Oleh
LATIFAH WIDYA NINGRUM
PROPOSAL TESIS
Pada
Jurusan Ilmu Lingkungan
Pascasarjana Universitas Lampung
Halaman
JUDUL…………………………………………………………………… i
DAFTAR ISI…………………………………………………………….. ii
DAFTAR TABEL……………………………………………………….. iii
DAFTAR GAMBAR …………………………………………………… iv
I. PENDAHULUAN…………………………………………………... 1
I.1 Latar Belakang……………………………………………………. 1
I.2 Rumusan Masalah………………………………………………... 5
I.3 Tujuan Penelitian………………………………………………… 6
I.3.1 Tujuan Umum……………………………………………………. 6
I.3.2 Tujuan Khusus…………………………………………………… 6
1.4 Manfaat Penelitian……………………………………………….. 6
II. TINJAUAN PUSTAKA…………………………………………….. 7
2.1 Definisi Corona Virus SARS (COVID-19……………………….. 7
2.1.1 Etiologi………….……………………………………………….. 8
2.1.2 Gejala Klinis………….………………………………………….. 9
2.1.3 Penegakan Diagnosa………….………………………………..… 9
2.1.4 Pencegahan………….………………………………………..….. 10
2.2 Perilaku………….…………………………………………….….. 11
2.2.1 Faktor Terbentuk Perilaku………….…..………………………... 12
2.3 Pengetahuan………….…………………………………………… 13
2.4 Sikap ………….…………………………………………………... 14
2.5 Kesehatan Lingkungan………….………………………………… 16
2.5.1 Definisi Kesehatan Lingkungan………….……………………… 16
2.6 Kualitas Suhu Ruangan………….………………………………... 19
2.7 Sirkulasi Udara………….………………………………………… 20
2.8 Tempat Tinggal………….………………………………………… 23
2.9 Profil Universitas Lampung………….…………………………… 24
2.10 Kerangka teori………….…………………………………………. 26
2.11 Kerangka Konsep………….……………………………………... 26
2.12 Hipotesis ………….……………………………………………… 27
III METODELOGI PENELITIAN………….…………………………. 28
3.1 Jenis Penelitian ………….……………………………………….. 28
3.2 Tempat Dan Waktu ………….…………………………………… 28
3.3 Variabel Penelitian………….………………………………….… 28
3.4 Populasi Dan Sampel ………….…………………………….…… 29
3.4.1 Populasi………….………………………………….…………… 29
3.4.2 Sampel………….………………………………….……………. 29
3.5 Kriteria Inklusi Dan Eksklusi………….………………………… 29
3.5.1 Kriteria Inklusi………….………………………………….…… 29
3.5.2 Kriteria Eksklusi………….………………………………….…. 30
3.6 Besar Sampel………….………………………………….…….. 30
3.7 Definisi Operasional………….………………………………… 31
3.8 Pengumpulan Data………….………………………………….. 35
3.8.1 Alat Pengumpulan Data………….…………………………….. 35
3.8.2 Uji Validitas Dan Reabilitas………….………………………… 35
3.8.3 Prosedur Pengumpulan Data………….…………………………. 36
3.8.4 Pengolahan Data………….……………………………………... 37
3.9 Analisis Data………….…………………………………………. 38
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
1 Definisi Operasional …………………………………………………………………... 31
2 Uji Statistik Univariat………………………………………………………………….. 38
3 Uji Statistik Bivariat……………………………………………………………………. 39
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
1 Kampus Universitas Lampung……………………………………………………….. 24
2 Gambar kerangka teori………………………………………………………………….. 26
3 Gambar kerangka konsep ……………………………………………………………… 27
I. PENDAHULUAN
Kesehatan adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa dan sosial yang
memungkinkan setiap orang hidup produktif secara social ekonomis. Sehat
dalam pengertian atau kondisi mempu nyai batasan yang berbeda-beda.
