Pancasila memiliki fungsi sebagai pandangan
hidup bangsa atau way of life.Maksudnya yaitu Pancasila berfungsi sebagai
petunjuk hidup dan diimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari. Dengan kata
lain, Pancasila digunakan sebagai petunjuk arah untuk melakukan segala
kegiatan atau aktifitas hidup dan kehidupan didalam segala bidang. Ini berarti
bahwa semua tingkah laku dan tindak perbuatan setiap manusia Indonesia harus
dijiwai dan merupakan cerminan dari semua sila Pancasila.

Pancasila merupakan dasar negara Republik Indonesia. Nilai-nilai yang


terkandung di dalam sila Pancasila menjadi rumusan serta pedoman dalam
kehidupan berbangsa dan bernegara bagi seluruh rakyat Indonesia.Pancasila juga
dijadikan acuan dalam berperilaku di dalam kehidupan masyarakat. Nilai-nilai
Pancasila yaitu arti atau maksud dari bunyi sila-sila Pancasila dan juga hal-hal
penting yang berguna bagi manusia untuk dapat diamalkan di dalam kehidupan
sehari-hari. Nilai-nilai Pancasila merupakan nilai intrinsik yang kebenarannya
dapat dibuktikan secara objektif, serta mengandung kebenaran yang universal dan
bersifat mutlak. Adapun makna dan nilai - nilai yang terkandung di dalam setiap
sila-sila Pancasila adalah sebagai berikut:

