Anda di halaman 1dari 8

UTS PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK

Nama : Pio situmorang


Kelas : PSPF 23 E
NIM : 4233121055
Dosen Pengampu : Sri Mustika Aulia,S.Pd,M.Pd

1. Sebutkan dan silahkan jelaskan teori-teori perkembangan peseta didik!

JAWAB:
Terdapat beberapa teori perkembangan peserta didik yang telah dikemukakan oleh
berbagai ahli dalam bidang psikologi dan pendidikan. Berikut ini adalah beberapa
teori perkembangan peserta didik beserta penjelasannya:
1. Teori Piaget tentang Perkembangan Kognitif:
• Pengertian: Teori ini dikemukakan oleh Jean Piaget dan berfokus pada
perkembangan kognitif anak-anak. Menurut Piaget, anak-anak melalui empat
tahap perkembangan kognitif yang berbeda, yaitu tahap sensorimotor, tahap
praoperasional, tahap konkret operasional, dan tahap formal operasional.
• Penjelasan: Setiap tahap mencirikan cara anak mengembangkan pemahaman
mereka tentang dunia sekitarnya dan kemampuan berpikir abstrak. Teori ini
memandang anak sebagai konstruktor aktif pengetahuan mereka sendiri.
2. Teori Erikson tentang Perkembangan Psikososial:
• Pengertian: Teori ini dikemukakan oleh Erik Erikson dan berfokus pada aspek
psikososial perkembangan individu sepanjang hidup. Erikson mengidentifikasi
delapan tahap perkembangan psikososial yang harus dilewati oleh individu,
mulai dari masa bayi hingga usia tua.
• Penjelasan: Setiap tahap menggambarkan konflik yang harus diatasi individu.
Misalnya, konflik antara kepercayaan dan ketidakpercayaan diri pada tahap
bayi. Resolusi konflik ini berpengaruh pada perkembangan psikososial
individu.
3. Teori Vygotsky tentang Zona Proximal Perkembangan:
• Pengertian: Teori ini dikemukakan oleh Lev Vygotsky dan menekankan peran
penting interaksi sosial dalam perkembangan kognitif anak. Konsep utama
adalah zona proximal perkembangan, yang mengacu pada perbedaan antara
kemampuan individu bekerja sendiri dan kemampuan yang dapat dicapai
dengan bantuan seorang yang lebih berpengalaman.
• Penjelasan: Vygotsky berpendapat bahwa pembelajaran efektif terjadi ketika
peserta didik dibantu dalam zona proximal perkembangan mereka. Dalam
situasi ini, mereka dapat mengembangkan keterampilan dan pemahaman
mereka lebih lanjut.
4. Teori Bronfenbrenner tentang Ekologi Perkembangan:
• Pengertian: Teori ini dikemukakan oleh Urie Bronfenbrenner dan
mengemukakan bahwa perkembangan individu dipengaruhi oleh berbagai
lingkungan sosial yang berbeda, yang dibagi menjadi beberapa sistem, seperti
mikrosistem, mesosistem, eksosistem, dan makrosistem.
• Penjelasan: Teori ini menekankan pentingnya memahami pengaruh berbagai
lingkungan sosial pada perkembangan individu. Hal ini melibatkan peran
keluarga, sekolah, komunitas, dan budaya dalam perkembangan seseorang.
5. Teori Skinner tentang Pembelajaran Operan:
• Pengertian: Teori ini dikemukakan oleh B.F. Skinner dan berfokus pada
pembelajaran sebagai hasil dari konsekuensi perilaku. Skinner menggambarkan
penggunaan penguatan positif dan negatif untuk membentuk dan mengubah
perilaku peserta didik.
• Penjelasan: Teori ini berkaitan dengan pembelajaran praktis dan bagaimana
respons dan penguatan memengaruhi perkembangan perilaku peserta didik.
Pendidik dapat menggunakan prinsip-prinsip ini untuk mencapai tujuan
pembelajaran.