Secara awam sehat diartikan keadaan seseorang dalam kondisi tidak sakit,
tidak ada keluhan, dapat menjalankan kegiatan sehari-hari, dan sebagainya
(Slamet, 2011). Menurut lembaga organisasi kesehatan dunia (WHO, 2021)
kesehatan adalah keadaan yang sempurna baik fisik, mental, maupun sosial
dan tidak hanya bebas dari penyakit dan cacat. Hal ini berarti kesehatan
seseorang tidak hanya diukur dari aspek fisik, mental, dan sosial saja, tetapi
juga diukur dari produktifitasnya, di mana seluruh aspek kehidupan sangat
mendukung kondisi kesehatan manusia ( Notoatmodjo, 2014).
Lingkungan adalah segala sesuatu yang ada di sekitar baik berupa benda
hidup, benda mati, benda nyata, atau manusia lainnya. Lingkungan
merupakan komponen penting dalam mendukung kehidupan di bumi ini,
pengelolaan lingkungan perlu dikehendaki agar tetap sehat sehingga dapat
menopang kehidupan serta generasi-generasi yang akan datang. Kualitas
lingkungan dapat dipengaruhi dari manusia bagaimana dia memodifikasi dan
mengubah lingkungannya. Lingkungan terdiri dari atmosfir yaitu iklim,
temperature, udara, partikulat dll, hidrosfir yaitu air,litosfir yaitu tanah dan
sosiofir yaitu sosial (Slamet, 2011).
5
Corona virus adalah virus RNA untai positif tidak tersegmentasi tunggal.
Coronavirus milik genus Corona virus merupakan virus yang menyebabkan
penyakit pada manusia dan hewan, pada manusia biasanya menyebabkan
penyakit infeksi saluran pernapasan mulai flu biasa hingga penyakit serius
seperti Middle East respiratory Syndrome (MERS) dan Sindrom pernafasan
akut atau berat / Severe Acute Respiratory Syinrome (SARS). Virus corona
memiliki amplop yang membentuk genom (RNA), dan virion (seluruh virus).
Virus pada umumnya dapat bertahan selama beberapa jam di permukaan yang
halus. Jika suhu dan kelembapan memunginkan, mereka dapat bertahan
selama beberapa hari. Coronavirus (COVID-19) sensitif terhadap sinar
ultraviolet dan panas. Panas yang berkelanjutan pada 115 0C selama 20 menit,
eter, alkohol 75%, disinfektan yang mengadung klorin, dan pelarut lipid
lainnya yang dapat secara efektif menonaktifkan virus (Daud et al., 2020).
II.1.1 Etiologi
bertahan hidup pada benda mati dan dapat tetap hidup hingga 5 hari
pada suhu 22-250C dan kelembapan relative 40-50%, yang disentuh
melalui tangan dan kemudian tangan yang terkontaminasi menyentuh
permukaan mulut, hidung, dan mata.
c. Penularan kontak tidak langsung dengan berjabat tangan dengan orang
yang terinfeksi virus COVID-19.
d. Penularan dari ibu ke anak, seorang anak dari ibu dengan COVID-19
dipastikan memiliki usap tenggorokan positif setelah 30 jam
kelahiran. Hal ini menujukan bahwa COVID-19 dapat menyebaan
infeksi neonatal melalui penularan ibu dana anak.
e. Penularan dengan manusia yang memilki gangguan auto imun atau
gangguan pada kekebalan dan lanjut usia.
II.1.3Penegakan Diagnosa
II.1.4 Pencegahan
II.2 Perilaku
a. Perilaku pasif atau reaksi internal timbul pada individu serta tidak bias
dilihat nyata bagi orang lain. (Tidak melakukan tindakan: berpikir
berdebat, berperilaku) mengacu pada mereka yang punya pikiran positif
yang mendorong hidup sehat tetapi tidak benar-benar menerapkannya.
b. Perilaku positif adalah seseorang sebenarnya bisa melihat (melakukan
tindakan) informasi, seperti: orang yang tahu bahwa menjaga kebersihan
itu penting untuk kesehatannya juga bermanfaat.
luar lingkungan (non behavioral reason). Selain itu, prilaku tersebut dapat
ditentukan /dibentuk oleh 3 faktor yaitu :
1. Faktor presdisposisi (predisposing faktor) faktor tersebut
memudahkan individu dalam bertindak tercermin didalam wawasan,
sikap, keyakinan kebenaran serta nilai, pengetahuan.