a. Ketuhanan (Religiusitas)
Sila pertama pancasila yaitu Ketuhanan Yang Maha Esa. Nilai
ketuhanan mempunyai makna yaitu bangsa Indonesia berhak untuk menganut
dan memiliki serta menjalankan ibadah sesuai dengan ajaran agamanya,tidak
ada paksaan serta tidak berlaku diskriminatif antar umat beragama. Juga
mengandung arti adanya pengakuan bangsa Indonesia terhadap adanya Tuhan
pencipta alam semesta. Dengan nilai ini bangsa Indonesia dinyatakan sebagai
bangsa yang religius bukan bangsa atheis. Negara Indonesia juga melindungi
kemerdekaan bagi setiap penduduknya untuk memeluk agamanya masing-
masing serta untuk beribadah menurut agama dan kepercayaannya. Nilai
religius merupakan nilai yang erat kaitannya dengan sesuatu kekuatan suci,
agung, sakral, dan mulia. Ketuhanan sebagai pandangan hidup adalah
mewujudkan serta membangun masyarakat Indonesia untuk memiliki jiwa
dan semangat dalam mencapai ridho Tuhan dalam setiap perbuatan baik yang
dilakukannya.
b. Kemanusiaan (Moralitas)
Nilai kemanusiaan yang adil dan beradab mempunyai pengertian yaitu
kesadaran sikap dan perilaku yang sesuai dengan nilai moral dalam
kehidupan sehari – hari atas dasar tuntutan hati nurani.Setiap manusia
memiliki potensi menjadi manusia yang sempurna, yaitu manusia yang
beradab. Manusia yang maju peradabannya pasti akan lebih mudah menerima
kebenaran dengan mengikuti tata cara dan pola kehidupan masyarakat yang
teratur, serta mengenal hukum yang universal. Kesadaran inilah yang
menjadikan semangat dalam membangun kehidupan masyarakat dan alam
semesta untuk mencapai kebahagiaan dengan usaha yang gigih, dan
diimplementasikan dalam bentuk sikap yang harmoni, toleransi dan penuh
kedamaian. Makna pengakuan terhadap persamaan derajat antar manusia
bahwa setiap warga negara mempunyai hak dan kewajiban pada sikap moral
dan tingkah laku yang didasarkan pada potensi hati nurani, Serta dalam
hubungannya dengan nilai pada norma – norma dan kebudayaan pada
masyarakat setempat.
c. Persatuan Indonesia (Kebangsaan)
Persatuan merupakan gabungan atas beberapa bagian, Persatuan
Indonesia merupakan upaya untuk melihat diri sendiri secara lebih objektif
dari dunia luar. Negara Kesatuan Republik Indonesia terbentuk dalam proses
sejarah perjuangan panjang serta terdiri dari berbagai macam kelompok suku
bangsa, namun perbedaan tersebut bukan untuk dipertentangkan melainkan
justru untuk dijadikan persatuan Indonesia. Nilai Persatuan Indonesia
mengandung makna bahwa dalam usaha bersatu untuk kebulatan rakyat
demimembina rasa nasionalisme dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Persatuan Indonesia menghargai dan mengakui sepenuhnya keanekaragaman
yang dimiliki bangsa Indonesia. Seluruh warga negara Indonesia harus
mengembangkan rasa cinta tanah airnya serta bersedia rela berkorban demi
kepentingan bangsa dan negara apabila diperlukan.
d. Permusyawaratan dan Perwakilan Sebagai makhluk sosial
Manusia hidup berdampingan dengan orang lain, di dalam interaksi itu
biasanya terjadilah kesepakatan, dan saling menghargai satu sama lain atas
dasar tujuan dan kepentingan bersama. Prinsip kerakyatan yang menjadi cita-
cita utama untuk membangkitkan bangsa Indonesia, mengerahkan potensi
mereka dalam dunia modern, yaitu kerakyatan yang mampu mengendalikan
diri, tabah menguasai diri, walaupun berada dalam pergolakan hebat untuk
menciptakan perubahan serta pembaharuan. Hikmah kebijaksanaan yaitu
kondisi sosial yang menampilkan rakyat berpikir dalam tahap yang lebih
tinggi sebagai bangsa, dan membebaskan diri dari pemikiran berasaskan
kelompok serta aliran tertentu yang sempit. Penyelenggaraan negara
berdasarkan pada permusyawaratan dan perwakilan. Negara Indonesia adalah
negara yang demokrasi mengakui serta menjunjung tinggi kedaulatan rakyat.
Negara mengutamakan prinsip permusyawaratan yang mampu mewujudkan
adanya kesejahteraan sosial. Bangsa Indonesia wajib menghormati serta
menjunjung tinggi adanya setiap keputusan yang dicapai dari hasil
musyawarah. Dan segala keputusan itu dilakukan atas dasar iktikad yang baik
serta dengan adanya rasa penuh tanggung jawab yang besar.
e. Keadilan sosial
Nilai keadilan merupakan nilai yang menjunjung norma berdasarkan
ketidak berpihakkan, keseimbangan, serta pemerataan yang terjadi pada suatu
hal. Mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia merupakan
citacita bangsa Indonesia. Mewujudkan keadaan masyarakat yang dapat
bersatu secara organik, dimana setiap anggotanya dapat mempunyai
kesempatan yang sama untuk tumbuh dan berkembang serta belajar hidup
pada kemampuan aslinya. Segala usaha diarahkan kepada seluruh potensi
rakyat, memupuk perwatakan dan meningkatkan kualitas rakyat, sehingga
kesejahteraan dapat tercapai secara merata.
2. Kaum Muda

Pemuda adalah harapan bangsa. Di tangan merekalah terletak baik dan


buruknya suatu bangsa. Ketika Pemudanya baik, maka baiklah bangsa itu.
Sebaliknya, bila Pemudanya buruk (berakhlak buruk), maka bangsa itu tinggal
menunggu datangnya kehancuran. Merujuk pada pernyataan “Pemuda adalah
harapan bangsa”, kalimat tersebut diartikan bahwa kuantitas yang besar tidak
dapat mengalahkan kualitas dari pemuda. Dimana hal tersebut dapat diartikan
bahwa pemuda yang besar pada suatu negeri tidaklah bermakna apabila tidak ada
atau sedikit sekali pemuda yang berkarya, mandiri, profesional, serta berakhlak
tinggi.(Bernike Intan Krisnanda). Hurlock mengatakan bahwa istilah kaum muda
memiliki arti yang lebih luas, yakni mencakup kematangan mental, emosional,
sosial, dan fisik. Dikatakan lebih lanjut bahwa kaum muda, lajimnya dimulai pada
saat anak kemudian telah mencapai kematangan seksual dan berakhir setelah ia
mencapai usia matang secara hukum. Salomo melihat bahwa kaum muda identik
dengan kekuatannya. Mereka memiliki daya, kemampuan, semangat. Salomo
berkata bahwa “hiasan orang muda ialah kekuatannya, dan keindahan orang tua
ialah uban”.