2. Silahkan jabarkan apa saja yang mempengaruhi perkembangan peserta didik, salahsatu
yang mempengaruhinya adalah hormon, jelaskan kenapa hormon mempengaruhi
perkembangan peserta didik, karena hormonal perempuan dan laki-laki berbeda,
Seperti table diatas pada penelitian studi komparatif persepsi bullying antara laki-laki
dan Perempuan di SMA Bekasi. Dari data yang didapat Perempuanlah yang lebih sering
melaksanakan pembullyan, silahkan jelaskan pendapat anda secara rinci!

JAWAB :
1. Faktor Biologis:
• Genetika: Warisan genetik dari orangtua memainkan peran dalam menentukan
potensi fisik dan kognitif anak.
• Kesehatan dan Gizi: Kondisi kesehatan fisik dan nutrisi yang baik sangat
penting untuk perkembangan otak dan tubuh peserta didik.
• Hormon: Hormon, seperti hormon pertumbuhan, hormon seks, dan hormon
stres, dapat memengaruhi perkembangan fisik dan perilaku.
2. Faktor Psikologis:
• Kognisi: Kemampuan kognitif, seperti pemecahan masalah, pengambilan
keputusan, dan kemampuan belajar, berperan penting dalam perkembangan
kognitif peserta didik.
• Emosi: Emosi, seperti kebahagiaan, rasa takut, kecemasan, dan depresi,
memengaruhi perilaku dan kesejahteraan psikologis peserta didik.
• Identitas dan Diri: Perkembangan identitas pribadi dan sosial memainkan peran
dalam pembentukan nilai-nilai dan sikap peserta didik.
3. Faktor Sosial:
• Interaksi Sosial: Interaksi dengan teman sebaya, keluarga, dan masyarakat
memengaruhi perkembangan sosial dan kemampuan berkomunikasi peserta
didik.
• Keluarga: Lingkungan keluarga, nilai-nilai, norma, dan pengasuhan memainkan
peran penting dalam perkembangan moral dan etika.
• Budaya: Nilai, norma, dan praktik budaya memengaruhi pandangan dunia dan
nilai-nilai peserta didik.
4. Faktor Lingkungan:
• Lingkungan Sekolah: Kualitas sekolah, guru, kurikulum, dan fasilitas
berkontribusi pada perkembangan intelektual peserta didik.
• Lingkungan Fisik: Kondisi fisik tempat tinggal dan lingkungan sekitar,
termasuk akses terhadap ruang terbuka dan alam, dapat memengaruhi
perkembangan fisik dan psikologis.
• Media dan Teknologi: Paparan peserta didik terhadap media dan teknologi,
seperti internet dan televisi, memengaruhi perkembangan budaya, sosial, dan
kognitif mereka.
5. Faktor Individual:
• Perkembangan Intelektual: Kecerdasan, minat, dan bakat individu
memengaruhi cara mereka belajar dan berpartisipasi dalam aktivitas
pendidikan.
• Perkembangan Fisik: Tahap perkembangan fisik, seperti pertumbuhan tubuh,
kemampuan motorik, dan kesehatan umum, memengaruhi kesejahteraan dan
partisipasi peserta didik dalam kegiatan fisik.
6. Faktor Kepribadian: Kepribadian, seperti tingkat extroversion, kestabilan emosi, dan
kepribadian tipe A atau tipe B, dapat memengaruhi cara peserta didik berinteraksi dan
belajar.

