Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

ULUMUL HADIST
Inkar Sunnah Dan Orientalisme
Dosen Pengempuh : Bpk. Muhammad Irfan, S. Hd., M. Ag.

Disusun Oleh kelompok :


Anggi
Amanda Patresilia ( 12103012 )

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) PONTIANAK


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
PRODI EKONOMI SYARIAH
TAHUN AKADEMIK 2022/2023
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT berkat limpahan rahmat dan
karunianya kami dapat menyusun dengan baik dan tepat pada wktunya. Dalam makalah ini
kami membahas SEJARAH KERAJAAN-KERAJAAN ISLAM DI ASIA TENGGAR
(MALAKA DAN NUSANTARA).
Ada pun tujuan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas dari dosen mata kuliah
SEJARAH PERADABAAN ISLAM. Selain itu, makalah ini juga kami tulis bertujuan untuk
memahami dan menguasai Sejarah Kerajaan-Kerajaan Islam di Asia Tenggara ( Malaka dan
Nusanrtara) bagi para pembaca maupun bagi penulis.
Kami ucapkan terima kasih kepada dosen yang telah memberikan tugas ini sehingga
kami dapat menambah wawasan dan pengetahuan sesuai dengan bidang studi tersebut.
Kami menyadari, makalah yang kami tulis ini masih jauh dari kata sempurna . Oleh
karena itu, kritik dan saran teman-teman akan membangunkan kami demi kesempurnaan
makalah ini.

Pontianak, 09 Oktober 2022

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..............................................................................................................2

DAFTAR ISI.............................................................................................................................3

BAB I.........................................................................................................................................3

PENDAHULUAN.....................................................................................................................4

A. Latar Belakang..............................................................................................................4

B. Rumusan Masalah.........................................................................................................4

C. Tujuan Masalah............................................................................................................5

BAB II.......................................................................................................................................6

PEMBAHASAN.......................................................................................................................6

A. Pengertian Inkar Sunnah.............................................................................................6

B. Sejarah Inkar Sunnah...................................................................................................7

C. Pokok-pokok ajaran Inkar Sunnah.............................................................................8

D. Argumen-Argumen Para Pengingkar Sunnah...........................................................9

E. Kelompok – kelompok Pengingkar Sunnah.............................................................10

F. Kelemahan Inkar Sunnah Menurut Ahlu Sunnah..................................................11

G. Dalil-Dalil Inkar Sunnah............................................................................................12

BAB III....................................................................................................................................14

PENUTUP...............................................................................................................................14

A. Kesimpulan..................................................................................................................14

B. Saran.............................................................................................................................14

DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................................15
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Hadits Nabi saw telah disepakati oleh mayoritas ulama dan umatIslam sebagai
sumber kedua ajaran Islam setelah kitab suci Al-Qur’an. Berbeda dengan Al-Qur’an
yang semua ayat-ayatnya disampaikanoleh Nabi secara mutawatir dan telah
ditulis serta dikumpulkan sejak "aman Nabi masih hidup, serta dibukukan secara resmi sejak
"aman khalifah Abu Bakar al-Shiddiq sebagian besar hadis Nabi SAW
tidaklah diriwayatkan secara mutawatir dan pengkodifikasiannya pun baru dilakukan pada
masa khalifah U'mar bin Abdul Azisz salah seorang khalifah Bani 'mayyah.

Hal yang disebutkan terakhir didukung oleh beberapa faktorlainnya,


oleh sekelompok kecil (minoritas) umat Islam dijadikan sebagai alasan untuk menolak
otoritas hadis-hadis Nabi saw sebagai hujjah atau sumber ajaran Islam yang wajib ditaati dan
diamalkan.Dalam wacana ilmu hadist dikenal dangan kelompok ingkar as-sunnah.

  Ingkar as-sunnah adalah sebuah sikap penolakan terhadap sunnah Rasull baik
sebagian maupun keseluruhannya. Bahkan dari ariargumennya bahwa Nabi Muhammad tidak
berhak sama sekali untuk menjelaskan Al-Quran kepada umatnya. Nabi Muhammad hanya
bertugas untuk menerima wahyu dan menyampaikan wahyu itu kepada para pengikutnya, di
luar hal tersebut nabi Muhammad tidakmemiliki wewenang.
Mengesampingkan, apalagi menafkan kedudukan sunnah sebagai wahyu, berarti memenggal
pilar utama yang menyangga tegaknya ajaran Islam itu sendiri dan sekaligus menolak fungsi
ke-Nabi-an Muhammad SAW.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana Pengertian Inkar Sunnah dan Orientalisme ?
2. Bagaimana tentang sejarah Inkar Sunnah ?
3. Bagaimana pokok-pokok dan Argumen para Inkar sunnah?
4. Bagaimana isi dari dalil-dalil Inkar sunnah?

