Anda di halaman 1dari 13

MUHAMMAD DALAM PENAFSIRAN ORIENTALIS

Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas kelompok mata kuliah Tafsir Orientalis
Dosen pengampu : Dr. Syafi’in Mansur, MA

Disusun Oleh
Kelompok III :
Nur Kholifah (211320002)
Ahmad Najmul Ilmi (211320035)
Tia Setiawati (211320036)

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTAN MAULANA HASANUDDIN BANTEN


FAKULTAS USHULUDDIN DAN ADAB
ILMU AL-QUR’AN DAN TAFSIR
2023

1
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan karunianya sehingga
kami dapat menyelesaikan makalah ini untuk memenuhi tugas kelompok untuk mata kuliah
Tafsir Orientalis dengan judul : “ MUHAMMAD DALAM PENAFSIRAN ORIENTALIS”.
Kami menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini tidak terlepas dari dukungan serta
bantuan dari banyak pihak yang dengan tulus memberikan doa, saran dan kritik sehingga
makalah ini dapat terselesaikan. Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata
sempurna dikarenakan terbatasnya pengalaman dan pengetahuan kami.
Oleh karena itu, kami mengharapkan segala bentuk saran serta masukan bahkan kritik yang
membangun dari berbagai pihak. Kami berharap semoga makalah ini dapat memberikan
manfaat bagi kami selaku penulis maupun pembaca.

Pandeglang, 10 Oktober 2023

Penyusun

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................................................ 2


DAFTAR ISI .............................................................................................................................. 3
BAB I ......................................................................................................................................... 4
PENDAHULUAN ..................................................................................................................... 4
A. Latar Belakang .................................................................................................................. 4
B. RUMUSAN MASALAH .................................................................................................. 5
C. TUJUAN MASALAH ....................................................................................................... 5
BAB II........................................................................................................................................ 6
PEMBAHASAN ........................................................................................................................ 6
1. Pengertian Orientalis dan Sejarah Singkat Munculnya Orientalis ..................................... 6
2. Kepribadian Nabi Muhammad Saw. .................................................................................. 7
3. Tuduhan Orientalis Terhadap Nabi Muhammad Saw......................................................... 9
4. Orientalis yang Berpandangan Positif Terhadap Nabi Muhammad Saw. ....................... 11
5. Bantahan Umat Islam Terhadap Tuduhan Orientalis Kepada Nabi Muhammad Saw. .... 11
BAB III .................................................................................................................................... 13
PENUTUP................................................................................................................................ 13
1. KESIMPULAN ................................................................................................................ 13
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................... 13

3
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Nama Ahmad atau Muhammad telah banyak di ungkapkan di dalam Al-Qur’an,1.


Telah di ungkapkan juga dalam Al-Qur’an bahwa Nabi Muhammad adalah Nabi akhir
zaman atau penutup semua risalah samawi.2 Nama Muhammad juga sudah tertera
dalam kitab suci agama-agama besar sebelum munculnya agama Islam. Hal ini dapat
terbukti dengan adanya tokoh agama yang membicarakan tentang Nabi akhir zaman.
Salah satu pendeta Kristen yaitu Bukhaira mengetahui tentang kenabian Muhammad
Saw. dengan ciri-ciri yang telah diinformasikan lewat kitab sucinya. Sejak lahir hingga
diutusnya Nabi Muhammad Saw. menjadi seorang Rasul sudah banyak
diperbincangkan oleh kaum Quraisy dengan sanjungan juga penghinaan. Sanjungan
yang diberikan kepada Nabi Muhammad Saw. sebagai seorang yang “Al-Amin” yaitu
yang dapat dipercaya, sedangkan penghinaan kepada Nabi Muhammad Saw. dianggap
sebagai tukang sihir, gila, pendusta dan sebagainya.

Tuduhan-tuduhan itu dapat terlihat dari pernyataan tokoh kafir Quraisy yaitu Al-
Walid bin Al-Mughirah yang menyatakan bahwa Nabi Muhammad adalah seorang ahli
sihir yang ilmunya bisa dipelajari. Selain itu ada juga Abu Lahab dan Abu Jahal yang
menuduh Nabi Muhammad pada hal yang tidak positif meskipun keduanya masih
saudaranya Nabi Muhammad Saw.