PENJELASAN MENGAPA PEREMPUAN CENDERUNG LEBIH SERING


MELAKUKAN BULLY

Beberapa faktor hormon yang menyebabkan perempuan lebih sering melakukan bully

1. Perubahan Hormonal Selama Pubertas: Selama masa pubertas, baik laki-laki maupun
perempuan mengalami perubahan hormonal yang signifikan. Pada perempuan, hormon
estrogen meningkat secara signifikan, sementara pada laki-laki, hormon testosteron
meningkat. Perubahan hormonal ini dapat memengaruhi emosi dan perilaku.
2. Emosi dan Perubahan Hormonal: Estrogen dikenal memiliki efek pada suasana hati dan
emosi. Perubahan kadar estrogen dalam siklus menstruasi perempuan dapat
memengaruhi suasana hati dan emosi mereka. Ini dapat mempengaruhi cara perempuan
merespons tekanan dan konflik di lingkungan sekolah.
3. Perilaku Sosial dan Interaksi: Perempuan sering lebih cenderung untuk menggunakan
bentuk bullying relasional atau sosial, yang melibatkan perilaku yang merusak
hubungan sosial, seperti menyebarkan gosip atau mengisolasi seseorang. Hormon yang
memengaruhi emosi dan interaksi sosial dapat memengaruhi cara perempuan terlibat
dalam tindakan bullying.
4. Dukungan Sosial: Perempuan cenderung memiliki jaringan sosial yang lebih kuat dan
mendalam dibandingkan dengan laki-laki. Namun, ini juga bisa memicu tindakan bully
dalam bentuk eksklusi sosial atau gossip yang bertujuan mengisolasi seseorang dari
kelompok.
5. Perubahan Dalam Persepsi dan Sensitivitas: Perempuan sering lebih sensitif terhadap
interaksi sosial dan konflik interpersonal. Perubahan hormonal dapat mempengaruhi
persepsi mereka terhadap situasi sosial dan konflik, yang mungkin mengarah pada
perilaku bullying.

Studi Komparatif Persepsi Bullying di SMA Bekasi:


Dalam studi komparatif tentang persepsi bullying antara laki-laki dan perempuan di
SMA Bekasi, data menunjukkan bahwa perempuan lebih sering melakukan
pembullyan. Pendapat saya tentang temuan ini adalah sebagai berikut:
1. Faktor Sosial dan Psikologis: Hasil studi tersebut mungkin mencerminkan perbedaan
dalam interaksi sosial dan persepsi bullying antara laki-laki dan perempuan. Perempuan
mungkin memiliki gaya komunikasi dan interaksi yang berbeda yang memengaruhi
bagaimana mereka terlibat dalam pembullyan. Ini mungkin berkaitan dengan perbedaan
hormon yang dapat memengaruhi emosi dan perilaku.
2. Perlu Tindakan Preventif dan Pendidikan: Temuan ini menunjukkan bahwa perlu
tindakan preventif dan pendidikan yang lebih baik terkait bullying di lingkungan
sekolah. Program anti-bullying harus mempertimbangkan perbedaan gender dan
memahami bagaimana perempuan dan laki-laki mungkin melibatkan diri dalam
perilaku bullying dengan cara yang berbeda.
3. Peran Hormon dalam Perkembangan: Hasil studi ini juga menekankan pentingnya
pemahaman tentang peran hormon dalam perkembangan peserta didik. Hormon dapat
memengaruhi perilaku dan emosi.

3.Pada perkembangan fisik individu dapat diketahui ideal seorang manusia untuk bertumbuh
secara baik dan sesuai usia, namun tentu ada perkembangan fisik yang tidak sesuai pada proses
perkembangannya, Dari foto disebelah kiri dan kanan pada table silahkan jelaskan apakah
perkembangan fisik secara individu sudah baik? Apakah sudah sesuai dengan teori dan ciri-ciri
perkembangan fisik inidividu dan apakah keduanya akan mendapatkan perlakuan yang berbeda
dari seorang guru ?

JAWAB :
Menurut saya perkembangan fisik foto pertama dan foto kedua sudah sesuai dengan
perkembangan fisik individu Yaitu dapat dilihat pada remaja laki-laki mengalami
pertumbuhan fisik yaitu bertumbuhnya kumis dan munculnya jakun yang merupakan
ciri ciri pertumbuhan fisik pada anak-anak laki-laki dan pada remaja perempuan juga
mengalami perkembangan fisik yaitu bentuk dari payudara yang mulai berkembang.
Dan untuk perlakuan guru kepada keduanya menurut saya berbeda karena seorang
guru sebagai pendidik harus memperhatikan peserta didik nya dengan baik seorang
guru harus bisa memahami peserta didiknya karena peserta didik memiliki kelebihan
dan kekurangannya masing-masing.

