Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH SEJARAH PERADABAN ISLAM

SEJARAH KERAJAAN-KERAJAAN ISLAM DI ASIA TENGGARA


(MALAKA DAN NUSANTARA)

Disusun Oleh
KELOMPOK 8 :
Amanda Patresilia
Uray Akmal Bariansyah
Yanti Lestari

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM


PRODI EKONOMI SYARIAH
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI
(IAIN) PONTIANAK
TAHUN AKADEMIK 2021
i
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT berkat limpahan rahmat dan
karunianya kami dapat menyusun dengan baik dan tepat pada wktunya. Dalam makalah ini
kami membahas SEJARAH KERAJAAN-KERAJAAN ISLAM DI ASIA TENGGAR
(MALAKA DAN NUSANTARA).

Ada pun tujuan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas dari dosen mata kuliah
SEJARAH PERADABAAN ISLAM. Selain itu, makalah ini juga kami tulis bertujuan untuk
memahami dan menguasai Sejarah Kerajaan-Kerajaan Islam di Asia Tenggara ( Malaka dan
Nusanrtara) bagi para pembaca maupun bagi penulis.

Kami ucapkan terima kasih kepada dosen yang telah memberikan tugas ini sehingga kami
dapat menambah wawasan dan pengetahuan sesuai dengan bidang studi tersebut.

Kami menyadari, makalah yang kami tulis ini masih jauh dari kata sempurna . Oleh karena
itu, kritik dan saran teman-teman akan membangunkan kami demi kesempurnaan makalah ini.

Pontianak, 7 Desember 2021

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.................................................................................................ii
DAFTAR ISI............................................................................................................... iii
BAB I............................................................................................................................ 1
PENDAHULUAN........................................................................................................1
A.Latar Belakang.........................................................................................................1
B. Rumusan Masalah...................................................................................................1
C. Tujuan Makalah.....................................................................................................1
BAB II........................................................................................................................... 1
PEMBAHASAN...........................................................................................................1
A. ASAL-USUL ASIA TENGGARA..........................................................................1
B. SEJARAAH KERAJAAN-KERAJAAN DI ASIA TENGGARA ( MALAKA
DAN NUSANTARA )..................................................................................................2
1. KERAJAAN MALAKA..........................................................................................2
a. Sejarah Kerajaan Malaka.......................................................................................2
b. Puncak Kejayaan Kerajaan Malaka......................................................................3
c. Kehidupan Politik dan Sosial Kerajaan Malaka...................................................3
d. Kehidupan ekonomi Kerajaan Malaka..................................................................4
e. Runtuhnya Kerajaan Malaka.................................................................................4
2. SEJARAH KARAJAAN DI NUSANTARA.........................................................5

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A.Latar Belakang
Sejarah Asia Tenggara telah dimulai sejak zaman prasejarah. Masyarakat dan
kebudayaan di Asia Tenggara, di kemudian hari berkembang menjadi beragam budaya dan
bangsa yang berbeda-beda dan spesifik, dengan pengaruh dari budaya India dan budaya Cina.
Pada masa pra dan pasca kolonialisme, budaya Arab dan budaya Eropa juga memiliki
pengaruh yang besar bagi masyarakat Asia Tenggara pada umumnya.
Hingga pada akhirnya Islam pun masuk dan semakin menyebar. Pada awal mulanya
melalu perdagangan, dan saat itu lah kerajaan-kerajaan islam mulai semakin jaya. Dari salah
satu kerajaanny yaitu Malaka dan Nusantara yang dari ASIA TENGGARA.
Asia Tenggara sebelum kehadiran negara-negara kolonial Eropa ditandai dengan
pergulatan perebutan kekuasaan antarnegara yang ada di kawasan daratan maupun maritim
Asia Tenggara. Di daratan Asia Tenggara, terdapat empat Negara terkemukan yang
menjadi faktor politik internasional pada saat itu yaitu kerajaan Vietnam, Siam
(Thailand), Khemer (Kamboja), dan Burma (Myanmar). Keempat negara inilah yang
membentuk hubungan antar negara hingga kedatangan negara-negara kolonial Eropa.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimanakah asal-usul terbentuknya Asia Tenggara?
2. Bagaimanakah Kerajaan Islam Di kerajaan makalah?
3. Bagaimanakah Sejarah kerajaan Islam di Nusantara?

