Disusun Oleh:
Adisty Ghina Pramock Ningsih 4202014117
Farhana Nurilma Fazya 4201914286
Kelas: 7D ASP
2
FORMAT 1: SURAT PENGADUAN
06 Januari 2015
Kepada
Yth. Direktur PT CLS
Dengan Hormat,
Sehubungan dengan permasalahan dalam Pencatatan Utang dan Modal PT CLS Tahun 2014, saya
mendapatkan informasi dari orang yang mungkin berasal dari pihak – pihak yang mungkin terlibat dalam
permasalahan tersebut. Adapun isi dari informasi tersebut terkait dengan terindikasinya fraud yang
dilakukan para tersangka dalam proses penyusunan Laporan Keuangan Tahunan PT CLS. Adapun
Informasi yang saya dengar tersebut terjadi pada :
Tempat : Café
Demikian surat ini saya sampaikan, saya berharap informasi yang saya sampaikan dapat bermanfaat.
Tertanda,
Pengadu
3
FORMAT 2: SURAT TUGAS
SURAT TUGAS
Nomor : 142/F.05/PTCLS.ST/I/2015
Merujuk kepada Surat Pengaduan tertanggal 06 Januari 2015, maka diperlukan evaluasi pada Laporan
Keuangan PT CLS.
Sehubungan dengan hal tersebut, bersama ini Kepala Satuan Pengawasan Intern menugaskan kepada tim
Auditor untuk melakukan Audit dengan Tujuan Tertentu pada Area Audit PT CLS.
Nama : Terlampir
Tugas : Terlampir
Waktu : 06 Januari s.d. 16 Maret 2015
Tempat : Kantor Cabang PT BCF
Kegiatan : Terlampir
Lain-lain : Biaya Kegiatan dibebankan pada Anggaran PT CLS
Demikian surat tugas ini dibuat untuk dapat dilaksanakan penuh tanggung jawab dan menyampaikan laporan
setelah pelaksanaan kegiatan selesai dilaksanakan.
Tembusan Yth:
1. Direktur (sebagai laporan)
2. Wakil Direktur
3. Kepala Bagian Keuangan/Finance
4
Lampiran Surat Tugas Kepala SPI Nomor : 142/F.05/PTCLS.ST/I/2015
a) Tim Pelaksana Kegiatan ATT Tahun 2015: Area Audit PT CLS
NO NAMA TUGAS
1 Farhana Nurilma Fazya Koordinator Area Audit/Ketua Tim Auditor
a) Memimpin pelaksanaan ATT pada area yang telah
ditentukan
b) Menyusun daftar pertanyaan dalam formulir check
list bersama Anggota Tim Auditor ATT;
c) Memastikan ketersediaan instrumen ATT sesuai
area yang ditugaskan;
d) Membuka dan menutup pelaksanaan ATT sesuai
area yang ditugaskan;
e) Memimpin proses pemeriksaan dokumen dan
wawancara dengan Auditee;
f) Membuat laporan pelaksanaan ATT sesuai area
yang ditugaskan bersama Anggota Tim Auditor
ATT;
g) Menyerahkan berkas audit dan laporan ATT kepada
Koordinator Auditor ATT.
5
b) Kegiatan
KEGIATAN KETERANGAN
06 – 20 Januari Pelaksanaan Audit Dokumen dan Penyusunan Daftar Pertanyaan (Checklist)
2015
21 Januari – 28 Pelaksanaan Audit Lapangan
Februari 2015
01 – 05 Maret Pengisian Kelengkapan Instrumen ATT
2015
06 – 10 Maret Penyusunan Usulan Tindak Lanjut
2015
11 – 13 Maret Konfirmasi Hasil Audit Lapangan
2015
14 – 16 Maret Penyusunan Laporan Hasil ATT
2015
Narahubung Adisty Ghina Pramock Ningsih (085845156199)
E-mail spi@cls.ac.id
Fasilitator Satuan Pengawasan Intern PT CLS
6
FORMAT 3: SURAT PEMBENTUKAN TIM AUDITOR DENGAN TUJUAN TERTENTU
Kepada Yth.;
Direktur PT CSL
di –
Jakarta
Dengan ini disampaikan bahwa dalam rangka pelaksanaan audit dengan tujuan tertentu terhadap
Pencatatan Utang dan Modal PT CLS Tahun 2014 berdasarkan Surat Tugas Nomor 142/F.05/PTCLS.ST/I/2015,
maka kami mohon agar dapat dibuatkan pembentukan tim auditor. Untuk keperluan pembentukan tim auditor
tersebut, bersama ini kami lampirkan Surat Tugas dan Form Pembentukan Tim Auditor.
Demikian surat permohonan kami sampaikan, atas perhatian dan kerjasamanya diucapkan terimakasih.
7
Formulir Permohonan Pembentukan Tim Auditor
Auditor (untuk 1 orang)
Data Perusahaan
Nama Perusahaan PT CLS
Alamat Cakung, Jakarta Timur
Kode Pos 13910
Telepon -
Fax -
Kontak Person 081347442481
8
Formulir Permohonan Pembuatan Akun
Auditor (untuk 1 orang)
Data Perusahaan
Nama Perusahaan PT CLS
Alamat Cakung, Jakarta Timur
Kode Pos 13910
Telepon -
Fax -
Kontak Person 081347442481
9
FORMAT 4: PROSEDUR AUDIT
BAB I
PENDAHULUAN
B. Tujuan Audit
Audit bertujuan untuk membuktikan materi pengaduan dan mengumpulkan bukti -bukti kuat
terjadinya pelanggaran/penyimpangan.
D. Metodologi Audit
Audit dilakukan melalui pengumpulan dan analisa dokumen terkait adanya dugaan
permasalahan dalam Pencatatan Utang dan Modal PT CLS Tahun 2014, permintaan keterangan melalui
wawancara, konfirmasi dan klarifikasi kepada PT CLS.
10
BAB II
INFORMASI UMUM
A. Materi Pengaduan
Adanya dugaan permasalahan dalam Pencatatan Utang dan Modal PT CLS Tahun 2014.
C. Identifikasi Masalah
Identifikasi masalah dari hasil telaah terhadap pengaduan masyarakat dikemukakan sebagai berikut:
1. Menyatakan bahwa terdapat permasalahan atau kasus kecurangan dalam pencatatan utang dan
modal PT CLS tahun 2014
11
BAB III
PENILAIAN RISIKO
Dalam pelaksanaan audit terdapat risiko yang mungkin akan dihadapi oleh tim audit. Risiko- risiko
tersebut yaitu sebagaimana pada tabel di bawah.
Daftar Risiko Audit dengan Tujuaan Tertentu atas Pencatatan Utang dan Modal PT CLS
Tahun 2014.
3. Perumusan hasil audit Simpulan hasil audit Lakukan gelar hasil audit
sulit ditentukan
12
BAB IV
RENCANA PELAKSANAAN AUDIT
A. Susunan Tim
Tim Audit terdiri dari ketua tim dan anggota tim dengan susunan sebagai berikut:
d. Dokumen Vouching
e. Rekap Pajak
13
D. Penyusunan Temuan dan Laporan Hasil Audit
Temuan disusun berdasarkan fakta-fakta audit yang ditemukan. Laporan hasil audit disusun
sesuai dengan format yang telah ditetapkan.
14
BAB V
PENUTUP
Demikian Program Kerja Audit dengan Tujuan Tertentu terhadap Pencatatan Utang dan Modal PT
CLS Tahun 2014 ini disusun sebagai acuan dalam pelaksanaan audit yang dimaksud.
Menyetujui ,
Ketua Tim Auditor
15
FORMAT 5: SURAT KETERANGAN DIREKTUR
SURAT KETERANGAN
Nama : KS
Sehubungan dengan audit untuk tujuan tertentu atas permasalahan Pencatatan Utang dan Modal PT
CLS Tahun 2014 secara bersamaan berlanjut oleh tim auditor sesuai Surat Tugas Kepala Satuan Pengawasan
Intern Nomor 142/F.05/PTCLS.ST/I/2015 tanggal 6 Januari 2015, dengan ini menerangkan sebagai berikut:
1. Melakukan wawancara atau keterangan yang sebenar-benarnya.
2. Memberikan bukti yang mendukung kegiatan audit.
Demikian keterangan ini dibuat dengan sebenarnya dalam keadaan sehat jasmani dan rohani, tanpa
ada unsur paksaan, tekanan, maupun ancaman dari pihak manapun. Saya bersedia dikenakan sanksi sesuai
dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku apabila keterangan yang saya sampaikan ini ternyata
tidak benar.
Materai Rp 10.000
KS
16
FORMAT 6: BERITA ACARA
Pada hari ini, Rabu, tanggal 21 bulan Januari tahun 2015, bertempat di Kantor Cabang PT BCF, Jakarta
Timur, sehubungan dengan Audit dengan Tujuan Tertentu oleh Satuan Pengawasan Intern PT CLS atas
permasalahan Pencatatan Utang dan Modal PT CLS Tahun 2014, kami Tim Audit dengan Tujuan Tertentu
Satuan Pengawasan Intern PT CLS sesuai dengan Surat Tugas Kepala Satuan Pengawasan Intern Nomor
142/F.05/PTCLS.ST/I/2015 tanggal 6 Januari 2015 yaitu:
Nama : KS
Yang bersangkutan dalam keadaan sehat jasmani dan rohani serta bersedia memberikan
keterangan/informasi/data dengan jujur, benar dan dapat dipertanggungjawabkan secara tertulis.
