Disusun Oleh :
Amanda Patresilia (12103012)
Puji dan syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT berkat limpahan rahmat dan
karunianya kami dapat menyusun dengan baik dan tepat pada wktunya. Dalam makalah ini kami
membahas Ilmu Pengetahuan Maupun Falsafah Hidup Borneo Islam.
Ada pun tujuan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas dari dosen mata kuliah.
Selain itu, makalah ini juga kami tulis bertujuan untuk memahami dan menguasai bagi para
pembaca maupun bagi penulis.
Kami ucapkan terima kasih kepada dosen yang telah memberikan tugas ini sehingga kami
dapat menambah wawasan dan pengetahuan sesuai dengan bidang studi tersebut.
Kami menyadari, makalah yang kami tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh
karena itu, kritik dan saran teman-teman akan membangunkan kami demi kesempurnaan
makalah ini.
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.....................................................................................................................2
DAFTAR ISI...................................................................................................................................3
BAB I...............................................................................................................................................4
PENDAHULUAN...........................................................................................................................4
A. Latar Belakang......................................................................................................................4
B. Rumusan Masalah.................................................................................................................5
C. Tujuan...................................................................................................................................5
BAB II.............................................................................................................................................6
PEMBAHASAN..............................................................................................................................6
B. Corak Pemikiran Para Budaya Borneo Ilmu Pengetahuan Maupun Falsafah Hidup Borneo
.............................................................................................................................................8
C. Pemikiran Islam Budaya Borneo Ilmu Pengetahuan Maupun Falsafah Hidup Borneo.....13
BAB III..........................................................................................................................................17
PENUTUP.....................................................................................................................................17
A. Kesimpulan.........................................................................................................................17
B. Saran...................................................................................................................................17
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................................18
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pasca reformasi, persoalan etnisitas di Kalbar tidak selesai begitu saja. Beberapa
kejadian yang mengarah pada pertikaian antaretnis tetap saja berlangsung. Belum
diterimanya kembali warga Madura di Sambas, kasus Gang 17, Data BPS tahun 2000,
makalah Hasan Karman, patung Naga, pembakaran gedung DPRD Mempawah,
penyegelan kantor Departemen Agama (sekarang Kementerian Agama) di Landak, dan
kasus FPI tahun 2012 hanyalah beberapa peristiwa yang menunjukkan adanya potensi
laten konflik sosial di Kalbar. Selain itu, potensi konflik di wilayah ini juga terjadi jika
berdekatan dengan masa pilgub atau pilkada karena pada masa-masa tersebut isu etnisitas
menjadi isu yang sangat “seksi”.
Menurut al-Qadrie (2011:14) masyarakat Kalbar pada masa-masa sesudah
reformasi masih berada pada tahap transisi demokrasi yang ditandai dengan adanya
kebangkitan etnis. Persoalan-persoalan tersebut, dan juga persoalan lain sebagaimana
telah disebut di paragraf sebelumnya, menjadi landasan pemikiran bagi semua pihak
untuk merumuskan kembali falsafah damai antarsuku dan agama di Kalbar.
Menurut Suharso dan Retnoningsih (2005: 137) falsafah adalah sebuah anggapan,
gagasan, dan sikap batin dasar yang dimiliki oleh orang atau masyarakat. Oleh karena itu,
falsafah damai dalam kajian ini berarti suatu gagasan tentang upaya damai.
Gagasan mengenai upaya damai ini ditulis oleh para cendekiawan dalam
bukubuku karya mereka terkait dengan kondisi sosial masyarakat Kalimantan
Barat.Kondisi Kalbar dengan keragaman suku dan agama yang sangat tinggi serta sejarah
pertikaian yang kelam membutuhkan upaya yang lebih keras untuk membangun dan
membentuk hubungan masyarakat Kalbar yang harmonis. Masing-masing perlu
memberikan kontribusi bagi perdamaian masyarakat Kalbar, termasuk para cendekiawan
yang ada di sana. Kontribusi terpenting seorang cendekiawan sebagai agen perubahan
sosial adalah peran pemikirannya melalui karya tulis. Oleh karena itu, persoalan pokok
dalam kajian ini adalah bagaimana para cendekiawan Kalbar merespon dan
memformulasikan pemikiran perdamaian yang kemudian dituangkan dalam karya tulis
mereka sebagai satu bentuk sumbangan pemikiran menghadapi problem sosial yang
cukup kompleks pada masyarakat Kalbar.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
Dengan demikian untuk mempelajari serta menyelidiki filsafat, tentu saja kita
tidak dapat bertumpu pada berbagai kesalahpahaman pengertian tersebut di atas. Kita
terlebih dahulu berusaha untuk memahami secara etimologi, untuk dapat memahaminya
sebagaimana dimaksudkan dari dibentuknya istilah filsafat tersebut. Selanjutnya mencoba
memperoleh pengertian dari beberapa orang yang memang terlibat dalam kegiatan
filsafat, bukan dari orang yang memandang filsafat secara sekilas pandang saja.
Menurut Pudjawijatn (1963) kata filsafat itu kata Arab yang berhubung rapat
dengan kata Yunani, bahkan asalnyapun dari kata Yunani pula., yaitu filosofia. Kata
filosofia merupakan kata majemuk yang terjadi dari kata filo dan sofia. Filo artinya
“cinta” dalam arti yang seluas-luasnya, yaitu ingin yang disertai usaha untuk mencapai
yang diingini. Sedangkan sofia artinya “kebijaksanaan”, yaitu mengerti secara mendalam.