4. Pada drama korea Moving (hope you’ve watched ), orang tua yang mempunyai gen
istimewa, tentu akan melahirkan anak dengan gen yang sama, namun pada realitanya si
anak tidak lebih hebat ataupun sama dengan orang tua, karena anak yang mempunyai
kemampuan fisik yang sama tapi tidak pernah dilatih oleh orangtua, sehingga seakan-
akan mereka menyiayiakan kemampuan yang sudah mereka bawa dari lahir. Dari cerita
tersebut juga sering kita jumpai di lingkungan kita, anak lahir dengan bakat istimewa
namun tidak pernah diarahkan sesuai kemapuannya, berikan tanggapanmu!

JAWAB :
Tanggaban saya mengenai hal ini adalah orang tua sering kali tidak memperhatikan bagaimana
perkembangan dari anaknya mereka cenderung hanya mengandal Pendidikan formal,orang tua
beranggaban bahwa untuk mengembangkan potensi anak itu adalah tanggung jawab dari
seorang guru saja sehingga orang tua cenderung cuek terhadap apa saja bakat dari anaknya .
Tanpa mereka sadari bahwasanya yang menjadi pendidik yang utama seorang anak adalah
orang tua anak itu sendiri.Orang tua memiliki peranan yang sangat penting dalam
perkembangan kemampuan seorang anak.

Solusi untuk masalah ini adalah

1. Genetika vs. Pengembangan Bakat: Genetika memainkan peran penting dalam


menentukan potensi individu, termasuk bakat dan kemampuan tertentu. Namun, bakat
alamiah ini perlu diberdayakan dan dikembangkan melalui latihan dan pengalaman.
Hanya memiliki gen istimewa tidak cukup untuk mencapai kehebatan dalam suatu
bidang. Oleh karena itu, penting bagi orang tua dan individu itu sendiri untuk
mendukung pengembangan bakat yang dimiliki.
2. Pengarahan dan Dukungan Orang Tua: Orang tua memainkan peran kunci dalam
mengarahkan dan mendukung pengembangan bakat anak-anak mereka. Mereka harus
mengenali bakat anak, memberikan pelatihan atau pendidikan yang sesuai, dan
memberikan dukungan emosional. Tanpa dukungan ini, bakat alamiah mungkin tidak
akan berkembang secara optimal.
3. Pilihan Anak: Selain dukungan orang tua, penting juga untuk memberikan kebebasan
pada anak untuk memilih bidang atau kegiatan yang mereka minati. Terkadang,
meskipun memiliki bakat dalam suatu bidang, anak mungkin memiliki minat yang
berbeda. Mendorong anak untuk mengejar apa yang mereka sukai dan merasa
bersemangat adalah penting.
4. Pendidikan Formal dan Pelatihan: Bagi anak dengan bakat istimewa, pendidikan formal
dan pelatihan khusus bisa sangat bermanfaat. Institusi pendidikan yang sesuai atau guru
yang ahli dalam bidang tertentu dapat membantu dalam mengembangkan bakat
tersebut.
5. Persepsi Terhadap Keberhasilan: Penting untuk mendefinisikan keberhasilan tidak
hanya berdasarkan pada prestasi tertinggi, tetapi juga pada proses pengembangan diri.
Menerima bahwa setiap individu unik dan mungkin memiliki tujuan yang berbeda
dalam pengembangan bakat mereka adalah penting.

Dalam situasi di mana anak memiliki bakat istimewa, namun tidak pernah diarahkan atau
dilatih sesuai dengan potensi mereka, potensi tersebut mungkin tidak akan terwujud
sepenuhnya. Oleh karena itu, penting bagi orang tua dan individu itu sendiri untuk mengenali
dan mendukung bakat-bakat yang dimiliki, baik melalui pendidikan formal maupun pelatihan
ekstrakurikuler. Dengan pengarahan dan dukungan yang tepat, bakat alamiah dapat
berkembang menjadi prestasi yang signifikan.

