Anda di halaman 1dari 3

Biografi Muhammad Ali Pasya

By R.Nugraha Syah T.M.


XI-K

Muhammad Ali Pasha adalah seorang Gubernur Mesir yang bertugas pada masa Ottoman,
yakni antara 1805-1848. Selama menjabat sebagai gubernur itu, ia berhasil membuat
sejumlah perubahan yang membawa Mesir menjadi negara kaya dengan masyarakat yang
makmur.

Tidak hanya itu, kebijakan perluasan wilayahnya bahkan mengancam Kesultanan


Utsmaniyah. Meski berasal dari Albania, Muhammad Ali Pasha dikenal sebagai tokoh
berpengaruh yang banyak melakukan pembaruan di Mesir.

AWAL KEHIDUPAN

Muhammad Ali Pasha lahir di Kavala, Yunani, pada 4 Maret 1769. Ia merupakan putra kedua
dari Ibrahim Agha. Ibrahim Agha adalah seorang pedagang tembakau dari Albania yang juga
menjabat sebagai komandan dalam unit kecil pasukan Ottoman di Kavala. Muhammad Ali
Pasha dibesarkan oleh ibu dan paman-pamannya, karena ayahnya meninggal saat ia masih
kecil.

Pada awalnya, ia bekerja sebagai pemungut pajak di Kavala. Atas kerja kerasnya, ia ditunjuk
menjadi komandan kedua di bawah sepupunya, Sarechesme Halil Agha, di Kontingen
Relawan Kavala yang dikirim untuk menduduki Mesir setelah penarikan Jenderal Napoleon
Bonaparte. Pada 1801, pasukan Muhammad Ali Pasha kembali ke Mesir untuk melawan
serangan Prancis. Ia pun berhasil mengusir pasukan Napoleon dari Mesir di tahun yang sama.
Dalam masa kekosongan kekuasaan itu, terjadi pertikaian antara Ottoman dan Mamluk, yang
bertempur untuk berebut kekuasaan.

Selama pertempuran berlangsung, Muhammad Ali memilih berhati-hati dalam bertindak guna
mendapat dukungan dari masyarakat Mesir. Sampai akhirnya, pada 1805, Muhammad Ali
diangkat sebagai Gubernur Mesir oleh rakyat Mesir. Setelah itu, ia terus memerangi pasukan
Mamluk, hingga berhasil menghabisi para pemimpinnya dan mengusir sisa-sisa pasukan
Mamluk dari Mesir.
Selama menjabat sebagai gubernur, Muhammad Ali Pasha ingin Mesir terlepas dari
Kesultanan Utsmaniyah dan dipimpin oleh keturunannya. Untuk bisa mencapai tujuan
tersebut, maka ia menata kembali masyarakat Mesir dan membangun militer yang lebih
modern.

Berikut ini berbagai kebijakan dan pembaruan dari Muhammad Ali Pasha di Mesir.

1. Menaikkan pajak

Langkah pertama yang dilakukan Muhammad Ali adalah mengamankan aliran


pendapatan dengan menasionalisasi semua tanah Mesir. Dengan begitu, ia akan
memegang semua hasil produksi tanah di sana. Muhammad Ali juga menaikkan pajak
untuk petani, yang sebelumnya memiliki tanah di seluruh Mesir. Hal itu sengaja
dilakukan, karena jika para petani tidak mampu membayarnya, ia bisa menyita sawah
mereka.

2. Menciptakan undang-undang

Pada 1829, Muhammad Ali mengesahkan undang-undang pidana pertamanya dengan


tujuan untuk bisa mendapat kekuasaan yang lebih kuat lagi. Secara perlahan, ia
memang mengubah sistem hukum di Mesir agar lebih bisa memegang kendali atas
rakyatnya. Muhammad Ali memperbaiki peraturan alat bukti di pengadilan yang
sebelumnya tidak pernah dipakai. Selain itu, ia juga menetapkan bahwa laporan
autopsi dapat digunakan sebagai bukti penting dalam kasus hukum pidana di Mesir.
Kebijakan barunya ini terus digunakan bahkan setelah Muhammad Ali tidak lagi
menjabat sebagai Gubernur Mesir.

3. Mendirikan sekolah-sekolah

Selama memerintah mesir, Muhammad Ali Pasha banyak mendirikan sekolah. Salah
satunya sekolah kedokteran untuk perempuan. Sekolah yang didirikan oleh
Muhammad Ali Pasha pada 1832, digunakan untuk menghasilkan dokter-dokter
perempuan, yang nantinya dapat merawat perempuan dan anak-anak.
Bagi para perempuan yang mengikuti sekolah ini, mereka akan mendapat pelatihan
selama dua tahun pertama. Pelatihan yang didapat berupa kebidanan, perawatan
sebelum dan sesudah melahirkan, membalut luka, kauterisasi, vaksinasi, skarifikasi,
bekam dan obat-obatan. Selama menjalani proses pelatihan, para siswa disediakan
tempat tinggal, makanan, dan tunjangan bulanan dari negara. Selain sekolah
kedokteran untuk perempuan, Muhammad Ali Pasha juga mendirikan sekolah militer,
sekolah teknik, sekolah ketabiban, dan sekolah penerjemahan. Ia juga diketahui
mengirimkan sekitar 300 pelajar Mesir ke Eropa, terutama Paris, untuk menempuh
pendidikan.

4. Kampanye militer

Sejak menjabat sebagai gubernur, pemikiran Muhammad Ali Pasha adalah untuk
mendirikan militer bergaya Eropa. Ia pun menggunakan beberapa strategi baru untuk
memastikan keberhasilan angkatan militernya. Salah satunya dengan mengisolasi
tentara baru dari lingkungannya ke barak-barak militer. Di tempat itulah, para calon
tentara diawasi dengan ketat dan diberi hukuman untuk mendisiplinkan mereka.
Bahkan para prajurit akan diberi nomor untuk memastikan mereka melakukan
tugasnya. Setelah itu, pasukan Muhammad Ali dikerahkan untuk melakukan
kampanye militer ke Arab, Sudan, Yunani, bertempur melawan pasukan Ottoman, dan
menaklukkan Suriah.

WAFAT

Memasuki tahun 1843, kondisi kesehatan Muhammad Ali Pasha sudah tidak prima seperti
sedia kala. Ia diketahui memiliki kecenderungan paranoia dan menjadi pelupa. Kesehatannya
pun semakin menurun setelah putranya, Ibrahim, juga jatuh sakit dan kondisinya terus
memburuk.

Setelah Ibrahim meninggal, kondisi Muhammad Ali semakin parah dan akhirnya meninggal
pada 2 Agustus 1849. Jenazahnya dikebumikan di sebuah masjid megah di Benteng Kairo.

PENINGGALAN

Muhammad Ali Pasha dianggap sebagai Bapak Mesir Modern karena telah berhasil
mengubah Mesir menjadi negara yang jauh lebih modern. Selain berupaya menetapkan
keturunannya sebagai penguasa Mesir dan Sudan selama hampir 150 tahun, ia juga
menjadikan Mesir sebagai negara merdeka secara de facto.

Salah satu peninggalan spektakuler Muhammad Ali Pasha yang berpengaruh terhadap
perekonomian di Mesir adalah pembangunan sebuah terusan kuno yang menghubungkan
Alexandria dengan sungai Nil. Meskipun dalam pembangunan tersebut, ia harus melakukan
penggalian yang mengarahkan kurang lebih 100.000 petani mesir.

Anda mungkin juga menyukai