Permintaan keterangan sebagai berikut:
Jawaban : Iya, saya dapat memberi keterangan dengan berpikir secara terbuka.
17
4. Pertanyaan : Apakah Saudara bersedia memberikan keterangan/informasi/data
5. Pertanyaan : Apakah masih ada keterangan tambahan yang masih ingin Saudara
sampaikan sehubungan dengan permasalahan tersebut di atas?
Demikian keterangan ini dibuat dengan sebenarnya dalam keadaan sehat jasmani dan rohani, tanpa
ada unsur paksaan, tekanan, maupun ancaman dari pihak manapun.
Sebelum Berita Acara Permintaan Keterangan ini ditandatangani bersama, terlebih dahulu kami
bacakan secara seksama mengenai isinya, setiap halaman kami bubuhkan paraf dan untuk dapat dipergunakan
sebagaimana mestinya.
KS
Tim Audit
Ketua Tim
Farhana Nurilma Fazya
Anggota Tim
Adisty Ghina Pramock Ningsih
18
FORMAT 7: SURAT PERTANGGUNGJAWABAN
Tentang
PT CLS
1. Nama : LS
2. Nama : KS
Jabatan : Direktur
Menyatakan bahwa:
1. Saya bertanggung jawab atas penyusunan dan penyajian laporan keuangan PT CLS;
2. Laporan keuangan konsolidasian PT CLS telah disusun dan disajikan sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan di
lndonesia, dan;
a. Semua informasi dalam laporan keuangan PT CLS telah dimuat secara lengkap dan benar.
b. Laporan keuangan PT CLS tidak mengandung informasi atau fakta material yang tidak benar, dan tidak
menghilangkan informasi atau fakta material.
Materai Rp 10.000
LS KS
19
20
FORMAT 8: KERTAS KERJA AUDIT
Kegiatan/Program : Audit dengan Tujuan Tertentu atas Direviu oleh : Adisty Ghina Pramock Ningsih
Isi KKA :
1. Petugas yang melaksanakan audit adalah tim auditor yang sudah terlatih dan berpengalaman dengan bukti
sertifikat serta telah diberi surat tugas
2. Prosedur
a. Ketua tim audit telah menetapkan tim auditor
b. Ketua tim auditor telah meyusun jadwal audit
c. Ketua tim audit memberikan pengarahan sebelum audit dilaksanakan
d. Audit membuat cheklist audit pada formulir
e. Auditor melakukan rapat sebelum audit dilaksanakan
Sumber Data/Informasi :
21
LAPORAN HASIL AUDIT DENGAN TUJUAN TERTENTU
TA 2015
NOMOR : 004/SHA/ADTT-PTCLS/I/2015
22
Nomor : 004/SHA/ADTT-PTCLS/I/2015
Sifat : Rahasia/Terbatas
Hal : Laporan Hasil Audit dengan Tujuan Tertentu Atas Pencatatan Utang dan Modal
PT CLS Tahun 2014
Berdasarkan hasil audit dengan tujuan tertentu atas Pencatatan Utang dan Modal PT CLS Tahun 2014,
kami sampaikan hasil audit dengan urutan sebagai berikut:
23
DAFTAR ISI
24
BAB I
SIMPULAN DAN REKOMENDASI
A. Simpulan
Berdasarkan hasil Audit Dengan Tujuan Tertentu pada Pencatatan Utang dan Modal PT CLS
Tahun 2014 didapatkan bahwa:
Pengakuan dan pencatatan utang dan modal (laba ditahan) PT CLS telah sesuai dengan standar
akuntansi yang berlaku umum, dan penyajian utang dan modal pada laporan keuangan sesuai dengan
pencatatan pada general ledger maupun bukti-bukti transaksi terkait utang dan modal tersimpan dengan
teratur pada file bindex yang dimiliki PT CLS.
Going Concern PT CLS pada tahun berikutnya masih diragukan, karena defisit yang dimiliki PT
CLS sejak 3 (tiga) tahun silam cukup banyak. Walaupun masih diragukan kemampuan PT CLS untuk terus
beroperasi, tetapi PT BCF selaku pemegang saham mayoritas, akan menanggung apabila terjadi kerugian
terhadap PT CLS. PT CLS tidak mempunyai rencana strategis (renstra) secara khusus terkait pembangunan
dan pengembangan perusahaan kedepannya.
Rasio Debt to Equity yang dimiliki PT CLS sangat tinggi pada tahun 2014, untuk menarik para
investor agar berinvestasi kepada PT CLS mungkin akan sulit para investor menanamkan modalnya kepada
PT CLS. Pada saat ini PT CLS masih merupakan perusahaan tertutup dan dipegang penuh oleh PT BCF.
Tindakan manajemen apabila ingin menarik investor adalah melunasi utang bank yang dimiliki pada tahun
2014 dengan cara menjual sebagian tanah yang diklasifikasikan sebagai properti investasi kepada pihak
ketiga.
Tanggung jawab auditor dalam melakukan audit terhadap PT CLS adalah untuk menyatakan suatu
opini atas laporan keuangan tersebut berdasarkan audit KAP ACV&R. Auditor melaksanakan audit
berdasarkan Standar Audit yang ditetapkan oleh Institut Akuntan Publik Indonesia. Standar tersebut
mengharuskan kami untuk mematuhi ketentuan etika serta merencanakan dan melaksanakan audit untuk
memperoleh keyakinan memadai tentang apakah laporan keuangan tersebut bebas dari kesalahan penyajian
material.
PT CLS sudah memiliki sistem manajemen dan pengendalian internal yang baik, karena setiap
transaksi membutuhkan persetujuaan presiden direktur dan dilakukan pencatatan atas setiap transaksi yang
dilakukan bagian akuntansi perusahaan.
Prosedur audit yang dilakukan auditor terhadap utang dan modal PT CLS telah sesuai dengan
prosedur audit KAP ACV&R dan sesuai dengan standar audit yang berlaku umum. Auditor telah memastikan
akun utang dan modal telah tersajisecara wajar, karena nilai yang tersaji sesuai dengan yang dimiliki oleh PT
CLS.
25
B. Rekomendasi
Dari hasil Audit Dengan Tujuan Tertentu pada Pencatatan Utang dan Modal PT CLS Tahun 2014,
maka:
Keadaan keuangan PT CLS dapat dikatakan masih sangat tergantung pendanaan dari perolehan utang
dari pihak ketiga maupun pihak internal. Walaupun PT CLS selalu diberikan pendanaan dari pinjaman
pemegang saham sebaiknya PT CLS segera melunasi utang bank yang dimiliki karena utang bank PT CLS
telah jatuh tempo sejak bulan Januari.
Dari sistem pengendalian internal yang dimiliki PT CLS dengan tidak adanya flowchart, sebaiknya
PT CLS segera membuat prosedur pengendalian internal dan flowchart yang jelas dan terperinci untuk semua
proses transaksi PT CLS, supaya tidak terjadi fraud atas pencatatan transaksi dan segala transaksi diotorisasi
secara baik.
Hendaknya PT CLS ada penambahan tenaga kerja yang berkompeten untuk membantu manager
akuntansi dalam melakukan pencatatan dan pembukuan setiap transaksi yang dilakukan, sehingga jika tidak
terjadi kesalahan dalam proses pencatatan, pembukuan dan penyimpanan data akuntansi perusahaan.
26
BAB II
INFORMASI UMUM
A. Dasar Penugasan
Dasar hukum dalam penugasan Audit Dengan Tujuan Tertentu pada Pencatatan Utang
dan Modal PT CLS Tahun 2014 adalah sebagai berikut:
1. Surat Tugas Kepala Satuan Pengawasan Intern Nomor 142/F.05/PTCLS.ST/I/2015
tanggal 6 Januari 2015.
2. Peraturan Pemerintah RI Nomor 12 Tahun 1998 tanggal 17 Januari 1998 tentang
Perusahaan Perseroan, tercantum pada BAB III Satuan Pengawasan Intern : Pasal 28, Pasal
29, dan Pasal 30
3. Keputusan Ketua Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan Nomor Kep-496/
BL/ 2008 tanggal 28 November 2008 tentang Pedoman Penyusunan Piagam Unit Audit
Internal
B. Tujuan Audit
Tujuan Audit Dengan Tujuan Tertentu atas Pencatatan Utang dan Modal PT CLS
Tahun 2014 adalah adalah untuk melakukan pendalaman/investigasi atas dugaan/temuan
penyimpangan.
D. Metodologi Audit
Metodologi yang digunakan dalam audit dengan tujuan tertentu atas Pencatatan Utang
dan Modal PT CLS Tahun 2014 adalah sebagai berikut:
27
E. Standar Audit
Audit dengan tujuan tertentu pada Pencatatan Utang dan Modal PT CLS Tahun 2014
telah dilaksanakan sesuai dengan:
• Peraturan Pemerintah RI Nomor 12 Tahun 1998 tanggal 17 Januari 1998 tentang
Perusahaan Perseroan, tercantum pada BAB III Satuan Pengawasan Intern : Pasal 28, Pasal
29, dan Pasal 30
F. Waktu Pelaksanaan
Audit Dengan Tujuan Tertentu pada kegiatan Pencatatan Utang dan Modal PT CLS
Tahun 2014 dilaksanakan selama 70 (tujuh puluh) hari dengan rincian:
H. Kendala Audit
Kendala dalam pelaksanaan audit dengan tujuan tertentu pada Pencatatan Utang dan
Modal PT CLS Tahun 2014 adalah kendala pada kelengkapan berkas yang lama terselesaikan
sehingga menunda untuk menindaklanjuti proses pelaksanaan audit.