C. Tujuan Makalah
1. Memenuhi tugas mata kuliah Sejarah Peradaban Islam.
2. Memahami dan mengetahui sejarah terbentuknya Asia Tenggara.
3. Memahami Sejarah Kerajaan Islam di kerajaan Makalah di Asia Tenggara.
4. Memahami Kerajaan Islam di Nusantara yang berada di Asia Tenggara.

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. ASAL-USUL ASIA TENGGARA


Sebelumnnya wilayah ini dulunya bernama Asia Tenggara dan belum berpenghununi ,
tentunya Wilayah ini sudah Jadida. Adanya sebutan nayang, Negri Dibawah Angin. Tersebab,
pedagang saat akan berangkat ke wilayah menunggu angina muson. Wilayah ini terbentuk
karena pertemuan tiga benua, yaitu Benua Asia, Australia, dan Amerika. Penduduknya pun
unik, sebab perpadu antara Gen India ( Dravida), Cina ( Yunan ), dan polinesia.
Dalam artikelnya di jurnal Nusantara, Jarir, menjelaskan bahwa wilayah ini
merupakan wilayah yang tersendiri, berbeda dengan India, dan Cina, dua wilayah yang
memliki peradaban besar. Namun pengaruh India dan Cina besar pada wilayah ini. Selama
Perang Dunia Kedua istilah Asia Tenggara digunakan untuk menggambarkan wilayah di
seputar kawasan Indo-china dan semenanjung Malaya serta kepulauan- kepulauan yang ada di
sekitarnya. Sebelumnya istilah Further India dan Little China digunakan untuk
menggambarkan kawasan Asia Tenggara, istilah ini menjadi populer saat British South-East
Asia Command yang berada di bawah komando Louis Mountbatten menduduki
wilayahwilayah tersebut. Lalu penulis- penulis dari Amerika seperti Victor Parcel dan E.H.G
Dobby menggunakan istilah Southeast dalam menggambarkan kawasan Asia Tenggara. DGE
Hall juga menyebutnya proses Hindunisasi yang gagal. Atau Indo Cina, wilayah Cina yang
berbaur dengan India.
Secara geografis wilayah Asia Tenggara terbagi ke dalam dua wilayah: Asia Tenggara
Daratan dan Asia Tenggara Maritim. Asia Tenggara Daratan meliputi: Kamboja, Vietnam,
Thailand, Myanmar dan Laos. Sementara negarayang termasuk ke dalam Asia Tenggara
Maritim meliputi: Indonesia, Brunei, Filipina, Malaysia, Singapore dan Timor Leste.
Kebudayaan dan bahasa Austronesia merupakan dasar tata kehidupan dan pergaulan
bangsa di wilayah Asia Tenggara ini. Sehingga pada pertengahan abad pertama Masehi,
pengaruh luar masuk ke dalam kawasan Asia Tenggara. Dimulai dari India dan Cina lalu
pedagang Islam dari Arab dan Persia perlahan mulai mempengaruhi kebudayaan di kawasan
Asia Tenggara. Dilihat dari faktor sejarah, politis dan kebudayaan Asia Tenggara telah
banyak dipengaruhi oleh India dan Cina, ini terlihat dari banyaknya peninggalan-peninggalan
sejarah yang bercorak Hindu dan Budha, salah satunya adalah tulisan-tulisan sansakerta dari
India.

2
Selain banyak dipengaruhi oleh kebudayaan Hindu dan Budha, Agama Islam yang
disebarkan oleh para pedagang dari Arab dan Persia yang masuk melalui Malaka juga
memberi peranan penting dalam kebudayaan masyarakat di kawasan ASEAN. Itu terlihat dari
besarnya pemeluk agama Islam di wilayah Asia Tenggara yang hamper mencapai 40% dari
keseluruhan populasi penduduk di Asia Tenggara. Ada beberapa kerajaan-kerajaan Islam di
Asia Tenggara pada saat itu termasuk Kerajaan Malakan dan Kerajaan Nusantara.