Berbagai macam tuduhan yang terus diberikan kepada Nabi Muhammad Saw.
meskipun Nabi Muhammad Saw. telah wafat pada lima belas abad yang lalu, berbagai
macam fitnah dan tuduhan yang negatif yang terus di lontarkan pada Nabi Muhammad
Saw. dari tokoh agama Yahudi dan Kristen serta cendekiawan Barat maupun Eropa.
Bahkan seorang Astrofisikawan Yahudi Amerika Michael H. Hart pun mendapatkan
tuduhan dari cendekiawan Eropa dan Barat karena ia mencantumkan Nabi Muhammad
sebagai tokoh nomor satu yang sangat berpengaruh di dunia. Tidak semua para
cendekiawan atau orientalis Eropa dan Barat itu setuju dengan pandangan Michael H.
Hart.

Ahmad Abdul Hamid Ghurab menegaskan bahwa mayoritas orientalis barat sejak
abad pertengahan dan era kebangkitan telah sepakat dalam memberikan sifat kepada
Nabi Muhammad Saw. yaitu tuduhan mengada-ngada wahyu, pendiri Islam, pengarang
Al- Qur’an, ahli sihir, manusia syahwati, penyeru kepada free sex, kekerasan penyiaran

1
Nama Muhammad telah disebutkan dalam Al-Qur’an sebanyak 4 kali dalam 4 surat, yaitu Ali Imran (3) : 144,
Al-Ahzab (33) : 40, Muhammad (47) : 2, dan Al-Fath (48) : 29.
2
Al-Qur’an, Al-Ahzab (33) : 40, “Muhammad itu sekali-kali bukanlah bapak dari seorang laki-laki di antara
kamu, tetapi dia adalah Rasulullah dan penutup Nabi-Nabi dan adalah Allah maha mengetahui segala sesuatu.

4
agama dengan menggunakan pedang dan sempalan- sempalan yang telah keluar dari
jaran Masehi.3

B. RUMUSAN MASALAH

Setelah pemaparan latar belakang di atas, maka dapat disimpulkan rumusan masalah
sebagai berikut :

1. Bagaimana sosok kepribadian Nabi Muhammad Saw. ?


2. Apa saja bentuk tuduhan orientalis terhadap Nabi Muhammad Saw. ?
3. Apakah ada orientalis yang berpikir positif terhadap Nabi Muhammad Saw. ?
4. Bagaimana respons umat Muslim atas tuduhan Orientalis kepada Nabi Muhammad
Saw.?

C. TUJUAN MASALAH

1. Mengetahui bagaimana sosok kepribadian Nabi Muhammad Saw.


2. Mengetahui apa saja bentuk tuduhan orientalis kepada Nabi Muhammad Saw.
3. Mengetahui apakah ada orientalis yang berpikir positif terhadap Nabi Muhammad
Saw.
4. Mengetahui respons umat muslim terhadap tuduhan kaum orientalis terhadap Nabi
Muhammad Saw.

3
Ahmad Abdul Hamid Ghurab, menyingkap tafsir orientalisme, (Jakarta Pusat Al- Kautsar, 1992) cet ke 2, hlm.
51-52

5
BAB II

PEMBAHASAN

1. Pengertian Orientalis dan Sejarah Singkat Munculnya Orientalis


Kata “orientalis” terdiri dari dua kata yaitu orient dan isme. Kata “ Orient” berasal
dari bahasa Prancis yang berarti Timur atau hal- hal yang bersifat Timur, sedangkan
kata “Isme” berasal dari bahasa Belanda yang berarti paham, ajaran, cita-cita atau sikap.
Jadi Orientalis adalah suatu paham atau sikap, yang berkehendak menyelidiki dan
mempelajari hal-hal yang berkaitan dengan bangsa-bangsa Timur dan lingkungannya.