2. Faktor pemungkin (enabling faktor) adalah faktor yang terbentuk
didalam area fisik tidak atau adanya prasarana kesehatan, antara lain
pusat kesehatan masyarakat.
3. Faktor penguat (reinforcing factor) adalah Faktor-faktor yang
ditunjukkan padaprilaku serta sikap petugas kesehatan/ tenaga lainnya
menjadi acuan bagi perilaku petugas terkait, warga, UU, Peraturan,
Surat keputusan dari Pemerintah Pusat atau daerah ialah faktor
penguat perilaku.
2.3 Pengetahuan
2.4 Sikap
Sikap adalah cerminan pertama yang terlihat dari seorang manusia ketika
bertingkah laku. Sikap merupakan suatu adopsi dari gelaja di dalam diri
masyarakat yang memiliki dimensi afektif yang merupakan kecenderungan
untuk dapat mereaksi atau melakukan respon melalui cara yang relatif
terhadap objek barang dan manusia baik secara baik maupun tidak baik
(Kurniawan, 2018). Sikap merupakan reaksi atau respon yang masih tertutup
dari seseorang terhadap suatu stimulus atau objek. Sikap secara nyata
menunjukan konotasi adanya kesesuaian reaksi terhadap stimulus sosial
(Notoatmodjo, 2014).
16
Lingkungan adalah segala sesuatu yang ada di sekitar baik berupa benda
hidup, benda mati, benda nyata, atau manusia lainnya. Lingkungan
merupak komponen penting dalam mendukung kehidupan di bumi ini,
pengelolaan lingkungan perlu dikehendaki agar tetap sehat sehingga
secara berlanjut dapat menopang kehidupan serta generasi-generasi yang
akan datang. Kualitas lingkungan dapat dipengaruhi dari manusia
bagaimana dia memodifikasi dan mengubah lingkungannya. Lingkungan
tidak mengenal batas yang jelas semua elemen mempunyai fungsi
ekologis masing-masing, saling berinteraksi, dan saaling ketergantungan,
sehingga suatu wilayah itu mempunyai daya dukung. Pengetahuan
tentang hubungan antar jenis lingkungan sangat penting untuk
menanggulangi permasalahan yang terjadi dilingkungan (Slamet, 2011).
Kesehatan adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa dan sosial yang
memungkinkan setiap orang hidup produktif secara social ekonomis.
Sehat dalam pengertian atau kondisi mempu nyai batasan yang berbeda-
beda. Secara awam sehat diartikan keadaan seseorang dalam kondisi
tidak sakit, tidak ada keluhan, dapat menjalankan kegiatan sehari-hari,
dan sebagainya (Slamet, 2011). Menurut lembaga organisasi kesehatan
dunia (WHO, 2021) kesehatan adalah keadaan yang sempurna baik fisik,
mental, maupun sosial dan tidak hanya bebas dari penyakit dan cacat. Hal
ini berarti kesehatan seseorang tidak hanya diukur dari aspek fisik,
mental, dan sosial saja, tetapi juga diukur dari produktifitasnya, di mana
seluruh aspek kehidupan sangat mendukung kondisi kesehatan manusia
(Notoatmodjo, 2014).