5. Apakah anda seorang yang intelek? Jika iya, silahkan jabarkan ciri-ciri yang anda miliki
berdasarkan teori!

JAWAB :
Ya, saya dapat memecahkan masalah saya sendiri,dan berfikir logis. Kemampuan ini
memungkinkan saya untuk menganalisis situasi dengan rasional, mengidentifikasi solusi yang
potensial, dan mengambil langkah-langkah yang terukur untuk menyelesaikan masalah dengan
efektif. Pemecahan masalah dan pemikiran logis adalah keterampilan berharga dalam
kehidupan sehari-hari dan dalam berbagai konteks, seperti pekerjaan, pendidikan, dan interaksi
sosial.

6. Sudahkah kalian menonton kasus viral ini? Pelaku terlihat menangis, namun juga tertawa
pada
kejadian yang kita tau itu adalah tindak criminal. Padahal kita tau dari factor-faktor yang
mempengaruhi emosi menurut Hurlock ada dua yaitu factor kematangan dan factor belajar,
silahkan jelaskan kedua factor ini berdasarkan Analisa anda terhadap kasus diatas.

JAWAB :
Dalam konteks kasus tersebut, kita bisa mencoba untuk menganalisis kedua faktor yang
memengaruhi emosi berdasarkan teori yang diusulkan oleh psikolog Rita L. Atkinson dan John
W. Santrock, bukan Hurlock, yakni faktor kematangan dan faktor belajar.
1. Faktor Kematangan: Faktor kematangan mencakup perkembangan biologis dan fisik
individu yang memengaruhi emosi mereka. Pada umumnya, dengan pertumbuhan dan
perkembangan, individu mengalami perubahan emosi dan kemampuan untuk
mengendalikan emosi mereka.
• Perkembangan Otak: Faktor kematangan mencakup perkembangan otak, yang
berperan penting dalam pengendalian emosi. Otak yang belum sepenuhnya
matang dapat membuat seseorang cenderung kurang mampu mengendalikan
emosi dan perilaku impulsif.
• Pubertas: Pada masa pubertas, perubahan hormon dapat memengaruhi suasana
hati dan emosi. Hal ini dapat menciptakan fluktuasi emosi yang signifikan dan
mungkin membuat individu lebih cenderung merasa terganggu oleh emosi
mereka.
Dalam kasus ini, tindakan yang terlihat sebagai ekspresi emosi (menangis dan tertawa)
mungkin mencerminkan kurangnya kematangan emosi dari pelaku. Hal ini bisa terjadi karena
perkembangan otak yang belum selesai, terutama jika mereka adalah remaja atau dewasa muda.
Namun, penting untuk diingat bahwa ini tidak membenarkan tindakan kriminal yang
dilakukan.
2. Faktor Belajar: Faktor belajar mencakup bagaimana individu belajar untuk menghadapi
dan merespons emosi mereka melalui interaksi sosial, lingkungan, dan pengalaman
pribadi.
• Pendidikan Moral dan Nilai: Faktor belajar mencakup pengaruh pendidikan
moral dan nilai-nilai yang diterima selama masa pembelajaran. Seseorang yang
tumbuh dalam lingkungan yang mempromosikan nilai-nilai seperti empati, rasa
hormat terhadap orang lain, dan penyelesaian konflik yang damai mungkin
lebih cenderung memiliki respons emosi yang lebih sehat dan tidak cenderung
melakukan kekerasan.
• Pengalaman Kehidupan: Pengalaman hidup individu, seperti konflik, stres, atau
eksposur terhadap tindakan kekerasan, juga memainkan peran dalam
pengembangan respons emosi. Pengalaman-pengalaman ini dapat membentuk
cara individu merespons dan mengelola emosi mereka.
Dalam kasus tersebut, faktor belajar mungkin juga memengaruhi respons emosi pelaku. Jika
mereka tumbuh dalam lingkungan di mana mereka tidak diajar untuk mengelola emosi mereka
dengan baik atau mungkin terpapar pada perilaku negatif, maka hal ini dapat mempengaruhi
cara mereka merespons kejadian tragis tersebut.