B. SEJARAAH KERAJAAN-KERAJAAN DI ASIA TENGGARA ( MALAKA DAN


NUSANTARA )

1. KERAJAAN MALAKA

a. Sejarah Kerajaan Malaka


Salah satu kerajaan Islam yang berkembang di kawasan Asia Tenggara adalah
Malaka. Kesultanan ini diperkirakan berdiri pada 1470 Masehi dan terletak di
Semenanjung Malaya. Kerajaan Malaka menjadi salah satu kerajaan yang
berkontribusi pada penyebaran agama Islam di Nusantara. Dalam perkembangannya,
kerajaan ini juga berhubungan baik dengan kerajaan Demak. Sejarah Kerajaan Malaka
bermula saat Parameswara mengunjungi Kaisar Yongle di Nanjing pada 1405 M untuk
meminta pengakuan atas kedaulatan wilayahnya. Hubungan diplomasi yang
diinginkan Parameswara berjalan dan Kaisar Tiongkok setuju untuk memberi
perlindungan pada Malaka.
Sejak saat itu, Kerajaan Malaka berdiri dan dapat terhindar dari serangan Siam.
Malaka kemudian berkembang menjadi pusat perdagangan di Asia Tenggara dan
menjadi salah satu pangkalan armada Ming. Parameswara baru masuk Islam pada
1414 M, ketika menikahi seorang putri muslim. Setelah masuk Islam, Kerajaan
Malaka berubah menjadi kesultanan dan Parameswara mendapatkan gelar Sultan
Iskandar Syah. Pendiri kerajaan ini adalah Parameswara. Ia merupakan salah satu anak
dari raja di Sriwijaya dan berhasil selamat saat ada serangan dari kerajaan Majapahit
yang dikenal dengan nama Perang Paragreg. Ia memimpin kerajaan sejak tahun 1403
hingga 1424. Ia baru memeluk agama Islam di pertengahan masa pemerintahannya,
yakni di tahun 1414 dan berganti nama menjadi nama Iskandar Syah.
Keputusannya memeluk Islam tak lepas dari pengaruh para pedagang Islam.
Diketahui, Malaka merupakan pusat perdagangan besar yang banyak dikunjungi para
pedagang Islam. Setelah Muhammad Iskandar Syah, kepemimpinan kerajaan Malaka

3
dipegang oleh anaknya, yakni Sultan Muhammad Syah di tahun 1424-1444. Di masa
kepemimpinannya, wilayah kerajaan diperluas ke seluruh Semenanjung Malaka.
Setelah itu, ia digantikan oleh saudaranya Sultan Muzaffar Syah dari tahun 1444
hingga 1459 dengan cara dikudeta pemerintahan. Selanjutnya, pemerintahan dipegang
oleh Sultan Mansur Syah di tahun 1459-1477, Sultan Alauddin Syah pada 1477 hingga
1488, dan terakhir Sultan Mahmud Syah 14488 hingga 1528.

b. Puncak Kejayaan Kerajaan Malaka


Puncak kejayaan Kerajaan Malaka Setelah berubah menjadi kesultanan,
Kerajaan Malaka terus berkembang pesat. Banyak pedagang muslim dari Arab, India,
dan daerah nusantara lainnya yang mulai berdagang dengan Malaka. Kesultanan
Malaka kemudian menikmati masa kejayaan pada pertengahan abad ke-15, ketika
diperintah oleh Sultan Mansyur Syah (1459-1477 M). Di bawah kekuasannya, Malaka
berhasil menaklukkan Pahang, Kedah, Trengganu, dan sejumlah daerah di Sumatera.
Hingga akhir abad ke-15, Malaka menjadi pusat perdagangan dan penyebaran
Islam. Kejayaan kerajaan diperoleh di masa kepemimpinan Sultan Mudzafar Syah. Ia
berhasil menjadikan Malaka sebagai pusat perdagangan antara Timur dan Barat.
Bahkan, Malaka berhasil membuat kerajaan SIam bertekuk lutut. Malaka juga
berhasil memperluas wilayahnya hingga ke Pahang, Kampar, dan Indragiri.
Kemudian, kejayaan terus dirasakan di masa kepemimpinan Sultan Mansyur Syah.
Di masa kepemimpinan Sultan Mansyur Syah, hidup seorang laksamana bernama
Hang Tuah yang berjasa besar dalam melakukan ekspansi wilayah.