Perkembangan kaum muda saat ini mengalami perubahan kedalam tatanan


masyarakat tradisional menuju masyarakat modern. Perubahan tersebut merubah
norma, nilai dan gaya hidup. Kaum muda yang dahulu terjaga dalam sistem
keluarga, adat budaya dan nilai tradisional, mulai mengalami pengikisan yang
disebabkan oleh perkembangan teknologi dan ilmu pengetahuan yang cepat. Hal
tersebut didukung dengan perkembangan media massa yang terbuka dalam
memberikan informasi keragaman gaya hidup. (Sholahuddin)

Kenakalan kaum muda (juvenile delinquency) adalah suatu perbuatan yang


melanggar norma, aturan atau hukum dalam masyarakat yang dilakukan pada
transisi masa anak-anak dan dewasa. Salah satu kenakalan kaum muda yang
menjadi topik tersendiri adalah seks bebas. B (Kartono, 2010:6).dalam (Sumbogo,
2018)

Seks bebas adalah salah satu masalah yang melanda kaum muda di
Indonesia. Hal ini terjadi karena pergaulan bebas, pengaruh media, keadaan
lingkungan masyarakat, tidak berpegang teguh pada agama dan kurangnya
perhatian orang tua.(Indah, 2017)

Survei Kespro kaum muda di Indonesia tahun 2007 menyatakan bahwa


pengetahuan kaum remaja mengenai kesehatan reproduksi masih relatif rendah.
Sebesar 13% remaja perempuan menyatakan tidak mengetahui perubahan fisik
yang terjadi pada tubuhnya dan 47,9% sama sekali tidak mengetahui masa subur
dalam siklus menstruasi (Kemenkes, 2010). dalam (Fatkhiyah, Masturoh dan
Atmoko, 2020)
Pengetahuan kaum muda tentang kesehatan reproduksi yang sangat
minim, tidak peduli dengan perilaku seks pranikah meskipun dia sudah tahu
dampaknya, kesehatan reproduksi menjadi salah satu permasalahan yang terjadi di
Indonesia terutama pada kalangan kaum muda, sehingga akan mengalami dampak
negatif yaitu perilaku seks pranikah yang beresiko.(Prianbodo, Tahki and Nurulfa,
2021)

Terjadinya perilaku seksual pada kaum muda salah satunya dipengaruhi


oleh perubahan pandangan yang tampak saat kaum muda mulai memasuki masa
pacaran. Masa pacaran telah diartikan menjadi masa untuk belajar melakukan
aktivitas seksual dengan lawan jenis, mulai dari ciuman ringan, ciuman maut,
saling masturbasi, seks oral, bahkan sampai hubungan seksual. Berdasarkan hasil
survei kesehatan reproduksi kaum muda yang diselenggarakan BKKBN tahun
2010 perilaku pacaran permisif yang dilakukan oleh kaum muda antara lain
berpegangan tangan saat pacaran (92%), berciuman (82%), rabaan petting (63%)
(Ningtyas, 2012).

Menurut hasil riset Wijaya (2001) terhadap 202 kaum muda di kota
Malang diperoleh data bahwa lebih dari 90% kaum muda yang sudah bertunangan
telah melakukan hubungan seksual pranikah. Hasil penelitian Suryoputro tahun
2006 pada kaum muda di Jawa Tengah menemukan lebih dari 90% remaja wanita
telah melakukan hubungan seks pranikah dengan tunangannya.