C. Tujuan Masalah
1. Untuk memahami tentang pengertian Inkar Sunnah dan Orientalisme.
2. Untuk mengetahui tentang sejarah Inkar Sunnah pada masanya.
3. Untuk mengetahui tentang isi dari pokok-pokok ajaran dan arrgumen para
pengingkar Inkar sunnah.
4. Untuk memahami isi dari dalil-dalil Inkar sunnah.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Inkar Sunnah

a) Secara Bahasa
Kata Inkar Sunnah terdiri dari dua kata yaitu ”Inkar” dan ”Sunnah”. Kata Inkar
berasal dari kata bahasa Arab: ‫ اٳﻧﲀرﻳﻧﻜﺮٲ ﻧﻜﺮ‬yang mempunyai arti diantaranya ”Tidak
mengakui dan tidak menerima baik di lisan dan di hati, bodoh atau tidak mengetahui
sesuatu (antonim kata al-’irfan, dan menolak apa yang tidak tergambarkan dalam hati.”
Singkatnya, ”Inkar” secara etimologis berarti menolak, tidak mengakui, dan tidak
menerima sesuatu, baik lahir dan batin atau lisan dan hati yang dilatar belakangi oleh
faktor ketidaktahuannya atau faktor lain misalnya karena gengsi, kesombongan,
keyakinan, dan lain-lain. Sedangkan kata ”sunnah” menurut bahasa adalah jalan yang
dijalani, baik terpuji atau tidak. Sesuatu yang sudah tradisi atau menjadi kebiasaan
dinamai sunnah, walaupun tidak baik.
Bisa jadi orang yang mengingkari sunnah sebagai hujjah di kalangan orang yang
tidak banyak pengetahuannya tentang ulum hadis. Orang yang menolak sunnah sebagai
hujjah dalam beragama oleh umumnya ahli hadis disebut ahli bid’ah dan menuruti hawa
nafsunya.

b) Secara Istilah
Definisi Inkar Sunnah yang sifatnya masih sangat sederhana pembatasannya adalah
sebagai berikut:
1. Paham yang timbul dalam masyarakat Islam yang menolak hadis atau sunnah
sebagai sumber ajaran Islam setelah Alquran.
2. Suatu paham yang timbul pada sebagian minoritas umat Islam yang menolak dasar
hukum Islam dari sunnah shahih baik sunnah praktis atau yang secara formal
dikodifikasikan para ulama, baik secara totalitas mutawâtir maupun âhâd atau
sebagian saja, tanpa ada alasan yang dapat diterima.
Dari definisi di atas dapat kita pahami bahwa Inkar Sunnah adalah paham atau
pendapat perorangan atau paham kelompok, bukan gerakan dan aliran. Paham Inkar
Sunnah bisa jadi menolak keseluruhan sunnah baik sunnah mutawâtirah dan âhâd atau
menolak yang âhâd saja dan atau sebagian.

Demikian pula penolakan sunnah tidak didasari alasan yang kuat, jika dengan alasan
yang dapat diterima oleh akal sehat, seperti seorang mujtahid yang menemukan dalil
yang lebih kuat daripada hadis yang ia dapatkan, atau hadis itu tidak sampai kepadanya,
atau karena ke dhaifannya, atau karena ada tujuan syar’i yang lain,maka tidak
digolongkan Inkar Sunnah.

c) Pengertian sunnah menurut muhaditsin


Sunnah menurut muhaditsin ialah: segala sesuatu yang dinukilkan dari Nabi Saw,
baik berupa perkataan, perbuatan, maupun berupa taqrir, pengajaran, sifat, kelakuan,
perjalanan hidup baik yang demikian itu sebelum Nabi Saw, maupun sesudahnya.