c. Kehidupan Politik dan Sosial Kerajaan Malaka


Sistem pemerintahan yang dianut adalah kerajaan. Mereka mewariskan tahta
kepada penerus putra mahkota dari era Muhammad Iskandar Syah hingga Sultan
Mahmud Syah. Untuk kehidupan sosial, walaupun memiliki tanah yang tidak subur,
masyarakat kerajaan Malaka sangat pintar dalam berdagang. Malaka akhirnya berhasil
menjadi pusat perdagangan yang menyatukan wilayah Barat dan Timur.
Berdasarkan berita dari pedagang China, Ma Huan kegiatan perdagangan di
Malaka dilakukan di atas jembatan yang membentang di atas sungai. Para penjual dan
pembeli pun berasal dari berbagai daerah. Selain itu, kekayaan alam Malaka berasal
dari timah dan berhasil diekspor ke berbagai negara. Berkat itu juga, Malaka bisa
mengalahkan kemajuan kerajaan Samudera Pasai.

4
d. Kehidupan ekonomi Kerajaan Malaka
Kesultanan Malaka adalah kerajaan maritim yang mengandalkan
perekonomian dari perdagangan. Terlebih lagi, lokasinya yang strategis, yaitu di jalur
perdagangan internasional membuat kerajaan berkembang sangat pesat.
Komoditas utama kerajaan ini terdiri dari emas, timah, lada, dan kapur. Sultan
yang berkuasa di Kerajaan Malaka
1. Parameswara (1405-1414 M)
2. Megat Iskandar Syah (1414-1424 M)
3. Sultan Muhammad Syah (1424-1444 M)
4. Seri Parameswara Dewa Syah (1444-1445 M)
5. Sultan Mudzaffar Syah (1445-1459 M)
6. Sultan Mansur Syah (1459-1477 M)
7. Sultan Alauddin Riayat Syah (1477-1488 M)
8. Sultan Mahmud Syah(1488-1511 M)

e. Runtuhnya Kerajaan Malaka


Kejayaan Malaka ternyata mengundang bangsa-bangsa asing untuk mengincar
pelabuhannya. Keruntuhan Kerajaan Malaka mulai dirasakan di era Sultan Alaudin
Syah dan Sultan Mahmud Syah. Di masa ini, wilayah yang dikuasai Malaka perlahan-
lahan dilepas hingga akhirnya Malaka berhadapan dengan Portugis.
Perebutan kekuasaan oleh Portugis dipimpin oleh Alfonso D'albuquerque.
Perlawanan kerajaan Malaka pun gagal hingga akhirnya wilayah tersebut dikuasai oleh
Portugis. Namun, hal ini pula yang membuat kekuasaan Kesultanan Malaka hanya
berlangsung sekitar satu abad, karena runtuh pada 1511 M setelah diserang Portugis
yang di bawah pimpinan Alfonso d'Albuquerque.
Raja terakhir Kerajaan Malaka adalah Sultan Mahmud Syah. Pada periode ini,
pemerintahannya sangat lemah dan sultan tidak peduli dengan masalah kenegaraan.
Dengan runtuhnya Malaka, muncul Kerajaan Aceh yang kemudian mengambil alih
peran perdagangan di Malaka.

2. SEJARAH KARAJAAN DI NUSANTARA


Kerajaan Islam di Indonesia diperkirakan kejayaannya berlangsung antara abad ke-12
sampai dengan abad ke-13. Berkembangnya kerajaan-kerajaan tersebut salah satunya di
karenakan maraknya lalu lintas perdagangan laut yang terjadi.