Efisiensi ventilasi memiliki dua prinsip utama untuk solusi ventilasi ruangan
yaitu mixing ventilation dan displacement ventilation. Pada dasarnya,
displacement ventilation adalah bentuk ventilasi yang lebih efisien. Artinya
22
dengan jumlah yang sama pencemar udara dihilangkan dengan lebih efisien,
sehingga konsentrasinya di dalamruangan lebih rendah (Loomans et al.,
2020). Studi terbaru menunjukkan bahwa transmisi aerosol yang
dikombinasikan dengan kondisi ventilasi yang buruk dapat menyebabkan
penularan SARS-CoV-2. Mengingat data yang tersedia hingga saat ini, para
ilmuwan secara tegas memperingatkan bahaya yang ditimbulkan oleh
transmisi aerosol dengan SARS-CoV-2. Tindakan yang mungkin dilakukan
untuk menahan transmisi aerosol di dalam ruangan adalah tindakan ventilasi
yang mengahasilkan nilai tukar udara luar ruangan yang tinggi, sirkulasi
udara yang rendah dan pembuangan udara agar dapat bernapas dengan cepat.
Untuk mengukur efektivitas langkah-langkah ini dengan lebih tepat, efek
ventilasi pada kontaminasi udara dalam ruangan dengan virus harus diselidiki
secara lebih rinci (Miller et al., 2020).
Efek ventilasi udara luar ruangan pada konsentrasi virus di udara Mixing
ventilationmengurangi konsentrasi yang sangat tinggi di dekat sumber ke
tingkat konstan didalam ruangan dari jarak sekitar 1,5 m dari sumber.
Pengurangan konsentrasi virus dengan ventilasi yang efektif memungkinkan
untuk mengontrol pemaparan, yaitu dosis yang terkait erat dengan
kemungkinan infeksi dan tergantung pada kecepatan pernapasan, konsentrasi
dan waktu (Kurnitski, 2020).
Sistem ventilasi yang ada, biasanya tidak mungkin meningkatkan kipas secara
signifikan, sehingga system dapat memberikan kinerja yang sesuai dengan
ukurannya (Kurnitski, 2020). Jika emisi dan penyebaran virusdi udara
dianggap penting, ada beberapa rancangan dan ukuran operasional yang dapat
dilakukan untuk mengurangi risiko infeksi yang ditularkan melalui udara
diruang tertutup bangunan yaitu (Kurnitski, 2020):
1. Tingkat ventilasi harus ditingkatkan sesuai dengan kenyamanan dan
masalah energi.
2. Udara dalam ruangan dan udara yang diektraksi tidak boleh disirkulasi
ulang.
23
Salah satu penelitian menunjukkan peran ventilasi di dalam bus yang sedang
dalam perjalanan menuju ke kuil, kasus ini terjadi di Tiongkok. Salah satu
penumpang bussebelumnya telah mengunjungi Wuhan telah menunjukkan
gejala sebelum kejadian.Tingkat serangan wabah tertinggi di antara mereka
terjadi pada bus yang berbagi perjalanan dengan pasien (23 dari 67
penumpang; 34%). Penumpang yang duduk lebih dekat dengan pasien secara
statistik memiliki risiko lebih tinggi dari pada mereka yang duduk lebih jauh.
Namun, semua penumpang yang duduk di dekat jendela tetap sehat, kecuali
penumpang yang duduk di sebelah pasien. Ini mendukung hipotesis bahwa
aliran udara di sepanjang bus memfasilitasi penyebaran virus. Sebaliknya, ada
tujuh kasus Covid-19 di antara 172 orang lainnya yang menghadiri kuil
memiliki kontak dengan pasien (Shen et al., 2020).
Definisi tempat tinggal adalah tempat seseorang harus dianggap selalu hadir
dalam hubungannya dengan pelaksanaan hak dan pemenuhan kewajiban.
Banyaknya jumlah penduduk dalam suatu daerah merupakan sebagai dasar
kebijakan pemerataan penduduk pada program transmigrasi. Kepadatan
penduduk kasar atau crude population density (CPD) menggambarkan jumlah
penduduk buat setiap kilometer persegi luas wilayah. Luas daerah yg
dimaksud ialah luas seluruh daratan pada suatu wilayah administrasi.