I. Batasan Audit
Batasan pada Audit Dengan Tujuan Tertentu pada Pencatatan Utang dan Modal PT
CLS Tahun 2014 adalah sebagai berikut:
1. Tanggung jawab auditor dalam melaksanakan audit terbatas pada simpulan pendapat
mengenai kebutuhan untuk pengambilan keputusan pemakai laporan keuangan apabila
pos tersebut mengindikasikan pembatasan hukum atau pembatasan lainnya terhadap
kemampuan entitas untuk membagikan atau menggunakan ekuitas berdasarkan bukti-
28
bukti yang cukup, relevan, dan kompeten yang diperoleh pada saat audit dilakukan.
2. Tanggung jawab kelengkapan bukti-bukti berada pada PT CLS selaku manajemen yang
diaudit.
J. PT CLS
1. Sejarah Perusahaan
PT CLS (“Perseroan”) didirikan di Indonesia berdasarkan akta Notaris Vathiah Selmi,
S.H. No. 3 tanggal 16 November 1996. Akta Pendirian tersebut telah disahkan oleh Menteri
Kehakiman Republik Indonesia dengan Surat Keputusan No. C2-11.263.HT.01.01.Th.96
tanggal 23 Desember 1996. Perubahan Anggaran Dasar terakhir dengan akta notaris Alang,
S.H., No. 13 tanggal28 September 2009 mengenai peningkatan modal dasar dan modal
ditempatkan dan disetor penuh. Perubahan tersebut telah disahkan oleh Menteri Hukum dan
Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dalam Surat Keputusan No.AHU- 52223.AH.01.02
tahun 2009 tanggal 28 Oktober 2009.
Sesuai dengan Pasal 3 Anggaran Dasar Perseroan, lingkup kegiatan Perseroan meliputi
perdagangan umum, pemborong, pengangkutan, perwakilan/peragenan, jasa pelayanan,
agrobisnis, pemukiman (real estate), pertambangan dan pengelolaan kawasan industri.
Perseroan berkedudukan di Jalan Raya Bekasi, Km. 24,5, Cakung, Jakarta Timur. Pada April
2014, Perseroan memulai kegiatan komersial berupa penyewaan bangunan pabrik dan
melanjutkan proses pengolahan tanah dan pembangunan infrastruktur.
Pada tanggal 7 Desember 2011 dalam surat persetujuan prinsip yang dikeluarkan oleh
Badan Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu, nomor 530/06223-
BPMPTSP/IUKI/XII/2011, Pemerintah kabupaten Purwakarta, Perseroan mendapat
perpanjangan ijin usaha kawasan industri dan ijin perluasankawasan industri, dan berlaku
selama Perseroan masih melaksanakanpengusahaan kawasan industri.
PT CLS merupakan salah satu perusahaan yang tergabung di dalam LIEM Group
dan merupakan entitas anak dari PT BCF. Adapun struktur LIEM Group dijelaskan pada
gambar.
29
Struktur LIEM Group
Sumber: Data Klien yang telah diolah Kembali
Pemegang saham mayoritas dan minoritas PT CLS berturut-turut dimiliki oleh PT.
BCF (99,5%) dan Ny. ND (0,5%). Persentase kepemilikan saham PT CLS digambarkan
pada gambar.
PT CLS memiliki struktur organisasi yang terdiri dari komisaris, presiden direktur,
dan direktur. Berikut rincian susunan komisaris dan direksi per 31 Desember 2014:
• Komisaris : ND
• Presiden Direktur : LS
• Direktur : KS
30
Struktur organisasi PT CLS digambarkan pada gambar berikut:
PT CLS diawasi oleh seorang komisaris, ND, yang merupakan pemegang saham
perusahaan. Komisaris adalah orang yang ditunjuk oleh anggota (pemegang saham dsb)
untuk melakukan suatu tugas, terutama menjadi anggota perusahaan perusahaan (Kamus
Besar Bahasa Indonesia). PT CLS dipimpin oleh seorang presiden direktur yang
mempunyai tugas memberikan arahan dan bimbingan agar perusahaan dapat beroperasi
dengan baik. Presiden direktur membawahi direktur yang berfungsi mengawasi kegiatan
operasional dan keuangan PT CLS. Dalam menjalankan fungsinya, direktur dibantu oleh
seorang manajer operasional dan manajer keuangan perusahaan.
31
e) Pangsa Pasar PT CLS
Dalam industri penjualan peralatan kantor dan pelat baja, PT CLS, belum memiliki
persentase pangsa pasar yang berpengaruh di dalam negeri maupun internasional, karena
PT CLS masih dalam tahap pengembangan. Perusahaan yang memiliki pangsa pasar
signifikan dalam industri peralatan kantor dan pelat baja PT KST (46,31%), PT CTT
(33,83%), dan PT BCF (3,75%) yang merupakan pemegang saham utama PT CLS.
Visi
Kami ingin menjadi produsen terkemuka dari hasil produk pelat baja dan sejenisnya
di Indonesia untuk local serta pasar global, serta menjadi kawasan industri yang besar di
Indonesia, demi kepuasan kualitas hidup.
Misi
Kami bertekad menjadi perusahaan terkemuka dalam menghasilkan produk-produk
dari pelat baja dan sejenisnya melalui perencanaan yang baik, meningkatkan kualitas dan
disain/model produk secara terus menerus, harga bersaing dan pelayanan yang cepat untuk
memenuhi kebutuhan pelanggan.
a) Analisis Keuangan
Analisis keuangan penting dilakukan untuk mengetahui kinerja perusahaan selama
tahun berjalan. Berikut adalah perhitungan analisis keuangan PT CLS yang terbagi
menjadi analisis vertikal, horizontal, dan rasio keuangan.
1. Analisis Vertikal
a. Analisis Vertikal Laporan Posisi Keuangan
Analisis vertikal merupakan analisis yang dilakukan terhadap satu periode
laporan keuangan saja. Analisis vertikal laporan posisi keuangan PT CLS,
bertujuan untuk melihat masing-masing akun aset dinyatakan sebagai persen dari
total aset. Akun kewajiban dan ekuitas dinyatakan sebagai persen dari total
kewajiban dan ekuitas. Perhitungan analisis vertikal dapat dilihat pada tabel 2.1 di
halaman 11 mengenai analisis vertikal laporan posisi keuangan.
Dari hasil analisis vertikal untuk laporan posisi keuangan PT CLS pada
akun aset menunjukan bahwa yang mengalami peningkatan di tahun 2014 adalah
aset tidak lancar yang terdiri dari properti investasi dan aset tetap (dari 99,25% di
tahun 2013 naik menjadi 99,29% di tahun 2014) sedangkan aset lancar yang
32
dimiliki PT CLS mengalami penurunan di tahun 2014. Selama tahun 2014, PT CLS
cenderung menambah nilai properti investasi dengan cara melakukan
pembangunan secara besar-besaran.
ASET LANCAR
Kas dan bank 572.572.617 324.775.251 247.797.366 0,71% 0,75%
DEFISIENSI MODAL
Modal saham 300.000.000 300.000.000 - 0,37% 0,70%
Defisit (7.122.726.645) (7.493.125.842) 370.399.197 -8,79% -17,40%
Utang milik PT CLS mengalami kenaikan yang signifikan, baik itu utang
jangka pendek dan utang jangka panjang. Persentase terbesar kenaikan utang
terjadi pada utang bank, yaitu sebesar 0% pada tahun 2013 menjadi 64,77% di
tahun 2014. Selama tahun 2014 PT CLS memperoleh defisit sebesar Rp
7.122.726.645 hal ini menyebabkan ekuitas PT CLS mengalami peningkatan,
yaitu sebesar 8,29% di tahun 2014 (di tahun 2013 sebesar -16,70%).