5
Pedagang-pedagang Islam dari Arab, India, Persia, Tiongkok, berbaur dengan masyarakat
Indonesia yang menyebabkan menyebarnya agama Islam di Indonesia. Kerajaan tersebut
tersebar pesatdibeberapadaerah di Indonesia yaitu di Sumatra, Jawa, Maluku,
dan Sulawesi. Masuknya Islam di Indonesia menandai munculnya era baru dalam berbagai
aspek kehidupan yang berkembang di masyarakat. Aturan-aturan hidup yang mulai menjadi
bagian yang tidak terpisahkan mulai dipraktekkan atau diimplemantasikan dalam setiap aspek
kehidupan. Aturan-aturan hidup tersebut tidak hanya berkaitan dengan aspek legalitas formal
yang bernuansa hukum, melainkan pula nilai-nilai yang terkandung dalam ajaran agama Islam
yang berkaitan dengan aspek kehidupan ekonomi, budaya, sosial kemasyarakatan bahkan
politik yang menjadi bagian dari bagaimana Islam mendekatkan diri pada
masyarakat Nusantara.
Awal masuknya Islam ke Indonesia tidak bersamaan, karena ada beberapa daerah
yang sejak dini telah dimasuki oleh Islam dan ada belum pernah dimasuki Islam. Sejarawan
Islam berpendapat bahwa Islam pertama kali masuk ke Indonesia adalah di daerah
pulau Sumatera (sekitar abad ke-7 dan 8 M). Sedangkan, Islam masuk ke Jawa pada waktu
dikuburkan Fatimah binti Maimun di Laren (Gresik) sekitar tahun 475 H (1082 M).
Kedatangan Islam ke belahan Indonesia bagian Timur ke Maluku juga tidak dapat dipisahkan
dari kegiatan perdagangan, yang diperkirakan masuk pada abad ke 14 Masehi.
Di Kalimantan khususnya di daerah Banjarmasin proses Islamisasi di daerah ini terjadi kira-
kira tahun 1550 M. Adapun di pulau Sulawesi terutama di bagian selatan telah di datangi
pedagang muslim pada abad ke-15 M. Sedangkan sekitar pada abad ke-12 masyarakat muslim
tersebut selanjutnya menumbuhkan kerajaan Islam dan tercatatlah sejumlah kerajaan-kerajaan
Islam di nusantara seperti Perlak, Pasai, Aceh Darussalam, Pagaruyung, Kepaksian Sekala
Brak, Banten, Demak, Mataram, dan lain sebagainya. Tercatat pula kerajaan Gowa, Tallo,
Bone di Sulawesi, Ternate, dan Tidore di Maluku.
Dari berbagai kerajaan Islam yang ada di Indonesia, kerajaan Samudera
Pasai merupakan kerajaan Islam pertama yang muncul pada abad pertengahan yaitu pada
tahun 1267 M, bukti bahwa kerajaan Samudera Pasai merupakan kerajaan Islam dapat dilihat
dari salah satu pendapat petualang muslim asal Maroko yang bernama Abu Abdullah Ibnu
Batuthah pada tahun 1304 M – 1368 M yang melakukan perjalanan ke Samudera
Pasai. Kerajaan Samudera Pasai menjadi salah satu penyebar agama Islam pada abad ke 11-12
yang dapat membuat jumlah penganut agama Islam melampaui jumlah penganut agama Corak
Hindu dan Buddha yang sebelumnya merupakan agama yang paling dominan di Jawa dan
sebagian di Sumatera termasuk Bali dan pulau-pulau Timur Indonesia. Kerajaan Samudera

6
Pasai juga menjadi salah satu pusat studi Islam di Indonesia karena adanya campur tangan
atau kerja keras dari tokoh atau pemimpin yang ada di kerajaan Samudera Pasai itu sendiri.
Tokoh atau pemimpin kerajaan Samudera Pasai yang terkenal dalam penyebaran agama Islam
adalah Sultan Malik Al – Shaleh. Sultan Malik Al- Shaleh merupakan putra Batak Gayo,
bekas prajurit kesultanan Daya Pasai, pada mulanya beliau bernama Meurah Silu dan belum
menganut agama Islam. Tetapi, tidak lama setelah Raja Merah Silu bermimpi bertemu
dengan Nabi Muhammad SAW, beliau kemudian masuk agama Islam dan mengganti
namanya.
Sejak akhir abad ke-15 M dan permulaan abad ke-16 M, pusat-pusat perdagangan di
pesisir utara, seperti Gresik, Demak, Dermayu, Cirebon, dan Banten telah menunjukkan
kegiatan keagamaan yang dilakukan oleh para wali di Jawa. Kemudian kegiatan itu muncul
sebagai kekuatan politik dengan adanya kerajaan Demak sebagai penguasa Islam pertama di
Jawa yang berhasil menyerang ibukota Majapahit. Para wali dengan bantuan kerajaan
Demak, Pajang dan Mataram dapat mengembangkan Islam ke seluruh daerah-daerah penting
di Jawa, bahkan di luar Jawa, seperti ke Banjarmasin, Hitu, Ternate, Tidore, dan Lombok. 
Perkembangan Islam secara struktural atau pada level birokrasi diawali dengan masuk
Islamnya para raja-raja yang kemudian diikuti oleh rakyatnya. Perpindahan agama para
penguasa ini memfasilitasi percepatan perkembangan Islam secara kuantitatif. Bahkan,
dengan masuknya Islam dalam kelompok bangsawan dan raja, pada akhirnya mereka akan
mendalami dan memahami Islam dalam komunitasnya dan ini awal munculnya sosok sultan
yang menjadi ulama
Pada akhir abad 16 M, tidak terjadi kemunduran dalam hal penyebaran Islam melalui
kerajaan-kerajaan. Hal ini tidak membawa pengaruh yang cukup luas pada
perubahan Hukum Islam, walaupun tetap menjadi bagian yang hidup dalam masyarakat
Indonesia. Pengaruh tidak ada kemunduran kerajaan-kerajaan Islam di Indonesia berbanding
lurus dengan munculnya V.O.C (Vereenigde Oostindische Compagnie) sebagai perwakilan
kolonialisme dengan motif perniagaan (perdagangan). Masa peralihan penguasaan wilayah
Indonesia dari kerajaan-kerajaan Islam ke V.O.C dan Kerajaan Belanda, tidak secara langsung
mengubah keadaan masyarakat Indonesia dalam mengamalkan aturan-aturan Islam yang telah
menyatu dalam ritualitas kehidupan beragama muslim Indonesia. Kondisi tersebut
ditunjukkan dengan sikap penguasa Kolonial tetap mempertahankan lembaga peradilan agama
di wilayah Aceh, Jambi, Kalimantan Selatan dan Timur, Sulawesi Selatan, Sulawesi Utara,
Gajo, Alas, Tapanuli dan Sumatera Selatan, dan Jawa, walaupun tetap berada di bawah
pengadilan negeri.