Jadi menurut namanya filsafat boleh diartikan “cinta kepada kebijaksanaan”, atau “ingin
mengerti secara mendalam”. Istilah ini pertama kali digunakan oleh Pythagoras sebagai
ejekan atau sindiran terhadap para “sofis” yang berpendapat bahwa mereka tahu jawaban
untuk semua pertanyaan. Namun menurut Pythagoras: hanya Tuhan mempunyai hikmat
yang sungguhsungguh, sedangkan manusia harus puas dengan tugasnya di dunia ini,
yaitu “mencari hikmat”, “mencintai pengetahuan”. Yang sebenarnyla layak disebut sofis
itu hanya Tuhan, dan manusia hanya sekedar disebut fisosofos.
Untuk memahami apa sebenarnya filsafat itu, tentu saja tidak cukup hanya
mengetahui pengertiannya secara etimologis saja, melainkan juga harus memperhatikan
konsep dan definisi yang diberikan oleh para filsuf menurut pemahaman mereka masing-
masing. Pemahaman beberapa filsuf, sebagaimana ditulis oleh Beekman dan yang telah
diterjemahkan oleh Rivai (1984), dapat kita lihat sebagai berikut:
1. Bertrand Russell: Filsafat adalah tidak lebih dari suatu usaha untuk menjawab
pertanyaan-pertanyaan terakhir, tidak secara dangkal atau dogmatis seperti kita
lakukan pada kehidupan sehari-hari dan bahkan dalam ilmu pengetahuan, akan tetapi
secari kritis.
2. R. Beerling: Filsafat adalah pemikliran-pemikiran yang bebas, diilhami oleh rasio,
mengenai segala sesuatu yang timbul dari pengalaman-pengalaman.
3. Corn Verhoeven: Filsafat adalah meradikalkan keheranan ke segala jurusan.
4. Arne Naess: Filsafat terdiri dari pandangan-pandangan yang menyeluruh, yang
diungkapkan dalam pengertianpengertian.
5. Walter Kaufmann: Filsafat adalah pencarian akan kebenaran dengan pertolongan
fakta-fakta dan argumentasi-argumentasi, tanpa memerlukan kekuasaan dan tanpa
mengetahui hasilnya terlebih dahulu.
6. Plato: Filsafat adalah penyelidikan tentang sebab-sebab dan asas-asas yang paling
akhir dari segala sesuatu yang ada.
7. Aristoteles: Filsafat adalah ilmu pengetahuan yang senantiasa berupaya mencari
prinsip-prinsip dan penyebab-penyebab dari realitas yang ada ini.
8. Rene Descartes: Filsafat adalah himpunan dari segala pengetahuan yang pangkal
penyelidikannya adalah mengenai Tuhan, alam, dan manusia.
B. Corak Pemikiran Para Budaya Borneo Ilmu Pengetahuan Maupun Falsafah Hidup
Borneo
Determinisme. Sebagai akibat lebih lanjut dari dua konsekuensi diatas, dimana
masyarakat telah tersubordinasi dan terkurung dalam satu warna, mereka menjadi
terbiasa menerima “sabda” sang panutan dan menganggapnya sebagai sebuah
keniscayaan tanpa ada keinginan untuk merubah apalagi menolak.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Menurut Pudjawijatn (1963) kata filsafat itu kata Arab yang berhubung rapat
dengan kata Yunani, bahkan asalnyapun dari kata Yunani pula., yaitu filosofia. Kata
filosofia merupakan kata majemuk yang terjadi dari kata filo dan sofia. Filo artinya
“cinta” dalam arti yang seluas-luasnya, yaitu ingin yang disertai usaha untuk mencapai
yang diingini. Sedangkan sofia artinya “kebijaksanaan”, yaitu mengerti secara mendalam.
Jadi menurut namanya filsafat boleh diartikan “cinta kepada kebijaksanaan”, atau “ingin
mengerti secara mendalam”. Istilah ini pertama kali digunakan oleh Pythagoras sebagai
ejekan atau sindiran terhadap para “sofis” yang berpendapat bahwa mereka tahu jawaban
untuk semua pertanyaan. Namun menurut Pythagoras: hanya Tuhan mempunyai hikmat
yang sungguhsungguh, sedangkan manusia harus puas dengan tugasnya di dunia ini,
yaitu “mencari hikmat”, “mencintai pengetahuan”. Yang sebenarnyla layak disebut sofis
itu hanya Tuhan, dan manusia hanya sekedar disebut fisosofos.
Corak Pemikiran Para Budaya Borneo Ilmu Pengetahuan Maupun Falsafah Hidup
Borneo ada dua yaitu : Pemikiran Eka Hendry dan Pemikiran Syarif Ibrahim al-Qadrie
Pemikiran Islam Budaya Borneo Ilmu Pengetahuan Maupun Falsafah Hidup
Borneo adalah Pemikiran Islam Klasik dan Corak Pemikiran Islam Abad.
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA
- Dr. Syarif, MA., "CORAK PEMIKIRAN ISLAM BORNEO (Studi Pemikiran Tokoh Muslim
Kalimantan Barat Tahun 1990-2017)", Jurnal Pemikiran Pendidikan Islam, At-Turats Vol. 12
No.1 (2018)
- MASFIAH UMI, "FALSAFAH DAMAI UNTUK BORNEO (Studi terhadap Pesan Damai
dalam Karya Tiga Cendekiawan Muslim Kalbar Pasca Reformasi)", Balai Penelitian dan
Pengembangan Agama Semarang, Jurnal SMaRT Volume 01 Nomor 01 Juni 2015