33
Analisis Vertikal 2014
Keterangan Catatan 2014 2013
2014 2013
Beban Usaha
Beban Penyusutan Aset Tetap 336.778.076 319.833.471 11,34% N/A
Beban Penyusutan Properti Investasi 1.258.012.355 14.985.225 42,36% N/A
Beban Gaji 268.492.563 149.163.000 9,04% N/A
Beban Pajak bumi dan bangunan 158.154.810 161.317.950 5,33% N/A
Beban Honorarium tenaga ahli 59.334.750 231.862.500 2,00% N/A
Beban Sumbangan dan perjamuan 52.350.000 16.500.000 1,76% N/A
Beban Administrasi dan perijinan 21.459.000 9.735.000 0,72% N/A
Beban Pajak karyawan 1.191.324 229.575 0,04% N/A
Beban Perjalanan 255.000 4.172.018 0,01% N/A
Denda pajak - 14.968.050 0,00% N/A
Beban Lain-lain – Neto 42.264.902 127.275.735 1,42% N/A
2. Analisis Horizontal
Analisa horizontal dilakukan untuk melihat selisih tiap akun laporan keuangan
dan laba rugi pada tahun berjalan dengan akun yang sama di periode sebelumnya
untuk menentukan apakah ada kenaikan atau penurunan. Kenaikan atau penurunan
tersebut dibagi dengan akun periode sebelumnya untuk mendapatkan persentase
kenaikan atau penurunan. Berikut ini tabel analisis horizontal dapat dilihat pada tabel
2.3 di halaman 12 mengenai analisis horizontal laporan posisi keuangan PT CLS :
34
a. Analisis horizontal laporan posisi keuangan
ASET LANCAR
Kas dan bank 572.572.617 324.775.251 247.797.366 176,30% 100,00% 76,30%
Total Liabilitas Jangka Pendek 55.920.413.894 3.314.028.944 52.606.384.950 1687,38% 100,00% 1587,38%
Total Liabilitas Jangka Panjang 31.956.587.345 46.944.587.345 (14.988.000.000) 68,07% 100,00% -31,93%
Total Liabilitas 87.877.001.238 50.258.616.288 37.618.384.950 174,85% 100,00% 74,85%
DEFISIENSI MODAL
Modal saham 300.000.000 300.000.000 - 100,00% 100,00% 0,00%
Defisit (7.122.726.645) (7.493.125.842) 370.399.197 95,06% 100,00% -4,94%
Defisiensi modal - Neto (6.822.726.645) (7.193.125.842) 370.399.197 94,85% 100,00% -5,15%
Dari hasil analisis horizontal untuk laporan posisi keuangan PT CLS pada
akun aset menunjukan bahwa seluruh total aset mengalami peningkatan yang
signifikan sebesar 88,21% atau sebesar Rp 37.988.784.147 di tahun 2014. Utang
milik PT CLS mengalami peningkatan selama tahun 2014, terutama utang jangka
pendek, yaitu sebesar 1587,38% atau sebesar Rp 52.606.384.950. Selama tahun
2014 PT CLS cenderung menambah utang dengan cara melakukan peminjaman
ke bank. Utang bank yang dilakukan oleh PT CLS bertujuan untuk membayar utang
pemegang saham yang dimiliki perusahaan. PT CLS memperoleh laba bersih
sebesar Rp 370.399.197 di tahun 2014. Hal ini menyebabkan defisit pada ekuitas
PT CLS mengalami penurunan sebesar 4,94%; persentase ini menunjukan bahwa
PT CLS telah menghasilkan laba dari tahun sebelumnya.
35
b. Analisis horizontal laporan laba rugi
Beban Usaha
Beban Penyusutan Aset Tetap 336.778.076 319.833.471 16.944.605 105,30% 100,00% 5,30%
Beban Penyusutan Properti Investasi 1.258.012.355 14.985.225 1.243.027.130 8395,02% 100,00% 8295,02%
Beban Gaji 268.492.563 149.163.000 119.329.563 180,00% 100,00% 80,00%
Beban Pajak bumi dan bangunan 158.154.810 161.317.950 (3.163.140) 98,04% 100,00% -1,96%
Beban Honorarium tenaga ahli 59.334.750 231.862.500 (172.527.750) 25,59% 100,00% -74,41%
Beban Sumbangan dan perjamuan 52.350.000 16.500.000 35.850.000 317,27% 100,00% 217,27%
Beban Administrasi dan perijinan 21.459.000 9.735.000 11.724.000 220,43% 100,00% 120,43%
Beban Pajak karyawan 1.191.324 229.575 961.749 518,93% 100,00% 418,93%
Beban Perjalanan 255.000 4.172.018 (3.917.018) 6,11% 100,00% -93,89%
Denda pajak - 14.968.050 (14.968.050) 0,00% 100,00% -100,00%
Beban Lain-lain – Neto 42.264.902 127.275.735 (85.010.834) 33,21% 100,00% -66,79%
Laba (Rugi) Neto Komprehensif 370.399.197 (1.046.377.116) 1.416.776.313 35,40% -100,00% 135,40%
Dari hasil analisis horizontal untuk laporan laba rugi PT CLS menunjukan
peningkatan yang signifikan pada pendapatan yaitu sebesar 100% di tahun 2014,
karena perusahaan baru beroperasi dan memberikan jasa sewa gudang terhadap
pemegang saham dimulai tahun 2014. Beban usaha yang ditanggung PT CLS juga
mengalami kenaikan yaitu sebesar Rp 1.148.250.255 atau sebesar 109,35% dari tahun
2013, meskipun PT CLS mengalami penurunan pada beban honorarium tenaga ahli
sebesar 74,41% dari tahun 2013. Laba bersih yang diperoleh PT CLS pada tahun 2014
sebesar Rp 370.399.197; hal ini menunjukan bahwa perusahaan dapat menghasilkan
keuntungan dari kegiatan operasinya dibandingkan dari tahun2013 yang mengalami
kerugian.
36
3. Rasio keuangan terkait Utang dan Modal
Perhitungan rasio keuangan ditujukan untuk mengetahui kondisi keuangan
klien serta melihat laporan dari pengguna laporan keuangan. Berikut disajikan
gambaran kondisi keuangan PT CLS tahun 2014 terkait dengan utang dan modal
sesuai dengan topik pada laporan magang ini yaitu Debt Ratio, Times Interest Earned,
dan Debt to Equity Ratio.
= 108,417% 116,70%
= 1,2302 -
= -1288,0% -698,703%
Debt Ratio adalah rasio yang digunakan untuk melihat apakah perusahaan
dapat menyelesaikan utang yang dimiliki dengan menggunakan total aset yang
dimiliki. Dari hasil perhitungan rasio dapat dilihat bahwa PT CLS mengalami
penurunan Debt Ratio dari tahun 2013 (116,7%) ke tahun 2014 (108,41%).Dengan
perhitungan rasio diatas PT CLS dapat membayar semua kewajibannya dengan total
aset yang dimiliki apabila kontrak kewajiban telah jatuh tempo.
Times Interest Earned adalah rasio yang digunakan untuk melihat
kesanggupan sebuah entitas membayar kewajiban jangka panjang perusahaan dari
segi laporan laba rugi usaha. Dari hasil analisa rasio Times Interest Earned diatas
bahwa PT CLS masih mampu melunaskan semua kewajiban yang dimiliki sesuai
dengan jatuh tempo. PT CLS mempunyai beban bunga pada tahun 2014 yang telah
dikapitalisasi menjadi properti investasi sebesar Rp 3.315.979.167.
Debt to Equity Ratio adalah rasio yang digunakan untuk melihat kemampuan
perusahaan untuk melunaskan kewajiban jangka panjang dengan menggunakan
ekuitas yang dimiliki oleh perusahaan. Dari hasil analisa diatas PT CLS sangat
diragukan untuk membayar kewajiban jangka panjangnya dikarenakan dari hasil
37
perhitungan laba rugi perusahaan, PT CLS masih mengalami kerugian walaupun
pada tahun 2014 PT CLS sudah menghasilkan laba.
38
BAB III
INFORMASI KHUSUS
Penulis ikut serta dalam program magang selama kurang lebih 4 (empat) bulan di KAP
ACV&R. Selama jangka waktu tersebut, penulis memiliki kesempatan untuk melakukan audit atas
laporan keuangan PT CLS untuk periode yang berakhir pada 31 Desember 2014.
Pada saat penulis melakukan magang di KAP ACV&R, penulis berperan sebagai Junior
Auditor yang melakukan audit atas beberapa area yang dimiliki oleh PT CLS bersama dengan junior
auditor, senior auditor, supervisor, danmanager in-charge.
Proses audit atas keseluruhan area PT CLS dilalukan selama 3 bulan, dimulai sejak tanggal
6 Januari 2015 – 16 Maret 2015. Dalam bab ini, penulis akan menjabarkan aktivitas dan temuan
audit yang selama proses audit.
Sebagai perusahaan yang bergerak pada bidang industri manufaktur dan dalam tahap
pengembangan pembangunan pabrik, PT CLS membutuhkan dana dari pihak internal (pemegang
saham) maupun dana dari pihak ketiga atau dana dari bank dalam proses pembangunan kawasan
industri yang telah direncanakan oleh manajemen PT CLS maupun manajemen pemegang
saham. Sehingga PT CLS mempunyai kewajiban yang diklasifikasikan sebagai kewajiban
jangka pendek dan kewajiban jangka panjang, serta memiliki modal yang diklasifikasikan
sebagai modal saham dan laba ditahan perusahaan. Berikut ini penjelasan lebih lanjut mengenai
klasifikasi mengenai kewajiban dan modal tersebut :
39
mengajukan kredit kepada PT Bank MB dengan jangka waktu 1 (satu) tahun untuk
biaya pembangunan infrastruktur pabrik di Purwakarta. PT CLS mengajukan kredit
dengan menjaminkan deposito perusahaanpemegang saham mayoritas, PT BCF.
• Biaya yang masih harus dibayar
Biaya yang masih harus dibayar PT CLS merupakan kewajiban yang timbul atas
pembayaran jasa profesional dalam melakukan audit terhadap PT CLS.
• Utang Pajak
Utang pajak merupakan kewajiban PT CLS atas PPh Pasal 23 sejak tahun 2013 yang
diperoleh dari adjustment auditor independen.
• Utang bunga
Utang bunga PT CLS merupakan kewajiban yang diperoleh perusahaan sejak tahun
1998 dari PT BCF atas pinjaman yang diberikan kepada PT CLS. Utang bunga telah
ditentukan sesuai dengan perhitungan yang dilakukan oleh PT BCF.