Pada awalnya, Unila berada di 3 (tiga) lokasi, yaitu Jalan Hasanudin Nomor
34; kompleks Jalan Jendral Suprapto Nomor 61 Tanjungkarang; dan
kompleks Jalan Sorong Cimeng, Telukbetung. Sejak Tahun 1973/1974 telah
dibuka kampus Unila di Gedongmeneng dan saat ini semua Fakultas sudah
berada di dalam kampus tersebut. Antara tahun 1960 sampai 1965, Unila
dipimpin oleh seorang koordinator. Sejak tanggal 25 Desember 1965 sampai
dengan 28 Mei 1973, Unila dipimpin oleh satu presidium yang diketuai oleh
Gubernur Kepala Daerah Tingkat I Provinsi Lampung.
Agent, host dan factor lingkungan saling berhubungan dalam berbagai cara
yang rumit untuk menghasilkan penyakit. Epidemiologic triangel biasa
digunakan untuk menganalisis terjadinya infeksi (Pandhita, 2021).
Berdasarkan hal tersebut kerangka teori di deskripsikan pada Gambar 2.
AGENT
Virus SARS-COV 2
Kejadian
Covid-19
HOST ENVIRONMENT
Faktor perilaku : Faktor lingkungan :
- Usia - sirkulasi udara
- Jenis kelamin - Suhu ruangan
- Pendidikan - Tempat tinggal
- Kondisi kesehatan
- Penyakit komorbid
- Pengetahuan
- Sikap
- Usia
- Jenis kelamin
- Pendidikan
- Kondisi kesehatan
- Penyakit komorbid
- Pengetahuan
Kejadian COVID - 19
- Sikap
- Sirkulasi udara
- Suhu ruangan
- Tempat tinggal
2.13 Hipotesis
Variable penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, objek
atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti
untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2016).
Variabel dependen yaitu jumlah kasus kejadian Covid-19 di klinik
Universitas Lampung periode 2022 . Variabel independen dalam penelitian
ini usia, jenis kelamin, pendidikan, kondisi kesehatan, penyakit komorbid,
pengetahuan, sikap, sirkulasi udara, suhu ruangan dan tempat tinggal.
III.4.2 Sampel
Sampel ialah sebagian yang didapat dari seluruh obyek yang diteliti serta
dirasa dapat mewakili populasi (Notoadmodjo, 2014). Sampel dalam riset
ini ialah separuh dari populasi civitas akademik dan non akademik
Universitas Lampung pada saat penelitian berlangsung yang memiliki
kriteria inklusi dan ekslusi. Sampel dalam penelitian ini menggunakan
metode purposive sampling. Purposive Sampling (Sugiyono, 2013) adalah
teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu. Pertimbangan
tertentu yang dilakukan ialah kepada responden yang sudah memiliki
kriteria dalam penelitian, dengan memfokuskan pada teknik pengambilan
sampel pada tingkat elemen populasi. Populasi sebanyak 600 civitas
akademik dan non akademik yang terkonfirmasi positif dan negatif
COVID-19 pada tahun 2022, dipilih sampel sebanyak 187 responden
menggunakan cara perhitungan dengan rumus Isaac dan Michael.
Kriteria inklusi adalah kriteria atau cirri-ciri yang harus dipenuhi oleh
setiap anggota populasi yang dapat diambil sebagai sampel
(Notoatmodjo, 2014). Kriteria inklusi dalam penelitian ini sebagai
berikut :
1. Civitas akademik dan non akademik di lingkungan Universitas
Lingkungan.
2. Pernah dan tidak pernah terinfeksi virus Covid 19
3. Bersedia untuk menjadi subjek riset serta mengisi lembar kuisioner
31
Kriteria ekslusi adalah ciri-ciri anggota populasi yang tidak sapat diambil
sebagai sampel (Notoatmodjo, 2014). Kriteria ekslusi sampel dalam
penelitian yaitu :
1. Tidak menyelesaikan prosedur penelitian
N : jumlah populasi
P : Peluang benar (0,5)
Q : Peluang salah (0,5)
d : Perbedaan antara rata-rata sampel dengan rata-rata populasi Perbedaan
bias 0,01; 0,05; dan 0,1.