B. Sejarah Inkar Sunnah


Sejarah perkembangan Inkar Sunnah hanya terjadi pada dua masa yaitu masa klasik
dan masa modern. Sedangkan pada masa pertengahan Inkar Sunnah tidak muncul
kembali, kecuali Barat mulai meluasakan kolonialismenya ke negara-negara Islam
dengan menaburkan fitnah dan mencoreng citra agama Islam.
a. Inkar Sunnah Klasik
Inkar Sunnah klasik terjadi pada masa Imam Asy-Syafi’i (w. 204 H.) yang menolak
kehujjahan sunnah dan menolak sunnah sebagai sumber hukum Islam baik mutawâtir
atau âhâd. Imam Syafi’i yang dikenal sebagai Nâshir As-Sunnah (pembela Sunnah)
pernah didatangi oleh orang yang disebut sebagai ahli tentang madzhab teman-temannya
yang menolak seluruh sunnah, baik mutawâtir atau âhâd. Ia datang untuk berdiskusi dan
berdebat dengan Asy-Syafi’i secara panjang lebar dengan berbagai argumentasi yang ia
ajukan. Namun semua argumentasi yang dikemukakan orang tersebut dapat ditangkis
oleh Asy-Syafi’idengan jawaban yang argumentatif, ilmiah, dan rasional sehingga
akhirnya ia mengakui dan menerima sunnah Nabi. Muhammad Abu Zahrah
berkesimpulan bahwa ada tiga kelompok pengingkar sunnah yang berhadapan dengan
Asy-Syafi’i, yaitu:
1) Menolak sunnah secara keseluruhan, golongan ini hanya mengakui Alquran saja
yang dapat dijadikan hujjah.
2) Tidak menerima sunnah kecuali yang semakna dengan Alquran.
3) Hanya menerima sunnahmutawâtir saja dan menolak selain mutawâtir yakni sunnah
âhâd.
Inkar Sunnah klasik diawali akibat konflik internal umat Islam yang dikobarkan oleh
sebagian kaum Zindik yang berkedok pada sekte-sekte Islam, kemudian diikuti oleh para
pendukungnya dengan mencaci para sahabat dan melemparkan hadits palsu. Inkar
sunnah klasik hanya terdapat di Bashrah Irak karena ketidaktahuannya tentang
kedudukan sunnah dalam syari’ah Islam, tetapi setelah diberikan penjelasan akhirnya
menerima kehujahannya.
b. Inkar Sunnah Modern
Inkar Sunnah modern muncul di Mesir pada abad 20 M. Penyebab utamanya adalah
akibat pengaruh kolonialisme yang semakin dahsyat sejak awal abad 19 M di dunia
Islam, terutama di India setelah terjadi pemberontakan melawan colonial Inggris 1857
M. Berbagai usaha-usaha yang dilakukan kolonial untuk pendangkalan ilmu agama dan
umum, penyimpangan aqidah melalui pimpinan-pimpinan umat Islam dan tergiutnya
mereka terhadap teori-teori Barat untuk memberikan interpretasi hakekat Islam.

C. Pokok-pokok ajaran Inkar Sunnah


Pada umumnya, setiap kelompok keagamaan memiliki pemikiran sebagai ajaran
utamanya. Hal ini juga menjadi ciri lain yang mempertegas eksistensi kelompoknya.
Demikian juga dengan kelompok Inkar Sunnah. Kelompok ini memiliki ajaran utama
yang dijadikan landasan pelaksanaan keberagamaan mereka.
Adapun ajaran-ajaran pokok dari Inkar Sunnah adalah sebagai berikut:
a. Tidak percaya kepada semua hadis Rasulullah SAW. Menurut mereka itu karangan
Yahudi untuk menghancurkan umat Islam.
b. Dasar hukum Islam hanya Alquran saja.
c. Syahadat mereka Isyhadû bi annâ muslimûn.
d. Shalat mereka bermacm-macam, ada yang dua roka’at-dua roka’at dan ada yang
hanya diingat saja.
e. Puasa wajib hanya bagi orang yang melihat bulan saja, kalau seorang saja yang
melihat bulan, maka dialah yang wajib berpuasa.
f. Haji boleh dilakukan selama 4 bulan haram, yaitu: Muharram, Rajab, Zulqa’idah,
dan Zulhijjah.
g. Pakaian ihram adalah pakaian Arab dan merepotkan. Maka pada waktu haji boleh
mengenakan celana panjang dan baju biasa serta memakai jas/dasi.
h. Rosul tetap di utus sampai hari kiamat.
i. Nabi Muhammad tidak berhak menjelaskan tentang kandungan isi Alquran
j. Orang yang meninggal dunia tidak dishalati karena tidak ada perintah dalam
Alquran.