7
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Secara geografis wilayah Asia Tenggara terbagi ke dalam dua wilayah: Asia
Tenggara Daratan dan Asia Tenggara Maritim. Dimulai dari India dan Cina lalu
pedagang Islam dari Arab dan Persia perlahan mulai mempengaruhi kebudayaan di
kawasan Asia Tenggara. Dilihat dari faktor sejarah, politis dan kebudayaan Asia
Tenggara telah banyak dipengaruhi oleh India dan Cina, ini terlihat dari banyaknya
peninggalan-peninggalan sejarah yang bercorak Hindu dan Budha, salah satunya adalah
tulisan-tulisan sansakerta dari India.
Itu terlihat dari besarnya pemeluk agama Islam di wilayah Asia Tenggara yang hamper
mencapai 40% dari keseluruhan populasi penduduk di Asia Tenggara.
2. Salah satu kerajaan Islam yang berkembang di kawasan Asia Tenggara adalah
Malaka. Kerajaan Malaka menjadi salah satu kerajaan yang berkontribusi pada
penyebaran agama Islam di Nusantara. Setelah masuk Islam, Kerajaan Malaka berubah
menjadi kesultanan dan Parameswara mendapatkan gelar Sultan Iskandar Syah.
Selanjutnya, pemerintahan dipegang oleh Sultan Mansur Syah di tahun 1459-1477,
Sultan Alauddin Syah pada 1477 hingga 1488, dan terakhir Sultan Mahmud Syah 14488
hingga 1528. Salah satu kerajaan Islam yang berkembang di kawasan Asia Tenggara
adalah Malaka.
Kerajaan Malaka menjadi salah satu kerajaan yang berkontribusi pada penyebaran
agama Islam di Nusantara. Setelah masuk Islam, Kerajaan Malaka berubah menjadi
kesultanan dan Parameswara mendapatkan gelar Sultan Iskandar Syah. Setelah
Muhammad Iskandar Syah, kepemimpinan kerajaan Malaka dipegang oleh anaknya,
yakni Sultan Muhammad Syah di tahun 1424-1444. Selanjutnya, pemerintahan
dipegang oleh Sultan Mansur Syah di tahun 1459-1477, Sultan Alauddin Syah pada
1477 hingga 1488, dan terakhir Sultan Mahmud Syah 14488 hingga 1528. Puncak
kejayaan Kerajaan Malaka Setelah berubah menjadi kesultanan, Kerajaan Malaka terus
berkembang pesat. Sistem pemerintahan yang dianut adalah kerajaan. Kesultanan
Malaka adalah kerajaan maritim yang mengandalkan perekonomian dari perdagangan.
Sultan yang berkuasa di Kerajaan Malaka 1. Keruntuhan Kerajaan Malaka mulai
dirasakan di era Sultan Alaudin Syah dan Sultan Mahmud Syah. Di masa ini, wilayah
yang dikuasai Malaka perlahan-lahan dilepas hingga akhirnya Malaka berhadapan