Di Indonesia, hasil Survei Kesehatan Reproduksi Kaum muda Indonesia


(SKRRI) 2012 mendapatkan 29,5% remaja laki-laki dan 6,2% kaum muda
perempuan pernah meraba atau merangsang pasangannya, 48,1% remaja laki-laki
dan 29,3% remaja perempuan pernah berciuman bibir, serta 79,6% remaja laki-
laki dan 71,6% remaja perempuan pernah berpegangan tangan dengan
pasangannya.

Ada dua hal penting yang mendasari perilaku seksual pada kaum muda
yaitu harapan untuk menikah dalam usia yang relatif kecil (umur 20 tahun) dan
semakin derasnya arus informasi yang dapat menimbulkan rangsangan seksual
pada kaum muda, terutama kaum muda di daerah perkotaan. Rangsangan tersebut
mendorong kaum muda untuk melakukan hubungan seksual pranikah.
Sarwono (2012) menyatakan semua perilaku yang didorong oleh gairah
seksual yang dilakukan terhadap lawan jenis maupun sesama jenis disebut sebagai
perilaku seksual. Bentuk perilaku seksual yang dimaksud antara lain berpacaran,
bercumbu, hingga melakukan hubungan suami istri. Sasaran pemuas seks bisa
orang lain, orang dalam khayalan, maupun diri sendiri.

Kaum muda melakukan tindakan seksual sebelum menikah disebabkan


oleh faktor internal dan eksternal. Faktor internal diantaranya pengetahuan seks,
harga diri, kontrol diri, dan pemahaman agama. Sedangkan faktor eksternal ada
faktor keluarga dan teman sebaya (Rukman et al., 2019). Perilaku seksual

Faktor pergaulan menjadi salah satu penyebab terjadinya hubungan


seksual suami-istri sebelum menikah. Faktor kedua adalah pengawasan dan
interaksi anak dengan orang tua yang buruk. Komunikasi yang minim dengan
orang tua menjadikan hubungan antara keduanya semakin merenggang. Faktor
lainnya adalah kebijakan sekolah.

Menurut (Kementerian Kesehatan RI, 2017) seks sebelum menikah yang


dilakukan kaum muda beresiko pada kehamilan dan penularan penyakit seksual.
Kehamilan tidak diinginkan mendorong tindakan aborsi dan pernikahan dini.
Remaja yang tidak memiliki pemahaman tentang prosedur aborsi bisa jadi
melakukan aborsi illegal yang meningkatkan resiko kematian pada ibu akibat
penanganan dilakukan oleh orang yang bukan tenaga medis dan menggunakan
alat yang tidak memadai. Kehamilan di usia muda beresiko bagi kesehatan bayi
maupun ibu. Bayi yang terlahir dari ibu remaja cenderung memiliki berat badan
rendah hingga masalah neurologis dan penyakit di masa kanak kanak (Santrock,
2011). Demi mencegah kehamilan, bisa jadi kaum muda akan menggunakan alat
kontrasepsi, sayangnya penggunaan alat kontrasepsi yang tidak tepat justru
menyebabkan infeksi pada alat kelamin.

3. Artificial Intelligence (AI)

Kecerdasan buatan atau disebut dengan (Artifical Intellgence atau AI)


didefinisikan dengan kecerdasan yang ditujukan oleh suatu objek buatan.
Kecerdasan buatan ini umumnya dikenal sebagai komputer. Pada umumnya,
kecerdasan buatan di kombinasikan ke dalam komputer agar bisa membantu
pekerjaan seperti yang dapat diinginkan manusia. Kecerdasan buatan didefinisikan
sebagai kecerdasan yang ditunjukkan oleh suatu objek buatan.