2. Kurang baik
jika skor
yang
didapatkan <
median
4. Sikap Sikap responden terhadap pencegahan dan Responden mengisi kuisioner 1. Baik jika Nominal
penularan COVID-19 tentang sikap skor yang
didaptkan >
median
2. Kurang baik
jika skor
yang
didapatkan <
median
5. Temperatur ruangan Besaran yang menyatakan derajat panas Pengukuran menggunakan 1. Memenuhi Nominal
dingin suatu ruangan thermohygro meter jika suhu
ruangan >
250C
2. Tidak
memenuhi
jika suhu
ruangan <
250C
6. Fasilitas Sirkulasi udara udara keluar masuk ruangan melalui Responden memilih salah satu 1. Baik Nominal
ventilasi kolom yang sesuai 2. tidak baik
7. Tempat tinggal Kepadatan penduduk adalah banyaknya Responden mengisi alamat 1. Bandar Nominal
penduduk per satuan luas Lampung
2. Luar Bdr
Lampung
Variabel dependen
8. Kejadian COVID-19 Keadaan responden dimana terinfeksi virus Responden mengisi kuisioner 1. Ya jika di Nominal
COVID-19 pada kolom dapatkan
hasil swab
positif
2. tidak jika
35
didapatkan
hasil swab
negatif
36
Uji reabilitas adalah suatu ukuran yang menunjukan sejauh mana hasil
pengukuran tetap konsisten bila dilakukan pengukuran dua kali atau lebih
terhadap gejala yang sama dengan alat ukur yang sama. Pertanyaan
dikatakan realiabel bila jawaban seseorang terhadap pertanyaan tersebut
konsistensi atau stabil dari waktu ke waktu (Nursalam, 2014). Metode uji
reliabilitas ini adalah metode Coronbach’s Alpha.0-1. Nilai 0.800-1,00
menunjukan reliabilitas yang tinggi, niali 0,600-0,800 reabilitas yang
cukup dan dapat diterima,nilai 0,400-0,600 menunjukan reabilitas agak
rendah, nilai 0,200-0,400 reabilitas rendah dan nilai 0,000-0,200
merupakan reabilitas yang sangat rendah. Hasil uji reabilitas intrumen
yang digunakan di dalam penelitian ini dilakukan pada penelitian
sebelumnya (Arikunto, 2013).
Data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu data yang diperoleh dari
kuisioner yang diisi oleh responden secara offline, langkah-langkah yang
digunakan dalam penelitian adalah sebagai berikut :
a. Peneliti mempersiapkan kuisioner yang aka digunakan sebagai tempat
pengisian kuisioner bagi responden untuk menjamin privasi selama
proses pengambilan data
b. Peneliti mendatangi kampus Universitas Lampung lalu
mengidentifikasi calon responden sesuai dengan kriteria inklusi yang
telah di tetapkan
c. Peneliti memberikan informasi secara lengkap dan jelas tentang tujuan,
manfaat dan hak hak responden serta menjelaskan teknis pengisian
kuisioner
d. Pengisian kuisioner untuk setiap responden berkisar antara 10-20 menit.
Dalam proses pengisian kuisioner responden dapat mengklarifikasi
apabila terdapat pertanyaan yg kurang jelas atau kurang dipahami oleh
responden
e. Kuisioner yang telah diisi kemudian ditindak lanjuti oleh peneliti.
38
Setelah pengumpulan data lalu data diolah menjadi suatu informasi yang
menjawab pertanyaan penelitian. Ada 4 tahap pengolahan data yakni
editing, coding,processing dan cleaning ( Hidayat, 2011) :
1. Editing
Editing ialah Usaha mengecek lagi keakuratan bukti yang didapatkan
atau dikumpulkan dengan melakukan pengecekan kembali isi kuesioner
apakah jawaban yang Kuesionernya jelas, lengkap, konsisten, serta
releven.
2. Coding
Coding ialah pemberian kode angka pada bukti yang terdapat dari
beberapa kategori. Manfaat coding ialah sebagai permudah analisis
bukti serta mempercepat ketika bukti di entry.