Seperti itulah ajaran pokok Inkar sunnah yang intinya menolak ajaran sunnah yang
dibawa Rasulullah SAW dan hanya menerima Alquran secara terpotong-potong.

D. Argumen-Argumen Para Pengingkar Sunnah


Cukup banyak argumen yang dikemukakan oleh mereka yang berpaham inkar al-
sunnah. Baik mereka yang hidup pada zaman al-Syafi’I maupun yang hidup pada zaman
sesudahnya. Pengelompokkan tersebut berupa argumen naqli dan non-naqli. Berikut
penjelasannya:
1. Argumen Naqli
Argumen Naqli tidak hanya berupa ayat Alquran saja, tetapi berupa sunnah dan
hadis Nabi. Sungguh ironis bahwa mereka menggunakan sunnah sebagai argumen untuk
membela paham mereka. Para pengingkar sunnah yang mengajukan argumen seperti itu
adalah orang-orang yang berpendapat bahwa Nabi Muhammad SAW tidak berhak
menjelaskan Alquran kepada umatnya.
2. Argumen Non-naqli
Pengertiannya adalah argumen-argumen yang tidak berupa ayat Alquran atau hadis-
hadis. Argument-argumen yang diajukan yang terpenting adalah sebagai berikut:
a) Alquran diwahyukan kepada Nabi Muhammad melalui perantara malaikat Jibril
dalam bahasa Arab. Orang yang memiliki pengetahuan Bahasa Arab akan dengan
mudah mampu memahami Alquran tanpa bantuan penjelasan hadis Nabi.
b) Umat Islam mengalami kemunduran karena mengalami perpecahan. Perpecahan itu
dikarenakan hadis Nabi. Jadi agar umat Islam maju maka umat Islam harus
meninggalkan hadis Nabi.
c) Asal mula hadis Nabi yang dihimpun dalam kitab-kitab hadis adalah dongeng
semata. Dinyatakan seperti itu karena hadis muncul setelah Nabi wafat.
d) Menurut dokter Taufik Sidqi, tiada satupun hadis yang dicatat pada zaman Nabi.
Pencatatan hadis Nabi terjadi stelah Nabi wafat. Dalam masa tidak tertulisnya hadis
itu, manusia berpetualang untuk mempermainkan dan merusak hadis sebagaimana
yang telah terjadi.
e) Kritik sanad yang terkenal dalam ilmu hadis sangat lemah untuk menentukan
kesahihan hadis.