Menurut John McCarthy, 1956, AI adalah memodelkan proses-proses


berpikir manusia dan mendesain mesin agar dapat menirukan perilaku manusia.
Cerdas, memiliki pengetahuan ditambah pengalaman, penalaran (bagaimana
membuat keputusan mengambil tindakan), moral yang baik. Manusia yang cerdas
dalam menyelesaikan permasalahan adalah manusia yang mempunyai
pengetahuan dan pengalaman. Pengetahuan dapat diperoleh melalui pembelajaran.
Semakin banyaknya bekal pengetahuan yang dimiliki tentu akan lebih mampu
menyelesaikan permasalahan. Tetapi bekal pengetahuan saja tidak cukup, manusia
juga diberikan akal untuk melakukan penalaran, mengambil kesimpulan
berdasarkan pengetahuan dan pengalaman yang dimiliki.

Demikian juga agar mesin bisa cerdas (bertindak seperti dan sebaik
manusia) maka harus diberi bekal pengetahuan, sehingga mempunyai kemampuan
untuk menalar. Untuk membuat aplikasi kecerdasan buatan ada 2 bagian utama
yang sangat dibutuhkan:

a. Basis Pengetahuan (knowledge base), bersifat fakta-fakta, teori , pemikiran dan


hubungan antar satu dengan yang lainnya.

b. Motor Inferensi (inference engine), kemampuan menarik kesimpulan


berdasarkan pengetahuan dan pengalaman.

Pada 1950-an, Alan Turing, seorang pionir Artificial Intelligence dan ahli
matematika Inggris melakukan percobaan. Turing (turing test) yaitu sebuah
komputer melalui terminalnya ditempatkan pada jarak jauh. Di ujung yang satu
ada terminal dengan software Artificial Intelligence dan di ujung lain ada sebuah
terminal dengan seorang operator. Operator itu tidak mengetahui kalau di ujung
terminal lain dipasang software Artificial Intelligence. Mereka berkomunikasi di
mana terminal di ujung memberikan respon terhadap serangkaian pertanyaan yang
diajukan oleh operator. sang operator itu mengira bahwa ia sedang berkomunikasi
dengan operator lainnya yang berada pada terminal lain. Turing beranggapan
bahwa jika mesin dapat membuat seseorang percaya bahwa dirinya mampu
berkomunikasi dengan orang lain, maka dapat dikatakan bahwa mesin tersebut
cerdas (seperti layaknya manusia).

1) Manfaat Dari Robot Dan Artificial Intelligence

Teknologi diciptakan untuk membatu kelangsungan hidup dan kenyamanan bagi


manusia. Berikut merupakan manfaat atau keuntungan dari adanya teknologi
robot dan Artificial Intelligence.

a) Bersifat Permanen Kecerdasan buatan bersifat permanen, sedangkan


kecerdasan alami berubah. Ini mungkin karena orang memiliki kelupaan,
dan karena kecerdasan buatan itu sendiri tidak memiliki kelupaan, itu tidak
akan berubah kapan pun kecuali program mengubahnya.
b) Mudah Diduplikasi Kecerdasan buatan dapat dengan mudah direplikasi
dan disebarkan. Menggunakan metode mentransfer pengetahuan manusia
dari satu orang ke orang lain tentu membutuhkan waktu yang lama dan
tidak dapat sepenuhnya ditransfer. Di sisi lain, jika pengetahuan berada
dalam sistem komputer, itu dapat ditransfer atau disalin dengan sangat
mudah dan cepat dari satu komputer ke komputer lain dan disajikan secara
lengkap dan lengkap.
c) Kecerdasan Buatan Lebih Murah Kecerdasan buatan lebih murah daripada
kecerdasan alami karena cukup baik untuk menyediakan layanan
komputer, dan lebih murah dan lebih mudah daripada mempekerjakan
seseorang untuk melakukan pekerjaan dalam jangka waktu yang lama.
d) Bersifat Konsisten dan Teliti Kecerdasan buatan lebih konsisten karena
merupakan bagian dari teknologi komputer, sedangkan kecerdasan alami
selalu berubah.
e) Dapat Didokumentasikan Kecerdasan buatan dapat didokumentasikan.
Keputusan komputer dapat dengan mudah didokumentasikan dengan
melacak semua aktivitas sistem, sedangkan kecerdasan alami sangat sulit
untuk direproduksi.
f) Lebih Cepat dan Lebih Baik Kecerdasan buatan dapat bekerja lebih cepat
daripada kecerdasan alami.
g) Bersifar Netral Kecerdasan buatan ini bersifat netral (tidak pandang bulu).
Artinya, lebih akurat dan realistis daripada kecerdasan alami, yang masih
membuat banyak kesimpulan ketika membuat keputusan.