Sejarah pertumbuhan orientalis bisa di bagi menjadi tiga bagian yaitu : (1.) pada
masa kemajuan dan kejayaan Islam di Andalusia, di mana Islam masuk ke Andalusia
pada tahun 91 H atau tahun 710 M di masa khalifah Walid bin Abdul Malik dari Dinasti
Umayyah. Islam dapat berkembang di Andalusia berkat usaha Gubernur Afrika Utara
yaitu Musa bin Nusair setelah mendapat restu dari Khalifah Walid bin Abdul Malik
untuk menaklukkan Andalusia (Spanyol). Pasukan pertama yang dikirim oleh Musa bin
Nusair sebanyak 500 pasukan tentara yang di pimpin oleh Thairf bin Malik yang
kemudian membawa kemenangan. Dari kemenangan inilah kemudian Musa bin Nusair
meneruskan perjuangannya untuk mendapatkan kekuasaan dan stabilitas di Andalusia
yang kemudian tugas ini di serahkan kepada Tharik bin Ziyad yang membawa 12.000
pasukan, kemenangan pun di raih oleh pasukan Tharik bin Ziyad pada tanggal 19 Juli
711 M dengan pasukan Roderik di dekat Muara Sungai Salado, Ibukota Kerajaan
Gothia pada waktu itu. Kemajuan-kemajuan yang telah dicapai oleh Tharik dan Musa
dengan menaklukkan beberapa wilayah di Andalusia, Musa dan Tharik pun kemudian
kembali ke Damaskus karena Khalifah Al- Walid bin Abdul Malik memanggil, karena
ia jatuh sakit sehingga pada akhirnya wafat. Kemajuan yang diperoleh umat Islam di
Andalusia itu tidak lain karena hasil kerja keras para Khalifah Bani Umayyah, terutama
pada masa kekhalifahan Abdur Rahman III ( 300-350 H / 911-961 M) yang kemudian
ia digelari dengan “ Amirul Mukminin”. Ia memimpin selama 50 tahun dan pada masa
kepemimpinannya Daulah Bani Umayyah Andalusia mencapai puncak kebesaran dan
kemegahan. Pada masa kepemimpinannya ilmu pengetahuan sangat maju. Bukan
dalam bidang Agama saja tapi juga dalam bidang filsafat, kedokteran dan ilmu pasti. Ia
juga banyak mendirikan lembaga-lembaga pendidikan yang kemudian banyak
didatangi oleh pelajar dari segala penjuru Eropa. Seperti dari Prancis , Inggris, Jerman
dan Italia. Dalam keadaan inilah di mana banyak dari mereka yang mempelajari bahasa
Arab bahkan dijadikan pelajaran di perguruan tinggi atau Universitas- Universitas di
Eropa. Saat itulah muncul orientalis di dunia Barat yang mempelajari dan
menterjemahkan bahasa Arab dari dunia Islam, dan memindahkan ilmu pengetahuan
dan filsafat dari dunia Islam ke dunia Barat tanpa adanya kecacatan dan kebencian,
terjadi apa adanya.4 (2) masa terjadinya perang salib, perang salib terjadi selama 2 abad
( 200 tahun) antara orang- orang yang beragama Kristen yang ikut perang suci itu di
wajibkan untuk memakai tanda Salib berwarna merah pada baju bagian depan dan
4
Syafi’in Mansur, Orientalisme, (Serang, Yayasan Ulumul Qur’an : 1997), hlm. 9-10.

6
bagian belakang. Perang salib terjadi dari tahun 1096-1291 yang kemudian membawa
kekalahan besar bagi agama Kristen, perang salib ini berlangsung sebanyak 8 kali
perang. Setelah selesainya perang salib yang ke-8, maka habislah cita-cita kaum salib
untuk menguasai tanah-tanah Islam dan pengalaman yang pahit bagi Kristen karena
jatuhnya kota Konstantinopel di tangan kaum muslimin. Kemudian karena kekalahan
inilah akhirnya mempengaruhi pola pikir dan tingkah laku kaum Kristen Eropa,
sehingga buku-buku dan karya-karya selalu memojokkan Islam. Bahkan Islam di
gambarkan oleh kaum orientalis Eropa sebagai musuh dan kaum kafir. Orientalis juga
berusaha untuk mengelabui kebenaran Islam dengan berbagai macam tuduhan dan
kebencian. Seperti menggambarkan Nabi Muhammad Saw. orang yang terkena
penyakit epilepsi, gila, penjahat, pendusta dan sebagainya. Oleh karena itu agama yang
di bawa oleh Nabi Muhammad itu bukanlah agama yang benar dan agama yang benar
adalah agama Kristen tang di bawa oleh Yesus Kristus, (Esiklopedia Islam.,
1994/4:56).5 (3) masa kebangkitan Eropa modern, sejak terjadinya perang salin antara
Kristen dan Islam, yang kemudian disertai juga dengan adanya buku-buku karya
orientalis yang negatif dan mengundang permusuhan. Mulai mereda setelah masa
kebangkitan Eropa modern yang diwarnai dan dijiwai oleh semangat ingin mencari
kebenaran. Pada masa ini kekuatan rasio mulai meningkat dan ditandai dengan karya
tulis yang mulai obyektif, bukan mengada-ngada. Dan dari masa inilah kemudian lahir
tokoh orientalis yang obyektif dan jujur.6

Bisa disimpulkan bahwa sejarah orientalis sebenarnya sudah muncul sejak masa
kejayaan Islam di Spanyol ( Andalusia) namun hanya sebagai pemindahan ilmu saja.
Sedangkan pada masa perang salib lebih banyak dipengaruhi dengan fanatik dan
kebencian saja. Sehingga dalam melihat Islam kurang obyektif bahkan
memutarbalikkan fakta sejarah Islam yang tidak sebenarnya.