E. Kelompok – kelompok Pengingkar Sunnah


Dalam perkembangannya, inkar sunnah hidup dengan pemikiran yang tidak seragam
(heterogen). Jika dianalisa, terdapat beberapa kelompok. Kelompok pertama, adalah
kelompok yang menolak hadits-hadits Rasullah SAW sebagai hujjah secara keseluruhan.
Argumentasi kelompok pertama ini dalam menolak hadits sebagai sumber kedua ajaran
islam adalah sebagai berikut:
1. Al-qur’an di turunkan oleh Allah SWT. Dalam bahasa arab dengan menggunakan
bahasa arab yang baik, maka Al-Qur’an akan dapat difahami dengan baik tanpa
bantuan penjelasan dari hadits-hadits Rasullah SAW.
2. Al-Qur’an sebagaimana disebutkan Allah SWT. Adalah penjelas segala sesuatu
(Q.S. An-Nahl 16: 89). Artinya: “(dan ingatlah) akan hari (ketika) Kami bangkitkan
pada tiap-tiap umat seorang saksi atas mereka dari mereka sendiri dan Kami
datangkan kamu (Muhammad) menjadi saksi atas seluruh umat manusia. dan Kami
turunkan kepadamu Al kitab (Al Quran) untuk menjelaskan segala sesuatu dan
petunjuk serta rahmat dan kabar gembira bagi orang-orang yang berserah diri”.
Hal ini mengandung arti bahwa penjelasan Al-Qur’an telah mencangkup segala
sesuatu yang diperlukan oleh umat manusia. Dengan demikian maka tidak perlu lagi
penjelasan yang lain bagi Al-Qur’an.
3. Hadits-hadits Rasullah sampai kepada kita melalui suatu proses periwayatan yang
tidak dijamin bersih dari kekeliruan, kesalahan dan bahkan kedustaan terhadap
Rasullah SAW. Boleh karena itu, nilai kebenarannya tidak meyakinkan (Zhanni).
Karena status ke-zhanni-an ini, maka hadits tersebut tidak dapat dijadikan sebagai
penjelasan (mubayyin) bagi Al-Qur’an yang diyakini kebenarannya (qath’i).
Dari ketiga argumen ini mereka menolak otoritas hadits-hadits Rasullah SAW
sebagai hujjah dan sumber kedua ajaran islam. Dengan demikian, dalam prinsip mereka
sunnah tidak perlu ditaati dan siamalkan. Sumber satu-satunya ajaran islam  bagi mereka
adalah Al-Qur’an.
Kelompok kedua, adalah kelompok yang menolak hadits-hadits Rasullah SAW yang
kandungannya tidak disebutkan dalam Al-Qur’an, baik secara implisit maupun eksplisit.
Ini berarti hadits-hadits tidak punya otoritas untuk menentukan hukum baru, diluar yang
disinggung Al-Qur’an. Argumentasi yang dikemukakan oleh kelompok kedua ini sama
dengan yang dikemukakan oleh kelompok pertama, yakni bahwa Al-Qur’an telah
menjelaskan segala sesuatu yang berhubungan dengan  ajaran-ajaran Islam.
Kelompok ketiga, dari inkar sunnah adalah mereka yang hanya menerima hadits-
hadits mutawâtir sebagai hujjah dan menolak kehujjahan hadits-hadits âhâd, sekalipun
ada diantara hadits-hadits âhâd ini memenuhi syarat-syarat shahih. Alasan utama yang
mereka kemukakan adalah karena hadits âhâdini memenuhi syarat-syarat shahih. Alasan
yang mereka kemukakan adalah karena hadits-hadits âhâditu bernilai dzanni al-
wurud(proses Penukilannya tidak meyakinkan).
Dengan demikian kebenaran yang datang dari Rasullah SAW tidak dapat diyakini
sebagaimana hadits mutawâtir. Menurut mereka, urusan agama haruslah didasarkan pada
dalil qat’i yang disepakati kebenarannya. Dalil qat’i yang diterima semua umat dan
diyakini kebenarannya hanyalah Al-Qur’an dan hadits-hadits mutawatir.

F. Kelemahan Inkar Sunnah Menurut Ahlu Sunnah


Meski faham Inkar Sunnah memiliki dasar-dasar tersendiri dalam menguatkan
argumentnya tentang penentangan dirinya terhadap hadits namun menurut ahlu sunnah
faham ini memiliki kelemahan-kelemahan, yaitu:
1) Ahlu Sunnah selalu eksis sejak masa Nabi dan sahabat hingga sekarang. Dari satu
generasi ke generasi berikutnya tanpa terputus sedetik pun, senantiasa bersambung.
Dan, insya Allah hingga Hari Kiamat kelak. Sedangkan Inkar Sunnah baru eksis
1200 tahun setelah wafatnya Nabi.
2) Ahlu Sunnah selalu dapat mengalahkan argumentasi orang yang mengingkari
Sunnah pada dua abad pertama paska wafatnya Nabi ketika secara personal mereka
pernah ada. Sedangkan Orang yang mengingkari Sunnah selalu kalah jika
berhadapan dengan para ulama Ahlu Sunnah ketika itu.
3) Ahlu Sunnah mempunyai khazanah keilmuan yang sangat melimpah dalam berbagai
disiplin ilmu; Al-Qur'an dan ilmu-ilmu Al-Qur'an, tafsir Al-Qur'an, kitab-kitab
hadits dan ilmu-ilmu hadits, fikih dan ushul fikih, sejarah Islam dan madzhab-
madzhab dalam Islam, dan lain-lain. Semuanya penuh dengan hadits-hadits
Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam. Sedangkan Inkar Sunnah sama sekali tidak
memiliki kekayaan intelektual sebagaimana Ahlu Sunnah.
4) Setiap abad, setiap masa, dan setiap saat, selalu saja ada tokoh ulama Ahlu Sunnah
dan para imam yang mengemukakan. Nama-nama mereka tercatat dengan tinta emas
dalam sejarah Islam, terutama dalam literatur biografi yang menyebutkan berbagai
kelebihan dan sumbangsih mereka dalam menegakkan agama Islam. Sedangkan
Inkar Sunnah tidak memiliki tokoh-tokoh seperti Ahlu Sunnah, kecuali setelah abad
delapan belas Masehi. Itu pun tercatat dengan noda merah. Banyak di antara tokoh
inkar Sunnah yang hidupnya berakhir dengan mengenaskan, setimpal dengan dosa-
dosanya.
5) Ahlu Sunnah, baik ulamanya ataupun umat Islam secara umum, banyak terlibat
dalam perjuangan melawan musuh-musuh Islam. Kemenangan-demi kemenangan
pasukan kaum muslimin atas musuh-musuhnya tercatat dengan indah dalam
sejarah.sedangkan Adapun inkar Sunnah, justru tercatat sebagai orang-orang atau
kelompok yang diperangi oleh kaum muslimin. Mereka adalah 'pe-er' bagi umat
Islam. Mereka adalah musuh dalam selimut.
6) Para khalifah, sejak masa Khulafa'ur rassyidin, Bani Umayyah, Bani Abbasiyah, dan
Daulah Utsmaniyah, adalah orang-orang yang memegang teguh memegang Al-
Qur'an dan Sunnah Nabi.sedangkan Inkar Sunnah tidak memiliki peran apa pun
dalam pemerintahan Islam. Tidak ada satu pun khalifah dalam sejarah Islam yang
berpaham inkar Sunnah.