2) Kekurangan Dari Robot Dan Artificial Intelligence

Semua hal pasti memiliki kelebihan dan kekurangan, tak terkecuali sebuah
kecerdasan buatan. Berikut adalah kekurangan dari kecerdasan buatan.

a) Penggunaan AI dengan cepat menggantikan pekerjaan di mana orang harus


melakukan tugas berulang atau kurang kreativitas. Misalnya, industri
mengganti manusia dengan robot untuk perakitan produk, pembersihan,
dan jaminan kualitas, yang dapat menyebabkan masalah pengangguran
besar dalam waktu dekat.
b) Tidak Memiliki Emosi Robot tidak memiliki emosi. Setidaknya tidak pada
tingkat manusia. Ini berarti Anda tidak dapat membentuk hubungan
dengan manusia atau mesin lain untuk memecahkan masalah tertentu,
yang merupakan bagian penting dari manajemen persyaratan.
c) Pemikiran Terbatas Mesin hanya dapat melakukan apa yang dirancang
untuk mereka lakukan. Apa pun di luar kapasitas itu akan menyebabkan
kerusakan, korupsi sistem, atau konsekuensi yang tidak terkait.
d) Biaya Tinggi Aplikasi kecerdasan buatan menggunakan konsep seperti
jaringan saraf tiruan yang membutuhkan perangkat keras yang kuat
dengan kekuatan komputasi penuh untuk memproses informasi yang
kompleks. Ini juga lebih mahal karena pemeliharaan dan perbaikan
perangkat keras yang diperlukan.
e) Tidak Kreatif Sistem kecerdasan buatan kadang-kadang disebut nonkreatif
karena dibuat hanya menurut pengetahuan ahli tertentu sesuai permintaan
dan tidak bekerja di luar ruang lingkup yang ditentukan.
f) Membuat Manusia Menjadi Malas Semakin modern teknologi, semakin
terpenuhi semua kebutuhan manusia, tetapi pada saat yang sama manusia
menjadi malas.
BAB 3

KESIMPULAN

1. Pancasila menjadi dasar Negara serta pemikiran hidup bangsa indonesia


dalam berbangsa dan bernegara di karenakan pancasila di realisasikan
pada hukum-hukum Indonesia dengan menjadikannya sebagai induk dari
semua hukum yang berlaku di indonesia, jadi dapat kita tahu bahwa
peranan pancasila adalah sebagai dasar untuk mengontrol ke berjalanan
ketatanegaraan.
2. Kaum muda merupakan generasi bangsa. Di tangan merekalah terletak
baik buruknya suatu bangsa. Ketika pemudanya baik, maka baiklah bangsa
itu. Sebaliknya, bila pemudanya buruk (berakhlak buruk), maka bangsa itu
tinggal menunggu datangnya kehancuran, dalam hal ini dapat kita tahu
bahwa pemuda yang besar besar pada suatu negeri tidaklah bermakna
apabila tidak ada atau sedikit sekali pemuda yang berkarya, mandiri,
profesional, serta berakhlak tinggi.
3. Kehadiran teknologi komputer yang dilengkapi kecerdasan buatan dan
robot yang dilengkapi Artificial Intelligence merevolusi banyak industri
dan memengaruhi kehidupan kmanusia. Ini membantu manusia dalam
memecahkan masalah yang kompleks dan meningkatkan teknologi saat
ini, yang pada akhirnya mengarah ke masa depan yang lebih cerah. Dari
pertanian hingga luar angkasa, AI digunakan dalam beberapa bentuk di
setiap bidang. Masa depan AI tergantung pada bagaimana kita
mendesainnya dan untuk apa kita menggunakannya hari ini. Ketika
digunakan dengan benar, selalu membawa manfaat bagi manusai, tetapi
jika tidak digunakan dengan benar maka dapat membawa kerugian bahkan
ancaman bagi manusia itu sendiri.
Daftar pustaka

Abdullah, Taufik. 1974. Pemuda dan Perubahan Sosial. Jakarta: Pustaka LP3ES.