2. Kepribadian Nabi Muhammad Saw.


Kepribadian Rasulullah sebagai suri teladan yang baik sebagaimana dalam Alquran
digambarkan Allah Swt Surat al-Ahzab ayat 21 :

‫ِيرا‬ ْ ‫ٱَّلل َو ْٱليَ ْو َم‬


َ َّ ‫ٱل َءاخِ َر َوذَك ََر‬
ً ‫ٱَّلل َكث‬ َ َّ ‫وا‬ َ ‫ٱَّلل أُس َْوة ٌ َح‬
۟ ‫سنَةٌ ِل َمن َكانَ يَ ْر ُج‬ ُ ‫لَّقَدْ َكانَ لَ ُك ْم فِى َر‬
ِ َّ ‫سو ِل‬

Artinya: "Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik
bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari
kiamat dan dia banyak menyebut Allah,"

Muhammad Said Ramadhan Al-Buthy7 menyatakan kehidupan Rasulullah Saw


memberikan kepada kita contoh-contoh yang mulia, baik sebagai pemuda Islam yang
lurus perilakunya serta terpercaya maupun sebagai dai kepada Allah dengan hikmah
dan nasihat yang baik, juga sebagai kepala Negara yang mengatur segala urusan

5
Syafi’in Mansur, Orientalisme, (Serang, Yayasan Ulumul Qur’an : 1997), hlm. 10-12.

6
Syafi’in Mansur, Orientalisme, (Serang, Yayasan Ulumul Qur’an : 1997), hlm. 13-14.

7
Muhammad Said Ramadhan Al-Buthy , Sirah Nabawiyah,cet. 17, (Jakarta: Robbani Press, 2006), hlm. 4

7
dengan cerdas dan bijaksana, sebagai suami teladan dan seorang ayah yang penuh
kasih sayang.

Al-Qurthubi8 menjelaskan bahwa kata uswah, disebut juga dengan alqudwah, yaitu
sesuatu yang diteladani. Meneladani semua perbuatannya, dan menjadikannya sebagai
hiburan dalam semua kondisi.

Berikut adalah sifat-sifat Nabi Muhammad yang menggambarkan bahwa beliau


memiliki kepribadian yang baik :

1. Shiddiq
Setiap perkataan maupun tindakan seorang nabi dan rasul adalah benar dan
jujur. Mereka menyampaikan ajaran yang diperoleh dari wahyu Allah kepada
umat manusia. Semua yang disampaikan harus benar-benar datang dari Allah.
2. Amanah
Sejak kecil Rasulullah Saw sudah memiliki sifat amanah, bahkan dia dijuluki
oleh masyarakat dengan al-Amin yang artinya dapat dipercaya. Firman Allah
Swt dalam Surat al-a’raf ayat 68. Yang artinya : “ aku menyampaikan amanat-
amanat Tuhanku kepadamu dan aku hanyalah pemberi nasehat yang terpercaya
bagimu".
3. Tabligh
“Tabligh”, artinya menyampaikan. Lawannya adalah “kitman”, artinya
menyembunyikan. Ini berarti Rasulullah Saw tidak pernah menyembunyikan
pengetahuan dan kebenaran yang diberikan kepada beliau. Firman Allah Swt
dalam Surat Al Maidah ayat 67.

Artinya : Hai rasul, sampaikanlah apa yang diturunkan kepadamu dari


Tuhanmu. dan jika tidak kamu kerjakan (apa yang diperintahkan itu, berarti)
kamu tidak menyampaikan amanat-Nya. Allah memelihara kamu dari
(gangguan) manusia. Sesungguhnya Allah tidak memberi petunjuk kepada
orang-orang yang kafir. (QS. al Maidah: 67).
4. Fathanah
Rasulullah Saw memiliki kecerdasan dalam memahami masalah umat
manusia beserta sifat-sifat mereka. Rasulullah Saw juga cerdas dalam menerima
tugas dan amanah yang diberikan kepadanya. Rasulullah Saw harus mampu
menjelaskan firman-firman Allah kepada kaumnya sehingga mereka mau masuk
ke dalam Islam. Beliau juga harus mampu berdebat dengan orang-orang kafir
dengan cara yang sebaik-baiknya.
5. Sabar
Kesabaran Rasulullah Saw diungkapkan dalam hadis berikut :
Artinya: Dari Muawiyah bin al-Hakam as-Sulami dia berkata, "Ketika aku
sedang shalat bersama-sama Rasulullah shallallahu'alaihiwasallam, tiba-tiba
ada seorang laki-laki dari suatu kaum bersin. Lalu aku mengucapkan,
'Yarhamukallah (semoga Allah memberi Anda rahmat) '. Maka seluruh jamaah
menujukan pandangannya kepadaku." Aku berkata, "Aduh, celakalah ibuku!
Mengapa Anda semua memelototiku?" Mereka bahkan menepukkan tangan