G. Dalil-Dalil Inkar Sunnah


Dalil-dalil atau alasan-alasan inkar sunnah dibagi menjadi dua macam, yaitu dalil
Al-Qur’an dan alasan akal. Yang berupa dalil Al-Qur’an diantaranya:

1. Al-Qur’an surat An-nahl ayat 89 Artinya “Kami turunkan kepadamu Al-Qur’an


untuk menjelaskan sesuatu”.
2. Al-Qur’an surat al An’am ayat 38. Artinya “Tidak kami hafalkan sesuatupun
didalam Al-Qur’an”.
3. Al-Qur’an surat Al-Maidah ayat 3. Artinya” Pada hari ini telah kusempurnakan
bagimu agamamu dan telah Ku cukupkan kepadamu nikmatKu dan telah Ku ridloi
Islam itu sebagai agamamu.Dari ketiga ayat diatas menunjukan bahwa Al-Qur’an
telah menunjukan semuanya (segala sesuatu). Al-Qur’an tidak membutuhkan
keterangan tambahan lagi karena penjelasannya tentang islam sebagai agama yang
telah sempurna.
4. Al-Qur’an surat An-Najm ayat 3-4. Artinya”Dan ia (Muhammad) tadi bertutur
benurut hawa nafsunya. Ucapan itu tiada lain wahyu yang diwahyukan kepadanya.
Menurut mereka yang diwahyukan itu sudah tertuliskan dalam Al-Qur’an.
5. Al-Qur’an surat Ali Imran ayat 20, Al-Maidah ayat 92, Ar-Ra’d ayat 40, An-Nahl
ayat 35 dan 82, An-Nur ayat 45, Al-‘Angkabut ayat 18, Asy-Syura ayat 48. Ayat-
ayat diatas menjelaskan bahwa tugas nabi Muhammad hanyalah menyampaikan
pesan Allah dan tidak berhak memberikan penjelasan apapun.
6. Al-Qur’an surat Al-Fathir ayat 31. Artinya” Dan apa yang telah kami wahyukan
kepadamu yakni Al-Qur’an itulah yang benar (haq)”
7. Al-Qur’an surat Yunus ayat 36. Artinya” Dan kebanyakan mereka tidak mengikuti
kecuali ahli persangkaan belaka. Sesungguhnya persangkaan itu tidak sedikitpun
berguna untuk mencapai kebenaran. Jadi hadits itu hanyalah persangkaan yang tidak
layak untuk dijadikan hujjah.