Kewajiban jangka panjang ini timbul karena PT BCF hanya memberikan modal
setoran awal, dijelaskan, tetapi dalam proses pengembangan pembangunan PT BCF
memberikan pinjaman kepada PT CLS. Berikut ini rincian penjelasan mengenai
pinjaman dari pemegang saham pada tahun 2012-2014.
40
Tabel 4.1. Pinjaman dari Pemegang Saham tahun 2012-2014
Pinjaman dari Pemegang Saham
Jumlah
Tahun
(Rp)
2012 23.562.967.245
2013 46.944.587.345
2014 31.881.587.345
Sumber : Data klien yang telah diolah kembali
Dari tabel pinjaman dari pemegang saham menunjukan pada tahun 2012ke tahun
2013 pinjaman PT CLS mengalami peningkatan, tetapi padatahun 2013 ke tahun
2014 pinjaman dari pemegang saham telah menurun karena PT CLS telah
membayar pinjaman dari pemegang saham. Berikut ini rincian pinjaman yang
dilakukan PT CLS pada tahun 2014 kepada pemegang saham.
41
4. Modal Perusahaan
Struktur modal perusahaan yang dimiliki PT CLS terdiri dari modal saham serta
laba ditahan yang diperoleh sejak tahun 2012 silam. Penjelasan struktur modal PT CLS
sebagai berikut :
• Modal Saham
Modal Saham merupakan setoran modal pertama yang diperoleh dari pemegang
saham pada saat perusahaan berdiri. Modal saham PT CLS pada tanggal 31
Desember 2014 senilai Rp 300.000.000. Pemegang modal saham mayoritas PT
CLS adalah PT BCF senilai Rp 298.500.000 dan Ny. ND sebagai pemegang saham
minoritas senilai Rp 1.500.000, seperti halaman 8 pada gambar 2.2 .
• Laba ditahan
Laba ditahan merupakan akumulasi laba/defisit yang diperoleh PT CLS semenjak
melakukan kegiatan operasional maupun pembangunan infrastruktur perusahaan.
Pada tahun 2014 PT CLS mendapatkan laba sebesar Rp370.399.197 (Audited),
tetapi laba ditahan perusahaan masih defisit karena pada tahun 2013 PT CLS masih
mendapatkan kerugiansebesar Rp4.995.417.228 (Audited) dari kegiatan usaha yang
dilakukan. Berikut perhitungan laba/defisit pada tahun 2014 (Unaudited) pada
tabel
4.3 di halaman 43 :
Tabel 4.3. Perhitungan Laba/Defisit tahun 2014
Perhitungan Laba/Defisit Tahun 2014
(Unaudited)
Pendapatan
Pendapatan - Beban + = Laba / Defisit
Lain-lain
Pada tabel 4.3 di atas dari hasil perhitungan awal sebelum diaudit oleh auditor, PT
CLS mengalami kerugian sebesar Rp1.652.870.970 karenabeban yang dimiliki PT
CLS sebesar Rp4.451.812.946 sedangkan pendapatan yang diperoleh dari sewa
gudang Purwakarta hanya sebesar Rp2.772.000.000.
42
1. Pencatatan jurnal terkait utang serta beban yang timbul akibat utang.
43
• Mencatat penerimaan pinjaman yang diterima dari PT BCF pada tanggal
September 2014.
Dr. Kas/Bank 4.950.000.000
Cr. Pinjaman Pemegang Saham 4.950.000.000
• Mencatat penerimaan pinjaman yang diterima dari PT BCF pada tanggal
Oktober 2014.
Dr. Kas/Bank 5.284.500.000
Cr. Pinjaman Pemegang Saham 5.284.500.000
2. Mencatat jurnal penutup terkait dengan pendapatan dan beban yang dilakukan PT
CLS untuk membukukan laba ditahan pada tanggal 31 Desember 2014
(unaudited).
• Mencatat jurnal penutup terkait dengan pendapatan dan beban pada tanggal 31
Desember 2014 (unaudited).
Dr. Pendapatan 2.772.000.000
Dr. Pendapatan Bunga 26.941.976
Dr. Ikhtisar Laba/Rugi 1.652.870.970
Cr. Beban Usaha 4.451.812.946
• Membukukan ikhtisar laba/rugi terhadap laba ditahan pada tanggal 31
Desember 2014 (unaudited).
44
Dr. Laba ditahan (R/E) 1.652.870.970
Cr. Ikhtisar Laba/Rugi 1.652.870.970
Tabel 4.4. Penyajian Utang dan Modal PT CLS 31 Desember 2014 (Unaudited)
PT CLS
Laporan Posisi Keuangan (Parsial)
31/12/2014
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
DEFISIENSI MODAL
Modal saham 300.000.000 300.000.000
Defisit (7.493.125.842) (6.446.748.726)
Retained Earning - 31 Des 2014 (1.652.870.970) (1.046.377.116)
Defisiensi modal - Neto (8.845.996.812) (7.193.125.842)
TOTAL LIABILITAS NETO
SETELAH DIKURANGI 79.031.004.426 43.065.490.446
DEFISIENSI MODAL
Pengujian pengendalian internal hanya dilakukan pada saat proses perolehan dan
pembayaran pinjaman dari pemegang saham, serta proses perolehan kredit bank pada tahun
2014. Penulis mendapatkan prosedur perolehan dan pembayaran pinjaman dari pemegang
45
saham, serta prosedur perolehan utangkredit bank setelah melakukan tanya jawab kepada
manager akuntansi PT CLS.Berdasarkan hasil tanya jawab penulis dengan manajer akuntansi
PT CLS berikut ini pengendalian internal yang dilakukan pada saat perolehan dan
pembayaran pinjaman dari pemegang saham, serta perolehan utang bank pada tahun 2014.
46
Gambar Flowchart Perolehan Pinjaman dari Pemegang Saham
Sumber : Laporan Keuangan PT CLS
pinjaman dana disimpan ke dalam file bindex. Bukti transfer di-copy dan
dikirimkan kepada bagian keuangan PT CLS.
- Bagian keuangan memberikan otorisasi paraf pada bukti transfer yang
dikirimkan oleh PT BCF, setelah itu bukti transfer yang telah diparaf
47
diberikan kepada bagian akuntansi.
- Bagian akuntansi menjurnal pinjaman dari pemegang saham pada ledger,
lalu mencetak daily cheques deposit control, dan menyimpan bukti transfer
serta daily cheques deposit control pada file bindex. Contoh dari Daily
Cheques Deposit Control dapat dilihat pada lampiran 5.
48
Sumber : Laporan Keuangan PT CLS
Berikut adalah narasi dari flowchart pada gambar 4.2 mengenai pembayaran
pinjaman dana dari pemegang saham :
- PT BCF mengirimkan surat (memo) komunikasi permohonan pembayaran
pinjaman kepada bagian finances PT CLS.
- Bagian finances membuka file dokumen pinjaman dari pemegang saham
yang telah jatuh tempo dan memberikan daily cheques deposit control serta
bukti transfer PT BCF kepada bagian akuntansi untuk diberikan payment
voucher supaya dilakukan proses pembayaran kepada pemegang saham.
- Bagian akuntansi memberikan payment voucher senilai pembayaran yang
dilakukan, payment voucher diberikan nomor voucher dan tanggal transaksi
lalu memberikan kembali dokumen kepada bagian finances. Nilai
pembayaran pinjaman dari pemegang saham dapat dilihat contoh Payment
Voucher pada lampiran 4 .
- Bagian finances mengeluarkan check pembayaran lalu memberikannya
kepada presiden direktur untuk dilakukan otorisasi
49
perolehan kredit bank dan pembayaran beban akibat kredit bank.
• Adanya surat (memo) komunikasi kepada pemegang saham perihal pengajuan
kredit bank dan permintaan deposito PT BCF sebagai agunan kredit bank.
• Adanya otorisasi presiden direktur dan pemegang saham, PT BCF, atas
pengajuan kredit ke PT bank MB.
Pengendalian internal pembayaran pinjaman dari pemegang saham dapat dilihat
dari flowchart pada halaman 48 gambar 4.3. Berikut adalah narasi dari flowchart
mengenai proses perolehan kredit agunan deposito bank MB :
- Proses perolehan kredit bank yang dilakukan PT CLS berawal dari bagian
finances membuat surat terkait pengajuan kredit bank kepada presiden
direktur.
50
deposito yang dijaminkan. Bagian finances memberikan dokumen
persyaratan kepada presiden direktur.
- Lalu presiden direktur memberikan otorosasi atas dokumen persyaratan dan
membuat surat pengajuan agunan deposito kepada PT BCF, dan
mengirimkannya kepada manager PT BCF.
- PT BCF menyimpan surat pada file, lalu memberikan deposito terkait
pinjaman yang diajukan PT CLS kepada bagian finances PT CLS.
- Bagian finances memberikan semua persyaratan kepada PT Bank MB, dan
menunggu persetujuan atas kredit yang dilakukan.
Hal pertama yang perlu dipahami seorang auditor saat melakukan audit adalah
memahami bisnis dan industri klien. Dengan memiliki pemahaman yang baik terkait bisnis
51
klien, auditor dapat menilai pengendalian internal hingga menilai risiko salah saji yang
mungkin timbul dalam penyajian laporan keuangan.