Arrasjid, Chainur. 1998. Pancasila Sebagai Filsafat Bangsa dan Negara. Medan:
Yani Corporation.

Ahmad, A. (2017). Mengenal Artificial Intelligence, Machine Learning, Neural


Network, dan Deep Learning. Jurnal Teknologi Indonesia.

Azwary, F., Indriani, F., & Nugrahadi, D. T. (2016). Question Answering System
Berbasis Artificial Intelligence Markup Languange sebagai Media Informasi.
Kumpulan jurnaL Ilmu Komputer (KLIK) , 48-60.

Adian, D. G. (2008). Kaum Muda Sebagai Warga Dunia. Dalam Achmad Fedyani
Saifudin dan Mulyawan Karim (peny). Refleksi Karakter Bangsa. Jakarta.
Kerjasama Kementerian Pemuda dan Olahraga Republik Indonesia. Ikatan
Alumni Universitas Indonesia

Abdullah, Rozali. (1984). Pancasila sebagai Dasar Negara dan Pandangan Hidup
Bangsa. Jakarta: CV. Rajawali.

Arfani, Riza Noer. (1996). Demokrasi Indonesia Kontemporer. Jakarta:Raja


Grafindo Persada.

Abu Ahmad. (2017). Mengenal Artificial Intelligence, Machine Learning, Neural


Network, dan Deep Learning. Jurnal Teknologi Indonesia Depdikbud. 1997.
Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan. Jakarta: Balai Pustaka.

Arman, A. A. (2004). Teknologi Pemrosesan Bahasa Alami sebagai Teknologi


Kunci untuk Meningkatkan Cara Interaksi antara Manusia dengan Mesin1.
Azwary, F., Indriani, F., & Nugrahadi, D. T. (2016). Question Answering System
Berbasis Artificial Intelligence Markup Languange sebagai Media Informasi.
Kumpulan jurnaL Ilmu Komputer (KLIK) , 48-60

Dahria, M. (2008). Kecerdasan Buatan (Artificial Intelligence). Jurnal


SAINTIKOM, 185-196.

Direktorat kesejahteraan Anak dan Remaja. 1978. Buku Pedoman Kegiatan


Karang Taruna. Jakarta: Dirjen Rehabilitas dan Pelayanan Sosial.

Hamid S, Pancasila sebagai Ideologi dalam Berbagai Bidang Kehidupan


Bermasyarakat Berbangsa dan Bernegara, BP 7 Pusat, Jakarta, 1991.

Kansil. 1994. Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan. Jakarta: Erlangga.

H.A.W. Widjaja. 2004. Penerapan Nilai-Nilai Pancasila dan HAM di Indonesia.


Rineka Cipta.

Kansil, CST. 1994. Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945. Jakarta : Pradnya
Paramita.

Noeh. 2009. Kepemudaan. Bandung: Bumi Aksara.


TUJUAN INTERMEDIATE TRAINING

“Terbinanya Kader HmI Yang Mempunyai Kemampuan Intelektual Untuk


Memetakan Peradaban Dan Memformulasikan Gagasan Dalam Lingkup
Organisasi”.

Seorang kader yang mampu menggunakan kecerdasan nya untuk menciptakan


masa depan yang baik dan juga mampu mengabdikan diri terhadap dilingkungan
masyarakat setempat, selain itu kader HmI harus berani mengeluarkan gagasan
yang rasional sehingga misi yang di embang di dalam sebuah organisasi mampu
tercapai secara maksimal.

Anda mungkin juga menyukai