8
Abi Abdullah Ahmad al-Anshari al-Qurthubi, al-Jami’ li Ahkam al-Qur’an, juz 7, (Beirut: Libnan Dar al-Ilmiyyah,
1993), hlm. 102

8
mereka pada paha mereka. Setelah itu barulah aku tahu bahwa mereka
menyuruhku diam. Tetapi aku telah diam. Tatkala Rasulullah
Shallallahu'alaihiwasallam selesai shalat, Ayah dan ibuku sebagai tebusanmu
(ungkapan sumpah Arab), aku belum pernah bertemu seorang pendidik sebelum
dan sesudahnya yang lebih baik pengajarannya daripada beliau. Demi Allah!
Beliau tidak menghardikku, tidak memukul dan tidak memakiku. Beliau
bersabda, 'Sesungguhnya shalat ini, tidak pantas di dalamnya ada percakapan
manusia, karena shalat itu hanyalah tasbih, takbir dan membaca al-Qur'an.' (HR.
Muslim).9
6. Pemaaf
Rasulullah Saw memiliki sifat pemaaf, sebagaimana diungkapkan dalam hadis
berikut:

Artinya: Telah menceritakan kepada kami Abu Al Yaman berkata, telah


mengabarkan kepada kami Syu'aib dari Az Zuhri berkata, telah mengabarkan
kepadaku 'Ubaidullah bin 'Abdullah bin 'Utbah bin Mas'ud bahwa Abu Hurairah
berkata, "Seorang 'Arab badui berdiri dan kencing di Masjid, lalu orang-orang
ingin mengusirnya. Maka Nabi shallallahu 'alaihi wasallam pun bersabda kepada
mereka: "Biarkanlah dia dan siramlah bekas kencingnya dengan setimba air, atau
dengan sumber air, sesungguhnya kalian diutus untuk memberi kemudahan dan
tidak diutus untuk membuat kesulitan." (HR. Bukhari).10
7. Lemah lembut
Firman Allah Swt dalam Surat Ali Imran ayat 159, yang artinya : Sekiranya
kamu bersikap keras lagi berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari
sekelilingmu.

Ibnu Katsir11 menyatakan maksud ayat tersebut adalah jika bahasamu buruk
dan kasar hati kepada mereka, niscaya mereka menjauhkan diri dan
meninggalkanmu.

3. Tuduhan Orientalis Terhadap Nabi Muhammad Saw.


Berikut adalah tuduhan -tuduhan Orientalis terhadap Nabi Muhammad Saw.

1. Muhammad sebagai syetan


Nabi Muhammad di anggap sebagai syetan sebagaimana yang telah dituduhkan
oleh Nicetes Of Byzantium (842-912) sebagai seorang orientalis Kristen yang tidak
suka kepada Nabi Muhammad Saw. dengan pernyataan bahwa Muhammad sungguh-
sungguh hendak menghancurkan Agama Kristen dengan bantuan kekuatan syetan.
Muhammad adalah Nabi palsu dan pelaku dosa yang dapat menyesatkan manusia
dengan cara merampas kitab suci dan menjanjikan manusia dengan kehidupan yang
mudah, memanjakan manusia dengan kelakuan buruk dan menggunakan kekerasan
untuk menundukkan lawannya dalam menerima ajarannya.12 Pandangan ini kemudian
dikuatkan oleh Petere the Venerable (1094-1156) yang menyatakan bahwa Nabi
Muhammad tidak memenuhi kriteria sebagai seorang Nabi karena tidak menunjukkan

9
Abi Husain Muslim ibn Al-Hajjaj. Shahih Muslim. (Beirut: Dar al-kutub al-ilmiyyah,t.th), Juz 1, hlm. 381
10
Abu Abdillah Muhammad ibn Ismail, Ismail, Shahih al-Bukhari (Beirut: Dar al-Fikri, 2005), Juz 1 , hlm. 61
11
Ismail Ibnu Katsir, Tafsir Alquranal-Azim, Jilid 1, (Beirut: Dar al-Kutub al-Ilmiyyah, 1999), hlm. 400
12
Alwi Shihab, Membedah Islam di Barat, ( Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2004), cet. Ke -1, hlm. 57.