PT CLS sudah menjadi klien dari KAP ACV&R selama 3 (lima) tahun berturut-turut
sejak tahun 2012. Untuk itu, auditor sudah cukup mempunyai backup data-data yang memadai
seperti working paper, worksheet, financial statement, lalu auditor telah memahami dengan
baik industri bisnis dan cukup meminta laporan manajemen dari PT CLS untuk menilai
kinerja dan laporan- laporan penting lainnya seperti akta pendirian perusahaan, notulensi rapat,
dan kode etik serta undang-undang terkait industri bisnis.
Pada fase perencanaan ini, auditor juga menilai risiko yang mungkin ditimbulkan PT
CLS. Untuk itu, pada bagian ini, penulis sebagai tim auditor menggunakan penilaian atas risiko
bisnis klien dengan menghitung nilai salah saji yang dapat ditolerir (materialitas) dan
melakukan prosedur analitis awal yang bertujuan untuk mengidentifikasi adanya risiko salah
saji.
Selanjutnya seperti pada form materiality yang digunakan KAP ACV&R berdasarkan
ketentuan afiliasinya yaitu CHI, perhitungan menggunakan total nilai yang terbesar antara
total aset, total pendapatan, atau total beban. Dalam PT CLS, total aset yang digunakan dalam
perhitungan. Dapat dilihat dengan ilustrasi berikut pada tabel 4.5 di halaman 55 mengenai
pemilihan basis materialitas PT CLS.
52
Tabel 4.5. Pemilihan Basis Materialitas
Keterangan Saldo (Rp)
Total Aset 81.054.274.593
Total Pendapatan 2.970.000.000
Total Beban 2.198.292.779
Basis yang digunakan 81.054.274.593
Sumber : Data klien yang telah diolah kembali
Dapat dilihat dari tabel 4.5, basis yang digunakan untuk perhitungan materialitas
adalah total aset karena memiliki saldo yang terbesar. Berikut perhitungan atas materialitas
secara singkat berdasarkan audit risk (high):
Total Aset = 81.054.274.593
Perhitungan Materiality = 2,5% x 81.054.274.593
= 2.026.356.865
Angka materialitas PT CLS sebesar Rp2.026.356.865 digunakan jika terdapat saldo
akun sebesar atau melebihi angka tersebut, maka akun tersebut sudah dianggap material dan
harus diperhatikan dalam proses audit. Semakin rendah tingkat materialitas, semakin besar
jumlah bukti audit yang dibutuhkan. Jika terdapat salah saji diatas dari angka materialitas
tersebut, maka auditor harus melakukan tanya jawab dengan klien sehingga klien melakukan
koreksi atas salah saji tersebut.
Setelah mengetahui PM, auditor akan melakukan prosedur audit lebih mendalam
dengan acuan ini terhadap akun-akun yang diatas PM seperti akun utang dan modal yang
nilainya di atas PM, sehingga auditor melakukan prosedur audit secara mendalam. Seperti
Performance Materiality PT CLS sebesar Rp1.621.085.000, auditor harus menganalisa akun
yang saldo nya sebesar angka tersebut atau melebihi angka tersebut sehingga harus diadakan
prosedur audit lebih lanjut. Sehingga klien dapat memutuskan batas minimum total
53
pengambilan sampel yang harus diambil oleh auditor untuk melakukan test of control dan
substantive test of transaction dari klien.
Di samping PM, ada juga acuan nilai untuk selisih yang harus diadjust pada nilai di
atas DMT (De Minimis Threshold). Perhitungan DMT dapat dilihat sebagai berikut:
DMT = M x 33,3% x 10%
= 2.026.356.865 x 33,3% x 10%
= 67.545.200
Dengan angka DMT, maka selisih yang memiliki nilai di atas DMT auditor harus
melakukan adjustment atas selisih tersebut. Jadi untuk DMT PT CLS sebesar Rp67.545.200
jika terdapat misstatement yang ditemukan nilainya dibawah angka tersebut maka
penyesuaian tidak wajib dilakukan oleh PT CLS. Namun apabila total misstatement dari
transaksi suatu akun melebihi batas acceptable project materiality maka penyesuaian harus
dilakukan oleh perusahaan walaupun misstatement dari masing – masing transaksi berada
dibawah DMT. Contoh dari Form Materiality yang telah dijelaskan penulis diatas dapat
dilihat pada lampiran 1.
Prosedur audit yang dilakukan penulis untuk melakukan prosedur analitis awal
adalah meminta laporan keuangan tahun 2013 (audited) dan laporan keuangan tahun 2014
(unaudited). Pada prosedur analitis terkait akun utang dan modal, langkah pertama yang
dilakukan penulis adalah membandingkan rasio utang dan modal tahun 2014 dengan tahun
sebelumnya, 2013. Hal ini bertujuan untuk mengidentifikasi apakah nilai utang dan modal
di tahun 2014 mengalami kenaikan atau penurunan.
54
Tabel 4.6. Perbandingan Jumlah Utang dan Modal PT CLS
2014 2013 Kenaikan Persentase
No. Nama Akun
(Unaudited) (Audited) (Penurunan) (%)
1 Liabilitas Jangka Pendek 55.821.413.894 3.314.028.944 52.507.384.950 1584,40%
2 Liabilitas Jangka Panjang 31.956.587.345 46.944.587.345 (14.988.000.000) -31,93%
3 Modal Saham 300.000.000 300.000.000 - 0%
4 Retained Earning (Loss) (8.845.996.812) (7.193.125.842) (1.652.870.970) 22,98%
Dari hasil perhitungan rasio untuk utang dan modal diatas pada tahun 2014utang dan
modal, PT CLS mengalami kenaikan paling signifikan dari total utang jangka pendek Rp
52.606.384.950 atau sebesar 1587,38% dari tahun sebelumnya. Pada akun total utang jangka
panjang mengalami penurunan pada tahun 2014 Rp 14.988.000.000 atau sebesar 31,93%.
Perhitungan laba ditahan juga menunjukkan pada tahun 2014 PT CLS mengalami
penambahan defisit Rp 1.652.870.970 atau sebesar 22,98% dari tahun 2013. Jumlah yang
sangat signifikan ini menimbulkan asumsi awal dari penulis bahwa adanya perolehan utang
jangka pendek, pelunasanutang jangka panjang, dan penambahan beban yang besar pada
tahun 2014. Namun, asumsi awal yang diberikan penulis belum dapat diyakini
keberadaannya karena belum dikumpulkan bukti lain yang memadai.
Penulis sementara dapat meyakini bahwa tidak ditemukan adanya salah saji dalam
penyajian utang dan modal di laporan keuangan. Prosedur analitis awal mengacu pada Audit
Objective terkait utang dan modal yang dimiliki oleh KAP.
55
c. Penilaian (Valuation)
Utang dan Modal PT CLS dinilai sudah sesuai dengan prinsip akuntansi yang
berlaku umum (SAK), yaitu sejumlah nilai bersihnya. Valuasi menegaskan dengan nilai
apakah aset, kewajiban, dan ekuitas kepentingan telah dimasukkan dalam laporan keuangan
dengan jumlah yang tepat.
d. Keberadaan (Existence)
Tujuan audit ini untuk memastikan bahwa utang dan modal yang tercantum di
neraca benar-benar ada keberadaannya dan dimiliki oleh perusahaan. Memastikan bahwa
total saldo utang dan modal PT CLS benar-benar berasal dari pemegang saham, PT BCF,
maupun PT Bank MB yang memberikan kredit bank. Hal ini ditelusuri melalui bukti audit
berupa surat konfirmasi kepada PT BCF dan surat perjanjian dengan PT Bank MB yang
dimiliki PT CLS, sesuai denganjumlah yang diakui perusahaan pada laporan keuangan.
e. Hak dan Kewajiban (Right and Obligations)
Penegasan tujuan audit ini membahas apakah aset adalah hak entitas dan apakah
kewajiban merupakan kewajiban entitas pada tanggal tertentu. Misalnya,
manajemen menegaskan bahwa utang yang dimiliki oleh perusahaan sejak periode tertentu
atau bahwa jumlah beban bunga yang dikapitalisasi untuk utang bank di neraca merupakan
biaya hak entitas untuk properti investasi, sesuai dengan tujuan pengajuan kredit, atau
penambahan kewajiban utang bank sesuai kewajiban entitas.
f. Penyajian (Presentation)
Utang dan Modal PT CLS telah disajikan secara memadai dalam laporan keuangan,
termasuk dalam catatan atas laporan keuangan, sesuai dengankebijakan akuntansi yang
berlaku.
56
Tabel 4.7. Klasifikasi Working Paper
Classification of Working Paper
No Account Working Paper
1 Utang Other Payables
2 Utang Bank Borrowings
3 Modal Share Capital
Sumber : Kertas kerja KAP ACV&R
Pada akun utang dan modal yang akan diaudit, auditor mengklasifikasikan utang
perusahaan dalam kertas kerja (working paper) utang lain-lain (other payables), kecuali utang
bank dilakukan pengujian pada kertas kerja pinjaman (borrowing). Pada akun modal dilakukan
pengujian pada kertas kerja tersendiri yaitu kertas kerja share capital. Berikut penjelasan
mengenai prosedur audit yang dilakukan auditor pada setiap working paper KAP ACV&R
57
Adjustment yang dilakukan auditor ataupun PT CLS berjumlah 1adjustment, yaitu
adjustment untuk utang pajak perusahaan. Selanjutnya dibahas pada hasil audit utang dan
modal PT CLS pada halaman .
audit atas prosedur ini adalah Completeness, Valuation, Existence dan Rights. Tahapan
yang dilakukan penulis dalam mengirimkan konfirmasi utang lain-lain adalah sebagai
berikut:
• Membuat format surat konfirmasi utang dengan format standar yang digunakan
KAP ACV&R (lihat lampiran 3). Jenis konfirmasi yang digunakan adalah
konfirmasi positif dengan informasi yang akan dikonfirmasikan tertera dalam
formulir.