3. Processing (entry data)
Data yang telah dilakukan coding, kemudian diinput ke dalam computer
untuk dilakukan proses analisis data dengan menggunakan program
analisis data SPSS
4. Cleaning
Tahap akhir pengolahan data adalah Cleaning data yang membersihkan
dengan melakukan pemeriksaan kembali data yang sudah dimasukkan
untuk memastikan tidak terdapat kesalahan saat input data. Pemeriksaan
betujuan agar data dapat diolah dan dianalisis dan tidak terjadi
kesalahan saat analisis data.
39
b. Analisis Bivariat
c. Analisis Multivariat
3. Pemodelan terakhir
Model regresi yang sudah dipilih perlu di cek reabilitasnya dengan cara
membagi (split) sampel ke dalam dua kelompok. Masing masing sampel
dibuat dengan model variabel yang sama, kemudian dilakukan
perbandingan apabila terjadi kesamaan atau hampir sama maka model
regresi reliabel. Jika model reliabel maka seluruh sampel dapat digunakan
untuk pembuatan model.
43
DAFTAR PUSTAKA
Ahn D.G, Shin HJ, Kim MH, Lee S, Kim HS. 2020. Current status of
Epidemiology, Diagnosis, Therapeutics, and Vaccines for Novel
Coronavirus Disease 2019 (COVID-19). Journal of Microbiology and
Biotechnology. 30 (3):314-324.
Al-Ashwal FY, Kubas M, Zawiah M, Bitar An. 2020. Healthcare Workers’
Knowledge, Preparedness, Counseling Practices, and Perceived Barriers
To Confront COVID-19: A Cross- Sectional Study From a war-torn
Country, Yemen. Journal of Plos One. 15 (12):1-16.
Alsoghair M, Almazyad M, Alburaykan T, Alsultan A. 2020 Lung Ultrasound
May Support Diagnosis and Monitoring Of COVID-19 Pneumonia.
Journal Of Medical and Biology. 46 (11) 8-17.
Baig M, Jameel T, Alzahrani SH, Mirza AA, Gazzaz ZJ. 2020. Predictors Of
Misconceptions, Knowledge, Attitudes, and Practices of COVID-19
Pandemic Among a Sampel of Saudi Population .. Journal of Plos One. 15
(12):1-13.
Daud A, Syam A, Arsin A, dan Hanafiah S.S. 2020. Penangan Coronavirus
(COVID-19) Ditinjau dari Prespektif Kesehatan Masyarakat. Yogyakarta:
Gosyen Publishing.
Dewi, E. 2020. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perilaku Masyarakat Dalam
Pencegahan Penularan Covid-19. Jurnal Keperawatan, 9(2), 21- 25.
Dobricic, S., Pisoni, E., Pozzoli, L., Dingenen, R. V., Lettieri, T., Wilson, J., &
Vignati, E. 2020. Do Environmental Factors Such As Weather Conditions
and Air Pollution Influence Covid-19 Outbreaks. Publication of JRC
European Commision; 1-41.
ECDC. 2020. Heating, Ventilation and Air-conditioning Systems in the Context
of Covid-19: First Update. 1-19.
Fahmi, Jauhar. 2021. Profil Pengetahuan Dan Sikap Mahasiswa Akfara Yannas
Husada Bangkalan Terhadap Covid-19. Indonesian Journal
Pharmaceutical and Herbal Medicine. 1(1):39–43.
Gunthe S.S, Swain B, Patra S.S, Amte A. 2020. On the global trends and spread
of the COVID-19 outbreak: preliminary assessment of the potential
44
Chen Y, Shen X.R, Wang X, Zheng X.S, Zhao K, Chen Q.J, Deng F,
Liu L.L, Yan B, Zhan F. X, Wang Y.Y, Xiao G.F, and Shi Z. L. 2020.
A pneumonia outbreak associated with a new coronavirus of probable
bat origin. Nature. Springer US, 579(7798), pp. 270-273. doi:
10.1038/s41586-020- 2012-7.