7. . https://youtu.be/dong69KAwjU silahkan saksikan film yang sangat luar biasa ini


Laporkan analis:
a. Pertumbuhan fisik individu
b. Perkembangan intelegensi individu
c. Perkembangan emosi individu
d. Perkembangan bahasa individu
e. Peran guru menyelesaikan masalah anak?
f. Peranan orangtua dalam perkembangan emosi dan mental anak

JAWAB :
dalam film taare zameen par 2007 analisa: a. bagaimana Pertumbuhan fisik individu b.
bagaimana Perkembangan intelegensi individu c. bagaimana Perkembangan emosi individu
d.bagaimana Perkembangan bahasa individu e. bagaimana Peran guru menyelesaikan masalah
anak? f. bagaimana Peranan orangtua dalam perkembangan emosi dan mental anak.

a. Pertumbuhan Fisik Individu: Film ini tidak fokus pada pertumbuhan fisik individu secara
khusus. Namun, film menggambarkan Ishaan sebagai seorang anak yang aktif dan energik,
yang mencerminkan pertumbuhan fisik yang normal pada usianya.
b. Perkembangan Intelegensi Individu: Film ini menggambarkan bagaimana Ishaan memiliki
bakat seni yang luar biasa, tetapi dia kesulitan dalam aspek akademis. Ishaan mengalami
kesulitan dalam membaca dan menulis. Ini mencerminkan perbedaan dalam perkembangan
kognitif antara berbagai aspek intelegensi.
c. Perkembangan Emosi Individu: Perkembangan emosi Ishaan adalah salah satu fokus utama
film. Ishaan awalnya mengalami frustrasi, rasa takut, dan rendah diri karena kesulitan
akademiknya. Namun, melalui dukungan dan pemahaman guru (Ramu Nikumbh) serta
orangtuanya, perkembangan emosional Ishaan berangsur-angsur membaik. Film ini
menunjukkan pentingnya pengakuan dan pengelolaan emosi individu.
d. Perkembangan Bahasa Individu: Film ini menggambarkan bagaimana Ishaan mengalami
kesulitan dalam membaca dan menulis, yang berkaitan dengan perkembangan bahasa dan
komunikasinya. Gangguan belajarnya memengaruhi perkembangan bahasa tertulis.
e. Peran Guru Menyelesaikan Masalah Anak: Guru dalam film ini, Ram Shankar Nikumbh
(diperankan oleh Aamir Khan), memainkan peran kunci dalam menyelesaikan masalah Ishaan.
Guru ini mendekati Ishaan dengan pemahaman dan mencari metode pembelajaran yang sesuai
dengan gaya belajar Ishaan. Peran guru adalah mendukung, penuh empati, dan berorientasi
pada keberhasilan anak, yang membantu mengatasi masalah belajar Ishaan.
f. Peran Orangtua dalam Perkembangan Emosi dan Mental Anak: Orangtua Ishaan awalnya
tidak memahami permasalahan anak mereka. Mereka memiliki harapan yang tinggi terhadap
Ishaan dan mengekspresikan ketidakpuasan ketika dia tidak dapat memenuhi harapan tersebut.
Namun, seiring berjalannya cerita, orangtua mulai menyadari pentingnya mendukung
perkembangan emosi dan mental Ishaan. Peran orangtua dalam mendukung perkembangan
anaknya, terutama dari segi emosi, adalah sangat penting. Mereka harus memberikan
dukungan, cinta, dan pemahaman yang diperlukan.
Film "Taare Zameen Par" mengangkat isu-isu yang relevan terkait perkembangan anak-anak,
pendidikan inklusif, dan peran guru dan orangtua dalam membantu anak-anak mengatasi
kesulitan akademik dan emosional. Film ini memberikan pesan penting tentang pentingnya
pengenalan dan pemahaman terhadap kebutuhan khusus anak-anak dalam perkembangan
mereka.

Anda mungkin juga menyukai