• Meminta persetujuan dan tanda tangan PT CLS atas konfirmasi utangbunga
pinjaman dan pinjaman darip pemegang saham yang telah dibuat oleh penulis.
Setelah itu surat konfirmasi tersebut di tandatangani oleh Finances Accounting
Manager.
• Sebelum mengirimkan konfirmasi yang telah disetujui dan ditandatangani
tersebut kepada PT BCF, penulis mengikuti standar dari KAP ACV&R untuk
memfotokopi konfirmasi. Lalu mengirimkan kepada pemegang saham, PT
BCF, dengan tujuan untuk meminta konfirmasi mengenai saldo utang yang
dimiliki PT CLS per tanggal 31 Desember 2014.
Pada saat melakukan konfirmasi utang bunga pinjaman dan pinjaman dari
pemegang saham, penulis tidak membutuhkan waktu yang lama untuk mendapatkan
konfirmasi dari PT BCF, dikarenakan kantor pusat PT BCF dan PT CLS berada dalam satu
gedung. Berikut ini merupakan tabel other payablescircularisation dari utang PT CLS.
58
Tabel 4.9. Other Payables Circularisation PT CLS
Balance Ci cularisatio
r n
at period Follow up Amount
Date Received Difference ref to
Payables end Date Sent for 1st confirmed Analysed to
request Remarks Timing
Rp No. Conf. Rp Rp differences Error Dispute recon.
AP
Utang bunga pinjaman 2.778.576.809 OTP/CLS/15/XII/01 18 Februari 2015 19 Februari 2015 2.778.576.809 -
Pinjaman dari Pihak Berelasi 31.881.587.345 OTP/CLS/15/XII/02 18 Februari 2015 19 Februari 2015 31.881.587.345 -
Dari tabel 4.10 diatas menjelaskan utang bank yang dicatat olehperusahaan selama
tahun 2014. Setelah membuat lead schedule auditor melaksanakan analytical review terkait
dengan utang bank perusahaan. Auditor menganalisa utang bank dengan menggunakan debt
59
to equity ratio (DER). Hasil dari analytical review atas utang bank adalah terjadi kenaikan
100% terhadapakun utang bank dikarenakan perusaahan baru melakukan kredit pada bulan
Januari 2014. Berikut ini merupakan perhitungan rasio dari Debt to Equity Ratio pada
gambar 4.1 di halaman 60.
=
-992,29%
Jumlah liabilitas dan ekuitas sesuai dengan laporan keuangan parsial yang terdapat
seperti pada tabel 4.4 di halaman 46. Dari hasil analisa DER perusahaan auditor menyatakan
bahwa perusahaan masih belum bisa membayar semua utang yang dimiliki dengan
menggunakan modal perusahaan saat ini, karena perusahaan juga masih mengalami defisit
akumulasi dari tahun sebelumnya.
Dari tabel 4.11 mengenai loan summary PT CLS dapat dijelaskan pokok pinjaman
60
kredit yang diajukan PT CLS sebesar Rp52.500.000.000 dengan bunga
6,75% p.a. dan jangka waktu 1 (satu) tahun. PT CLS wajib membayar bunga pinjaman bank
setiap bulannya pada tanggal 23. PT CLS memberikan agunan 4 deposito PT BCF kepada
PT Bank MB sebagai jaminan utang kredit bank. PT CLS harus membayarkan provisi
pinjaman kepada PT Bank MB sebesar 0,25% dari pokok pinjaman. Tujuan PT CLS dalam
melakukan kredit bank adalah untuk biaya working capital. Perjanjian kredit antara PT
Bank MB dengan PT CLS terjadi sejak 9 Januari 2014.
61
Interest Expenses = Principal x Interest Rate
12
Interest Expenses
=
(1 Year) 3.543.750.000
Dari hasil perhitungan auditor diatas, beban bunga pinjaman yang harus dibayarkan
oleh PT CLS setiap bulannya Rp 295.312.500. Tetapi PT CLS mempunyai rekap
pembayaran bunga yang dimiliki seperti tabel berikut ini
Dari hasil rekap bunga yang dilakukan oleh auditor terdapat selisih dengan
perhitungan beban bunga pinjaman bank PT CLS oleh auditor. Dari hasil dapat dilihat
bahwa pada bulan Januari PT CLS kurang melakukan pembayaran beban bunga kepada
bank, kekurangan pembayaran tersebut dilakukan pada bulan Februari oleh PT CLS. Pada
bulan Maret PT CLS melakukan pembayaran lebih kepada PT Bank MB untuk menutupi
kekurangan pembayaran pada bulan Februari. Jumlah selisih dari beban bunga PT CLS
dengan auditor bukan karena kekurangan catat pembayaran bunga. Pada akhir periode 31
Desember 2014 PT CLS tidak melakukan adjustment terhadap beban bunga pinjaman bank,
karena jumlah beban bunga hasil perhitungan auditor bukan jumlah beban bunga yang telah
dibayar melalui rekening PT CLS kepada PT Bank MB sesuai dengan surat tagihan yang
dikirimkan setiap bulannya. Contoh surat tagihan beban bunga dapat dilihat pada lampiran
62
6 apabila PT CLS tepat waktu membayar bunga dan lampiran 7 apabila PT CLS telat
membayar beban bunga bank. Tetapi adjustment mengenai beban bunga pinjaman bank
dilakukan adalah kapitalisasi beban bunga ke bangunan – properti investasi, adjustment
akan dibahas pada hasil audit utang dan modal.
Dari tabel 4.14 menjelaskan modal yang dimiliki PT CLS tidak mengalami
penambahan dari pemegang saham, karena segala pendanaan yang diperoleh oleh PT CLS
berasal penuh dari PT BCF. Adjustment yang terdapat pada tabel 4.14 dilakukan auditor
ataupun PT CLS berjumlah 4 adjustment. Adjustment terdapat
pada pendapatan dan beban yang mempengaruhi laba ditahan perusahaan tahun2014.
Selanjutnya adjustment dibahas pada hasil audit utang dan modal PT CLS.
63
Tabel 4.15 Presentation of Share Capital PT CLS
Number of share Percentage
Shareholder Amount
issued and fully of ownership %
Dari penjelasan tabel diatas dapat dilihat persentase kepemilikan saham para
pemegang saham atas modal PT CLS, seperti terdapat pada halaman 8 gambar 2.2. Harga
per lembar saham milik PT CLS adalah sebesar Rp1000. Setelah membuat tabel persentase
kepemilikan saham, auditor membuat tabelperubahan ekuitas dari tahun 2013 sampai tahun
2014. Berikut pada tabel 4.16 merupakan penjelasan tentang perubahan modal/ekuitas PT
CLS :
Saldo pe r 1
Janua ri 2013 300.000.000 - - - 300.000.000
Dividen kas - -
Penerap an P S A K
38 (Revisi 2013)
Pe mbent ukan
cadangan umu m -
Ju mlah lab a
ko mprehensi
t ahun 2013 (7. 493. 125. 842) (7. 493. 125. 842)
Saldo per 31
Dese mbe r 2013 300.000.000 - - (7.493.125.842) (7.193.125.842)
Dividen kas - -
Penerap an P S A K
38 (Revisi 2014)
Pe mbent ukan
cadangan umu m -
Ju mlah lab a
ko mprehensi
t ahun 2014 (1. 652. 870. 970) (1. 652. 870. 970)
Saldo per 31
Dese mbe r 2014 300.000.000 - - (9.145.996.812) (8.845.996.812)
64
ingin mencapai tujuan audit atas prosedur yang dilakukan, yaitu Completeness, Valuation,
Existence dan Rights. Berikut pada tabel 4.17 menjelaskan Share Capital Circularisation :
Pada tabel 4.17 menjelaskan bahwa surat konfirmasi yang dikirimkanauditor pada
tanggal 17 Februari 2015 dan diberikan kembali pada tanggal 20 Februari 2015 tidak
terdapat selisih atau dapat dikatakan pemegang saham, PT BCF dan Ny. ND, menyetujui
atas kepemilikan modal terhadap PT CLS.
65
Pada tabel 4.18 menjelaskan laba ditahan pada tahun 2012 dan 2013 yang telah
diaudit, serta laba ditahan 2014 sebelum diaudit. Dari jumlah laba ditahan pada tabel 4.18
dapat dilihat PT CLS mendapatkan kerugian yang signifikan, pada tahun 2012 dan 2013,
dibandingkan dengan tahun 2014. Pada tahun 2012 dan 2013 yang menyebabkan PT CLS
mendapatkan kerugian dikarenakan PT CLS belum mendapatkan pendapatan dari sewa
gudang Purwakarta seperti pada tahun 2014.