9
mukjizat dan ramalan-ramalan tepat sebagai syarat seorang Nabi dan kitab sucinya
merupakan karya “ diabolical Muhammad” yang berarti Muhammad dipengaruhi
syetan karena Muhammad telah meracuni kaummnya dengan ajaran sesat.

Kedua orientalis ini, sama-sama menganggap Nabi Muhammad sebagai syetan


yang dapat menyesatkan manusia yang mengakui dirinya sebagai Nabi yang
membawa kitab suci sebagai sumber pedoman bagi kaumnya. Walaupun tudingan
tersebut tanpa argumentasi yang jelas, tetapi karena kebencian ketakutan dan
permusuhan yang diberikan oleh tokoh-tokoh orientalis Kristen untuk menyerang
Nabi Muhammad Saw, yang terus menerus mendapatkan simpati dari manusia yang
mempercayai kebenaran ajaran Muhammad Saw.

2. Muhammad sebagai penipu

John Calvin (1509-1564) sebagai orientalis Kristen menyatakan Nabi


Muhammad Saw. sebagai pembohong dan musuh Yesus. Philip K. Hitti yang
merupakan orientalis Kristen asal Libanon, menyatakan bahwa Muhammad adalah
seorang penipu yang lihai.

Tudingan John Calvin dan Philip K. Hotti terhadap Nabi Muhammad Saw. di
katakan pula oleh kaum orientalis, seperti Nicholas Doukuz, Hotenger, Beiblender,
Brued dan Hieves bahwa Muhammad adalah pendusta, Islam sama seperti ulah
syetan dan Al-Qur’an dari awal sampai akhir hanyalah sebuah kepalsuan.

3. Muhammad sebagai free seks

Tudahan orientalis terhadap Nabi Muhammad sebagai free seks tidak beralasan
karena beliau tidak melakukan itu. Bahkan Mahmoud Hamdi Zaqzouq menyatakan
dengan tegas bahwa Muhammad adalah seorang pengumbar syahwat, sangat tidak
mungkin seorang Muhammad Saw, yang pada masa remajanya dikenal sebagai
pemuda yang sangat menjaga kehormatan diri, ketika mencapai usia lebih dari
setengah abad tiba-tiba berubah menjadi seorang pemuja seks Padahal, seandainya
ia mau, kesempatan untuk mengumbar syahwat dapat dilakukannya sewaktu masih
muda dan gagah, sebagaimana banyak dilakukan oleh pemuda-pemuda Quraisy
seusianya. Hujatan dan tuduhan bahwa Nabi Saw, sebagai pemuja seks juga semakin
tal masuk akal pada saat diketahui, bahwa di antara istri-istri yang dinikahinya dalam
status gadis hanyalah Aisyah ra seorang. Selebihnya adalah para janda. Selain itu,
beliau menikahinya karena alasan kemanusiaan yang luhur atau karena faktor yang
berkaitan dengan hukum syariat tak seorang pun dari mereka dinikahi karena
dorongan nafsu syahwat dan pemuasan seks.

4. Muhammad sebagai pembuat wahyu

Goldziher, Margelot menyatakan bahwa Al-Qur’an adalah perkataan,


Muhammad sendiri yang sering mengganti dan merubahnya sesuai dengan keadaan
situasi dakwah dan kondisi lingkungannya. Yang kemudian tuduhan ini di kuatkan
dengan pernyataan George Sale ( 1697-1736) sebagai seorang orientalis yang berasal
dari Inggris, bahwa Muhammad tidak lain adalah pengarang Al-Qur’an itu sendiri,
yang dalam penyusunannya di bantu oleh orang lain.

10
4. Orientalis yang Berpandangan Positif Terhadap Nabi Muhammad Saw.
Mister Snack [1831-1883] adalah seorang orientalis Amerika yang menyatakan
bahwa Muhammad lahir 5750 tahun sesudah Al-Masih. Tugasnya untuk mencerdaskan
umat manusia, mendidik mereka dengan kaidah-kaidah dasar akhlak yang utama,
mengembalikan keyakinan mereka kepada Allah Yang Maha Esa, dan dengan adanya
kehidupan sesudah kehidupan di dunia ini. Pemikirannya menimbulkan lompatan yang
jauh ke depan dalam dunia ini, telah berjasa membebaskan akal manusia dari ikatannya
yang erat yang selama ini terpenjara dalam kuil-kuil di bawah kekuasaan para pendeta.
Muhammad berhasil menghapus semua lukisan yang terdapat dalam tempat
peribadatan dan membatalkan semua patung yang dipahat sebagai zat mutlak sang
Pencipta, sehingga berhasil juga dan membebaskan pikiran manusia dari suatu akidah
penjelmaan yang kaku dan kasar."