8
dengan Portugis. Dengan runtuhnya Malaka, muncul Kerajaan Aceh yang kemudian
mengambil alih peran perdagangan di Malaka.
3. Aturan-aturan hidup tersebut tidak hanya berkaitan dengan aspek legalitas formal
yang bernuansa hukum, melainkan pula nilai-nilai yang terkandung dalam ajaran agama
Islam yang berkaitan dengan aspek kehidupan ekonomi, budaya, sosial kemasyarakatan
bahkan politik yang menjadi bagian dari bagaimana Islam mendekatkan diri pada
masyarakat Nusantara. Di Kalimantan khususnya di daerah Banjarmasin proses
Islamisasi di daerah ini terjadi kira-kira tahun 1550 M. Adapun di pulau Sulawesi
terutama di bagian selatan telah di datangi pedagang muslim pada abad ke-15 M.
Sedangkan sekitar pada abad ke-12 masyarakat muslim tersebut selanjutnya
menumbuhkan kerajaan Islam dan tercatatlah sejumlah kerajaan-kerajaan Islam di
nusantara seperti Perlak, Pasai, Aceh Darussalam, Pagaruyung, Kepaksian Sekala Brak,
Banten, Demak, Mataram, dan lain sebagainya. Dari berbagai kerajaan Islam yang ada
di Indonesia, kerajaan Samudera Pasai merupakan kerajaan Islam pertama yang muncul
pada abad pertengahan yaitu pada tahun 1267 M, bukti bahwa kerajaan Samudera Pasai
merupakan kerajaan Islam dapat dilihat dari salah satu pendapat petualang muslim asal
Maroko yang bernama Abu Abdullah Ibnu Batuthah pada tahun 1304 M – 1368 M yang
melakukan perjalanan ke Samudera Pasai.
Kerajaan Samudera Pasai menjadi salah satu penyebar agama Islam pada abad ke
11-12 yang dapat membuat jumlah penganut agama Islam melampaui jumlah penganut
agama Corak Hindu dan Buddha yang sebelumnya merupakan agama yang paling
dominan di Jawa dan sebagian di Sumatera termasuk Bali dan pulau-pulau Timur
Indonesia. Bahkan, dengan masuknya Islam dalam kelompok bangsawan dan raja, pada
akhirnya mereka akan mendalami dan memahami Islam dalam komunitasnya dan ini
awal munculnya sosok sultan yang menjadi ulama Pada akhir abad 16 M, tidak terjadi
kemunduran dalam hal penyebaran Islam melalui kerajaan-kerajaan.

9
B. Saran
Dengan disusunnya makalah ini tentang sejarah kerajaan-kerajaan islam di asia
tenggara (malaka dan nusantara), penulis mengharapkan pembaca dapat mengetahui kajian ini
lebih jauh, lebih banyak dan lebih lengkap tentang pembahasam Sejarah Kerajaan Islam di
Asia Tenggara, Pembaca dapat membaca dan mempelajari dari buku-buku berbagai
pengarang, karena penulisannya membahas secara garis besar saja dan hanya membahas lebih
dalam tentang Sejarah Kerajaan-kerajaan Islam di Asia Tenggara.

Disini penulis menyadari bahwa pembuatan makalah ini masih jauh dari kata sempurna,
sehingga keritik dan saran sangat kami butuhkan untuk membangun penulis membuat
makalah lebih baik lagi nantinya.

10
DAFTAR PUSTAKA

- https://travel.detik.com/travel-news/d-5112980/kerajaan-malaka-raja-masa-kejayaan-
dan-penyebab-runtuhnya

- https://www.kompas.com/stori/read/2021/06/01/121819379/kerajaan-malaka-letak-
pendiri-kehidupan-dan-puncak-kejayaan?page=all

- https://id.wikipedia.org/wiki/
Sejarah_Nusantara_pada_era_kerajaan_Islam#Sejarah_Kerajaan_Islam_di_Nusantara

11

Anda mungkin juga menyukai