Adapun dalil akal diantaranya adalah sebagai berikut:


1) Al-Qur’an dalam bahasa arab yang jelas, maka orang yang faham bahasa arab maka
faham terhadap Al-Qur’an.
2) Perpecahan umat islam karena berpegang pada hadits yang berbeda-beda.
3) Hadits hanyalah dongeng karena baru muncul pada zaman tabi’in dan tabi’ittabi’in.
4) Tidak satu haditspun dicatat di zaman Nabi. Dalam periode sebelumnya pencatatan
hadits, manusia berpeluang berbohong.
5) Kritik sanad baru muncul setelah satu setengah abad wafatnya Nabi.
6) Konsep tentang seluruh sahabat adil, muncul setelah abad ketiga Hijriyah.
7) Analisis terhadap argument Inkar sunnah dalil-dalil naqli dan argumen aqli inkar
sunnah itu seluruhnya lemah. Hal ini dapat diperkuat dengan argumen-argumen
tokoh ikar sunnah dari Malaysia, Kassim Ahmad mengatakan bahwa buku ini secara
saintifik membuktikan ketulenan Al-Qur’an sebagai perutusan Tuhan kepada
manusia yang sepenuhnya terpelihara dan menarik perhatian pembaca kepada
kesempurnaannya, kelengkapannya, dan keterperinciannya, menyebabkan manusia
tidak memerlukan buku-buku lain sebagai sumber bimbingan. Lebih dari ini, Kassim
Ahmad dengan yakin membuat kesimpulan tentang penolakan Rosyhad Khalifa
terhadap sunnah, yakni bahwa hadits merupakan penyelewengan dari ajaran Nabi
Muhammad dan tidak boleh diterima sebagai sumber perundang-undangan adalah
benar.

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
1. Faham Inkar sunnah adalah paham yang mengingkari keberadaan hadits-hadits
Rasulullah SAW .
2. Inkar sunnah mulai muncul pada zaman sahabat usai perang sahabat setelah wafatnya
Nabi SAW, Tokoh-tokoh inkar sunah zaman dahulu diantaranya adalah golongan
Khawarij, golongan Mu'tajilah serta golongan Syi’ah, sedang pada zaman modern
tokoh inkar sunnah yang muncul diantaranya adalah Rasyad Khalifa dari Mesir,
Ghulam Ahmad Parwes dari India, Taufiq Shidqi dari Mesir,Kasim Ahmad dari
Malaysia dan empat orang dari Indonesia yaitu Abdul Rahman, Moh. Irham, Sutarto,
dan Lukman Saad.
3. Sebab peng-Inkaran mereka terhadap sunnah Nabi SAW diantaranya:
a) Pemahaman yang tidak terlalu mendalam tentang Hadits Nabi saw. Dan
kedangkalan mereka dalam memahami Islam, juga ajarannya secara keseluruhan.
b) Kepemilikan pengetahuan yang kurang tentang bahasa arab, sejarah Islam,
sejarah periwayatan, pembinaan hadits, metodologi penelitian hadits, dan
sebagainya.
c) Keraguan yang berhubungan dengan metodologi kodifikasi hadits, seperti
keraguan akan adanya perawi yang melakukan kesalahan atau muncul dari
kalangan mereka para pemalsu dan pembohong.
d) Keyakinan dan kepercayaan mereka yang mendalam kepada al-Qur'an sebagai
kitab yang memuat segala perkara.
e) Keinginan untuk memahami Islam secara langsung dari al-Qur'an berdasarkan
kemampuan rasio semata dan merasa enggan melibatkan diri pada pengkajian
hadits, metodologi penelitian hadits yang memiliki karakteristik tersendiri.

B. Saran
Untuk mengetahui yang berkaitan dengan sunnah, dituntut tersedianya sejumlah
kitab, minimal kitab-kitab yang berkaitan dengan musthalah, kaidah, pengajian matan,
dan pengkajian sanad. Tanpa tersedianya fasilitas kitab-kitab yang diperlukan, maka
upaya mendalami pengetahuan sunnah akan banyak mengalami kesulitan.

DAFTAR PUSTAKA
- https://www.academia.edu/28858322/MAKALAH_INGKAR_SUNNAH
- https://almanhaj.or.id/1850-tanggapan-dan-bantahan-bagi-para-penentang-as-
sunnah.html
- Abdul Majid Khon, Sunnah dan Pengingkarannya di Mesir Modern,
Disertasi, 2004.
- M. Noor. Sulaiman.2008. Antologi Ilmu Hadits.
Jakarta: Gaung Persada Press.
- Abdul Majid Khon. 2010. Ulumul Hadis.
Jakarta: Bumi Aksara.
- Agus Solahudin. 2009. Ulumul Hadis.

Bandung: Pusataka Setia.

Anda mungkin juga menyukai