Harun Marcos [1812-1887] adalah seorang orientalis Amerika ahli dalam ilmu
filsafat, menyatakan bahwa Rasulullah yang pemurah itu, para sahabat, para khalifah
dan pemimpin Islam dahulunya melakukan kewajibannya dengan amanah dan cermat,
sesuai dengan ajaran syariat yang mulia yang dibawa Muhammad Pada waktu itu, tidak
ada dukung mendukung dan partai-partai, akan tetapi sebaliknya bahwa pemerintahan
Islam pada waktu itu memiliki seluruh kaum muslimin secara utuh, sebagai suatu
kebersamaan yang terjalin erat. Berbicara dengan benar, mewakili lidah seluruh kaum
muslimin. Tiap-tiap muslimin mendukung menjadi kewajiban mereka semua untuk ikut
merasakan derita yang dialami oleh saudaranya yang lain. Keadilan Muhammad
mencap semua anggota kaum Muslimin. Muhammad adalah seorang pemimpin,
seorang panglima dan sekaligus seorang politikus dalam arti kata kepemimpinan politik
yang paling mulia dan agung nampak dalam potretnya yang paling indah yang pernah
dikenal manusia.

Edwar Gibbon [1737-1754] adalah seorang orientalis Inggris Inggris ahli dalam
bidang filsafat, menyatakan bahwa aqidah Muhammad adalah benar dan penuh
toleransi. Aqidah yang melintas logika akal pikiran manusia, baik untuk era sekarang
maupun pada masa yang akan datang. Oleh karena itu, tidak ada yang bisa kita lakukan
selain mengakui kebenaran aqidah yang diserukan Muhammad.

5. Bantahan Umat Islam Terhadap Tuduhan Orientalis Kepada Nabi Muhammad Saw.
Banyak cendekiawan Muslim yang membantah atas tuduhan orientalis kepada
Nabi Muhammad Saw. dengan tuduhan yang tidak memiliki alasan yang kuat, namun
hanya karena kebencian , dendam dan permusuhan kepada umat Islam. Hal ini,
dikuatkan dengan pandangan Ahmad Abdul Hamid Ghurab, bahwa mayoritas orientalis
Barat, baik penulis atau sejarawannya, sejak abad pertengahan dan era kebangkitan
telah sepakat dalam memberikan sifat kepada Rasulullah Saw. dengan tuduhan dusta
belaka. Tuduhan itu berkisar bahwa Rasulullah Saw adalah pendusta, mengada-ada
wahyu, pendiri Islam, pengarang Al- Qur'an. Bahkan mereka sepakat menisbatkan
Islam kepada beliau seraya menamakannya "Muhammadisme" menyamakan dengan
nama Masehi karena nisbat kepada Al-Masih. Dari sinilah merembetnya tuduhan dusta
yang lebih keji, antara lain memberinya julukan sebagai ahli sihir, manusia syahwati,
penyeru kepada free sex, kekerasan, menyiarkan ajarannya dengan pedang, serta
menyatakan bahwasanya Islam adalah sempalan yang telah keluar dari ajaran Masehi.

11
Begitu pula, Latifah Ibrahim Khadhar menegaskan bahwa studi orientalis secara
bulat mengingkari dan dengan sengaja merusak citra kenabian Nabi Muhammad Saw.
Studi ini lahir dari kepala-kepala teolog. Studi itu mengkaji Nabi Muhammad Saw.
namanya, sifatnya, kepribadiannya dan hubungan beliau dengan orang-orang di
sekitarnya. Namun mereka melakukan studi itu dengan penuh kritikan dan distorsi.
Mereka membuat gambar imajinatif yang sangat bermusuhan dan mereka mengatakan
bahwa Rasulullah adalah penipu, pemalsu, pendusta dan orang yang gila sex. Menurut
mereka risalah Rasulullah penuh khurafat dan khayalan.