Setelah melakukan pengecekan jumlah laba ditahan pada tahun sebelumnya,
auditor menghitung laba ditahan sesuai pada tabel 4.19 perhitungan R/E Tahun 2014
(Unaudited) di halaman 70 :
Beban
Penyusutan aset tetap 336.778.076 336.778.076 -
Penyusutan properti investasi 1.258.012.355 43.012.355 1.215.000.000
Gaji 268.492.563 268.492.563 -
Pajak bumi dan bangunan 158.154.810 158.154.810 -
Honorarium tenaga ahli 59.334.750 59.334.750 -
Sumbangan dan perjamuan 52.350.000 52.350.000 -
Administrasi dan perijinan 21.459.000 6.750.000 14.709.000
Pajak karyawan 1.191.324 1.191.324 -
Perjalanan 255.000 255.000 -
Denda pajak - - -
Beban Provisi Pinjaman - 131.250.000 (131.250.000)
Beban Bunga Bank - 3.351.979.167 (3.351.979.167)
Lain-lain - neto 42.264.902 42.264.902 -
Total Beban 2.198.292.779 4.451.812.946 (2.253.520.167)
66
Sumber : Data klien yang telah diolah kembali
Dari tabel 4.20 diatas dapat dijelaskan bahwa beban PT CLS yang paling besar sebelum
dilakukan audit adalah beban bunga bank Rp3.351.979.167 yang membuat perusahaan
mengalami defisit. Tetapi setelah dilakukan audit bebanyang paling signifikan adalah beban
penyusutan – properti investasi yang dimiliki PT CLS sebesar Rp1.258.012.355. Penambahan
pendapatan sebesar Rp198.000.000 diperoleh karena auditor melakukan adjusment dengan
membukukan beban pajak tangguhan terhadap pendapatan, serta penambahan beban yang
signifikan diperoleh dari adjustment auditor membukukan beban penyusutan bangunan –
properti investasi sebesar Rp1.215.000.000. Pengurangan beban juga dilakukan oleh auditor
dengan melakukan kapitalisasi beban bunga bank ke akun bangunan – properti investasi sebesar
Rp3.351.979.167. Jurnaladjustment yang dilakukan oleh auditor akan dibahas pada subbab hasil
audit di halaman 73. Berikut pada tabel 4.21 merupakan tabel yang menjelaskan perhitungan
laba ditahan PT CLS setelah dilakukan audit.
Dari tabel 4.21 diatas menjelaskan perhitungan laba dtahan 2014 setelah diaudit.
Pendapatan perusahaan bertambah, beban perusahaan berkurang, pendapatan lain-lain
perusahaan berkurang, serta ada penambahan beban pajak tangguhan pada perhitungan laba
ditahan 2014 PT CLS.
BAB IV
URAIAN HASIL AUDIT
68
Perhitungan Pendapatan sewa dan PPh Ps. 4 Ayat 2
Periode 31 Desember 2014 PT CLS
Sehingga utang yang telah diaudit PT CLS akan disajikan pada subbab penyajian laporan
keuangan audited.
69
Client Adjusment Journal Entry (CAJE) :
Dr. Beban Pajak Kini 198.000.000
Cr. Pendapatan Sewa 198.000.000
Saldo nilai sebelum diaudit dapat dilihat pada tabel 4.20 di halaman 70
70
Client Adjusment Journal Entry (CAJE) :
Dr. Bangunan – Properti Investasi 3.351.979.167
Cr. Beban Bunga Pinjaman Bank 3.351.979.167*
*beban bunga yang dicatat oleh PT CLS di halaman 62
Dari hasil temuan audit di atas yang mempengaruhi akun laba ditahan jumlah yang telah
diaudit akan disajikan pada subbab penyajian laporan keuangan PT CLS tahun 2014.
71
3. Analisis Penulis
Setelah penulis melakukan proses audit atas utang dan modal. Penulis sebagai auditor yang
mempersiapkan kelengkapan data dan melakukan audit terhadap PT CLS, menganalisis bahwa going
concern atau kemampuan perusahaan dalam mempertahankan kelangsungan hidup perusahaan yang
dimiliki oleh PT CLS tidak diragukan karena PT CLS ditanggung penuh oleh pemegang saham, PT
BCF, atas segala pembiayaan atau kerugian yang mungkin dialami oleh PT CLS. Rencana strategis
(Renstra) PT CLS pada tahun kedepannya dapat dikatakan tidak ada, karena manajemen PT CLS
bergantung penuh kepada PT BCF.
Dari hasil analisa Debt to Equity Ratio PT CLS, menunjukan bahwa PT CLS belum mampu
melunasi utang yang dimiliki oleh perusahaan, tetapi PT CLS harus segera melunasi utang bank yang
dimiliki sejak tahun 2014 dengan cara melakukan penjualan sebagian tanah – properti investasi yang di
Purwakarta sesuai dengan perencanaan manajemen PT CLS agar beban perusahaan yang dimiliki oleh
PT CLS tidak terlalu banyak.
Analisis penulis dari pencatatan akuntansi atau teori akuntansi yang dilakukan oleh PT CLS
sudah dilakukan dengan baik, karena perusahaan telah melakukan pencatatan dan pembukuan dengan
teratur. PT CLS juga perlu menambah sumber tenaga kerja untuk membantu manager akuntansi dalam
melakukan pencatatan, menghindari terjadinya fraud dan mempersiapkan laporan keuangan PT CLS.
Analisis penulis mengenai pengendalian internal yang dimiliki oleh PT CLS, menilai bahwa
pengendalian internal PT CLS sudah baik, karena adanya pemisahan tugas yang jelas dan manajemen
yang baik, tetapi PT CLS harus segera membuat flowchart dalam semua proses transaksi perusahaan
agar apabila perusahaan telah beroperasi secara penuh, dalam hal melakukan penjualan dan pembelian,
PT CLS mempunyai prosedur yang jelas dan teratur.
1. PT CLS melunasi utang bank yang dimiliki karena telah jatuh tempo
2. Dibuatnya flowchart terkait prosedur pengendalian internal yang jelas dan terperinci untuk semua
proses transaksi di PT CLS
3. Penambahan tenaga kerja yang berkompeten untuk membantu manager akuntansi dalam melakukan
pencatatan dan pembukuan
72
DAFTAR PUSTAKA
Arens, Alvin A., Mark S. Beasley, Randal J. Elder, & Jusuf, Amir A. 2011. Audit and Assurance
Services: Indonesia Adaptation. United States of America: Prentice Hall.
Dunia, Firdaus Ahmad. 2013. Seri Departemen Akuntansi FEUI : Pengantar Akuntansi (Edisi 4).
Jakarta : Lembaga Penerbit FEUI.
Hall, James A. Accounting Information Systems, Sixth Edition. United States ofAmerica :
Cengage Learning., 2008.
Ikatan Akuntan Indonesia. Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan. Jakarta: Salemba Empat, 2012.
Kieso, Donald E., Jerry J. Weygandt, and Terry D. Warfield. Intermediate Accounting. IFRS
Edition. United States of America: John Willey & Sons Inc., 2011.
Kieso, Donald E., Jerry J. Weygandt, and Paul D. Kimmel. Financial Accounting.
IFRS Edition. United States of America: John Willey & Sons Inc., 2011.
Kieso, Donald E., Jerry J. Weygandt, and Terry D. Warfield. Intermediate Accounting. Fifteenth
Edition. United States of America: John Willey &Sons Inc., 2013.
Suhud, Andhika. Karya Akhir: Audit Atas Utang dan Modal PT CLS. 2015. Universitas Indonesia,
Depok.
LAMPIRAN
Lampiran 1 Penentuan Materialitas
74
Lampiran 1 Penentuan Materialitas (lanjutan)
Lampiran 2 Format Konfirmasi Utang
18 Februari 2015
PT BCF
Alamat : ...........
Dear Sir/Madam:
Our auditor, KAP ACV&R, are auditing our financial statements and wish to obtain direct
confirmation of amounts owed to us as of December 31, 2014. Compare the information below with
your records on that date and confirm that this information agrees with your records on that date or
note the details of any discrepancies in the space provided below. Then please sign this request and
return it directly to
KAP ACV&R
Registered Public Accountant
Member CHI
Up: KD Making
Cyber 2 Tower Unit F
Jl. H.R. Rasuna Said blok kav X-5 No. 13
Jakarta 12950 – Indonesia
Our records on December 31, 2014 showed Rp31.881.587.345 as others receivable to you. This is
not a request for payment and remittances should not be sent to KAP ACV&R.
Your prompt attention to this request before February 23, 2015 will be appreciated.
Sincerely,
PT CLS
XYZ
President Director
CONFIRMATION
Signed: Date:
Title: CLS-OP-14/001
Lampiran 3 Format Konfirmasi Modal
18 Februari 2015
PT BCF
Jl. Raya Bekasi Km. 24,5
Jakarta 13910 - Indonesia
This information will remain confidental in the files of auditor. If above information is in aggrement with
your record, please sign in the space provided below and if not correct please explain difference. Please
send your reply via mail and fax to :
KAP ACV&R
Registered Public Accountant
Attn: Mr. KD Making
Cyber Tower 2 Unit F
Jl. H.R. Rasuna Said Blok. X - 5
Jakarta 12950 – Indonesia
Due to the tight reporting deadline, it would be appreciated if you will send the reply not later than
February 20,2015
Sincerely,
PT CLS
XYZ
Director
Name
Position
Date
Lampiran 4 Payment Voucher Pinjaman dari PT BCF
Lampiran 5 Daily Cheques Deposit Control Penerimaan Pinjaman PT BCF
Lampiran 6 Surat Tagihan Pembayaran Bunga Tepat Waktu
Lampiran 7 Surat Tagihan Pembayaran Bunga Kena Denda