Berbagai bentuk tuduhan kepada Nabi Muhammad Saw, yang dituduhkan oleh
kaum Orientalis tersebut, maka dikritik oleh Syaikh Abdul Mahmud bahwa banyak
orientalis yang dinilainya menggunakan logika dan budaya mereka dalam memahami
sirah Nabi Saw. sehingga mereka menjadikan Nabi Muhammad Saw. dalam berbahasa
berfikir ala Jerman kalau penulisnya sirahnya berbangsa Jerman, Italia bila penulisnya
orang Italia, demikian seterusnya sehingga gambaran tentang Nabi Muhammad berbeda
dan berubah dengan perubahan warga negara penulis sirahnya."

Kesalahan-kesalahan kajian Orientalis terhadap Nabi Muhammad Saw. karena


mereka hanya mengambil dari kajian-kajian orientalis yang tidak secara ilmiah tentang
kepribadian Nabi Muhammad Saw. Hal ini, ditegaskan oleh M. Quraish Shibah bahwa
kesalahan-kesalahan lain yang muncul adalah tidak memahami kondisi obyektif masa
Nabi, lalu berusaha menganalisis dan menilai berdasarkan kondisi obyektif penulis dan
situasi sosial budaya masanya. Ini dapat diperparah oleh subjektifitas penulisnya.

Bahkan Irena Handono menegaskan bahwa semua bentuk penghinaan dan tekanan
itu terjadi pada saat orang-orang gagal membantah kebenaran agama Islam. Tuduhan
bahwa Nabi Muhammad Saw. itu gila yang pernah mereka lontarkan, tidak terbukti,
sebab semua orang tahu bahwa beliau tidak gila. Tuduhan bahwa beliau penyihir, juga
tidak terbukti, sebab sama sekali tidak ada kemiripan dengan penyihir. yang dituduhkan
itu, secara ilmiah tidak bisa membantah kebenaran Islam dan kenabian Muhammad
Saw. Orang-orang itu mulai melakukan apa saja dengan segala cara, dengan tujuan
membuat orang berpaling dari agama Islam, maka mulailah pelecehan dan fitnah
mereka kepada hal-hal yang bersifat pribadi. Namun masih banyak tokoh-tokoh Barat
dan non muslim yang obyektif memberikan opininya tentang sosok Muhammad
Rasulullah Saw. dengan penghargaan yang luar biasa kepada Nabi Muhammad Saw.

12
BAB III

PENUTUP

1. KESIMPULAN
Nabi Muhammad Saw. adalah manusia yang sempurna, Nabi dan Rasul yang agung, serta
tokoh sejarah yang paling berpengaruh di dunia. Namun Nabi Muhammad banyak sekali di
fitnah, di caci, di musuhi oleh kaum orientalis.
Orientalis adalah suatu paham atau sikap, yang berkehendak menyelidiki dan mempelajari
hal-hal yang berkaitan dengan bangsa-bangsa Timur dan lingkungannya. Tuduhan yang
dilontarkan oleh orientalis kepada Nabi Muhammad Saw. kepada Nabi Muhammad tidak lain
karena kebencian ketakutan dan permusuhan yang diberikan oleh tokoh-tokoh orientalis
Kristen untuk menyerang Nabi Muhammad Saw, yang terus menerus mendapatkan simpati dari
manusia yang mempercayai kebenaran ajaran Muhammad Saw. walaupun tuduhan tuduhan
kaum orientalis itu tanpa argumentasi yang jelas. Tuduhan yang diberikan kaum orienalis
kepada Nabi Muhammad seperti, menuduh Muhammad seperti syetan, pembuat Al-Qur’an,
gila, free sex, tukang sihir, pendusta dan sebagainya. Namun demikian tidak semua kaum
orientalis memberikan tuduhan-tuduhan seperti itu kepada Nabi Muhammad Saw. ada sebagian
orientalis yang berpendapat jujur dan berpandangan positif terhadap Nabi Muhammad Saw.

DAFTAR PUSTAKA

Mansur, Syafi’in. 1997, orientalisme. ( Serang : Yayasan Ulumul Qur’an.)


Mansur, Syafi’in. 2014, Memetakan Tuduhan Orientalis Terhadap Nabi Muhammad Saw.
(Banten : Lembaga Penelitian dan Pengembangan Masyarakat UIN Banten).
Ahmad Abdul Hamid Ghurab, 1992. menyingkap tafsir orientalisme, (Jakarta Pusat : Al-
Kautsar).
‘Aidh Abdullah Al- Qarny, Muhammad ka annaka tara. ( Jakarta : Cakrawala Publishing ,
2005).

13

Anda mungkin juga menyukai